i
IMPLEMENTASI PEMBINAAN RELIGIUSITAS
DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMISME
SISWA KELAS X MAN 1 KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Esa Puspitasari
NIM : 111-13-115
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
MOTTO
“Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
vii
PERSEMBAHAN Karya kecilku ini ku persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku... Mud Arofah dan Slamet Choirudin ...yang selama ini telah membimbingku dan berjuang untukku tanpa kenal lelah dan letih. Terima kasih, Engkaulah semangatku.
Adik-adikku... Zakiyatul Miskiya dan M. Arifil Akbar....semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh dan sholekhah serta bisa membanggakan kedua orang tua kita.
Mas Ali... makasih untuk motivasinya dan bantuannya selama ini.
Keluarga besar PP. Romo Agung Payaman dan PP. Al-Hasan Salatiga, terima kasih telah memberikanku kesempatan untuk belajar dan terus belajar.
Sahabat-sahabatku, Ema makasih ya curhat dan bantuannya, Nindy makasih juga curhat dan bantuanya, Murtadho makasih ya udah mau direpotkan.
Teman-teman KKN posko 8 : Abidin, Ayis, Beny, Nadya, Lina, Lupita, Lailia, dan Nia yang telah bersama-sama berjuang dengan penuh kebersamaan.
Teman-teman seperjuangan PAI tahun 2013 yang tak bisa kusebutkan satu persatu.
viii
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Pembinaan Religiusitas terhadap Sikap Optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpan bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Rahmat Hariyadi.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Bapak Suwardi.
3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati. 4. Ibu Siti Asdiqoh, selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak Imam Sutomo, selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis, sehingga skripsi ini terselesaikan.
x
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Kata Kunci: Pembinaan, Religiusitas, Sikap dan Optimisme
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religisusitas, pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas, dan bagaimana pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Sedangkan analisis data, peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam pengecekkan keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.
xi
f. Metode Ibrah dan Mauizah...25
xii
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian...32
B. Lokasi Penelitian...32
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. PAPARAN DATA 1. Letak Madrasah...40
2. Sejarah Singkat MAN 1 Kota Magelang...40
3. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Magelang...41
4. Struktur Organisasi MAN 1 Kota Magelang...43
5. Keadaan Siswa MAN 1 Kota Magelang...44
6. Keadaan guru PAI MAN 1 Kota Magelang...47
7. Kegiatan Ekstrakurikuler MAN 1 Kota Magelang...48
8. Prestasi Yang Pernah Diraih...51
B. ANALISIS DATA 1. Variasi Pembinaan Religiusitas...54
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Religiusitas...60
3. Pelibatan Guru PAI dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas...63
4. Peran Madrasah dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas...65
5. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas...67
6. Pembinaan Religiusitas dan Sikap Optimisme...71
a. Dasar Moralitas Siswa...71
xiii
DAFTAR PUSTAKA...94 DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Jumlah Siswa MAN 1 Kota Magelang...45 2. Tabel 3.2 Keadaan Guru PAI MAN 1 Kota Magelang...47 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lembar Catatan Lapangan 2. Pedoman Wawancara 3. Hasil Wawancara
4. Dokumentasi Kegiatan Pembinaan Religiusitas 5. Surat Keterangan Kegiatan
6. Surat Rekomendasi Kementrian Agama Kota Magelang 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
8. Data Infaq Jum‟at MAN 1 Kota Magelang
1 A. Latar Belakang Masalah
Fenomena yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini adalah kebanyakan
siswa merasa kurang percaya diri dengan apa yang ia kerjakan serta apa akan terjadi di masa mendatang, terutama kurang percaya diri serta tidak yakin dengan cita-cita yang akan dia capai, takut tidak lulus sekolah, takut
tidak mendapatkan pekerjaan yang layak serta adanya keragu-raguan dengan apa yang akan dilalui di masa mendatang. Dapat dikatakan
siswa-siswi tersebut membutuhkan adanya penerapan sikap optimis dalam diri siswa tersebut. Untuk menumbuhkan sikap optimis, pembinaan religiusitas merupakan salah satu solusi dari sekian solusi yang dapat diterapkan
kepada siswa, sebagai upaya untuk menumbuhkan jiwa optimis, rasa percaya diri dan kesiapan mental siswa dalam menghadapi tantangan di
masa mendatang.
Pembinaan merupakan usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Tujuan dari kegiatan pembinaan tidak lain sebagai suatu alat untuk mencapai perubahan dan pengembangan sikap seseorang serta sebagai
2
lain adalah untuk mencapain kesempurnaan. Orang yang beriman harus bisa menyelamatkan diri dan sesamanya dari kerusakan budi pekerti serta
untuk mencapai kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:
Artinya:”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash [28] : 77).
Dapat dikatakan bahwa suatu pembinaan religiusitas sebagai upaya
untuk mengadakan peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Manusia berpotensi memiliki sejumlah kemampuan untuk bertindak sesuai dengan ketentuan Allah yaitu sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan
demikian pembinaan religiusitas tidak sebatas memberikan pencapaian kepada jasmaninya saja tetapi memberikan pencapaian ruhaniah atau
batiniah manusia. Seseorang yang telah mendapatkan kebutuhan ruhaniahnya, maka senantiasa ia akan berjalan sesuai dengan nilai-nilai syari‟at Islam serta akan semakin kuat dalam mengatasi kehidupan di
Menurut Fatturrahman (2015:10) budaya religius merupakan salah satu metode pendidikan yang komprehensif. Karena dalam perwujudannya
terdapat inklusi nilai, pemberian teladan, dan penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan menfasilitasi
pembuatan-pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab dan keterampilan hidup yang lain.
Banyak manusia beraktivitas dan mencurahkan segenap
kemampuannya, kemudian suatu saat dari proses aktivitasnya itu, mereka berada dalam kondisi yang sulit dan membutuhkan satu keputusan yang
benar, tetapi karena ragu-ragu, tidak berani membuat keputusan, atau tidak tahu bagaimana mengambil keputusan yang tepat, akhirnya mereka akan kehilangan kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang yang tidak akan
berulang untuk kedua kalinya (Awadh, 2005:78).
Banyaknya tekanan hidup yang harus dialami seseorang membuat
kebanyakan orang mengalami frustrasi. Beberapa orang karena menghadapi beban pekerjaan yang berat harus mengalami stres pekerjaan. Problem lainnya seperti bencana alam dan kematian orang dekat juga bisa
membuat depresi dan frustrasi. Hanya sedikit orang yang sanggup menghindari tekanan hidup sehari-hari yang dapat membuat orang
frustrasi dan berpandangan pesimistis.
Berdasarkan artikel TEMPO.CO, Yogyakarta: angka bunuh diri di Indonesia tergolong tinggi, sebanding dengan Jepang. Pada peringkat
4
harakiri, yakni menusuk perut sendiri dengan senjata tajam hingga mati. Ini mereka lakukan sebagai bagian dari kuatnya budaya malu di Jepang.
Sedangkan di Indonesia, alasan paling dominan bunuh diri adalah faktor sosial dan ekonomi. Ada juga faktor depresi yang memicu orang nekat
bunuh diri. Dapat dikatakan kasus tersebut dikarenakan kurangnya sikap optimis dan sikap positif terhadap menyikapi sebuah permasalahan hingga
memicu seseorang melakukan bunuh diri.
Optimisme (dalam Islam hampir sepadan dengan kata husnudzan), berpikir positif atau yang lebih dikenal dengan positive thinking adalah
sebuah formula, sebuah paradigma, sebuah kerangka pikiran, sebuah sistem cara berpikir. Memandang sesuatu dari segi baiknya saja, kendati orang lain menganggapnya buruk. Optimisme sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama para pelajar. Optimis dapat menumbuhkan cinta akan kebaikan dalam diri siswa dan menumbuhkan perkembangan
baru dalam pandangannya tentang kehidupan, serta mampu mengurangi sejumlah problema dalam kehidupan bagi para siswa. Allah SWT berfirman:
1
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. Yusuf [12] : 87).Salah satu cara untuk dapat menumbuhkan sikap optimisme yaitu
dengan memperbanyak ibadah serta mengingat Allah. Seseorang yang senantiasa mengingat Allah SWT maka hatinya akan tenang, karena ia yakin segala kesulitan datang kepadanya sekaligus terdapat jalan keluar
dari Allah SWT. Allah berfirman:
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah [94] : 5-6).Beribadah dapat dilakukan di mana pun seseorang berada, di antaranya di rumah, di sekolah atau pun di tempat khusus ibadah yaitu masjid. Di sekolah-sekolah terdapat beberapa pendidikan dan pembinaan
yang mengajarkan tentang keagamaan di mana di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap optimis dalam
menghadapi persoalan.
Pembinaan religiusitas atau biasa disebut pembinaan keagamaan merupakan hal penting bagi pembentukan akhlak. Dikatakan penting
6
sebagai bekal kehidupan dalam keseharian, masa depan maupun di akhirat nanti. Pembinaan religiusitas / kegamaan dapat diperoleh di berbagai
tempat, diantaranya di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah.
MAN 1 Kota Magelang merupakan salah satu madrasah yang tidak
hanya memberikan pendidikan bersifat formal saja tetapi juga memberikan pembinaan religiusitas / pembinaan keagamaan siswa dengan tujuan untuk
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, memberikan wawasan spiritual, membangun jiwa yang senantiasa berakhlak mulia dan mampu
menghadapi persoalan yang akan datang dengan sikap yang optimis. Hal inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian dengan judul
“Implementasi Pembinaan Religiusitas dalam Mengembangkan Sikap
Optimisme Siswa Kelas X MAN 1 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017?
3. Bagaimana implementasi pembinaan religiusitas dalam mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang? C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017.
3. Untuk mengetahui implementasi pembinaan religiusitas dalam mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas tentang pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis, yaitu:
1. Secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan Islam yang di dalamnya memuat pembinaan religiusitas.
b. Menjadi referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik
8
2. Manfaat Praktis
a. Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.
b. Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan.
c. Sebagai masukan bagi MAN 1 Kota Magelang dalam pembinaan
religiusitas pada siswa. E. Kajian Penelitian Terdahulu
Berikut penulis paparkan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Basyiroh (2015) yang berjudul
“Pembinaan Keagamaan Dan Pendidikan Karakter Bagi Remaja
Putus Sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran
Tahun 2014/2015”. Penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan
pembinaan keagamaan, fungsi pembinaan dan bagaimana pembinaan keagamaan dapat membangun motivasi dan karakter unggul bagi
remaja putus sekolah di Balai Wira Adhi Karya Ungaran.
2. Skripsi dengan judul “Model Pembinaan Mental Keagamaan Islam
Anggota TNI Akademi Militer Tahun 2014”. Penelitian yang
implementasi model pembinaan mental keagamaan Islam anggota TNI Akademi Militer di Magelang.
3. “Pembinaan Keagamaan Pada Santri Panti Rehabilitasi Sakit Jiwa
Dan Narkoba Di Pondok Pesantren Ma‟unnatul Mubarok, Sayung
-Demak Tahun 2012” oleh Imma Dahliyani (2012). Penelitian ini
merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana model, metode, serta hambatan dan daya dukung dalam proses pembinaan pada santri Sakit Jiwa dan Narkoba di Pondok Pesantren Ma‟unatul Mubarok tahun
2012.
4. Heni Wulandari (2012) skripsi yang berjudul “Model Pembinaan
Keagamaan Islam Pada Panti Sosial Anak Asuh (PSAA) DAR AL
YATAMA Di Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2012”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan di panti asuhan Dar Al Yatama Tengaran Kab. Semarang, meliputi;
pembinaan keagamaan Islam serta hasil dari pembinaan keagamaan Islam di panti asuhan Dar Al Yatama Tengaran Kab. Semarang. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Kaswadi (2013) yang berjudul
“Pendekatan Pendidikan Keagamaan Islam Dalam Keluarga
Penganut Pangestu Desa Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang Tahun 2012”. Penelitian ini mengungkapkan pendekatan
pendidikan keagamaan Islam yang berlangsung dalam keluarga yang menjadi anggota Pangestu di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan
10
menjadi pengikut Pangestu, selanjutnya menjelaskan apa saja yang diajarkan dalam Pangestu serta bagaimana pendekatan pendidikan
keagamaan Islam dalam keluarga yang dilakuakan oleh warga Nogosaren.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis
memberikan gambaran sebagai berikut:
BAB I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, dan kelengkapan dasar-dasar penelitian.
BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pembinaan
religiusitas dan pengertian sikap optimisme.
BAB III berisi metode penelitian yang memuat pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
analisis data, pengecekkan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV berisi paparan data dan analisis data.
11 A. Pembinaan Religiusitas
1. Pengertian Pembinaan Religiusitas
Soetopo dan Soemanto dalam Basyiroh (2015:21) mendefinisikan pembinaan sebagai “an activity that maintain and
enhance what already exists” yaitu suatu kegiatan yang
mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada.
Menurut Thoha (1987:7) pembinaan adalah suatu proses, hasil
atau pernyataan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau
berbagai kemungkinan atas sesuatu.
Mangunhardjana dalam Basyiroh (2015:21) memberikan pernyataan bahwa pembinaan adalah terjemahan dari kata training,
pembinaan sebagai latihan, pendidikan, pembinaan, pembinaan menekankan pada pembentukan sikap dan kecakapan individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya, dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
12
Religiusitas berasal dari kata religi, dalam bahasa latin “religio” yang akar katanya adalah religure yang berarti mengikat.
Dengan demikian, mengandung makna bahwa religi atau agama pada umumnya memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya (Ghufron dan
Risnawita, 2016:167-168).
Menurut Taib Thahir Abdul Mu‟in (Nata, 2010:14)
menyatakan bahwa agama adalah sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai
kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.
Menurut Shihab (Ghufron dan Risnawita, 2016:168)
menyatakan bahwa agama adalah hubungan antara makhluk dengan khalik (Tuhan) yang berwujud ibadah yang dilakukan dalam sikap keseharian. Selanjutnya Anshori (1980) memberikan arti agama secara
detail, yakni agama sebagai suatu sistem credo (tata keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak dan suatu sistem norma (tata kaidah) yang
Menurut Subandi religiusitas merupakan keberagamaan karena adanya internalisasi agama dalam diri seseorang (Ghufron dan
Risnawita, 2016:168).
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan religiusitas adalah sebuah cara untuk pembentukan
sikap keagaman dengan menjalankan perintah dan kewajiban yang diberikan oleh Allah swt untuk membentuk hubungan antara makhluk
dan Allah swt yang dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah dalam keseharian sesuai tata keimanan dan peribadahan yang telah berlaku.
Pembinaan religiusitas merupakan suatu usaha untuk membimbing dan mempertahankan serta mengembangkan dan menyempurnakan
kewajiban-kewajiban manusia kepada Allah swt.
2. Metode Pembinaan Religiusitas
Beberapa metode pembinaan religiusitas yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari antara lain: a. Tadarus Al-Qur‟an (membaca Al-Qur‟an)
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai
pegangan hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. Al-Qur‟an juga
14
Diantara keutamaan yang dapat diperoleh dari membaca al-Quran antara lain (Makhdlori, 2008:126-136):
1) Al-Qur‟an merupakan ayat-ayat suci pembimbing hati
Al-Qur‟an merupakan ayat-ayat suci pembimbing hati
manusia, seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 111:
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf [12] : 111).
Ayat-ayat suci pembimbing hati yang diaplikasikan ke dalam aktifitas diniawi dibimbing untuk membuka dengan
ketauhidan dan ubudiyah sehingga menjadikan hidup lebih bersemangat dan optimis, demikian juga manakala menutup seluruh kegiatan mereka membaca al-Qur‟an, hal ini
menjadikan hati tenteram dan penuh harap akan kasih sayang Allah swt.
Kemudian menurut Thoules auto sugesti mengandung makna bimbingan diri pribadi melalui proses pengulangan
suatu rangkaian ucapan secara rahasia kepada diri sendiri yang menyatakan suatu keyakinan atau perbuatan. Dengan
perasaan sugesti seseorang dapat menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga apa yang dikerjakan selalu saja dengan limpahan semangat dan keyakinan yang mendalam.
2) Terdapat energi kebenaran dalam Al-Qur‟an
Petunjuk tentang kebenaran, tunduk dan taat kepada
kebenaran, sama halnya dengan kita agungkan yang Maha Agung, kita muliakan yang Maha Mulia yaitu Tuhan kita, Allah swt. Allah swt berfirman:
Artinya:Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. (QS. Az-Zumar [39] : 41).
Kebenaran yang ditunjukkan al-Qur‟an bukan hanya
16
metafisika kosmologi yang melambangkan esoterisme Islam artinya sumber energi kebenaran yang dapat dirasakan
melalui arti batin seseorang tanpa mampu dirasakan oleh non muslim.
3) Mendapatkan Pahala Berlipat Ganda
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu kitabullah, maka ia
mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam
miim itu satu huruf tapi ali itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
4) Orang Terbaik Di Sisi Allah
Rasulullah saw menegaskan bahwa orang yang terbaik di
antara manusia adalah orang yang mau mempelajari dan mengajarkan al-Qur‟an. Oleh karena itu, orang yang terbaik di dunia ini bukanlah orang yang memiliki harta yang melimpah,
jabatan, maupun pangkat yang tinggi. Namun, di sisi Allah swt orang terbaik itu adalah orang yang mau belajar al-Qur‟an dan
belajar dan kesungguhan membaca, sesuai dengan sabda Rasulullah saw:
“Orang yang pandai membaca al-Qur‟an akan ditempatkan bersama kelompok para malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
6) Mendapatkan Syafa‟at Dihari Kiamat
Orang yang membaca al-Qur‟an akan mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari kiamat nanti. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw berikut:
“Bacalah al-Qur‟an, sesungguhnya ia akan datang pada hari
kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya”.
(HR. Muslim).
7) Dikarunia Rahmat Dan Ketentraman Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah terkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah,
mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketenteraman kepada mereka, meliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya” (HR. Muslim).
b. Shalat Fardhu Berjama‟ah
Menurut Sabiq (1982:103) shalat berjama‟ah adalah sunat
mu‟akkad, terdapat beberapa hadist yang menguraikan
keutamaannya, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dari ibnu Umar r.a bahwa Rasulallah s.a.w bersabda:
18
Artinya: “Shalat berjama‟ah itu lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat”.
c. Shalat Sunnah Dhuha
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah muakkad (ibadah
shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Meskipun bernilai sunnah, shalat ini mengandung manfaat yang sangat besar
bagi umat Islam. Adapun waktu shalat dhuha ialah mulai terbitnya matahari hingga matahari lurus di atas kepala. Jumlah raka‟at shalat dhuha minimal dua raka‟at dengan satu salam
dalam setiap dua rak‟at. (Lathifatul dan Muhammad, t. Th:101)
Diantara keutamaan shalat dhuha yaitu:
1) Dapat Memenuhi Kewajiban Sedekah Bagi Seluruh Persendian Tubuh Manusia.
Setiap hamba dapat meraih pahala bersedekah tanpa
harus menunggu jadi orang berharta. Banyak cara yang ditempuh untuk meraih pahala bersedekah. Seseorang juga
mempunyai kewajiban bersedekah kepada diri sendiri. Di mana setiap pagi manusia diwajibkan bersedekah pada setiap
persendian tubuh manusia yang berjumlah 360 persendian, hal ini dapat dilakukan hanya dengan shlatah dhuha.
2) Memperoleh Pahala Di Sore Hari
memberikan pahala kepada yang mengerjakannya sebagaimana sabda Rasulullah saw di dalam hadist Qudsi Allah berfirman, “Wahai anak adam, jangan sekali-kali
engkau malas mengerjakan empat raka‟at shalat dhuha,
karena dengan shalat tersebut aku cukupkan kebutuhan
kebutuhanmu pada sore harinya”. (HR. Hakim dan
Thabrani). 3) Melebur Dosa
Shalat dhuha selain sebagai amal saleh, shalat dhuha
juga dapat menghapus dosa manusia, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat dhuha secara
istiqomah (terus-menerus), akan diampuni dosanya oleh
Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan”. (HR. At-Tirmidzi).
4) Membuka pintu surga
Tentu sangat berbahagia seorang hamba mendapat ridha Allah dan dapat memilih dengan leluasa pintu surga
yang manakah yang akan dimasukinya. Apabila kita ingin berbahagia dengan cara bisa memilih pintu surga yang manakah yang hendak kita lewati maka perbanyaklah shalat
dhuha karena shalat dhuha dapat membuka pintu surga. Rasulullah saw bersabda:
Dari Abu Hurairah melalui imam Thabrani Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya di surga itu ada pintu yang disebut pintu Dhuha. Kelak di hari kiamat, para penikmat dhuha akan diundang secara khusus. Dikatakan kepada mereka, inilah pintu masuk kalian. Masuklah dengan
20
5) Dibangunkan sebuah istana di surga
Hamba yang menunaikan shalat dhuha dengan ikhlas
karena Allah semata kelak akan dibangunkan istana oleh Allah di Surganya. Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang shalat dhuha sebanyak empat
raka‟at dan empat raka‟at sebelumnya, maka ia akan
dibangunkan sebuah istana di Surga”.
6) Mendapat Pahala Umrah
Seseorang yang mengerjakan shalat dhuha akan mendapat pahala seperti halnya pahala umroh. Rasulullah
saw bersabda:
“Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw
bersabda, barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib maka pahalanya seperti seseorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat dhuha
maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah”.
d. Shadaqah
Menurut Ra‟uf (2014:207) shadaqah adalah tindakan
menafkahkan harta yang halal di jalan Allah. Amal ibadah ini tidak jauh berbeda dengan zakat. Akan tetapi, zakat hukumnya
wajib, sedangkan shdaqah hukumnya sunnah. Meskipun demikian, shadaqah merupakan amal ibadah sunnah yang
Artinya: bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2] :177).
Perintah untuk bershadaqah tersebut tentu tidak lepas dari banyaknya keutamaan yang bisa diperoleh oleh orang yang melakukannya. Menurut Ra‟uf (2014:211-220) keutamaan yang
dapat diraih oleh orang yang bershadaqah ialah sebagai berikut: 1) Mendapatkan pahala berlipat ganda
22
menggantinya dengan berember-ember lagi dari arah yang sulit dicerna oleh pikiran. Allah swt berfirman:
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah [2] : 245).2) Ciri orang yang bertaqwa
Dalam al-Qur‟an Allah swt berfirman:
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.Salah satu ciri orang yang bertaqwa kepada Allah swt adalah mereka yang tidak berat hatinya untuk menafkankan hartanya di jalan Allah. Orang yang taqwa mwyakini bahwa segala sumber
3) Bekal menuju hari kiamat
Kehidupan kita di dunia merupakan lahan bercocok tanam,
agar kehidupan di akhirat kelak dapat memetik hasil tanaman amal itu. Bila kita rajin menanam dengan shadaqah, maka bekal
menuju hari kiamat dan bekal menuju hari akhirat akan lebih siap. Marilah kita keluarkan shadaqah agar kita tidak termasuk orang-orang yang dzalim. Allah swt berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah [2] : 254).
4) Harta orang yang bershadaqah tidak akan berkurang, tetapi justru bertambah
Apabila kita mengeluarkan harta kita untuk shadaqah maka
harta kita tidak akan habis melainkan akan bertambah berlipat ganda. Rasulullah saw bersabda:
“Dari Abu Hurairah Ra. Berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, harta tidak akan berkurang karena shadaqah. Allah pasti akan menambah kemuliaan seseorang yang suka memaafkan. Dan seseorang yang merendahkan diri karena Allah,
24
5) Terbebas dari panasnya liang kubur
Panasnya api alam kubur itu akan dipadamkan oleh
shadaqah. Dan hanya pemilik shadaqahlah yang dapat memadamkannya. Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya, shadaqah akan memadamkan panasnya
kubur bagi pemilik shdaqah”. (HR. Thabrani).
6) Shadaqah menjadi pelindung ketika berada di padang mahsyar Alam mahsyar merupakan penampungan semua umat
manusia ketika hendak menuju alam akhirat. Di alam mahsyar umat manusia ditimbang amal perbuatannya. Matahari tinggal
sejengkal dari atas kepala. Tak ada yang dapat melindungi panasnya terik matahari kecuali amal perbuatan kita. Tak kecuali ibadah shadaqah yang telah kita perbuat. Rasulullah saw
bersabda:
“Setiap orang berada dalam naungan shadaqahnya hingga
diputuskan perkara diantara manusia”. (HR. Ahmad, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim). 7) Terlindung dari api neraka
Manusia yang rajin bershadaqah akan dilindungi dari panasnya api neraka. Allah swt tidak akan menyia-nyiakan
sekecil apapun yang telah kita sedekahkan. Bershadaqah tentu tidak hanya harta, melainkan tenaga, pikiran, dan ilmu. Dipanjangkan umur dan selamat dari kematian yang buruk
Ibadah shadaqah dapat menyelamatkan kita dari kematian yang buruk. Shdaqah dapat memperpanjang umur, shadaqah
dapat menjadikan umur kita lebih berkah. e. Metode Pembiasaan
Pembiasaan menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono,
2009:293) sebenarnya berintikan pada pengalaman. Yang dibiasakan ialah sesuatu yang diamalkan. Inti pembiasaan adalah pengulangan.
Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu telah dapat diartikan sebagi usaha membiasakan.
Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sebenarnya
cukup efektif. Lihatlah pembiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah. Perhatikanlah orang tua kita mendidik anaknya. Anak-anak yang
dibiasakan bangun pagi, akan bangun pagi sebagai suatu kebiasaan.
f. Metode Ibrah dan Mauizah
Ibrah dan ikhtibar menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono, 2009:293) ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi, dengan
menggunakan nalar, yang menyebabkan hati mengakuinya. Adapun
mauizah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan
26
B. Sikap Optimisme 1. Sikap
a. Pengertian Sikap
Menurut Thurstone et al sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Secara spesifik Thurstone memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek psikologis
(Azwar, 2016:4-5).
Sedangkan Chave et al dalam Azwar (2016:4-5) merumuskan sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.
b. Struktur Sikap
Azwar (2016:23-27) membagi struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu:
1) Komponen Kognitif
sikap. Kepercayaan datang dari apa yang kita lihat atau apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat itu
kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian
interaksi kita dengan pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti dan keteraturan. Tanpa adanya sesuatu yang
kita percayai, maka fenomena dunia disekitar kita pasti menjadi terlalu kompleks untuk dihayati dan sulitlah untuk ditafsirkan artinya. Kepercayaanlah yang menyederhanakan
dan mengatur apa yang kita lihat dan kita temui. 2) Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan
dengan sikap. 3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam
28
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang
berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
2. Optimisme
a. Pengertian Optimisme
Menurut Segerestrom (1998) optimisme adalah cara berpikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu masalah. Berpikir positif adalah berusaha mencapai hal terbaik dari
keadaan buruk. Optimisme dapat membantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki peran perasaan baik,
melakukan penyelesaian masalah dengan cara logis sehingga hal ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh juga (Ghufron dan Risnawita, 2016:95).
Optimisme (Fauzi, 2004:18-19) adalah diskursus keimanan yang memberikan semangat perjuangan bagi setiap Mukmin.
Artinya: Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf [12] : 87).
Optimisme bagi setiap mukmin adalah sebuah keniscayaan. Sebab, dia adalah janji Allah SWT, dan janji Allah pasri benar dan
pasti terjadi. Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya. b. Aspek-Aspek Optimisme
Seligman dalam Ghufron dan Risnawita (2016:98) mendeskripsikan individu-individu yang memiliki sifat optimis akan terlihat pada aspek-aspek tertentu seperti dibawah ini:
1) Permanent adalah individu selalu menampilkan sikap hidup kearah kematangan dan akan berubah sedikit saja dari biasanya
dan ini tidak bersifat lama.
2) Pervasive artinya gaya penjelasan yang berkaitan dengan dimensi ruang lingkup, yang dibedakan menjadi spesifik dan
universal.
3) Personalization merupakan gaya penjelasan yang berkaitan
30
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek individu yang optimis adalah permanent, pervasive, dan
personalization.
c. Ciri-ciri individu yang optimisme
Ghufron dan Risnawita membagi ciri-ciri individu yang optimis menurut para ahli, diantaranya:
1) Robinson menyatakan individu yang memiliki sikap optimis
jarang menderita depresi dan lebih mudah mencapai kesuksesan dalam hidup, memiliki kepercayaan, dapat berubah
ke arah yang lebih baik, adanya pemikiran kepercayaan mencapai sesuatu yang lebih, dan selalu berjuang dengan kesadaran penuh.
2) McGinnis menyatakan orang-orang optimis jarang merasa terkejut oleh kesulitan. Mereka merasa yakin memiliki
kekuatan untuk menghilangkan pemikiran negatif, berusaha meningkatkan kekuatan diri, menggunakan pemikiran yang inovatif untuk menggapai kesuksesan, dan berusaha gembira,
meskipun tidak dalam kondisi bahagia.
3) Scheiver dan Carter menegaskan bahwa individu yang optimis
akan berusaha menggapai penghargaan dengan pemikiran yang positif, yakin akan kelebihan yang dimiliki. individu optimisme biasa bekerja keras menghadapi stress dan
adanya faktor keberuntungan dan faktor lain yang turut mendukung keberhasilan.
Dapat disimpulkan individu yang optimis memiliki cita-cita untuk mecapai tujuan, berjuang dengan sekuat tenaga, dan tidak
ingin duduk berdiam diri menanti keberhasilan yang akan diberikan oleh orang lain. Individu optimis ingin melakukan sendiri segala sesuatunya dan tidak ingin memikirkan
ketidakberhasilan sebelum mencobanya. Individu yang optimis berpikir terbaik, tetapi juga memahami untuk memilih bagian masa
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Sukmadinata (2011:95) penelitian kualitatif memiliki karakteristik naturalistik, holistik dan analisisnya bersifat induktif. Bersifat naturalistik artinya melihat situasi yang berubah secara alamiah, terbuka
dan tidak ada rekayasa pengontrolan variabel. Bersifat holistik artinya totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang kompleks, keterkaitan menyeluruh. Analisis induktif yaitu mengungkap data khusus, detil, untuk
menemukan kategori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan pertanyaan yang terbuka.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Kota Magelang. Adapun
alasan tempat penelitian adalah sebagai berikut:
Pertama, Magelang merupakan kota yang sedang dalam proses menuju modern. Kedua, MAN 1 Kota Magelang merupakan satu-satunya MAN
Negeri di Kota Magelang. Ketiga, MAN 1 Kota Magelang sebagai barometer tinggi rendahnya lembaga pendidikan Islam.
C. Sumber Data
Menurut Tika (2006:56-57) data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Data sangat
suatu permasalahan dalam penelitian tergantung dari kearutan data yang diperoleh. Menurut sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dari personel yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan. Data langsung dari personel tergantung dari objek mana yang diteliti. Data sekunder adalah data yang
telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya
adalah data yang asli.
Peneliti menggunakan sumber data keduanya. Data primer yaitu meliputi data wawancara kepada siswa dan guru serta observasi peneliti di
MAN 1 Kota Magelang. Data sekunder meliputi data siswa, data guru, data sarana prasarana dan data lainnya yang berkaitan dengan judul yang
didapat dari MAN 1 Kota Magelang. D. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini untuk memdapatkan data atau memperoleh
data, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Metode Observasi
34
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan
pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun
nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi
nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.
Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti adalah jenis observasi nonpartisipatif, yaitu peneliti hanya sebagai pengamat, peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan pembinaan
religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang. Hasil observasi kemudian dapat diambil kesimpulan atas apa yang telah diamati.
b. Metode Wawancara
Menurut Umar (2011:51) wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat
dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti
mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat. Dipandang dari sudut bentuk pertanyaannya,
wawancara dibedakan antara:
1) Wawancara tertutup atau closed interview yaitu wawancara menghendaki jawaban yang terbatas.
2) Wawancara terbuka atau open interview yaitu wawancara mendalam. Wawancara tidak hanya sekali atau dua kali,
melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi.
Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara terbuka atau open interview. Sebelum melakukan
wawancara peneliti telah mempersiapkan instrumen pertanyaan tentang pembinaan religiusitas/keagamaan bagi siswa kelas X
MAN 1 Kota Magelang. Untuk memperoleh data mengenai pembinaan religiusitas serta kegiatan pembinaannya, maka
pewawancara akan melakukan wawancara dengan petugas yang bertugas dalam pembinaan religiusitas MAN 1 Kota Magelang dan siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang sebagai respondennya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bersifat terbuka sehingga peneliti mendapatkan jawaban yang lebih luas
36
c. Metode Dokumentasi
Menurut Sukmadinata (2011:221) metode dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik.
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel berupa
arsip-arsip, dokumen-dokumen, maupun rekaman kegiatan atau aktifitas pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
E. Analisis Data
Menurut Matthew dan Huberman (1992:16-19) analisis data terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari
penyajian-penyajian.
Kegiatan analisis yang ketiga yang penting adalah menarik
kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin,
alur sebab akibat, dan proposisi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik garis bawah bahwa
analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data yang terkumpul dari catatan lapangan peneliti serta arsip di MAN 1 Kota Magelang.
F. Pengecekkan Keabsahan Data
Dalam hal pengecekan keabsahan data peneliti terdapat beberapa kriteria keabsahan data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat,
teknik pemeriksaannya yaitu dalam penelitian ini harus terdapat adanya kreadibilitas yang dibuktikan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan, pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan
referensi, adanya kriteria kepastian dengan teknik uraian rinci dan audit kepastian.
Untuk mengetahui apakan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan pengecekan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin validitas
38
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data ini (Moleong,
2006:330).
G. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian dan penyusunan laporan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Administrasi meliputi beberapa hal di bawah ini:
1) Pengajuan permohonan izin operasional untuk melakukan penelitian dari ketua IAIN Salatiga kepada Kepala sekolah MAN 1 Kota Magelang.
2) Mengkonfirmasi permohonan izin penelitian dengan menemui Kepala sekolah MAN 1 Kota Magelang, untuk mengetahui tindak
lanjut dari surat permohonan izin tersebut.
b. Kegiatan Lapangan meliputi beberapa hal di bawah ini:
1) Survai awal untuk mengetahui gambaran kegiatan pembinaan agama Islam di MAN 1 Kota Magelang.
2) Melakukan observasi ke lapangan dengan mengamati langsung
dan mengikuti kegiatan yang ada, dan melakukan wawancara kepada para responden untuk mengumpulkan data dan
menganalisis data.
4) Melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan
40 BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Paparan Data 1. Letak Madrasah
Lokasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang berada di Jalan Raya Payaman Nomor 1 kelurahan Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Adapun batas-batasnya yaitu sebelah utara
berbatasan dengan toko Elindo, sebelah selatan berbatasan dengan pondok pesantren Al-Husna, sebelah timur berbatasan dengan jalan raya utama arah Yogyakarta-Semarang, dan sebelah barat berbatasan
dengan sawah milik salah satu warga desa Payaman.
Perjalanan untuk menuju ke lokasi dari pusat kabupaten Magelang
membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit, dibanding perjalanan dari pusat kota yang hanya membutuhkan waktu 5-10 menit. (Sumber:
Observasi, 8 November 2016 pukul 09.00-09.15 WIB). 2. Sejarah Singkat MAN 1 Kota Magelang
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang semula adalah
Madrasah Aliyah Filial dari Madrasah aliyah Negeri Parakan Temanggung yang bertempat di Jl. Duku Nomor 1 Perumahan KOPRI
Kelurahan Kramat Kecamatan Magelang Utara.
Pada bulan Juli tahun 1991 Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang filial Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung
Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Nomor :
KEP/E/PP.00.6/59/1984 tanggal 03 bulan Maret tahun 1984 berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung
Filial Kotamadya Magelang.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI Nomor 137 tanggal 11 Juli 1991 Madrasah Aliyah Negeri Parakan
Temanggung Filial Kotamadya Magelang berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang dan mulai tahun 1996
pindah di Jalan Raya Payaman Nomor 01 Telepon (029)369256. (Sumber: Dokumentasi berupa soft file dari petugas TU, Senin, 21 November 2016 pukul 11.00-11.15 WIB).
3. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Magelang 1) Visi:
“Unggul dalam prestasi, terampil dalam berakhlakul karimah”.
2) Misi:
1) Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang
efektif dan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik. 2) Menyelenggarakan pendidikan bernuansa Islam dengan
menciptakan lingkungan yang agamis di madrasah.
3) Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk menggali dan menumbuhkan minat, bakat peserta didik yang
42
4) Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh warga madrasah.
3) Tujuan:
1) Peserta didik naik kelas 100% secara normatif.
2) Peserta didik lulus UM 100% dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 7,5 menjadi 8,5.
3) Peserta didik lulus UN 100% dengan peningkatan nilai
rata-rata UN dari 7,5 menjadi 8,5.
4) Peserta didik dapat meraih juara pada event/lomba-lomba
mapel tingkat kota, dan propinsi.
5) Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan di sekolah favorit di kota Magelang dan sekitarnya.
6) Pada akhir tahun pelajaran peserta didik hafal asma‟ul husna, tahlil dan surat Yasin.
7) Peserta didik dapat membaca al Qur‟an dengan baik dan benar. 8) Seluruh peserta sadar untuk menjalankan sholat wajib lima
waktu.
9) Peserta didik termotivasi untuk bersodaqoh.
10) Memperoleh kemenangan dalam setiap event/lomba olah raga
di tingkat kota/propinsi.
11) Memperoleh kemenangan dalam setiap event/lomba kreativitas seni di tingkat kota/ propinsi.
13) Peserta didik dapat membuat pakaian jadi.
14) Tertanamnya jiwa kedisiplinan pada peserta didik.
15) Memiliki tim yang handal dalam bidang kepramukaan.
16) Memperoleh prestasi/kemenangan dalam lomba-lomba di
bidang kepramukaan di tingkat kota dan propinsi.
17) Peserta didik memiliki keterampilan dalam menulis artikel untuk mengisi majalah dinding.
18) Tertanamnya nilai dan sikap untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan para remaja dalam hal penyalahgunaan narkoba
dan seksualitas yang tidak benar dan HIV AIDS pada peserta didik.
19) Memiliki pendidik dan tutor sebaya dalam bidang KRR.
20) Memiliki tim pengelola KRR di Madrasah.
21) Memperoleh prestasi dan lomba KRR yag diselenggarakan di
tingkat kota dan propoinsi.
22) Tertanamnya pembiasaan akhlakul karimah pada peserta didik. 23) Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada
sesama warga madrasah. (Sumber: Dokumentasi, Selasa, 8 November 2016 Pukul 08.00-09.00 WIB).
4. Struktur Organisasi MAN 1 Kota Magelang
1) Kepala madrasah : Drs. H. Kasnawi, M.Ag 2) Wakil kepala
44
b) Waka Kesiswaan : Fatoni Azis, M.Ag c) Waka Sarpras : Drs. Prasetyo Lilik
d) Waka Humas : Dra. Hj. Suminah 3) Komite madrasah : KH. Chamim Asya‟ari
4) Kepala tata usaha : Sri Supriyati 5) Bendahara
a) Bendahara DIPA : Nuryani Futaekhah
b) Bendahara komite : Supriyati 6) Keamanan dan kebersihan: Buchori
7) Ur BMN : Rozikin 8) Ketenagaan : Hasan, S.PdI 9) SOP
a) SOP kelas X : M. Ihsanudin b) SOP kelas XI : Subarjo
c) SOP kelas XII : M. Zumrodi 10) Arsipanis : Khoeroni
11) Koordinator BP : Drs. H.M. Madyan
12) Koordinator STP2K : Dra. Winarti 5. Keadaan Siswa MAN 1 Kota Magelang
Jumlah siswa MAN 1 Kota Magelang tahun 2016/2017 adalah 1.118 siswa, yang terdiri dari 4 jurusan yaitu jurusan IPA, IPS, Agama dan Bahasa. Berikut peneliti sajikan tabel di bawah
Tabel 3.1 Jumlah siswa MAN 1 Kota Magelang tahun 2016/2017
No Kelas Kategori Jumlah Total
1 X IPA IPA 1 33 siswa 126 siswa
1PA 2 32 siswa
IPA 3 31 siswa
1PA 4 30 siswa
X IPS IPS 1 32 siswa 134 siswa
IPS 2 35 siswa
IPS 3 35 siswa
IPS 4 32 siswa
X Agama Agama 1 29 siswa 81 siswa
Agama 2 27 siswa
Agama 3 25 siswa
X Bahasa Bahasa 24 siswa 24 siswa
2 XI IPA IPA 1 33 siswa 133 siswa
IPA 2 34 siswa
IPA 3 33 siswa
IPA 4 33 siswa
XI IPS IPS 1 31 siswa 149 siswa
IPS 2 29 siswa
46
IPS 4 29 siswa
1PS 5 30 siswa
XI Agama Agama 1 31 siswa 98 siswa
Agama 2 34 siswa
Agama 3 33 siswa
3 XII IPA IPA 1 34 siswa 137 siswa
IPA 2 35 siswa
IPA 3 35 siswa
IPA 4 33 siswa
XII IPS IPS 1 37 siswa 133 siswa
IPS 2 32 siswa
IPS 3 32 siswa
IPS 4 32 siswa
XII Agama Agama 1 36 siswa 103 siswa
Agama 2 34 siswa
Agama 3 33 siswa
Jumlah Keseluruhan 1.118 siswa
(Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Magelang berupa soft file tahun
6. Keadaan Guru PAI MAN 1 Kota Magelang
Tenaga mengajar atau guru PAI MAN 1 Kota Magelang
tahun 2016/2017 berjumlah 15 orang. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sajikan daftar tabel pengajar MAN 1 Kota Magelang sebagai berikut:
Tabel 3.2 Keadaan guru PAI MAN 1 Kota Magelang tahun
2016/2017
5 Syarif Hidayatullah, S.Ag Hadits / Q. Hadist
6 Khoirotun Nisak, S. S Bhs. Arab P / W
11 Muhammad Nashir,S.Ag Bahasa Arab
48
13
Ni'matul Khoiriyah, S.Pd.I
Q. Hadist / Ilmu Kalam
14 Nella Hidayah SPd.I SKI / Aqidah Akhlaq
15 Zulaikhah Fitri N. SPd.I Tafsir
(Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Magelang berupa soft file tahun 2016).
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
Terdapat 14 kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Kota Magelang yang masing-masing diikuti oleh siswa kelas X dan siswa kelas XI. Di
antara kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pramuka
Kegiatan pramuka dilaksanakan setiap hari Jum‟at yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan beberapa siswa kelas XI,
dimana kelas X sebagai peserta dan kelas XI sebagai BANTARA. Serta didampingi oleh pembina pramuka yaitu guru MAN 1 Kota Magelang yang bersangkutan.
b. Volley
Kegiatan bola voli dilaksanakan setiap hari Rabu yang diikuti oleh siswa kelas X-XI yang berminat pada kegiatan bola
voly serta didampingi oleh guru olahraga MAN 1 Kota Magelang. c. Sepak bola
sepak bola serta didampingi oleh guru olahraga MAN 1 Kota
Magelang.
d. Sepak takrau
Kegiatan olahraga sepak takrau dilaksanakan pada hari
Rabu yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan olahraga sepak takrau serta didampingi oleh guru olahraga
MAN 1 Kota Magelang.
e. Basket
Kegiatan olahraga basket dilaksanakan pada hari Kamis
yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan basket serta didampingi oleh guru olahraga MAN 1 Kota Magelang.
f. PMR
Kegiatan PMR atau Palang Merah Remaja dilaksanakan
pada hari Sabtu yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan PMR serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang yang bersangkutan.
g. PKS
PKS adalah Patroli Keamanan Sekolah. Kegiatan PKS
50
MAN 1 Kota Magelang setiap pagi dan sore setelah proses pembelajaran selesai.
h. Rohis
Rohis adalah si kerohanian siswa yang bertugas sebagai
penyelenggara dan panitia bagian kegiatan keagamaan. Rohis dilaksanakan pada hari Sabtu setelah selesai pembelajaran yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan
Rohis serta didampingi oleh guru Agama MAN 1 Kota Magelang. i. Musik
Kegiatan Musik dilaksanakan pada hari Selasa yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan musik serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang yang
bersangkutan. j. Hadrah
Kegiatan hadrah dilaksanakan pada hari Sabtu yang diikuti oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada kegiatan hadrah serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang yang
bersangkutan.
k. Pencak silat
pencak silat serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang
yang bersangkutan.
l. ECC
ECC adalah English Conversation Club atau disebut kelompok percakapan bahasa Inggris yang dilaksanakan pada hari Jum‟at yang diikuti oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada
kegiatan ECC serta didampingi oleh guru mata pelajaran bahasa
Inggris MAN 1 Kota Magelang. m.Muhadatsah
Muhadatsah adalah kegiatan latihan percakapan bahasa Arab yang dilaksanakan pada hari Sabtu yang diikuti oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada kegiatan muhadastah serta
didampingi oleh guru mata pelajaran bahasa Arab MAN 1 Kota Magelang.
n. MANSAPALA
MANSAPALA yaitu MAN Satu Pecinta Alam atau kegiatan pecinta alam yang diikuti oleh siswa MAN 1 Kota
Magelang. Kegiatan MANSAPALA dilaksanakan pada hari sabtu sore sampai hari minggu dengan didampingi guru yang bersangkutan. (Sumber: Wawancara kepada NA pada hari Jum‟at
52
Di antara prestasi yang pernaha diraih oleh MAN 1 Kota Magelang yaitu sebagai berikut:
a. Juara I putra selama 3 kali berturut-turut MTQ Pelajar tingkat Kota Magelang dari tahun 2006, 2007, 2008
b. Juara 1 putri Tahfizdul Quran tingkat Kota Magelang tahun 2007 dan tahun 2008
c. Juara I putra Tartil Quran tingkat Kota Magelang tahun 2007
d. Juara II kejuaraan bola volley pelajara tingkat Kota Magelang tahun 2007
e. Juara I Pencak Silat putra kelas B, C, D Kejuaraan Pencak Silat Tingkat Pelajar tingkat Kota Magelang
f. Juara II Pencak Silat putri kelompok B Kejuaraan Pencak Silat
Tingkat Pelajar tingkat Kota Magelang
g. Juara II kejuaraan bola volley pelajar tingkat Kota Magelang
tahun 2008
h. Juara I Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel Biologi tingkat Nasional tahun 2008
i. Juara I Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel Kimia tingkat Nasional tahun 2008
j. Juara I Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel TIK tingkat Nasional tahun 2008
k. Juara III Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel
l. Juara II volley ball putra tingkat Kota Magelang tahun 2009 m. Juara I dan III seleksi pencak silat putra tingkat Kota Magelang
n. Juara II pencak silat putra tingkat Karisidenan Kedu
o. Juara I Cerdas Cermat Tertib lalu lintas tingkat POLDA Jawa
Tengah 2010
p. Juara / Ratu helm tingkat POLDA jawa tengah tahun 2010
q. Juara 1 ratu dan raja helm tingkat Polda Jawa Tengah atas nama
Tabah Khamami dan Riantika Saridewi tahun 2011 r. Juara II lomba pidato tertib lalu lintas atas nama
s. Juara 3 lomba futsal Guru Karwawan HAB Depag ke 66 tingkat kota Magelang Thun 2012
t. Juara 1 Volly bal putra Guru karyawan HAB Depag ke 66 tingkat
kota Magelang Tahun 2012
u. Juara lomba Adzan tingkat Kota Magelang dalam HAB Kemenag
ke 66 tahun 2012 dengan meraih juara 1. v. Juara 2 lomba pidato bahasa arab
w. Juara 2 volley ball putri dalam POPDA Kota Magelang
x. Juara 1 MTQ hifzdul quran 5 juz putra a.n. m. Asmu‟i.
Sumber: Dokumentasi MAN 1 Kota Magelang berupa soft file tahun
54
B. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian di MAN 1 Kota Magelang dapat
dikemukakan analisis data sebagai berikut: 1. Variasi Pembinaan Religiusitas
Hasil observasi dan wawancara di MAN 1 Kota Magelang, ditemukan beberapa macam kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun 2016/2017, yaitu sebagai
berikut:
a. Tadarus Alqur’an
Tadarus al-Quran merupakan kegiatan membaca al-Qur‟an yang dilaksanakan sebelum pembelajaran madrasah dimulai, tepatnya pukul 07.00-07.15 WIB yang mana kegiatan tersebut
diikuti oleh semua siswa-siswi MAN 1 Kota Magelang dengan dipimpin oleh salah satu guru dengan memanfaatkan alat pengeras
suara yang telah disediakan oleh madrasah. Meskipun dipimpin dari pusat, kegiatan tadarus al-Qur‟an dipantau oleh guru yang mengajar pada jam pertama, sehingga siswa dapat mengikuti
kegiatan tersebut dengan tertib dan kegiatan tadarus Al-Qur‟an dapat berjalan dengan lancar.
“Tadarus setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, biasanya dipimpin dari pusat, dan ditunggui guru yang mengajar di jam
pertama”. (Wawancara dengan YJ, IKK dan KR Rabu, 16
Di antara manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa dari tadarus al-Qur‟an yaitu hati menjadi tenang, serta memperlancar
bacaan al-Qur‟an masing-masing siswa. Serupa dengan pernyataan Makhdlori (2008:127) mengungkapkan bahwa ayat-ayat suci
pembimbing hati yang diaplikasikan ke dalam aktifitas duniawi dibimbing untuk membuka dengan ketauhidan dan ubudiyah sehingga menjadikan hidup lebih bersemangat dan optimis,
demikian juga manakala menutup seluruh kegiatan mereka membaca al-Qur‟an, hal ini menjadikan hati tenteram dan penuh
harap akan kasih sayang Allah swt.
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai pegangan hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada
Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. Al-Qur‟an juga mengajarkan manusia cara beribadah kepada Allah untuk
membersihkan sekaligus menunjukkan kepada manusia di mana letak kebaikan dalam kehidupan (Makhdlori, 2008:13).
b. Shalat Dhuhur Berjama’ah
Shalat dhuhur berjama‟ah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum‟at pada istirahat kedua yaitu pukul 12.30 WIB sampai selesai,
kegiatan shalat dhuhur dilaksanakan oleh semua siswa dan guru MAN 1 Kota Magelang.
56
(Wawancara dengan UF, AA, dan MNF pada hari Senin, 21 November 2016 pukul 10.10-10.23 WIB).
Menurut Sabiq (1982:103) shalat berjama‟ah adalah sunat
mu‟akkad, terdapat hadist yang menguraikan keutamaannya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Dari ibnu Umar r.a bahwa Rasulallah s.a.w bersabda:
هيلع قفتم .ًةَجَرَد َنجيِرجشِع َو ٍعجبَسِب ِّدَفجلا ِة َلََص جنِم ُلَضجفَا ِةَعاَمَجلْا ُة َلََص
Artinya: “Shalat berjama‟ah itu lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat”.
c. Shalat Dhuha
Shalat dhuha siswa kelas X dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis di waktu istirahat pertama yaitu pukul 10.00-10.15 WIB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di masjid madrasah, dengan
ketentuan siswa perempuan di lantai pertama dan siswa laki-laki di lantai kedua.
“Shalat dhuha dilaksanakan di masjid waktu istirahat pertama, untuk kelas X dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis, laki-laki biasanya di lantai atas dan perempuan di bawah”. (Wawancara dengan AC, NI, dan ANR pada hari Rabu, 16 November 2016 pukul 09.50-10.15 WIB).
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah muakkad (ibadah shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Meskipun
bernilai sunnah, shalat ini mengandung manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Adapun waktu shalat dhuha ialah mulai terbitnya