• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Partikel dan Ukuran Partikel Limbah Batang Sawit sebagai Subtitusi Pasir terhadap Kualitas Paving Block

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Penambahan Partikel dan Ukuran Partikel Limbah Batang Sawit sebagai Subtitusi Pasir terhadap Kualitas Paving Block"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa Sawit

Klasifikasi tanaman sawit

Sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai

kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang sawit berbentuk silinder dengan

diameter 20-75 cm. Tinggi maksimum yang ditanam di perkebunan antara 15-18

m, sedangkan yang di alam mencapai 30 m. Tanaman sawit rata-rata

menghasilkan buah 20-22 tandan/tahun (Fauzi dkk., 2004).

Hadi (2004) menyatakan sawit dalam klasifikasi botanis dapat diuraikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Arecales

Familia : Aracaceae

Genus : Alaeis

Spesies : Alaeis guineensis

Varietas : Dura, Psifera, Tenera

Tanaman kelapa sawitdibedakan atas dua bagian,yakni generatif dan

vegetatif. Bagian generatif tanaman kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun.

Sedangkan bagian generatif tanaman meliputi bunga dan buah varietas sawit

(2)

1. Ketebalan tempurung dan daging buah, diantaranya yaitu dura, psifera,

tenera, macro carya, dan diwikka wakka

2. Warna kulit yaitu: nigrescens, virescens, dan albescens(Fauzi dkk., 2004).

Potensi kelapa sawit

Kelapa sawit setelah berumur 25-30 tahun sudah tidak produktif lagi

sehingga akan menjadi potensi limbah. Potensi perkebunan kelapa sawit yang

semakin meningkat luasannya berakibat pada tingginya limbah yang

dihasilkan.Pada saat ini hanya terbatas pada pemanfaatan buah, sabut, tandan dan

pelepah sawit tersebut. Sedangkan pada bagian batang umumnya dibakar atau

dibiarkan menumpuk menjadi limbah yang dapat menimbulkan berbagai dampak

dan gangguan lingkungan (Bakar, 2003).

Sifat fisis dan kimia batang kelapa sawit

Kadar air dan kerapatan batang kelapa sawit bervariasi baik secara radial

maupun vertikal. Semakin ke atas dan semakin ke dalam, kadar air dan kandungan

parenkim kayu semakin tinggi, sedangkan kerapatannya menurun. Oleh karena itu

kecuali untuk batang bagian bawah, pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan

untuk konstruksi atau perabot rumah tangga kurang sesuai karena disamping

kerapatannya rendah, pada waktu pengeringan kayu dapat pecah atau bengkok

(Prayitno dan Darmoko, 1994).

Variasi kadar air (KA) kelapa sawit yang relatif besar seperti halnya

variasi KA kayu daun lebar (hardwood) yang mempunyai berat jenis (BJ) rendah.

Bakar (2003) menyatakan bahwa KA tertinggi berkisar 65%. Beberapa sifat

(3)

Tabel 1. Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit

Sifat- sifat penting Bagian dalam batang Tepi Tengah Pusat

Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa batang kelapa sawit merupakan

bahan yang memiliki sejumlah kekurangan. Kekurangan yang dimiliki oleh

batang sawit antara lain tidak awet, mempunyai susut yang sangat besar, sehingga

tidak dapat digunakan dalam bentuk alami (Bakar,2003).

Hasil analisa Balfas (2003) menyatakan bahwa kadar pati tanaman kelapa

sawit termasuk tinggi. Kandungan kimia batang sawit dapat dilihat dari Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik kimia batang kelapa sawit

Sifat Kimia Nilai (%)

Menurut (SNI-03-0691-1989) pengertian paving blockadalah“bata beton

untuk lantai, yang merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari

(4)

dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata

beton. Bata beton lantai berwarna seperti aslinya atau dapat diberi zat warna pada

komposisinyadan digunakan untuk lantai, baik lantai di dalam maupun di

luar bangunan. Satya (2002) menyatakan bahwa, paving block adalah batu cetak

berbentuk tertentu yang dipakai sebagai bahan penutup halaman tanpa memakai

aduk pasangan (mortar).

Paving block ini merupakan salah satu jenis produk beton yang biasa

disebut bata beton. Paving blockmulai dikenal di Indonesia pada tahun 1976,

sebagai bahan penutup dan pengerasan permukaan tanah, paving block sangat luas

penggunaannya untuk berbagai keperluan yang sederhana sampai penggunaan

yang memerlukan spesifikasi khusus. Paving block dapat digunakan untuk

pengerasan dan memperindah trotoar jalan di kota-kota, pengerasan jalan di

komplek perumahan atau kawasan pemukiman, memperindah taman, pekarangan

dan halaman sekolah, serta di kawasan hotel dan restoran. Paving block bahkan

dapat digunakan pada areal khusus seperti pada peti kemas, bandar udara, terminal

bis dan stasiun kereta. Hal ini dikarenakan umumnya paving block terdiri dari

campuran pasir, semen dan air ditambah dengan batu pecah (split), dengan

perbandingan 1 sak semen, 4 sak pasir, 2 sak batu pecah dan diberi air secukupnya

lalu dicampur dicetak dan dipadatkan. Paving block yang dikerjakan dengan

mesin dan otomatis (preprogrammed) hasilnya tentu lebih baik dan lebih kuat

lebih rapat dibanding secara manual karena adanya getaran dan pemadatan serta

kontinuitas produksi yang terpercaya (Aswin, 2004). Naibaho (2009) yang

menyatakan reaksi yang terjadi dapat menyebabkan pengembangan volume dan

menyebabkan terjadi ekspansi. Pada pengaruh sulfat yang kontiniu ekspansi tersebut akan

(5)

Paving Block adalah batu cetak berbentuk tertentu yang dipakai sebagai

penutup halaman tanpa memakai adukan dalam pemasangannya. Pengikatan

terjadi karena masing-masing batu cetak saling mengunci satu sama lainnya. Batu

cetak halaman dibuat dengan mencetak campuran semen portland dan pasir

dengan atau tanpa aditif. Paving block dibuat dari campuran bahan pengikat

hidrolis atau sejenisnya dengan agregat halus dan dengan atau tanpa bahan

tambahan lainnya, dicetak sedemikian rupa.Kualitas dan mutu paving block

ditentukan oleh bahan dasar, bahan tambahan, proses pembuatan, dan alat yang

digunakan. Semakin baik mutu bahan bakunya, komposisi perbandingan

campuran yang direncanakan dengan baik, proses pencetakan dan pembuatan

yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan paving block yang

berkualitas baik pula. Bahan-bahan pokok paving block adalah semen, pasir, air

dalam proporsi tertentu (Arianto, 2005).

Sifat penting pada paving block atau bahan lain yang tersusun atas bahan

semen, air dan agregat adalah kekuatannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kekuatan paving block dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: faktor air, umur,

jenis semen, jumlah semen, sifat agregat, pemadatan, dan

perawatan(Tjokroadimuljo, 1998).

Menurut Mulyono(2005) beton yang berasal dari pengadukan bahan-bahan

penyusun agregat kasar dengan agregat halus kemudian diikat dengan semen yang

bereaksi dengan air sebagai bahan perekat, harus dicampur dan diaduk dengan

benar dan merata agar dapat dicapai mutu beton yang baik. Pada umumnya

pengadukan bahan beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk kecuali

(6)

tanpa menggunakan mesin pengaduk. Kekentalan adukan beton harus diawasi dan

dikendalikan dengan cara memeriksa kemerosotan pada setiap adukan beton baru.

Adapun komposisi adukan beton rencana adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Komposisi adukan beton rencana

Nama bahan Massa/ volume ( kg/m3) Perbandingan

Semen 367,4 1,0

Pasir 720,5 2,0

Kerikil 1127,0 3,0

Air 185,0 0,5

Sumbe: Mulyono, 2005.

Berdasarkan SNI 03-0691-1996 klasifikasi paving block (bata beton)

dibedakan menurut kelas penggunaannya sebagai berikut:

1. Bata beton mutu A: digunakan untuk jalan.

2. Bata beton mutu B: digunakan untuk pelataran parkir.

3. Bata beton mutu C: digunakan untuk pejalan kaki.

4. Bata beton mutu D: digunakan untuk taman dan pengguna lain.

Tabel 4. Klasifikasi paving block (bata beton) dibedakan menurut kelas penggunaannya berdasarkan SNI 03-0691-1996

Kuat Tekan (MPa) Penyerapan Air (Rata-rata Max) Jenis Rata-rata Minimun

A 40 35 3

Semen merupakan bahan yang digunakan untuk campuran agregat (pasir

halus dan kasar). Fungsi utama semen sebagai bahan perekat untuk mengikat

butir-butir agregat sehingga membentuk suatu massa yang padat dan mengisi

rongga-rongga udara diantara butir-butir agregat. Semen banyak digunakan pada

(7)

Menurut Novianti (2010) semen sebagai bahan pengikat partikel

mempunyai ketahanan yang istimewa terhadap perusakan dan pembusukan,

serangga dan api, sehingga papan semen cocok untuk permukaan dinding-dinding

eksterior dan interior. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk

berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping

berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan berkuat tekan

tinggi. Bahan utama pembentuk semen portland adalah : kapur (CaO), silika

(SiO3), alumina (Al2O3), magnesium oksida (MgO) dan besi oksida (Fe2O3).

Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini

berdasarkan persentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe yaitu:

1. Tipe I, semen portland yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum,

seperti bangunan perumahan, jembatan, jalan raya dan lain-lain.

2. Tipe II, semen portland yang dalam pengunaannya memerlukan ketahanan

terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di

pingggir laut, tanah rawa, bendungan dan saluran irigasi.

3. Tipe III, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan

awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan

penyelesaian secepat mungkin. Misalnya pembuatan jalan raya, bangunan

tingkat tinggi dan bandar udara.

4. Tipe IV, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas

hidrasi yang rendah. Misalnya untuk bendungan.

5. Tipe V, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan

yang tinggi terhadap sulfat. Misalnya untuk konstruksi dalam air, terowongan,

(8)

Agregat

Menurut Tjokrodimuljo (1996) agregat adalah suatu bahan yang keras dan

kaku yang digunakan sebagai bahan campuran dan berupa berbagai jenis butiran

atau pecahan, termasuk didalamnya antara lain pasir, kerikil, agregat pecah.

Agregat dapat diperoleh dari proses pelapukan dan pemecahan massa batuan

induk yang lebih besar. Oleh karena itu, sifat agregat tergantung dari sifat batuan

induk. Sifat-sifat tersebut diantaranya, komposisi kimia dan mineral, klasifikasi

petrografik, berat jenis, kekerasan, kekuatan, stabilitas fisika dan kimia, struktur

pori, warna dan lain-lain.

Pasir merupakan salah satu agregat halus yang digunakan dalam campuran

beton. Pasir adalah butiran halus yang terdiri atas butiran berukuran 0,15 - 5 mm

yang didapat dari hasil desintregrasi batuan alam atau juga dari pecahan batuan

alam.Menurut asalnya pasir alam digolongkan menjadi 3 macam yaitu:

1. Pasir galian

Pasir yang diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan menggali

terlebih dahulu. Pasir ini biasanya berbutir tajam, bersudut, berpori dan bebas

kandungan garam.

2. Pasir sungai

Pasir yang diperoleh langsung dari dasar sungai yang pada umumnya

berbutir halus, bulat-bulat akibat proses gesekan. Bila digunakan sebagai bahan

susun beton daya lekat antar butirannya agak kurang, tetapi karena butirannya

yang bulat maka cukup baik untuk memplester tembok.

(9)

Pasir yang diambil dari pantai, butirannya halus dan bulat karena gesekan.

Pasir ini merupakan jenis pasir yang paling jelek dibandingkan pasir galian dan

pasir sungai. Apabila dibuat beton maka harus dicuci terlebih dahulu dengan air

tawar karena pasir ini banyak mengandung garam (Tjokrodimuljo, 1996).

Salah satu bahan campuran pada beton selain agregat halus adalah agregat

kasar. Jenis agregat kasar yang umum adalah sebagai berikut:

1. Batu pecah alami

Bahan ini di dapat dari batu cadas atau batu pecah alami yang digali. Batu ini

dapat berasal dari gunung api, jenis sedimen, atau jenis metamorf. Meskipun

dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi terhadap beton, batu pecah kurang

memberikan kemudahan pengerjaan dan pengecoran dibandingkan dengan jenis

agregat kasar lainnya.

2. Kerikil alami

Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun dasar

sungai oleh air sungai yang mengalir. Kerikil memberikan kekuatan yang lebih

rendah dari pada batu pecah, tetapi memberikan kemudahan pengerjaan yang

lebih tingi (Iwanah,2003).

Air

Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi

semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton.

Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses

hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses

hidrasi tidak tercapai seluruhnya sehingga akan mempengaruhi kekuatan beton

(10)

Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk bereaksi

dengan semen. Pada proses hidrasi semen dan juga berfungsi sebagai pelumas

agar adukan dapat dikerjakan dan dipadatkan dengan baik. Dalam pemakaian air

untuk beton air harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Tidak mengandung lumpur atau benda terapung lainnya lebih dari 2

gram/liter.

2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak (asam, zat organik dan

sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.

3. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.

4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan untuk bahan campuran

beton seperti air minum (tetapi tidak berarti air percampuran beton harus

memenuhi standar persyaratan air umum). Secara umum air yang dapat dipakai

untuk bahan percampuran beton adalah air yang dipakai akan dapat menghasilkan

beton yang kekuatan lebih dari 90% kekuatan beton yang memakai air suling

Gambar

Tabel 1. Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit
Tabel 3. Komposisi adukan beton rencana

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar yaitu Kebijakan Bank Sentral melalui hak oktroinya, pemerintah melalui hak mencetak uang dengan nominal terkecil dan

Pemn pendidikan dalam kaitallnya dengan penbahan nasyaralot ini, kadang- kadang be.ada di depar, tetapi seringka.li pula pendidikan itu berada dibelakang kondisi

Program Studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf h merupakan unsur pelaksana akademik Politeknik KP Sidoarjo yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan vokasi dalam

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena iradah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Media animasi

Oleh karena itu, muncul ide untuk melakukan redevelopment pada Pasar Bunga, Burung, dan Ikan Hias ini dengan menganalisis masalah yang ada saat ini dan memberi solusi rancangan

Kemudian ada juga sebagian masyarakat yang tidak menikah atau menunda perkawianan karena dia merasa trauma memiliki pasangan yang berasal dari Desa yang dilarang, tetapi karena

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kesadaran etis yang dimiliki oleh auditor maka perilaku auditor eksternal akan semakin baik, hal ini menunjukkan bahwa auditor

Setiap kelompok memberi tugas kepada perwakilan siswa untuk maju kedepan kelas mendemonstrasikan tentang proses daur hidup hewan sesuai tugas kelompok