KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL DALAM MENDUKUNG
PERCEPATAN ALIH TEKNOLOGI SERTA SOLUSI
PEMANFAATANNYA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DEPUTI BIDANG EKONOMI
Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Technologi 2015
KERANGKA PAPARAN
Kerangka Penyusunan Prencanaan
Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2015
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Nasional
KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
Visi, Misi, dan Program Presiden Terpilih Perencanaan Teknokratik RPJPN 2005-2025 RPJMN 2015-2019
Permasalahan dan Tantangan yang dihadapi Proyeksi dan perkiraan keadaan tahun 2015-2019
Tujuan yang ingin dicapai:
o Menciptakan landasan untuk dapat memanfaatkan bonus demofrafi
secara optimal
o Keluar dari middle income trap tahun 2030an
9 Agenda Pembangunan (Nawacita) Tujuan Pembangunan
Sasaran/Target Pembangunan
Amanat RPJP unuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
BIDANG EKONOMI 2015-2019
Meningkatkan pendapatan masyarakat untuk keluar dari MIT Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan TANTANGAN EKSTERNAL:
• Perekonomian dunia masih dalam masa pemulihan
• Persaingan di pasar global semakin ketat yang memerlukan peningkatan daya saing
• Kemampuan dan
pemanfaatan teknologi masih rendah
• Ketersediaan infrastruktur terbatas dan perlu
dipercepat peningkatannya
• Kemampuan SDM perlu ditingkatkan
• Berbagai peraturan dan kelembagaan perlu diperbaiki
• Kemampuan untuk
membiayai pembangunan perlu ditingkatkan
PERMASALAHAN
RPJM 2
RPJM 3
RPJM 4
Pertumbuhan PDB 6 - 8 %
per tahun
PDB per kapita 2013
USD 3.500
2019:
Menuju USD 7.000
2025: > USD 12.000
Kemiskinan 2013 :
11,47%
6 - 8 % per tahun
Pengangguran 2013:
6,25%
ROADMAP MENGHINDARI MIT
2015
2020
2025
2035
2010
Threshold Middle Income Trap
USD 12.000
BONUS DEMOGRAPHIC
TFP + C + L Kebijakan Transformasi Ekonomi (Industrialisasi) Daya saing Growth Growth with Equity Value Added Resource based growth sustainability growth Inclusive growth
UU RPJP 17/2007 (RPJM ke-3, 2015 – 2019): ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruhdi berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.
Usulan fokus RPJMN 2015-2019
FOKUS RPJMN 2015-2019
Kebijakan Sektor Lainnya
KEBIJAKAN MAKRO
RPJMN 2015-2019
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015
–
2019
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
9 AGENDA PRIORITAS
–
NAWA CITA
1.
Menghadirkan kembali negara untuk
melindungi segenap bangsa dan
memberi rasa aman
pada seluruh WN
2.
Membangun
tata kelola Pemerintahan
yg bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran
dg memperkuat daerah-daerah
dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4.
Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan
reformasi sistem dan
penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5.
Meningkatkan
kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia
6.
Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing
di pasar internasional
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor
strategis
ekonomi domestik
8.
Melakukan
revolusi karakter bangsa
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan Kesehatan Perumahan Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan
Kelautan Pariwisata dan Industri
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Mental / Karakter
SKENARIO PERTUMBUHAN EKONOMI
2015-2019
Perspektif 5 Tahun Kedepan (Kabinet Kerja)
Pertumbuhan Ekonomi Rata Rata 7 %
(2015-2019)
BEBERAPA SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Indikator 2014*
(Baseline) 2015 2019
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83
(metode lama)
69,4 (metode baru)
76,3 (metode lama)
Indeks Pembangunan Masyarakat1 0,55 - Meningkat
Indeks Gini 0,41 0,40 0,36
Pertumbuhan ekonomi 5,1% 5,7% 8,0 %
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2000
43.403 40.785
-
- 72.217
Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 10,3 7,0-8,0%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 5,6% 4,0-5,0%
*Perkiraan **Maret 2014 1
Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman masyarakat
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
PERTUMBUHAN YANG TINGGI YANG DIDUKUNG OLEH PENINGKATAN DAYA SAING DALAM PERIODE 2015-2019,
MEMERLUKAN PENINGKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY (TFP)
Peningkatan TFP akan dilaksanakan melalui peningkatan produktifitas dan efisiensi
Peningkatan TFP diupayakan dengan dengan fokus kebijakan, antara lain:
o Meningkatkan ketersediaan infrastruktur
o Meningkatlkan kualitas SDM dan kualitas hidup Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Mental/Karakter)
o Menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
o Memperkuat sektor Industri dan jasa/jasa kreatif dan inovatif
o Meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi o Revitalisasi sarana perdagangan
o Mengefisienkan kelembagaan (meningkatkan tata kelola, menciptakan iklim usaha yang sehat
o Meningkatkan kepastian politik dan kepastian hukum, dan menegakkan kemanan dan ketertiban
o Meningkatkan konektivitas antar pulau
o Meningkatkan aglomerasi ekonomi
SKENARIO PERTUMBUHAN 2015-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Rata-Rata 2015-19
Y 5.0 5.8 6.6 7.1 7.5 8.0 7.0
K 3.0 3.4 3.7 3.9 3.9 4.1 3.8
L 1.4 1.6 1.7 1.7 1.8 1.8 1.7
PENINGKATAN PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENDORONG
KEMAJUAN PEREKOOMIAN
1. Teori exogenous growth model.
Solow (1950an) mengemukakan bahwa bahwa 80 persen dari peningkatan produktivitas di Amerika Serikat disebabkan kemajuan teknologi. Di dalam modelnya, Solow memperlakukan pertumbuhan ekonomi sebagai exogenous.
2. Teori exogenous growth model.
Paul Romer dari Stanford University mengembangkan teori pertumbuhan endogenous (endogenous growth theory) yang mengatakan bahwa dalam jangka panjang kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terjadi bilamana masyarakat berhasil menciptakan kombinasi sumberdaya yang dimiliki sedemikian sehingga menghasilkan barang / jasa yang bernilai lebih tinggi.
PERMASALAH DALAM PENGUASAAN IPTEK
Kontribusi Iptek nasional untuk pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian. Penerapan Iptek Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelembagaan, Sumber Daya, dan Jaringan
Iptek
INPUT PROSES
HASIL
Sumbangan penguasaan iptek bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas
Pemanfaatan teknologi hasil litbang pada industri yang ada di Indonesia masih kecil
Produktivitas hasil litbang masih rendah (patent dan publikasi ilmiah)
Kualitas institusi riset; jumlah dan kualitas SDM iptek; anggaran R & D perusahaan; sarpras iptek; dan kolaborasi riset antara lembaga litbang dan industri masih terbatas
TANTANGAN PEMBANGUNAN
TERKAIT IPTEK
TANTANGAN 1:
Meningkatkan dukungan nyata iptek
terhadap peningkatan daya saing sektor-sektor produksi
barang dan jasa.
TANTANGAN 2:
Meningkatkan dukungan iptek untuk
keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam baik
hayati maupun nir-hayati.
TANTANGAN 3:
Meningkatkan dukungan iptek untuk
penyiapan
masyarakat
Indonesia
menyongsong
1. Komitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia diwujudkan dalam pengalokasian anggaran bagi
fungsi pendidikan sebesar 20% dari APBN. Dengan
demikian, diharapkan agar lembaga pendidikan mampu
memfasilitasi peserta didik mengembangkan talentanya.
Hal yang sama juga dilaksanakan bagi pendidikan tinggi.
2. Perhatian yang diberikan pada Lembaga penelitian
pemerintah dengan membangun berbagai laboratorium,
menyediakan
peralatan
yang
memadai,
serta
meningkatkan pendidikan para peneliti.
3. Mendorong dan membiayai berbagai paket kegiatan
penelitian
UPAYA-UPAYA DALAM PENGUASAN IPTEK
Sangat yakin semua upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil walau dalam bentuk yang masih jauh dari kegiatan ekonomi. Kita yakin pengetahuan yang tergali selama ini menumpuk di benak individu-individu peneliti dalam bentuk pengetahuan yang tacit, dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah, atau bahkan dalam bentuk paten.
Ini merupakan penyebab sumbangan penguasaan lmu pengetahuan dan teknologi bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya sumbangan Total Factor Productivity (TFP) terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas. Sebagai illustrasi, dari pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,2%, TFP hanya menyumbang 1% sementara modal (Capital) menyumbang 3,6 persen dan produktivitas tenaga kerja menymbang 1,6 %. Jadi inilah tantangan pembangunan kita, yaitu meningkatkan kontribusi penguasaan iptek bagi perekonomian nasional.
Sangat yakin semua upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil walau dalam bentuk yang masih jauh dari kegiatan ekonomi. Kita yakin pengetahuan yang tergali selama ini menumpuk di benak individu-individu peneliti dalam bentuk pengetahuan yang tacit, dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah, atau bahkan dalam bentuk paten.
Ini merupakan penyebab sumbangan penguasaan lmu pengetahuan dan teknologi bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya sumbangan Total Factor Productivity (TFP) terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas. Sebagai illustrasi, dari pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,2%, TFP hanya menyumbang 1% sementara modal (Capital) menyumbang 3,6 persen dan produktivitas tenaga kerja menymbang 1,6 %. Jadi inilah tantangan pembangunan kita, yaitu meningkatkan kontribusi penguasaan iptek bagi perekonomian nasional.
PERKEMBANGAN DALAM PENGUASAN
IPTEK
Inovasi terjadi dalam dalam bentuk produk dan jasa yang baru, proses produksi, maupun model bisnis yang baru
Inovasi produk mendorong peningkatan diversifikasi produk sedangkan inovasi proses memperbaiki kinerja operasional unit bisnis yang menerapkannya dalam bentuk biaya produksi yang makin rendah, kualitas yang makin baik, serta waktu penyerahan produk yang semakin handal (Quality, Cost, and Delivery, QCD).
Inovasi strategi bisnis terwujud dalam bentuk terbangunnya segmen pasar yang baru, jalur distribusi yang baru, model bisnis yang baru, panambahan rantai nilai tambah, dll. Gojek adalah salah satu contohnya.
Inovasi yang disebut di atas sudah tersedia di lembaga-lembaga penelitian. Yang diperlukan adalah perangkat yang tepat untuk menyalurkannnya ke ranah ekonomi. Hal inilah yang melatarbelakangi digariskannya rencana pembangunan Taman Sains dan Teknologi (Science and Techno Park, STP) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
INOVASI SEBAGAI SUMBANGAN
PENGUASAAN IPTEK DALAM
III. ARAH DAN
STRATEGI PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PEMBANGUNAN EKONOMI:
ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN IPTEK
Pembangunan Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2015-2019 Peningkatan Dukungan Iptek Bagi Daya Saing Sektor Produksi Peningkatan Keberlanjutan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Menyiapkan Masyarakat Indonesia Menuju Kehidupan Global Peningkatan Dukungan Bagi Riset dan Pengembangan Dasar
Pembangunan 100 Techno Park
A. PENINGKATAN DUKUNGAN IPTEK BAGI
DAYA SAING SEKTOR PRODUKSI
a) Penyelanggaraan Litbang (Riset): dengan output teknologi /produk baru terdifusi ke sektor produksi;
b) Layanan Perekayasaan dan Teknologi: dalam bentuk penyediaan sarana perekayasaan, disain, dan pengujian;
c) Layanan Infrastruktur Mutu: yang mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi, dan pengujian mutu;
d) Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir: yang mencakup pengawasan penggunaan tenaga nuklir di industri, pertanian, kesehatan, dan energi;
e) Penguatan Kerjasama Akademisi-Swasta-Pemerintah: yang difasilitasi lewat science
B. PENINGKATAN KEBERLANJUTAN DAN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
a) eksplorasi, konservasi dan peningkatan kemanfaatan flora, fauna, dan mikroba Indonesia bagi kesejahteraan rakyat;
b) melindungi flora, fauna, dan mikroba Indonesia dari ancaman kepunahan akibat perdagangan baik domestik maupun internasional.
c) Pengembangan teknologi eksplorasi sumber daya alam (SDA) utamanya akan mengkaji produk perekayasaan teknologi eksplorasi sumber daya kebumian dengan penerapan teknologi geofisika dan eksplorasi dasar dan bawah dasar laut
d) pengembangan dan pemanfaatan satelit inderaja,
e) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh.
f) Pengembangan Satelit
g) Pengembangan roket sipil
h) Konservasi sumber daya alam
i) pengembangan teknologi proses menuju industri hijau
C. MENYIAPKAN MASYARAKAT INDONESIA
MENUJU KEHIDUPAN GLOBAL
a) memperkuat kapasitas dan jejaring penelitian sosial kemanusian untuk mengukur indeks kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi dan merespon fenomena global village
D. PENINGKATAN DUKUNGAN BAGI RISET
DAN PENGEMBANGAN DASAR
a) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek
b) pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek
c) pembangunan repositori dan diseminasi informasi iptek
E. PEMBANGUNAN 100 TECHNO PARK DI
KABUPATEN/KOTA DAN SCIENCE PARK
DI SETIAP PROVINSI
Sasaran
: Terbangunnya 100
Techno Park
di daerah-daerah Kabupaten/Kota,
dan
Science Park
di setiap Provinsi.
Arah Kebijakan:
I. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science Techno Park, N–STP) diarahkan berfungsi sebagai:
1) Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
2) Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju; 3) Pusat layanan teknologi maju ke dunia usaha dan industri.
II. Pembangunan Taman Sains (Science Park) di Provinsi diarahkan berfungsi sebagai 1) Penyedia pengetahuan teknologi terkini kepada masyarakat;
2) Penyedia solusi–solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park;
3) Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
III. Pembangunan Taman Tekno (Techno Park) di Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai: 1) Pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota;
2) Tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas;
PEMBANGUNAN TEKNO PARK (2)
Strategi Pembangunan:
Pembangunan N–STP dengan:1. Revitalisasi Kawasan Penelitian menuju N–STP yang maju dan modern. 2. Pembangunan N–STP baru di sektor–sektor unggulan.
3. Pembangunan N–STP berbasis Perguruan Tinggi
Pembangunan Taman Sains – Provinsi melalui:
1. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi untuk Taman Sains yang berafiliasi dengan Universitas
2. Kementerian/Lembaga untuk Taman Sains yang sesuai dengan kompetensi K/L yang sudah terbangun.
KEBIJAKAN UNTUK ALIH TEKNOLOGI
Kebijakan ekonomi nasional untuk mendukung percepatan alih
teknologi serta solusi pemanfaatannya secara umum dapat dibagi dua
yaitu pemberian insentif fiskal dan fasilitas pemanfaatan produk baru
hasil pengembangan dalam negeri.
Peningkatan kontribusi iptek dalam mendorong kemajuan ekonomi
tidak terlepas dari keberhasilan dalam percepatan alih teknologi serta
pemanfaatannya. Perlunya kebijakan ekonomi untuk mendukung alih
teknologi ini sudah disadari sejak lama.
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing, pasal 12 telah ditetapkan bahwa
“Perusahaan
modal
asing berkewajiban menyelenggarakan dan/atau menyediakan fasilitas
latihan dan pendidikan di dalam dan di luar negeri secara teratur dan
terarah bagi warga negara Indonesia agar berangsur-angsur warga
negara asing dapat diganti oleh tenaga-tenaga warga negara
Indonesia”
(mekanisme technical assistance).
KEBIJAKAN FISKAL UNTUK ALIH
TEKNOLOGI
Kebijakan fiskal diberikan kepada usaha dunia usaha yang memberikan sumbangan kepada lembaga penelitian dan pengembangan yang berada di wilayah NKRI dalam rangka penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengambangan. Kebijakan ini tertuangan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 yang tatacara pemberiannya diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) no.76 Tahun 2010.
Impor barang-barang untuk tujuan penelitian dan ilmu pengetahuan yang termasuk dalam barang-barang kena pajak dibebaskan dari retribusi impor dan tidak akan dikenakan PPN serta pajak Penjualan barang mewah sesuai dengan ketentuan berlaku (Diatur dalam Permenkeu 231/2001).
KEBIJAKAN NON FISKAL
UNTUK ALIH TEKNOLOGI
Akses wirausaha baru berbasis inovasi kepada sumber
pembiayaan diperluas melalui perbaikan skema Kredit
Usaha Rakyat, dimana tingkat bunga senantiasa
diupayakan untuk diturunkan serta plafon tanpa agunan
diupayakan untuk ditingkatkan.
Sesuai dengan rencana yang digariskan dalam RPJMN
2015-2019,
pembentukan
Lembaga
Pembiayaan
Pembangunan Indonesia (LPPI) sedang dirancang dengan
menyusun RUU LPPI yang akan disampaikan ke DPR
tahun 2016. Dengan adanya lembaga pembiayaan ini
akses usaha ke permodalan akan lebih baik.
INTERVENSI PEMERINTAH DALAM
MENDORONG INOVASI
Inovasi terjadi kalau penemu mengetahui dengan tepat apa yang dibutuhkan masyarakat dan pada saat yang sama mampu menemukan solusi teknologi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila produk baru telah berhasil dikembangkan, tahap berikutnya adalah membawa produk ini ke pengguna.
Salah satu persoalan utamanya adalah harga, yang pasti akan mahal karena proses pembelajaran teknologi (technological learning curve) belum terjadi.
Di negara maju, masyarakat sendiri sudah mampu membiayai produk yang baru dikembangkan. Sebagai contoh, pada awalnya kamera digital dengan resolusi 2 megapixel di pasar AS dijual dengan harga US$ 500 yang saat ini sekitar US$ 100.
Mengandalkan masyarakat membiayai pembelajaran teknologi bagi produk yang baru dikembangkan tidak akan berjalan di negara berkembang seperti Indonesia.
Masyarakat kita belum mampu. Untuk itu pemerintah turun tangan. Caranya adalah dengan menjadikan pemerintah sebagai pasar bagi teknologi/produk yang baru dikembangkan yang mendapat perlakuan khusus dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
HARAPAN KEPADA
PESERTA SEMINAR
1. Perkuat penguasaan sains dan teknologi maju;
2. Bangun kemampuan menerapkan sains dan
teknologi untuk meningkatkan nilai tambah
(mengolah) sumber daya alam yang kita miliki;
3. Wujudkan kemampuan tersebut dalam bentuk
alih dan inovasi teknologi;
4. Menumbuhkan wirausaha baru berbasis
inovasi;
5. Bersinergi dengan program pemerintah seperti
pembangunan Taman Sains dan Teman Tekno
(
Science and Techno Park
).