LAMPIRAN 1
SKEMA ALUR FIKIR PENELITIAN
Karies dan erosi gigi merupakan hal yang paling sering dijumpai sebagai masalah
di kedokteran gigi. Menurut survei Kesehatan Nasional pada tahun 2002 menunjukkan prevalensi karies gigi mencapai 60% dari seluruh penduduk Indonesia. Dan pada survei tahun 2004, terjadi peningkatan karies menjadi 90,05%.
Kerusakan yang terjadi pada gigi merupakan akibat dari asam. Asam penyebab
karies berbeda dengan asam penyebab erosi gigi. Asam penyebab karies merupakan hasil dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri, sedangkan asam pada
Menurut Ireland AJ (1995) demineralisasi gigi dapat terjadi pada enamel apabila
enamel berada dalam suatu lingkungan pH dibawah 5,5. Dan pada sekarang ini banyak minuman ringan dengan pH dibawah 5,5 yang sering dikonsumsi masyarakat umum.
Menurut penelitian Diah Mustika (2010) terjadi penurunan kekerasan permukaan
enamel gigi setelah perendaman dalam jus buah dan larutan vitamin c (in vitro)
Penelitian Edhie Arif (2004) menunjukkan keasaman minuman ringan (soft drink)
menurunkan kekerasan permukaan gigi.
Enamel mengandung 96-98% materi anorganik yang terdiri dari Kristal
hidroksiapatid (Ca10(PO4)6(OH)2) dan sisanya merupakan air dan materi organik
fibrosa.
Kalsium dan fosfat merupakan komponen anorganik yang penting yang tersusun
dalam hidroksiapatit. Pada keadaan pH kritis, kristal hidroksiapatid dapat larut, inilah yang disebut demineralisasi enamel.
Proses demineralisasi dapat dicegah dan dapat ditanggulangi dengan cara menggunakan agen-agen yang dapat mempercepat terjadinya remineralisasi (pengembalian mineral gigi dalam kondisi seimbang).
Penelitian Christian S tahun 2012 melakukan penelitian bahwa fluoride dalam bentuk gel
dapat mencegah terjadinya karies pada pasien ortodontik setelah 2 tahun.
Saporito RA, melakukan penetian terhadap kandungan dalam pasta gigi dan
mendapatkan hasil, bahwa flour dalam bentuk sodium monoflorophosphat dan sodium fluoride aktif dalam menghambat karies.
Telah banyak penelitian yang membandingkan flour dalam berbagai bentuk yang
dijadikan sebagai bahan aktif dalam pasta gigi, dan hasilnya flour berdampak signifikan
Agen lain yang digunakan dalam mempercepat remineralisasi gigi adalah Casein
Phosphopeptide- Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP). Produk ini tidak dijual bebas dipasaran. Produk ini sering digunakan dalam praktek dokter gigi. CPP-ACP merupakan kasein yang terdapat dalam susu sapi.
Reynolds EC (1979) telah meneliti bahwa susu dapat mencegah karies gigi. Dan Reynold
dkk melanjutkan penelitiannya, bahwa phosphoprotein dapat menghambat pemecahan atau peleburan dari hidroksiapatit.
Featherstone JD (1992) telah melakukan penelitian bahwa CPP-ACP dapat mencegah
demineralisasi dan mempromotori untuk terjadinya remineralisasi.
Penelitian oleh Schupbach P (1996) mengungkapkan bahwa CPP-ACP dapat menghambat
pertumbuhan streptokokus mutans dalam plak gigi.
Berdasarkan penelitian F Cai, P shen (2003) CPP-ACP telah terbukti sebagai agen
anti-karies secara laboraturium, hewan coba dan manusia (in vivo).
MASALAH
Apakah ada perbedaan pengaruh agen yang mengandung Fluor dengan CPP-ACP dalam meningkatkan kekerasan permukaan enamel gigi.
TUJUAN
Untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh agen yang mengandung Fluor dengan CPP-ACP dalam meningkatkan kekerasan permukaan enamel gigi.
MANFAAT
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada
masyarakat luas sehingga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, dan diharapkan Fluor dan CPP-ACP dapat digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.
2. Bagi peneliti dapat menjadi pengalaman dalam hal melakukan penelitian.
3. Sebagai dasar untuk penelitian lanjutan sehingga Fluor dan CPP-ACP dapat
LAMPIRAN 3
Hasil Penelitian kekerasan permukaan enamel sampel
Kelompok 1 (Saliva Buatan (kg/mm2 (VHN)))
No Sebelum Perlakuan Setelah
Demineralisasi
Kelompok 2 (Remineralisasi Fluor (kg/mm2 (VHN)))
No Sebelum perlakuan Setelah
Kelompok 3 (Remineralisasi CPP-ACP (kg/mm2 (VHN)))
No Sebelum perlakuan Setelah
Uji ANOVA
Data Deskripsi Kelompok 1 ( Saliva Buatan)
Data Deskripsi Kelompok 2 ( Remineralisasi Fluor)
N Minimum Maximum Mean
Data Deskripsi Kelompok 3 ( Remineralisasi CPP-ACP)
N Minimum Maximum Mean
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Oneway Repeated Anova (Kelompok Saliva Buatan)
Faktor-faktor
Waktu
Dependent Variable
3 Sesudah
Perbandingan berdasarkan waktu
(I)
95% Confidence Interval for
Differencea
Lower Bound Upper Bound
1 2 30.600* 1.536 .000 26.335 34.865
Kelompok 2 Remineralisasi Fluor (Oneway Repeated ANOVA)
Faktor-faktor
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
1 341.800 1.511 338.381 345.219
2 310.200 .952 308.046 312.354
Perbandingan berdasarkan waktu
95% Confidence Interval for
Differencea
Lower Bound Upper Bound
1 2 31.600* .763 .000 29.874 33.326
Kelompok 3 Remineralisasi CPP-ACP (Oneway Repeated Anova)
Multivariate Testsb
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Waktu Pillai's Trace .996 951.152a 2.000 8.000 .000
Wilks' Lambda .004 951.152a 2.000 8.000 .000
Hotelling's Trace 237.788 951.152a 2.000 8.000 .000
Roy's Largest Root
237.788 951.152a 2.000 8.000 .000
Waktu Mean Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
1 340.300 .597 338.949 341.651
2 308.100 1.005 305.827 310.373
Perbandingan berdasarkan waktu
95% Confidence Interval for
Differencea
Lower Bound Upper Bound
1 2 32.200* .727 .000 30.555 33.845
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maxim Lower Bound Upper Bound
Selisih1 Saliva buatan 5 -30.6000 3.43511 1.53623 -34.8653 -26.3347 -34.00 -2
Remineralisasi Fluor 10 -31.6000 2.41293 .76303 -33.3261 -29.8739 -36.00 -2
Remineralisasi CPP-ACP 10 -32.2000 2.29976 .72725 -33.8451 -30.5549 -37.00 -3
Total 25 -31.6400 2.54755 .50951 -32.6916 -30.5884 -37.00 -2
Selisih2 Saliva buatan 5 .4000 .54772 .24495 -.2801 1.0801 .00
Remineralisasi Fluor 10 17.7000 1.82878 .57831 16.3918 19.0082 15.00 2
Remineralisasi CPP-ACP 10 23.8000 3.29309 1.04137 21.4443 26.1557 19.00 2
Test of Homogeneity of Variances
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
LSD
Dependent
Variable (I) kelompok (J) kelompok
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
selisih1 Saliva buatan Remineralisasi Fluor 1.00000 1.41678 .488 -1.9382 3.9382
Remineralisasi CPP-ACP 1.60000 1.41678 .271 -1.3382 4.5382
Remineralisasi
Fluor
Saliva buatan -1.00000 1.41678 .488 -3.9382 1.9382
Remineralisasi CPP-ACP .60000 1.15680 .609 -1.7991 2.9991
Remineralisasi
CPP-ACP
Saliva buatan -1.60000 1.41678 .271 -4.5382 1.3382
Remineralisasi Fluor -.60000 1.15680 .609 -2.9991 1.7991
selisih2 Saliva buatan Remineralisasi Fluor -17.30000* 1.32579 .000 -20.0495 -14.5505
Fluor Remineralisasi CPP-ACP -6.10000*
1.08251 .000 -8.3450 -3.8550
Remineralisasi
CPP-ACP
Saliva buatan 23.40000* 1.32579 .000 20.6505 26.1495
Remineralisasi Fluor 6.10000* 1.08251 .000 3.8550 8.3450