• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Supervisi Kepala Madrasah 1. Pengertian Supervisi Kepala Madrasah - PENGARUH SUPERVISI KEPALA MADRASAH DAN PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU DALAM ASPEK PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SE KABUPATEN PATI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Supervisi Kepala Madrasah 1. Pengertian Supervisi Kepala Madrasah - PENGARUH SUPERVISI KEPALA MADRASAH DAN PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU DALAM ASPEK PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SE KABUPATEN PATI TAHUN "

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Supervisi Kepala Madrasah

1. Pengertian Supervisi Kepala Madrasah

Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua akar kata, yaitu:superyang artinya“di atas” danvisionmempunyai arti“melihat”maka secara keseluruhan supervisi diartikan sebagai “melihat dari atas”. Dengan pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah, karena sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau yang lebih tinggi dari guru.10

Dan yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan, menurut

struktur organisasi P&K, yang berlaku sekarang ini adalah kepala sekolah,

penilik sekolah, dan para pengurus tingkat kabupaten atau kota madya,

serta staf kantor bidang yang ada di setiap provinsi.

Dalam bukunya: Basic Principle of Supervision, Adams dan Dickey mendefinisikan supervisi adalah program yang berencana untuk

memperbaiki pengajaran, program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal

belajar dan mengajar.11

10Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Supervisi,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hal.4

11Piet A. Sahertian,Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,

(2)

Para ahli pendidikan juga tampaknya masih banyak keragaman penafsiran maupun tanggapan dalam istilah supervisi,12

diantaranya adalah:

a. Menurut Burton dan Brueckner (1955) supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Menurut Neagley (1980) supervisi adalah setiap layanan kepada

guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, layanan

belajar, dan pengembangan kurikulum.

c. Kimball Wiles (1956) mengemukakan bahwa “Supervision is an

assistance in the development of a better teaching-learning situation” yaitu suatu bantuan dalam pengembangan dan peningkatan situasi pembelajaran

(belajar mengajar) yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat N.A.

Amatembun (1981) yang memfokuskan perbaikan ini pada kinerja

pembelajaran, sehingga guru secara profesional memberikan bantuan dan

layanan belajar.

Jadi pada hakikatnya, supervisi adalah sebagai bantuan dan

bimbingan atau tuntunan profesional bagi guru dalam melaksanakan

tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan

melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu sebagai

bagian dari peningkatan mutu pembelajaran.

Kepala Madrasah sebagai supervisor harus betul-betul mengerti

bantuan apa yang dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan dan

meningkatkan kualitas profesionalnya. Meningkatkan mutu pembelajaran

menjadi landasan profesionalisme supervisi pendidikan, karenanya

12Syaiful Sagala,Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,(Bandung: Alfabeta,

(3)

diperlukan perubahan dan pengembangan visi berorientasi pada mutu,

kecerdasan siswa, dan paradigm baru pendidikan.

Dalam kaitannya dengan peran kepala madrasah dalam meningkatkan

kinerja tenaga kependidikan, perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah

bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan dan dia

sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah juga harus menjadi contoh, sabar dan

pengertian.

Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 104,

sebagai berikut:

Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali

Imron: ayat 104)

Kaitannya ayat tersebut dengan peran kepala madrasah sebagai pendidik

nampak dari pola hidup keseharian yang senantiasa dijadikan cerminan oleh

semua siswa, guru, dan karyawan yang berada di bawah pimpinanya. Konsep ini

dipertegas dengan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang pentingnya uswah

hasanah dari seorang pemimpin.

2. Tujuan Supervisi Kepala Madrasah

Merumuskan tujuan-tujuan supervisi pendidikan menurut

(4)

khusus, yaitu memperhatikan dengan sungguh-sungguh kegiatan yang

betul-betul dapat membantu meningkatkan kinerja guru dalam

melaksanakan tugas mengajar sebagai tugas utamanya.

Kegiatan supervisi yang lebih efektif dilakukan apabila supervisor mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, persiapan yang cermat itulah yang dapat membantu guru mencari dan memecahkan masalah belajar peserta didik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang dilakukan oleh guru.

Secara Nasional, tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:

a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan.

b. Membantu guru membimbing pengalaman belajar murid.

c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode dan

pengalaman belajar.

d. Membantu dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu

sendiri.13

Jadi, tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan

situasi pembelajaran yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang

dilakukan oleh guru.

Dalam supervisi pendidikan, kepala sekolah selaku supervisor

harus mampu merefleksikan semua tujuan di atas. Dengan melaksanakan

semua tujuan-tujuan di atas diharapkan terjadi perubahan perilaku mengajar

guru ke arah yang lebih baik yang pada akhirnya akan menunjang prestasi

belajar siswa.

13 Hendayat Soetopo dan Wasti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:

(5)

3. Fungsi Supervisi Kepala Madrasah

Fungsi utama dari supervisi adalah pada perbaikan dan

peningkatan kualitas pengajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan dari

Franseth Jane maupun Ayer (dalam Encyclopedia of Educational research): Chester Harris bahwa membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada usaha perbaikan merupakan fungsi utama

supervisi.

Sedangkan menurut Briggs bahwa fungsi utama supervisi bukan

perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan

mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru. Ada analisa yang lebih luas

seperti yang dikemukakan oleh Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction – Fondation and Dimension (1961) yang menjelaskan delapan fungsi supervise:14

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

c. Memperluas pengalaman guru-guru

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar

g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.

h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Selain itu, fungsi-fungsi supervisi yang sangat penting diketahui oleh para pemimpin termasuk kepala sekolah, menurut Ngalim Purwanto adalah sebagai

(6)

berikut:

1) Dalam Bidang Kepemimpinan:

a) Menyusun rencana dan policy bersama.

b) Mengikut sertakan anggota kelompok (guru, murid dan karyawan)

dalam berbagai kegiatan.

c) Memberi bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan

memecahkan persoalan. 2) Dalam Hubungan Kemanusiaan:

a) Memanfaatkan kesalahan yang pernah dialaminya untuk dijadikan

pelajaran demi perbaikan selanjutnya.

b) Mengarahkan anggota kelompok pada sikap dan demokratis.

c) Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi

anggota kelompok.

3) Dalam Pembinaan Proses Kelompok :

a) Mengenal masing- masing pribadi anggota kelompok baik kelemahan

maupun kemampuannya.

b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya antara sesama anggota

maupun antara anggota dengan pemimpinya. c) Memupuk sikap dan kesedihan tolong menolong. d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota. 4) Dalam Bidang Administrasi Personal:

a) Menempatkan personal pada tempat dan tugas yang sesuai dengan

kecakapan dan kemampuan masing-masing.

b) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan

daya kerja serta hasil maximal 5) Dalam Bidang Evaluasi:

a) Menguasai teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang

lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma - norma yang ada. b) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian yang mendapat

gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan mengadakan

perbaikan-perbaikan.15

(7)

Dari beberapa penjelasan fungsi di atas, maka menjadi jelas juga

bahwa peran utama dari fungsi supervisi pendidikan adalah membantu

meneliti, menilai, memperbaiki dan menumbuhkan suatu iklim perbaikan

bagi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, agar mereka

dapat mengajar lebih baik lagi dan profesional. Sehingga yang pada

akhirnya diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

4. Teknik-Teknik Supervisi Kepala Madrasah

Upaya untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan

potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik

supervisi. Menurut WJS Purwo Darminto bahwa teknik adalah cara yang

dipakai dalam supervisi, teknik supervisi adalah metode-metode yang

dipakai oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi.16

Pada umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua

macam alat atau teknik (John Minor Gwyn, 2000: 326 327), yaitu: teknik

individual dan teknik kelompok.

Adapun teknik-teknik supervisi yang dimaksud tersebut adalah:

1) Teknik Individual

Teknik individual adalah pelaksanaan supervisi pendidikan yang

diberikan pada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah dan bersifat

perorangan. Bila masalah yang dihadapi adalah masalah yang bersifat

pribadi, apalagi khusus atau secret, maka teknik yang digunakan sebaiknya adalah teknik individual/perorangan dengan pertemuan empat

mata dan dijamin kerahasiaannya,17

16Made Pidarta,Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal. 209.

(8)

Teknik-teknik supervisi pendidikan yang bersifat individual antara

lain adalah seperti: kunjungan kelas, observasi kelas, dan saling

mengunjungi kelas.

a. Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah kunjungan sewaktu-waktu yang

dilakukan oleh seorang supervisor untuk melihat atau mengamati

seorang guru yang sedang mengajar yang berfungsi sebagai alat

untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar guru dan

cara belajar siswa dan bertujuan memperoleh data mengenai keadaan

yang sebenarnya untuk melihat apa kelemahan yang sekiranya perlu

diperbaiki.

Dan memperoleh data yang diperlukan bagi tindakan-tindakan

administratif dalam usaha menyediakan fasilitas dan sarana yang

diperlukan untuk membina situasi belajar mengajar yang lebih baik.18

b. Observasi Kelas

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi

dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,

dan rasional mengenai fenomena- fenomena yang diselidiki.19 Kegiatan

observasi kelas merupakan salah satu cara untuk menentukan

data-data aktual dan kongkrit tentang masalah-masalah yang dihadapi guru

di depan kelas.

c. Saling Mengunjungi (Intervisition) Kelas

18Moh Rifai,Administrasi dan Supervisi Pendidikan 2, (Bandung: Jemmars, 1987), hal. 104.

(9)

Kunjungan antar kelas dapat pula digolongkan sebagai teknik

layanan atau pembinaan profesional secara perseorangan, yang

dimaksud dengan saling mengunjungi (intervisition) kelas ialah seorang guru mengunjungi guru lain yang sedang mengajar, ataupun

mengadakan observasi.

2) Teknik Kelompok

Teknik yang bersifat kelompok adalah teknik-teknik yang digunakan

itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru

dalam satu kelompok. Bila supervisor memperhitungkan bahwa masalah

yang dihadapi bawahannya adalah sejenis, maka penyelesaiannya dapat

dilakukan dengan teknik kelompok.20

B. Supervisi Pengawas

1. Pengertian Supervisi Pengawas

Dalam proses pendidikan, pengawasan merupakan bagian yang integral

dengan upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Pengawasan

pendidikan adalah usaha pelayanan kepada stakeholder pendidikan, terutama

guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam upaya memperbaiki

kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Menurut Murip Yahya dalam sistem pendidikan nasional supervisor adalah

pengawas sekolah atau madrasah dan penilik21. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010

bahwa “PengawasSekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,

20Ary H. Gunawan,. 2002.Administ.rasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, hal. 203.

(10)

tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.”

Pengertian lain berdasarkan Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang

menyatakan pengertian pengawas sekolah adalah “pegawai negeri sipil yang

diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan

melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi

pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah.”22

Menurut Veithzal Rivai & Sylviana Murni pengertian pengawas adalah

sebagai berikut: “Pengawas (supervisor) adalah salah satu tenaga kependidikan

yang bertugas memberikan pengawasan agar tenaga kependidikan (guru, rektor,

dekan, ketua progam, direktur kepala sekolah, personel lainnya disekolah) dapat

menjalankan tugasnya dengan baik. Pengawas diberi tugas, tanggungjawab dan

wewenang penuh untuk melakukan pengawasan dengan memberikan penilaian

dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi satuan pendidikan”.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil

yang diberi tugas, wewenang, dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan pengawasan akademik dan manajerial melalui penilaian dan

pembinaan dari segi teknis dan administratif pada satuan pendidikan pra sekolah,

sekolah dasar dan sekolah menengah.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Pokok Pengawas

22 Pupuh Fathurrohman & AA Suryana. 2011.Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran. Bandung: Refika Aditama

(11)

Berdasarkan Surat Keputusan MENPAN Nomor 118 tahun 199 yang

diperbaharui dengan SK Menpan Nomor 091/ KEP / MEN.PAN / 10 / 2001

tentang Jabatan Fungsional Pengawas Seoh dan angka Kreditnya dinyatakan

bahwa pngawas skolah adalah pegawai negri sipil yang diberi tugas, tanggung

jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untu melakukan

pengawasan pendddidikan pada satuan pendidika prasekolah, sekolah dasar, dan

sekolah menengah (pasal 1 ayat 1). Pada pasal 3 ayat (1) dinyatakan bahwa

pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai

pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah

sekolah tertentu yang ditunjuk dan ditetapkan. Pasal 5 ayat (1) tanggung jawab

pengawas sekolah adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan disekolah sesuai dengan penugasannya

b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/ bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan penididikan

Adapun tanggung jawab pengawas adalah mengindikasikan pentingnya

supervisi manjerial dan supervisi akademik sebagaimana disebutkan dalam

peraturann pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 57, bawa supervisi meliputi

supervisi manajerial yang meliputi aspek pengelolaan dan administrasi satuan

pedidikan yang dalam hal ini memiliki sasaran kepala sekolah serta staf sekolah

lainnya dan akademik yang meliputi aspek pelaksanaan proses pmbelajaran ang

bersasaran pada guru, hal ini dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh

(12)

Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tugas dan

tanggungjawab pengawas sebagai supervisor yang melakukan supervisi akademik

dan supervisi manajerial yang meliputi monitoring/ pemantauan, supervisi,

penilaian, pembinaan/pengembangan profesional, serta penjaminan mutu

pendidikan. Kegiatan supervisi merupakan kegiatan pembinaan dari pengawas

kepada guru-guru. Dengan demikian dalam kegiatan supervisi, pengawas

memberikan bantuan berupa bimbingan profesional untuk meningkatkan

profesionalisme guru di dalam bekerja. Dalam hal ini, supervisi merupakan kegiatan

pemberian bantuan langsung kepada guru untuk meningkatkan instruksional. Selain

itu, untuk meningkatkan pembelajaran supervisor memiliki tugas dan

tanggungjawab untuk mengembangkan kelompok, mengembangkan

profesionalisme guru, mengembangkan kurikulum, dan mengajak guru untuk

melakukan penelitian tindakan.

3. Ruang Lingkup Supervisi Pengawas

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 020/U/1998 tanggal Februari 1998, menurut Burhanudin (1990:

284), substansi pegawasa pendidikan adalah segenap upaya bantuan supervisor

kepada stakeholder pendidikan terutama guru untuk mmperbaiki dan membina

seluruh aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan

penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam

dengan acuan perencanaan program pmbealajaran yang telah dibuat.

Proses bantuan diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan

hasil belajar yang tepat sasaran. Sementara, aktivitas pengawasan sekolah

(13)

satuan pendidikan tertentu yang menjadi tanggung jawabnnya. Penilaian itu

dilakukan untuk penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria yng ditetapkan

terhadap penyelenggaraan pendidikan disekolah.

C. Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran 1. Pengertian Kinerja Guru

Dalam perspektif Islam, mengemban amanat sebagai guru bukan terbatas

pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan memiliki dimensi nilai yang lebih

luas dan agung, yaitu tugas ketuhanan, kerasulan, dan kemanusiaan. Dikatakan

sebagai tugas ketuhanan, karena mendidik merupakan sifat“fungsional”

Allah (sifat rububiyah) sebagai “rabb”,yaitu sebagai “guru”bagi semua makhluk.

Allah mengajar semua makhluknya lewat tanda-tanda (sign), dengan

menurunkan wahyu, mengutus rasul-Nya, dan lewat hamba-hamba-Nya. Allah

memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mendidik Guru juga

mengemban tugas kerasulan, yaitu menyampaikan pesa-pesan Tuhan kepada umat

manusia.

Secara lebih khusus, tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan,

sebagaimana tercantum dalam Al-Jumu’ahayat 2 :

Artinya: ‘Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di

antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan

mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan

(14)

Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas Rasul adalah melakukan

pencerahan, pemberdayaan, transformasi, dan mobilisasi potensi umat menuju

kepada cahaya (nur) setelah sekian lama terbelenggu dalam kegelapan.

Tugas kerasulan tidak berhenti dengan wafatnya nabi Muhammad saw., melainkan

diteruskan oleh seluruh umatnya yang beriman dengan cara meneruskan

risalahnya kepada seluruh umat manusia. Dalam kehidupan keluarga, orang tua

adalah guru bagi anak-anaknya. Dan dalam kehidupan masyarakat yang telah

mengenal pembagian kerja, lembaga persekolahan adalah salah satu upaya yang

paling efektif dalam melanjutkan risalah Muhammad saw kepada generasi muda

di mana guru merupakan actor utamanya. Sebagai tugas kemanusiaan, seorang guru

harus terpanggil untuk membimbing, melayani, mengarahkan, menolong,

memotivasi, dan memberdayakan sesama, khususnya anak didiknya, sebagai sebuah

keterpanggilan kemanusiaan dan bukan semata-mata terkait dengan tugas formal

atau pekerjaannya sebagai guru. Dari sini kemudian guru benar-benar mampu,

ikhlas (sepenuh hati), dan penuh dedikasi dalam menjalankan tugas keguruannya.

Kinerja artinya sama dengan prestasi kerja atau dalam Bahasa Inggrisnya disebut performance. Secara etimologis kinerja (performance) berarti unjuk kerja. Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat

dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus

dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang

(15)

standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto dalam buku

panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa:24

“Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam

menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2)

persiapan dan perencanaan pembelajaran,(3) pendayagunaan media pembelajaran,

(4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan

yang aktif dariguru”

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39

ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.

Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV

Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja

guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang

diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

Pendapat lain diutarakan Soedijarto menyatakan ada

empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru.

Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan

24 Kusmianto 1997, diakses

(16)

program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar

mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina hubungan

dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban

kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2)

melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan

melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan.25

Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi

belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program

semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian

terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan

teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh

Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian

kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and

materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2)

prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi

(interpersonal skill).

Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat

guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan

pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar

pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran

yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran

adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan

(17)

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran

yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada

saat dilakukan evaluasi.

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan

definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja

yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola

kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan

antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Mulyasa sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat

meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal:26

“Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas, (4)penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6)perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing serta (10) layanan perpustakaan”.

Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya tentang

faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

“Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja professional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktor-faktor: (1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja, (5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”.27

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang

menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain: (1) tingkat

kesejahteraan (reward system); (2) lingkungan atau iklim kerja

26 Mulyasa E. 2004, Menjadi Kepala Sekolah Preofesional. Bandung (ID): PT. Remaja Rosdakarya. hal.88

(18)

guru; (3) desain karir dan jabatan guru; (4) kesempatan untuk

berkembang dan meningkatkan diri; (5) motivasi atau semangat kerja; (6)

pengetahuan; (7) keterampilan dan; (8) karakter pribadi guru.

3. Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk

mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja guru

yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hani

Handoko (1994: 135) menjelaskan bahwa, “penilaian prestai kerja (performance

appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja karyawan”.28

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan

faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,

karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber

daya manusia yang ada dalam organisasi.

Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian

kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat

digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi atau

penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain melalui

pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau

nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang

dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun situasi buatan.

Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai

dengan observasi.

(19)

Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan

guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan

patokan-patokan tertentu. Bagi para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan

balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan

potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting arti dan

perannya dalam pengambilan keputusan.

Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan

pembelajaran dikelas yaitu:

a. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang

berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan

guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP). Unsur/komponen yang ada dalam

silabus terdiri dari:

1) Identitas Silabus

2) Stándar Kompetensi (SK)

3) Kompetensi Dasar (KD)

4) Materi Pembelajaran

5) Kegiatan Pembelajaran

6) Indikator

7) Alokasi waktu

(20)

Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan

sitilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan specifik dari silabus,

ditandai oleh adnya komponen-komponen:

1) Identitas RPP

2) Stándar Kompetensi (SK)

3) Kompetensi dasar (KD)

4) Indikator

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi pembelajaran

7) Metode pembelajaran

8) Langkah-langkah kegiatan

9) Sumber pembelajaran

10) Penilaian

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan

pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan

media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran.

Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara

optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.

c. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses

(21)

memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi,

penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

4. Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah

karena dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari

standar, ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi

serta akan memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Menurut

Mangkupawira (2001), manfaat dari penilaian kinerja guru adalah: (1)

perbaikan kinerja; (2) penyesuaian kompensasi; (3) keputusan penetapan;

(4) kebutuhan pelatihan dan pengembangan; (5) perencanaan dan

pengembangan karir; (6) efisiensi proses penempatan staf; (7)

ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan rancangan pekerjaan; (9)

kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan tantangan eksternal; (11)

umpan balik pada SDM.29

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja

penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu sendiri

maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi

baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penilaian yang dilakukan

dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan

kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru dalam

mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik sehingga guru dapat

(22)

menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta

didik dan kemajuan guru sendiri menuju guru yang profesional.

D. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

Kepala Madrasah mempunyai tugas sebagai supervisor berperan untuk

meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel

lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala Madrasah sebagai supervisor

bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat

memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Kegiatan supervisi yang lebih efektif dilakukan apabila supervisor mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, persiapan yang cermat itulah yang dapat membantu guru mencari dan memecahkan masalah belajar peserta didik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang dilakukan oleh guru.Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian

diduga terdapat pengaruh supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru dalam

aspek perencanaan pembelajaran.

2. Pengaruh Supervisi Pengawas Terhadap Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

Pengawas Madrasah adalah sebagai pembina, pengarah, pembimbing,

(23)

dibanding dengan orang yang disupervisi. Tugas dan tanggungjawab pengawas

sebagai supervisor yang melakukan supervisi akademik dan supervisi manajerial

yang meliputi monitoring/ pemantauan, supervisi, penilaian,

pembinaan/pengembangan profesional, serta penjaminan mutu pendidikan.

Kegiatan supervisi merupakan kegiatan pembinaan dari pengawas kepada guru

guru. Dengan demikian dalam kegiatan supervisi, pengawas memberikan bantuan

berupa bimbingan profesional untuk meningkatkan profesionalisme guru di dalam

bekerja. Dalam hal ini, supervisi merupakan kegiatan pemberian bantuan langsung

kepada guru untuk meningkatkan instruksional. Selain itu, untuk meningkatkan

pembelajaran supervisor memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengembangkan

kelompok, mengembangkan profesionalisme guru, mengembangkan kurikulum,

dan mengajak guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif.

Supervisi Pengawas juga berindikasi dapat mempengaruhi konsep kinerja

guru yang hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru

berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan

membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

Dengan demikian diduga terdapat pengaruh supervisi pengawas madrasah

terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran.

3. Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah dan Pengawas Terhadap Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

Kinerja guru merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

(24)

itu Madrasah Tsanawiyah perlu untuk mengarahkan dan membina gurunya agar

mereka mempunyai kinerja yang baik dalam menjalankan tugas terutama dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai guru.

Peranan supervisi kepala madrasah dan pengawas yang baik akan

berpengaruh terhadap kinerja guru yang dibinanya. Apabila pengawas sekolah

sudah berperan optimal, kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial yang

baik dan guru memiliki kinerja yang baik, maka hal tersebut akan memudahkan

dalam pencapaian perencanaan dalam aspek pembelajaran dengan optimal

Berdasarkan landasan teori diatas dapat disusun suatu kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Supervisi Kepala Madrasah

(X1) Kinerja Guru Dalam Aspek

Perencanaan Pembelajaran

H2 (Y)

Supervisi Pengawas

(X2)

H1

H3

Ket:

E. Hipotesis

Pengaruh parsial

Pengaruh berganda

(25)

Berdasarkan landasan teori atau telaah pustaka di atas beserta kerangka berpikir,

maka peneliti dapat merumuskan dan mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala madrasah

terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran

di MTs Se Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

H2: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi pengawas

terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran di MTs Se

Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

H3: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala madrasah

dan pengawas terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pembacaan pada tabel 3, yaitu antara mengikuti Senam Jantung Sehat dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi didapatkan data dari

Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam karangan narasi siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta, antara lain: (a)

Udara bend.anan adalah scbuah sumbcr tenaga. Udara bcnekanan dihasilkan dcngan menggunakan sebuah kompresor. Dari beberapa tipe komprcsor \ang ada. tipc kompresor

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ HUBUNGAN LITERASI KEUANGAN DAN PERILAKU TEMAN SEBAYA DENGAN KEBIASAAN MENABUNG SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SURAKARTA

Intensitas Kerusakan pada Beberapa Varietas Tebu Akibat Serangan Penggerek Pucuk Tebu (Scirpophaga nivella intacta) setelah Aplikasi Zat Pemacu Kemasakan Isoprophylamine

1) Sistem yang dibangun akan mempunyai antarmuka yang familiar dan mudah digunakan bagi pengguna. 2) Sistem akan menampilkan tampilan informasi anak disabilitas yang hilang.

Hasil analisis spasial tingkat kekeringan berupa nilai Indeks Presipitasi Terstandarisasi ( SPI) dan sebaran titik panas ( hotspot ) di Kabupaten Banjar tahun 2010