• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 T2 BAB I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perpustakaan sekolah mempunyai fungsi edukatif, informatif, administratif dan rekreatif yang amat penting bagi pembelajaran dan pengembangan diri peserta didik dan guru yang sangat mendukung ketercapaian tujuan pendidikan. Artinya, dengan adanya perpustakaan sekolah dapat menunjang keberlangsusngan dan keberhasilan pembelajaran di tiap satuan pendidikan ata persekolahan.

(2)

DAK merupakan dana yang bersumbar dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah tertentu dan sesuai dengan prioritas nasional (pasal:23, UU No 33 tahun 2004). Sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat. Daerah tertentu yang dimaksud adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK. Dengan demikian, tidak semua daerah mendapatkan bantuan DAK. Sejak dialokasikan pertama kali pada tahun 2003, DAK mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik dari besaran alokasinya maupun dari cakupan bidang dan kegiatan yang didanai dari DAK. (keuda.kemendagri,2013)

(3)

mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.

Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar perdaerah dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar. Setiap kabupaten/kota penerima DAK Bidang Pendidikan Dasar wajib menyediakan dana pendamping dari APBD minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang diterima. Kebijakan umum Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar tingkat SD/SDLB meliputi (1) rehabilitasi ruang kelas rusak sedang (2) pembangunan perpustakaan c. pengadaan peralatan pendidikan.

Dalam perkembangannya, dana alokasi khusus (DAK) menjadi makin penting dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembiayaan pembangunan daerah pada khususnya. Hal ini terjadi karena komponen utama dana perimbangan dalam bentuk Dana alokasi Umum (DAU) umumnya hanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan belanja birokrasi.

(4)

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menggariskan bahwa semua pelaksanaan proyek DAK harus menggunakan prosedur swakelola. Pelaksana yang ditunjuk langsung adalah kepala sekolah dan komite sekolah. Melalui prosedur swakelola, Depdiknas mengharapkan masyarakat dapat memberikan kontribusinya terhadap pembangunan prasarana fisik pendidikan.(Depdiknas, 2013)

Pengelolaan DAK Tahun 2012, telah dibuat Kebijakan dengan adanya Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 56 dan 57 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012. Lampiran peraturan tegas menyebutkan bahwa pelaksanakan DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2012 untuk Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat Termasuk Perabotnya dan/atau Pembangunan Perpustakaan beserta perabotnya menggunakan mekanisme swakelola di sekolah.

(5)

proyek dalam hal ini CV yang mengerjakan proyek, ataupun oleh kepala sekolah yang menerima program swakela DAK. Bahkan, kasus penyelewengan dana program swakelola DAK ini sudah sampai di tingkat pengadilan.

Modus para pelaku penyimpangan hampir sama, yakni dengan menggelembungkan harga barang berupa buku, alat peraga, serta alat teknologi informasi dan komunikasi. Sejauh ini, sebagian besar temuan penyidik kejaksaan berupa penyimpangan dalam pengadaan buku sekolah dasar. Di satu kabupaten, rata-rata anggaran untuk pengadaan buku itu mencapai Rp 10 miliar. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Tengah telah menemukan bukti dan menghitung kerugian negara di beberapa kabupaten di Jawa Tengah berkisar antara Rp 2 sampai 4 miliar rupiah.

(6)

Aktivis Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah Eko Haryanto mengatakan bahwa kasus korupsi dana pendidikan menjadi “trend” di Jawa Tengah. Tindak korupsi tersebut melibatkan beberapa Kepala Daerah di Jawa Tengah.

Selain fenomena di atas, dalam pelaksanaan swakelola DAK juga ditemui permasalahan lain misalnya ketika dana sudah turun namun juknis belum ada, petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas, adapula sebagian yang produk atau spesifikasi bangunan kurang sesuai dengan standarisasi. Dengan demikian kemungkinan yang terjadi akan memperlambat pelaksanaan program swakelola DAK di suatu sekolah. Akhirnya alokasi waktu pelaksanaan program swakeola DAK menjadi semakin sempit. Hal ini akan menimbulkan pula kualitas bangunan dan menimbulkan peluang pelanggaran.

(7)

saran-saran perbaikan program swakelola DAK perpustakaan, dan kesesuaian produk atau hasil yang berupa perpustakaan dengan tujuan program.

Penelitian ini tentang program swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) di SDN Bandarjo 2 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki keunikan. Dilihat dari program swakelola DAK menunjukkan bahwa kepala sekolah hendaknya memiliki kompetensi teknis merancang bangun sebuah gedung. Padahal, kompetensi kepala sekolah selama ini hanya sedikit atau malah sama sekali tidak menyinggung tentang hal tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah yakni manajerial, kepribadian, sosial, pedagogi, akademik, dan spiritual. Pada sistem swakelola DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2013, kepala sekolah bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan program. Dengan demikian dalam pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan ini kepala sekolah benar-benar teruji kinerjanya untuk melaksanakan program tanpa meninggalkan masalah.

(8)

kreatif dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Bagi peserta didik perpustakaan juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan, informasi, dan sekaligus sebagai tempat rekreasi. Dengan banyak membaca buku-buku cerita, peserta didik akan memperoleh peningkatan kosa kata dan nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan melihat perkembangan zaman, perpustakaan merupakan sarana sangat penting artinya menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sekolah.

Namun demikian, masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana perpustakaan sekolah. Keterbatasan dana dari pemerintah untuk melengkapi sekolah dengan perpustakaan masih menjadi salah satu kendala. Sementara selama ini sekolah belum memiliki kemampuan untuk mendirikan perpustakaan secara mandiri. Biaya operasional penyelenggaraan pendidikan masih sangat bergantung bagi dana BOS. Hal ini banyak dialami oleh sekolah-sekolah negeri. Bantuan pihak ketiga atau pun dukungan masyarakat masih sebatas sumbangan buku bagi alumni belum memadai untuk penyelenggaran perpustakaan yang representatif. Melihat kondisi yang demikian diperlukan sebuah terobosan kebijakan dari pemerintah untuk pengadaan perpustakaan di setiap sekolah.

(9)

sekolah di tingkat persekolahan dari jenjang sekolah dasar dan sampai menengah bahkan perguruan tinggi sangat membantu percepatan belajar bagi peserta didik dan mahasiswa. Dampak lain dari program perpustakaan di sekolah adalah mendorong terwujudnya budaya menulis bagi guru dan peserta didik. Program ini tentunya diikuti oleh program-program lain untuk mendorong eksistensi sebuah perpustakaan, misalnya program pendidikan bagi calon pustakawan.

Pemerintah memiliki banyak program untuk memajukan pendidikan di daerah. Program-program tersebut dapat berupa program fisik maupun nonfisik. Program fisik berupa pengadaan sarana pendidikan, misalnya program swakelola DAK yang dapat berupa rehab gedung dan pengadaan sarana, bantuan peralatan TIK, dan pengadaan alat-alat media pembelajaran lainnya. Sedangkan program nonfisik dapat berupa bantuan dana BOS, sertifikasi guru, dan peningkatan mutu guru dan peserta didik.

(10)

Ada beberapa petunjuk pelaksanaan program swakelola DAK di tingkat persekolahan. Setiap program tentu diikuti dengan petunjuk pelaksanaan, apalagi program swakelola DAK menyangkut dana yang cukup besar untuk pembangunan. Di dalam petunjuk tersebut disebutkan besarnya anggaran swakelola DAK, gambar bangunan, waktu pelaksanaan, dan jenis-jenis bahan atau material yang digunakan.

Pelaksanaan program swakelola DAK dapat dievaluasi dari perencanaan, proses pelaksanaan program, dan hasil pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan. Evaluasi program sangat penting dilakukan agar program swakelola DAK sesuai dengan tujuan dan kebermanfaatannya. Di samping itu kegiatan evaluasi program dapat dijadikan asupan bagi penyempurnaan program-program berikutnya. Untuk itu, dipandang perlu bagi penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai evaluasi program DAK Pendidikan, khususnya perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Bagaimana Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02?

(11)

1.2.3 Bagaimana Proses Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02?

1.2.4 Bagaimana Produk Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi:

1.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02.

1.3.2 Input Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02.

1.3.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02.

1.3.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para pemerhati pendidikan.

1.4.1Manfaat Teoritis

(12)

(Perpustakaan), sehingga dapat mengelola dan mempertanggungjawabkan hasil DAK Pendidikan (Perpustakaan) dengan baik dan benar sesuai harapan pemerintah.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Kepala Sekolah

a. Memberikan pengalaman mengembangkan kompetensi teknis merancang bangun sebuah gedung dalam mengelola program swakelola DAK Pendidikan (perpustakaan).

b. Dapat mengembangkan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah yakni manajerial, kepribadian, sosial, pedagogi, akademik, dan spiritual.

2. Bagi Guru

a. Memberikan pengalaman dalam kegiatan Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan). b. Guru menjadi semakin kreatif dalam

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, yang erat kaitannya dengan fungsi edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif yang dimiliki Perpustakaan sekolah. 3. Bagi Peserta didik

a. Menambah pengetahuan, informasi, dan sekaligus sebagai tempat rekreasi.

Referensi

Dokumen terkait

Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik ( SPSE ) pada alamat website LPSE : www.lpse.ponorogo.go.id.

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan Pada Program Studi DIII Akuntansi. Jurusan Akuntansi Politeknik

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan intra kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laba seperti biaya variabel per unit, biaya tetap per periode, volume atau kuantitas penjualan, dan harga per unit yang dapat

Pada acara penjelasan pekerjaan dokumen pengadaan yang diikuti oleh 18 (delapan belas) peserta yang telah mendaftar, sampai dengan waktu akhir penjelasan terdapat 1 (satu)

model belajar Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret terhadap hasil belajar PKn Siswa di Sekolah Dasar.. Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Pakuan. Mengisi

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dan berdasarkan surat Keputusana Pejabat