• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem otot adalah suatu jalinan jaringa (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem otot adalah suatu jalinan jaringa (1)"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh.

Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot member dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk mempertahankan otot

Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan tentang otot. yang dapat diartikan adalah sebagai berikut, Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu pengetahuan. Sehingga alat gerak (locomotor apparetus) di dalam tubuh dapat dapat di kelompokan sebagai berikut :

(2)

yang bersipat pasif ini boleh kita jumpai pada Jaringan Tulang, Jaringan Rawan dan Jaringan Ikat. Jaringan tersebut sering kita katakan sebagai jaringan penyokong atau jaringan penunjang

2. Alat gerak yang bersifat aktif (yang menggerakan) yang artinya dapat menggerakan jaringan yang lain/yang bersifat pasif dapat kita sebut juga jaringan ini adalah jaringan Otot dan jaringan Syaraf

Ada tiga tipe musculus, yaitu otot skelet atau otot volunter, terdapat pada extremitas, dinding badan, otot polos atau otot visceral, terdapat pada dinding gaster, intestinum, dinding arteri, dan otot jantung, terdapat pada cor. Mengenai otot pada unggas, sebelumnya unggas juga termasuk ke dalam hewan vertebrata (bertulang belakang). Sehingga susunan otot pada unggas hampir sama dengan hewan vertebrata lainnya dalm hal fungsi dan letaknya sama.

A. Tipe Otot Ayam

(3)

garis besar ada tiga tipe otot, yaitu: otot polos, otot jantung dan otot skeletal (Nesheim et al., 1979). Secara umum ketiga tipe otot tersebut yaitu :

1. Otot polos

Otot polos merupakan otot yang menyusun pada saluran pembuluh darah, saluran pencernaan dan beberapa organ yang dikontrol dibawah sadar (Nesheim et al., 1979). Otot polos tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus dengan masing-masing satu nukleus yang terletak ditengah, berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril yang homogen. Sel-sel tersebut tersusun dalam lapisan-lapisan yang diikat dengan jaringan pengikat fibrosa (Radiopoetra, 1991).

2. Otot jantung

(4)

3. Otot skeletal

(5)

dan mempunyai periode istirahat berkali-kali (Radiopoetra, 1991).

Gambar Bagian-bagian otot tubuh ayam (Soeparno, 1992)

B. Macam Otot Ayam

(6)

Pada otot merah kandungan lemak lebih banyak dan protein lebih sedikit dibanding otot putih (Nuhriawangsa, 1994). Begitu juga mioglobin lebih banyak dibanding otot putih. Aktivitas dari otot juga mempengaruhi warna dari otot, pada otot paha mempunyai warna lebih gelap dibanding otot dada, karena pada paha lebih banyak mempunyai cekaman untuk berdiri dan menyangga tubuh dibanding pada dada. Selain itu bangsa ayam juga mempengaruhi struktur otot, pada ayam pedaging otot lebih terang warnanya dan lebih besar diameternya dibanding ayam petelur (North, 1978).

Sesaat setelah penyembelihan otot akan berubah menjadi daging dan mengalami proses patologis yang dinamakan rigor mortis atau kaku bangkai. Otot berubah menjadi kaku karena kenaikkan tegangan otot sehingga kehilangan elastisitas. Kaku bangkai dimulai dari tubuh bagian depan melanjut ke belakang dan biasanya hilang dengan urutan yang sama (Akoso, 1993).

(7)
(8)

Kekuatan gerak utama dari sayap selama terbang diatur oleh otot pectoralis besar yang terletak didaerah dada.

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T., 1993. Manual Kesehatan Unggas. Penerbit kanisius, Yogyakarta.

Nesheim, M.C., R.E. Austic dan L.E. Card. 1979. Poultry Production. 12th ed. Lea and Febiger. Philadelphia.

North, M. O., 1978. Commercial Chicken Production Manual. 3rd ed. AVI Pub. Co. Inc., Westport, Connecticut.

Nuhriawangsa, 1994. Komposisi Kimia Daging Dada dan Non Dada Pada Karkas Ayam Broiler Jantan dan Betina Umur Enam Minggu. Skripsi Sarjana Peternakan. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(9)
(10)

Anatomi adalah almu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih

kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi

histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh.

Praktikum Anatomi dan Histologi ini diadakan untuk menunjang mata kuliah Anatomi dan Histologi. Adanya praktikum ini dapat menjadikan mahasiswa mengetahui anatomi dan histologi hewan secara nyata. Pada

praktikum Anatomi praktikan mengamati kerangka, otot ayam dan mengamati kerangka, otot pada domba. Pada bagian Histologi digunakan preparat jaringan dan

(11)

Hepar. Pengetahuan tentang Anatomi dan Histologi dapat menjadikan mahasiswa mengetahui dan mengerti bentuk dan struktur semua organisme serta jaringan tubuh.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Ayam

Kerangka ayam

Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan

aktifitas sayap (Akoso, 1993).

(12)

ayam adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat

struktur beringga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991).

Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagaian beasr terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat

(Frandson, 1992).

Rongga sunsum tulang ayam betina selama masa bertelur disusupi oleh sistem tulang sunsum yang terdiri atas

kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang sunsum dengan anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk membentuk kulit telur bila kalsium yang tersedia dalam pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam betina yang secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat pada ayam jantan (Akoso, 1993).

Sunsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta,

tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh dewasa, yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum. Pada ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium yang cukup untuk membentuk kerabang bila kadar

(13)

1993).

Timbunan kalsium tulang ayam betina piaraan hanya

adapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur. Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang (Akoso, 1993).

Perototan ayam

Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan

mempunyai fungsi utama sebagai penggerak. Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya. Karena fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot. Jaringan ikat ini berhubungan dengan

kealotan daging. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang, sering disebut otot skeletal (Soeparno, 1994).

Jaringan otot ayam merupakan satu kesatuan kelompok organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot rangka yang melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot dada, paha dan kaki.

Otot skeletal adalah yang paling penting bagi ternak

(14)

jardisk pada jantung. Dada merupakan otot skeletal

terbeasr karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada bangsa ayam liar. Otot ini telah dikembangkan secara genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-spesies

domestik. Ayam memiliki otot merah dan putih, yang dapat disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan ini disebabkan kandungan myoglobin pada otot merah. Myoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen pada otot ayam (Blakely and Bade, 1991).

Musculus pectroralis major berfungsi untuk menutup sayap, berorigo pada carnia sterni dan berinsertio pada facies ventralis humeri. Musculus pectoralis minor baru tampak bila musculus pectoralis major diangkat. Musculus ini berorigo pada carnia sterni, kemudian masuk ke dalam foramen triosseum yang berinsertio pada facles dorsalis humeri. Fungsinya adalah untuk menurunkan sayap (Radiopoetra, 1991).

Anatomi domba

Kerangka domba

(15)

mandibula, maksila, lakrima, coranoid process dan occipital. Atap bagian atas dibentuk oleh maksila dan premaksila yang membentuk dentis dan oleh maksila as. palatina. Bagian ventrolateral, oral dilengkapi oleh

mandibula. Mandibula berporos pada bagian as

temporale, di depan lubang telinga. Semua dentis bagian bawah pada mandibula merupakan tempat perekatan otot yang berperan dalam proses penguyahan dan penelanan (Frandson, 1992).

Ujung medial skapula bersendi dengan menubrium. Ujung lateral clavicula bersendi dengan acromion. Acromion adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah cranial pada sudut cranial lateral dataran sendi, yang bersendi dengan humerus (Radiopetro, 1991).

Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak mempunyai processus spinous dan carpus menjadi satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis cervicalis yang kedua disebut aksis. Aksis mempunyai spinosum processus yang lebar, tetapi tidak tinggi

(Frandson, 1992). Vertebrae thoracales, costae dan sternum membentuk throrax. Sternum terdiri atas manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus

(16)

Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek yang terdiri dari dua deret tulang kecil. Deretan proximal disebut radial (profundial ke lateral), intermediet dan ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada sapi dan domba, karpus merupakan hasil tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur vertikal pada metakarpus menunjukkan fusi kedua tulang tersebut (Frandson, 1992)

Ujung proximal femur yang berbentuk bulat bersendi dengan os coxae. Ujung distal femur bersendi dengan ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula bersendi dengan ujung proximal tibia. Distal fibula

menempel pada kedua ujung distal tibia. Kedua ujung distal ini merupakan persendian dengan trachlea tali. Trachlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus. Talus ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas talus, proteulus, os cuboideum, os naviculare (os

scapoideum) dan tiga ossa cuneiforinia. Talus bersendi dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga

dengan ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa cuneiformie di ujung distal bersendi dengan ujung

proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia berturut-turut terdapat dua palanges. Di sebelah os

(17)

palanges. Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita osseum metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung tranversal. Jari pertama kaki tidak dapat disisikan (Radiopoetro, 1991).

Profundingulum membri inferiotis terdiri atas sepasang os coxae. Satu coxae ialah hasil tumbuh melekatnya tulang, yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae ini bersama dengan os sacru merupakan pelvis. Antara kedua os coxae di sebelah ventral disebut symphysis

ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu yang pada dasarnya ada lubang pada os coxae pada suatu cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang ujung proximal femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae sacrales yang telah saling tumbuh melekat sehingga terjadi satu tulang, yaitu os sacrum daerah cocigleal dimana ada 3 vertebrae cocygleeales yang telah

mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat hingga occygis (Radiopoetro, 1991).

Perototan domba

(18)

ligamentum dalam hal kandungan darah, saraf dan dalam hal hubunganmya dengan jaringan-jaringan lain.

Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi fisiologisnya telah terhenti. Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun oleh jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak. Jadi daging tidak sama dengan otot

(Soeparno, 1994).

Beberapa jenis otot pada heawan termasuk domba, antara lain adalah :

Otot trapezius. Otot trapezius merupakan otot pipih berbentuk segitiga yang mempunyai origo pada garis tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah vertebrae lumbar dan insersionya terutama pada spina skapula. Otot trapezius secara keseluruhan juga

mendukung melekatnya skapula pada tubuh (Frandson, 1992).

Otot serratus ventralis. Otot serratus ventralis merupakan otot yang paling besar dan otot utama yang

menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh. Ukuran otot ini besar dan bentuknya seperti kipas

(Frandson, 1992).

(19)

tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju (Frandson, 1992).

Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa segmen tergantung pada lokasi, yaitu di daerah lumbar yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut longissimus cervicis, longissimus capitis, longissimus

atlantis (Frandson, 1992).

Otot ekstensor carpii radialis. Otot ini merupakan otot

ekstensor terbeasr untuk karpus. Otot ini berpangkal pada epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah metacarpal. Peran utam otot ini adalah gerak estensi karpus (Frandson, 1992).

Otot fleksor carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi medial permukaan volar kaki depan. Origo otot ini adalah pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya pada permukaan volar ujung proksimal metacarpus

(Frandson, 1992).

Otot gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot ini terletak pada sayap tulang illium dan insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang merupakan lever yang menjulur di atas sendi pinggul, sehingga menggerakan bagian lain dari kaki belakang ke arah belakang (Frandson, 1992).

Otot bisep femoris, semiteninosus dan

(20)

muscle. Batas-batas antar otot ini dapat diketahui dengan adanya alur-alur vertikal pada bagian otot tersebut

(Frandson, 1992).

Jaringan

Jaringan Pankreas. Pankreas merupakan campuran kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri atas pulau langerhans. Bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, yang strukturnya mirip dengan kelenjar parotis. Sifat lain adalah bahwa pada bagian permulaan duktus interkalaris menembus ke lumen asini. Inti di

tengah diagnistik untuk pankrea, yang dimiliki oleh sel-sel sentro-asiner yang merupakan bagian intra-asiner duktus interkalaris. Duktus interkalaris yang bercabang menjadi menjadi duktus interlobaris yang besar yang dibatasi oleh epitel toraks dimana ditemukan sel goblet (Soeparno, 1994).

Jaringan Otot. Otot tersusun dari banyak ikatan serabut otot yang lazim disebut fasikuli. Fasikuli terdiri dari

serabut-serabut otot, sedangkan serabut otot tersusun dari banyak fibril dan disebut miofibril. Miofibril tersusun dari banyak filamen dan disebut miofilamen. Jadi,

berdasarkan ururtan ukuran (dari terbesar sampai dengan ukuran terkecil) otot tersusun dari fasikuli, serabut otot, miofibril, dan miofilamen (Soeparno, 1998).

(21)

bekerja membalut serabut otot dan menunjang jalinan pembuluh darah, rambut, dan ujung-ujung saraf yang menginervasinya. Tiap berkas utama dibalut oleh selubung dengan serabut kolagen pekat, disebut

perimisium yang mempersatukan berkas disekitarnya sambil mengantar pembuluh darah serta saraf. Akhirnya seluruh otot diselubungi oleh epimisium, yaitu suatu

jaringan ikat kolagen yang relatif pekat dan tebal (Dellmann dan Brown, 1989).

Jaringan Ren. Berbagai fungsi ginjal tercermin pada

sistem buluh kompleks yang berkaitan dengan pembuluh darah. Pengetahuan yang diperoleh dari kaitan bangun anatomi antar buluh sekresi, saluran pembuang dan

jalinan kapiler, mampu memperjelas struktur serta fungsi ginjal ( Dellman dan Brown, 1992 ).

Lokasi kapiler glomerulus antara dua arteriola merupakan susunan yang unik dan menjamin mekanisme efisiensi untuk menghasilkan sejumlah ultrafiltrat dari darah.

Efisiensi ini sebagai hasil tekanan filtrasi yang tinggi yang dipertahankan di seluruh jalinan kapiler berkat hambatan yang dihasilkan oleh arteriola aferen. Keadaan ini

bertentangan dengan jalinan kapiler lain yang terletak antara arteriola dan venula, di mana tekanan dalam venula jauh lebih rendah dari pada tekanan dalam arteriola ( Dellman dan Brown, 1992 ).

(22)

jaringan medula yang berwarna agak cerah, disebut garis medula ( Medullary rays ), yang berisi cabang buluh

penyalur, sekaligus dengan buluh nefron yang turun dan naik. Substansi kompleks sekitar garis medula disebut Labirin korteks. Garis medula dan korpukulus renalisa serta nefron yang bermuara pada buluh penampung

dalam garis medula membentuk Lobulus ginjal. Batas tiap lobulus, meskipun tidak jelas benar, ditandai dengan

arteria interlobularis yang masuk korteks dan berasal dari daerah perbatasan koteks medularis. Jaringan korteks gelap yang menjulur ke daerah medula memperjelas batas lateral piramid. Jalur-jalur korteks adalah kolumna renalis ( Dellman dan Brown, 1992 ).

Jaringan Ikat. Jaringan pengikat memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan morfologi, letak geografis, dan strukturnya. Fungsi utamanya ialah sebagai penghubung antar jaringan, dan sebagai penunjang tubuh (tulang, tulang rawan) dalam arti luas (Dellmann dan Brown, 1989).

Serabut-serabut kolagen jaringan ikat mempunyai

diameter antara 1 sampai 2 m. Fibril kolagen terbentuk dari molekul-molekul tropokolagen. Tropokolagen adalah protein yang berat molekulnya tinggi, yaitu 300.000.

terbentuk dari tiga benang polipeptida yang saling

(23)

periodik adalah 67 nm (64 nm dalam keadaan mengkerut) (Soeparno, 1998).

Elastin adalah protein elastis yang terdapat di seluruh tubuh. Serabut elastis terbentuk dari protein-protein

elastin. Elastin jaringan ikat terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit daripada kolagen. Elastin dapat ditemukan sebagai komponen utama dari jaringan-jaringan tertentu seperti ligamentum nuchae, dinding abdomen, dan semua arteri dari aorta sampai ke arteriol. Serabut-serabut elastin dapat meregang sampai beberapa kali panjang semula. Elastin tidak larut dalam larutan asam dan basa, serta panas yang tinggi dapat menghancurkan kolagen

(Soeparno, 1998).

Jaringan Lidah. Lidah (tongue) merupakan organ tubuh berotot kerangka yang dibalut oleh selaput lendir,

berfungsi untuk menahan, membantu, mencerna serta menelan makanan (Dellmann dan Brown, 1992).

Selaput lendirnya memiliki epitel pipih banyak lapis dengan stratum korneum yang berbeda tebalnya.

(24)

Brown, 1992)

Papil filiformis merupakan tipe yang paling banyak jumlahnya.Bentuknya langsing dengan ujung runcing, berfungsi mekanik, untuk menggerakkan bolus makanan ke dalam, dan di dalam rongga mulut. Papil ini menjulur melewati permukaan lidah. Ujung jaringan ikat berakhir pada dasar bagian yang bertanduk.

Papil lentikularis berbentuk pipih dan langsing, menjulur pada permukaan lidah dan terdapat terutama pada

ruminansia. Papil ini dibalut oleh epitel pipih banyak lapis dengan jaringan ikat pekat tidak teratur (Dellmann dan Brown, 1992).

Papil fungiformis tersebar di sekitar papil filiformis,

berbentuk kubah pada permuaan atasnya, terdapat kuda dan babi. Bentuknya mirip jamur, karenanya dinamakan fungiformis. Papil ini dibalut epitel pipih banyak lapis tanpa bertanduk, memiliki satu atau dua putik pengecap pada permukan atasnya. Putih pengecap sebenarnya jarang terdapat pada papil lidah kuda dan sapi, lebih banyak terdapat pada domba dan babi, dan lebih banyak lagi pada karnivora dan kambing. Jaringan ikat di bawahnya banyak mengandung pembuluh darah dan saraf

(Dellmann dan Brown, 1992).

Papil valata atau papil sirkumvalata terdapat pada

(25)

epitel banyak lapis. Epitel yang membalut alur samping terdapat gugus kelenjar bersifat serous dan alat

penyalurnya bermuara pada dasar alur samping. Kadang-kadang terdapat kelenjar mukous di sekitarnya, tetapi alat penyalurnya bermuara pada permukaan lidah. Jaringan ikat papil ini banyak mengandung pembuluh darah dan saraf (Dellmann dan Brown, 1992).

Papil foliata merupakan lipatan paralel mukosa lidah, terdapat pada pinggir lateral, sedikit rostral dari arkus palatoglosal. Lipatan mukosa ini dibalut epitel pipih

banyak lapis dengan banyak putik pengecap pada epitel sisi lipatan (Dellmann dan Brown, 1992).

Putik pengecap (calliculus gusstatorius, taste buds), berbentuk lonjong, mengandung kelompok sel-sel

pengecap yang ditunjang oleh sel-sel penunjang. Putik pengecap terdapat dalam epitel pipih banyak lapis pada papil fungiformis, papil sirkumvalata dan papil folialata lidah (Dellmann dan Brown, 1992).

Otot lidah intrinsik memiliki susunan longitudinal,

tranversal dan vertikal, terdiri dari otot kerangka. Susunan serabut otot kerangka yang langsung terdapat di bawah mukosa adalah longitudinal, letaknya di bawah susunan horisontal dan transversal, umumnya relatif tipis

(Dellmann dan Brown, 1992).

(26)

arteria dan vena lingualis. Daerah ini diduga ikut berperan dalam mengurangi suhu tubuh (Dellmann dan Brown,

1992).

Kelenjar lidah (glandula linguales) yang bersifat seromukous banyak tersebar dalam lidah pada

submukosa atau bahkan diantara berkas otot kerangka. Kelenjar ini dianggap sebagai kelenjar liur minor

(Dellmann dan Brown, 1992).

Jaringan Hati. Hati (hepar) merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dan khas karena memiliki multifungsi kompleks, misalnya ekskresi, sekresi, penyimpanan,

sintesis, detoksikasi, konjugasi, esterifikasi, metabolisme dan hemopoisis. Hati mendapat pemberian darah

(vaskularisasi) ganda. Vena porta membawa darah penuh makanan yang diserap dari usus dan organ tertentu,

sedangkan arteria hepatika memberi darah pada sel-sel hati dengan darah bersih yang membawa oksigen.

Cabang-cabang dari kedua pembuluh darah tersebut mengikuti jaringan ikat interlobularis didaerah portal. Jalinan pembuluh darah ini menjamin sel-sel hati tidak jauh dari daerah yang banyak pembuluh darahnya (Dellmann dan Brown, 1992). Classic liver lobule

merupakan segi enam dengan tiga portal ditiap-tiap sudut. Ketiga portal tersebut berisi cabang hepatic portal vein, hepatic artery dan bile duct (Cross dan Mercer, 1993). BAB III

(27)

Materi

Materi yang digunakan pada praktikum yaitu: ayam broiler satu ekor, karkas domba satu ekor, sebuah kerangka

ayam dan domba yang telah disiapkan, alat-alat

pembedah dan nampan. Sedangkan pada pengamatan histologi digunakan mikroskop, serta preparat.

Metode

Anatomi ayam

Ayam dipotong secara kosher dan dibersihkan bulunya. Pengeluaran jerohan dimulai dari pemisahan tembolok dan trakhea serta kelenjar minyak di bagian ekor. Rongga badan dibuka dengan membuat irisan dari kloaka kearah tulang dada. Kloaka dan viscera atau jerohan dikeluarkan, kemudian dilakukan pemisahan organ-organ yaitu hati dan empedu serta jantung. Isi empedu dikeluarkan dan

dipisahkan dari hati kemudian dibuang. Paru-paru dipisahkan dari bawah columna vertebralis. Perototan yang nampak diamati dan digambar.. Kerangka ayam yang disiapkan, diamati bagian-bagiannya kemudian digambar.

Anatomi domba

(28)

Gluteus medius dan Longisimus dorsi selanjutnya otot utama pada bagian depan meliputi Pectoralis, Lattisimus dorsi, Possi otot Longisimus dorsi, tricep brachi,

Infrapinatus, dan Trapezius. Hasil pengamatan otot digambar, kemudian mengamati kerangka domba dan digambar.

Histologi

Praktikum Histologi dilakukan dengan pengamatan preparat dengan menggunakan mikroskop cahaya,

jaringan yang di amati antara lain : Insula pancreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus, lingua dan hepar

(lobulus hepaticus, canalis pontalis).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anatomi Ayam

Kerangka Ayam

Pada praktikum anatomi ayam, diamati kerangka ayam dan perototan ayam. Kerangka ayam yang diamati

meliputi mandible, incisive, nasal, lacrimal, occipital, dan quadrate, atlas, epistropheus, axis, carpus, metacarpus, ulna, radius, humerus, clavicle, coracoid, scapula,

(29)

Menurut Akoso (1993), ayam memiliki banyak tulang yang berongga atau tulang pneumatik yang berhubungan

dengan system pernafasan. Tulang-tulang pada ayam meliputi tengkorak, tulang lengan, tulang selangka, tulang pinggang, dan tulang kemudi dengan tulang pernafasan. Swatland (1984) menyatakan bahwa tulang seperempat depan pada ayam adalah perubahan besar untuk

membentuk sayap. Daerah humerus adalah perluasan permukaan radius dan ulna. Carpal metacarpal dan jari tangan direduksi membentuk sebuah unit kerangka kaku untuk meninggalkan bulu-bulu terbang primer. Ada 3 jari tangan pada sayap yang setara dengan 2,3 dan 4 pada hewan lain. Sayap bersambung dengan celah-celah rongga, yang diperkuat oleh persatuan tiga tulang yaitu scapula, coracoid, dan clavicle.

Daerah tulang tarsal digabungkan ke dalam proksimal diakhiri tulang tungal tarsus metatarsus yang juga

termasuk penggabungan metatarsal 2,3 dan 4. Empat jari tangan membentuk kuku pada burung. Jari pertama

langsung ke belakang sedangkan jari 2,3 dan 4 kedepan. Adaptasi ini memungkinkan burung dapat bertengger. Ilium disatukan pada synsacrum, dimana disatukan di tengah. Tulang pubis terpisah dan rancangannya terbalik sebagai tangkai tipis. Struktur terbuka dari pelvis

(30)

dan dasarnya bermembran (Swatland, 1984).

Perototan Ayam

Otot-otot ayam yang diamati meliputi otot-otot cervical, pectoralis superficialis, pectoralis profundus, bisep brachii, trisep brachii, flexor carpii radialis, extensor carpii radialis, obliqus abdominis externus, supra coracoideus, gluteus medius, gastronemius, gluteus supraisialis, tibia cranialis, tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor.

Menurut (Akoso, 1993), ayam memiliki otot merah dan otot putih karena perbedaan zat warna merah (mioglobin), yang membawa oksigen kedalam otot. Kekuatan gerak utama dari sayap selama terbang diatur oleh otot

pectoralis besar yang terletak didaerah dada. Sayap dinaikkan oleh otot supracoracoid. Otot supracoracoid dapat menyebabkan perpindahan secara berlawanan meskipun berbatasan dan paralel dengan pectoralis. Hal ini dikarenakan tendonya disisipkan kedalam sisi

berlawanan dari humerus pada tendon pectoralis (Swatland, 1984).

Otot pectoralis pada unggas adalah otot terbesar dari tubuh kira-kira 8% dari berat tubuh. Otot kecil yang

terletak pada sayap mengontrol permukaan dan derajat perputaran sayap selama terbang (Swatland, 1984).

(31)

Kerangka Domba

Pada praktikum anatomi domba diamati kerangka domba dan perototan domba. Kerangka domba yang diamati

meliputi mandible, maxilla, nasal, lacrimal, occipital, atlas, coracoid prosess, cervical vertebrae, cartilage of spinosus prosess, spinosus prosess, lumbar vertebrae, sacral

vertebrae, transverse prosess, ilium, ischium, pubis, coccygeal, femur, palanges, tibia, tarsus, metatarsus, humerus, stifle join, olecanon prosess, radius, ulna, carpus, metacarpus, digiti.

Menurut Sisson (1953), kerangka depan bagian domba tersusun oleh mandible, maxilla, coranoid prosess, nasal, lacrima, occipital, atlas, dan cervical vertebrae. Tulang nasal pada domba tampak runcing sampai bagian

anterior. Tulang maxilla terletak antara persimpangan tulang lacrima dan malar. Tulang atlas pada domba berbeda terutama pada ketinggian dari lengkung dorsal yang banyak berkembang. Tulang occipital merupakan bagian dari semua bagian permukaan kerangka, kecuali area lateral kecil.

(32)

ulna, radius, carpus pada sapi kecuali pada ukuran dan variasinya yang lebih panjang. Humerus domba lebih panjang dan lebih kecil dari pada humerus sapi jantan. Begitu pula ulna pada domba lebih kecil daripada sapi. Tulang phalanges adalah kepala dari tulang digiti dan relatif panjang dan sempit (Sisson, 1953).

Sebagaimana pengamatan yang telah dilakukan pada bagian tulang kaki, ternyata telah sesuai dengan literatur. Menurut Sisson (1953), kerangka kaki bagian belakang tersusun oleh tulang-tulang seperti femur, patella, tibia, tarsus, metatarsus, phalanges, dan digiti.

Perototan Domba

Otot-otot domba yang diamati meliputi transverse prosess of cervical vertebrae, supraspinatus, infraspinatus, bisep brachii, trisep brachii, serratus ventralis, pectoralis, flexor carpii radialis, extensor carpii radialis, flexor carpii ulnaris, trapesius, lattisimus dorsi, intercostae externa, intercostae interna, longisimus dorsi, tensor vascialata, gluteus

medius, semi tendinosus, bisep femuris, trisep femuris, semi membranosus, gracialis, obligus abdominus

(33)

Supraspinatus terdapat dibagian dorsal terhadap spina atau bagian pundak scapula. Infraspinasus terdapat dibagian ventral terhadap spina scapular. Trapezius terdapat dibagian superficial diantara scapula kiri dan kanan. Bisep brachii adalah anterior terhadap humerus. Trisep brachii adalah otot besar dan terletak pada area segitiga dari ujung ventral scapula sampai ujung posterior dari humerus. Trisep brachii termasuk otot-otot yang

penting dan sering diikutkan dalam pengujian kualitas daging.

Serratus ventralis dan longissimus dorsi merupakan

bagian dari otot rusuk. Serratus vebtralis adalah otot besar berbentuk seperti kipas dari permukaan medial scapula dan melekat pada permukaan rusuk. Otot ini mempunyai fungsi sebagai penyerap kejutan selama gerakan. Otot longissimus dorsi adalah otot yang sangat penting dan membentuk mata daging jika dipotong dari area rusuk dan loin (Soeparno, 1994). Menurut Swatland (1984), otot

longissimus dorsi terdiri dari banyak sub unit otot yang masing-masing membentu flexibilitas vertebra column dan gerakan leher serta aktivitas pernafasan.

Penampang lintang longissimus dorsi meluas kearah posterior rusuk. Otot longissimus dorsi bagian loin mempunyai penampang lintang yang hampir konstan. Area longissimus dorsi diantara bagian seperempat depan dan seperempat belakang dari karkas, yaitu diantara

(34)

menaksirkan jumlah daging sari suatu karkas. Otot

longissimus dorsi memanjang posterior dari daerah rusuk melalui loin dan berakhir di bagian anterior dari illium. (Soeparno, 1994).

Otot pectoralis berlokasi dibagian sternum pada dada depan (brisket) dan meluas posterior ke bagian dada belakang (plate). Otot intercostals adalah otot diantara rusuk yang berdekatan pada dinding dada dan terdiri dari dua lapisan otot (Soeparno, 1994).

Otot loin menghasilkan daging yang empuk dengan rasa yang enak, tetapi harganya mahal. Ada dua otot pada loin, diatas dan dibawah processus transversesus dibagian vertebral lumbar (Soeparno, 1994).

Paha terdiri dari otot-otot yang besar dan pada umumnya menghasilkan daging dengan keempukan yang sedang sampai empuk serta harganya mahal. Otot gracilis adalah otot tipis dan tersebar dibagian medial paha. Otot sartorius adalah anterior terhadap gracilis (Soeparno, 1994).

Bisep femoris adalah otot besar pada permukaan lateral (luar) pada paha, dan mempunyai lekukan memanjang yang membagi bisep femoris. Pada penampang lintang, bisep femoris tampak terbagi menjadi dua bagian, bagian yang lebih kecil berwarna lebih pucat. Posterior dari paha terdapat otot semi tendinosus dan otot membranosus, medial terhadap semi membranosus. Gastronemius

(35)

achilles (Soeparno, 1994).

Tiga lapis otot besar yang membentuk paha atas (rump) dan sirloin diantara paha dan loin (shortloin) adalah

Gluteus medius, Gluteus accesorius, dan gluteus profundus. Gluteus medius adalah otot yang terbesar diantara otot Gluteus. Gluteus medius terletak dibagian permukaan lateral dari ilium (Soeparno, 1994). Otot flank dan otot perut mengandung banyak jaringan ikat dan kurang begitu empuk. Otot perut atau abdominal terdiri dari lapisan-lapisan otot parallel dan jaringan ikat,

misalnya tensor fascialata. Otot ini berbentuk seperti segitiga berlokasi pada sudut flank dan paha. Fascialata adalah lembaran jaringan ikat yang menutupi permukaan anterior paha dan dapat direnggangkan oleh tensor

fascialata pada saat bergerak atau pada periode penggantungan karkas (Soeparno, 1994).

Menurut Soeparno (1994), sebagaian besar otot leher tersusun dari jaringan ikat dan kurang begitu empuk. Otot-otot pada leher disebut dengan Transverse process of cervical vertebrae.

Bagian kaki depan tersusun dari tiga otot, yaitu Extensor carpii radialis, Flexor carpii radialis dan flexor carpii

ulnaris. Otot yang menempel pada tulang tibia disebut lateral condyle of tibia (Soeparno, 1994).

(36)

Pengamatan jaringan dilakukan pada acara histologi. Jaringan-jaringan yang diamati meliputi insula

pankreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus, lingua, hepar.

Jaringan insula pankreatika terdiri dari pulau langerhans (fungsi dari pulau langerhans adalah penghasil insulin dan jumlah pulau langerhans pada orang dewasa 200.000 – 1.800.00), interlobular connective tissue dan pancreatic acid. Jaringan ren terdiri dari medulary ray, interlobulary arteri, glomerulus dan proximal convolution. Proximal convolution yang merupakan bagian dari jaringan ren berfungsi untuk menghubungkan isi glomerulus dengan bagian luar. Proximal convolution tersebut mempunyai ukuran panjang 14 mm dan diameter 60 µm. Textus

muscularis strictus cardiacus terdiri dari smooth muscles dan inti sel. Jaringan lingua terdiri dari taste bud

(mempunyai dua sel yaitu supporting cell dan neuro epithelial taste cell yang mempunyai ukuran panjang 72 µm), lamina propria, stratified squomous epithelium, dan gland of von ebner (nama lain dari gland of von ebner yang merupakan bagian dari jaringan lingua adalah

(37)

BAB V

KESIMPULAN

Kerangka ayam terdiri dari mandible, incisive, nasal, lacrimal, quadrate, occipital, atlas, axis, epistropheus, humerus, ulna, radius, metacarpus, phalanges, clavicle, coracoid, scapula, sternum, illium, ischium, pubis,

pygostyle, patella, fibula, tibia, tarsus, dan metatarsus. Perototan pada ayam terdiri dari pectoralis superficialis, biceps bracii, extensor dan flxor carpii radialis, biceps femoris, gastrocnemius, tibialis cranialis, tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor, otot-otot cervical, obligus abdominis externus, dan gluteus superficialis.

Kerangka domba terdiri dari mandible, maxilla, nasal, lacrimal, occipital, atlas, coracoid prosess, cervical vertebrae, cartilage of spinosus prosess, spinosus

prosess, lumbar vertebrae, sacral vertebrae, transverse prosess, ilium, ischium, pubis, coccygeal, femur,

(38)

medius, semi tendinosus, bisep femuris, trisep femuris, semi membranosus, gracialis, obligus abdominus

externus, flank, lateral condycle of tibia, tendo achiles. Jaringan-jaringan yang diamati meliputi insula

pankreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus, lingua dan hepar. Jaringan insula pankreatika terdiri dari pulau langerhans, interlobular connective tissue dan pancreatic acid. Jaringan ren terdiri dari medulary ray, interlobulary arteri, glomerulus dan proximal convolution. Textus muscularis strictus cardiacus terdiri dari smooth muscles dan inti sel. Jaringan lingua terdiri dari taste bud, lamina propria, stratified squomous epithelium, dan gland of von ebner. Jaringan hepar terdiri dari bille duct, bille capillary, interlobulary connective tissue, dan central vein.

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, Budi Tri. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Blakely, James and David H. Bade. 1991. Ilmu

Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(39)

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajdah Mada University Press. Yogyakarta.

Kustono, 1997. Fisiologi Ternak. Dasar. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.

Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. UI Press. Jakarta.

Patricia C. Cross & K. Lyne Mercer. 1993. Cell and tissue ultra structure. A Functional Perspective W. H. Freeman and Company. Newyork

Radiopoetro. 1991. Zoologi. Erlangga. Jakarta.

Sisson, Septimus.1953. The Anatomy of The Domestic Animals. W. B Sounders Company. Philadelphia and London.

Soeparno. 1994. Teknologi Pengolahan Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Swatland, H. J. Structure And Development of Meat

(40)

. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur histologi dari sistem rangka manusia. B. Dasar Teori

(41)

walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012).

Menurut (Syarifuddin, 2006: 145) tulang diklasifikasikan menurut bentuknya terbagi atas:

1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan. 2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang

biasanya ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.

3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan. 4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak

beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan tulang pendek.

(42)

bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang lainnya.

(43)

pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2 (Gunarso, 1979: 215).

C. Metode Praktikum 1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:

Hari/tanggal : Selasa/ 21 Mei 2013 Waktu : 15.00-17.00 WITA

Tempat : Laboraturium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Samata-Gowa 2. Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu kertas HVS dan alat tulis.

b. Bahan

(44)

badan, tulang ekstrimitas atas dan eksrimitas bawah, tulang tempurung kepala dan tulang wajah.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

1. Pengamatan tulang-tulang penyusun tengkorak

a. Mengamati tulang tempurung kepala seperti Os frontal, Os pariental, Os occipital, Os spinoidal dan Os temporal.

b. Mengamati tulang wajah seperti Maksilla, Mandibula, Os zigomaticum, Os nasale, Os lacrimale, dan Os vomer.

2. Pengamatan tulang-tulang penyusun anggota badan a. Mengamati tulang belakang seperti Vertebra cervicales,

Vertebra toracales, Vetebra lumbalis, Os sacrum dan Os cocigrus.

b. Mengamati tulang dada seperti Mandibrium sterni, menagamati pula tulang rusuk seperti Costa vera, Costa spuria, dan Costa flectuantes.

3. Pengamatan tulang anggota gerak

(45)

b. Mengamati tulang anggota gerak bagian bawah yang terdiri dari Ilium, Iscium, Pubis, Femur, Patella tibia, Fibula, Tarsal, Metatarsal, Calcaneus dan Phalanges.

c. Menggambar hasil pengamatan.

D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan

(46)

Keterangan:

1. Os parietal (ubun-ubun) 2. Os frontal (tulang dahi)

3. Os zigomatikum (tulang pipih) 4. Maksilla (rahang atas)

5. Klavikula (tulang bahu) 6. Sternum (tulang dada)

(47)

8. Costa vuria (tulang rusuk palsu)

9. Costa fluctuates (tulang rusuk melayang) 10. Illium (tulang panggul)

11. Ischium (tulang panggul) 12. Koksi (tulang ekor)

13. Os pubis (tulang kemaluan) 14. Metatarsal (telapak kaki) 15. Phalanges (jari-jari)

16. Tarsal (pergelangan kaki) 17. Tibia (tungkai bawah) 18. Patella (tulang lutut) 19. Femur (paha)

20. Phalanges (jari-jari)

21. Metacarpal (telapak tangan) 22. Carpal (tangan)

23. Ulna (tulang hasta)

24. Radius (tulang pengumpil)

25. Vertebrae lumbalis (tulang pinggang) 26. Prosesus hipoideus (lengan)

(48)

29. Mandibula (tulang rahang bawah) 30. Os nasal (tulang hidung)

31. Os temporal (tulang pelipis) 32. Os etmoid (tulang mata) b. Tengkorak (skulu)

Keterangan:

(49)

2. Os frontal (tulang dahi)

3. Os lacrimal (tulang air mata) 4. Os nasal (tulang hidung)

5. Maksilla (tulang rahang atas)

6. Mandibula (tulang rahang bawah) 7. Os temporal (tulang pelipis)

8. Os zigomatikum (tulang pipi)

(50)

Keterangan:

1. Scapula (tulang berbentuk pipih) 2. Ulna (tulang hasta)

3. Carpal (tulang tangan)

4. Metacarpal (tulang telapak tangan) 5. Phalanges (jari-jari)

6. Radius (tulang pengumpil) 7. Humerus (tulang panjang)

(51)

Keterangan:

1. Femur (tulang paha) 2. Patella (tulang lutut)

3. Fibula (tulang tangkai bawah) 4. Tarsal (pergelangan kaki)

5. Metatarsal (tulang telapak kaki) 6. Phalanges (jari-jari)

7. Tibia (betis)

(52)

2. Pembahasan

a. Pengamatan sistem rangka tubuh manusia

(53)

Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan membantu pernapasan. Ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang tersebut terbagi atas 5 bagian yaitu: Columna cervicalis (7 buah), Columna thoracalis (12 buah), Columna lumbalis (5 buah), Columna sacralis (5 buah), dan Columna coccigialis (4 buah).

Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu: tulang hulu / manubrium, tulang badan / gladiolus, dan tulang taju pedang / xiphoid process

(54)

dan os costa vera. Pada ekstremitas superior terdiri atas bagian-bagian yaitu : os humerus/ tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna, os ulna radius/ pengumpil dan hasta.

(55)

phalanges, prosessus stiloideus ulna, tuberositas radi, dan trochlea humeri.

Sedangkan pada ekstremitas inferior terdiri atas os femur/ tulang paha yaitu termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut. os patella/ tempurung lutut terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut. os tibia dan os fibula/tulang kering dan tulang betis. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot. Os tarsal/tulang pergelangan kaki, termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit. Os metatarsal/tulang telapak kaki. Os phalanges/tulang jari-jari tangan, os calcaneus, os maleolus lateral, dan maleolus medial.

(56)

Pada pengamatan kedua yaitu pengamatan pada tengkorak. Tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi:

1. Os frontal

Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung.

2. Os temporal

Terdapat dua tulang temporal di setiap sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus (liang telinga).

3. Tulang parietal

(57)

skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.

4. Tulang oksipital

Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis. Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan oksipital dengan tulang atlas (C1).

5. Tulang sphenoid

(58)

6. Tulang ethmoid

Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal. Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior untuk perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang melewatkan nervus olfaktori), dan konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga hidung.

7. Os mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal melalui prosesus kondilar.

8. Os maksilla merupakan tulang rahang atas. Maksilla meliputi antara lain prosesus palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.

9. Os nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan dengan tulang maksila.

(59)

11. Os zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan maksila. 12. Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk

bagian posterior palatum.

13. Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).

c. Tulang eksrimitas atas

(60)

merupakan tulang panjang pada lengan atas yang berhubungan dengan akapula melalui fossa glenoid.

d. Pengamatan tulang eksrimitas bawah

(61)

E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka aksial) dan rangka anggota (rangka appendikular). Rangka aksial meliputi tengkorak (kranium), tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang rusuk (kosta), dan tulang dada (sternum). Rangka anggota meliputi gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang pelvik) dengan rangka anggota belakang. Pada rangka tengkorak terdiri atas tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi tulang frontal, tulang parietal, tulang oksipital, tulang sphenoid, dan tulang ethmoid, sedangkan pada tulang wajah terdiri atas tulang mandibula, tulang maksilla, tulang nasal, tulang zigomatikum, tulang palatin, dan tulang vomer. Pada rangka dada terdiri atas tulang scapula, tulang klavikula, tulang sternum, dan tulang-tulang kostal.

(62)

Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan memperhatikan betul bagian-bagian dari sistem rangka yang diamati dan supaya alat peraga sistem rangka manusia disediakan oleh laboratorium karena pada saat kami praktikum alat peraganya kurang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.

(63)

\blogspot.com/2012/05/laporan-fiswan-sistem-rangka.html, (2013).

(64)

atar Belakang

(65)

lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu.

Pada vertebrata, skeleton tersusun oleh kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai penyokong fisik, protektif, tempat perlekatan otot dan alat gerak pasif. Hewan vertebrata ada yang mempunyai rangka luar ( eksoskeleton) dan rangka dalam (endoskeleton). Rangka luar berupa sisik, terdapat pada Pisces dan Reptil, sedangkan rangka dalam berupa tulang terdapat pada semua vertebrata. 1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam percobaan ini adalah bagaimana mengetahui dan memahami struktur anatomi dan histologi tulang dan rawan dari mamalia (vertebrate).

1.3 Tujuan

(66)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Rangka (Skeleton)

Skeleton termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan melindungi tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui “intramembranous ossification” yang mana tulang leper terbentuk, atau melalui “endochondra formation” seperti pembentukan tulang panjang. Tulang terdiri daripada sel-sel dalam matrik interselular dipanggil osteoid. Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan 2/3 bahan tak organik (http://vet.upm.edu.my/vpm2010/Kuliah5&6.pdf).

(67)

patelia (tulang tempurung lutut) dan tulang mata kaki (kemin) (Jasin, 1984).

Tulang tempurung kepala cukup keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsul dan sepasang orbita, sebagai tempat biji mata dan di sebelah ventral terdapat plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luae orbita terdapat archus zygomaticus (Jasin, 1984).

Skeleton tersusun atas :

Eksoskeleton: Skeleton luar badan yang berasal dari ektoderm.

Endoskeleton: Skeleton dalam badan yang ditutupi oleh tisu lembut (otot).

Tulang-tulang Vertebrata membentuk rangka dalam (ENDOSKELETON) berfungsi :

Memberi bentuk tubuh.

Menahan dan menegakkan tubuh.

Melindungi dan menegakkan tubuh.

(68)

Sebagai alat gerak pasif.

Tempat pembentukan sel-sel darah

(HEMOPOIESIS).

Skeleton ini berasal dari mesoderm kecuali notokord atau skeleton aksial primitif yang berasal dari endoderm. Bagian-bagian utama badan: kepala; leher; badan; ekor; kaki.

Tulang rangka mempunyai dua fungsi utama:

a. menyokong badan (membenarkan pergerakan normal hanya pada kawasan

tertentu sahaja ie. sendi, terutamanya sendi sinovium) b. melindungi struktur-struktur dalaman badan, cth. otak

dilindungi oleh tengkorak,

jantung dan paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk. Dan 2 fungsi lainnya :

a. menghasilkan sel darah merah dalam sum-sum tulang dan menyimpan bahan

mineral kalsium dan fosforus. Bertindak sebagai organ hemopoietik.

(69)

1. Skeleton aksial

Skeleton yang terletak di bahagian median badan. Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tengkorak (skull), tulang rusuk (rib), tulang vertebra dan tulang sternum. Tulang-tulang skeleton ini tidak berpasangan kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang tidak). a. Cranium

NEUROCRANIUM (tengkorak pelindung otak) Menghasilkan 5 kelompok tulang yaitu :

1. Orbithoshenethmoid 2. Spenoid posterior 3. Occipital

4. Nasal

5. Tulang-tulang Kapsula Optik

SPHLANCHNOCRANIUM (tengkorak pembentuk wajah)

Tersusun atas suatu rangkaian archi yang mengelilingi bagian anterior tructus digestifus

(70)

Dermatocranium adalah tulang-tulang dermal yang melindungi neurocranium dan juga komponen yang berperan dalam pelekatan gigi. Elemen-elemen daro tulang dermal dibentuk langsung dari mesenkim atau jaringan ikat, dan tidak pernah dilalui oleh tulang rawan. Beberapa tulang dermal berdasarkan lokasinya :

1. tulang dermal daerah neurocranium 2. tulang dermal sekeliling orbital

3. tulang dermal rahang atas 4. tulang-tulang palatal

5. tulang-tulang dermal rahang bawah (Nuryati, 2004) b. Columna Vertebralis

(71)

kaku pada tubuh, selanjutnya sebagai tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada otot (Nurhayati, 2004).

c. Sternum (Apparatus sternal)

Berbentuk seperti pisau belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (Manubrum), badan (Sternum)dan taju pedang (Prosessus Xiphoid). Manubrium bersambungan dengan klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya (Junguira, 1980).

d. costae

Tulang rusuk sejati (costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung pada tulang dada. Tulang rusuk palsu (costae spurea) ada 5 pasang, yaitu 3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya dan 2 pasang rusuk melayang (costae fluctantes) (Junguira, 1980).

2. Skeleton apendikular

(72)

tulang pelvik). Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tulang-tulang apendej atau tulang-tulang kaki.

3. Skeleton splanknik /visera

Terdiri dari tulang yang terbina dari tisu visera atau organ lembut. Contoh: Os penis anjing, Os cordis lembu (tulang dalam jantung) dan gelang skelera

dalam mata burung

(http://vet.upm.edu.my/vpm2010/Kuliah5&6.pdf). 2.2 Rangka (Skeleton) pada Mamalia (Vertebrata) 2.3.3 Costae (rusuk)

Dalam anatomi, tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk.) Tulang rusuk melindungi dada (Latin: thorax), paru-paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada. Manusia (baik pria dan wanita) memiliki 24 tulang rusuk (12 pasang). Pada mamalia, tulang rusuk terdapat hanya di bagian dada. Namun pada reptil, tulang rusuk terkadang terdapat dari bagian leher hingga sacrum.

(73)

Sel-sel Osteoblast

Merupakan sel-sel yang bertanggung jawab terhadap sekresi bahan-bahan pembentuk matriks tulang. Sel-sel ini pada tulang terdapat pada dua tempat, yaitu :

a. Sepanjang dan melapisi permukaan luar tulang

b. Melapisi sebagian besar ruangan-ruangan dalam dari pada tulang (Kristiani, 2007).

2.5.2 Sel-sel Osteosit

Sel-sel Osteosit Merupakan sel-sela yang berasal dari osteoblast. Ketika osteoblast membentuk matriks tulang, beberapa dari sel-sel ini terkepung di dalam ruangan-ruangan kecil dalam matriks tersebut yang disebut sebagai lacuna dan sel-sel ini menjadi osteosit, yang tidak lagi membentuk tulang baru, tetapi masih mempunyai peranan penting dalam mempertahankan metabolisme tulang secara normal (Kristiani, 2007).

2.5.3 Osteoclast

(74)

permukaan dalam dari pada ruangan-ruangan dalam tulang. Sel ini bertanggung jawab dalam membuang tulan-tulang tua dan melakukan absorpsi bila diperlukan ion Ca ekstra dalam cairan ekstraseluler. Sel ini juga distimulir oleh salah satu hormon endokrin yaitu hormon parathiroid (Kristiani, 2007). 2.6 Bahan Antar Sel (Matriks) Tulang

2.6.1 Komponen Anorganik

Bahan anorganik jaringan tulang ini manyusun ± 65% dari keseluruhan bahan antar sel dan disebut sebagai bone salt (garan tulang). Pada tulang yang masih mengalami proses pertumbuhan lebih-lebih pada embrio persentase tersebut bisa lebih rendah. Komponen anorganik ini sebagian besar terdiri atas garam-garam kalsium dan fosfat, disamping magnesium, natrium, sitrat dan karbonat. Komponen ini terdeposit didalam bahan dasar matriks tulang (diantara serabut-serabut kolagen) (Kristiani, 2007). 2.6.2 Komponen Organik (Ossein)

(75)

serabut kolagen serupa drngan serabut-serabut kolagen pada jaringan ikan yang lain disebut sebagai bone collagen (kolagen tulang) atau serabut-serabut Osteocollagen. Komponen organik ini menentukan kelenturan tulang. Bilaman tulang dibakar, bahan-bahan organik didalamnya akan hilang dan tinggal tulang yang rapuh dan mudah sekali patah. Contoh ini bisa dilihat pada korban yang mati terbakar (hangus) (Kristiani, 2007).

BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini antara lain mikroskop.

3.1.2 Bahan

Bahan- bahan yang diperlukan dalam percobaan kali ini antara lain rangka kambing dan preparat tulang. 3.2 Cara Kerja

(76)

BAB IV

(77)
(78)

1.Cranium (tengkorak) 14. Carpal

2.T.Nasal (hidung) 15. Metacarpal (Telapak tangan) 3.Maxilla (rahang atas) 18. Illium (T.Usus)

4.Mandibula (rahang bawah) 19. Sacrum (T.Kemudi) 5.Clavicula (T.Selangka) 20. Ischium (T.Duduk)

6.Scapula (T.Belikat) 21. Vemur (T.Paha) 7.Humerus (lengan) 21. Patella (T.Lutut) 8.Sternum (T.Dada) 22. Tibia (T.Kering) 9.Costae (T.Rusuk) 23. Fibula (T.Betis)

10. Columna Vetebralis (T.Belakang) 24. Tarsal 11. Radius (T.Pengumpil) 25. Metatarsal

12. Ulna (T.Hasta) 26. Phalanges (T.jari) 13. Phalanges (T.Jari)

Deskripsi:

(79)

Fungsi dari sistem rangka adalah untuk menunjang tubuh, memberi bentuk tubuh, tempat melekatnya otot rangka, pelindung bagian tubuh yang lunak. Kerangka dapat dibagi dalam kerangka somatik dan kerangka viseral. Kerangka somatik terdiri dari tulang dermal dan tulang pengganti tulang rawan, tetapi pada kerangka viseral hanya terdapat tulang pengganti tulang rawan. Kerangka somatik dapat dibagi menjadi kerangka aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada) dan appendikular (gelang bahu, rangka anggota depan, gelang pinggul, rangka anggota belakang) (Villee dkk, 1984).

Susunan kerangka terdiri atas berbagai macam tulang yang berjumlah kurang lebih 206 buah dan saling berhubungan. Tulang-tulang penyusun tersebut antara lain:

1.tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah) 2.tulang muka atau wajah (14 buah)

(80)

5.tulang yang membentuk anggota dada (125 buah) 6.tulang yang membentuk tulang belakang dan

gelang pinggul (26 buah)

7.tulang-tulang yang membentuk anggota gerak atas atau lengan (64 buah)

8.tulang-tulang yang membentuk anggota gerak bawah atau kaki (62 buah)

4.2 Cranium (Tulang Tengkorak)

(81)

Kranium tampak dari depan Kranium tampak dari samping:

1.tulang parietal 12. sutura koranalis 2.sutura sagitalis 13. tulang temporal 3.tulang frontal 14. tulang sfenoid 4.orbital 15. edmoid

5.foramen optic 16. prosesus kronoideus

6.legkung zigomatik 17. meatus akustikus eksterna 7.tulang zigomatik 18. prosesus kundiloideus

8.nasal 19. sutura lamdoidalis

9.maksila 20. sutura skuamoideus 10. ramus 21. tulang oksipital 11. mandibula

Deskripsi:

(82)

merupakan kotak tempat otak disimpan. Splanchnokranium adalah skelet atau tulang yang mengelilingi mulut, pharink, dan insang. Dermatokranium adalah tulang-tulang dermal yang melindungi neurokranium dan juga komponen yang berperan dalm pelekatan gigi (Nurhayati, 2004).

4.2.2 Cranium tampak atas dan bawah Keterangan Gambar :

(83)

2. tulang parietal 9. koane

3. sutura karonalis 10. tulang zigomatik 4. sutura sagitalis 11. tulang eksooksipital 5. sutura lamdoidalis 12. foramen magnum 6. tulang oksipital 13. kondilus oksipitalis

7. lengkung zigomatik 14. basi oksipital Deskripsi:

(84)

4.4

Sacralis

Keterangan Ganbar :

1. fasia artikularis superior 2. promontori

3. kanalis sakralis 4. krista lateral

5. foramina sakral dorsal 6. krista mediana (spina) 7. hiatus

(85)

Sakralis berhubungan dengan tulang-tulang vertebrae. Sakralis juga terdiri atas 5 ruas. Ruas-ruasnya menyatu sehingga menyerupai sebuah tulang.pada bagian depan atau belakang akan tampak lubang-lubang kecil yang disebut foramen sakralis yang merupakan tempat lalunya pembuluh darah, saraf, dan ligamentum. Selain foramen terdapat pula suatu prosessus yang merupakan suatu tonjolan atau taju. Prosessus berfungsi untuk persendian dengan vertebrae tetangganya dan sebagai tempat perlekatan urat atau tendon (Yatim, 1994).

4.5

(86)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusuk) Keterangan Gambar :

1. manubrum

2. badan sternum

3. prosessus sifoldeus Deskripsi:

Tulang dada merupakan tonggak dinding depan dari thorax (rongga dada). Tulang dada atau sternum merupakan tempat melekatnya tulang rusuk (costae) bagian depan. Sternum atau tulang dada berbentuk gepeng dan sedikit melebar. Tulang dada terdiri atas tiga bagian yaitu:

1.manubrum yang merupakan bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang iga.

(87)

3.prosessus sifoideus merupaka bagian ujung dari tulang dada yang merupakan tulang rawan saat masih bayi (Junguira, 1980).

4.6 Tulang Kemaluan (Pubis)

Keterangan Gambar :

1.Kanalis Sakralis. 6. Crista Media. 2.Prosessus Artikularis Superior. 3.Prosessus Transversus.

4.Sentrum Vertebrae.

(88)

4.7 Tulang Panggul (Pelvic)

Keterangan Gambar : 1. Centrum.

2. Prosessus Tranversus. 3. Arcus Revialis.

4. Fopia Dentis. Deskripsi:

(89)

berasal dari sepasang pterygophore basal (Hymen). Pterygophore adalah metameric primitif yang banyak dalam sirip sepanjang metameric myotonic. Masing-masing pterygophore terdiri dari beberapa potongan kecil, yaitu basale dan radiale (Nurhayati,2004).

4.9 Tulang Rahang Bawah (Mandibula)

Keterangan Gambar :

1.Prosessus Condyledeus. 3. Mandibula. 2. Prosesus Coronoideus. 4. Gigi

(90)

Tulang-tulang dermal dari rahang bawah dibangun oleh tulang-tulang dentale, splenial, postspenial, angular, suprangular. Dalam perjalanan evolusi akan mereduksi, sehingga pada memelia tinggal satu tulang yaitu tulang dentale (Nurhayati,2004).

4.10 Tulang Rusuk (Costae)

Keterangan Gambar :

1.Kepala. 5. Facet for vertebral body. 2.Leher. 6. For costal cartilage.

(91)

4.Facet for transverse process. Deskripsi:

Tulang iga biasa disebut tulang rusuk atau costae yang berjumlah 12 pasang. Costae kiri dan kanan bagian depan berhubungan dengan tulang dada melalui perantaraan tulang rawan. Bagian belakang berhbungan dengan ruas-ruas vertebrae thoracalis yang memungkinkan tulang rusuk dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernafasan. Tulang rusuk dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.tulang rusuk sejati (costae vera) banyaknya 7 pasang, berhubungan langsung dengan tulang dada melaliu perantaraan persendian

2.tulang rusuk tak sejati (costae spuria) banyknya 3 pasang, berhubungan dengan tulang dada melalui perantaraan tulang rawan dari tulang rusuk sejati ke 7.

(92)

(Yatim, 1994) 4.11 Osifikasi

Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut.

Jenis osifikasi :

Gambar

Gambar Bagian-bagian otot tubuh ayam (Soeparno, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan pronasi dan supinasi terjadi pada anggota gerak lengan bawah melalui sendi siku dan sendi pergelangan tangan serta pada kaki depan (forefoot) melalui sendi

Good gavernance menunjuk pada proses pengelolaan pemerintahan melalui keterlibatan stakeholder yang luas dalam bidang, ekonomi, social, dan politik, serta

Misi ini adalah untuk mengarahkan kebijakan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka menurunkan jumlah penduduk miskin,

Kelebihan media X-boX diantaranya: Sesuai dengan pembelajaran abad 21 terkait literasi teknologi dalam menghadapi revolusi industri 4.0, satu-satunya media hitung berbasis

Latihan soal dan simulasi analisa rangkaian Pelipat tegangan, Gerbang Logika [BT+BM:(1+1)x3x(2x60”)]  Penyearah setengah gelombang  Penyearah gelombang penuh 

dimintakan fatwa kepada DSN-MUI. Melakukan rencana kerja yang sesuai dengan keputusan rapat anggota.. Mengawasi, mengevaluasi dan mengarahkan pelaksanaan pengelolaan BMT yang

Metode yang digunakan untuk menyusun sistem parkir mobil di gedung bertingkat dengan pohon prioritas adalah mendesain sebuah tanda parkir dan papan penunjuk jalan

Nisan pada makam Sultan Muhammad Tajul Arivin Sirajudin, yang berbentuk gada dengan bernggusu waru ( susun delapan), nisan bentuk gada menandakan bahwa orang