• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah BELAJAR DAN PRINSIP BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah BELAJAR DAN PRINSIP BELAJAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah:

BELAJAR

DAN PRINSIP BELAJAR

Mata Kuliah:

BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1

Disusun oleh:

Mahasiswa Program Studi Matematika

FKIP UNRAM

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Adanya kemapuan untuk belajar dan menurunkan kemampuan belajar antar generasi merupakan ciri penting manusia yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Kemampuan belajar telah memberikan banyak manfaat bagi perkembangan peradaban manusia baik secara individual maupun kelompok (masyrakat).secara individual, kemampuan belajar dapat mengantarkan seseorang pada perkembangan pribadi yang mengarah pada tebentuknya pola kecakapan intelektual, kecakapan hidup, serta penguasaan keterampilan-keterampilan tertentu. Berkaitan dengan hal ini, maka tidaklah mengherankan jika ada seorang dokter yang menguasai keterampilan lain selain keterampilan profesinya, misalnya keterampilan dalam memasak, mengajar, dan lainnya. Bagi masyarakat, kegiatan belajar memainkan peranan penting dalam proses pewarisan nilai-nilai budaya antar generasi. Hasil yang diperoleh dari proses belajar baik berupa temuan-temuan ilmiah maupun hasil coba-coba yang berlangsung terus menerus dari waktu ke waktu selalu terwariskan dan terus berkembang dari generasi ke generasi. Hal inilah yang menjadikan masyrakat manusia selalu berkembang secara dinamis dari waktu ke waktu atau dari generasi ke generasi berikutnya.

Proses belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu berkaitan. Agar proses pembelajaran dapat belangsung, maka mesti ada peserta didik yang belajar dan pendidik yang berperan sebagai perancang, penilai proses dan hasil pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Selain itu, belajar sering juga dimaknai sebagai adanya perolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Seiring dengan perkembangan mutakhir yang didukung oleh hasil kajian neurofisiologi dan neuropsikologi makna belajar lebih luas yakni melibatkan kemampuan memproses informasi, menalar, dan mengembangkan pemahaman serta meningkatkan penguaasaan keterampilan dalam proses pembelajaran.

(4)

Proses pembelajaran dewasa ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik yang menempatkan peserta didik sebagai pusat kegiatan atau subjek belajar. Seiring dengan hal ini, perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin mempermudah peserta didik dalam belajar. Kemajuan teknologi harus mampu dimanfaatkan guna meningkatkan hasil belajar, tanpa melupakan prinsip-prinsip belajar. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi peserta didik maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud belajar ?

2. Apa yang dimaksud dengan prinsip belajar ?

3. Apa saja prinsip-prinsip belajar yang terkait dengan proses belajar ?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar secara luas ataupun khusus. 2. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Belajar secara umum dan implikasinya dalam Belajar

dan pembelajaran.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BELAJAR

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Arti dari disengaja sebenarnya proses belajar timbul karena ada suatu niatan. Sedangkan perubahan itu misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya. Perubahan tersebut adalah perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu. Proses belajaradalah mengalami, berbuat mereaksi dan melampaui (under going).

Adapun Pengertian dari belajar menurut para ahli yaitu:

1) Witherington (1952) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadianyang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentukketerampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

2) Wingkel, 1987 menyatakan bahwa “belajar adalah suatu aktifitas mental & psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.”Belajar adalah suatu proses/usaha sadar yang dilakukan olehindividu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai) maupun psikomotor (keterampilan) sebagai hasil interaksinyadengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

3) Moh. Surya (1997) menyatakan bahwa “belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi dengan lingkungannya”.

(6)

Dari pengertian belajar menurut para ahli di atas dapat diuraikan bahwa pada proses belajar terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri peserta didik. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

B. PENGERTIAN PRINSIP

Adapun pengertian prinsip menurut para ahli :

1. Prinsip merupakan sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089)

2. Prinsip merupakan sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993)

3. Prinsip merupakan esuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996)

C.PENGERTIAN PRINSIP BELAJAR

(7)

Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies adalah Suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga peserta didik termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan peserta didik.

Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.

D. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR YANG TERKAIT DENGAN PROSES BELAJAR

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi peserta didik yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam apaya meningkatkan mengajarnya.

Secara umum prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage n Berliner, 1984: 335 ). Perhatian terhadap belajar akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih Ianjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka peserta didik perlu dibangkitkan perhatiannya. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (gage dan Berliner, 1984 : 372). “Motivation is the concept we use when we describe the force action on or whitin an organism yo initiate and direct behavior”

(8)

estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar peserta didik dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.

Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dianggap penting dalan, kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat peserta didik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Sikap peserta didik, seperti halnya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitasnya. Peserta didik yang menyukai matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untulk belajar lebih giat, demikian pula sebaliknya. Karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri peserta didik terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertaanya. Sebagai contoh, peserta didik belajar sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapat ijazah. Naik kelas dan mendapat ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.

(9)

Pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya umpamanya dengan kebutuhan, cita cita, pengalaman, bakat, minat.

Kedua, Objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, atau yang lain dari yang biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.

Dari uraian kedua hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa,

1. Belajar dengan pernah perhatian pada pelajaran yang sedang dipelajari, proses dan hasilnya akan lebih baik.

2. Upaya guru memumbuhkan dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

a) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat atau minat peserta didik.

b) Menciptakan situasi pembelajaran yang tidak monoton. Umpamanya penggunaan metode mengajar yang bervariasi, penggunaan media, tempat belajar tidak terpaku hanya didalam kelas saja.

2) Keaktifan Belajar

Kecendrungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri. Mon Dewey mengemukakan bahwa “belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan peserta didik untuk dirmya sendiri. maka inisiatif harus datang dari peserta didik sendiri.” Guru sekedar pembimbing dan pengarah (John Dewy 1916. dalam Dak ks, 1937:3 1).

(10)

di depan bahwa belajar iu sendiri adalah akivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Bila ada peserta didik ) yang duduk di kelas pada saat pelajaran berlangsung, akan tetapi mental emosionainya tidak terlibat akif didalam situasi pembelajaran itu, Pada hakikamya peserta didik tersebut tidak ikut belajar. Oleh karena itu guru jangan sekali-kali membiarkan ada peserta didik yang tidak ikut aktif belajar. Lebih jauh dari sekedar mengaktifkan peserta didik belajar, guru harus berusaha meningkatkan kadar aktifitas belaiar tersebut.

Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar. Akan tetapi barangkali kadarnya perlu ditingkinkan dengan metode mengajar lain. Sekali untuk memantapkan pemahaman anda tentang upaya meningkatkan kadar aktivitas belajar peserta didik, coba anda tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu mata pelajaran yang biasa diajarkan. Silahkan anda rancang kegiatan-kegiatan belajar yang bagaimana yang harus peserta didik anda lakukan, supaya kadar aktivitas belajair mereka relatif tinggi. Bila sudah selesai anda kerjakan, silahkan diskusikan deingan guru lain disekolah anda atau guru sesama peserta program

3) Keterlibatan Langsung Dalam Belajar

Di muka telah dibkarakan bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh peserta didik yang, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerueut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung peserta didik tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe, yang paling baik apabila ia terlihat secara langsng dalam perbuatan (direct performance), bukan sekadar melihat bagaimana orang menikmati tempe (demonstrating), apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan tempe (telling).

(11)

kelompok, dengan cara memecahkan masalah (prolem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

Keterlibatan peserta didik di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan intemalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilat, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4) Pengulangan Belajar

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang dikemukakan oleh teori Psikologi Dava. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut akan berkembang. Seperti hainya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempuma.

Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori psikologi Asosiasi

atau Koneksionisme dengan tokoh yang terkenal Thorndike. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise“, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

Seperti kata pepatah “latihan menjadikan sempurna” (Thomdike, 1931b:20. dari Gredlei, Marget E Bell, terjemahan Munandir, 1991: 51).Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari Koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada Koneksionisme, belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons maka pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.

(12)

sesuatu. Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan- kabiasaan. Walaupun kita tidak japat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam belajar tetap diperlukan latihan/pengulangan. Metode drill dan stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip pengulangan (Gage dan Berliner, 1984: 259).

5) Sifat Merangsang Dan Menantang Dari Materi Yang Dipelajari

Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa dalam, situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang Kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar haruslah menantang.tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat peserta didik bergairah untuk mengatasinya.

(13)

Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi peserta didik untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang peserta didik dan menimbulkan motif untuk memperoleh gaujaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.

6) Pemberian Balikan Atau Umpan Balik Dan Penguatan Belajar

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisin adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori belajar im adalah law of effect – nya Thomdike. Peserta didik akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang haik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengarub baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namum dorongan belajar itu menurut B.E Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga ada yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar (gage dan Berliner, 1984: 272).

(14)

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

1) Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.

2) Prinsip belajar merupakan landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi peserta didik maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan. 3) Secara Umum, Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :

a. Perhatian dan Motivasi b. Keaktifan

c. Keterlibatan langsung atau pengalaman d. Pengulangan

e. Tantangan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu Dan Uhbiyati.2001. Ilmu Pendidikan Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta. Baharudin Dan Esa .2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Dimyati Dan Mujiono.1999. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandar, Syaifudin, DR. M.Pd.2008. Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Sumbawa: Universitas Samawa.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Suardi yang dikutip oleh Sardiman (2003 : 15-18) mengemukakan ciri-ciri interaksi belajar mengajar secara terperinci sebagai berikut:.. a) Interaksi belajar mengajar

Prinsip Proses  Pembelajaran  Interaksi  Pendidik  dan Anak  Belajar melalui  bermain  Berorientasi  pada  perkembangan  anak  Berorientasi  pada 

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan

Prinsip-prinsip dalam belajar dan pembelajaran perlu dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar agar aktivitas dalam bealajar dan pembelajaran dapat

Pelaksanaan pembelajaran harus didasarkan pada prinsip terjadinya interaksi secara optimal antara peserta didik dan pendidik, antara peserta didik dan peserta didik

Menurut Majid (2013:98) Variasi pola interaksi adalah Pola interaksi guru dengan anak didik dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam. Interakasi antara guru

Pada proses belajar mengajar terjadilah proses interaksi antara pihak pendidik dengan peserta didik sedang belajar, sehingga terjadilah hubungan kondusif antara

Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, pendidik harus memperhatikan beberapa hal atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan agar evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan