• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL QUR’AN DARI ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL QUR’AN DARI ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010 SKRIPSI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI

KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO

KOTA SALATIGA TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ABDUL KHOLIQ

NIM 11106071

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI

KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO

KOTA SALATIGA TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ABDUL KHOLIQ

NIM 11106071

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2010

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Abdul Kholiq

Nim :11106071 Jurusan : Tarbiyah Program studi

Judul

: Pendidikan Agama Islam

: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL QUR’AN DARI ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010

Telah kami setujui untuk dimunakosahkan.

Salatiga, 5 agustus 2010 Pembimbing

' V

Drs. Sumamo Widiadina. M.Pd. NIP. 19570520 198601 1 001

(5)

Salatiga, 21 Ri

31 Agustus 2010 M, Panitia Ujian

Sekretaris Sidang

( Dr, Rahmat Hariyadi1 M. Pd

.)

[■lg .J m a m .Sutomo, M. Ag j

NlP.19580827 198303 I 002 NIP. 19670112 199202 1 005

* /

J e h * .

W

Penguji II Penguji I

h ttp //: w w w .;ta ln $ q lq 1 iu ,< K ,id E -m a U : a k a d e m lk C a s a ta tig a ,a c ,id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara ABDUL KHOLIQ dengan Nomor Induk Mahasiswa 11106071

yang berjudul “HUBUNGN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL QUR’AN DARI ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI KELURAHAN PULUT AN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2 0 1 0 ” .

telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga pada Selasa, 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I).

Suwardi, M. Pd Drs Abdul Sydkur, M. Si

N1P.19670307 199403 1 002 NIP. 19670121 19903 1 002

Drs. Sumarno W Pembimbing

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangn di bawah ini: Nama : Abdul Kholiq N im :11106071 Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 5 agustus 2010 Yang menyatakan,

AbduhKholiq

(7)

MOTTO

, 3

)

b j$

“Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”

(Qs Al a’raf: 204)

Untuk orang tuaku, ketua stain salatiga, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna

Bapak KH. Nasafi beserta keluarganya,

untuk teman-temanku senasib sepeijuangan di Kampus PAI B 06, UKM SSC, dan Nurul Asna Funs Club.

PERSEMBAHAN

(8)

KATA PEN G A N TA R

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah - Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam kita sanjungkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, serta Keluarga, dan para Sahabatnya. Semoga kita mendapat syafaatnya kelak di yaumul kiyamat.

Skripsi yang beijudul “ Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari orang tua dengan kemampuan membaca al qur’an anak di kelurahan pulutan kecamatan sidorejo kota salatiga tahun 2010” .

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran - saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skipsi ini dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Drs. Sumarno Widjadipam, M. Pd. Selaku pembimbing penyusunan skripsi. 3. para dosen dan staf pengajar di lingkungan pai stain salatiga.

teman - temanku di UKM SSC dan Pon - Pes Nurul Asna yang telah memberikan do’a dan berbagai macam bantuan demi terlaksananya skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skipsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 5 agustus 2010

Penuli

(9)

Kholiq, Abdul, 2010.

Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Membaca Al qur’an dari

Orang Tua dengan Kemampuan Membca Al qur’an Anak di

Kelurahan Puluan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2010.

skripsi, jurusan tarbiyah program studi pendidikan agama islam, sekolah tinggi agama islam. Pembimbing: Drs. Sumamo Widjadipa, M. Pd

Kata Kunci : Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari Orang Tua dan Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak.

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan kemampuan dalam membaca al qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2010 ? (2) bagai manakah kemampuan anak dalam membaca Al Qur’an di Kelurhan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga 2010 ?, dan (3) adakah hubungan antara intensitas bimbingan membaca al qur’an dari orang tua dengan kemampuan anak dalam membaca Al Q ur’an di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010 ?. untuk menjawab pertannyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatf dengan rancangan reseach.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui intensitas bimbingan membaca al qur’an dari orang tua di Kelurhan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga diperoleh rata - rata 126,64 dimana setelah dimasukan kedalam kualifikasi penilaian berada pada kategori cukup. Kemampuan membaca al qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga di peroleh hasil dengan nilai rata - rata 66,04 masuk dalam kategori cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca al qur’an anak adalah cukup. Ada hubungan yang sangat positif dan sangat signifikan antara intensitas bimbingan membaca dari orang tua dengan kemampuan membaca al qur’an anak di kelurahan pulutan kecamatan sidorejo kota salatiga tahun 2010.

(10)
(11)

Halaman Sampul... i

Lembar Logo... ii

Halaman Judul... iii

Persetujuan Pembimbing... i v Pengesahan Kelulusan... v

Pernyataan keaslian tulisan... vi

Motto dan Persembahan... vii

Kata Pengantar... viii

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Penegasan istilah... 6

F. Hipotesis... 7

G. Metode Penelitian... 7

H. Sistimatika Penulisan... 18

BAB I I : LANDASANA TEORI A. Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an... 20

1. Pengertian Membaca Al Qur’an ... 20

2. Dasar - Dasar Membaca Al Qur’a n ... 22

3. Adab Membaca Al Qur’an ... 24

4. Keutamaan Membaca Al Qur’a n ... 27

5. Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari orang tu a ... 29

B. Kemampuan Membaca Al Qur’an A nak... 31

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak ... 31

2. Indikator Kemampuan Membaca Al Qur’an A nak... 32

3. Faktor - Faktor Kemampuan Membaca Al Qur’an A n ak ... 36

(12)

C. Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari Orang

Tua dengan Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak... 40

BAB m : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum... 41

1. Struktur Organisasi... 41

2. Letak Geografis... 43

3. Keadaan Alam... 43

4. Jumlah Penduduk... 43

5. Keadaan Sosial Penduduk... 46

B. Penyajian Data... 48

1. Data Hasil Jawaban Angket Intensitas Bimbingan Membaca Al-Qur’an dari Orang Tua... 51

2. Data Hasil Tes Kemampuan membaca Al-Qur’an Anak... 53

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Diskriptif... 54

B. Analisis Uji Hipotesis... 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 72

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 74

B. Saran-saran... 75

C. Penutup... 76 Daftar Pustaka

Daftar Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup

(13)

Lampiran 1. Lembar Soal Angket Penelitian

Lampiran 2. Butir Tes Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak Lampiran 3. Daftar SKK

Lampiran 4. Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 5. Surat Mohon Ijin Penelitian Lampiran 6. Surat Ijin Kesbang dan Linmas Lampiran 7. Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 8. Kartu Bimbingan Skripsi

(14)

Daftar Tabel

Tabel. 1 Daftar nama responden orang tua dan a n a k ... 49

Tabel. 2 Data hasil jawaban angket intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua... 51

Tabel. 3 Hasil tes kemampuan membaca Al Qur’an anak...53

Tabel. 4 Data kualifikasi nilai angket Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari oang tua...54

Tabel. 5 Data kualifikasi nilai angket intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua... 57

Tabel. 6 Kualifikasi intensitas bimbingan membaca Al Qur’an anak... 58

Tabel. 7Data hasil tes kemampuan membaca Al Qur’an anak...59

TabeL 8 Data skor hasil tes kemampuan membaca Al Qur’an anak... 61

Tabel. 9 Kualifikasi kemampuan membaca Al Qur’an anak...62

TabeL 10 Koefisien Korelasi Antara Variabel Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari orang tua ( X ) dengan Variabel Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak ( Y ) di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2010...65

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al Qur’an adalah sumber ajaran dan pedoman hidup umat Islam yang pertama, kitab suci ini menempati posisi sentral dalam segala hal yaitu dalam pengembangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan keislaman.( Abdul Aziz dan Abdusysyukir, 2006: 3 ).

Sebagai umat islam tentu kita telah mengerti dan mengenal wahyu yang diturunkan kapada Nabi terakhir Muhammad SAW. Namun kita perlu mengenal lebih dekat lagi akan hakekatnya, apakah Al Qur’an itu hanya sekedar bacaan ataukah merupakan pedoman bagi orang yang beri­ man. ( Drs. M. syakur SF, 2001: 1 ). Hal ini sesuai dengan anjuran Al Qur’an sendiri. Ayat yang mula-mula turun ialah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, yaitu:

M j j

l\'j\

O

& ' A

f

O jf i & y

A > .

V <£#

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling Pemurah. Yang telah mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( QS. Al Alaq: 1-5 ). ( Depag RI, 2004: 904 ).

(16)

2

Mempelajari isi Ai Qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatkannya perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha Besar Allah Pengasih Penyayang, sebagai penciptanya. Berbagai usaha telah dilakukan orang dalam menganalisa isi Al Qur’an itu, ternyata makin banyak kita menganalisa dan membahasnya, makin diketahui betapa kecilnya kemampuan orang apabila dibandingkan dengan kebesaran Allah SWT.

Periode penting dalam pendidikan terutama pendidikan membaca Al Qur’an adalah masa anak-anak, apabila anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan pendidikan pada awal permulaan perkembangannya maka mereka akan menjadi rusak kerana tidak mempunyai pegangan hidup, sehingga akhlaknya menjadi rusak. Pendidikan pada masa anak-anak perlu ditonjolkan pada hal - hal yang kongkrit terutama melalui keteladanan atau peragaan hidup secara riil, karena contoh tauiadan yang dilihat anak lebih berkesan dan dapat diambil untuk menjadi bagian dalam hidupnya.

(17)

Qur’an sejak dini, sehingga mereka mampu membacanya dengan baik dan benar. Disini yang menjadi fektor penentu adalah orang tua, barangkali sulit untuk mengabaikan peran keluarga ( orang tua ) dalam pendidikan anak-anak, dari masa bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal yaitu keluarga.

Untuk melihat seberapa jauh seorang muslim masa kini dalam mengamalkan Al Qur’an melalui perilaku, kepatuhan, keteguhan, merenungkan, mengambil hukum-hukum, membangun dan menata kehidupannya berdasar pada petunjuk dan nilai-nilai ajaran Al Qur’an. Hal ini dapat kita lihat melalui aktivitas kaum muslimin itu sendiri, apakah mereka menghafal Al Qur’an, banyak membacanya baik waktu pagi maupun waktu sore hari, baik secara individu, keluarga, ataupun secara berkelompok.( Abdurrab Nawabuddin dan Drs. Bambang saifiil Ma’arif,

1996: 5 ).

(18)

4

Al Qur’an, kecuali baginya nanti pada hari kiamat akan diberikan suatu mahkota dari dalam surga. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mempelajarinya, misalnya saja karena tua, karena sudah dewasa dan sebagainya. Dalam tingkatan pertama sekedar pandai membaca Al Qur’an dengan baik, hal ini berlaku bagi anak-anak, orang dewasa maupun orang tua, pria ataupun wanita, semuanya berkewajiban untuk mempelajarinya.

Oleh karena itu melihat gambaran di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Hubungan antara Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari Orang Tua dengan Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak di Kelurahan Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun 2010 “.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010 ? 2. Bagaimanakah kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pu­

lutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010 ?

3. Adakah hubungan antara intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari rorang tua dengan kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010 ?

C. Tujuan Penelitian

(19)

1. Mengetahui intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua di Kelurahan Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun 2010.

2. Mengetahui kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pu­ lutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010.

3. Mengatahui seberapa jauh hubungan antara intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua dengan kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi orang tua agar selalu meningkatkan dan rutinitas membaca Al Qur’an dalam setiap hari, karena orang tua merupakan guru yang paling utama untuk mengajarkan pendidikan agama Islam.

2. Bagi anak agar dapat membaca Al Qur’an dengan lancar dan benar maka harus selalu memperhatikan tajwid dan bacaannya.

(20)

6

E. Penegasan Istilah

1. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an dari Orang Tua.

a. Hubungan, adalah keterkaitan atau perhubungan dua masalah yang tidak saling menyebabkan. ( M. Dahlan Al Barry, 1994:373 ). Dalam hal ini adalah hubungan antara intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di rumah dengan kemampuan membaca Al Qur’an anak.

b. Intensitas, adalah kemampuan/ kekuatan/ gigih - tidaknnya; kehebatan. ( M. Dahlan Al Barry, 1994:265 ). Maksudnya kegigihan orang tua dalam memberi pelajaran tehadap anaknya.

c. Bimbingan, yang dimaksud penulis adalah tuntunan untuk mendidik anak. Seberapa jauh orang tua dalam membimbing anak dalam khususnya dalam membaca Al qu’an dengan benar dan lancer

d. Membaca Al Qur’an arti dari Al Qur’an itu sendiri adalah, dari segi bahasa artinya yang dibaca, sedangkan dari segi istilah ialah wahyu Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam jika dibaca menjadi ibadah kepada Allah. ( Moh. Rifai dan A. Mustofa Hadna, 2001:115)

(21)

2. Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak

a. Kemampuan adalah sanggup melakukan sesuatu ( Sofyan Triatmojo: 295). Yang penulis maksud disini adalah kesanggupan atau kecakapan yaitu dalam melafalkan ayat- ayat Al Qur’an.

b. Membaca Al Qur’an, yang dimaksud disini adalah membaca dengan tartil artinya mengucapkan setiap huruf sesuai dengan hak dan mustahaknya secara tepat, sehingga membentuk suatu lafazh serta susunan kalimat yang benar dengan menepati waqaf dan ibtida ( tepat dimana harus dan bagaimana cara berhenti dan memulai bacaan ). ( Wahidin Halim, 2006:122 ).

c. Anak, adalah amanat Allah SWT yang dititipkan kepada kedua orang tuanya. ( Djamiatul Islamiyah, 1995:7).

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi; 1997: 62 ). Hipotesis ada dua yaitu hipotesis nol ( Ho ) yakni hipotesis yang menyatakan ketidak adanya hubungan antara variable. Kemudian hipotesis alternative ( Ha ) yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variable. ( Suharsimi Arikunto, 1990:60).

(22)

8

intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua dengan kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian. • Lokasi

Secara garis besar lokasi tentang Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Luas Wilayah : 237,11 Ha

b. Batas Wilayah :

- Sebelah Utara : Kelurahan Blotongan Kec. Sidorejo - Sebelah Selatan : Kelurahan Sidorejo Lor Kec. Sidorejo - Sebelah Timur : Kelurahan Kecandran Kec. Sidomukti - Sebelah Barat : Desa Candirejo Kec. Tuntang Kab. Semarang, Desa Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang.

• Waktu Penelitian

(23)

pertanyaan yang ada dalam angket tersebut melihat keinginan dari responden karena kesibukan yang begitu padat.

Tes lisan dilaksanakan saat anak anak berada di sekolah diniyah pada sore hari. Karena peneliti lebih mudah bertemu ketimbang dirumahnya, tes dilaksanakan pada saat istirahat secara lisan dengan bergantian satu satu dan setiap sore 5 anak jadi peneliti membutuhkan waktu sepuluh hari untuk menyelesaikan tes tersebut.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama ( Sukandarrumidi, 2002: 47 ). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah orang tua dan anak di kelurahan Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun 2010.

(24)

10

Data awal yang diperoleh untuk calon yang akan dijadikan sampel ada 50 orang, dengan kriteria:

- Beragama Islam.

- Mempunyai putra atau putri dengan tingkat pendidikan antara kelas V sampai kelas VI Sekolah Dasar.

- Anak yang baru mulai belajar membaca Al Qur’an - Berada di kelurahan pulutan

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk memnentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik pengamatan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

random sampling

atau sampel acak. Kebaikan ini tidak hanya terletak pada teori yang mendasarinya, tetapi juga pada bukti - bukti empiris. Didalam penentuan sample secara acak semua anggota populasi, secara individual atau secara kolektif, diberi peluang yang samauntuk menjadi anggota sample.( Sumadi Suryabrata, 2009: 35 - 36).

(25)

3. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebgai obyek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu:

a. Variabel Bebas ( X ) yaitu intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua di kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010, dengan indikator:

1. Rutinitas bimbingan membaca Al Qur’an dalam setiap harinya. 2. Waktu membaca Al Qur’an. Baik waktu malam, siang ataupun

waktu habis sholat lima waktu.

3. Membimbing belajar membaca Al Qura’an.

4. Mengkoreksi kesalahan saat anak membaca Al Qur’an.

5. Memberi contoh mengucapkan lafadz-lafadz dalam Al Qur’an. b. Variabel Terikat ( Y ) yaitu kemampuan membaca Al Qur’an anak di

kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah :

1. Anak dapat membaca Al Qur'an dengan benar.

Adapun salah satu aspek membaca dengan benar anak didik harus menguasai ilmu tajwid paling tidak mengetahui hukum bacaan

nun mati

dan

tanwin

yaitu :

a. Izhar harus dibaca jelas

b. Idghom bighunnah harus dibaca berdengung

(26)

12

d. Iqlab harus dibaca dengan membalikan e. Ihkfa harus dibaca samar

2. Anak dapat membaca Al Qur'an dengan fasih.

Setelah anak bisa membaca dan membedakan panjang pendek, bunyi lafal Al Qur'an dengan benar, anak diharapkan bisa membaca dengan fasih, dalam segi membaca fasih anak harus mengetahui tentang

makharijul khuruf

yaitu tempat kelumya huruf yang akan dibaca. Adapun tempat keluarnya huruf dibagi menjadi lima 5 yaitu:

a.

A l jaufi

yang artinya bergema adapun hurufnya alif I, wawu j, dan ya' <#atau disebut juga dengan huruf mad.

b.

A l khalak

yang artinya rongga atau kerongkonga hamzah

*

dan h a '», 'ain £dan ha'£ ghaing. dan kha' £

c.

A l lisan

yang artinya lidah hurufnya yaitu: hurufnya yaitu: o* »cJ»C »

O*

* * d »*“*, <J, ^®» J

d.

Assyafatan

artinya diam bibir

<-i

, j , f , v .

e.

A l khisyum

artinyadalam hidung atau bacaan ghunnah. 3. Anak dapat membaca Al Qur'an dengan lancar.

(27)

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. K uesioner ( A n g k e t)

Pada penelitian ini penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuesioner tersebut akan teijelma dalam angka - angka, table - table, analisa statistic dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner itu. (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1983:130). Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

Bentuk dari kuesioner ini adalah menggunakan multiple choice test ( pilihan ganda ) terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan suatu pengertian yang belum lengkap. ( Suharsimi Arikunto,1996:169 ).

Kuesioner ini terdiri dari 50 item soal yang berhubungan dengan indikator variabel ( x ) intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua. Dari masing-masing soal ada bebrapa alternatif jawaban mempunyai bobot nilai yang berbeda-beda, yakni: a) Untuk alternatif jawaban A bobot nilainya adalah 3

(28)

14

c) Untuk alternatif jawaban C bobot nilainya adalah 1

Dari bobot nilai masing - masing alternatif jawaban tersebut apabila dijumlahkan akan memperoleh nilai maksimum 3 x 10 = 30. 2. Test

Test merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan ( Suharsimi Arikunto, 1996:51 ).

Pada penelitian akan digunakan tes lisan, melihat yang akan diteliti adalah kemampuan membaca Al Qur’an anak dimana tes lisan adalah tes yang soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.( Suharsimi Arikunto, 1996:48 ) Test lisan ini dapat digunakan untuk menilai kemampuan anak untuk membaca Al Qur’an, karena dilakukan secara individual.

Dalam penelitian ini metode tes ini akan digunakan untuk menjaring data tentang kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah:

1. Kebenaran dalam membaca Al Qur’an anak dengan bobot nilai maksimum adalah 30.

(29)

3. Kelancaran dalam membaca Al Qur’an anak dengan bobot nilai maksimum adalah 40.

Dalam hal ini ada tiga indikator antara lain: kelancaran, kefasihan dan kebenaran, , sehingga nilai maksimal yang diperoleh anak adalah 100 sebagai acuan dalam penilaian ini peneliti memggunakan ancer - ancer : baik untuk kebenaran, kefasihan dan kelancaran, apabila benar, lancar, dan fasih maka anak akan diberi skor maksimal antara 31 sampai 40. Sedangkan apabila kurang benar, fasih dan lancar maka anak diberi skor antara 21 sampai 30 dan untuk anak yang tidak benar, fasih dan lancar diberi skor antara

10 sampai 20.

5. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis data untuk mengetahui gambaran tingkat intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua dengan kemampuan membaca Al Qur’an anak digunakan statistik dengan perhitungan prosentase dari masing-masing hasil pengukuran variabel penelitian tersebut:

1. Mencari Nilai rata-rata atau Mean dengan rumus:

X

(30)

Keterangan:

X = Rata-rata ( x bar ) ZXi = Jumlah seluruh data

n * Banyaknya data

2. Menentukan kualifikasi dan Interval nilai: r _

Range

Jumlahlnterval

( Sutrisno Hadi,1974 : 198 ).

Dimana : R = H - L + 1 Keterangan:

R : Range

(31)

b. Analisis Uji Hipotesis

Untuk menjawab permasalahan ketiga ( uji hipotesis ) penulis menggunakan analisis regresi satu prediktor yaitu intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua dan satu kriterium yaitu kemampuan membaca Al Qur’an anak.

Langkah - langkah yang dilakukan dalam analisis data ini adalah: 1) Mencari hubungan antara kedua variabel yang di teliti dengan

menggunakan analisis product moment dari person, dengan rum us:

rxy

= --- --- ( Drs. Subana, dkk, 2005: 148 & 162 ). V £ > 2 X l > 2 )

Dimana dari rumus ini masing-masing telah diketahui:

E x2 = 2 > 2 - ^

Keterangan:

r

xy

=

Koefisien korelasi antara variabel x dan y

£xy = Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y X x = Jumlah skor asli variabel x

Jy

N

(32)

18

2) Melakukan uji signifikan korelasi, dengan rumus :

t -

( Prof DR. Sugiyono, 2008: 184 ).

V / - r 2

3) Mengkonsultasikan t hitung di atas ke dalam t tabel baik dalam taraf 1 % maupun

5%.

H. Sistimatika Penulisan

Untuk mempermudah dan mempeijelas gambaran dalam memahami skripsi maka perlu ada sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tu­ juan penelitian, manfaat hasil penelitian, penegasan istilah, hi­

potesis, metode penelitian dan sistimatika penulisan. BAB II : Landasan Teori

Pada bab ini berisi uraian berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu teori teori membimbing dan membaca al qur’an yang baik dan benar

BAB III : Laporan Hasil Penelitian

(33)

membaca al qur’an di rumah dengan kemampuan membaca al qur’an anak.

BAB IV : Analisa Data

Pada bab ini dilakukan analisis data yang di kumpulkan dengan pentahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase, untuk mengetahui pokok masalah yaitu ada ti- daknnya hubungan antara intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di rumah dengan kemampuan membaca Al Qur’an anak dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

BAB V : Penutup

(34)

BAB n

LANDASAN TEORI

A. Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an 1. Pengertian Membaca Al Qur’an

Membaca Al Qur’an disini adalah membaca dengan tartil artinya mengucapkan setiap huruf sesuai dengan hak dan mustahaknya secara tepat, sehingga membentuk suatu lafazh serta susunan kalimat yang benar dengan menepati waqaf dan ibtida ( tepat dimana harus dan bagaimana cara berhenti dan memulai bacaan

Al Qur’anul Karim adalah tali agama Allah yang sangat kuat dan jalan yang lurus, cahaya serta petunjuk kepada kebenaran dan menuju kepada jalan yang lurus. Di dalam Al Qur’an diceritakan kejadian- kejadian masa lampau dan juga diceritakan hukum ( peraturan- peraturan ) di antara masa lalu dan masa sekarang, serta masa yang akan datang. Barang siapa yang mencari petunjuk selain dari Al Qur’an maka Allah akan menyesatkan dan barang siapa yang berkata dengan Al Qur’an maka perkataan tersebut adalah benar. Barang siapa yang menghukumi sesuatu dengan Al Qur’an, maka akan terwujud keadilan ( bersifat adil ) dan barang siapa yang berdoa dengan Al Qur’an maka sungguh akan diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus. ( Otong Surasman, 2002:15 ).

(35)

Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu illahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan palajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi juga Al Qur’an itu adalah kitab suci yang paling penghabisan diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok - pokok syariat yang terdapat dalam kitab - kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta.

Al Qur’an sebagai sumber ajaran Islam menuntut perhatian yang besar dari umat Islam, sehingga Rasulullah SAW. berpesan sebelum wafatnya untuk ( memperhatikan ) kitab Allah yang satu ini. Maksud dari wasiat beliau adalah agar menjaganya baik secara fisik maupun maknanya. Di antara keistimewaan Al Qur’an adalah mudah dibaca, mudah dihafal, dan mudah di terangkannya. ( Abdurrab Nawabuddin dan Bambang Saiful Ma’arif, 1996: 7 ). Ibnu Katsir menyitir firman Allah dalam surat Al Qamar ayat: 17

(36)

22

Artinya: Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?. ( Q.S. Al Qamar : 17 ). ( Depag RI, 2004: 769 ).

Di dalam ajaran Islam, bukan membaca Al Qur’an saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapatkan pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al Qur’an pun begitu pula. Malahan sebagian Ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang membaca Al Qur’an pahalanya sama dengan orang yang membacanya.

Tentang pahala orang mendengarkan bacaan Al Qur’an dengan jelas dalam surat Al A’raaf ay at: 204.

^51*3 1

j 4j 1

y t

AUiili

13lj

(X.

Artinya: Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik - baik, dan perhatiakanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.

( Q. S. Al A’raaf: 204 ). ( Depag RI, 2004: 238 ).

2. Dasar - Dasar Membaca Al Qur’an

Ada beberapa dasar yang digunakan kaitannya dalam membaca Al Qur’an baik dari Al Qur’an sendiri maupun hadits.

(37)

.(<s-> .-ju i)

0 ’^ j j

l

.

0

^

1

zjLm j j

£

(jj]\

Artinya:” Bacalah dengan menyebut nama Allah yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling murah, yang mengajar manusia dengan perantaaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( QS. AJ-Alaq: 1 -5 ). ( Depag RI, 2004: 904).

2). QS. Ali Imron : 113

O jlL 4-^131^1 y J ^ j T ij- ll)

0'

JjT ;lii; AjjT

Artinya:”Mereka itu tidak sama diantara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. ( QS. Ali Im ron: 113 ). ( Depag RI, 2004: 81). 3). QS. Al-Ankabut: 45

JCS

» s j

S

y

3

y y #

» 1 0 ]

z

f 7 '

(38)

24

mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu keijakan. ( QS. Al-Ankabut: 45 ). ( Depag RI, 2004: 566).

4). QS. Al Waqiah : 77

yjSUSj

Artinya:” Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia ( QS. Al Waqiah : 77 ). ( Depag RI, 2004: 783 ). b. Dasar Hadits

Artinya:”Bacalah olehmu sekalian Al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan menjadi syafaat atau penolong bagi para pembacanya di hari kiamat ( HR. Muslim ). ( M. Taqiyul Islami Qori, 1998: 43).

3. Adab Membaca Al Qur’an

Al Qur’an tidak sama dengan bacaan - bacaan lain. Sebagai kitab suci, orang yang hendak membaca Al Qur’an pun harus mengikuti adab - adab yang sudah diatur.

(39)

Sedangkan adab membaca ai qur’an menurut Imam Al- Ghozali dan para ulama’ lain diantaranya : adab - adab membaca Al Qur’an yang terpenting ialah:

a. Membaca Al Qur’an disunahkan sesudah berwudhu, dalam keadaan suci sebab yang dibaca adalah wahyu Allah. Kemudian mengambil Al Qur’an hendaknya dengan tangan kanan, dan memegangnya dengan kedua tangan.

b. Membaca Al Qur’an disunahkan di tempat yang bersih, seperti: di masjid, surau, mushalla, rumah, dan tempat tempat lain. Tapi yang paling afdhal adalah di masjid.

c. Disunahkan membaca Al Qur’an dengan menghadapa ke kiblat, membacanya dengan khusyu’ dan tenang, serta berpakaian yang pantas.

d. Ketika membaca Al Qur’an, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al Qur’an mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

e. Sebelum membaca Al Qur’an disunahkan membaca ta’awudz. Sesudah itu barulah membaca basmallah. Maksudnya, meminta perlindungan terlebih dahulu supaya jauh dari tipu daya syaitan, sehingga hati dan pikiran tenang.

(40)

26

banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa serta mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Allah. f. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al

Qur’an, disunahkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan arti dan maksud yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya, yaitu membaca Al Qur’an serta mendalami isi yang tekandung di dalamnya. Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Qur’an itu. Firma Allah dalam surat An Nisaa’ ayat: 82.

Artinya: “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan ( isi ) Al Qur’an ? ( QS. An N isaa: 82 ). ( Depag RI, 2004: 118).

(41)

h. Disunahkan membaca Al Qur’an dengan suara yang bagus lagi merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan uslubnya Al Qur’an. ( Wahidin Halim, 2006 : 119-121 ).

i. Hendaklah menjaga sopan santun ketika membaca Al Qur’annul karim, maka jangan sambil ketawa - ketawa, jangan pula bermuka masam, dan janganlah memandang atau memperhatikan kepada masalah lain ( selain Al Qur’an yang sedang dibaca ), tetapi merenungkan isinya dan mengingat pesan - pesanya. ( Otong Surasman, 2002:21-22).

4. Keutamaan Membaca Al Qur’an

Tentang keutamaan membaca Al Qur’an, Rasulullah dalam suatu hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan, “perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat. Orang mukmin yang tak suka membaca Al Qur’an adalah seperti buah kurma, baunya tidak begitu harum tapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al Qur’an ibarat sekuntum bunga berbau harum, tetapi pahit rasanya, dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an tak ubahnya seperti buah hanzalah tidak berbau dan rasanya pahit sekali”. ( Wahidin Halim, 2006:118 ).

(42)

28

diucapkannya, membaca Al Qur’an di luar shalat dengan berwudhu pahalanya dua puluh lima kali kebajikan bagi tiap tiap huruf yang diucapkannya dan membaca Al Qur’an diluar shalat dengan tidak berwudhu, pahalanya sepuluh kebajikan tiap tiap huruf yang diucapkannya.

Begitu tingginya nilai Al Qur’an, sehingga tidak hanya orang yang membacanya yang mendapat pahala, orang yang mendengar bacaan al qur’an pun pahalanya, menurut sebagian ulam’, sama dengan orang yang membaca kalam Ulahi tersebut. ( Wahidin Halim, 2006: 119).

Sesungguhnya orang yang paling mulia ibadahnya serta besar pahalanya ketika mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah membaca Al Qur’an. Hal ini telah diperintahkan kepada kita untuk membaca Al Qur’an. ( Otong Surasman, 2002: 18 ) sebagaimana diterangkan dalam Firman Allah:

1> JJkUTjj C* 1 ju itj sULd! IjilStj Alll LiK

o j

J

u

Quit j)

k ' . ■» %* % w « J ' • % - % \% "% ' ' %j, # 4 1 " t ' ' * » '

j j j c. a j) a jLo s ^

Cy

( r . - n ;>4)

(43)

dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. ( QS. Fathir: 29-30 ).

( Depag RI, 2004: 620-621 ).

5. Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an di Rumah.

Intensitas bimbingan yang dimaksud adalah tuntunan untuk mendidik anak. Seberapa jauh di rumah orang tua dalam membimbing anak khususnya dalam membaca Al Qur’an dengan benar dan lancar. Dapat dikatakan bahwa intensitas bimbingan adalah tingkatan atau ukuran yang menunjukkan keadaan untuk mendidik anak seperti kuat, tinggi, bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar ( perasaannya ) dan sangat emosional yang dimiliki oleh seseorang yang di wujudkan dalam bentuk sikap maupun perbuatan dalam mendidik anak, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Pengertian intensitas bimbingan juga mencakup perilaku yang bersikap rutinitas dalam membimbing artinya seseorang yang memiliki semangat yang tinggi maka ia akan melakukan perbuatan secara sering atau rutin, dimana dalam peneliti ini intensitas bimbingan dengan kegiatan membaca Al Qur’an.

(44)

30

Pendidikan generasi penerus merupakan hal yang sangat penting, selalu hangat dibicarakan, dan tidak akan ada habisnya. Banyak hal yang dapat dijadikan bahan kajian tentang sistemnya model pelaksanaannya, prioritas penyajian, tolak ukur keberhasilannya, dan banyak hal yang sangat perlu untuk dipikirkan secara matang demi mempersiapkan generasi yang benar-benar tangguh dan siap. Tangguh dan siap menghadapai segala permasalahan yang ada dalam hidup dan siap dengan bekal untuk menggapai kesuksesan hidupnya.

Peran orang tua disini sangat penting maksudnya mampu mengendalikan hawa nafsu, tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan berhala, tidak mudah diombang-ambingkan oleh situasi yang kacau, dan tidak silau oleh kenikmatan dunia. Pergaulan luas namun mampu menyaringnya, dan berprinsip tidak akan mengikuti perbuatan yang tercela. Dengan kata lain, anak menjadi pemuda-pemudi yang bisa menjadi harapan orang tua, tempat berteduh di hari tua, mampu membawa keharuman nama keluarga, masyarakat dan negaranya. ( Yunus Hanis Syam dan Rahmah Kumala Dewi, 2008: 1-2 ).

(45)

Karena amat berat untuk mendidik anak menjadi anak yang shaJeh, yang menjadi harapan setiap muslim. Orang tua harus memiliki wawasan yang luas, baik dalam pengetahuan agama atau pengetahuan umum lainnya dan yang lebih penting lagi orang tua harus menjadi tokoh teladan dalam kehidupan rumah tangga.

Untuk mencapai tujuan tersebut orang tua setidaknya harus mengetahui dan memahami apa dan bagaimana manajemen pendidikan yang harus diterapkan untuk mendapatkan generasi yang diinginkan dan aspek-aspek apa saja yang mesti diperhatikan dalam membina anak. ( Yunus Hanis Syam dan Rahmah Kumala Dewi, 2008: 98 ).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan tentang intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di Rumah adalah rutinitas atau keseringan orang tua dalam melakukan aktifi tas mengeja maupun melafalkan Al Qur’an di Rumah sebagai pedoman hidup yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah keteladanan yang diberikan kepada anak-anaknya.

B. Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak

(46)

32

Di zaman yang peradabannya semakin maju ini terdapat kecenderungan orang untuk serba memperbolehkan perbuatan yang disenangi. Gejala ini sering disebut dengan istilah

permissiveness,

di mana nilai-nilai dan norma-norma diukur secara rasional berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat berubah serta memiliki ciri sekuler. Penganut gaya hidup ini memandang bahwa nilai- nilai tidak permanen, yang selanjutnya bahkan berkembang menjadi penganjur

value free

atau bebas nilai. ( Yunus Hanis Syam dan Rahmah Kumala Dewi, 2008: 10 ).

2. Indikator Kemampuan Membaca Al Qur’an

Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan dalam membaca Al Qur’an, kriteria ini secara garis besar dibedakan menjadi beberapa macam antara laian :

a). Kebenaran

(47)

Tujuan ilmu tajwid adalah agar orang yang membaca ayat- ayat Al Qur’an dengan benar dan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW serta dapat menjaga lisannya dari kesalahan- kesalahan ketika membaca. Adapun manfaat mempelajari ilmu tajwid adalah sebagai berikut:

1. Mematangkan bacaan mana yang dibaca pendek dan mana yang dibaca panjang.

2. Melatih bacaan mana yang harus dibaca jelas dan mana yang harus dibaca dengung ataupun mana yang dibaca samar.

3. Melatih atau memantapkan cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah.

4. Melatih pernafasan yakni satu syair dibaca satu napas. Manfaat lainnya tentunya masih ada yaitu melatih suara dan melatih lagu. ( Otong Surasman, 2002:106 ).

Disini tajwid merupakan suatu disiplin ilmu dengan kaidah tertentu yang harus dipenuhi dalam pengucapan - pengucapan huruf serta mahrojnya sehingga sehingga fardhu kifayah hukumnya belajar ilmu tajwid ( mengetahui istilah- istilah dan hukum-hukumnya).

(48)

34

b). Kefasihan

Kefasihan dalam membaca Al Qur’an sangat penting karena membaca Al Qur’an itu harus fasih yang artinya bersih, baik, lancar bahasanya, baik lafalnya dalam membaca Al Qur’an. Fasih sangat berkaitan dengan pengucapan lisan dan makhorijul huruf ( tempat keluarnya huruf ), sebagaimana arti kata fasih berasal dari kata fashuha yang artinya berbicara dengan terang, fasih dan petah lidah. ( Mahmud Yunus, 1990: 317 ). Seorang anak dikatakan mampu dan berhasil dalam membaca Al Qur’an apabila ia dapat berbicara dengan benar dan membaca dengan fasih, karena tidak semua orang dalam pengucapan lisan itu sama, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Qashash ayat: 34.

U'j j ALijU UU4

J**

jl^ st j* Qj jIa

Artinya:” dan saudaraku harun dia lebih petah lidahnya dari padaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan ( perkataanku ). Sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakan.”( QS. Al Qashash: 3 4 ).(Depag RI, 2004: 549).

(49)

yang diucapkan menjadi jelas dan mudah dipahami oleh orang lain, begitu juga kaitannya dengan membaca Al Qur’an anak.

Ibnu Hajar mengatakan, seharusnya orang - orang yang membacanya dengan cepat atau perlahan - lahan itu jangan sampai melenyapkan satu huruf, harokat, ataupun sukun-sukun yang semestinya dibaca. Yang paling baik adalah membaca Al Qur’an dalam tempo yang relatif pelan sebab sahabat Anas r.a. ketika ditanya mengenai Qiraahnya Nabi Muhammad SAW, ia menjawab, “dia memberikan tempo yang panjang”. Begitu pula Hafsah r.a. memberikan gambaran tentang qiraah Nabi dalam salatnya dengan menyatakan bahwa baginda Rasulullah SAW. selalu perlahan- lahan membaca surat sekalipun surat yang dibacanya itu panjang. Sementara itu Imam As-Suyuti mengungkapkan tiga cara membaca Al Qur’an adalah sebagai berikut:

1.

Tahqiq

Yaitu memberikan hak setiap huruf dengan cara memenuhi mad-nya, menampakkan hamzah dan menyempurnakan panjang- pendeknya suatu harokat, dan demikian seterusnya. Karena itu melatih lisan dan mengevaluasinya adalah sangat penting

2.

Al-Hadru ( Intonasi)

(50)

36

3.

At-Tadwir ( Perputaran )

Yaitu pertengahan antara dua posisi terdahulu. Cara yang ketiga inilah yang terpilih oleh mayoritas imam qiraah. ( Abdurrab Nawabuddin dan Bambang Saiful Ma’arif, 1996: 53 ). c). Kelancaran

Kelancaran yang berarti tidak tersangkut-sangkut, tidak terputus-putus. Maksudnya adalah dalam membaca Al Qur’an seorang anak membacanya tidak tersangkut-sangkut, tidak terputus-putus dan lancar. Sehingga dengan hal ini kelancaran dikatakan sebagai salah satu faktor dalam kemampuan membaca Al Qur’an anak.

3. Faktor - faktor Kemampuan Membaca Al Qur’an

A. Faktor Intern ( Dalam ) 1). Faktor Jasmani

(51)

Jangkah strategis, termasuk mempersiapkan pola pikir anak yang Islami. ( Yunus Hanis Syam dan Rahmah Kumala Dewi, 2008: 83 ).

2) Faktor Psikologi a) . Sifat

Sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah, atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya: penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat dan sebagainya. Sifat tersebut dibawa sejak manusia lahir di dunia.

b) . Inteligensi

Inteligensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa, dan sebagainya.

c) Bakat

(52)

38

bahasa, ekonomi, tehnik, dan sebagainya. ( Ahmad Fauzi, 2008: 99-103 ).

d) . Takut

Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu. Bentuk ekstrim dari takut adalah takut yang pathologis, yang disebut fobio.

e) . Khawatir

Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekwatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman.

f) . Cemburu

Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekwatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang.

g) . Gembira

(53)

orang-orang lain disekitar orang yang sedang gembira tersebut. ( Ahmad Fauzi, 2008: 58-59 ).

B. Faktor Ekstern ( L u ar)

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. ( Ahmad fauzi, 2008: 105-106).

1. Faktor keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak.

(54)

40

3. Faktor masyarakat, adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di desa atau kota tempat tinggal ia juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.

C. Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an di Rumah dengan Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak.

Perkembangan berhubungan dengan proses belajar, yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku belajar. Selain itu juga berkaitan dengan bagaimana sesuatu hal dipelajari, apakah melalui memorasi ( menghafalkan ), ataukah melalui peniruan dengan cara menangkap hubungan hubungan, yang semuanya itu menentukan proses perkembangan .Dari sana perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang tepat menuju ke arah suatu organisasi dalam tingkat integrasi yang lebih tinggi (Yunus Hanis Syam dan Rahmah Kumala Dewi, 2008: 55).

(55)

dengan kemampuan anak, apa yang orang tua lakukan secara intens setiap waktu akan menjadi bagian anak untuk melakukan hal yang sama karena anak akan lebih senang meniru.

(56)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Umum

Sebelum membahas pada perhitungan statistik tentang penelitian yang telah dilaksanakan, akan di jelaskan secara garis besar tentang keadaan daerah yang di jadikan obyek penelitian sehingga tidak ada kesalahan pahaman mengenai tempat penelitian. Secara garis besar tentang Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi.

Struktur organisasi berdasarkan PP No. 10 tahun 2004, terdiri dari 1 lurah, 1 orang sekretaris lurah, 4 orang kasi dan dibantu oleh kelompok jabatan fungsional lainnya dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

bagan berikut:

LURAH

KELOMPOK

JAB.FUNGSIONAL SEKRETARIS

KELURAHAN

KASI KESRA

KASI EKONOMI

&

PEMBANGUNAN

KASI TRANTIB

KASI PEMERINTAHAN

(57)

2. Letak Geografis

a. Luas Wilayah : 237,11 Ha b. Batas Wilayah :

- Sebelah Utara : Kelurahan Blotongan Kec. S idorejo - Sebelah Selatan : Kelurahan Sidorejo Lor Kec. Sidorejo - Sebelah Timur : Kelurahan Kecandran Kec. Sidomukti - Sebelah Barat :Desa Candirejo Kec. Tuntang Kab.

Semarang, Desa Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang.

3. Keadaan Alam

Kelurahan pulutan terletak di wilayah kecamatan sidorejo kota salatiga, berada pada kilometer 50 jalan semarang -- solo, dengan ketinggian + 2.540 m_dari permukaan laut, beriklim tropis dengan hawa yang sejuk, musim hujan teijada dalam kurun waktu 130-160 hari/tahun dengan curah hujan rata- rata 2.583 mm/tahun. Suhu udara terendah rata- rata 23 derajat celcius pada bulan September -oktober dan suhu udara tertinggi rata-rata 32 derajat celcius pada bulan agustus.

4. Jumlah Penduduk

(58)

44

lebih sebanyak 3261 jiwa dengan rincian sebagai berikut:

Kelompok Umur Laki- Laki Perempuan Jumlah

0-4 170 137 307

Dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak, maka Kelurahan Pulutan hanya dibagi menjadi 5 RW dan 19 RT dan masing-masing RW/RT dipimpin oleh seorang ketua.

DAFTAR NAMA KETUA RW DAN KETUA RT KELURAHAN PULUTAN TAHUN 2010

(59)

WILAYAH PULUTAN LOR

HM Syafii KETUA RW.II

1 Saefudin Qolyubi Ketua RT. 01

2 Purwadi Ketua RT. 02

3 Mundakir Ketua RT. 03

4 Mursito Utomo SH Ketua RT. 04

WILAYAH PULUTAN KIDUL

Haryanto KETUA RW.III

1 Muslimin Ketua RT. 01

2 Sobirin Ketua RT. 02

3 Slamet Riyadi Ketua RT. 03

WILAYAH NGETAK SARI

Tilam Basuki KETUA RW.IV

1 Salman Ketua RT. 01

2 Joko Wahyudi Ketua RT. 02

3 Sutrisno Ketua RT. 03

WILAYAH NGABLAK

H. Abi Mas’ud KETUA RW.V

1 Muslimin Ketua RT. 01

2 Didik Suradi Ketua RT. 02

3 Samani Ketua RT. 03

4 M. Agus Indriyatno Ketua RT. 04

Jenis kegiatan pembinaan yang pernah dilaksanakan pada tahun 2009 kepada RT/RW di wilayah kelurahan pulutan ini antara lain:

1. pembinaan masalah administrasi

2. pembinaan masalah ketentraman dan ketertiban

(60)

46

5. Keadaan Sosial Penduduk a. Pendidikan

Di kelurahan Pulutan terdapat prasarana pendidikan antara lain : • TK sebanyak 3 buah yang diprakasai oleh ibu-ibu PKK Kelurahan

Pulutan.

• TPQ sebanyak 4 buah yang diprakasai oleh para tokoh ulama’ setempat dan gabungan takmir masjid yang ada di Wilayah Kelu­ rahan Pulutan.

• Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional dan Tindak lanjut pem­ binaan buta aksara.

Adpun Keadaan Penduduk Pulutan Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

NO Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tamat Perguruan Tinggi 155 5.27

2 Tamat SLTA 309 10.51

3 Tamat SLTP 299 10.17

4 Tamat SD 696 23.67

5 Tidak Tamat SD 528 19.80 6 Belum Tamat Sekolah 567 19.29 7 Tidak Sekolah 332 11.29

jumlah 2940 100

b. Keagamaan

(61)

tersebar di wilayah kelurahan pulutan, namun ada juga kelompok - kelompok masyarakat lainnya yang non muslim. Hal tersebut bukan menjadi masalah karena antara kelompok umat muslim dan kelompok non muslim dapat hidup bersama, berdampingan dengan damai sehingga selama ini tidak ada perselisihan antar kelompok. Jumlah masjid di Kelurahan Pulutan ada 7 buah sedangkan jumlah Mushola ada 19 buah, masjid jami’ adalah Hasan Ma’arif yang terletak di Winong. Sedang untuk tempat peribadatan umat non muslim di Kelurahan Pulutan tidak ada. Secara umum agama yang ada di Kelurahan Pulutan ini 98,44 % beragama Islam, 1.53 % adalah beragama Katholik dan 0.87% beragama Kristen Protestan.

(62)

48

a. Pengajian Yasinan setiap malam jum ’at dan senin di tingkat RT b. Pengajian Dzibaiyah setiap malam selasa bagi anak-anak dan

remaja di tiap mushola-mushola dan masjid. c. Pengajian bulanan yaitu Qur’anan dan Jum’at legi d. Pengajian Thoriqoh setiap minggu

e. Pengajian Yasinan Remaja setiap malam minggu

f. Pengajian dalam rangka PHBI ( Peringatan Hari Besar Islam ) dan lain sebagainya.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kelurahan pulutan ini telah memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan.

Setelah data-data terkumpul langkah selanjunya adalah mengadakan analisis kuantitatif atau sering disebut dengan istilah analisis data statistik, dimana analisis ini di lakukan untuk mengetahui ada tidaknya Hubungan atau Korelasi antara Intensitas Bimbingan Membaca Al Qur’an di Rumah dengan Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

B. Penyajian Data.

(63)

Untuk memperoleh data tentang intensitas bimbingan membaca al quran di rumah dengan kemampuan membaca al qur’an anak di kelurahan pulutan salatiga mempergunakan angket yang berisi indikator intensitas bimbingan membaca al quran di rumah sebanyak 50 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b,c kepada orang tua di kelurahan Pulutan Salatiga dan tes lisan kemampuan membaca al qur’an anak yang berisi indicator ten­ tang kemampuan membaca dengan 3 pertanyaan secara lisan sebanyak 50 siswa SD atau MI. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

Tabel.1

1. Daftar Nama Responden Orang Tua dan Anak SD (Sekolah Dasar)

N o Orang Tua Anak Jenis kelamin

1 Sahri Eny Magfiroh Pr

2 Bustam Teguh santoso Lk

3 Ihsan M. Sokib Lk

4 Jazin Ahsan Kamila Husna Pr

5 Rifai Nur Aftdah Pr

6 Busro Ita Nurul Hidayah Pr

7 Sutrisno M. Ridho Lk

8 Jumadi Budiyanto Lk

9 Abdul Wahid Irfan Ahmad Lk

10 Safari Saiful Anam Lk

11 Ngatmani Wahidah Pr

12 Muthohar Agung Prasetyo Lk

13 M. Amin Rohmatullah Lk

(64)

r

50

15 Sairi

Nur Aini Pr

16 Khoiri Umi Magfiroh Pr

17 Sholeh M. Latief Lk

18 Suudi Siti Aminah Pr

19 Sahri Faroqil Muna Lk

20 Kasromi Noval Ibrahim Lk

21 Zaenuri Irma Nisa' Pr

22 Kamsani Zaeni Abdullah Lk

23 Masrokan Ainun Najib Lk

24 Yusmanto Nur Kolis Lk

25 Jamin Munandiroh Pr

(65)

41 Abdul Jamil Rofiqoh Pr

42 Muhyidin Ahsan Ida Nur Laila Pr

43 Abdul Aziz Anang maulana Lk

44 M. Fajar Aini Aniyah Pr

45 Nur Kholis Amelia hasanah Pr

46 Mawardi Novita Sari Pr

47 Saidun A. Fauzi Lk

48 Nur Hamim Ubaidillah Lk

49 Abdurrahman Lukluil Maknun Lk

50 Khoirudin Tifit Hidayat Lk

Tabel. 2

Data hasil jawaban angket Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di rumah dari orang tua

(66)

17 29 14 5 87 28 5 120

(67)

Tabel. 3

Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak

No.Resp Indikator Jml No.Resp Indikator Jml

(68)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Diskriptif

Untuk mengetahui bagaimana Hubungan antara Intensitas Bimbingan Belajar membaca Al- Q ur’an dari orang tua dengan Kemampuan membaca Al Qur’an anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010. Melalui data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analitik statistik karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kuantitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik

product moment

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel angket Intensitas bimbingan membaca Al Q ur’an di rumah , kemampuan membaca Al Q ur’an anak dan tabel untuk mencari koefisien korelasi antara variabel intensitas bimbingan belajar Al- Q ur’an dari orang tua dengan Kemampuan Anak Membaca di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2010.

Tabel. 4

Data hasil jawaban angket Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua.

No Jawaban Skor

Resp A B C 3 2 1 Jumlah

1 30 13 7 90 26 7 123

2 23 17 10 69 34 10 113

(69)
(70)

56

39 37 13 0 111 26 0 137

40 36 14 0 108 28 0 136

41 33 15 2 99 30 2 131

42 33 13 4 99 26 4 129

43 30 15 5 90 30 5 125

44 27 14 9 81 28 9 118

45 25 20 5 75 40 5 120

46 25 20 5 75 40 5 120

47 26 20 4 78 40 4 122

48 37 13 0 111 26 0 137

49 37 13 0 111 26 0 137

50 33 14 3 99 28 3 130

J ml 1539 756 203 4617 1512 203 6332

Dari data diatas, langkah selanjutnya adalah mencari Mean atau rata-rata dari seluruh jawaban responden serta kualitas variabel intensitas bimbingan membaca Al Q ur’an di Rumah.

a. Mean atau nilai rata-rata angket intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dari orang tua.

Dari hasil dan data Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di Rumah di atas dapat dicari mean atau nilai rata-rata dengan rumus :

X

n

6332

X 50 = 126,64

(71)

b. Kualitas variabel intensitas bimbingan membaca Al Qur’an dan orang tua.

Untuk mengetahui kualitas atau kualifikasi dari hasil angket Intensitas bimbingan membaca Al Q ur’an dari orang tua ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain:

1) Menentukan Range

Untuk dapat menemukan range harus diketahui dengan jelas skor tertinggi sampai terendah dari hasil angket Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di Rumah di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel» 5

(72)

59

Dari hasil tersebut dapat diketahui dalam tabel 6 ternyata dari hasil mean atau nilai rata-rata Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di rumah sebesar 126,64 masuk dalam kategori Cukup, hal ini dapat di simpulkan bahwa Intensitas bimbingan membaca Al Qur’an di Rumah di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga adalah cukup. Yaitu pada interval antara 125-130

2. Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

Tabel. 7

Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak

(73)

19 20 15 18 58 44 20 15 20 55

20 24 20 15 59 45 25 15 15 55

21 26 15 15 56 46 25 20 20 65

22 25 20 15 60 47 25 25 25 75

23 30 20 15 65 48 30 30 25 85

24 25 15 20 60 49 30 25 25 80

25 25 16 15 56 50 30 25 20 75

jml 631 479 429 1562 jml 655 560 525 1740

Jml

semua 1286 1039 954 3302

Dari data di atas langkah selanjutnya adalah mencari mean atau nilai rata-rata serta kualitas variabel Kemampuan membaca Al Qur’an anak sebagai berikut:

a. Mean atau nilai rata-rata Kemampuan membaca Al Qur’an anak

Untuk mencari mean atau nilai rata-rata dari variabel Kemampuan membaca Al Qur’an digunakan rumus:

Y n

3302

50 = 66,04

Sehingga dari rumus tersebut, variabel kemampuan membaca Al Qur an anak mean atau nilai rata-ratanya adalah: 66,04.

b. Kualitas variabel kemampuan membaca Al Qur’an anak

Untuk mengetahui kualitas hasil tes keberhasilan membaca Al Qur’ anak ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain:

(74)

61

1) Menentukan Range

Untuk dapat menemukan range harus diketahui dengan jelas skor tertinggi sampai terendah dari hasil tes kemampuan membaca Al Qur’an anak di kelurahan pulutan kecamatan sidorejo kota salatiga sebagai berikut:

Tabel. 8

Data Skor Hasil Tes kemampuan Membaca Al Qur’an Anak

No. Resp. X F FX

1 85 4 340

2 80 6 480

3 75 9 675

4 70 1 70

5 65 6 390

6 60 7 420

7 59 1 59

8 58 2 116

9 56 2 112

10 55 5 275

11 53 5 265

12 50 2 100

Jml 766 50 3302

Langkah selanjutnya kemudian mencari dan menentukan range dengan menggunakan rum us:

R = H —L + 1 = 85 -50 + 1

Gambar

DTabel. 2ata hasil jawaban angket Intensitas bimbingan membaca
DaTabel. 3ta Hasil Tes Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak
Tabel. 4Data hasil jawaban angket Intensitas bimbingan membaca
Tabel. 7Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al Qur’an Anak
+5

Referensi

Dokumen terkait

Minat akan membawa siswa menjadi mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang tepat. Minat siswa dalam membaca Al-Qur‟an

Berdasarkan hasil penelitian Pembiasaan Frekuensi dalam Intensitas Membaca Al-Qur’an berada pada kategori “baik”, menunjukkan bahwa mahasiswa fakultas ilmu sosial

Skripsi yang berjudul “Implementasi Bimbingan Konseling Islam Bagi Santri Putri Dalam Menghafal Al-Qur`an Di Pondok Pesantren Tahfidz Manbaul Qur`an Karangrejo” disusun

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka besarnya pengaruh variabel X (Intensitas Menonton Youtube Channel Wirda Mansur) terhadap variabel Y (Motivasi Membaca Al-Qur’an

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, dengan gaya penuturan yang sejuk dan lembut serta gambaran masalah yang inspiratif ini, al-Qur‟an menyingkap rasa kesadaran manusia

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara bimbingan orang tua pada aspek keagamaan dengan kemampuan membaca Al- Qur’an siswa di kelas X SMA Walisongo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas membaca Al- Qur’an terhadap kecerdasan emosional siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Gamping,

- Sama- sama meneliti tentang suatu metode dalam membaca Al-Qur‟an - Sama- sama mengguna kan pendekata n kualitatif deskriptif serta wawancar a dalam proses pengumpu lan data