• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGABDIAN bagi MASYARAKAT (PbM) PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MENJADI KOMPOS DAN BARANG KERAJINAN, SERTA BIOPORI DI WILAYAH WONOCATUR BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGABDIAN bagi MASYARAKAT (PbM) PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MENJADI KOMPOS DAN BARANG KERAJINAN, SERTA BIOPORI DI WILAYAH WONOCATUR BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGABDIAN bagi MASYARAKAT (PbM)

PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MENJADI KOMPOS

DAN BARANG KERAJINAN, SERTA BIOPORI DI WILAYAH WONOCATUR

BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

Didi Saidi 1), Lagiman 1)

1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condong Catur Yogyakarta (0274)486693

Email: didisaidi@yahoo.com/ 08122598532

Abstract

The purpose of labor for this community is to process organic waste into compost and utilization of inorganic waste into handicrafts such as purses, flowers and brooches economic value, as well as bio-pore and also cultivation verticulture. The method used in this activity are: Lecture, discussion, training, practice and mentoring. The result of the devotion of the compost from waste leaves of cabbage, celery, duku leaves, leaf pineapple skin, ketapang leaves and rice straw. The foliage compost from waste is used for the cultivation of the soil bio-pore verticulture and fill so that the soil can store more water from the measurement results after one month, the average moisture content in bio-pore containing compost amounted to 132.5 percent, while the average moisture content on the ground outside biopore amounted to 21.26 percent. Handicrafts made of inorganic waste / plastic during training is 5 pieces purse, 9 pieces flower stalks and 10 pieces brooches.

Keywords: organic waste, inorganic, compost, craft, bio-pore

1. PENDAHULUAN

Dusun Wonocatur Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul

Yogyakarta memiliki topografi yang datar, wilayah ini memiliki pasar tradisional yang letaknya di

pertigaan dan di pinggir jalan raya, sehingga setiap pagi sampai siang dapat memacetkan kendaraan

yang lewat, selain itu, limbah pasar berupa sampah organik berupa limbah sayur dan buah dan

limbah anorganik terutama limbah plastik dapat menghalangi dan menyumbat jalannya air dari air

hujan, terutama pada musim hujan. Permasalahan yang utama adalah tidak tersedianya pengelolaan

limbah pasar baik limbah organik maupun limbah anorganik, dan belum adanya saluran irigasi

maupun biopori yang memadai. Pemanfaatan teknologi tepat guna dengan mengolah sampah

organik menjadi kompos dan pemanfaatan limbah anorganik menjadi kerajinan tangan seperti tas,

bros dll yang bernilai ekonomi, serta biopori merupakan salah satu cara untuk mengurangi limbah

pasar tersebut yang berlebihan, sehingga tidak menyebabkan terjadinya pencemaran.

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan

secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat

bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat (Anonim,

2008).

Masyarakat disekitar pasar bantengan Dusun Wonocatur Desa Banguntapan Kecamatan

Banguntapan Bantul Yogyakarta sudah mengalami pencemaran yang berasal dari limbah pasar, hal

(2)

2

pengelolaan sampah pasar baik dari limbah organik maupun dari limbah anorganik. Limbah organik

pasar belum termanfaatkan, hal ini dapat dipakai sebagai bahan pembuatan kompos, sedangkan

limbah anorganik berupa limbah plastik dapat dibuat kerajinan tangan yang mempunyai nilai

ekonomi. Pengembangan pertanian organik adalah salah satu pilihan yang tepat dalam menunjang

ketahanan pangan lokal (Prihandarini, 2008).

Tujuan pengabdian bagi masyarakat ini adalah untuk mengolah sampah organik menjadi

kompos dan pemanfaatan limbah anorganik menjadi kerajinan tangan seperti dompet, bunga dan

bros yang bernilai ekonomi, serta biopori dan juga budidaya tanaman vertikulktur.

Manfaat pengabdian bagi masyarakat adalah Masyarakat terarutama yang ada di sekitar

pasar dapat memanfaatkan limbah organik sebagai bahan pembuatan kompos, selanjutnya

komposnya dapat dipakai untuk mengisi biopori sebagai penyimpan air, kompos di pakai untuk

media budidaya tanaman vertikultur, sedangkan limbah anorganik berupa limbah plastik dapat

dibuat kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomi.

Jenis luaran yang akan dihasilkan adalah: Teknologi tepat guna pembuatan Lubang Resapan

Biopori (LRB) yang berkualitas, murah, mudah, Produk alat bor Lubang Resapan Biopori (LRB),

Produk berupa kompos/ pupuk organik, hasil kerajinan tangan berupa dompet, bros, bunga tangkai.

2. KAJIAN LITERATUR

Memasuki abad 21, gaya hidup sehat telah menjadi trend baru masyarakat dunia. Orang

makin menyadari bahwa bahan-bahan kimia kimia non-alami, baik pupuk dan pestisida kimia

sintetik serta hormon tumbuh dalam memproduksi pertanian ternyata telah berdampak negatif

terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lahan. Oleh karena itu pengembangan pertanian organik

adalah salah satu pilihan yang tepat dalam menunjang ketahanan pangan lokal (Prihandarini, 2008).

Komposisi terbanyak sampah organik yaitu kandungan air yang mencapai 60 persen sampai

80 persen. Kandungan air yang demikian besar ini memiliki potensi sebagai Kompos Cair untuk

produksi tanaman, terutama menghadapi persoalan kelangkaan pupuk di awal musim tanam,

pemberian pupuk organik cair formula granula pada padi varietas Ciherang diduga menunjukkan

hasil paling tinggi. (Taniwiryono, 2006, Pramulya, 2006).

Hasil analisis laboratorium komponen kompos cair dari sampah rumah tangga menunjukkan

bahwa kadar C organiknya tinggi (23,94 %), bahan organik tinggi (41,17%), kadar nitrogen total

tinggi (1,61%), rasio C/N rendah (14,87), Fosfor tersedia (P2O5) tinggi (14,66%) (Saidi, 2009). cair

organik mampu meningkatkan produk pertanian sebesar 11% lebih tinggi dibandingkan bahan

organik lain, penggunaan pupuk kimia sintetik sebagai pupuk dasar mulai tergeser dengan

keunggulan pupuk cair organik (Hadisuwito, 2008)

Penggunaa pupuk organik seperti pupuk hijau, pupuk kandang, jerami telah lama dilakukan

(3)

3

perhatian terhadap peranan pupuk organik sebagai penyubur tanah makin berkurang. Penggunaan

pupuk kimia semakin banyak dipergunakan, petani berasumsi semakin banyak urea yang digunakan

semakin banyak hasil panennya. Pemakaian urea meningkat dari 70 kg/ha, 100 kg/ha, 200 kg/ha

sampai mencapai 500 kg/ha yang berakibat terjadinya over dosis dan biaya produksi semakin

meningkat (Adiningsih, 2006).

Sikap ketergantungan terhadap pupuk kimia disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, pupuk

kimia memiliki kelebihan yang menarik yaitu simpel, instan (meningkatkan produksi dengan cepat

terutama penggunaan urea pada fase vegetatif), standar unsur hara terukur dengan pasti. Kedua,

Promosi dan penyuluhan pupuk kimia secara besar-besaran baik oleh penyuluh, produsen maupun

pejabat terkait, tetapi melupakan keseimbangan hara antara hara makro dan mikro. Ketiga, harga

pupuk kimia terjangkau karena adanya subsidi pemerintah. Keempat, Petani merasa ketinggalan

atau kuno jika tidak menggunakan pupuk kimia (Soedjais, 2008).

3. METODOLOGI PENGABDIAN BAGI MASYARAKAT

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: Ceramah, diskusi, pelatihan, praktek dan

pendampingan. Ceramah dan diskusi dilaksanakan untuk penyampaian materi secara langsung pada

masyarakat oleh narasumber yang kompeten dibidangnya sesuai kebutuhan. Pelatihan dilakukan

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang: Manfaat Teknologi tepat guna biopori

untuk mengurangi limpasan air hujan sehingga dapat mengurangi adanya banjir. Pengolahan sampah

organik untuk pembuatan kompos/pupuk organik, Pengelolaan sampah anorganik untuk kerajinan

tangan misalnya untuk dompet, tangkai bunga dan bross, Pemanfaatan kompos untuk media

budidaya taman vertikutur

Pelatihan dan Praktek dilaksanakan untuk ketrampilan masyarakat : Pembuatan biopori,

sehingga masyarakat dapat membuat biopori di halaman rumahnya masing-masing. Pengolahan

sampah organik, sehingga masyarakat dapat membuat pupuk organik untuk media tanam pot dan

media biopori. Pemanfaatan limbah anorganik berupa plastik untuk membuat kerajinan tangan

misalnya dompet, bunga tangkai, bross. Pemanfaatan sampah organik dan anorganik untuk budidaya

tanaman hortkultura dan vertikultur

Pendampingan dilaksanakan dalam rangka memotivasi masyarakat untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan, memanfaatkan teknologi tepat guna biopori pada lahan pekarangan

masing-masing untuk mengurangi limpasan air hujan, sehingga wilayahnya dapat terbebas dari bahaya

banjir. Hasil dari pembuatan biorpori menjadikan struktur tanah lebih terpelihara sehingga dapat

menyerap air dan menyaring air tanah dengan baik.

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pengabdian bagi masyarakat ini antara lain: Sampah

organik dan anorganik, pupuk kandang, EM4, tetes tebu, kapur pertanian, ember plastik, alat bor

(4)

4

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan limbah organik untuk pembuatan kompos

Wilayah pengabdian bagi masyarakat untuk pembuatan kompos terdiri atas 6 RT yaitu : RT

11, RT 12, RT 13, RT 21, RT 22, RT 23. Pembagian dalam pembuatan kompos dibagi berdasarkan

macam limbah organik yaitu: Limbah daun sawi RT 13, limbah daun seledri RT 12, limbah daun

Duku RT 13, limbah daun nanas RT 21, limbah jerami RT 22, limbah daun ketapang RT 23, Hasil

kompos sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil kompos dari beberapa macam limbah organik

Dari hasil pembuatan kompos yang berasal dari beberapa macam limbah organik dihasilkan

2 macam bentuk kompos yaitu kompos cair dari limbah daun sawi dan limbah daun seledri, hal

ini disebabkan karena limbah sayuran ini banyak mengandung air, sehingga kompos yang

dihasilkan berupa kompos cair, sedangkan limbah yang lain dari daun duku, ketapang, jerami

dan nanas menghasilkan kompos padat

Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hasil analisis laboratorium

komponen kompos cair dari sampah rumah tangga menunjukkan bahwa kadar C organiknya

tinggi (23,94 %), bahan organik tinggi (41,17%), kadar nitrogen total tinggi (1,61%), rasio C/N

(5)

5

Kualitas kompos dari beberapa macam limbah organik hasil analisis labolatorium dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Hasil analisis laboratorium kompos dari beberapa limbah organik

No Asal kompos pH C Org

standar, kadar C organik yang cair di bawah standar tetapi yang padat memenuhi standar, kadar

nitrogen total di bawah standar, rasio karbon dan nitrogen kompos dari nanas, jerami, daun

ketapang di atas standar, kadar fosfor tersedia di atas standar, kadar kapur CaO memenuhi

standar. Hasil pengujian kompos pada tanaman Jagung dapat dilihat pada tabel dan gambar di

bawah ini.

Tabel 2. Hasil pengujian kompos terhadap tinggi tanaman Jagung (cm)

No Asal kompos Umur tanaman

Tabel 2. Menunjukan bahwa tinggi tanaman tertinggi pada umur 2 minggu dicapai pada

perlakuan kompos cair dari limbah daun sawi dan daun seledri, hal ini sesuai dengan kadar

nitrogen dalam kompos yang tinggi berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Menurut

Saidi dan Lagiman (2010) bahwa kompos cair dari sampah pasar Giwangan dalam bentuk

campuran dari limbah sayur, buah dan ikan memiliki kualitas sebagai pupuk organik paling

baik/tinggi dan semakin berkurang kualitasnya dalam bentuk limbah ikan, sayur dan buah.

Kompos cair tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Jagung dan Cabe.

Campuran kompos organik, pupuk kandang dan Azolla dapat meningkatkan kadar

(6)

6

perbandingan jumlah pupuk kandang, maka semakin baik kualitas komposnya, dan semakin

baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. (Saidi, D dan Purwanto, E. P. 2015)

Pemanfaatan kompos dari limbah organik pasar juga dapat dimanfaatakan untuk media

dalam budidaya tanaman vertikultur baik untuk tanaman sayuran maupun bunga dan biopori.

Pemanfaatan Kompos dari limbah organik untuk Biopori

Hasil analisis kadar lengas

Gambar 3. Hasil analisis kadar lengas pada biopori yang di beri kompos dan kadar lengas tanah tanpa biopori

Kadar lengas rata-rata dalam biopori (132,5 %) lebih besar dari rata-rata kadar lengas

tanah di luar/ tanpa biopori (21,26 %), hal ini disebabkan karena bahan organik dalam biopori

mampu menyimpan air, bahan organik/ kompos mampu mengikat air karena memiliki luas

permukaan lebih besar dari pada tanah.

Pemanfaatan limbah anorganik plastik untuk bahan pembuatan kerajinan tangan antara

lain untuk dompet, bunga tangkai dan bross di bawah ini.

N0 Kerajinan Dompet Kerajinan Bunga Kerajinan Bross

1

(7)

7

5.KESIMPUL AN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengabdian bagi masyarakat tentang pemanfaatan limbah organik dan

anorganik dapat disimpulkan bahwa:

1. Kompos dari limbah organik dapat dipakai untuk mengisi biopori sehingga dapat

meningkatkan ketersediaan air tanah, selain hal tersebut di atas, kompos dapat

dipakai untuk media tanam dalam budidaya tanaman secara vertikultur sehingga

halaman rumah menjadi lebih sejuk.

2. Limbah anorganik seperti kantong plastik dapat dipakai untuk membuat kerajinan

tangan berupa dompet, bunga tangkai dan bross.

Saran

Untuk pengelolaan limbah pasar baik berupa limbah organik maupun limbah

anorganik yang terpadu perlu dibentuk badan usaha berupa bank sampah.

Ucapan terima kasih

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian

dan Pengabdian kepada Masyarakat UPN "Veteran" Yogyakarta yang telah memberikan

bantuan dana.

5. REFERENSI

Adiningsih, S. 2006. Peranan Bahan/Pupuk Organik dalam Menunjang Peningkatan Produktivitas Lahan Pertanian. A. Sulaeman. A. Mahdi. A.K. Seta. R. Prihandarini. Z. Soedjais (Eds). Prosiding Seminar Nasional MAPORINA, Jakarta, 21-22 Desember 2005.h 37-48

Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tahun 2008. Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta.

Prihandarini, R. 2008. Kondisi dan Prospek Penggunaan Pupuk Organik Di Indonesia. Seminar Nasional Pertanian Organik. Bogor, 17 Desember 2008. 15 hlm.

Saidi, D. 2009. Pemanfaatan sampah rumah tangga untuk kompos cair. Nara sumber. Program Dharma Wanita Persatuan Kab. Sleman, di Perumnas condongcatur Depok Sleman Yogyakarta, 9 Januari 2009

Saidi, D dan Lagiman, 2010. Kualitas Kompos Cair Dari Sampah Pasar Giwangan Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Seminar Nasional Fakultas

Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta

Saidi, D dan Purwanto, E. P. 2015. Pengujian Produk Kompos Plus Dari Sampah Organik Kampus Untuk Peningkatan Kesuburan Tanah Kebun Percobaan Fakultas

Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta. Prosiding LPPM UPN “Veteran”

(8)

8

Soedjais, Z. 2008. Petani Kecanduan Pupuk Kimia. Seminar Nasional Pertanian Organik.

Bogor, 17 Desember 2008. 21 hlm.

Gambar

Gambar  1. Hasil kompos dari beberapa macam limbah organik
Tabel 1. Hasil analisis laboratorium kompos dari beberapa limbah organik
Gambar 3. Hasil analisis kadar lengas pada biopori yang di beri kompos dan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan terhadap bantuan modal untuk menunjang biaya anggaran pendidikan yang

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan sosial dan kinerja lingkungan secara simultan mempunyai pengaruh yang

Agar dapat tercapai tujuan tersebut maka peserta didik terlebih dahulu harus memahami ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terutama yang

Rata-rata biaya tidak langsung (terdiri dari biaya productivity loss, alat bantu, transportasi dan pendamping) yang dikeluarkan oleh penderita hipertensi dengan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan guru, guru menyatakan sebagaian besar anak ketika diajak belajar mengenal bentuk, ukuran dan warna dalam meningkatkan kemampuan

Sintesis hidroksiapatit dengan bahan baku limbah kulit telur ayam ras melalui jalur PCC memberikan hasil terbaik dengan suhu reaksi 130°C dibandingkan dengan

To optimize the computational efficiency and reduce the required processing time, the proposed approach is implemented based on prior knowledge of the scene