PAJAK ROKOK DAERAH BAGI
KESEHATAN
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat – Kementerian Kesehatan RI disajikan pada The 4th Indonesian Conferece on Tobacco or Health (ICTOH) 2017”
Masalah Kesehatan dan
Penyakit Katastropik
Masalah Kesehatan dan Penyakit Katastropik
Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan
Penggunaan Pajak Rokok untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Penggunaan DBHCHT untuk Kesehatan
Peran Aliansi Pengendalian Tembakau
4
Pemberian Makanan Tambahan
6.122 ton PMT untuk
696.715 Ibu Hamil KEK 7.376 ton PMT bagi
738.883 Balita
856,2 ton bagi 158.550
Anak Sekolah
Pematauan Status Gizi
Bonus Demografi yang
Terancam
Prevalensi Merokok
di Indonesia
Sumber : Susenas, 2015
PENINGKATAN JUMLAH PEROKOK ANAK AKAN MENJADIKAN BENCANA DEMOGRAFI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
TAHUN
1990
SEJAK2010-2015
Pergesaran penyebab terbesar kesakitan dan kematian :
PENYAKIT MENULAR
Infeksi Saluran Pernapasan Atas, Tuberkulosis, Diare
Tekanan darah tinggi, stroke, jantung, kanker, kencing manis
PENYAKIT TIDAK MENULAR
TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA
Cedera 7% Penyakit Tidak Menular 37% Penya kit Menul ar 56% Th. 1990 Cedera 9% Penyakit Tidak Menular 58% Penyakit Menular 33% Th. 2010 Cedera 13% Penyakit Tidak Menular 57% Penyakit Menular 30% Th. 2015
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)
• Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat
• Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll)
POLA PTM BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI
2.1 1.6 1.4 1.3 1.2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas% Jantung Koroner Menurut Status Ekonomi 13.1 12.6 12 11.8 11.2 0 2 4 6 8 10 12 14 Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
% Stroke Menurut Status Ekonomi
Sumber Data Riskesdas 2013
7
• Penyakit tidak menular terjadi pada semua golongan, baik kaya dan miskin,
• Prevalensi PTM lebih tinggi pada penduduk miskin
• Penanggulangan PTM berarti membantu manjaga
produktifitas penduduk miskin
Penduduk usia >15 tahun yang merokok Perempuan usia > 10 tahun Penduduk kurang aktivitas fisik Penduduk >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur
Faktor Risiko Perilaku
Penyebab Terjadinya PTM
yang Harus Diperbaiki
Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas 2013
Penduduk >10 th minum minuman beralkohol
26.1
%
4.6
%
36.3
%
93.5
%
BEBAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Sampai dengan bulan Januari 2016
Tot (Rp Juta) Rerata (Rp)1 JANTUNG 905,223 2,756,216 3.0 6,934,361 2,515,899 2 STROKE 270,290 508,306 1.9 1,548,826 3,047,034 3 DIABET 202,526 306,632 1.5 1,256,664 4,098,281 4 KANKER 133,966 446,048 3.3 1,887,308 4,231,176 5 GINJAL 77,276 952,995 12.3 1,545,775 1,622,018 6 HEPATITIS 39,864 88,403 2.2 277,775 3,142,145 7 THALA 13,632 125,494 9.2 602,852 4,803,827 8 LEUKEMI 8,374 28,738 3.4 154,145 5,363,809 9 HEMOFILI 4,382 28,156 6.4 120,554 4,281,645 10 OTHER 21,013,270 72,612,388 3.5 60,063,446 827,179 22,668,803 77,853,376 3.4 74,391,706 955,536 Biaya Klaim Penderita (Orang) Kunjungan (Kali) Penyakit No TOTAL/MEAN Angka Kontak
Rp 16,9 Trilyun atau 29,67% Beban Biaya JKN terserap untuk biaya penyakit katastropik
Arah Kebijakan
Pembangunan
Bidang Kesehatan
PEMBANGUAN
KESEHATAN
2015-2019:
• Akses masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan yang
bermutu
ISU PENTING:
• MASIH TINGGINYA AKI, AKB DAN MASALAH GIZI
• TRANSISI EPIDEMIOLOGI; MENINGKATNYA PENYAKIT TIDAK MENULAR DISAMPING PENYAKIT MENULAR • PEMERATAAN AKSES PELAYANAN KESEHATAN • JAMINAN KESEHATAN NASIONAL MENJADI TULANG PUNGGUNG UNIVERSAL HEALTH COVERAGE TAHUN 2019
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I 2005 -2009
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
Bangkes
diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN RPJMN II 2010-2014 RPJMN III 2015 -2019 RPJMN IV 2020 -2025 KURATIF-REHABILITATIF PROMOTIF - PREVENTIF
Paradigma
Sehat
Program • Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakatPenguatan
Yankes
Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan MutuJKN
Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu &Kendali Biaya • Sasaran : PBI &
Non PBI Tanda kepesertaan KIS Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk)
PROGRAM PRIORITAS 2015 - 2019
Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu &
Anak termasuk Imunisasi)
Perbaikan Gizi (stunting)
Pengendalian Penyakit Menular (ATM:
HIV/AIDS, Tuberkulosis & Malaria)
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas
& Kanker)
Penggunaan Pajak Rokok
untuk Pendanaan Pelayanan
Pasal 31 UU No. 28 Tahun 2009:
“Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang”
Penggunaan Pajak Rokok
(Amanat UU No. 28 tahun 2009 Pjk Daerah dan Retribusi
Daerah)
1. Pelayanan kesehatan masyarakat antara lain:
a. pembagunan/pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana unit pelayanan kesehatan,
b. penyediaan sarana umum yang memadai bagi perokok (smoking area),
c. kegiatan memasyarakatkan bahaya merokok, dan
d. iklan layanan masyarakat mengenai bahaya merokok.
16
Untuk kegiatan penanganan masalah
kesehatan yang belum didanai dari APBN, APBD, DAK, Dana Dekon & Tugas
Perbantuan, DBH CHT, Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) dan sumber pembiayaan kesehatan lainnya di masing-masing daerah.
Penggunaan penerimaan Pajak Rokok diatur dan dituangkan dalam Perda APBD
2. Penegakan hukum sesuai dengan kewenangan Pemda yang dapat dikerjasamakan dengan pihak/instansi lain, antara lain,
a. pemberantasan peredaran rokok illegal, dan
b. penegakan aturan mengenai larangan merokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 102 tahun 2015
Perubahan PMK 115 tahun 2013, tentang tatacara pungutan dan penyetoran pajak rokok
PELAYANAN UNTUK ORANG SEHAT ATAU SAKIT
18SEHAT
(70%)
YANKES (58%) FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKES MAS MENGELUH SAKIT (30%) SELFCARE (42%) SELFCARE RASIONAL FKTP LAIN RUMAH SAKIT MUTU PELAYANAN PARADIGMA SEHAT Riskesdas 2013 PEMBIAYAAN DANA PAJAK ROKOK FOKUS PADA PENCEGAHANMENJAGA TETAP SEHAT dan DITINGKATKAN DERAJAT
Landasan Hukum
UU No. 36 tahun 2009, tentang Kesehatan
UU No. 28 tahun 2009
, tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102
tahun 2015 tentang
Perubahan PMK 115 tahun 2013, tentang tatacara pungutan dan
penyetoran pajak rokok
PMK 41 tahun 2016, penyaluran pajak rokok
Peraturan Menteri Kesehatan no 40 tahun 2016
tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (proses pengundangan Kumham)
• Inisiatif/usul DPR RI, untuk meningkatkan
PAD, membatasi konsumsi rokok, dan peredaran rokok ilegal, serta melindungi
masyarakat atas bahaya rokok. • DBH CHT diberikan kpd
penghasil tembakau. • Konsumsi rokok dan dampak negatif rokok dialami oleh seluruh daerah.
• Pajak rokok sebagai pajak provinsi dapat dimanfaatkan oleh seluruh daerah. • Guna meningkatkan kemampuan daerah dalam menyediakan pelayanan publik, khususnya pelayanan kesehatan. • Mengurangi meningkatnya tingkat prevalensi perokok • Menghindari dan mengatasi dampak negatif rokok; • Masih rendahnya
komponen pajak dalam
harga rokok Pengen
dalian dampak negatif rokok. Perlunya peningkatan kekuatan perpajakan daerah Penerapan piggyback taxes
atau tambahan atas objek pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Pusat Penerapan pajak yang lebih adil kepada seluruh daerah
Penggunaan Pajak Rokok
untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Permenkes Nomor 40 tahun 2016)
Tujuan :
Penggunaan pajak
rokok yang tepat guna, tepat sasaran, dan
dapat memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
Tujuan Khusus :
Meningkatkan dukungan kebijakan Pemda dalam pencegahan danpenanggulangan penyakit serta peningkatan
kesehatan masyarakat. Penggunaan pajak rokok dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk
menurunkan :
• Faktor risiko penyakit tidak menular
• Faktor risiko penyakit menular termasuk imunisasi
Pemanfaatan
Melalui pendekatan promotif dan preventif untuk meningkatkan :
• Promosi kesehatan • Gizi
• Kesehatan lingkungan • Kesehatan kerja dan olah
raga
• Pengendalian konsumsi rokok dan produk
tembakau lainnya
• Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
Penggunaan Pajak Rokok
untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Permenkes Nomor 40 tahun 2016) Pemanfaatan
Pendanaan pelayanan kesehatan masyarakat, digunakan untuk kegiatan:
1. penurunan faktor risiko penyakit tidak menular;
2. penurunan faktor risiko penyakit menular
termasuk imunisasi;
3. peningkatan promosi kesehatan;
4. peningkatan kesehatan keluarga;
5. peningkatan gizi;
6. peningkatan kesehatan lingkungan;
7. peningkatan kesehatan kerja dan olah raga;
8. peningkatan pengendalian konsumsi rokok dan
produk tembakau lainnya; dan
9. pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
tingkat pertama.
10. peningkatan pembangunan dan pemeliharaan
gedung puskesmas
paling
sedikit 75%
dari alokasi
yang
ditetapkan.
Maks 25%Strategi Pelaksanaan Kegiatan
(Permenkes Nomor 40 tahun 2016)
Pemberdayaan
masyarakat
Advokasi
Pemenuhan sarana dan prasarana promotif dan preventif untuk pelayanan
kesehatan masyarakat. Peningkatan kapasitas
sumber daya manusia kesehatan dan non
kesehatan
Kemitraan
Penggunaan Pajak Rokok untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan MasyarakatDis
tribusi
Dana
• Pusat terlambat transfer dana • Pemda Provinsi dan kabupaten/ko ta tidak menginforma sikan dana rokok kepada instansi teknis terkaitR
egu
lasi
• Belum seluruh provinsi dan kab/kota memiliki regulasi pemanfaata n pajak rokok • Kesulitan menyusun regulasi
K
omitmen
Daer
ah
•Tidak mentaati regulasi pengelolaan dana pajak rokok•Tidak mendistribusika n/mengalokasika n dana sesuai proporsi dan keperuntukanny a •Tidak transparan •Tidak mensosialisasika n pengelolaan dana pajak rokok
K
apasit
as
t
enag
a
• Kurangnya pengetahua n tenaga tentang regulasi dana pajak rokok • Tenaga pengelola belum memahami dana pajak rokok 1 2 3 4POTENSIAL OVERLAP PEMBIAYAAN
PERMASALAHAN PEMANFAATAN DANA
PAJAK ROKOK DI DAERAH
KENDALA
PENGGUNAAN PAJAK ROKOK UNTUK
KESEHATAN
• Dinas Kesehatan tidak mengetahui (kurang
informasi) besarnya estimasi anggaran pajak rokok
Pengalokasian Pajak rokok tidak sesuai
peruntukkannya
• Belum ada punishment bagi daerah yang
memanfaatkan pajak rokok tidak sesuai amanah
UU 28 tahun 2009 tentang PDRD
• Kurangnya monev dan tidak ada feedback dari hasil
monev
• Kurangnya pengawasan terhadap pemanfaatan
pajak rokok
KATEGORI SASARAN
PERMASALAHAN PAJAK ROKOK DI DAERAH
TIDAK TAHU ADANYA DANA PAJAK ROKOK •KURANGNYA KOORDINASI DENGAN SKPD •BELUM TERSOSIALISASI PAJAK ROKOK HINGGA KE TK.PUSKESMAS TAHU NAMUN TIDAK MENDAPAT AKSES PENGGUNAKAN DANA PAJAK ROKOK
• PAJAK ROKOK DIANGGAP SEBAGAI PAD PROVINSI, DIANGGAP KEWENANGAN PROVINSI SECARA KESELURUHAN MENGALOKASIKAN PENGGUNAANNYA TERMASUK UNTUK KESEHATAN (10%)
• TIDAK ADA PELIBATAN SEKTOR KESEHATAN • KURANGNYA KOORDINASI DENGAN SKPD TIDAK MAMPU MENGGUNAKAN PAJAK ROKOK UNTUK KESEHATAN SECARA OPTIMAL
• BELUM ADA KOORDINASI PERENCANAAN SECARA TERPADU
• BELUM DIATUR
PRIORITAS PENGGUNAAN PAJAK ROKOK DI DAERAH
• PUSKESMAS BELUMD ILIBATKAN DALAM PERENCANAAN SESUAI KEBUTUHAN MASYARAKATNYA MENGGUNAKAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK KEPENTINGAN DI LUAR KESEHATAN •DAERAH KESULITAN DALAM MEMBUAT PROGRAM/KEGIATA N •TERBATASNYA WAKTU •IMPLEMENTASI UNTUK KEGIATAN YANG MENYERAP BESARNYA ANGGARAN. •KETIDAKTRANSPARA NNYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGALOKASIAN ANGGARAN
Koordinasi Lintas Sektor harus dilaksanakan dalam bentuk:
TINDAK LANJUT PENYEMPURNAAN
PEDOMAN PAJAK ROKOK
Penyusunan Instrumen Monitoring Implementasi Pajak Rokok Monitoring Bersama Lintas Sektor dalam Implementasi Pajak Rokok Penyesuaian Permenkes 40 Tahun 2016 sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah Pencantuman Permenkes 40 Tahun 2016 pada Permendagri tentang Penyusunan APBD Tahun 2016 Advokasi intensi kepada Pemerintah Daerah
Peran Lintas Sektor untuk
Optimalisasi Penggunaan Pajak
Rokok Daerah untuk Kesehatan
PENGUATAN PEMANFAATAN DANA PAJAK ROKOK PENGUATAN PEMANFAATAN DANA PAJAK ROKOK ADVOKASI REGULASI DISTRIBUSI DANA PAJAK ROKOK KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD KAPASITAS PENGELOLA PERAN LSM DAN ORMAS PERAN AKADEMISI/OR GANISASI PROFESI
Perlu advokasi kepada pemerintah daerah dan DPRD, untuk mendorong tersusunnya regulasi bidang kesehatan dan pemanfaatan dana pajak rokok (Pergub, Perda Prov, Perbub, Perwali, Perda Kab/Kota
Pemerintah Pusat
Mengupayakan transfer dana pajak rokok tepat waktu, Pemerintah Provinsi segera menetapkan alokasi dana pajak rokok Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab/kota
mendistribusikan kepada unit teknis terkait
Pendampingan, Kemintraan, dan Monitoring
Menetapkan pelaksanaan kegiatan dana pajak rokok Segera melakukan
koordinasi dengan instansi teknis
Pengelolaan dana secara transparan, tertib dan akuntabel
Berperan aktif dalam pengelolaaan dana pajak rokok
Sosialisasi dan pelatihan pengelolaan dana pajak rokok bagi daerah Dukungan Penguatan provider, Pendampingan, Penelitian, monitoring dan evaluasi
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Inisiator, Fasilitator, dan Motivator ORGANISASI PROFESI DAN AKADEMISI Think Tank MITRA PEMBANGUNAN Memperkuat Inisiasi, Kolaborasi, dan Monev DUNIA USAHA Pengembangan produk
dan program yang mendukung (Berbagi informasi distribusi sumber
daya, penerapan CSR sesuai dasar hukum) MEDIA MASSA Mempublikasikan informasi yang mendukung pembangunan kesehatan secara terus menerus PEMANFAATAN PAJAK ROKOK LEMBAGA SOSIAL KEMASYARAKATAN/CSOs
Advokasi untuk penyempurnaan inisiasi, kajian strategis dan pelaporan situasi pelaksanaan di
lapangan/ masyarakat, pemberdayaan masyarakat PARLEMEN Menjalankan fungsi legislatif
Aliansi
Pengendalian
tembakau
S A L A M S E H A T