• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-Nilai Islam Dan Pelayanan Pada Rumah Sakit Islam Malahayati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-Nilai Islam Dan Pelayanan Pada Rumah Sakit Islam Malahayati"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang Islam

Sejak adanya kehidupan manusia dipermukaan bumi, hajat untuk hidup secara kooperatif di antara manusia telah dirasakan dan telah diakui sebagai faktor esensial agar dapat survive dalam kehidupan. Seleruh anggota manusia bergantung kepada yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ketergantungan mutualistik dalam kehidupan individu dan sosial diantara manusia telah melahirkan sebuah proses evolusi gradual dalam pembentukan sistem pertukaran barang dan pelayanan. Dengan semakain berkembanganya peradabaan manusia dari zaman ke zaman, sistem pertukaraan ini berevolusi dari aktivitas yang sederhana kepada aktivitas ekonomi yang modern.

(2)

Al Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna (komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Qur’an mengandung prinsp-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi yang ada dalam berbagai ayat di Al Qur’an dilengkapi dengan sunah-sunah dari Rasulullah melalui berbagai bentuk Al Hadits dan diterangkan lebih rinci oleh para fuqaha pada saat kejayaan Dinul Islamiyah baik dalam bentuk Al Ijma dan Al Qiyas.

(3)

Ironi lainnya adalah ketika Samuelson dalam buku Economics edisi 7, menyebutkan bahwa asal muasal Ilmu Ekonomi adalah Bible (injil), tidak satupun ekonom (pakar ekonomi) yang bereaksi. Sementara itu, ketika Ilmuwan Islam mengangkat kembali Ilmu Ekonomi Islam dengan Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber rujukan utama, sebagian besar ekonom, termasuk ekonom muslim, spontan bereaksi menentang keberadaan Ekonomi yang berdasarkan ajaran Syariah Islam tersebut.

Sementara itu, seorang ilmuawan Barat, C.C. Torrey dalam disertasinya yang berjudul “The Commersial Theological terms in the Koran” menyatakan bahwa Al Qur’an menggunakan terminology bisnis sedenikian ekstensif. Ia menemukan 20 macam terminology bisnis dalam Al Qur’an serta diulangi sebanyak 370 kali dalam berbagai ayat (Mustaq Ahmad,1995). Penggunaan terminology bisnis (ekonomi) yang sedemikian banyak, menunjukkan sebuah manifestasi adanya spirit bersifat komersial dalam Al Qur’an.

(4)

Ekonomi Islam saat ini, berusaha mengembangkan Ekonomi Islam sesuai dengan dalil Naqli dan dalil Aqli, meskipun pengaruh pemikiran Ekonom Barat masih terasa.

Kegiatan Sosial-Ekonomi (muamalah) dalam Islam mempunyai cangkup luas dan fleksibel, serta tidak membedakan antara Muslim dan Non Muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Syyidina Ali, yaitu “dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita”. Dalam segenap aspek kehidupan bisnis transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-niali dan prinsip-prinsip Syariah yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits serta dilengkapi dengan Ijma dan Qiyas. Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi Syariah. Sistem Ekonomi Syariah mempunyai beberapa tujuan, yakni:

1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam (dasar pemikiran QS. Al Baqarah ayat 2 7 168, Al Maidah ayat 87-88, Al Jumu’ah ayat 10) 2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, berdasarkan

keadilan dan persaudaraan yang universal (QS. Al Hujuraat ayat 13, Al Maidah ayat 8, Asy Syu’raa ayat 183)

3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata (QS. Al An’am ayat 165, An’Nahl ayat 71, Az Zukhruf ayat 32)

(5)

Ekonomi Syariah yang merupakan bagian dari sistem perekonomian Syariah, memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang berkonsep kepada “amar ma’ruf nahi mungkar” yang berarti mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang dilarang. Ekonomi Syariah dapat dilihat dari 4 sudut pandang yaitu:

1. Ekonomi Illahiyah (Ketuhanan)

Ekonomi Ketuhanan mengandung arti bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk memenuhi perintah-Nya yakni ibadah, dan dalam mencari kebutuhan hidupnya, manusia harus berdasarkan aturan-aturan (Syariah) dengan tujuan utama untuk mendapatkan Ridho Allah.

2. Ekonomi Ahlaq

Ekonomi Ahlaq mengandung arti bahwa kesatuan antara Ekonomi dan Aklaq harus berkaitan dengan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian seorang Muslim tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkan atau yang menguntungkan tanpa memperdulikan orang lain.

3. Ekonomi Kemanusiaan

(6)

4. Ekonomi Keseimbangan

Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak individu dan masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuasaan. Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis. Disamping itu, Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individu dan masyarakat secara berimbang.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Sistem Ekonomi Islam mempunyai konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan, namun penganut ajaran Islam sendiri, sering kali tidak menyadari hal itu. Hal itu terjadi karena masih berpikir dengan kerangka Ekonomi Kapitalis, karena berabad-abad dijajah oleh bangsa Barat, dan juga bahwa pandangan dari Barat selalu lebih hebat, Padahal tanpa disadari ternyata di dunia Barat sendiri telah banyak negara mulai mendalami sistem perekonomian yang bersiskan Syariah.

2.2 Pengertian Pelayanan

(7)

Konsep pelayanan,menurut Gronroos (1990:27), bermakna sebagai berikut :

“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.”

Tolak ukur pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut McDonald & Lowton(1977),tolak ukur pelayanan menyangkut efisiensi dan efektivitas.Menurut Salim & Woodward (1992), tolak ukur meliputi ekonomi,efesiensi,efektivitas,dan keadilan. Menurut Lenvine(1990), tolak ukur pelayanan dapt dilihat dari segi responsivitas dan akuntabilitas. Menurut Zeithami, Parasuraman & Berry(1990), tolak ukur pelayanan ada 10 yakni: ketampakan fisik, reabilitas, responsivitas, kompetensi, kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses,komunikasi,dan pengertian.

2.2.1 Pelayanan Kesehatan

(8)

Kualitas pelayanan rumah sakit, menurut Ware,Jr.,at al (1977), harus ukur dari kepuasan pasien. Dimensi utama kepuasan pasien meliputi: (1) jumlah perawatan yang diberikan kepada pasien; (2) kompetensi dan standar penanganan pasien; (3) berkaitan dengan banyak hak yang diterima oleh pasien; (4) berkaitan dengan pembayaran; (5) berkaitan dengan fasilitas fisik; (6) berkaitan dengan ketersediaan; (7) berkaitan dengan keberlangsungan; (8) berkaitan dengan kemanfaatan.

Penelitian-penelitian mengenai kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan banyak dihubungkan dengan faktor kepegawaian, faktor sarana, keuangan, dan lain-lain. Hensen et.al(2008) meneliti pelayanan kesehatan di Afganistan. Mereka menggunakan pendekatan Balanced Score Card,dimana variabel-variabel meliputi staff (health worker satisfaction dan salary payment current), capacity for service provision (equipment functionality,durg avalilability, family planning availability, laboratory functionality, meeting minimum staff guidelines, infrasrtucture, patient records, monitoring of TB treatment).

(9)

Mark G. Dugaan (2000), meneliti mengenai pelayanan rumah sakit yang dimiliki oleh perusahaan (private for profit), organisasi sosial (private non for profit),

dan pelayanan bagi orang miskin. Variabel pengaruh yang dikaji adalah masalah keuangan (financial) dari ketiga bentuk rumah sakit tersebut.

(10)

Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehtan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satifaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang. Merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care) (Ahamad Djojosugito,2001).

Menurut Ahmad Djojosugito (2001) ada 4 aspek yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan antara lain :

1. Jumlah petugas

Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan kepada pasien dirumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak maksimal dan kurang memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.Selain itu, petugas sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas pasien di rumah sakit.

2. Ketanggapan petugas

(11)

salah satu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan yang diselenggarakan.

3. Kehandalan petugas

Kehandalan berhubungan dengan tinggat kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan ketrampilan yang kurang dari tenaga kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu pelayanan.

4. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas

Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan fasilitas yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada pasien.

Menurut Djunaidi,et al (2006) kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan dapat dilihat dari lima dimensi antara lain :

1) Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, dan sarana komunikasi.

2) Relibility (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan dan sesuai dengan yang telah dijanjikan.

(12)

4) Assurance (jaminan), yaitu mencangkup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya maupun resiko. 5) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi

yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 2.3 Rumah Sakit

2.3.1. Pengertian Rumah sakit

Beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukan oleh para ahli,diantaranya : a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah sakit adalah pusat

dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penilaian kedokteran diselenggarakan.

b. Menurut American Hospital Asosiation (1974), Rumah sakit adalah suatau alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan, yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

(13)

2.3.2.Fungsi dan Tugas Rumah sakit A. Fungsi Rumah Sakit

Permankes RI No.159b/MenKes/Per/1998,fungsi rumah sakit adalah :

1) Menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medik, penunjang medik, rehabilitas, pencegahan dan peningkatan kesehatan.

2) Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedik.

3) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.

B. Tugas Rumah Sakit

Tugas rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan.

2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Isalam

(14)

Islam menolak penyebaran penyakit dan mendesak untuk mencari perawatan medis. Sistem kesehatan dalam peradaban Islam terbangun diatas pondasi yang kuat berdasarkan petunjuk kenabian, sehingga dunia pun mengambil manfaat dari peradaban Islam dengan berdirinya rumah sakit dan sekolah medis beserta dokter-dokter lulusannya yang menjadi kebanggan dunia atas kontribusi mereka terhadap ilmu kedokteran.

Peran institusi kesehatan dalam peradaban Islam terwujud dalam pemberian layanan kesehatan pada pasien, terutama yang miskin dan yang membutuhkan melalui rumah sakit. Rumah sakit tidak hanya menyediakan layanan pengobatan pasien yang dirawat di rumah juga. Rumah sakit juga menyebar keseluruh dunia Islam dan menjadi sumber kebahagian dan keyakinan bagi masyarakat di semua kelas akan terjamin kesehatan mereka. Pasien mendapat pengobatan,perawatan penuh,pakaian dan rumah sakit. Selain itu, banyak rumah skit yang berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran disamping fungsi dasarnya merawat pasien dan memastikan kenyamanan meraka. Dan derdirinya rumah sakit pertama di dunia dan kontribusi terbesar peradaban Islam dalam bidang kesehatan. Tepatnya sembilan abad sebelum peradaban lain mengembangkan bidang ini.

(15)

sebagai basis ilmu pengetahuan dan kedokteran,sementara rumah sakit pertama di Eropa didirikan di Paris lebih dari 9 abad kemudian.

Ruamh sakit dulu dikenal dengan sebutan “ Bimaristan “ yang dalam bahasa persi berarti “ rumah pasien “ dan tidak hanya dibangun permanen dipusat-pusat kota, namun era Saljuk Sultan Mahmud yang memerintah pada periode 511-525 H/ 1117-1131 M, terdapat rumah sakit keliling yang berupa konvoi sejumlah besar unta yang dilengkapi dengan alat terapi dan obat-obatan, dan disertai oleh sejumlah dokter. Konvoi ini berkeliling desa-desa terpencil, padang pasir dan pegunungan sehingga bisa mencapai setiap sudut negara Islam.

Dikota-kota besar,beberapa rumah skit besar dibangun. Termasuk diantaranya rumah sakit Al-A’dudi di Bangdad yang paling terkenal, yang didirikan pada tahun 371 H, Ruamh Sakit Al-Nuri di Damaskus yang didirikan pada tahun 549 H/1154 M, Ruamh Sakit Al-Mansuri di Kairo,yang didirikan pada 683 H/1284 M. Dan di Cordoba saja ada lebih dari lima puluh rumah sakit dibangun.

Beberapa rumah sakit besr terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan spesialisasi. Ada bagian penyakit perut, dertomologi, oftalmologi, penyakit psikologis tulang dan patah tulang.

(16)

dari seratus ribu buku. Selain perpustakaan, peternakan besar didirikan didekat rumah sakit, dimana tananam obat dan rempah-rempah ditanam untuk memasok kebutuhan bahan dasar obat-obatan rumah sakit.

Pada masa itu, langkah-langkah preventif sudah diambil rumah sakit untuk mencegah infeksi. Pasien diminta menyerahkan pakaian mereka sebelum memasuki rumah sakit dan mengambil pakaian baru secara gratis dalam rangka untuk mencegah infeksi melalui pakaian yang mereka kenakan ketika mereka tertangkap penyakit. Selain itu, setiap pasien memasuki bangsal khusus sesuai dengan penyakitnya, dan dia tidak diizinkan untuk memasuki bangsal lain untuk mencegah infeksi baru. Bahkan setiap pasien berhak atas sprei kasur yang baru.

Jika kita bandingkan antara rumh sakit tersebut dan rumah sakit yang didirikan di Paris beberapa abad setelah Rumah Sakit Islam didirikan, kita akan menemukan bahwa pasien Rumah Sakit di Paris dipaksa untuk tinggal di satu lingkungan, terlepas dari sifat penyakit mereka. Kadang-kadang, tiga atau empat atau bahkan lima pasien terpaksa tidur di satu tempat tidur. Jadi, anda dapat menemukan pasien cacar tidur disamping pasien-pasien patah tulang atau disamping seorang wanita yang melahirkan. Selain itu, dokter dan perawat tidak bisa masuk bangsal tanpa mengenakan masker wajah untuk menghindari bau jamur dari bangsal mereka. Orang mati dipindahkan diluar bangsal 24 jam setelah kematian mereka. Kita bisa membayangkan bagaimana hal ini berbahaya untuk pasien lainnya.

(17)

1) Rumah Sakit Al-A’dudi

Rumah Sakit ini didirikan oleh A’dud-al-Dawlah ibn Buwayh di 371 H/ 981 M di Bangdad.Dua puluh empat dokter bekerja dirumah sakit itu pada awal didirikan,namun jumlah itu jauh meningkat kemudian. Rumah Sakit ini memiliki perpustakaan besar, apotek dan dapur, di samping sejumlah besar staf dan penyapu yanhg bekerja di rumah sakit itu. Selain itu, dokter bekerja dalam dua sip dalam melayani pasien. Jadi,dalam 24 jam sehari ada dokter di rumah sakit.

2) Rumah Sakit Al-Nuri di Damaskus

Rumah Sakit ini didirikan oleh Sultan Al-Adil Nur al-Din Mahmud pada tahun 549 H/1154 M. Rumah Sakit ini menjadi salah satu rumah sakit terbesar karena terus bekerja untul waktu yang sangat lama. Bahkan menerima pasien sampai tahun 1317 H/1899 M, yaitu hampir delapan ratus tahun.

3) Besar Rumah Sakit Al-Maansuri Hospital The Al-Mansuri

Rumah Sakit ini didirikan oleh Raja Al-Mansur Syaf al-Din Qalawun di Kairo pada 683 H/1284 M. Rumah Sakit ini memiliki kualitas akurasi,organisasi dan kebersihan. Selain juga mampu menampung lebid dari empat ribu pasien setiap hari.

4) Rumah Sakit Marakesh

(18)

Rumah sakit ini memadukan antara keunggulan kualitas dan keindahan. Semua jenis pohan dan tanaman ditanam dirumah sakit, serta memiliki empat danau buatan kecil. Rumah sakit itu sangat maju dalam hal lemampuan medis, obat modrern dan dokter terampil.

2.5 Respon Masyarakat

Respon adalah suatu reaksi baik posirif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat (Poewadarminta, 1987: 1012). Respon akan timbul setalah seseorang tau kelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterprestasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi dilingkungan dengan manusia dab tingkah lakunya.

Terdapat 2 jenis yang mempengaruhi respon yaitu :

a) Variabel Struktural, yaitu faktor yang terkandung dalam ransangan fisik. b) Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat

misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Wirawan, 1991 :47) Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang yaitu :

1) Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan dan harapannya.

(19)

Dengan kata lain gerakan, seuara, ukuran, tindak lanjut dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

3) Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapatkan perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang (Wirawan, 1991 :35). Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mengkin akan memberikan makna.

Seseorang dilihat respon posotifnya melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang tersebut dapat dilihat respon negatifnya bila informasi yang didengar atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakanya, atau malah menghindar atau membenci objek tersebut. Respon ditegaskan oleh Daryl Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku terwujud. Lebih lanjut respon merupakan proses pengorganisasian ransang, dimana dalam alam pikiran manusia, diorganisasikan dan kemudian ditimbulkan melalui interprestasi dari objek yang menerima ransang tersebut.

(20)

respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif maupun negatif, sangat tergantung pada soisalisasi dari objek yng akan direspon.

2.6 Penelitian Terdahulu

Dr. Ulung Pribadi (2012) Nilai-nilai Agama dan Pelayanan Publik (studi kasus di RS Muhammadiyah Yogyakarta). Unit analisis penelitian ini adalah penerapan nilai-nilai Islam dan pengaruhnya pada kualitas pelayanan rumah sakit. Sumber datanya adalah para informan dan responden penelitian. Cara memperoleh sumber data informan penelitian ini dilakukan melalui teknik key-person dari para pejabat dan staf rumah sakit itu. Karena karakteristik populasi relatif homogen, maka cara memperoleh sumber data responden penelitian ini dilakukan melalui teknik

simple random-sampling dari para pasien pada rumah sakit itu.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah on-line data (internet), bahan dokumenter, wawancara mendalam (in-depth interview), dan survei. Dalam penelitian ini, sample yang diambil, pada bulan Juli 2012, adalah 170 (dari populasi berjumlah 300 pasien per bulan). Teknik analisis datanya dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis, untuk hipotesis asosiatif, dengan data berbentuk interval (instrumennya menggunakan skala Likert), maka pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik Korelasi Product Moment

(21)

Agung Utama (2003) yang menganalisis Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dan convenience sampling. Responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini sebesar 50 pasien. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey, dengan rnenggunakan daftar kuesioner yang disampaikan langsung kepada responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengunjungi ruang rawat jalan rumah sakit Cakra Husada Klaten. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni dengan mengunjungi Unit Record. Medik RSU Cakra Husada Klaten untuk mendapatkan data tentang jumlah pasien rawat inap selama tahun 2003.

(22)

kepuasan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten diantara kelima dimensi persepsi kualitas pelayanan pada Rumah Sakit tersebut.

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari Kerangka Pemikiran diatas saya dapat menjelaskan bahwa Implementasi nilai-nilai Islam dan pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut berhubungan terhadap respon masyarakat.

Pelayanan dari rumah sakit Islam malahayati

Respon masyarakat Implementasi nilai-nilai

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari penafsiran berbagai pendapat yang dikemukakan, dapat ditarik dua kesimpulan: (1) adanya “laba” kenangan menjadi sebuah nilai tambah yang penting bagi para murid

However, to find out the fatigue life of unmodified and BRA modified asphalt mixtures, this study used classical and energy ratio concepts, and control strain mode during the

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Desiyanti (2015) bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian pernikahan dini adalah peran orang tua dalam

Therefore, in this study we reported an evaluation of using UV-Visible spectroscopy in combination with SIMCA (soft independent modelling of class analogies) and

Meningkatkan tata kelola pemerinthan yang bersih dan efektif dan kualitas pelayanan publik Meningkatnya pelaksanaan reformasi birokrasi Opini BPK terhadap laporan

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa dengan memggunakan metode pembelajaran elektronik dengan materi citra ini diharapkan dapat mengatasi masalah waktu, uang, dan tempat,

Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipungut da-lam bentuk retribusi dengan tarif sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan