• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK DAN KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET MASKAPAI BERBIAYA RENDAH AIR ASIA - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK DAN KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET MASKAPAI BERBIAYA RENDAH AIR ASIA - UMBY repository"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009:6), “marketing deals with

identifying and meeting human and social needs. Pemasaran berhubungan

dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan

Keller (2009), “marketing is an organizational function and set of process

for creating, communicating, and delivering value to customers and for

managing customers relationship in ways that benefit the organization and

its stakeholder. Pemasaran adalah sebuah fungsi dari organisasi dan proses

dari menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai kepada

pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dalam berbagai cara

yang menguntungkan organisasi dan stakeholdernya.

2. Konsep Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2009:19) ada lima konsep yang melandasi aktivitas

pemasaran organisasi yaitu:

a. Konsep Produksi

The production concept is the idea that consumer will favor

products that are available and highly affordableand the organization

should therefore focus on improving production and distribution

(2)

menyukai produk yang tersedia dan sangat terjangkau dan oleh karena itu

organisasi harus fokus pada peningkatan produksi dan efisiensi distribusi.

b. Konsep Produk

Product concept is the idea that consumers will favor products

that offer the most quality, perfomance, and features and that the

organization should therefore devote its energy to making continuous

product improvementsKonsep produk adalah gagasan bahwa konsumen

akan menyukai produk yang menawarkan kualitas yang baik, kinerja, dan

fitur dengan demikian organisasi harus membuat perbaikan atas produk

secara berkelanjutan.

c. Konsep Penjualan

Selling Concept is the idea that consumer will not buy enough of

the firm’s products unless it undertakes a large-scale selling and

promotion effort .Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen

tidak akan membeli cukup produk perusahaan kecuali perusahaan

melakukan sebuah penjualan dengan skala yang besar dan melakukan

usaha promosi.

d. Konsep Pemasaran

Marketing concept is a philosophy that hold that achieving

organizational goals depends on knowing that needs and wants of target

markets and delivering the desired satisfcations better than competitor

(3)

kebutuhan dan keinginan sasaran pasar dan memberikan kepuasan yang

dinginkan lebih baik daripada yang dilakukan oleh pesaing.

e. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Societal marketing concept is the ide that a company’s marketing

decision should consider consumers’ wants, the company’s requirements,

consumers’ long-run interest, and society’s long interest Konsep

pemasaran sosial adalah ide bahwa keputusan pemasaran perusahaan

harus mempertimbangkan keinginan konsumen, kebutuhan perusahaan

dan ketertarikan masyarakat jangka panjang.

3. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) “The Marketing mix is

defined as 4P’s Namely the product, price, promotion, and place” . Bauran

pemasaran didefinisikan sebagai 4P: produk, harga, promosi, dan tempat. 4P

seringkali didesign untuk mempengaruhi keputusan pembelian dan

membawa kepada pertukaran yang menguntungkan antara perusahaan dan

pembeli.

a. Product (Produk)

Produk merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau untuk dikonsumsi yang bisa

(4)

b. Price (Harga)

Harga adalah satu dari 4P dalam bauran pemasaran dari sebuah

perusahaan. Harga dari produk dan jasa seringkali mempengaruhi

konsumen untuk membeli produk secara keseluruhan.

c. Place ( Tempat)

Tempat atau distribusi sebagai sebuah rangakian dari organisasi

yang saling bergantungan dalam sebuah proses dari membuat produk

tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.

d. Promotion ( Promosi)

Promosi adalah kunci ke proses pertukaran di pasar yang

bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada stakeholders yang ada dan

potensial dan masyarakat umum.

Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah alat-alat

pemasaran (4P) yang digunakan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan

pemasaran. “Each element of the marketing mix can affect consumers in

many ways”.

4. Pemasaran Jasa

Pengertian jasa menurut Tjiptono (2014) jasa adalah setiap tindakan

atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain

yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses ini terdiri atas serangkaian

(5)

barang dan sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas

masalah pelanggan.

Tjiptono (2014) sebagai layanan, istilah service menyiratkan segala

sesuatu yang dilakukan pihak tertentu kepada pihak lain. Dapat disimpulkan

bahwa layanan jasa adalah sebuah aktivitas atau tindakan interaksi antara

pihak pemberi dan pihak penerima layanan jasa yang ditawarkan oleh pihak

pemberi secara tidak berwujud sehingga tidak dapat dirasakan oleh fisik.

Industri kurir dalam hal ini masuk dalam kategori industru jasa yang

memerlukan aktivitas pemasaranya dalam memahami, memenuhi kebutuhan

dan perilaku konsumenya. Pada saat ini industri jasa merupakan salah satu

sektor ekonomi yang besar dan tumbuh sangat pesat.

B.Positioning

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan

sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam

benak pelanggan sasarannya (Kotler, 2012). Positioning merupakan elemen

yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat

menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan

produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan

menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi

penentuan posisi antara lain:

1. Positioning menurut atribut produk.

(6)

2. Positioning menurut manfaat.

Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu

3. Positioning menurut harga atau kualitas.

Produk diposisikan sebagai nilai (harga dan kualitas) terbaik.

4. Positioning menurut penggunaan atau penerapan.

Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah

penggunaan/ penerapan.

5. Positioning menurut pemakai.

Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah

kelompok pemakai

6. Positioning menurut pesaing.

Produk memposisikan diri sebagai lebih baik daripada pesaing utamanya.

7. Positioning menurut kategori produk.

Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk.

Setelah kita menentukan dan memilih pasar sasaran, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan strategi pokok untuk masuk ke dalam

persaingan bisnis dan pasar yaitu:

1. Memposisikan produk Anda di pasar sebagai langkah merebut pasar di

pikiran konsumen (mind share).

2. Strategi diferensiasi produk Anda (differentiation) sebagai langkah strategis

untuk membedakan produk Anda dengan produk pesaing dalam pikiran

(7)

3. Strategi penguatan merek (branding) dari propduk Anda sebagai langkah

strategis untuk menahan konsumen agar tetap loyal, setia, bangga, dan puas

dengan cara memasarkan dan menjual secara experiential (pengalaman) dan

emotional (emosi) di hati para calon konsumennya (heart share).

C.Merek

1. Pengertian Merek

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) merek adalah elemen kunci

dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Merek merepresentasikan

persepsi dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan kinerjanya semua

hal tentang arti produk dan jasa pada konsumen. Merek adalah suatu nama,

istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya, yang

mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk

pesaing (Lamb dkk, 2001).

Menurut Lamb dkk (2001) Merek mempunyai tiga manfaat utama:

identifikasi produk, penjualan berulang dan penjualan produk baru. Dan

tujuan yang paling utamanya adalah identifikasi produk. Merek

memperbolehkan para pemasar membedakan produk mereka dari semua

produk lainnya. Manfaat merek menurut Sunyoto (2012) antara lain:

a. Bagi konsumen

Manfaat nama merek suatu produk bagi konsumen diantaranya:

1) Mempermudah konsumen meneliti produk atau jasa.

2) Membantu konsumen atau pembeli dalam memperoleh kualitas

(8)

b. Bagi penjual

Manfaat nama merek suatu produk bagi penjual diantaranya:

1) Nama merek menggunakan penjualan untuk mengolah

pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.

2) Merek juga akan membantu penjual mengawasi pasar mereka karena

pembeli tidak akan menjadi bingung.

3) Merek memberi penjual peluang kesetujuan konsumen pada produk.

4) Merek juga dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar

kedalam sekmen-sekmen.

5) Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.

6) Dengan merek akan melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri

produk tersebut.

Menurut Alma (2011) suatu merek yang dilancarkan oleh produsen

merupakan suatu janji produsen yang sifatnya spesifik, dan benefit yang

ditawarkan kepada konsumen. Merek yang baik dan terkenal menjamin

adanya tingkatan mutu atau kualitas.

2. Peranan dan Kegunaan Merek

Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah

menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada

konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang

tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui

(9)

mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Menurut Durianto (2001)

merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti:

a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji

emosi menjadi konsisten dan stabil.

b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat

bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan

budaya.

c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.

Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan

konsumen.

d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek

yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.

e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh

konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah

membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain

sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain

yang melekat pada merek tersebut.

f. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.

D.Brand Image (Citra Merek)

1. Pengertian Citra Merek

Dalam pengertiannya citra merek (brand image) sering terdapat

kesulitan dalam membedakan pengertian secara jelas antara identitas dan

(10)

masing-masing menurut Kotler (2009), identitas adalah berbagai cara yang

diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan

produknya. Kemudian pengertian citra/image, yaitu: “Citra adalah persepsi

masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”. Maka jelas jika, “brand

image” atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi

persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau

produknya.

Pengertian brand image (Keller, 2009) bahwa:

a. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang

pada ingatan konsumen.

b. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka

tidak berhadapan langsung dengan produk.

2. Elemen Citra Merek

Elemen-elemen dari merek Kotler (2009) adalah nama, logo,

symbol, desain, slogan, dan kemasan. Beberapa kriteria yang harus

diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:

a. Mudah diingat, artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang

mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang

digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian

masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

(11)

dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:

1) Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk

2) Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan

manfaat dari produk.

c. Menarik dan lucu, artinya pendekatan lain untuk menarik perhatian

konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu,

pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal

ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu. Sebuah brand

(merek) membutuhkan image (citra) untuk mengkomunikasikan kepada

khalayak dalam hal ini pasar sasarannya tentang nilai-nilai yang

terkandung didalamnya. Bagi perusahaan, citra berarti persepsi

masyarakat terhadap jati diri perusahaan.

Persepsi ini didasarkan pada pengetahuan masyarakat tentang

perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang

memiliki bidang usaha yang sama belum tentu memiliki citra yang sama

pula dihadapan orang atau konsumen. Citra merek menjadi salah satu

pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting. Brand

Image (citra merek) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul

dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi

tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra

tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika berfikir

(12)

dukungan, keunggulan, kekuatan, dan keunikan. Membangun Brand Image

yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap

produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang

membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari

elemen-elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat

menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen. Faktor-faktor

pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dalam asosiasi

merek (Kotler dan Keller, 2009).

3. Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek

Schiffman dan Kanuk (2006) menyebutkan faktor-faktor pembentuk

citra merek adalah sebagai berikut:

a. Kualitas atau Mutu

Berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen

dengan merek tertentu.

b. Dapat Dipercaya atau Diandalkan.

Berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh

masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

c. Kegunaan atau manfaat yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

d. Pelayanan

(13)

e. Resiko

Berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang

mungkin dialami oleh konsumen.

f. Harga

Berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang

yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga

dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

g. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,

kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu.

E.Kesadaran Merek (Brand Awarenes)

1. Pengertian Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kemampuan

konsumen untuk mengingat atau mengenali bahwa sebuah merek

merupakan anggota dari kategori produk tertentu (Tjiptono, 2014).

Meningkatkan kesadaran suatu merek dianggap sebagai cara yang efektif

dalam mengembangkan pangsa pasar dari suatu merek pada kategori produk

tertentu.

Brand awareness berada pada rentang antara perasaan seseorang

yang tidak pasti terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan

seseorang yakin bahwa merek produk tersebut merupakan satu-satunya

(14)

2. Tingkatan Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Tingkatan Kesadaran Merek (Brand Awareness) secara berurutan

dijelaskan oleh Handayani, dkk (2010), sebagai berikut:

a. Unaware of Brand (Tidak Menyadari Merek)

Merupakan tingkatan konsumen yang paling rendah dalam

piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan

adanya suatu merek.

b. Brand Recognition (Pengenalan Merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat

seseorang konsumen memilih suatu merek pada saat melakukan

pembelian.

c. Brand Recall (Pengingatan Kembali Merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan

seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kategori

produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali suatu merek

tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak

perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

d. Top of Mind (Puncak Pikiran)

Merupakan tingkatan konsumen yang paling tinggi dalam

pramida kesadaran merek. Apabila seseorang ditanya secara langsung

tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama

(15)

F. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif

yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang

dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat

keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong (2009), keputusan pembelian

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai

alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor

yang kedua adalah faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat

pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual.

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

yang ditawarkan. Menurut Setiadi, (2013), mendefinisikan suatu keputusan

(decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan

atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa

perilaku yang berbeda.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan

pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu

dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku

atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli

dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.

(16)

untuk dapat mencapai sasaran, dan dengan demikian dapat memecahkan

masalahnya, dengan kata lain proses pemecahan suatu masalah yang

diarahkan pada sasaran. Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut

Kotler dan Armstrong (2009), terdiri dari urutan kejadian berikut:

pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Secara rinci

tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan.

Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya

dengan kondisi yang di harapkan.

b. Pencarian informasi, yaitu konsumen ingin mencari lebih banyak

konsumen yang mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan

pencarian informasi secara aktif.

c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang

diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif

pilihan terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan

pembelian.

d. Keputusan membeli, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan

pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap merek

yang akan dipilih.

e. Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian

(17)

Tambunan dan Widiyanto (2012), variabel keputusan pembelian diukur

melalui indikator sebagai berikut:

1) Menetapkan pilihan terhadap produk

2) Mentap untuk membeli

3) Yakin untuk membeli

2. Faktor yang Mempengaruhi Pembelian

Menurut Kotler (2009), perilaku konsumen dalam membeli sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi.

Berikut ini ditampilkan gambar II.1 yang memperlihatkan faktor-faktor

yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.

Sumber: Kotler dan Amstorng (2009)

Gambar II.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen

Penjelasan pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

a. Faktor Kebudayaan

1) Kebudayaan

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku

seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang paling rendah Cultural Cultur Subculture Social Class Social References groups Family Roles and

status

Personal

Age and life cycle stage Occupation

Economic Situation Lifestyle

Personality and self-concept

Psychological

Motivation Perception Learning Beliefs and

(18)

perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia

sebagian besar adalah dipelajari.

2) Sub-budaya

Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya

yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang

khas untuk perilaku anggotanya.

3) Kelas Sosial

Sebenarnya semua masyarakat manusia menampilkan

lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa

sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul

peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan

kastanya. Kelas sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu orang berada dalam

setiap kelas sosial cenderung berperilaku serupa daripada orang yang

berasal dari dua kelas sosial yang berbeda dan seseorang dipandang

mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan kelasny,

serta kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel

seperti jabatan, pendapatan, kekayaan, pendidikan dan orientasi

terhadap nilai, daripada hanya berdasarkan sebuah variabel. Kelas

sosisal menunjukan perbedaan pilihan produk dan merek dalam suatu

bidang tertentu seperti pakaian, perabot rumah tangga, aktivitas waktu

(19)

b. Faktor-faktor sosial

1) Kelompok referensi

Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok.

Sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah

kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap sikap dan perilaku seseorang.

2) Keluarga

Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat

terhadap perilaku pembeli. Keluarga dalam kehidupan pembeli dapat

juga disebutkan dengan keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri

dari orang tua, dimana dari orang tua seseorang dapat sumber orientasi

terhadap agama, politik, ekonomi, ambisi pribadi harga diri serta cinta

kasih. Sedangkan sebagai sumber keturunan yakni pasangan-pasangan

suami istri beserta anak-anaknya. Keluarga adalah organisasi

konsumen pembeli yang terpenting dalam masyarakat.

3) Peranan dan Status

Sepanjang kehidupannya, seseorang terlibat dalam beberapa

kelompok, yakni keluarga, klub dan organisasi, dimana keududkan

seseorang dalam kelompok dapat ditentukan dengan peranan dan

(20)

c. Faktor Pribadi

1) Usia dan Tahap Daur Hidup

Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah

selama hidupnya, mereka makan makanan bayi pada waktu

tahun-tahun awal kehidupannya, memerlukan makanan paling banyak pada

waktu meningkat besar dan menjadi dewasa serta memerlukan diet

khusus pada waktu menginjak usia lanjut. Begitu juga selera orang

dalam pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.

2) Pekerja

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya,

dimana seseorang pekerja kasar akan membeli pakaian kerja, sepatu

kerja, kotak makanan. Sedangkan seorang manajer perusahaan akan

membeli pakaian yang lebih baik dan mahal rekreasi dengan pesawat

terbang, menjadi anggota perkumpulan.

3) Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan besar sekali pengaruhnya

terhadap pilihan produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatan, kestabilannya, dan

pola waktu), tabungan dan milik kekayaan (termasuk presentase yang

sudah diuangkan) kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap

(21)

4) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam

dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat

dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan

sesuatu yang lebih dari sub-budaya kelas sosial, bahkan dari pekerjaan

yang sama mungkin memiliki gaya hidup yang berbeda, misalnya

dengan gaya hidup yang serasi dengan lingkungn, dalam mengenakan

pakaian yang konservatif, menghabiskan sebagian waktunya bersama

keluarga, aktif dalam kegiatan organisasi, kebiasaan bekerja keras.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan

mempengaruhi perilaku pembeli, dimana kepribadian tersebut adalah

ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang menyebabkan

terjadinya jawaban yang secara relative tetap dan bertahan lama

terhadap lingkungnnya. Kepribadian seseorang biasanya digambarkan

dalam istilah seperti: percaya diri, gampang mempengaruhi, beridiri

sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, sifat membela diri.

d. Faktor Psikologis

1) Motivasi

Motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak

untuk mengerahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap

kebutuhan itu, dimana pemuasan kebutuhan dapat mengurangi rasa

(22)

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu

perbuatan, bagaiman seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu

adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang

dihadapinya. Dua orang yang mengalami keadaan dorongan yang

sama dan tujuan situasi yang sama mungkin akan berbuat sesuatu

yang berbeda karena mereka menanggapi situasi secara berbeda.

3) Belajar

Sewaktu orang berbuat, mereka belajar-belajar

menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang

bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh

dengan mempelajarinya

4) Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan

dan sikap dimana hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku

membeli mereka, dimana suatu kepercayaan adalah suatu gagasan

deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu.

Dari beberapa pendapat tersebut bahwa di dalam mengambil

keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat

mempengaruhi konsumen.

3. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

(23)

atau merek itu (Sutisna, 2003). Suatu citra merek yang kuat dapat

memberikan beberapa keunggulan utama bagi suatu perusahaan salah

satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing. Produk yang memilki

citra merek yang baik cenderung akan lebih mudah diterima oleh konsumen.

Citra terhadap produk berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan

dan preferensi terhadap suatu produk.

Konsumen dengan citra positif terhadap suatu produk, lebih

memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan

utama dari iklan diantaranya adalah untuk membangun citra positif terhadap

suatu produk. Manfaat lain dari citra produk yang positif, yaitu dengan

mengembangkan suatu produk dan memanfaatkan citra positif yang telah

terbentuk terhadap produk lama (Sutisna, 2003). Semakin baik citra suatu

merek, semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

Kaitan antara citra merek dengan keputusan pembelian sudah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya yaitu Yoestini dan Rahma (2007). Pada penelitian

Yoestini dan Rahma (2007) citra merek berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

4. Pengaruh Kesadaran Merek terhadap Keputusan Pembelian

Kesadaran merek merupakan kemampuan konsumen untuk mengingat

atau mengenali bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk

tertentu (Tjiptono, 2005). Perusahaan yang melakukan strategi pemasaran yang

(24)

merek Air Asia akan memilih merek tersebut, sehingga akan mempengaruhi

keputusan pembelian terhadap produknya.

G.Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan antara lain dilakukan oleh Kusumawardani (2010)

yang berjudul “Studi Mengenai Keputusan Pembelian Jasa Wedding dan Event

Organizer” yang menyatakan bahwa reputasi perusahaan dapat memberikan

pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian oleh konsumen.

Hasil ini menjelaskan bahwa penilaian yang baik mengenai perusahaan

penyedia jasa seperti Event Organizer, merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi terbentuknya keputusan pembelian. Hal ini disebabkan karena

seorang akan selalu mencari tahu dimana lokasi perusahaan yang memberikan

satu spesifikasi yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Kemudian penelitian Hadiatma (2010) dengan judul “Pengaruh Eleman

Kesadaran Merek Produk Asuransi PT. Prudential Life Assurance Terhadap

Keputusan Pembelian di Kecamatan Bandung Kulon Tahun 2010” menyatakan

bahwa kesadaran merek berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan

pembelian.

Sugiono (2014) yang berjudul “Pengaruh Brand Image dan Kesadaran

Merek terhadap Keputusan Pembelian Asuransi Jiwasraya (Persero) Bandung

Barat Branch Office” yang menyampaikan bahwa dimensi brand image

berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian di PT. Asuransi

(25)

Calvin (2011) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisa Pengaruh

Brand Image, Brand Trust Terhadap Niat Pembelian Polis Asuransi PT. Sequislife

di Surabaya” menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh negatif

signifikan secara individual terhadap niat pembelian polis asuransi pada PT.

Sequislife di Surabaya.

H.Kerangka Berfikir

Pengaruh citra merek dan kesadaran merek terhadap keputusan

pembelian secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar II.2 Kerangka Berfikir I. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan kerangka

pikir yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan sebuah

hipotesis penelitian sebagai berikut: CITRA MEREK

(X1)

KESADARAN MEREK (X2)

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)

H1

H2

(26)

1. Ha1: Diduga variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian tiket maskapai berbiaya rendah Air Asia.

2. Ha2: Diduga variabel kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian tiket maskapai berbiaya rendah Air Asia.

3. Ha3: Diduga variabel citra merek dan kesadaran merek berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian tiket maskapai

berbiaya rendah Air Asia.

4. Ha4: Diduga variabel kesadaran merek adalah variabel yang dominan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket maskapai berbiaya rendah

Gambar

Gambar II.1
Gambar II.2

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung kekuatan (mirrah) dalam hadith ini yang didatangkan secara mutlak, ia di’kait’kan (muqayyad) dengan hadith ke 3 yang mengaitkan kekuatan itu dengan kekuatan

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan praktik/perilaku pengawas minum obat (PMO) dengan kesembuhan penderita

MoU dengan beberapa perusahaan dan Lembaga pemerintah, diantaranya, GIZ Jerman, Perguruan Tinggi (ITS, Unity Malaysia, BSI, UNY), industri rumah tangga di sekitar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana proses komunikasi terapeutik antara konselor dengan klien, bagaimana teknik komunikasi terapeutik digunakan dalam

Penelitian Eksperimen Dengan Judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Dan Kemampuan Analisis Siswa

Untuk itu perlu dikaji mengenai efektifitas iklan yang berkaitan dengan peringatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset tentang dampek komunikasi. (Durianto, 2003 :

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma dengan fong’s shcematic model for error analysis. ditinjau dari gaya

Form dialog open digunakan untuk memanggil atau membuka file dengan format .txt, .rtf, .doc., yang nantiya akan ditampilkan pada komponen RichEdit pada aplikasi