• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II

TEORI ENCOUNTER PLANET

Terdapat beberapa populasi asteroid di tata surya. Populasi terbesar berada pada sabuk utama yang terletak di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (Main Belt Asteroids, MBAs). Ada kategori Asteroid yang berada pada ruang dekat Bumi (Near Earth Asteroids, NEAs) yaitu Atens, Apollos, dan Amors. Dari kategori tersebut Atens dan Apollos memiliki orbit yang memotong orbit Bumi, sedangkan Amors menyinggung orbit Bumi, yang ada kalanya memiliki lin-tasan orbit yang berpotongan dengan orbit Bumi. Dengan demikian keboleh-jadian asteroid-asteroid tersebut untuk berpapasan dengan Bumi akan tinggi.

Asteroid-asteroid berbahaya bagi Bumi atau Potentially Hazardous Asteroids (PHAs) didefinisikan sebagai asteroid yang dianggap berbahaya bagi Bumi dengan ketentuan memiliki jarak kurang dari 0.05 AU dan mempunyai ukuran lebih dari ∼150 meter.

2.1 Target Plane

Ketika asteroid memotong atau menyinggung lintasan Bumi pada jarak dekat, ada bidang geosentrik yang tegak lurus terhadap bidang lintasan orbit. Bidang tersebut menjadi fundamental untuk benda kecil yang berpapasan dengan planet. Bidang ini adalah Target Planeyang didefinisikan sebagai bidang yang tegak lurus (ortogonal) terhadap bidang lintasan orbit Bumi dan lintasan orbit asteroid yang asimtotik saat bersinggungan.

(2)

Sistem koordinat saat berpapasan berdasarkan planetosentrik (sistem ruang planet), yakni menggunakan sumbu koordinat (ξ, η, ζ), sedangkan tata koordi-nat Target Plane memakai sumbu koordinat (ξ, ζ) (lihat gambar 2.1). Sumbu

ζ adalah sumbu berlawanan dari proyeksi arah gerak kecepatan planet, sumbu

η adalah sejajar dengan arah gerak kecepatan asteroid dan sumbu ξ adalah sistem orientasi yang mengikutinya (cross product) dari kedua sumbu. Sumbu

ξ dinyatakan sebagai MOID karena arah sumbu ini menuju asteroid, nilai ξ

dan ζ akan menjadi parameter tumbukan (impact parameter, b). Kemudian sumbu ζ selanjutnya akan berkaitan dengan waktu.

Pada gambar 2.1 ditunjukkan modelTarget Planejika dilihat dari arah kedata-ngannya. Target Planeini merupakan bidang yang tegak lurus terhadap orbit asteroid dan orbit Bumi ketika kedua benda tersebut sangat dekat, sehingga dipandang kedua lintasan obyek ini asimtotik. Pada gambar ini orbit Bumi di-nyatakan dengan warna biru dan untuk asteroid adalah dengan orbit berwarna merah. Bidang target tersebut sebagai bidang yang akan dilewati oleh asteroid dan Bumi saat berpapasan (encounter). Bidang ini menjadi fudamental pada situasiclose encounterkarena menyangkut beberapa parameterclose approach seperti Line of Variations, Resonant Returns, dan Keyholes.

Salah satu kegunaan Target Planeadalah menganalisis peluang tumbukan as-teroid dengan Bumi dan seberapa dekat asas-teroid melintasi Bumi. Target Plane memetakan posisi benda kecil (asteroid) ketika melintasi Bumi pada jarak ter-dekat. Dari sini didapat beberapa informasi yang salah satunya adalahimpact parameter.

(3)

Gambar 2.1: ModelTarget Plane, Bumi, dan asteroid.

2.2 Minimum Orbital Intersection Distance

Salah satu tinjauan masalah asteroid yang berbahaya bagi Bumi adalah dengan menghitung MOID (Minimum Orbital Intersection Distance). MOID didefi-nisikan sebagai jarak minimum antara dua orbit ketika dua benda tersebut berada pada titik nodal. Nominal MOID memiliki jarak minimum dengan Bumi kurang dari 0.05 AU (Milani et al. 2003).

Perhitungan MOID sangat penting untuk studi kasus sebab akan menjadi masalah utama dalam peluang asteroid menabrak Bumi (Sitarski 1968). Kon-sep perhitungannya dipakai untuk mencari jarak minimum antar orbit ketika encounter. Pada gambar 2.2 diberikan lintasan dua orbit yakni orbit Bumi (yang memotong sumbu Z) dan orbit asteroid yang memiliki vektor kecepatan

U. Keduanya terpisah sebesar sudut φ. Vektor kecepatan planetosentrik un-tuk sistem benda kecil mengikuti persamaan Carusi et al (1990):

     Ux Uy Uz      =      ±p2−1/a−a(1−e2) p a(1−e2) cosi1 ±pa(1−e2) sini      (2.1)

(4)

Gambar 2.2: Gambar orbit asteroid dan orbit Bumi (Valsecchi et al. 2003). U = r 3− 1 a −2 p a(1−e2) cosi, (2.2)

atau dapat ditulis U = √3−T, dengan T = 1/a+ 2pa(1−e2) cos i adalah

parameter Tisserand. Pada gambar 2.2 orbit Bumi dan orbit asteroid membe-tuk sudut θ dan φ, maka jika diproyeksikan akan membetuk

     Ux Uy Uz      =      U sinθ sinφ U cosθ U sinθ cosφ      . (2.3)

Jika asteroid datang ke titik nodal pada waktu tertentu t0, akan diperoleh

sistem persamaan gerak yang bergantung waktu t. Sehingga persamaannya mengikuti      X(t) Y(t) Z(t)      =      Ux(t−t0) +X0 Uy(t−t0) +Y0 Uz(t−t0)      =      Usinθ sinφ (t−t0) +X0 Ucosθ (t−t0) +Y0 Usinθ cosφ (t−t0)      . (2.4)

(5)

be-X(t0). Jarak antar titik nodal adalah Y0 = Y(t0). Dari persamaan tersebut

akan dapat diperoleh nilai MOID dengan mengeliminasi (Y −Y0)/Uy = (t−t0)

pada persamaan (2.4) sehingga menjadi

  X Z  =   (Ux/Uy)(Y −Y0) +X0 (Uz/Uy)(Y −Y0)  . (2.5)

Bila didefinisikan ω =Y −Y0, modulus jarak akan bergantung Y, maka

Dy(ω)2 =X2+Z2 = U2 x +Uz2 U2 y ω2+ 2Ux Uy X0ω+X02. (2.6)

Turunan pertama persamaan (2.6) berbentuk

d(Dy2) dω = 2 U2 x +Uz2 U2 y ω+ 2Ux Uy X0. (2.7)

Agar mencapai nilai minimum maka turunan pertama harus sama dengan nol

d(D2 y) = 0, sehingga ω=− UxUy U2 x +Uz2 X0. (2.8)

Dengan demikian diperoleh nilai minimum sebagai berikut

Dy2 =X02 1− U 2 x U2 x +Uz2 =X02cos2φ, (2.9) dengan

U = Vektor kecepatan asteroid

φ = sudut antara orbit asteroid dan Bumi

θ = sudut yang dibentuk vektor kecepatanU X, Y, Z = koordinat planetosentrik

(6)

Nilai MOID yang bergantung pada X0 dan φ diberikan oleh Bonnano (2000).

Selanjutnya

Dy =|X0 cosφ|, (2.10)

denganDy = nilai MOID. Asteroid akan melintasi Bumi pada jarak antar orbit sejauh MOID. Pada Target Plane nilai MOID berada pada sumbuξ, sehingga

ξ =X0 cosφ.

2.3 Line of Variations

Pada pertengahan abad 19, Le Varrier menghitung variasi garis orbit Komet Lexell. Beliau mengidentifikasi sebaran garis orbit (sekarang disebut Line of Variations) Komet Lexell yang akan melintasi planet Jupiter.

Jika kita mengamati asteroid yang termasuk berpotensi berbahaya bagi Bumi maka kita tidak akan tahu secara pasti orbit asteroid. Tetapi kita dapat menga-mati pergerakan asteroid dan memperkirakan lintasan orbitnya, bahkan kita dapat memprediksi lintasan orbit di masa yang akan datang. Prediksi posisi asteroid tersebut masih sangat kasar (kebolehjadian asteroid melintasi orbit masih rendah). Hanya ada satu yang pasti dilintasi secara nyata oleh aste-roid dari keragaman lintasan orbit tersebut, dan variasi daerah tersebut masih belum diketahui.

Definisi Line of Variations (LOV) adalah variasi daerah garis orbit yang akan dilintasi oleh asteroid ketika close encounter dengan Bumi. Ketidakpastian variasi orbit ini masih tinggi. Ada beberapa solusi garis orbit pada LOV tetapi hanya ada satu alternatif jalur yang akan dilewati oleh asteroid saat itu.

Sampel LOV sangat efektif digunakan untuk identifikasi lintasan yang akan dilewati asteroid (ephemeris). Prediksi ini dipakai ketika asteroid akan

(7)

melin-Plane saat asteroid berpapasan dengan Bumi. Daerah tersebut menjadi fun-damental karena asteroid hanya akan melintasi daerah yang teridentifikasi.

LOV dapat dipergunakan pula untukimpact monitoring, yakni mengamati ke-beradaan gerak asteroid melintasi Bumi. Sampai sejauh mana asteroid berpa-pasan dengan Bumi dan pengaruh gerak asteroid karena gravitasi Bumi.

Jika diasumsikan posisi variasi (LOV) orbit asteroid dipetakan seperti pada gambar 2.3, sebaran garis orbit asteroid terpisah dengan Bumi pada jarak ”distance”. Kemudian LOV memiliki daerah ketidakpastian (uncertainty re-gion) dengan ketebalan ”width”. Rentang ketebalan tersebut dinamakansigma LOV, yaitu rentang jalur lintasan orbit yang terbaik pada observasi. Biasanya sigma LOV berada pada rentang -3 dan +3, dan 0 adalah kebolehjadian lin-tasan orbit yang tertinggi. Sigma impact adalah rentang peluang asteroid menabrak Bumi, mengikuti hubungan (distance - REarth)/width. Jika sigma impact bernilai nol maka LOV berpotongan dengan Bumi.

Gambar 2.3: Model Line of Variations. (http://neo.jpl.nasa.gov/risk/doc/sentry.html)

(8)

Pada tugas akhir ini, diambil contoh Asteroid 2004 VD17 untuk menunjukkan

pendefinisian dan letak Line of Variations(LOV). Asteroid ini akan berjumpa dengan Bumi pada 7 Novenber 2041 pada jarak minimum 0.013 AU (sekitar 5.13 jarak Bumi-Bulan). Ini adalah salah satu hasil keluaran dari software OrbFit, yaitu betuk geometri Target Plane untuk berbagai asteroid. Gambar 2.4 adalah Target Plane dengan sumbu mendatar adalah ξ dan sumbu tegak adalah ζ; kedua sumbu tersebut memiliki satuan Astronomical Unit (AU). LOV Asteroid 2004 VD17 terletak di kanan atas (warna merah) pada Target

Plane, yaitu sebuah garis yang merupakan variasi daerah yang akan dilewati oleh asteroid ini. Bumi berada pada titik (0,0), dan rentang antara garis terse-but dengan Bumi menunjukkan jarak minimum ketika encounter.

Asteroid 2004 VD17 akan melintas tegak lurus terhadap bidang ini dan hanya

melintas sepanjang variasi garis pada Target Plane. Kebolehjadian asteroid ini untuk melintas pada titik tengah dari garis tersebut lebih tinggi dibanding jika melintas pada sisi sebelah kiri atau sisi sebelah kanannya.

Gambar 2.4: LOV Asteroid 2004 VD17 (diberi tanda panah) saat encounter

(9)

2.3.1 Volume of Variations

Ada bentuk lain dari metode perhitungan statistika orbit yaituVolume of Vari-ations(VOV). VOV merupakan pengembangan dari konsepLine of Variations, (LOV), yang didefinisikan sebagai variasi volume ketika asteroid berpapasan dengan Bumi. Artinya tinjauan VOV adalah tiga dimensi, sedangkan LOV pada dua dimensi. VOV dipakai untuk mempelajari asteroid ketika masa tran-sisi (ketika asteroid asimtotik dengan Bumi) sehingga lebih relevan atau nyata dipergunakan untuk menghitung peluang tabrakan dengan Bumi dan dalam mengidentifikasi asteroid yang dianggap berbahaya. VOV sangat mirip dengan LOV karena sama-sama berawal menggunakan aproksimasi linier. Parameter yang dipakai pada sampel VOV adalah elemen orbit dan elemen Cartesian yang dipetakan ke dalam (X, Y, Z, X, ˙˙ Y, ˙Z). Kemudian semua parameter tersebut dipetakan sehingga memberikan rentang variasi dalam tiga dimensi (Muinonen et al. 2006).

Gambar

Gambar 2.1: Model Target Plane, Bumi, dan asteroid.
Gambar 2.2: Gambar orbit asteroid dan orbit Bumi (Valsecchi et al. 2003). U = r 3 − 1 a − 2 p a(1 − e 2 ) cos i, (2.2)
Gambar 2.3: Model Line of Variations. (http://neo.jpl.nasa.gov/risk/doc/sentry.html)
Gambar 2.4: LOV Asteroid 2004 VD 17 (diberi tanda panah) saat encounter

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien kelulusan (K) adalah angka yang menunjukkan volume air per satuan waktu yang dapat melewati suatu satuan luas penampang yang tegak lurus arah aliran.a. Transmissivitas

Balok merupakan batang horizontal dari rangka struktur yang memikul beban tegak lurus sepanjang batang tersebut biasanya terdiri dari dinding, pelat atau atap bangunan

Balok merupakan batang horizontal dari rangka struktur yang memikul beban tegak lurus sepanjang batang tersebut biasanya terdiri dari dinding, pelat atau

Balok merupakan batang horizontal dari rangka struktur yang memikul beban tegak lurus sepanjang batang tersebut biasanya terdiri dari dinding, pelat atau atap bangunan

Balok merupakan batang horizontal dari rangka struktural yang memikul beban tegak lurus sepanjang beban tersebut (biasanya berasal dari dinding, pelat,

II-11 Perbedaan antara orthogonal gelombang (arah tegak lurus puncak gelombang) dan sinar gelombang (arah dari penjalaran energi) sangatlah penting untuk menggambarkan

Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus) terhadap irisan dan dilambangkan dengan σ (sigma), apabila ada gaya luar yang

Konstanta matahari, G sc adalah energi yang dipancarkan matahari tiap satuan waktu yang diterima oleh suatu luasan permukaan yang tegak lurus arah perambatan radiasi pada satu