• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh : Aldes Dwi Pikal 0 4 1 1 1 4 0 2 3

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh : Aldes Dwi Pikal 0 4 1 1 1 4 0 2 3

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO :

“ ...

Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau

perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil

mengucap syukur oleh Dia kepada Allah...

(Kolose 3: 17)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini ku persembahkan kepada

Orang tuaku tersayang Bapak Anjiu dan Ibu Minim

(6)

v ABSTRAK

TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009 Aldes Dwi Pikal

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan akademik dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dengan jumlah 105 siswa (49 putera dan 56 puteri). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran, dengan jumlah 64 item pernyataan. Instrumen penelitian ini dibuat sendiri oleh penulis, berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian dan kajian teoritis.

Masalah penelitian ini adalah adalah; (1) Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009? (2) Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009? (3) Apakah ada perbedaan tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra dan para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

(7)

vi ABSTRACT

THE INDEPENDENCE LEVEL OF THE SECOND YEARS STUDENTS IN BOPKRI 3 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN STUDYING

SCHOOL’S SUBJECT

IN 2008/2009 Aldes Dwi Pikal Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

This research was a descriptive research in academic guidance using survey method. The population of this research was limited population, they were all of the students both male and female in grade II in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta, that consisted of 105 students (male: 49 and female: 56). The instrument in this research was questionnaire about the independence level in studying school’s subject which consisted of 64 statements. The instrument in this research was based on the problems of research, variable of research and theoretical review.

The problems of this research were; (1) What is the independence level of male students in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009? (2) What is the independence level of female student in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009? (3) Is there any difference in the independence level among male and female students in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009?

The results of this research were; (1) the total of male students who had high level of independence studying school’s subject (63, 27%) was more than the amount of students who had low level of independence studying school’s subject (36, 73%). (2) The total of female students who had low level of independence studying school’s subject (58, 93%) was more than the amount of students who had high level of independence studying

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.

3. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di Program Studi bimbingan dan konseling.

4. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studi.

5. Bapak Pariadi, S. Pd., kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang dengan tulus menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ibu Yanti, S. Pd dan Bapak Catur, S. Psi., Koordinator dan staff bimbingan &

(9)

viii

7. Orangtuaku tercinta Bapak Anjiu dan Ibu Minim serta adik-adiku (Felix Untung, Nataleo, Yeremia Herling dan Nonie Mega Dini), atas dukungan dana, doa, daya, perhatian dan kegembiraan kepada penulis.

8. Bapak Slamet Raharjo dan Ibu serta keluarga serta di Yogyakarta, keluarga Ev. Amir Siden, keluarga Pak along Agen, keluarga Mak endek Martini, keluarga Pak de Jumadi di Pontianak, keluarga Pak de Rahmat di Mentebah, keluarga Usu Sarimo, kendek Dadau dan Sr. Desi Mariani (Sr. Eva) yang telah banyak membantu kelancaran studi penulis.

9. Elisabeth Dwi Suryati, atas dukungan doa, perhatian dan kasih sayang kepada penulis.

10. Saudara seperjuangan dari tanah Bamban, bang Benny dan bang Andreas, teman-teman KKY; Asep, Sepri, Sigit, Kris, Tius, Aloysz, Pitra, kak Iren, kak Sony, Sr. Brigita, Sr. Yus, Sr. hil, Sr. Lina, Uno, Arsen, Tio, Ria, Tina, Natalia, Irna, Tian, Aca, Rini, Pimpom, Ardhy, Anting, Mbk Angga, Mbk Erna, Bismo dan mbak Putri. Teman-teman PMK Efata; mas Bayu, Christo, Bayu, Silvi, Asih, Vivi, Tyas, Riri, Duon, Robie, Ezra, Rolie, Bob, Nancy, Wahyu, Wisnu, Ester, Nike dan masih banyak lagi atas dukungan doa, perhatian, semangat dan kebersamaan selama ini. 11. Teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2004 dan atas perhatian, kerjasama

dan kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya bagi mereka yang memerlukan.

Yogyakarta, 19 September 2009

(10)
(11)
(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......….……... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

(13)

xii

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

A. Sekolah Menengah Pertama (SMP)... 5

1. Kurikulum SMP ... 6

a. Pengertian Kurukulum Sekolah ………. 6

b. Isi Kurikulum SMP ……… 7

c. Struktur kurikulum SMP ……… 7

B. Kegiatan Kelas ………...………..……… 9

1. Pengajaran Kelas ... 9

a. Dialog Guru dan Siswa ... 9

b. Siswa Latihan di Kelas ... 9

2. Bimbingan Belajar... 11

a. Latihan Pengaturan Jadwal belajar... 11

b. Latihan Sikap Belajar... 11

c. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Tertulis ... 13

d. Latihan Penggunaan Sumber Bahan: Masyarakat ... 14

C. Kemandirian Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran …..…………... 15

1. Pengertian Kegiatan Mandiri Siswa …..………... 15

2. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Secara Mandiri... 17

D. Jenis Kelamin Siswa ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Alat Pengumpul Data ... 22

1. Kuesioner Tingkat Kemandirian Mempelajhan Mata Pelajaran... 22

2. Validitas dan Reliabilitas ... 23

(14)

xiii

Reliabilitas ……… 24

3. Skoring ... 26

4. Kategori Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Mata Pelajaran ... 26

C. Populasi... 27

D. Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data …………..……….…………. 28

1. Penghitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner... 28

2. Penghitungan Koefisien Validitas Kuesioner ... 29

3. Mean... 29

4. Chi-Kuadrat ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 31

A. Hasil Penelitian... 31

1. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Para Siswa Putera ……….….. 31

2. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Para Siswa Puteri ……… 32

3. Uji Hipotesis……….…... 33

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 35

BAB V PENUTUP………...... 37

A. Kesimpulan... 37

B. Saran Untuk Kegiatan Bimbingan ... 38

DAFTAR PUSTAKA... 40

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP ………... 8 Tabel 2 : Kisi-kisi kuesioner penelitian ………. 24 Tabel 3 : Koefisien validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian

mempelajari bahan mata pelajaran …………... 25 Tabel 4 : Klasifikasi koefisien alat ukur ……… 25 Tabel 5 : Skor Kuesioner ……… 26 Tabel 6 : Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran

para siswa putera tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 ……….. 32 Tabel 7 : Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran

para siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 ………... 33 Tabel 8 : Distribusi frekwensi kemandirian mempelajari bahan

mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ……… 34 Tabel 9 : Kuesioner Kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ………. 42 Tabel 10 : Penghitungan koefisien validitas dan reliabilitas dengan teknik

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ……….. 42 Lampiran 2 : Tabel penghitungan koefisien validitas dan reliabilitas

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa susila bersama orang yang berpribadi dewasa susila dengan tujuan iapun mencapai pribadi yang dewasa pula. Pendidikan dapat terjadi dalam lingkungan keluarga, dalam sekolah dan dalam masyarakat. Pendidikan dalam sekolah meliputi kegiatan pengajaran untuk pengembangan kecerdasan siswa, pembimbingan untuk pengembangan penyesuaian diri siswa dan pelatihan untuk pengembangan keterampilan siswa.

Kegiatan pengajaran dalam sekolah dilaksanakan oleh guru dan siswa berdasarkan kurikulum dan program yang telah dibuat oleh sekolah. Kegiatan pengajaran bertujuan agar siswa mengetahui cara mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah, sehingga dapat mempelajari dan menguasai mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan siswa sejak ia masuk sekolah. Siswa Sekolah Menengah Pertama juga melakukan hal yang sama sejak ia masuk kelas I.

(18)

dan ada juga tugas yang dikerjakan di rumah (tugas rumah). Siswa, baik perorangan atau berkelompok mulai untuk berlatih mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan oleh guru.

Selain siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru, siswa juga mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri tanpa pendampingan dan penugasan dari guru dengan menggunakan buku catatan yang dimiliki, buku paket mata pelajaran, kamus, televisi dan radio. Kebiasaan siswa mempelajari secara mandiri bahan mata pelajaran akan memperlancar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan SMP.

Siswa berlatih dan mengenal cara mempelajari bahan mata pelajaran secara mandiri sehingga ia menguasai dan secara teratur menggunakannya dalam mengerjakan soal-soal latihan di sekolah, mengerjakan tugas rumah dan mempelajari sendiri. Siswa yang memiliki kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran dengan baik akan semakin mahir dalam menguasai bahan dan memahaminya dengan baik serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

(19)

3

setiap kegiatan sekolah dan menggunakan cara mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan sumber bahan mata pelajaran buku catatan, buku pelajaran, buku ilmu, kamus, telivisi, radio dan lingkungan mayarakat melelui bimbingan belajar. Siswa mampu melakukan kegiatan belajar sendiri atas inisiatif sendiri dengan menyusun jadwal dan teratur menggunakannya. Timbul pertanyaan: apakah mereka sudah melakukan? Sejauh mana mereka melakukannya?

Jawaban terhadap pertanyaan di atas dapat diperoleh melalui penelitian. Penelitian terhadap kelompok siswa dipusatkan pada para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan alasan siswa tahun ke II sudah mampu menyesuaikan diri dalam situasi sekolah dan sudah stabil dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.

B. Perumusan Masalah

1.Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

2.Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

(20)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemandirian para siswa putra dan putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan program Bimbingan dan Konseling belajar.

D. Batasan Variabel

1. Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah kegiatan siswa mengolah bahan mata pelajaran atas inisiatifnya sendiri yang terinci dalam penggunaan jadwal belajar, sumber belajar, cara belajar dan diukur dengan Kuesioner Kemandirian Belajar Siswa. Ada dua kategori tingkat kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran, yaitu kategori rendah dan tinggi.

2. Jenis kelamin siswa

(21)

5 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dibentuk sedemikian rupa guna memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Selama siswa bersekolah ia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terprogram dalam kurikulum sekolah. Kegiatatan-kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah meliputi kegiatan pengajaran, bimbingan dan pelatihan. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 menegaskan bahwa pendidikan adalah

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

(Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 5).

(22)

1. Kurikulum SMP

a. Pengertian Kurikulum Sekolah

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal I menegaskan bahwa kurikulum adalah:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).

Kurikulum memuat arti kata adalah jarak tempuh yang harus dilalui dalam batas waktu tertentu. Kemudian kurikulum digunakan dalam konteks sekolah. Anderson mendefinisikan kurikulum sebagai “... the kind and quality of experiences planned and provided by the

school” (Lueck, 1968 : 25). Kurikulum sekolah berarti pengalaman

(23)

7

b. Isi Kurikulum SMP

Penerapan kurikulum pendidikan dalam sekolah menekankan pada pendalaman materi melalui proses yang terjadi antara guru dan siswa dalam kelas, sebab itu pembelajaran yang dilaksanakan melibatkan peserta didik dan guru sebagai mediator dan fasilitator. Materi-materi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa selama proses tertentu dimuatan dalam isi kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 37 ayat 1 menegaskan bahwa:

“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan

Olahraga, Ketrampilan, dan Muatan Lokal” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).

Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhuhan siswa. Kurikulum sekolah menggambarkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, dan kondisi serta tuntutan lingkungan, terutama yang berkembang sekarang.

c. Struktur Kurikulum SMP

(24)

Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 memuat Mata Pelajaran, Muatan Lokal Pengembangan Diri dan secara rinci disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1: Struktur Kurikulum SMP

Komponen

Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4

5. Matematika 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pend Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

2 2 2

10.Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2

(25)

9

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 32 32 32

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B. Kegiatan Kelas 1. Pengajaran Kelas

a. Dialog Guru dan Siswa

Guru dan siswa berperan penting dalam proses pencapaian tujuan kegiatan pengajaran di kelas. Dialog antara guru dan siswa mengenai bahan mata pelajaran. Di dalam kelas guru menjelaskan materi bahan mata pelajaran kepada siswa. Guru juga bertanya kepada siswa tentang penguasaan materi yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tugas latihan.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan pengetahuan yang terhadap tugas latihan. Tugas yang dikerjakan secara individu maupun kelompok. Tugas itu ada yang dikerjakan di sekolah dan ada juga yang dikerjakan di rumah. Tugas yang dikerjakan dirumah biasa dikenal dengan tugas rumah. Hasil siswa dalam mengerjakan tugas akan tampak dalam penyelesaian tugas tersebut. b. Siswa Latihan di Kelas

(26)

sehingga ia memperoleh kemampuan baru dan menyempurnakan kemampuan yang sudah di miliki sebelumnya. Kegiatan ini berupa latihan yang diberikan guru kepada siswa secara individual maupun secara kelompok dengan menggunakan petunjuk yang sudah diberikan oleh guru sebelumnya.

Siswa yang mengerjakan tugas secara individu, mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas secara individual dapat bertanya kepada guru untuk mengatasi kesulitannya. Hal yang dapat dilakukan berupa, membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan soal latihan, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, dan lain sebagainya.

(27)

11

2. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar dalam sekolah berbentuk bimbingan kelas. Bimbingan kelas merupakan kegiatan sekelompok siswa atau mahasiswa yang berkumpul dalam satu kelas untuk kegiatan pengajaran (Winkel dan Hastuti, 2005: 561). Bimbingan belajar merupakan suatu kegiatan bimbingan antara guru pembimbing dan siswa dalam satu ruang kelas untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing.

a. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar

Siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru, di luar sekolah diatur oleh siswa sendiri. Siswa perlu mengatur jadwal mempelajari bahan mata pelajaran terutama dalam belajar mandiri. Pengaturan jadwal belajar dapat membantu siswa untuk melakukan belajar yang maksimal.

Siswa perlu menyadari pentingnya sebuah jadwal belajar. Jadwal belajar yang digunakan dengan baik dapat membantu siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran secara teratur, sehingga waktu yang dimiliki tidak terbuang. Pembuatan jadwal belajar, penting dilakukan oleh tiap siswa setiap masuk tahun ajaran baru (Gie, 1988: 74).

b. Latihan Sikap Belajar

Sikap merupakan keadaan psikologis dimana individu mulai memutuskan untuk berprilaku terhadap situasi. Allport mengemukakan

bahwa sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang

(28)

terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang

berkaitan dengannya.”

Sikap belajar yang baik juga perlu dimiliki oleh siswa. Sikap merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merespon sesuatu pilihan, baik respon menolak atau menerima sesuatu. Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran berupa respon menerima atau menolak mata pelajaran. Sikap siswa yang menerima mata pelajaran akan mendorong siswa menggunakan waktunya untuk mempelajari bahan mata pelajaran yang ditugaskan oleh guru dan mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri.

c. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis

Buku catatan, buku ilmu, buku bahan mata pelajaran dan lain-lain sebagai sumber bahan tertulis dapat digunakan siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih menggunakan sumber bahan tertulis. Latihan penggunaan sumber belajar tertulis dapat dilakukan dengan latihan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Uraian mengenai metode SQ3R sebagai berikut:

1) Langkah Orientasi (Survey)

(29)

13

langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai nomor urut bahan yang akan dipelajari.

2) Langkah Bertanya (Question)

Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada tiap nomor urut bahan hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan ini akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai kata-kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi masing-masing kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan dirumuskan secara tertulis dan dipusatkan menurut urutan bagian-bagian bahan tertulis.

3) Langkah Membaca (Read)

Pada langkah ini siswa membaca tiap nomor urut bahan dan mencari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti yang disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.

4) Langkah Merumuskan (Recite)

Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri arti kata-kata yang baru dibacanya. Disini terletak makna

“mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat mengetahui

(30)

5) Langkah Merangkum (Review)

Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan langkah ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimilikinya.

Bimbingan belajar yang dilaksanakan ini semakin membantu siswa dalam kegiatan akademiknya, sebab siswa menguasai cara menggunakan sumber bahan tertulis.

d. Latihan Penggunaan Sumber Bahan: Lingkungan Masyarakat Kegiatan dan apa yang terjadi di masyarakatyang terjadi di masyarakat sekitar dapat digunakan siswa sebagai sumber bahan. Sumber bahan yang terjadi di masyarakat dapat berupa orang-orang dan lingkungan sekitar. Penggunaan masyarakat sebagai sumber bahan dikenal dengan metode projek. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih menggunakan metode ini. Berikut langkah-langkah yang dilalui dalam metode proyek:

(31)

15

pertanyaan. Siswa membuat rumusan-rumusan pertanyaan yang akan dijawab.

2) Siswa mengajukan jawaban-jawaban sementara terhadap tiap pertanyaan itu berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Jawaban sementara berupa rumusan-rumusan sementara.

3) Siswa mengadakan observasi lapangan dan mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menjawab tiap pertanyaan.

4) Siswa menganalisis informasi-informasi yang sudah terkumpul dan mengaitkannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuatnya tadi.

5) Siswa membandingkan hasil-hasil analisis dengan jawaban-jawaban semantara di atas dan pada akhirnya siswa menarik kesimpulan-kesimpulan sendiri.

Metode ini digunakan siswa untuk memahami masalahnya yang terjadi dalam masyarakat secara ilmiah.

C. Kemandirian Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran 1. Pengertian Kegiatan Mandiri Siswa

Menurut Barnadib (1982), kemandirian meliputi "perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang

(32)

mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala

sesuatu bagi diri sendiri” (Mu’tadin, 2002: e-psikologi.com).

Latihan mandiri atau independent study menurut Houle adalah merupakan

“….a wholly self-guided way of designing and controlling an educational activity, it can be examined in depth only by one who analyzes his own experience on that reported to him” (Houle, 1987: 91).

Latihan mandiri siswa disini merupakan kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri untuk mengembangkan potensi diri yang tidak terikat dengan kehadiran guru. Skager menyebutnya

studying independently is obviously indicate of self direction

(Skager,1984: 104).

Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arahan belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan-keputusan akademik dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Yamin, 2007: 115)

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan. Individu akan terus berusaha untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan. Individu lalu berusaha berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang tanpa bergantung penuh pada orang lain.

(33)

17

berupa mempelajari bahan mata pelajaran termasuk latihan mengerjakan soal-soal yang terdapat di buku ilmu tanpa perintah guru. Siswa yang melakukan kegiatan belajar atas inisiatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu: siswa yang tingkat belajar mandirinya tinggi dan siswa yang tingkat belajar mandirinya rendah (Skager, 1984: 177).

2. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Secara Mandiri Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diatur oleh siswa sendiri, dengan demikian siswa membuat jadwal sendiri dan memilih sendiri sumber bahan yang akan digunakan. Belajar mandiri yang dilaksanakan oleh siswa berdasarkan keinginan atau inisiatif sendiri, dengan begitu siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari bahan ajar. Belajar atas inisiatif sendiri merupakan sarana untuk mengembangkan pribadi siswa. Kegiatan belajar mandiri yang dilaksanakan siswa dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi-kompetensi yang sudah dimiliki sebelumnya dan selanjutnya dapat digunakannya untuk mendapatkan informasi-informasi baru sehingga membuat siswa semakin memahami situasi di lingkungan sekitarnya.

Kegiatan belajar mandiri siswa dapat berupa meringkas materi dan mengerjakan soal-soal latihan dengan bantuan buku catatan, buku paket mata pelajaran, jurnal penelitian, majalah, internet, media audiovisual

a. Cara menggunakan buku catatan

(34)

Buku catatan akan membantu siswa dalam mengingat kembali pokok pembicaraan yang terjadi dalam kelas. Buku catatan dapat digunakan dengan cara membaca kembali dan menghafal informasi, kemudian informasi yang sudah ada dirumuskan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Cara menggunakan buku paket mata pelajaran

Buku paket yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku paket yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis. Mempelajari dan menggunakan bahan tertulis ini dapat dipelajari dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).

c. Cara menggunakan buku kamus

Buku kamus merupakan kumpulan kosa kata yang diterbitkan. Terdapat banyak jenis kamus, bik itu kamus bahasa maupun kamus disiplin ilmu. Siswa menggunakan buku kamus untuk mencari arti kata-kata yang baru yang belum ia mengerti, dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Setelah siswa menemukan

arti kata-kata tersebut siswa menghafalkan artinya dan menggunakannya mempelajari sumber bahan yang lain.

d. Cara menggunakan majalah.

(35)

19

Majalah mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Siswa menggunakan majalah sebagai media informasi untuk menambah pengetahuannya. Media seperti ini juga dapat dipelajari dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).

e. Cara menggunakan internet

Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Menggunakan media seperti ini siswa dapat mengakses alamat website yang diinginkan dan menemukan informasi yang ada didalamnya.

f. Cara menggunakan media audiovisual (Radio, TV, VCD, dan kaset audio)

(36)

g. Cara menggunakan lingkungan sekitar

Berbagai lingkungan seperti pengetahuan akan lingkungan alam, lingkungan sosial, lengkungan seni budaya, yang terjadi di masyarakat dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Siswa dapat melakukan observasi terhadap sejumlah peristiwa yang ingin diketahui di masyarakat dengan menggunakan metode proyek.

Kegiatan siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih. Siswa menghafal; Ada dua jenis menghafal, menghafal kata-kata dan menghafal arti seperti merumuskan apa adanya. Terdapat materi pelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya. Sebaliknya ada juga materi pelajaran yang dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri. Siswa menggunakan/mengaplikasikan; Materi yang dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan.

D. Jenis Kelamin Siswa

(37)

21

Jenis kelamin anak mempengaruhi perkembangan anak. Pengaruh jenis kelamin pada perkembangan berasal dari kondisi hormon. Sejak anak dilahirkan akan muncul tekanan sosial yang kuat dari lingkungan pada anak untuk pola budaya bagi jenis kelaminnya. Sepanjang masa kanan-kanak baik laki-laki maupun perempuan kehidupan sosial mereka dibentuk oleh keluarga, selanjutnya dibentuk oleh teman sebaya baik di lingkungan rumah maupun sekolah dan kemudian kelompok masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang tua tiga kali lebih lama bercakap-cakap dengan anak laki-lakinya seputar ilmu pengetahuan dibanding dengan anak perempuan. Sementara topik diluar sains, lama percakapan telatif sama. (Hurlock, 2005 : 56-57; Baron, 2003: 189)

(38)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status

gejala pada saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Penelitian

deskriptif yang dilakukan ini bersifat murni, artinya tidak ada perlakuan yang dikendalikan oleh peneliti seperti pada penelitian eksperimen. Tujuan penelitian dengan metode survei ini bertujuan mengumpulkan informasi tentang variabel dan mendeskripsikan tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II (kelas II) SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran

(39)

23

mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II (kelas II) SMP BOPKRI 3 Yogyakarta

2. Validitas dan Reliabilitas

Penelitian selalu bergantung pada pengukuran, alat ukur penelitian digunakan untuk memperoleh data tentang variabel. Ada dua ciri penting yang harus dimiliki oleh alat ukur yaitu validitas dan reliabilitas (Furchan, 2005: 293).

a. Validitas

Validitas menunjuk pada “sejauh mana suatu alat mampu

mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut” (Furchan,

2005: 293). Validitas suatu alat selalu bergantung kepada situasi dan tujuan khusus penggunaan alat yang bersangkutan (Furchan, 2005: 294). Item-item kuesioner disusun berdasarkan uraian BAB II mengenai tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP.

(40)

Tabel 2: Kisi-kisi kuesioner penelitian

No. Aspek-aspek Nomor item

1. Menggunakan jadwal 1, 2, 3, 4,

2. Menggunakan buku catatan di rumah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 3. Menggunakan buku paket mata

pekajaran di rumah

13, 14, 15, 1617, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 4. Menggunakan buku kamus di rumah 25, 26, 27, 28

5. Menggunakan majalah di rumah 29, 30, 31, 32, 6. Menggunakan internet di

rumah/warnet

33, 34, 35, 36, 37, 38,

7. Menggunakan audio visual (Kaset rekaman suara, VCD, dan Tv) di rumah

39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 8. Menggunakan lingkungan sekitar

rumah

57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64

Tingkat validitas kuesioner ditunjukan oleh koefisien validitas.

Koefisien validitas kuesioner

oo

t

r = 0,91

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur menunjuk pada “derajat keajekan alat

tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan, 2005:

(41)

25

item, semakin luas wilayah pengukuran dan diharapkan memberikan

hasil yang dipercaya. Koefisien reliabilitas rtt = 0,84

Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien validitas dan koefisien reliabilitas kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran sebagai berikut:

Tabel 3: Koefisien validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran

Koefisien Hasil penelitian

Validitas 0,91

Reliabilitas 0,84

Koefisien validitas dan reliabilitas diinterpretasikan dengan mengacu pada pedoman yang dikemukakan oleh Garrett (1967 : 176) berikut ini.

Tabel 4: Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi

0,40 - ±0,70 Cukup

0,20 - ±0,40 Rendah

0,00 - ±0,20 Tidak ada – sangat rendah

(42)

3. Skoring

Pernyataan berisi tentang kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II. Ada empat pilihan jawaban yaitu; selalu, banyak kali, kadang-kadang dan tidak pernah. Skor tiap pilihan jawaban tertuang dalam tabel berikut.

Tabel 5: Skor kuesioner

Selalu Banyak kali Kadang-kadang Tidak pernah

4 3 2 1

4. Kategori tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran

Ada dua kategori tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa yaitu rendah dan tinggi. Penentuan kategori ini berdasarkan pertimbangan :

a. Perkembangan diri siswa berkaitan dengan hal tertentu, ada siswa yang maju seperti yang diharapkan dan ada siswa yang belum. Misalnya dalam hal penyesuaian diri, ada siswa yang menyesuaikan diri dengan baik dan ada siswa yang belum menyesuaikan diri dengan baik. Begitu pula dalam perkembangan tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri.

(43)

27

C. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua siswa putra dan putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Sebanyak 105 siswa. Populasi ini merupakan populasi terbatas.

D. Pengumpulan Data

Kuesioner yang telah disusun, dipergunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2009 di SMP BOPKRI 3

Yogyakarta yang melibatkan 49 putera dan 56 puteri, melalui tahap-tahap

berikut.

1. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta

melalui guru BK.

2. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

3. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan

dan Konseling kepada koordiantor BK.

4. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling

(44)

E. Teknik Analisis Data

1. Perhitungan koefisien reliabilitas kuesioner dengan teknik belah dua : a. Menghitung koefisien korelasi skor-skor ganjil dan genap dengan

teknik korelasi product-moment dari Pearson, dengan rumus :

xy r = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

(Arikunto, 1993: 254)

Keterangan :

xy

r : Koefisien korelasi ganjil genap

N : Jumlah subyek

X : Skor-skor item belahan ganjil Y : Skor-skor item belahan genap

b. Menghitung koefisien reliabilitas (rtt ) dengan rumus Spearman and

Brown: tt r = xy xy r r 1 2

(Guilford, 1965 : 457)

Keterangan :

tt

r : Koefisien reliabilitas

xy

(45)

29

2. Perhitungan koefisien validitas kuesioner dengan rumus :

oo

t

r = rtt (Guilford, 1965 : 443)

Keterangan Rumus :

oo

t

r : Koefisien validitas

tt

r : Koefisien reliabilitas

3. Mean

Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena itu digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu skor. Skor yang < Mean dikategorikan rendah. Skor yang ≥ Mean dikategorikan tinggi. Perhitungan mean skor total menggunakan :

N X M

Keterangan Rumus : M : Mean

X : Jumlah skor

N : Jumlah siswa

4. Chi-Kuadrat

(46)

χ2 =

) ( ) (

2

D B C A D C B A

BC AD N

Keterangan :

χ² : Chi-Kuadrat

N : Jumlah subjek

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Para Siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009

Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah kegiatan siswa mengolah bahan mata pelajaran atas inisiatifnya sendiri mencakup penggunaan jadwal belajar, sikap belajar, sumber belajar, cara belajar dan diukur dengan Kuesioner Kemandirian Belajar Siswa. Ada dua kategori tingkat kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran, yaitu kategori rendah dan tinggi. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori tinggi adalah Mean.

Mean = 130. Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean

(48)

Tabel 6: Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putera tahun ke II SMP BOPKRI 3 Tahun Ajaran 2008/2009.

Kemandirian Jumlah

Tinggi 31

Rendah 18

Jumlah siswa 49

Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%).

2. Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

Tingkat kegiatan belajar mandiri digolongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori rendah dan skor yang termasuk kategori tinggi

adalah Mean. Mean = 130 Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi skor <

(49)

33

Tabel 7: Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Tahun Ajaran 2008/2009.

Kemandirian Jumlah

Tinggi 23

Rendah 33

Jumlah Siswa 56

Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa puteri yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (41,07%).

3. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian

Ada perbedaan signifikan antara tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putera dan puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Hipotesis statistik

(50)

Hipotesis nol

Tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara jumlah siswa puteri dan jumlah siswa puteri dalam tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran.

Uji hipotesis dengan mengunakan teknik Chi-Kuadrat. Perhitungan nilai Chi-Kuadrat dengan menggunakan data pada tabel 2 × 2 berikut ini. Tabel 8: Distribusi frekuensi kemandirian mempelajari bahan mata

pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Tahun Ajaran 2008/2009.

JK TKM

L P

T 31 23 54

R 18 33 51

∑ 49 56 105

2 = ) ( ) ( 2 D B C A D C B A BC AD N = 56 49 51 54 414 1023 105

²

= 2744 2754 609 105

²

= 976 . 556 . 7 370.881 105 = 976 . 556 . 7 505 . 942 . 38
(51)

35

Nilai Chi-Kuadrat = 5,15. Nilai ini lebih besar dari nilai 2 tabel

3,841. Jadi, ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran antara para siswa putera dan para siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yoyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran pata siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 adalah; (1) Jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%). (2) Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (41,07%). (3) Terdapat perbedaan yang singifikan dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran, antara siswa putra dan siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.

(52)

serta menggunakan cara berlatih yang sistematik. Siswa membuat jadwal belajar dan siswa menggunakannya untuk mempelajari bahan mata pelajaran. Dengan demikian lambat laun siswa akan membentuk suatu kebiasaan mempelajari bahan pelajaran secara mandiri.

Siswa sadar akan tugasnya yang harus ia selesaikan dengan baik akan mengerjakan tugas-tugasnya baik tugas yang diberikan oleh guru maupun yang ia rencanakan sendiri.

Siswa memiliki beberapa alasan dalam kegiatan belajar mandiri antara lain; (1) para siswa sadar akan pentingnya kemandirian dalam mempelajari bahan mata pelajaran, (2) para siswa sadar akan pentingnya membuat jadwal belajar dan dorongan untuk menggunakannya, (3) siswa berlatih menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).

Siswa yang memiliki kesadaran dan dorongan di atas karena ia menempuh kegiatan pelayanan konseling, terutama kegiatan bimbingan dan konseling belajar. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih membuat jadwal belajar, berlatih menggunakan sumber bahan tertulis dan membarikan motivasi-motivasi terkait kegiatan belajar mandiri. Siswa juga berlatih menggunakan sumber belajar tertulis dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Hasil dari bimbingan belajar yang

(53)

37

37 BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian tingkat kemandirian mempelajari bahan mata

pelajaran pata siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran

2008/2009 adalah;

1. Jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian

mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada

jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam

kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%).

2. Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian

mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada

jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian

mempelajari bahan mata pelajaran (41,07%).

3. Terdapat perbedaan yang singifikan dalam kemandirian mempelajari

bahan mata pelajaran, antara siswa putra dan siswa putri tahun ke II SMP

(54)

B. Saran Untuk Kegiatan Bimbingan

Ada dua saran untuk pengembangan kegiatan bimbingan di SMP

BOPKRI 3 Yogyakarta:

1. Kegiatan bimbingan belajar perlu dikembangkan dengan kerjasama antara

guru pembimbing dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf

pengajar yang lain, demi perkembangan siswa. Program bimbingan

belajar difokuskan pada pengembangan sikap positif siswa terhadap

kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa perlu dilatih cara

mempelajari bahan mata pelajaran secara teratur dan tetap baik cara

berlatih di kelas, cara berlajar di rumah, sampai pada cara belajar

mandiri. Selain itu, siswa juga dilatih untuk membuat jadwal belajar

sendiri. Jadwal belajar biasanya akan lebih menyadarkan siswa akan

tugasnya sebagai pelajar. Pengaturan jadwal belajar yang tepat dapat

membantu siswa untuk melakukan belajar yang maksimal.

2. Kegiatan bimbingan belajar terus ditingkatkan, khusus bagi mereka yang

rendah dalam melaksanakan kegiatan belajar mandiri. Program

bimbingan belajar bagi siswa bertujuan untuk mendorong siswa yang

masih memiliki tingkat kegiatan belajar mandiri rendah dan dipusatkan

(55)

39

Recite, Review) dalam mempelajari sumber bahan tertulis dan

masyarakat. Guru pembimbing melatih siswa bagaimana menggunakan

metode SQ3R ini ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tiap siswa dilatih

secara berulang-ulang sehingga siswa mahir dalam menggunakan metode

yang diajarkan. Dengan demikian siswa yang masih memiliki tingkat

kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran rendah dapat

menggunakan metode SQ3R ini dengan baik, baik secara individu

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Baron, Robert A. dan Byrne, Donn. 2003. Psikologi sosial. Ciracar, Jakarta. Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.

Furchan, Arief H. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gie,The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.

Guilford, J. P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th. Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Garret, Henry. 1976. Statistics In psychology and Education. Landon: Longmans Geen and Co, Ltd.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi

Lueck, William R. 1968. Effective Secondary Education. United States of America: Burgess Publishing Company.

Mu'tadin, Zainun. 2002. Artikel: Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. e-psikologi.com

Houle, Cyril. 1978. The Design Of Education. San Fransisco, California: Jossey-Bass Publishers.

Pasaribu, L. & Simanjuntak, B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Skager, R. 1984. Organizing Schools to Encourage Self- Direction in Learners. New York: Fergamon Fress.

Sears, Dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta. Erlangga.

(57)

41

Wlodkowski, Raymond J. & Jaynes, Judith H. 2004. Hasrat Untuk Belajar: terjemahan Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(58)

KUESIONER

KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN Identitas

1. Jenis kelamin : ...

2. Kelas/ tahun ke : ...

A. Tujuan:

Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Anda diharapkan menjawab kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ini secara jujur sesuai dengan keadaan diri Anda.

B. Petunjuk:

Dibawah ini terdapat 64 pernyataan mengenai kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran. Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda centang () pada salah satu pilihan jawaban di lembar jawab yang tersedia.

Tugas Anda bacalah setiap pernyataan dan nilailah/tentukanlah berapa sering Anda mengalami apa yang dinyatakan dalam item-item tersebut sesuai dengan keadaan diri Anda sendiri. Jawablah semua pernyataan jangan ada yang terlewati!

Adapun arti alternatif jawaban tersebut adalah:

SL : bila pernyataan tersebut Selalu anda alami (SL) BK : bila pernyataan tersebut Banyak kali anda alami (BK) KK : bila pernyataan tersebut Kadang-kadang anda alami (KK) TP : bila pernyataan tersebut Tidak pernah anda alami (TP)

C. Item-item

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL BK KK TP

1.

Saya membuat jadwal belajar setiap semester baru

2.

Saya membuat jadwal belajar setiap semester baru bersama teman-teman
(59)

43

4.

Saya belajar dengan teratur sesuai jadwal bersama teman-teman

5.

Saya menghafal isi bahan pelajaran dari buku catatan

6.

Saya menghafal isi bahan pelajaran dari buku catatan bersama teman-teman

7.

Saya merumuskan kembali isi buku catatan

8.

Saya merumuskan kembali isi buku catatan

bersama teman-teman

9.

Saya berlatih menggunakan rumus-rumus yang ada di buku catatan

10.

Saya berlatih menggunakan rumus-rumus yang ada di buku catatan bersama teman-teman

11.

Saya berlatih ulang mengerjakan soal-soal

latihan yang ada di buku catatan

12.

Saya berlatih ulang mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku catatan bersama teman-teman

13.

Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari buku pelajaran

14.

Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman

15.

Saya mencatat kata-kata penting yang ada di buku pelajaran

16.

Saya mencatat kata-kata penting yang ada di buku pelajaran bersama teman-teman

17.

Saya merumuskan arti kata-kata penting yang ada di buku pelajaran
(60)

19.

Saya mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku pelajaran

20.

Saya mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku pelajaran bersama teman-teman

21.

Saya menyusun pertanyaan-pertanyaan sendiri untuk menguasai isi buku pelajaran

22.

Saya menyusun pertanyaan-pertanyaan bersama teman-teman untuk menguasai isi buku pelajaran

23.

Saya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah saya buat

24.

Saya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah di buat bersama teman-teman

25.

Saya menghafal kosa kata yang ada dalam buku kamus

26.

Saya menghafal kosa kata yang ada dalam buku kamus bersama teman-teman

27.

Saya merumuskan kembali kosa kata yang ada dalam buku kamus

28.

Saya merumuskan kembali kosa kata yang ada dalam buku kamus bersama teman-teman

29.

Saya menghafal isi artikel penting yang telah

saya kumpulkan dari majalah

30.

Saya menghafal isi artikel penting yang telah saya kumpulkan dari majalah bersama teman-teman

31.

Saya merumuskan kembali isi artikel yang telah saya kumpulkan
(61)

45

telah saya kumpulkan bersama teman-teman

33.

Saya mengunjungi wabsite tertentu untuk

memperluas bahan pelajaran

34.

Saya mengunjungi wabsite tertentu untuk memperluas bahan pelajaran bersama teman-teman

35.

Saya menggunakan internet untuk mencari jawaban soal-soal latihan

36.

Saya menggunakan internet untuk mencari jawaban soal-soal latihan bersama teman-teman

37.

Saya mencari contoh soal-soal latihan dan cara mengerjakannya melalui warnet

38.

Saya mencari contoh soal-soal latihan dan cara mengerjakannya melalui warnet bersama teman-teman

39.

Saya mendengarkan kaset rekaman percakapan untuk memahami bahan pelajaran tertentu

40.

Saya mendengarkan kaset rekaman percakapan

untuk memahami bahan pelajaran tertentu bersama teman-teman

41.

Saya menghafal isi rekaman percakapan pelajaran tertentu

42

Saya menghafal isi rekaman percakapan pelajaran tertentu bersama teman-teman

43.

Saya merangkum isi rekaman percakapan

pelajaran tertentu

44.

Saya merangkum isi rekaman percakapan pelajaran tertentu bersama teman-teman
(62)

CD yang saya putar di rumah mengenai pelajaran tertentu

46.

Saya memperoleh pengetahuan melelui video CD yang saya putar di rumah mengenai pelajaran tertentu bersama teman-teman

47.

Saya mencatat informasi yang saya peroleh melalui video CD yang saya putar di rumah

48.

Saya mencatat informasi yang saya peroleh

melalui video CD yang saya putar di rumah bersama teman-teman

49.

Saya menghafal informasi yang saya peroleh melalui video CD yang saya putar di rumah

50.

Saya menghafal informasi yang saya peroleh

melalui video CD yang saya putar di rumah bersama teman-teman

51.

Saya mengikuti siaran televisi yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu

52.

Saya mengikuti siaran televisi yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu bersama teman-teman

53.

Saya mengingat informasi dari siaran televisi

54.

Saya mengingat informasi dari siaran televisi

bersama teman-teman

55.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran televisi

56.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran televisi bersama teman-teman
(63)

47

berhubungan dengan mata pelajaran tertentu bersama teman-teman

59

Saya mencatat informasi tentang objek sekitar yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran tertentu

60

Saya mencatat informasi tentang objek sekitar yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran tertentu bersama teman-teman

61.

Saya mengolah informasi tentang objek

sekitar yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu

62.

Saya mengolah informasi tentang objek sekitar yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu bersama teman-teman

63.

Saya menyusun kesimpulan berdasarkan

informasi tentang objek sekitar yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu

64.

Saya menyusun kesimpulan berdasarkan
(64)

Tabel : Penghitungan Koefisien Relianilitas dan Validitas Dengan Teknik Belah Dua Ganjil- Genap

No X Y XY

1 83 73 6889 5329 6059

2 93 87 8649 7569 8091

3 63 69 3969 4761 4347

4 71 59 5041 3481 4189

5 79 78 6241 6084 6162

6 85 58 7225 3364 4930

7 54 40 2916 1600 2160

8 87 82 7569 6724 7134

9 74 54 5476 2916 3996

10 85 64 7225 4096 5440

11 75 77 5625 5929 5775

12 64 74 4096 5476 4736

13 95 69 9025 4761 6555

14 75 58 5625 3364 4350

15 80 64 6400 4096 5120

16 79 63 6241 3969 4977

17 82 76 6724 5776 6232

18 47 40 2209 1600 1880

19 82 68 6724 4624 5576

20 81 72 6561 5184 5832

(65)

49

22 67 50 4489 2500 3350

23 61 41 3721 1681 2501

24 103 67 10609 4489 6901

25 81 66 6561 4356 5346

26 64 52 4096 2704 3328

27 66 52 4356 2704 3432

28 78 64 6084 4096 4992

29 61 63 3721 3969 3843

30 62 58 3844 3364 3596

31 72 66 5184 4356 4752

32 79 89 6241 7921 7031

33 51 48 2601 2304 2448

34 35 116 61 90 61 13456 3721 8100 3721 10440 3721 36 37 72 77 53 62 5184 5929 2809 3844 3816 4774 38 39 96 79 76 64 9216 6241 5776 4096 7296 5056

40 83 53 6889 2809 4399

41 64 61 4096 3721 3904

42 76 63 5776 3969 4788

43 73 59 5329 3481 4307

(66)

45 75 57 5625 3249 4275

46 71 54 5041 2916 3834

47 78 71 6084 5041 5538

48 52 40 2704 1600 2080

49 77 63 5929 3969 4851

50 68 64 4624 4096 4352

51 99 78 9801 6084 7722

52 62 43 3844 1849 2666

53 57 56 3249 3136 3192

54 71 71 5041 5041 5041

55 65 46 4225 2116 2990

56 65 43 4225 1849 2795

57 51 45 2601 2025 2295

58 58 38 3364 1444 2204

59 52 45 2704 2025 2340

60 65 57 4225 3249 3705

61 57 48 3249 2304 2736

62 58 36 3364 1296 2088

63 62 41 3844 1681 2542

64 80 58 6400 3364 4640

65 80 75 6400 5625 6000

66 81 54 6561 2916 4374

(67)

51

68 77 50 5929 2500 3850

69 61 58 3721 3364 3538

70 62 58 3844 3364 3596

71 80 81 6400 6561 6480

72 73 56 77 39 77 3136 5929 1521 5929 2184 5929

74 78 69 6084 4761 5382

75 76 108 56 68 38 11664 3136 4624 1444 7344 2128 77 78 51 65 44 61 2601 4225 1936 3721 2244 3965 79 80 64 64 71 69 4096 4096 5041 4761 4544 4416

81 55 46 3025 2116 2530

82 68 58 4624 3364 3944

83 87 54 7569 2916 4698

84 64 48 4096 2304 3072

85 75 67 5625 4489 5025

86 85 58 7225 3364 4930

87 54 32 2916 1024 1728

88 81 70 6561 4900 5670

89 76 59 5776 3481 4484

(68)

91 91 76 8281 5776 6916

92 76 54 5776 2916 4104

93 72 60 5184 3600 4320

94 58 54 3364 2916 3132

95 63 37 3969 1369 2331

96 54 38 2916 1444 2052

97 70 60 4900 3600 4200

98 49 65 2401 4225 3185

99 77 64 5929 4096 4928

100 49 34 2401 1156 1666

101 64 57 4096 3249 3648

102 77 56 5929 3136 4312

103 98 72 9604 5184 7056

104 48 48 2304 2304 2304

105 56 48 3136 2304 2688

7475 6189 552011 382035 453860

1. Hasil penghitungan koefisien korelasi genap-ganjil

xy r = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : xy

r : Koefisien korelasi ganjil genap

(69)

53

X : Skor-skor item belahan ganjil Y : Skor-skor item belahan genap

xy r = 2 2 6189 382035 105 7475 552011 105 ) 6189 )( 7475 ( 453860 105 xy r = 38303721 40113675 55875625 57961155 46262775 47655300 xy r = 1809954 2085530 1392525 xy r = 620 3774713365 1392525 xy

r = 0,72

16 , 1942862

1392525

2. Hasil penghitungan koefisien reliabelitas (rtt)

tt r = xy xy r r 1 2 Keterangan : tt

r : Koefisien reliabilitas

xy

r : Koefisien korelasi skor ganjil-genap

(70)

3. Hasil penghitungan koefisien validitas

oo

t r = rtt

Keterangan Rumus :

oo

t

r : Koefisien validitas

tt

r : Koefisien reliabilitas

oo

t

r = 0,84

oo

t

r = 0,91

4. Hasil penghitungan mean

N X M

Keterangan Rumus : M : Mean

X : Jumlah skor

N : Jumlah siswa

105 7475

M

105 7475

(71)

55

Tabel : Skor Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

No L/P Skor Total Kategori

1 L 156 T

2 L 180 T

3 L 132 T

4 L 130 R

5 L 157 T

6 L 143 T

7 L 94 R

8 L 169 T

9 L 128 R

10 L 149 T

11 L 152 T

12 L 138 T

13 L 164 T

14 L 133 T

15 L 144 T

16 L 142 T

17 L 158 T

18 L 87 R

19 L 150 T

20 L 153 T

21 L 111 R

(72)

22 L 117 R

23 L 102 R

24 L 170 T

25 L 147 T

26 L 116 R

27 L 118 R

28 L 142 T

29 L 124 R

30 L 120 R

31 L 138 T

32 L 168 T

33 L 99 R

34 L 206 T

35 L 122 R

36 37

L L

125 139

R T

38 L 172 T

39 L 143 T

40 41

L L

136 125

T R

42 L 139 T

43 L 132 T

(73)

57

45 L 132 T

46 L 125 R

47 L 149 T

48 L 92 R

49 L 140 T

50 P 132 T

51 P 177 T

52 P 105 R

53 P 113 R

54 P 142 T

55 P 111 R

56 P 108 R

57 P 96 R

58 P 96 R

59 P 97 R

60 P 122 R

61 P 105 R

62 P 94 R

63 P 103 R

64 P 138 T

65 P 155 T

66 P 135 T

(74)

68 P 127 R

69 P 119 R

70 P 120 R

71 P 161 T

72 P 95 R

73 P 154 T

74 P 147 T

75 76

P P

176 94

T R

77 P 95 R

78 P 126 R

79 P 135 T

80 P 133 T

81 P 101 R

82 83

P P

126 141

R T

84 P 112 R

85 P 142 T

86 P 143 T

87 P 86 R

88 P 151 T

89 P 135 T

(75)

59

91 P 167 T

92 P 130 R

93 P 132 T

94 P 112 R

95 P 100 R

96 P 92 R

97 P 130 R

98 P 114 R

99 P 141 T

100 P 83 R

101 P 121 R

102 P 133 T

103 P 170 T

104 P 96 R

(76)

Gambar

Tabel 1: Struktur Kurikulum SMP
Tabel 2: Kisi-kisi kuesioner penelitian
Tabel 4: Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur
Tabel 5: Skor kuesioner
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 28 Tahun 2006 tanggal 27 Desember 2006

Pada aplikasinya sebagai pelat bipolar, grafit mampu memberikan konduktivitas listrik yang baik dan juga meningkatkan sifat mekanis dari komposit tersebut. Selain

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya dan memenuhi maksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975 dan Pasal 76

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya

Dilihat dari segi pelaksanaan kegiatan diseminasi, Prima Tani merupakan wahana untuk menghubungkan secara langsung Badan Litbang sebagai penyedia teknologi

Bila dilhat dari ketiga perlakuan ini (D, I dan J) dosis pupuk yang diberikan adalah sama, yang berbeda adalah cara pengairannya, dengan demikian K-total pada

Sebelum melaksanakan praktek mengajar, praktikan membuat RPP sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. Praktikan mendapat kesempatan untuk mengajar menggunakan