• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya dan Spiritualitas dan Spiritualitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Budaya dan Spiritualitas dan Spiritualitas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia terdiri dari dimensi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual dimana setiap dimensi harus dipenuhi kebutuhannya. Seringkali permasalahan yang mucul pada klien ketika mengalami suatu kondisi dengan penyakit tertentu (misalnya penyakit fisik) mengakibatkan terjadinya masalah psikososial dan spiritual. Ketika klien mengalami penyakit, kehilangan dan stres, kekuatan spiritual dapat membantu individu tersebut menuju penyembuhan dan terpenuhinya tujuan dengan atau melalui pemenuhan kebutuhan spiritual. Dengan kata lain apabila satu dimensi terganggu, maka dimensi yang lain akan terganggu.

Perawat yang bekerja di garis terdepan harus mampu memenuhi semua kebutuhan manusia termasuk juga kebutuhan spiritual klien. Perawat yang mempunyai tugas memenuhi kebutuhan spiritual klien penting sekali mengetahui tahap perkembangan spiritual dari manusia, agar tepat dalam memberikan asuhannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi budaya dan spiritual? 2. Apa itu heritage consistency? 3. Apa fenomena budaya?

4. Apa yang dimaksud dengan keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit? 5. Apa aspek budaya tentang kesehatan dan penyakit?

6. Apa saja faktor cultural dan proses keperawatan? 7. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas dan religi? 8. Bagaimana proses keperawatan dan spiritualitas?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahuui definisi budaya dan spiritual. 2. Untuk mengetahuui apa itu heritage consistency. 3. Untuk mengetahuui fenomena budaya.

4. Untuk mengetahuui bagaimana keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit.

(2)

6. Untuk mengetahuui faktor cultural dan proses keperawatan. 7. Untuk mengetahuui spiritualitas dan religi.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Budaya dan Spiritual 1. Budaya

Pengertian budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut cultur, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata cultur juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

2. Spiritual

Spiritual itu sendiri merupakan komitmen tertinggi individu, prinsip yang paling komprehensif tentang argumen yang sangat kuat terhadap pilihan yang dibuat dalam hidup (farran et al 1989 dalam potter & perry, 2005). Sedangkan keyakinan spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa & maha pencipta. Sebagai contoh seseorang yang percaya pada Allah sebagai pencipta atau sebagai maha kuasa (hamid, 2008)`. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa spiritual merupakan suatu keyakinan didalam diri yang berasal dari nilai-nilai ketuhanan dan nilai luhur dari yang diyakini dan dijadikan sebagai sumber kekuatan untuk menghadapi masalah dan ketenangan hidup.

B. Heritage Consistensi

Ini menjelaskan sejauh mana gaya hidup yang mencerminkan budaya suku masing-nya (Spector, 1991). Definisi ini membantu dalam belajar untuk apa gelar gaya hidup seseorang mencerminkan budaya tradisional. Konsistensi Heritage adalah salah satu cara untuk mengeksplorasi apakah orang yang memelihara warisan tradisional mereka dan menentukan kedalaman warisan tradisional seseorang (Intercultural Educarion of Nurses in Europe).

C. Fenomena Budaya

(4)

Penduduk dari kelompok sosiokultural yang berbeda akan mempunyai perbedaan budaya, kepercayaan, tata nilai dan gaya hidup. Beberapa faktor tersebut secara bermakana akan mempengaruhi cara individu berespon terhadap masalah keperawatan, terhadap pemberi pelayanan keperawatan dan terhadap keperawatan itu sendiri. Jika faktor tersebut tidak dipahami dan dihargai oleh pemberi pelayanan kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang diberikan mungkin menjadi tidak efektif.

Fenomena cultural yang diidentifikasi oleh Giger & Davidhizar (1995) : 1. Kontrol Lingkungan

Mengacu pada kemampuan dari anggota kelompok kultural tertentu untuk merencanakan aktivitas yg mengontrol sifat dan faktor lingkungan langsung.

Contoh : Sistem keyakinan tradisional tentang kesehatan, penyakit, dan praktik pengobatan tradisional.

2. Variasi Biologis

a. Struktur dan bentuk tubuh b. Warna kulit

c. Variasi enzimatik dan genetik d. Kerentanan terhadap penyakit e. Variasi nutrisi

3. Organisasi Sosial

Lingkungan sosial memainkan peranan penting dalam perkembangan & pembentukan identitas.

4. Komunikasi

Perbedaan komunikasi ditunjukkan dengan adanya perbedaan bahasa ataupun prilaku non verbal.

5. Ruang

Ruang personal mencakup perilaku individu dan sikap yang ditunjukkan pada ruang disekitar mereka.

Teritorialitas adalah suatu sikap yang ditunjukkan pada suatu area yg diklaim & dipertahankan/bereaksi secara emosional ketika orang lain memasuki area tersebut. 6. Waktu

(5)

D. Keyakinan Tradisional Tentang Kesehatan dan Penyakit

Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan anggota masyarakatnya yang sakit. Berbeda dengan ilmu kedokteran yang menganggap bahwa penyebab penyakit adalah kuman, kemudian diberi obat antibiotika dan obat tersebut dapat mematikan kuman penyebab penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua penyakit itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadangkala mereka menghubung-hubungkan dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat atau iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan sakit.

Banyak suku di Indonesia menganggap bahwa penyakit itu timbul akibat guna-guna. Orang yang terkena guna-guna akan mendatangi dukun untuk meminta pertolongan. Masing-masing suku di Indonesia memiliki dukun atau tetua adat sebagai penyembuh orang yang terkena guna-guna tersebut. Cara yang digunakan juga berbeda-beda masing-masing suku. Begitu pula suku-suku di dunia, mereka menggunakan pengobatan tradisional masing-masing untuk menyembuhkan anggota sukunya yang sakit.

Suku Azande di Afrika Tengah mempunyai kepercayaan bahwa jika anggota sukunya jari kakinya tertusuk sewaktu sedang berjalan melalui jalan biasa dan dia terkena penyakit tuberkulosis maka dia dianggap terkena serangan sihir. Penyakit itu disebabkan oleh serangan tukang sihirdan korban tidak akan sembuh sampai serangan itu berhenti.

Orang Kwakuit di bagian barat Kanada percaya bahwa penyakit dapat disebabkan oleh dimasukkannya benda asing ke dalam tubuh dan yang terkena dapat mencari pertolongan ke dukun. Dukun itu biasa disebut Shaman. Dengan suatu upacara penyembuhan maka Shaman akan mengeluarkan benda asing itu dari tubuh pasien.

Adapun peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan kesehatan, yaitu :

1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan. 3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan penelitian,

pengujian dan pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan tradisional. 4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin,

(6)

E. Aspek Budaya Tentang Kesehatan dan Penyakit

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.

Sudah satu tahun lebih Gerakan Nasional Minum Temulawak (GNMT) dicanangkan oleh wakil presiden R.I. sesudah Temulawak dinyatakan sebagai tanaman obat unggulan nasional. Di antara tumbuhan obat Indonesia temulawak memang yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional, ada sekitar 50 jenis jamu mengandung temulawak baik untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit.

Temulawak sudah dikenal sejak permulaan abad XVI dan popularitasnya terus meningkat seiring dengan manfaat serta hasil penelitian khasiatnya. Di Eropa temulawak sudah dikenal sejak akhir abad XVI dan saat ini menjadi salah satu bahan dasar untuk fitoterapi di beberapa negara Eropa. Sejak 40 tahun terakhir ini, berbagai penelitian telah mengungkapkan rahasia khasiat temulawak ini. Hasil penelitian tersebut umumnya mendukung kearifan nenek moyang kita dalam penggunaan temulawak ini, khususnya sebagai obat penyakit kuning (penyakit hati) dan pegel linu.

Dari hasil penelitian dalam dunia kedokteran modern, diketahui bahwa khasiat temulawak terutama disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia utamanya, yaitu senyawa berwarna kuning golongn kurkuminoid dan minyak atsiri.

Kurkuminoid temulawak ini terdiri atas dua jenis senyawa yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin yang berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan rasa nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, antibakteri, serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan pengangkal senyawa-senyawa radikal yang berbahaya. Tahun 2006 dibuktikan bahwa kurkuminoid secara klinis berkhasiat mencegah penyakit jantung koroner dan meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penggumpalan darah. Minyak atsiri temulawak terdiri atas 32 komponen yang secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedu dan mampu menekan pembengkakan jaringan.

(7)

sel-sel hati yang mengalami kerusakan akibat pengaruh racun kimia. Pada saat ini sejalan dengan perkembangan ilmu kimia, orang dengan mudah memisahkan kurkuminoid dan minyak atsiri, dan kemudian mencampurkannya kembali (rekombinasi) dengan perbandingan yang sesuai dengan dosis yang dikehendaki dibuat sediaan bentuk kapsul atau kaplet yang praktis penggunaannya.

Xanthorrizol salah satu komponen minyak atsiri pada percobaan invitro berkhasiat mengobati kanker payudara, paru-paru dan ovarium dan sebagai anti bakteri, pencegah rusaknya email gigi (mencegah plak).minyak atsiri baik untuk penyakit hati, sebagai minuman kesehatan temulawak (komponen-komponen kimianya) dapat dicampur dengan madu, hingga diperoleh minuman madu temulawak yang menyehatkan, kemudian dikembangkan menjadi fitofarmaka. Hal ini telah menjadi budaya masyarakat jawa dan turun-temurun terutama untuk menambah nafsu makan pada balita..

Untuk pencegahan serta pengobatan penyakit, rekombinasi kurkuminoid temulawak dan hasil-hasil penelitian manfaatnya, temulawak banyak dikembangkan dan diproduksi baik oleh industri jamu dan pabrik farmasi. untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan serta pengobatan penyakit). Untuk meningkatkan kesehatan, misalnya temulawak dapat dipakai sebagai tonikum dan penambah nafsu makan.

Istilah sehat mengandung banyak muatan cultural, sosial dan pengertian professional yang beragam. Dulu dari sudut pandang kedokteran. Sehat sangat erat kaitannya denagan kesakitan dan penyakit.dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat haruds dilihat dari berbagai aspek. Definisi WHO (1981) : Health is a state of complete physical, mental and social well being and not nurely yhe absence of decease or infirmity. WHO mendefenisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sepurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.

(8)

menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan aktifitas segari-hari halnya orang yang sehat.

Personalistik yaitu menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi syaty agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur, atu roh jahat) atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).

Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan penyakit kusta dan cara perawatannya. Kusta te3lah dikenal oleh etnik makasar sejak lama. Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan kaddala massaloni (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta secara endemik telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.

Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif atas nilai-budaya di kabupaten Soppeng dalam kaitannya dengan penyakit kusta, (Kaddala, Bgs.) di masyarakat bugis menunjukkan bahwa timbul dan diamalkannya leprophobia secara ketat , kerena menurut salah seorang tokoh budaya dalam nasehat perkawinan orang-orang tua disana kata kaddala ikut di dalamnya. Disebutkan bahwa terjadi pelanggaran melakukan hubungan intim suami istri saat isti sedang haid, mereka kedua mempelai akan terkutuk dan menderita kusta/kaddala.

Ide yang bertujuan agar terciptanya moral yang agung dalam keluarga baru, berkembang menurut proses komunikasi dalam masyarakat dan menjadi konsep penderita kusta sebagai penanggung dosa. Pengertian penderita sebagai penanggung dosa dari ibu bapak merupakan awal akibat dari leprophobia. Rasa rendah diri penderita dimulai dari rasa rendah diri kelearga yang merasa tercemar bila salah satu anggota keluargamya menderita kusta.

Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di bebrapa daerah pedesaan di Papua ( Irian Jaya ).

(9)

Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan,

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah: posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

Prospek social budaya terhadap keperawatan yaitu suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya dan menerapakan pelayanan keperawatan sesuai dengan latar belakang budaya tanpa merugikan kesehatan atau melanggar prosedur asuhan keperawatan.

G. Spiritualitas dan Religi 1. Spiritual

Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan / rohani/ batin. Salah satu aspek dari spiritual adalah memiliki arah tujuan, yang secara terus menerus meningkatkan kebijaksanaan dan kekuatan berkehendak dari seseorang, mencapai hubungan yang lebih dekat dengan alam semesta, serta menghilangkan ilusi dari gagasan salah yang berasal dari alat indra , perasaan, dan pikiran.

2. Spiritualitas

(10)

Spiritualitas tidak harus berhubungan dengan kedekatan seseorang dengan aspek ketuhanan, sebab seorang humanis ataupun ateis pun dapat memiliki spiritualitas.

3. Religi / Religion / Agama

Religi merupakan praktek prilaku tertentu yang dihubungkan dengan Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia yang dinyatakan oleh institusi tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya. Pada umumnya Agama memiliki kesaksian iman , komunitas dan kode etik yang diwarisi atau bersifat turun-temurun dari para pendeta, nabi dan kitab suci atau ditanamkan melalui keluarga dan tradisi.

Dengan kata lain spiritual memberikan jawaban “Siapa dan apa seseorang itu?” (keberadaan dan kesadaran). Sedangkan religi / agama memberikan jawaban “Apa yang harus dikerjakan seseorang” (prilaku atau tindakan).

Seseorang bisa saja menganut agama tertentu, namun memiliki spiritualitas . Orang -orang dapat menganut agama yang sama, namun belum tentu mereka memiliki jalan atau tingkat spiritualitas yang sama

H. Proses Keperawatan dan Spiritualitas

Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri.

Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural). Peran perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut

1. Hubungan Spiritual, Sehat, dan Sakit

(11)

kesejahteraan. Sebagai contoh orang sakit dapat memperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari Tuhannya.

2. Konsep yang terkait dengan Spiritulitas : a. Faith (Iman)

b. Religion (Agama)

c. Hope (Harapan) : sebuah isi dari kehidupan yang bertanggung jawab atas pandangan positif pada saat-saat paling suram bahkan kehidupan.

(12)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring). Suatu elemen perawatan kesehatan berkualitas adalah untuk menunjukkan kasih sayang pada klien sehingga terbentuk hubungan saling percaya. Rasa saling percaya diperkuat ketika pemberi perawatan menghargai dan mendukung kesejahteraan spiritual klien. Penerapan proses keperawatan dari pespektif kebutuhan spiritual klien tidak sederhana. Hal ini sangat jauh dari sekedar mengakaji ritual dan praktik keagamaan klien. Memahami spiritualitas klien dan kemudian secara tepat mengidentifikasi tingkat dukungan dan sumber yang diperlukan, membutuhkan persepektif baru yang lebih luas. Persepektif tersebut melibatkan seluruh dimensi kebutuhan manusia yang terdiri dari: dimensi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual dimana setiap dimensi harus dipenuhi kebutuhannya.

Dimensi spiritual menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki keterkaitan dan mampu mempengaruhi dimensi lainnya, melalui dimensi spiritual akan terbentuk nilai dan keyakinan dan tujuan hidup sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dari dimensi lainnya. Oleh karena itu penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dimensi spiritual, Untuk mendapatkan hasil asuhan keperawatan yang tepat maka perawat dapat melihat klien berdasarkan perkembangan aspek spiritual mereka, Kemudian membuat rencana tindak lanjut berdasarkan tahap perkembangan spiritualnya.

B. Saran

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Aspek Budaya Tentang Kesehatan dan Penyakit: http://shidiqwidiyanto.wordpress.com/ 2009/04/03/aspek-budaya-tentang-kesehatan-dan-penyakit/ , diunduh pada tanggal 14 April 2014

Budaya: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya, diunduh pada tanggal 14 April 2014

Fenomena Budaya: http://fakihqa.blogspot.com/2010/07/keperawatan-dasar-manusia.html, diunduh pada tanggal 14 April 2014

Heritage Consistency, Intercultural Educarion of Nurses in Europe (IENE): http://www.ieneproject.eu/glossary-term.php?termID=34, diunduh pada tanggal 14 April 2014

Konsep Keperawatan dan Spiritualitas: http://rachmawaty92.wordpress.com/2011/06/17/ spiritualitas-dalam-keperawatan/, diunduh pada tanggal 14 April 2014

Spiritual: http://en.wikipedia.org/wiki/Spirituality, diunduh pada tanggal 14 April 2014 Spiritualitaas dan Religi:

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan pertama yaitu perlakuan berupa pemberian ekstrak segar teripang yang baru diformulasikan pada media pemeliharaan larva udang galah dan percobaan kedua yaitu

Kemudian usaha kedua yaitu merencanakan kampanye diawali dengan menyusun tujuan dari kampanye Counting Down ini yaitu: untuk menberikan informasi kepada

Oleh karena belum mempunyai kcsanggupan untuk mem- buat rumah yang cukup baik m~a untuk sementnra mereka membuat gubuk di tempat-tcmpat tcrtentu yaitu di atas

Dalam prosedur penjualan kredit, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit.. Agar

Untuk perolehan sinyal terbaik yang dihasilkan pada area yang dicover antena setelah merubah sudut kemiringan dapat dilihat pada nilai rx level yang dihasilkan,

bukti yang menunjukkan tanaman ini telah ditanam oleh masyarakat dalam ditanam oleh masyarakat dalam kerajaan ini adalah berdasarkan jumpaan sekam dan bijian padi di beberapa

Nilai signifikansi yang didapat lebih kecil dari α = 0,05 sehingga membuktikan hipotesis yang menyatakan kualitas pelayanan, harga dan nilai konsumen berpengaruh

Dapat dijelaskan mayoritas responden menyatakan bahwa keterampilan/kemampuan dalam melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan ditempat mereka bekerja yang