• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG TAHUN AJARAN 20092010 Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG TAHUN AJARAN 20092010 Skripsi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

 

TAHUN AJARAN 2009/2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Irna Paulina

041114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i   

TAHUN AJARAN 2009/2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Irna Paulina

041114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi   

TAHUN AJARAN 2009/2010 Irna Paulina

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling di sekolah dan termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. populasi penelitian ini adalah para siswa kelas X. Sampel penelitian adalah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 78 siswa. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik simpel random sampling.

Masalah penelitian ini adalah (1) sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa putra kela X SMA Panca Setya tahun ajaran 2009/2010? (2) sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya tahun ajaran 2009/2010? (3) apakah ada perbedaan yang signifikan kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010?

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah dengan jumlah pernyataan sebanyak 76 item. Instrumen tersebut disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan semua unsur dalam kegiatan belajar mandiri.

(8)
(9)
(10)

ix   

penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan dengan sabar membimbing selama penulisan skripsi ini sampai selesai.

2. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai macam teori-teori ilmu pengetahuan.

4. Ibu Dra. Cornelia L. L., Kepala SMA Panca Setya Sintang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Panca Setya Sintang.

5. Suster Yuli, guru BK yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk menggunakan jadwal mengajarnya untuk melakukan penelitian.

6. Para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

(11)

x   

dan doanya serta cinta kepada penulis.

10.Teman-teman kelompok PPL I, II dan PPL Plus, Sigit, Leni, Ria, Tina, Phimpom, Aca, om Gerald, Romo Agus, Mb Wica, senang bisa bekerja sama, terima kasih atas saran, canda, tawa dukungan dan doanya.

11.Teman-teman BK angkatan ’04, atas kebersamaan, dukungan, kerja sama selama penulis kuliah.

12.Miloh dan Ecim yang telah mendampingi dan menemani penulis dalam proses pengumpulan data.

13.Semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini berguna bagi siapa saja yang berkecimpung dalam dunia Bimbingan dan Konseling di sekolah

(12)

xi   

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN MOTTO ………...………..……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……….……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….….…….. vi

ABSTRAK……….. vii

ABSTRACT……….…………. viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….….…… ix

KATA PENGANTAR……….……… x

DAFTAR ISI………... xii

DAFTAR TABEL………... xv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………. 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. Manfaat Penelitian……… 6

E. Batasan Istilah dan Definisi Operasional Variabel………..……. 7

1. Batasan Istilah……….…… 7

2. Definisi Operasional Variabel……….….... 7

F. Hipotesis Penelitan……….……….. 8

BAB II KAJIAN TEORITIS……….……... 9

A. Pendidikan Sekolah Menengah Atas……… 9

1. Pengertian Pendidikan Sekolah Menengah Atas……… 9

2. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas………. 9

3. Kurikulum Sekolah Menengah Atas……….. 10

B. Kegiatan Pendidikan……… 12

1. Pola Umum Pengajaran Kelas……….... 12

2. Pengajaran Sejarah………... 14

C. Layanan Bimbingan Belajar………. 16

1. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar……… 17

2. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis………. 17

3. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Bahan Masyarakat……….. 19

D. Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah…….. 19

1. Pengertian Kegiatan Belajar Mandiri………. 19

2. Sumber Belajar yang Digunakan Siswa………. 21

3. Cara Belajar dengan Sumber Belajar………. 21

E. Jenis Kelamin dan Tingkat Kegiatan belajar Mandiri Mata Pelajaran Sejarah……….…….. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 26

(13)

xii   

D. Pengumpulan Data……….……... 30

1. Tahap Persiapan……….……. 30

2. Tahap Pelaksanaan……….……. 30

E. Teknik Analisis Data……….…... 31

1. Perhitungan Koefisien Reliabilitas dengan Teknik Belah Dua Gasal-Genap……… 31

2. Menghitung Koefisien Validitas………. 32

3. Mean……….………... 32

4. Chi-Kuadrat……… 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 34

A. Hasil Penelitian……….….… 34

B. Pembahasan Hasil Peneliitian………..…….. 37

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN………...…… 40

A. Kesimpulan………..…….. 40

B. Keterbatasan………. 40

C. Saran………. 41

(14)

xiii   

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner……….. 27 Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur……… 29 Tabel 4. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran

Sejarah Siswa Putra Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010……… 34 Tabel 5. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran

Sejarah Siswa Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010……… 35 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata

(15)

xiv   

Sejarah……….. 44

Lampiran 2. Tabel Skor-skor Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra dan Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010…………... 53 Lampiran 3. Hasil perhitungan Mean………... 54 Lampiran 4. Tabel Persiapan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan

Validitas dengan Teknik Belah Dua

Ganjil-genap………..………... 55

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern akan menuntut pendidikan

yang semakin lebih berkualitas. Pendidikan diperlukan oleh semua orang

karena pendidikan merupakan dasar bagi kehidupan manusia dalam

berinteraksi dengan sesamanya. Pendidikan dimulai sejak individu lahir dan

berawal dari lingkungan keluarga, kemudian dilanjutkan dalam lingkungan

sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan awal bagi

pendidikan dasar bagi setiap individu. Proses pendidikan akan berlanjut

sepanjang umur hidup manusia.

Pendidikan anak dalam keluarganya akan dilanjutkan ke pendidikan

sekolah. Sekolah mempunyai peranan penting dalam pembentukan pribadi

anak. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

pendidikan yang terencana dan terorganisasi sesuai dengan kurikulum.

Kurikulum tersebut berisi sejumlah mata pelajaran (akademik dan non

akademik) yang diwujudkan dalam kegiatan pengajaran, pembimbingan, dan

pelatihan.

Mata pelajaran pada Sekolah Menengah Atas adalah Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika,

Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni budaya,

Pendidikan jasmani, Teknologi dan komunikasi, Keterampilan/bahasa asing,

(17)

Kegiatan pengajaran ditandai dengan siswa berinteraksi dengan guru. Guru

menjelaskan isi mata pelajaran dan siswa mendengar apa yang di sampaikan

oleh guru atau pengajar. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa, baik

secara perorangan maupun berkelompok. Tugas itu merupakan bentuk

latihan-latihan yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan oleh guru tersebut

dikerjakan oleh siswa yang akan diserahkan kepada guru untuk diperiksa. Oleh

karena itu, siswa tetap membutuhkan tuntunan dari guru dalam mendalami dan

mempelajari bahan mata pelajaran.

Kegiatan bersama dengan guru dapat dilanjutkan di rumah tanpa kehadiran

seorang guru. Tugas berupa latihan-latihan yang diberikan oleh guru dapat

dikerjakan siswa secara perseorangan maupun berkelompok. Selain

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, siswa juga dapat

melakukan belajar tanpa tugas yang diberikan oleh guru. Siswa dapat

mempelajari kembali bahan mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah

dengan, mengerjakan soal-soal yang ada di buku, membuat ringkasan, mapun

dengan membaca. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di luar sekolah

tanpa ketergantungan dengan guru dinamakan kegiatan belajar mandiri.

Kegiatan belajar mandiri dapat diartikan sebagai semua tindakan yang dapat

dilakukan oleh siswa yang bersifat latihan dalam bahan mata pelajaran yang

menjadi program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa di

tugaskan oleh guru.

Latihan-latihan yang dilakukan oleh siswa merupakan salah satu bentuk

(18)

tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi dapat juga dilakukan di rumah. Siswa

mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan buku catatan,

buku pelajaran, kamus, rekaman, televisi dan radio. Siswa melakukan kegiatan

belajar tersebut dengan membuat jadwal yang telah direncanakan dan diatur

oleh siswa itu sendiri. Kegiatan belajar di rumah sepenuhnya diatur oleh siswa

itu sendiri sehingga dapat menemukan sistem belajar. Siswa melakukan

kegiatan belajar mandiri tersebut secara individual maupun berkelompok.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

(2006:231) menyatakan bahwa mata pelajaran Sejarah telah diajarkan dan

dipelajari semenjak Sekolah Dasar. Pada Sekolah Menengah Pertama dan

Sekolah Menengah Atas, mata pelajaran Sejarah menjadi mata pelajaran

sendiri. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul

dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan

metodologi tertentu. Fokus mata pelajaran Sejarah adalah kejadian masa lalu

yang dialami oleh manusia yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat

digunakan untuk melatih kepribadian manusia. Mata pelajaran Sejarah

mengajak siswa untuk mengetahui keberadaban sejarah pada masa lampau

untuk dapat membentuk manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tanah air.

Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

(19)

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta

sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilimuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik

terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses

terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai

bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional (Permendiknas RI No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:232).

Siswa mempelajari bahan mata pelajaran Sejarah dan diharapkan siswa

memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan kegiatan belajarnya. Untuk

mendalami dan memahami mata pelajaran Sejarah, siswa dituntut untuk aktif

melakukan kegitan belajar mandiri. Pertanyaan yang muncul, sejauh manakah

tingkat kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah?

Pertanyaan itu yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini

terhadap para siswa kelas X di SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran

(20)

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok di atas dijabarkan menjadi:

1. Sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa putra kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran

2009/2010?

2. Sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran

2009/2010?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat kegiatan belajar mandiri

dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan putri kelas X

SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa putra kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran

2009/2010.

2. Mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran

2009/2010.

3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan tingkat kegiatan

belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan

(21)

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi

pengembangan konsep bimbingan dan konseling, khususnya tentang

kegiatan belajar mandiri sebagai bahan informasi dalam rangka kegiatan

bimbingan belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para pendidik

Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dapat digunakan oleh guru

pembimbing untuk kegiatan bimbingan belajar.

b. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal untuk kegiatan

bimbingan belajar bagi siswa.

c. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai

sumber inspirasi atau bahan perbandingan apabila ingin

(22)

E. Batasan Istilah dan Definisi Operasional Variabel

1. Batasan Istilah

a. Belajar adalah suatu aktifitas individu berupa perbuatan-perbuatan

berlatih sendiri dan menghasilkan kemampuan berupa pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan sikap.

b. Kegiatan belajar mandiri adalah latihan yang direncanakan dan

dilakukan oleh individu dalam menguasai bahan pelajaran yang menjadi

program pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan belajarnya tanpa

paksaan atau desakan dari orang lain.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah adalah

semua tindakan berupa latihan atau perbuatan yang direncanakan dan

dilakukan oleh siswa untuk mempelajari pengalaman baru dalam

bahan pelajaran Sejarah yang direncanakan dan dilakukan sendiri

meliputi pembuatan dan penggunaan jadwal belajar, cara belajar, dan

penggunaan sumber bahan belajar yang diukur dengan Kuesioner

Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah dan

ditunjuk melalui skor yang diperoleh para siswa kelas X SMA Panca

Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010. Ada dua kategori tingkat

kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah, yaitu

kategori rendah dan kategori tinggi.

b. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa laki-laki atau

(23)

F. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah pada siswa putra dan putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun

(24)

9 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan Sekolah Menengah Atas

1. Pengertian Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Langeveld (1971:20) mengatakan pendidikan adalah “setiap usaha,

pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju

kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar cukup

cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Winkel (2004:27)

menyebutkan bahwa pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan.

Program Sekolah Menengah Atas berlangsung untuk jangka waktu

tiga tahun, yaitu tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga .

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 18 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan

menengah berbentuk Sekolah Menengah. Sekolah Menengah Atas atau

yang sederajat adalah termasuk dalam pendidikan menengah.

2. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Pendidikan Sekolah Mengah Atas memiliki tujuan meningkatkan

keberhasilan dalam belajar dan pengembangan diri siswa. Pendidikan

SMA bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan

(25)

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar (Himpunan Perundang-undangan Bidang Kependidikan Tahun 2002:384)

3. Kurikulum Sekolah Menengah Atas

a. Pengertian Kurikulum Sekolah

Kegiatan pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan

akademik (mata pelajaran) dan non akademik. Kegiatan akademik dan

non akademik disusun dalam kurikulum. Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan

bahwa kurikulum merupakan:

Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003:7).

Dengan demikian kurikulum sekolah dapat digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sekolah. Pelaksanaaan

kurikulum sekolah berbentuk kegiatan pengajaran yang dilakukan

oleh guru. Program pengajaran Sekolah Menengah Atas terdiri dari

program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program

pengajaran umum diselenggarakan di tahun I, sedangkan program

(26)

b. Struktur Kurikulum SMA Kelas X

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata

pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran.

Struktur kurikulum SMA kelas X menurut Permendiknas

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut:

Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA Kelas X

KOMPONEN

ALOKASI WAKTU Smtr 1 Smtr 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejarah 1 1

10. Geografi 1 1

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya 2 2

14. Pendidikan Jasmani 2 2

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

16. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2

B. Muatan Lokal 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 38 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Ada 16 mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa tahun I

(27)

mempelajari dan memahami setiap bahan mata pelajaran tersebut

dalam kegiatan pengajaran kelas yang di selenggarakan.

B. Kegiatan Pendidikan

1. Pola Umum Pengajaran Kelas

a. Siswa berlatih di kelas

Siswa berlatih di kelas secara bersama-sama dengan guru

mengolah bahan pelajaran sehingga siswa menjadi tahu cara

mempelajari bahan tersebut. Selanjutnya, guru memberikan tugas

kepada siswa supaya siswa berlatih memahami cara mempelajari

bahan pelajaran. Latihan dapat dilakukan secara individual maupun

dengan cara berkelompok.

Secara berkelompok siswa mencoba untuk berlatih bahan mata

pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan latihan yang

dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar, ada siswa yang dapat

memahami dengan baik, namun masih ada juga siswa yang belum.

Siswa yang sudah memahami bahan tersebut dapat menjelaskan

bahan mata pelajaran kepada temannya yang mengalami kesulitan

dalam memahami bahan tersebut.

Siswa secara individual juga dapat berlatih sendiri untuk

menyelesaikan tugas bahan mata pelajaran yang telah diberikan

oleh guru. Siswa menyelesaikannya tugas tersebut sesuai dengan

apa yang telah dilatih oleh guru. Siswa juga berlatih sesuai dengan

(28)

b.Siswa berlatih tugas dari guru di luar kelas

Latihan yang dapat dilakukan oleh siswa di rumah yaitu

mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru di sekolah,

misalnya latihan mengerjakan soal-soal, meringkas bahan pelajaran

serta mendalami bahan pelajaran. Salah satu bentuk tugas yang

diberikan oleh guru adalah pekerjaan rumah. Siswa mengerjakan

tugas tersebut sesuai dengan apa yang telah guru sampaikan di

sekolah. Siswa dapat menggunakan berbagai macam sumber dalam

mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, baik buku pelajaran

maupun melalui media informasi yang lain.

Latihan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas

rumah dapat dilakukan secara individual maupun dengan cara

berkelompok.

c.Siswa berlatih sendiri (mandiri)

Individu selalu mengalami proses belajar dalam hidupnya.

Winkel (1989:36), menyebutkan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap.

Perubahan itu bersifat relatif menetap. Belajar dapat

didefenisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Hilgard

(29)

Learning refers to the change in a subject’s behavior to a given situation brought about by his repeat experiences in that the behavior change cannot be explained on the basic of native response tendencies, maturation, or temporary states of the subject.

Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran secara

mandiri adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

di luar jam sekolah tanpa pendampingan dan penugasan dari

guru. Latihan yang dilakukan oleh siswa adalah kegiatan atas

inisiatif sendiri tanpa paksaaan oleh pihak-pihak lain seperti orang

yang lebih dewasa, orang tua maupun guru.

Siswa melakukan sendiri kegiatan belajar atas arahan sendiri.

Skager (1984:18-19) berpendapat:

Self-directed learning refers to the planning and management of learning by individuals (either singly or collectively) to accomplish their personal, social, and vocational development by recognizing specific learning needs from time to time and fulfilling them through suitable techniques, resources, and learning opportunities.

2. Pengajaran Sejarah

a. Tugas di kelas dan tugas rumah

Interaksi antara guru dan siswa di kelas dalam proses belajar

mengajar merupakan salah satu bentuk pendidikan. Kegiatan

pengajaran dapat dilaksanakan secara formal.

Siswa bersama dengan guru mengolah bahan pelajaran Sejarah

ketika belajar berlangsung. Guru menjelaskan bahan mata pelajaran

(30)

bertanya kepada seorang atau semua siswa tentang bahan mata

pelajaran lalu siswa menjawab. Jika ada siswa yang tidak mengerti

siswa dapat bertanya kepada guru untuk menjelaskan kembali

bahan pelajaran tersebut. Dalam menjelaskan bahan mata pelajaran

guru dapat mengunakan alat peraga seperti peta sejarah atau

gambar-gambar sejarah. Guru dan siswa melakukan percakapan

atau komunikasi dalam kegiatan pengajaran tersebut.

Guru memberi latihan-latihan kepada siswa untuk dikerjakan.

Tugas yang guru berikan kepada siswa dapat berbentuk latihan

soal, atau tugas. Siswa melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan

apa yang telah guru berikan. Latihan yang dilakukan siswa di

sekolah dapat dilakukan dengan bantuan atau arahan dari guru.

b. Tugas mandiri

Siswa juga dapat melakukan latihan mandiri tanpa arahan atau

ditugaskan oleh guru. Siswa berlatih sendiri mengerjakan

latihan-latihan bahan mata pelajaran Sejarah. Siswa dapat mencari

informasi yang berkaitan dengan bahan pelajaran tersebut melalui

media informasi lain selain buku mata pelajaran sekolah.

Proses mengajar yang terjadi diharapkan membawa perubahan

pada siswa berupa keteraturan dalam belajar. Keteraturan dalam

belajar akan membawa siswa pada prestasi belajar yang baik.

Belajar yang teratur dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam

(31)

Siswa terlatih menjadi anak yang berusaha sendiri dalam mencapai

prestasi yang baik dalam belajar.

C. Layanan Bimbingan Belajar

Menurut Shertzer dan Stone bimbingan adalah “the process of helping individual to understand themselves and their word” (Shertzer dan Stone,1976:38).

Bimbingan belajar merupakan kegiatan membantu siswa dalam

menghadapi dan memecahkan masalah belajar misalnya, pengenalan

kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, dan perencanaan pendidikan

lanjutan (Nurihsan dan Sudianto, 2005: 12).

Tujuan pelayanan bimbingan dalam belajar secara umum adalah agar

siswa dapat menyesuaian diri yang baik dalam situasi belajar, sehingga

setiap siswa dapat belajar dengan kemampuan yang dimilikinya, dan

mencapai perkembangan yang optimal. Ahmadi dan Widodo (1991:

105-106) menjelaskan lebih rinci tujuan pelayanan bimbingan belajar antara

lain: menunjukkan cara-cara mempelajari bahan pelajaran dengan

menggunakan buku pelajaran, memberikan informasi pada siswa bagi

yang memanfaatkan perpustakaan, menentukan pembagian waktu dan

perencanaaan belajar.

Guru bersama dengan siswa membahas cara berlatih dengan

sumber-sumber belajar yang dapat mendorong siswa dalam mempelajari mata

(32)

1. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar

Siswa latihan membuat jadwal di rumah dengan merencanakan

pengalokasian waktu oleh siswa untuk mempelajari bahan mata

pelajaran. Jadwal yang dibuat siswa digunakan oleh siswa supaya

belajar dapat berjalan dengan baik. Guru menuntun siswa dengan

cara memeriksa jadwal yang telah disusun siswa.

2. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis

Buku pelajaran, buku kamus, koran, buku catatan dan buku

lainnya merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan oleh siswa

untuk mendalami bahan pelajaran. Guru pembimbing menuntun

siswa berlatih menggunakan sumber bahan tertulis. Ada metode

yang dapat digunakan siswa dalam mempelajari bahan tertulis yang

dinilai merupakan salah satu cara yang efektif dalam belajar

mandiri. Salah satu langkah yang efektif dalam belajar mandiri

memusatkan diri pada penggunaan metode SQ3R (Survey, Question,

Read, Recite, Review) . Langkah-langkah penggunaan metode SQ3R menurut Robinson (1946: 28-31) yaitu sebagai berikut:

a. Survey (Langkah Orientasi)

Pada langkah ini siswa mengamati keseluruhan untuk

memperoleh gambaran secara umum mengenai isi tiap judul

dengan memusatkan diri pada tiap bagian judul. Tujuan utama

dari langkah ini adalah untuk memperolah gambaran mengenai

(33)

b. Question (Langkah Bertanya)

Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaaan

yang didasarkan pada hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan

ini akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai

kata-kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi

masing-masing kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan-pertanyaan

ditulis secara berurutan mengikuti bagian-bagian bahan tertulis.

c. Read (Langkah Membaca)

Pada langkah ini siswa membaca untuk mencari

jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti yang

disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan

membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci

isi bacaan.

d. Recite (Langkah Merumuskan)

Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa

sendiri arti kata-kata baru, isi kalimat, dan isi alinea. Disini

terletak makna”mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat

mengetahui apakah yang dibaca benar atau tidak dilihat dari isi

bacaan. Dengan langkah ini pengetahuan dan pengertian siswa

(34)

e. Review (Langkah Merangkum)

Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua

yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan

langkah ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya

terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain,

juga dengan pengetahuan dan pengertian yang telah dimilikinya.

3. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Bahan Masyarakat

Sumber masyarakat dapat berupa informasi masyarakat, kejadian

sehari-hari, dan pengalaman yang diperoleh dalam masyarakat yang

dilakukan melalui observasi. Siswa berlatih menggunakan sumber

masyarakat misalnya tentang keadaan sungai maupun lingkungan

perkebunan. Siswa berlatih mengkaji bahan masyarakat tersebut

serta membandingkannya dengan pemahaman dan pengertian yang

telah diperolehnya di sekolah.

D. Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah

1. Pengertian Kegiatan Belajar Mandiri

Siswa melakukan latihan-latihan sendiri dalam mendalami setiap

bahan mata pelajaran. Materi pelajaran yang siswa dapatkan di sekolah

terkadang kurang cukup terpenuhi karena ketersediaan waktu yang

kurang. Seperti yang terlihat dalam struktur kurikulum, pelajaran

Sejarah hanya memiliki 1 jam pertemuan tiap minggu. Dengan

(35)

materi sesuai dengan standar kompetensi pada bahan mata pelajaran.

Oleh sebab itu para siswa harus melakukan kegiatan belajar secara

mandiri yag dapat dilakukan secara individual maupun berkelompok

serta mempelajari mata pelajaran secara mandiri. Kegiatan belajar

mandiri tersebut dilakukan oleh siswa tanpa kehadiran guru.

Latihan mandiri siswa merupakan kegiatan siswa mempelajari

bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri dan untuk mengembangkan

potensi diri. Skager (1984:104) mengatakan “studying independently is obviously indicate of self direction”.

Belajar merupakan cara belajar yang aktif dan partisipatif untuk

mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat oleh

kehadiran guru.

Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Yamin, 2007:115).

Ada kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam mempelajari

mata pelajaran Sejarah kelas X yaitu:

a. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah,

b. Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat

Indonesia masa pra-aksara dam masa aksara,

c. Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah,

d. Menganalisa kehidupan awal masyarakat Indonesia,

e. Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia

yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia, dan

f. Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di

(36)

2. Sumber Belajar yang digunakan Siswa

a. Sumber Belajar Tertulis

Siswa belajar menggunakan berbagai macam sumber untuk

memperoleh pengetahuan. Buku pelajaran, buku kamus, modul,

catatan mata pelajaran atau lain sebagainya, itu semua adalah

sumber belajar tertulis. Sumber belajar tertulis yang digunakan

siswa dapat dipelajari dengan menghafal, merangkum, membaca,

mengingat, praktek maupun menganalisis.

b. Sumber Belajar Bahan Masyarakat

Siswa memperoleh pengetahuan dapat berasal dari

masyarakat sekitar kita, baik orang-orangnya maupun kejadian di

sekitar masyarakatnya. Siswa dengan cara mengobservasi melihat

setiap kejadian itu. Dengan mempelajari berbagai sumber bahan

masyarakat siswa dapat memperoleh pengalaman konkrit dan

menghubungkannya dengan pengetahuan.

3. Cara Belajar dengan Sumber Belajar

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa ini adalah kegiatan

yang dilakukan sendiri di rumah. Siswa mengatur dan berlatih

menggunakan sumber belajar yang ada tanpa diperintahkan oleh orang

lain. Kegiatan belajar dengan sumber belajar dapat berupa mengerjakan

soal-soal latihan dengan bantuan buku catatan, buku pelajaran, jurnal,

internet, media audiovisual, buku kamus, majalah dan menggunakan

(37)

a. Cara menggunakan buku catatan

Siswa memiliki buku catatan untuk semua pelajaran. Buku catatan

sangat penting bagi siswa karena berisi rangkuman catatan dari

materi pelajaran. Siswa berlatih merangkum dan mengingat

kembali pokok-pokok mata pelajaran. Catatan yang dibuat oleh

siswa merupakan hasil interaksi yang dilakukan oleh guru dan

siswa di kelas dalam mengolah bahan pelajaran. Buku catatan dapat

digunakan juga dengan cara membaca kembali dan menghafal serta

dapat menggunakannya dalam penyelesaian masalah.

b. Cara menggunakan buku pelajaran

Buku pelajaran adalah buku yang digunakan siswa dalam mata

pelajaran. Buku pelajaran akan mendukung siswa dalam menguasai

bahan pelajaran Siswa mempelajari isi buku pelajaran dengan

merangkum, membaca kembali buku pelajaran.

c. Cara menggunakan buku kamus

Buku kamus memiliki peranan yang penting juga dalam memahami

suatu pelajaran. Buku kamus digunakan siswa dalam mencari dan

menemukan kosakata-kosakata dan artinya. Siswa mencatat arti

kata-kata tersebut dan siswa menghafal artinya atau merumuskan

dengan kalimat sendiri.

d. Cara menggunakan jurnal

Siswa juga dapat melalui menggunakan jurnal hasil penelitian

(38)

siswa dengan cara membaca dan menganalisis isi hasil dengan

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan isi

mata pelajaran.

e. Cara menggunakan media audiovisual (Radio, TV, VCD, dan kaset

audio)

Media audiovisual seperti Radio, TV, VCD, dan kaset audio

banyak menyajikan tentang informasi yang berkaitan dengan mata

pelajaran. Siswa dapat menggunakan media ini sesuai dengan mata

pelajaran. Siswa mencatat, menganalisis dan merangkum kembali

yang sesuai dengan bahan pelajaran.

f. Cara menggunakan Terbitan Berkala

Terbitan berkala seperti Majalah, Koran, banyak memuat

informasi yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Siswa

menggunakan isi terbitan berkala untuk menambah

pengetahuannya.

g. Cara menggunakan internet

Media informasi yang di anggap up-to-date dapat diperoleh melalui internet. Internet menyajikan juga informasi yang dapat digunakan

oleh siswa dapat mencari tambahan pengetahuan dalam mata

pelajaran. Siswa dapat mengunjungi website yang berhubungan

(39)

h. Cara menggunakan bahan masyarakat

Situasi dan kondisi di lingkungan sekitar dengan berbagai macam

kejadian dan pengalaman yang dialami oleh siswa akan membantu

kegiatan belajar. Pengetahuan akan lingkungan alam, sosial, seni

dan budaya membantu siswa dalam mempelajari dan memahami

bahan mata pelajaran. Bahan di masyarakat ini dapat diobservasi,

dicatat dan dianalisis dan dirangkum sesuai dengan isi mata

pelajaran.

E. Jenis Kelamin dan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Mata Pelajaran

Sejarah

Setiap individu dilahirkan ke dunia sudah memiliki jenis kelamin

yang berbeda-beda, ada yang berjenis kelamin laki-laki adapula yang

berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin merupakan identitas setiap

manusia yang menyatakan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Pada

umur dua tahun pada umumnya anak belajar untuk menyatakan dirinya

perempuan atau laki-laki (Baron & Donn 2003:189).

Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin tahun 1974 mengenai

kemampuan verbal dan sifat agresif pada diri lelaki dan perempuan

menyimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin hanya terjadi dalam empat

hal, yaitu:

1. Wanita memperoleh nilai lebih tinggi daripada pria dalam

(40)

2. Pria mendapat nilai lebih tinggi daripada wanita dalam

kemampuan matematika.

3. Pria mendapat nilai tinggi daripada wanita dalam

kemampuan visual-spasial.

4. Pria lebih agresif daripada wanita (Sears, dkk 1985:212).

Hasil penelitian tersebut menunjukan ada kecenderungan

perbedaan antara putra dan putri dalam pelajaran di sekolah. Jadi,

terdapat perbedaan antara siswa putra dan putri dalam kegiatan

(41)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan, khususnya dalam bidang

bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif dengan metode survei. “Penelitian deskriptif dirancang untuk

memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan”

(Furchan, 2005:415). Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi

tentang deskripsi tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran

2009/2010.

B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para

siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang. Kuesioner ini disusun

berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, dan isi kajian teoritis .

Kisi-kisi kuesioner kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

(42)

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner

No. Aspek-aspek kegiatan No. item

1. Menyusun dan menggunakan

jadwal belajar

1 s/d 4

2. Menggunakan buku catatan 5 s/d 8

3. Menggunakan buku pelajaran 9 s/d 20

4. Menggunakan buku kamus 21 s/d 25

5. Menggunakan jurnal 26 s/d 33

6. Menggunakan media audiovisual

(Radio, TV)

34 s/d 47

7. Menggunakan terbitan berkala 47 s/d 60

8. Menggunakan internet 61 s/d 68

9. Menggunakan bahan masyarakat 69 s/d 76

Kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah dilakukan

baik secara perorang maupun kelompok dengan mengikuti aspek-aspek

di atas. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian, yaitu bagian pertama

berisi pengantar, bagian kedua berisi petunjuk, bagian ketiga berisi

identitas diri siswa dan bagian yang keempat berisi item pernyataan

(terlampir).

Pernyataan berisi kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang. Ada empat

(43)

pernah. Skor tiap pilihan jawaban adalah selalu = 4, banyak kali = 3,

kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1.

2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Instrumen penelitian digunakan untuk memperolah data tentang

variabel. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel.

a. Validitas

Validitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh

mana instrumen yang dikembangkan dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Menurut Donal Ary, dkk “validitas menunjuk kepada

sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur

oleh alat tersebut” (Furchan, 2005:293). Validitas kuesioner adalah

validitas isi. Azwar (2008:45) menjelaskan validitas isi merupakan

validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan

analisis rasional atau lewat professional judgment.

Dalam pelaksanaannya peneliti menyusun sendiri item-item

pernyataan kemudian meminta pendapat dan mengkonsultasikan

kuesioner tersebut kepada dosen pembimbing untuk memeriksa. Hal

ini dilakukan supaya setiap item pernyataan yang dibuat tepat dan

mencerminkan atribut yang hendak diukur.

b. Reliabilitas

Reliabiltas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahuai

keajegan suatu alat dalam mengukur apa yang hendak diukur.

(44)

keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya”

(Furchan, 2005:310).

c. Klasifikasi Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Klasifikasi validitas dan reliabilitas mengacu pada pedoman yang

dikemukakan oleh Garret (1967: 176) sebagai berikut:

Tabel 3: Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,70 - ± 1,00 Tinggi – Sangat Tinggi

0,40 - ± 0,70 Cukup

0,20 - ± 0,40 Rendah

0,00 - ± 0,20 Tidak Ada – Sangat Rendah

Hasil perhitungan koefisien reabilitas dan validitas yaitu, koefisien

reliabilitas = 0,92 dan koefisien validitas adalah = 0,96. Berdasarkan

daftar tebel kualifikasi di atas dat disimpulkan bahwa validitas dan

reliabilitas kuesioner kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang termasuk

kategori sangat tinggi.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua anggota kelompok yang dimaksud untuk

diselidiki. Menurut Donal Ary dkk, populasi adalah “semua anggota

sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”

(45)

Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 yang terbagi dalam 5 kelas

paralel dan berjumlah 218 siswa.

Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari populasi. Sampel

penelitian ini sebanyak 78 siswa.Sampel penelitian ini diambil dengan teknik

random sampling jenis simpel random sampling. Margono (2003:126)

mengatakan simpel random sampling adalah teknik untuk mendapatkan

sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian

setiap unit sampling sebagai unsur terpencil memperoleh peluang yang sama

untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.

D. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi beberapa tahap yaitu:

1.Tahap Persiapan

a. Meminta ijin dan menyerahkan surat pengantar penelitian dari

Program Studi Bimbingan dan Konseling kepada kepala Sekolah

SMA Panca Setya Sintang melalui guru BK.

b. Menyusun kuesioner dan mengkonsultasikannya kepada dosen

pembimbing

c. Melakukan koordinasi dengan koordinator bimbingan dan konseling

untuk pengaturan jadwal penelitian.

2.Tahap pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2010 meliputi

(46)

a. Datang ke sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan.

b. Masuk kelas dan memperkenalkan diri kepada siswa.

c. Membagikan kuesioner dan menjelaskan tujuan pengisian Kuesioner

Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah.

d. Mempersilahkan siswa untuk mengisi Kuesioner Kegiatan Belajar

Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah.

e. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi siswa.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data secara statistik dengan tabel dan kategori.

1.Perhitungan koefisien reliabilitas kuesioner dengan teknik belah dua

gasal-genap:

Rumus Spearman dan Brown:

tt r = xy xy r r + 1 2 (Azwar, 2008:69) Keterangan: tt

r = Koefisien reliabilitas

xy

r = Koefisien korelasi skor ganjil-genap

Langkah perhitungan:

a. Menghitung koefisien korelasi skor-skor ganjil dan genap dengan

teknik korelasi product-moment dari Pearson, dengan rumus:

xy

r =

(

)( )

(47)

Keterangan:

xy

r : Koefisien korelasi ganjil genap

N : Jumlah subyek

X : Skor-skor item belahan ganjil

Y : Skor-skor item belahan genap

b. Menghitung koefisien reliabilitas (rtt)

2. Menghitung koefisien validitas (

oo

t

r ) dengan rumus:

oo

t

r = rtt (Guilford, 1965:443)

Keterangan:

oo

t

r : Koefisien validitas

tt

r : Koefisien reliabilitas

3. Mean

Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan

karena itu digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu

skor. Skor yang < Mean dikategorikan rendah. Skor yang ≥ Mean

dikategorikan tinggi. Perhitungan mean skor total menggunakan rumus:

N fX

M =

Keterangan Rumus :

M : Mean

fX : Jumlah skor
(48)

4. Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perbedaan tingkat

kegiatan bekajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah siswa putra dan

putri. Derajat kebabasan (db) = 1 dengan taraf signifikansi 5%. Rumus

yang digunakan dalam menghitung chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

χ2

=

(

)

(

A B

)(

C D

)(

A C

)(

B D

)

BC AD N

+ +

+ +

− 2

Keterangan:

χ2

: Chi-Kuadrat

N : Jumlah Subjek

A : Jumlah pada kolom 1 baris 1

B : Jumlah pada kolom 2 baris 1

C : Jumlah pada kolom 1 baris 2

(49)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah siswa putra

kelas X

Tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah di

golongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi. Patokan yang

digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori rendah dan skor

yang termasuk tinggi adalah Mean total. Mean total yang dimaksud adalah

jumlah mean secara keseluruhan antara putra dan putri. Penggunaan dua

kategori yaitu dengan melihat perkembangan diri siswa, ada siswa yang

maju seperti yang diharapkan dan ada juga siswa yang belum maju.

Pendekatan statistik yang digunakan dalam menganalisis data kategorial

dan nilai statistik yang dianggap stabil adalah Mean. Mean total adalah

150 (Periksa rekaman komputerisasi pada lampiran 3 halaman 56). Skor <

Mean total termasuk kategori rendah dan Skor ≥ Mean total termasuk

kategori tinggi. Hasil analisis di sajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010

Tingkat kegiatan belajar mandiri Jumlah

Tinggi 15 (47%)

Rendah 17 (53%)

(50)

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa putra yang

termasuk rendah dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah

(53%) lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang termasuk dalam

kategori tinggi (47%).

2. Tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah siswa putri

kelas X

Berdasarkan data yang ada dan menurut perhitungan, pada

kelompok putri memperoleh hasil yang dapat dilihat pada penjelasan

berikut. Pendekatan statistik yang digunakan dalam menganalisis data

kategorial dan nilai statistik yang dianggap stabil adalah Mean. Mean total

adalah 150 yang diperoleh dari perhitungan skor mean putra dan putri/

periksa rekaman komputerisasi pada lampiran 3 halaman 56 . Skor < Mean

total termasuk kategori rendah dan Skor ≥ Mean total termasuk kategori

tinggi. Hasil analisis di sajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5: Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010

Tingkat kegiatan belajar mandiri Jumlah

Tinggi 25 (54%)

Rendah 21(46%)

Jumlah siswa 46 (100%)

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa putri yang termasuk

tinggi dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih

banyak daripada jumlah siswa putri yang termasuk dalam kategori rendah

(51)

3. Uji Hipotesis

Hipotesis yang Diajukan dalam Penelitian adalah

Ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kegiatan belajar mandiri

dalam mata pelajaran Sejarah siswa putra dan putri kelas X SMA Panca

Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.

Hipotesis Nol

Jumlah siswa putra tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah siswa

putri dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Chi-Kuadrat.

Perhitungan nilai Chi-Kuadrat diaplikasikan dengan menggunakan tabel 2

x 2 berikut ini.

Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Para Siswa Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010

TKBM

JK R T ∑

L 17 15 32

P 21 25 46

38 40 78

χ2 =

(

)(

[

(

)(

)

]

)(

)

D B C A D C B A BC AD N + + + + − 2 =

[

(

)

]

( )( )( )( )

32 46 38 40 315 425

78 − 2

=

(

)

(

1472

)(

1520

)

110
(52)

=

2237440 12100 78×

=

2237440 943800

χ2 = 0,42

Nilai Chi-Kuadrat = 0,42. Nilai ini lebih kecil dari nilai χ2 tabel =

3,814 dengan db = 1 dan taraf signifikan 5%. Jadi, tidak ada perbedaan yang

signifikan antara siswa putra dan putri dalam kegiatan belajar mandiri mata

pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010

adalah:

1. Jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar

mandiri dalam mata pelajaran Sejarah lebih banyak (53%) daripada jumlah

siswa putra yang termasuk kategori tinggi (47%).

2. Jumlah siswa putri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar

mandiri dalam mata pelajaran Sejarah lebih banyak (54%) daripada jumlah

siswa putri yang termasuk kategori rendah (46%).

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa putra dan putri dalam

kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca

(53)

Pada awal tahun suatu jenjang pendidikan siswa memerlukan penyesuaian

dalam kegiatan belajar. Hal ini disebabkan karena tiap jenjang pendidikan

memiliki kurikulum yang berbeda dan suasana yang baru bagi siswa, situasi ini

akan mempengaruhi cara siswa belajar. Siswa akan mencari dan menemukan

cara belajar yang baru dalam memahami bahan mata pelajaran.

Kegiatan belajar di SMA yang berbeda dengan kegiatan belajar pada

jenjang sebelumya akan membuat siswa harus membiasakan diri dengan baik

supaya dapat mengikuti semua cara belajar yang ada. Cara belajar yang baru

membuat siswa berusaha untuk semakin terus berusaha menyesuaikan diri

dengan keadaan yang ada. Penyesuaian siswa diperlukan dalam menghadapi

hal seperti itu dan harus membiasakan diri dengan cara belajar di SMA dalam

mempelajari bahan mata pelajaran.

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa diharapkan akan membentuk

kebiasaan belajar yang baik. Jika siswa sudah memiliki kebiasaan belajar yang

baik maka siswa akan menjadi mandiri dalam kegiatan belajarnya. Penyesuaian

diri yang baik dalam belajar dapat dilihat ketika siswa mampu mengarahkan

dirinya sendiri dalam belajar yang ditandai dengan adanya inisiatif sendiri

dalam belajar. Semua yang dilakukan siswa itu merupakan usahanya sendiri

dalam meningkatkan kegiatan belajarnya. Jadi, kalau ada siswa yang belum

mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik berarti kegiatan belajar

mandirinya masih rendah. Tapi kalau ada siswa yang mampu menyesuaikan

diri dengan baik maka kegiatan belajar mandirinya bisa tinggi, karena

(54)

melakukan tindakan yang menunjang belajar tanpa menunggu desakan atau

pengaruh orang lain. Kemauan untuk belajar bagi anak yang mandiri muncul

dari dalam diri terlepas dari ajakan atau pengaruh dari luar dirinya.

Dalam uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan pada putra maupun putri dalam kegiatan belajar mandiri mata

pelajaran Sejarah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut mau mengatakan

bahwa tidak selamanya sifat mandiri itu dapat dilihat dari jenis kelamin.

Walaupun ada yang mengatakan bahwa laki-laki lebih mandiri bila

dibandingkan dengan perempuan. Hali ini mungkin dikarenakan adanya

perebedaan perlakukan antra laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki biasanya

diberi banyak kesempatan untuk berdiri sendiri dan menanggung sendiri resiko

daripada anak perempuan.

Kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah yang dilakukan di

sekolah banyak menuntut siswa untuk belajar dengan lebih keras lagi karena

sifat mata pelajaran Sejarah yang mengharuskan siswa untuk banyak

menghafal seperti nama, tanggal dan tempat peristiwa. Dalam Hal ini yang

dibutuhkan adalah kemampuan dalam belajar bukan kemampuam yang

diperoleh berdasarkan jenis kelamin siswa. Kegiatan belajar mandiri siswa

(55)

40 BAB V

KESIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tiga point penting yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar

mandiri mata pelajaran Sejarah (53%) lebih banyak daripada jumlah siswa

putra yang termasuk dalam kategori tinggi (47%).

2. Jumlah siswa putri yang termasuk katergori tinggi dalam kegiatan belajar

mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih banyak daripada jumlah siswa

putri yang termasuk dalam kategori rendah (46%).

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa putra dan siswa putri

dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca

Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.

B. Keterbatasan

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kajian teoritis yang

dirasakan masih kurang kuat dalam memaparkan teori-teori yang mendukung

permasalahan pokok. Kajian teori yang kurang kuat menyebabkan lemahnya

alat ukur yang akan digunakan peneliti dalam mengungkap masalah dalam

penelitian ini. Instrumen yang digunakan kurang menjawab inti dari

(56)

Dalam penghitungan data yang ada, peneliti masih menggunakan rumus

yang tidak relevan untuk menjawab permasalahan secara spesifik. Sebagai

contoh, perhitungan koefisien validitas, penentuan mean yang digunakan

sebagai penetuan kategori dan penggunaan rumus chi-kuadrat. Sehingga hasil

penelitian yang ada kurang menjawab masalah secara detail.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil kesimpulan mengenai kegiatan

belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa kelas X SMA Panca

Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 dikemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi guru bimbingan dan konseling

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk oleh guru biimbingan dan

konseling yaitu dengan membuat program bimbingan yang

berhubungan dengan peningkatan kegiatan belajar mandiri. Guru

pembimbing juga perlu bekerjasama dengan setiap guru mata

pelajaran/staf pengajar lainnya untuk pengembangan belajar siswa.

2. Bagi peneliti lain

Penelitian ini hanya dijadikan sebagai inspirasi bagi penelitian lain

supaya dapat melakukan penelitian dengan topik yang sama. Supaya

(57)

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Ary, Donal, dkk. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Penerjemah H. Arif Furcan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, Robert A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. 10th. Ed. Jakarta:

Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.

Hilgard, Ernest R. 1956. Theories of Learning. New York: Appleton Century

Crofts.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Kependidikan Tahun 2002. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri

Langeveld. 1971. Paedagogiek Teoritis/Sistematis. Jakata: FIP-IKIP.

Nurihsan, H. Achmad Juntika dan Akur Sudianto. Manajemen Bimbingan dan

Konseling di SMA. 2005. Jakarta: PT. Grasido Anggota Ikapi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, 23 dan 24 Tahun 2006. 2006. Jakarta.

Robinson, Francis P. 1946. Effective Study. New York: Harper and Brothers

Publisher.

Sears, David O. dkk. 1985. Terj. Psikologi Sosial. 5 th. Ed. Jakarta: Erlangga. Shertzer, Bruce dan Shelley C. Stone. 1976. Fundamental of Guidance. 3th. Ed.

Boston: Huoghton Mifflin Company.

Singer, Harry dan Dan Holan. 1980. Reading and Learning from Text. Boston

(58)

Skager, R. 1984. Organizing School to Encourage Self-Direction in Learners. Hamburg: Unesco Institute for education and Pergaman press.

Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia .

Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan

(59)

44

Kuesioner

Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah

A.Identitas

1. Jenis kelamin :________________

2. Kelas :________________

B.Pengantar

Kuesioner ini tentang kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran yang

telah Anda lakukan. Saya meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner

ini denagn teliti dan sesuai dengan keadaan Anda sesunguhnya. Kuesioner ini

bersifat rahasia dan jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor. Anda

juga tidak perlu menulis nama pada kuesioner ini.

C.Petunjuk Kerja

Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai

“kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah yang Anda

lakukan di luar jam sekolah”.

Langkah-langkah menjawab kuesioner ini adalah sebagai berikut:

a.Baca dengan teliti setiap pernyataan dalam kuesioner ini!

b.Jawablah perynataan dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah

satu kolom yang disediakan sesuai dengan pengalaman Anda!

(60)

SL : bila pernyataan tersebut Selalu Anda alami

BK : bila pernyataan tersebut Banyak kali Anda alami

KK : bila pernyataan tersebut Kadang-kadang Anda alami

TP : bila pernyataan tersebut Tidak pernah anda alami

D.Item-item Pernyataan

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

SL BK KK TP

1. Saya menyusun jadwal belajar saya

2. Saya menyusun jadwal belajar bersama teman

3. Saya menggunakan jadwal belajar sesuai dengan

jam yang telah saya tentukan

4. Saya menggunakan jadwal belajar sesuai dengan

jam yang telah ditentukan bersama teman

5. Saya membaca kembali buku catatan saya di

rumah

6. Saya merumuskan kembali pemahaman saya

mengenai bahan pelajaran dalam buku catatan

saya

7. Saya merangkum isi bahan bahan mata pelajaran

dari buku catatan saya

(61)

buku catatan saya

9. Saya membaca bahan mata pelajaran dari buku

pelajaran saya

10. Saya menganalisis isi buku pelajaran saya

11. Saya menganalisis isi buku pelajaran bersama

teman

12. Saya mencatat kalimat-kalimat penting dari buku

pelajaran saya.

13. Saya mendiskusikan isi buku pelajaran dengan

teman saya.

14. Saya merumuskan kembali pemahaman

mengenai bahan mata pelajaran dari buku

pelajaran saya

15. Saya merumuskan kembali pemahaman

mengenai bahan mata pelajaran dari buku

pelajaran bersama teman

16. Saya merangkum bahan mata pelajaran dari buku

pelajaran saya

17. Saya merangkum bahan mata pelajaran dari buku

pelajaran bersama teman

18. Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari

buku pelajaran saya.

(62)

buku pelajaran saya.

20. Saya berlatih soal-soal bahan mata pelajaran dari

buku pelajaran bersama teman

21. Saya mencari arti kata-kata baru dari buku

kamus

22. Saya mencatat arti kata-kata baru dari buku

kamus

23. Saya menghafal arti kata-kata baru dari buku

kamus

24. Saya menggunakan arti kata-kata baru dari buku

kamus untuk membantu saya mempelajari bahan

mata pelajaran

25. Saya menggunakan arti kata-kata baru dari buku

kamus untuk membatu saya dalam menganalisis

isi bahan mata pelajaran

26. Saya membaca bahan mata pelajaran dari jurnal

27. Saya mencatat bahan dari jurnal yang berkaitan

dengan bahan mata pelajaran

28. Saya menghafal isi jurnal yang penting yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran

29. Saya menganalisis bahan jurnal dengan

menghubungkannya dengan bahan mata

(63)

30. Saya menganalisis bahan jurnal dengan

menghubungkannya dengan bahan mata

pelajaran bersama teman

31. Saya merumuskan kembali pemahaman

mengenai bahan mata pelajaran dari jurnal

32. Saya merumuskan kembali pemahaman

mengenai bahan mata pelajaran dari jurnal

bersama teman

33. Saya merangkum bahan mata pelajaran dari

jurnal

34. Saya mendengar siaran radio yang berkaitan

dengan bahan mata pelajaran

35. Saya mencatat informasi yang penting dari

siaran radio yang berkaitan dengan bahan mata

pelajaran

36. Saya menghafal informasi dari radio yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran

37. Saya merumuskan kembali informasi siaran

radio yang berkaitan dengan bahan mata

pelajaran

38. Saya merangkum informasi dari siaran radio

yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran

(64)

dengan bahan mata pelajaran

40. Saya mencatat informasi penting dari siaran

televisi yang saya lihat yang berkaitan dengan

bahan mata pelajaran

41. Saya mencatat informasi penting dari siaran

televisi yang saya lihat yang berkaitan dengan

bahan mata pelajaran bersama teman

42. Saya menghafal informasi televisi yang saya

lihat yang berkaitan dengan bahan mata

pelajaran

43. Saya menganalisis siaran televisi yang berkaitan

dengan bahan mata pelajaran

44. Saya menganalisis siaran televisi yang berkaitan

dengan bahan mata pelajaran bersama teman

45. Saya merumuskan kembali informasi dari siaran

televisi yang berkaitan dengan bahan mata

pelajaran

46. Saya merumuskan kembali informasi dari siaran

televisi yang berkaitan dengan bahan mata

pelajaran bersama teman

47. Saya merangkum siaran televisi yang saya lihat

yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran

(65)

bahan mata pelajaran

49. Saya mencatat informasi dari Koran yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran

50. Saya menganalisis informasi bahan mata

pelajaran yang saya peroleh dari Koran

51. Saya menganalisis informasi bahan mata

pelajaran dari Koran bersama teman

52. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata

pelajaran yang saya peroleh dari Koran.

53. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata

pelajaran dari Koran bersama teman

54. Saya merangkum informasi dari Koran yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran

55. Saya membaca Majalah yang berkaitan dengan

bahan mata pelajaran

56. Saya mencatat informasi dari Majalah yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran

57. Saya menganalisis informasi bahan mata

pelajaran yang saya peroleh dari Majalah

58. Saya menganalisis informasi bahan mata

pelajaran dari Majalah bersama teman

59. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata

(66)

60. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata

pelajaran dari Majalah bersama teman

61. Saya mencari bahan dari internet untuk

mengerjakan soal-soal bahan mata pelajaran

62. Saya mengakses internet yang berkaitan dengan

bahan mata pelajaran

63. Saya mencatat bahan mata pelajaran dari internet

64. Saya menganalisis bahan yang saya peroleh dari

internet dengan bahan mata pelajaran

65. Saya menganalisis bahan yang saya peroleh dari

internet dengan bahan mata pelajaran bersama

teman

66. Saya merumuskan kembali bahan yang saya

dapatkan dari internet dengan pemahaman saya

sendiri

67. Saya merangkum bahan mata pelajaran yang

saya peroleh dari internet

68. Saya merangkum bahan mata pelajaran yang

saya peroleh dari internet bersama teman

69. Saya mengamati objek disekitar saya yang

berhubungan dengan bahan mata pelajaran

70. Saya mengolah informasi tentang objek yang ada

(67)

mata pelajaran

71. Saya mencatat informasi tentang kejadian

disekitar saya yang berhubungan dengan bahan

mata pelajaran

72. Saya menganalisis informasi objek disekitar saya

yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran

73. Saya menganalisis informasi objek disekitar

yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran

bersama teman

74. Saya merumuskan kembali informasi objek

disekitar saya yang berhubungan dengan bahan

mata pelajaran

75. Saya merangkum informasi tentang objek yang

ada disekitar saya yang berhubungan dengan

mata pelajaran

76. Saya membuat kesimpulan berdasarkan

pengolahan informasi tentang objek yang ada di

sekitar yang berhubungan dengan bahan mata

(68)

Tabel 7 : Skor-skor Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra dan Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010

No. JK Skor No. JK Skor No. JK Skor

1 L 125 33 P 130 65 P 112

2 L 179 34 P 151 66 P 111

3 L 178 35 P 176 67 P 106

4 L 137 36 P 178 68 P 130

5 L 182 37 P 229 69 P 158

6 L 199 38 P 113 70 P 209

7 L 139 39 P 129 71 P 143

8 L 202 40 P 196 72 P 154

9 L 165 41 P 160 73 P 194

10 L 98 42 P 314 74 P 116

11 L 161 43 P 150 75 P 120

12 L 197 44 P 108 76 P 190

13 L 148 45 P 157 77 P 142

Gambar

Tabel 1. Struktur  Kurikulum SMA Kelas X
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3: Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur
Tabel  4: Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010
+4

Referensi

Dokumen terkait

Objek persepsi yang berwujud manusia ini disebut perception atau juga ada yang berwujud sosial perception, sedangkan persepsi yang berobjekkan nonmanusia, hal ini sering

Saat mengestimasi menggunakan metode OLS jika terdapat pencilan pada himpunan data maka metode OLS tidak efektif untuk menghasilkan model persamaan regresi linear

Universitas Kristen

(3) Pelaksanaan kebijakan pencegahan preemtif perdagangan orang di Jawa Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pelaksanaan pemberdayaan dan penyadaran kepada masyarakat

Seringkali pengusul RUU berpendapat bahwa tugas Badan Legsilasi dalam pengharmonisasian RUU hanyalah yang berkaitan dengan aspek teknis legal drafting (pembentukan

Untuk itu dalam tugas akhir ini akan dibuat sistem informasi berbasis web yang dapat melakukan pemesanan lapangan, pengaturan jadwal lapangan, pengolahan data pemesanan

Pasal 1 Angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Hutan dan Lahan

SUMATERA UTARA KAB. PAK PAK BHARAT REHABILITASI *) 16 SD NEGERI NO.. PROVINSI KABUPATEN/KOTA MENU KEGIATAN NAMA SEKOLAH NPSN SATUAN VOLUME. SUMATERA UTARA KAB. PAK PAK