• Tidak ada hasil yang ditemukan

109213662 MATERI KETEAMPILAN BERPIKIR KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "109213662 MATERI KETEAMPILAN BERPIKIR KRITIS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

“BERPIKIR KRITIS”

BY : KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS TADULAKO

2012

WAHYUNIWAHYUNI

MOH. AFAF MOH. AFAF

RISMA G. HUTABARATRISMA G. HUTABARAT

DWI WIBOW ODWI WIBOWO

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan cara berpikir manusia, sehingga diperlukan berbagai keterampilan berpikir yang menurut UNESCO terdiri dari learning to know (belajar untuk tahu dasar-dasar dari suatu ilmu pengetahuan), learning to do (belajar untuk bertindak sesuai dengan apa yang telah diketahui), learning to live together (belajar untuk hidup bersama- hal ini berkaitan dengan pelaksanaan tugas atau proyek tim sesuai dengan apa yang telah diketahui), dan learning to be (belajar untuk menjadi sesuatu dengan mengembangkan kemampuan pribadi ). Meskipun keempatnya didefinisikan secara terpisah, tetapi keempatnya membentuk suatu keseluruhan yang utuh dan idealnya berada didalam ilmu pengetahuan dan kurikulum secara keseluruhan (Scatolini, 2010).

(3)

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembaharuan dalam bidang pendidikan sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, adalah orientasi pendidikan ke arah pendidikan berbasis kompetensi dimana dalam pembelajaran berbasis kompetensi tersebut tersirat nilai-nilai pembentukan manusia Indonesia seutuhnya karena kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sesuai dengan penemuannya sendiri dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator untuk pendorong siswa dengan motivasi dan model/metode pembelajaran yang inovatif.

(4)

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang , maka permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimana penjabaran dari keterampilan berpikir kritis?

1.3. Tujuan Penulisan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.2. Definisi keterampilan berpikir kritis

Halpen (1998) mengemukakan berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran, merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Pendapat senada dikemukakan Anggelo (Halpen, 1998), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

(6)
(7)

2.2. Manfaat berpikir kritis

Wilson (UPI, 2000) mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya keterampilan berpikir kritis, yaitu:

1. Pengetahuan yang didasarkan pada hafalan telah didiskreditkan; individu tidak akan dapat menyimpan ilmu pengetahuan dalam ingatan mereka untuk penggunaan yang akan datang.

2. Informasi menyebar luas begitu pesat sehingga tiap individu membutuhkan kemampuan yang dapat disalurkan agar mereka dapat mengenali macam-macam permasalahan dalam konteks yang berbeda pada waktu yang berbeda pula selama hidup mereka.

3. Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang mampu menunjukkan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia kerja.

4. Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan membuat keputusan.

(repository.upi.chapter2)

(8)

2.3. Cara mengajarkan keterampilan berpikir kritis

Fruner dan Robinson (Rochaminah 2008: 4) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pembelajaran harus difokuskan pada pemahaman konsep dengan berbagai pendekatan dari pada keterampilan prosedural. Sedangkan untuk mencapai pemahaman konsep, identifikasi masalah dapat membantu menciptakan suasana berpikir bagi peserta didik.

Keberhasilan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh keadaan proses pembelajaran yang diterapkan.Salah satu model pengajaran yang diduga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar melalui penerapan metode penemuan terbimbing.

(9)

2.4. Indikator berpikir kritis

Ennis (Costa, 1985 : 54) menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kritis (abilities) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengobservasi/mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mendefinisikan istilah-istilah dan mempertimbangkan definisi, serta mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas memutuskan/menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Aspek dari kelima kelompok indikator tersebut dapat lebih diperinci sebagai berikut :

Tabel.1 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis (Costa, 1985 : 54).

(10)

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu maksud dengan? d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh?

f. Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?

g. Apa yang menjadikan perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan? j. Apalagi yang akan kamu katakan

tentang itu?

b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati b. Mempersingkat waktu antara observasi

dengan laporan

c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e. penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam menggunakan

teknologi

(11)

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan

memutuskan

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan non-contoh

b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10. Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen

b. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi

d. .Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan

2.3. Contoh soal berpikir kritis

(12)

sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep. Cotton (1991), menyatakan bahwa berpikir kritis disebut juga berpikir logis dan berpikir analitis. Selanjutnya menurut Langrer (dalam Tatang), untuk melatih berpikir kritis siswa harus didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : (1) Menentukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu kejadian; (2) Mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam suatu pernyataan; (3) Merumuskan pokok-popok permasalahan; (4) Menemukan adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda; (5) Mengungkapkan penyebab suatu kejadian; (6) Memilih fakor-faktor yang mendukung terhadap suatu keputusan.

Pada makalah ini, kami selaku penulis akan mencoba memberikan beberapa contoh mengenai berpikir kritis.

Indikator 1: Memberikan Penjelasan dasar 1) Memfokuskan pada pertanyaan

Aspek : Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan.

Soal : Perhatikan pernyataan berikut : Tenggorok, Paru-paru, Hidung, Tekak, Kantung alveolus, Lobang tenggorok

Sebutkan urutan saluran pernapasan pada manusia!

2) Menganalisis argumen

Aspek : Mencari persamaan dan perbedaan

(13)

3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang.

Aspek : Apa yang akan kamu katakan tentang itu? Soal : Dari gambar pada soal no. 2.

Rangkaian manakah yang umum digunakan dirumah-rumah?

Indikator 2 : Membangun Keterampilan dasar

4) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak. Aspek : menggunakan prosedur yang ada

Soal : Dari sebuah eksperimen, diperoleh data sebagai berikut :

Suhu (0C) Proses perubahan wujud zat Wujud benda < 0

40 90 95 > 95

Mencair Mencair Mendidih Menguap Menguap

Padat - cair Cair Cair – gas Cair – gas Cair - gas Bagaimana pendapat anda tentang data diatas?

(14)

Aspek : Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan Soal : Perhatiakn informasi berikut :

Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida.

Bagaimana jika bioma pada dasar piramid berkurang?

Indikator 3 : Menyimpulkan

6) Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi

Soal : Buah-buahan jatuh ke tanah dengan cepat, daun-daun yang gugur jatuh ke tanah dengan berlahan Benda-benda disekitar kita selalu jatuh kepermukaan bumi dari ketinggian tertentu dan dalam waktu tertentu .

Mengapa? Berikan alasanmu!

7) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Gerak lurus terbagi atas gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Salah satu contoh dari keduanya adalah :

a. Mobil yang melintasi jalan tol selama 1 jam dan kemudian berhenti b. Sepeda yang melaju di jalan berlubang hingga sampai dijalan tidak

(15)

c. Kelereng yang menggelinding dari bidang miring yang lurus hingga melintasi bidang datar

d. Bola yang ditendang keras hingga berhenti digawang

8) Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan Aspek : Mengaplikasikan konsep

Soal : Siang itu Si Bola, Si Balok, Si Kubus dan Si Tabung sedang asyik menghitung volume masing-masing. Mereka sibuk mengukur dan kemudian menghitung hasil pengukuran sisi-sisi mereka dengan menggunakan rumus masing-masing untuk menentukan berapa volume mereka. Si Batu tampak kebingungan. Dia membawa meteran tapi tidak tahu bagaimana menghitung sisinya, akibatnya dia tidak bisa menentukan volume nya seperti teman-temannya.

Nah, bisakah kamu membantu Si Batu menentukan volumenya dengan bantuan gelas ukur dan air secukupnya?

Indikator 4 : Membuat penjelasan lebih lanjut 9) Mengidentifikasi asumsi

(16)

melanjutkan pernyataannya: “ini masalah kapasitas volum; orang yang memiliki otak yang cukup besar pasti mempunyai sesuatu didalamnya”. Sekarang pernyataan “pemiliknya mempunyai intelektual tinggi” sudah mempunyai dasar/alasan.

Dari cerita diatas, siapakah pemilik topi yang dimaksud oleh Holmes?

Indikator 5 : Strategi dan taktik 10) Berinteraksi dengan orang lain

Aspek : Memberikan label

Lengkapi gambar di bawah ini

(17)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

2. indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu:

 Memberikan penjelasan dasar/sederhana (elementary clarification).

 Membangun keterampilan dasar (basic support).

 Menyimpulkan (interference).

 Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).

 Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

3. Soal-soal dalam berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep

(18)

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini baik mengenai isi maupun tata bahasanya, olehnya itu kami mengharapkan masukan untuk kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Costa, A. L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development.Melalui:

http://books.google.co.id/books?

id=qDOPSAchT7IC&printsec=frontcover&dq=inauthor:%22Arthur+L. +Costa

%22&hl=id&sa=X&ei=K8ujT5b0J9DrrQfMzciQBg&ved=0CDAQ6AEwAA #v=onepage&q&f=true

Devi. P.K.Pengembangan soal ‘higher order thinking skill’ dalam pembelajaran IPA SMP/MTS. Melalui: http://p4tkipa.net/data-jurnal/HOTs.Poppy.pdf

Ennis, R. (1985). Goals for a critical thinking curriculum. In a.1. Costa (Ed).

Developing Minds : a Resource Book for Theaching thinking. Alexandra:ascd Ennis, R. (1993). Critical thinking assesmen. Jurnal theory into practice, 32 (3)

Copyright 1993 college of edducation. The Ohio State Univercity.Melalui:

http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinking %20Assessment.pdf

Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka

Fisika silabus dan penilaian. Melalui: http://www.scribd.com/doc/2509796/Fisika-SILABUS-DAN-PENILAIAN-Kelas-XII

Garrison D.R, AndersonT, and Archer W. (2004). Critical Thinking, Cognitive Presence, and Computer Conferencing in Distance Education. Melalui:

http://communityofinquiry.com/sites/communityofinquiry.com/files/CogPres_ Final.pdf

Halpen (1998). Teaching Critical Thinking for Transfer Across Domains. Melalui:

http://stshawaii.com/research/Halpern%201998.pdfCalifornia State Univenardino

Hassoubah, Z. I. 2004. Develoving Creative & Critical Thinking Skills (Cara Berpikir Kreatif dan Kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia. Melalui:

(19)

http://www.scribd.com/doc/76353753/Berfikir-Dan-Disposisi-Matematik-Utari

Kokom Komalasari, 2010, Pembelajaran Kontekstual; Konsep dan Aplikasi, PT. Refika Aditama, Bandung.

Kanginan. M, (2006). Seribu pena fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta. Erlangga.

Macknight C.B, (2000). Teaching critical Thinking Through Online Discussion. Educause Quarterly. Melalui:

Perkins, C., & Murphy, E. (2006). Identifying and measuring individual engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology & Society, 9 (1), 298-307. Melalui:

http://www.ifets.info/journals/9_1/24.pdf

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. (Edisirevisi). Bandung: Tarsito

Rochaminah, S. (2008). Penggunaan Metode Penemuan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa Keguruan.[Online] http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/07_Sutji %20Rochaminah_Penggunaan%20Metode%20Penemuan%20untuk %20meningkatkan%20kemampuan.pdf [25 januari 2011]. Melalui :

http://www.scribd.com/doc/79722407/JURNAL-IPM-4

Pengembangan bahan ujian dan analisis hand out. Melalui:

http://www.scribd.com/doc/49026801/Pengemb-Bahan-Ujian-dan-Analisis-Hand-Out

Scotolini Sergio, Maele J.V, Bartholomé M. (20120). Developing a curriculum for ‘learning to live together’: building peace in the minds of people. International University College Leuven, Belgium. Melalui :

http://www.exedrajournal.com/docs/s-internacionalizacao/10-133-158.pdf

Suedi (2008). Penyusunan kisi-kisi soal ulangan. Brebes. MGMP PAI SMP Kabupaten Brebes. Melalui:

http://www.slideshare.net/suediahmad/penyusunan-kisikisi-sooal

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

UNESCO. (1998). Learning to live together in peace and harmoni. Melalui:

http://unesdoc.unesco.org/images/0011/001143/114357eo.pdf

UPI. Berpikir kritis. Melalui :

(20)

UPI. Kemampuan berpikir keritis siswa dengan pembelajaran berbasis masalah pada konsep etika lingkungan. Melalui:

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan metakognitif dan berpikir kritis siswa SMA mengalami perkembangan pada pembelajaran topik kesetimbangan kimia menggunakan multimedia interaktif.. Perkembangan

Bukan hal baru lagi bahwa kemajuan zaman yang terus meningkat membuat manusia harus siap juga dalam menghadapi tantangan yang akan dialaminya. Oleh karena itu saat ini

Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi di bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi beton, hampir pada setiap aspek kehidupan

Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia

Dengan adanya kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, dikembangkan suatu teknologi yang mampu memproses dan cara berpikir manusia dengan teknologi kecerdasan

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini, semakin meningkat pula kemudahan-kemudahan dan fasilitas-fasilitas yang mendukung manusia dalam

Seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, dunia mengalami perubahan teknologi menuju pada kemajuan zaman dimana diciptakannya teknologi yang memudahkan kegiatan

Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman, apalagi masa sekarang ini Ilmu Pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang dan pembelajaran akan