DENGAN METODE KNOWLEDGE MANAGEMENT
BALANCED SCORECARD DI PT BANK X
Ni Wayan Omni Sanisya Uttami
1, Amelia Kurniawati
2, Ika Arum Puspita
3 1,2,3Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Institut Teknologi Telkom, Bandung Email: omnisanisyauttami@gmail.com (korespondensi)
Abstract
One of company that has implemented knowledge management in their management practices is Bank X. With a huge invest for implementing knowledge management, it is a critical thing for Bank X to evaluate their knowledge management. Evaluation process that has done in this research involves evaluating knowledge management performance using knowledge management balanced scorecard from human capital perspective. The evaluation produces 42 successful indicators that influence the company’s knowledge management performance. From the AHP method, the dimension that have the highest weight in human capital perspective are attitude and motivation (23,77%), employee engagement (17,26%), performance (12,57%), competence (11,58%), leadership practices (8,95%), improvement system (7,44%), intellectual agility (6,53%), knowledge accessibility (6,03%), and workforce optimization (5,91%). The value of knowledge management performance based on human capital perspective in Bank X entirely in 2011 is 4,3476 with very good criteria.
Keywords: Human capital, knowledge management performance, balanced scorecard
1. PENDAHULUAN
Menurut Du plessis [1] dunia bisnis saat ini telah memasuki era saat knowledge
menjadi faktor penting dan penentu
keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan yang dianggap kompetitif adalah perusahaan yang mampu dan senantiasa berusaha secara konsisten menciptakan pengetahuan, menyebarkannya ke seluruh organisasi, dan
mengaplikasikannya dalam produk
perusahaan.
Bank X merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan KM dalam praktik manajemennya. Bank X memiliki unit khusus yang menangani KM dalam perusahaan yang disebut dengan Learning Center Group. Hingga tahun 2009, Bank X telah memiliki 186 modul pembelajaran e-learning untuk sekitar 18.000 karyawan yang tersebar lebih dari 600 cabang di seluruh Indonesia.
Dalam mengimplementasikan strategi KM secara efektif dan menjadi perusahaan yang
berbasis knowledge, nampaknya sudah
menjadi prasyarat mutlak untuk kesuksesan Bank X. Namun, menurut Tobing (2007) implementasi KM yang selalu menyerap alokasi sumber daya yang cukup signifikan, mengakibatkan para stakeholder perusahaan
menuntut adanya kontribusi dari KM
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Kontribusi tersebut diharapkan dapat
direpresentasikan oleh indikator-indikator
yang dapat diukur, sehingga KM dapat dikelola dan dioptimalkan untuk pencapaian tujuan bisnis perusahaan.
Kinerja knowledge management dapat diukur dari intangible asset atau Intellectual
Capital (IC) yang dimiliki oleh perusahaan.
Stewart (2001, dalam Tobing, 2007)
mendefinisikan IC sebagai knowledge yang
mentransformasikan material dasar
perusahaan dan membuatnya memiliki nilai lebih. IC diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
human capital, organizational capital dan customer capital. Sangkala [5] menyatakan
Bila di era industri orang disebut sebagai
human resources sama seperti resources
yang lain, maka di era knowledge, orang disebut sebagai human capital dan dianggap sebagai company most important assets. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap Human Capital Perspective untuk dapat mengetahui hubungan penerapan KM dengan kinerja perusahaan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Knowledge Management
Malhotra [3] mendefinisikan knowledge
management sebagai isu-isu kritis dari
adaptasi, kebertahanan hidup, dan
kompetensi suatu organisasi untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang tidak menentu. Wujud utamanya organisasi
melakukan suatu proses untuk mencari kombinasi sinergis dari pemrosesan data, kapasitas pengolahan informasi, melalui teknologi informasi dan kemampuan kreatif dan inovatif dari manusianya.
2.2.Knowledge Management Balanced Scorecard
Pendekatan BSC yang serbaguna dan ini dapat dimodifikasi untuk KM. Untuk tujuan
pengukuran hasil KM, Tiwana [6]
mengajukan pengganti perspektif Kaplan dan Norton, yaitu sebagai berikut :
1. Perspektif financial: apakah investasi di
dalam KM memperoleh keuntungan finansial pada neraca ?
2. Perspektif human capital: apakah kinerja
karyawan lebih baik dan lebih berbagi ?
3. Perspektif customer capital: sudah
baikkah hubungan dengan pelanggan,
prospeknya semakin meningkat, dan
mendatangkan pelanggan baru sebagai akibat pelaksanaan KM ?
4. Perspektif organizational capital: apakah
saat ini memiliki proses yang paling baik,
kapabilitas yang sangat berbeda,
kemampuan yang sangat hebat untuk melakukan inovasi dengan lebih cepat daripada pesaing melalui KM ?
3. METODOLOGI PENELITIAN
Proses evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengukuran kinerja
knowledge management dengan
menggunakan metode knowledge
management balanced scorecard dengan
fokus penelitian pada perspektif human
capital. Proses pengukuran kinerja
knowledge management Bank X diawali
dengan penjabaran visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam sasaran strategis, faktor kunci penentu sukses, dan indikator keberhasilan tiap dimensi human capital yaitu dimensi competence, improvement
system, intellectual agility, performance, attitude and motivation dari Engström, dan
Westnes [2] yang didasari oleh kriteria
survei MAKE awards, serta dimensi
leadership practices, employee engagement, knowledge accessibility, dan workforce optimization dari Pickett [4]. Proses
selanjutnya adalah pembobotan
menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) kemudian pengukuran kinerja knowledge management ditinjau dari
perspektif human capital. Hasil dari
pengukuran kinerja knowledge management
strategy berdasarkan perspektif tersebut
berupa nilai kinerja knowledge management perusahaan yang kemudian akan dievaluasi
untuk memberikan usulan perbaikan
knowledge management untuk human capital perusahaan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Pengukuran Kinerja KM
Dimensi competence memiliki nilai 4,6729 dengan kategori sangat baik. Penjabaran nilai indikator untuk dimensi competence dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai indikator dimensi competence Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Persentase karyawan yang berpendidikan pra kuliah 5 0.0784 0.3920 Persentase karyawan yang berpendidikan diploma 5 0.1527 0.7635 Persentase karyawan yang berpendidikan sarjana 5 0.4406 2.2030 Persentase karyawan yang berpendidikan pasca sarjana 4 0.3286 1.3144
Dimensi improvement system memiliki nilai 4,3549 dengan kategori sangat baik. Penjabaran nilai indikator untuk dimensi improvement
system dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai indikator dimensi improvement system
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Jumlah pelatihan yang
diikuti dalam satu tahun
4 0.2455 0.9820 Investasi untuk
pelatihan selama satu tahun
3 0.1998 0.5994 Jumlah program CoP
yang diadakan setiap tahun
5 0.5547 2.7735
Dimensi intellectual agility memiliki nilai 4,0174 dengan kategori sangat baik. Penjabaran nilai indikator untuk dimensi intellectual agility dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai indikator dimensi intellectual agility
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Persentase karyawan
yang mengikuti pelatihan dalam satu tahun 3 0.3914 1.1742 Persentase karyawan yang mengikuti program CoP 4 0.2011 0.8043 Jumlah akses
e-leaming tiap tahun 5 0.1269 0.6343
Jumlah karya tulis yang dihasilkan
karyawan
5 0.0887 0.4433 Jumlah inovasi tingkat
nasional yang dihasilkan
5 0.1923 0.9614
Dimensi performance memiliki nilai 5,0000 dengan kategori sangat baik. Penjabaran nilai indikator untuk dimensi performance dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai indikator dimensi performance Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Human Capital Value
Added 5 0.6162 3.0810
Human Capital
Return on Investment 5 0.2537 1.2684
Revenue Factor 5 0.1303 0.6513
Dimensi attitude and motivation memiliki nilai 3,4766 dengan kategori baik. Penjabaran nilai indikator untuk dimensi attitude and motivation dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai indikator dimensi attitude and motivation
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Indeks kepuasan kerja
karyawan 5 0.1925 0.96264 Persentase
turnover karyawan tiap tahun
5 0.0456 0.22798 Jumlah karyawan yang
memperoleh reward yang berkaitan dengan proses pembelajaran
3 0.7620 2.286
Dimensi leadership practices memiliki nilai 4,5050 dengan kategori sangat baik. Penjabaran nilai indikator untuk dimensi leadership practices dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai indikator dimensi leadership practices
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Persentase kehadiran
leader pada sharing session dalam satu tahun
5 0.1702 0.851 Persentase leader yang
memberikan coaching kepada karyawan dalam satu tahun
5 0.0927 0.4633 Persentase leader yang
memberikan mentoring kepada karyawan dalam satu tahun
5 0.0772 0.38579 Persentase leader yang
mengikuti pelatihan leadership dalam satu tahun
4 0.1560 0.62406 Persentase leader yang
menjadi pembicara di dalam perusahaan dalam satu tahun
4 0.0773 0.30936 Persentase reward
yang diberikan perusahaan kepada leader dalam satu tahun
5 0.3743 1.8715
Dimensi employee engagement memiliki nilai 4,5737 dengan kategori sangat baik. Penjabaran
nilai indikator untuk dimensi employee
engagement dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai indikator dimensi employee engagement
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Persentase kesesuaian
antara kompetensi dengan job assignment
5 0.2378 1.189 Persentase karyawan
yang dipromosi dalam satu tahun
4 0.2390 0.9561 Persentase karyawan
yang dimutasi dalam satu tahun
5 0.0655 0.32745 Persentase kenaikan
insentif yang diterima karyawan tiap tahun
4 0.1893 0.75718 Jumlah tunjangan
kesejahteraan yang diterima karyawan dalam satu tahun
5 0.1196 0.59787 Jumlah waktu kerja
normal karyawan dalam satu tahun
5 0.0865 0.43253 Jumlah waktu kerja
lembur karyawan dalam satu tahun
Dimensi knowledge accessibility memiliki nilai 4,6367 dengan kategori sangat baik. Penjabaran
nilai indikator untuk dimensi knowledge
accessibility dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Nilai indikator dimensi knowledge accessibility
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Persentase kesesuaian
modul e-learning dengan informasi yang dibutuhkan oleh karyawan
5 0.1295 0.6475
Jumlah pekerjaan yang dilakukan karyawan lintas departemen 5 0.0726 0.3628 Persentase keberhasilan pekerjaan lintas departemen 5 0.4335 2.16745 Jumlah sharing session
yang diadakan dalam satu tahun
4 0.0651 0.26054 Persentase karyawan
yang mengikuti sharing session dalam satu tahun
4 0.2996 1.1984
Dimensi workforce optimization memiliki nilai 4,9568 dengan kategori sangat baik. Penjabaran
nilai indikator untuk dimensi workforce
optimization dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai indikator dimensi workforce optimization
Indikator
Keberhasilan Skor Bobot
Nilai Indikator Jumlah perubahan ketetapan dan peraturan dalam perusahaan 4 0.0442 0.1768 Persentase standard operational procedures yang dimiliki untuk setiap kegiatan / aktivitas kerja dalam perusahaan 5 0.1513 0.75645 Persentase kesesuaian pelaksanaan tugas dengan standard operational procedures yang ada 5 0.1539 0.76973 Persentase jabatan kosong yang berhasil diisi melalui proses rekruitasi karyawan tiap tahun
5 0.2510 1.25487
Jumlah pegawai tetap 5 0.2472 1.236 Jumlah pegawai
outsourcing 5 0.1526 0.76295
Kinerja knowledge management Bank X dari sisi human capital dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara bobot dengan nilai dimensi untuk tiap dimensi
human capital. Hasil pengukuran kinerja knowledge management perspektif human capital Bank X dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil pengukuran kinerja knowledge
management dari perspektif human
capital No Dimensi Bobot Dimensi Nilai Dimensi Nilai Kinerja 1 Competence 11.58% 4.6729 0.5411 2 Improvement System 7.44% 4.3549 0.3240 3 Intellectual Agility 6.53% 4.0174 0.2623 4 Performance 12.57% 5.0007 0.6286 5 Attitude and Motivation 23.77% 3.4766 0.8264 6 Leadership Practices 8.95% 4.5050 0.4032 7 Employee Engagement 17.26% 4.5737 0.7894 8 Knowledge Accessibility 6.03% 4.6367 0.2796 9 Workforce Optimization 5.91% 4.9568 0.2929
Nilai Kinerja Secara Keseluruhan 4.3476 Kriteria Sangat Baik
4.2.Rekomendasi
Agar analisis dan rekomendasi yang dihasilkan lebih tajam maka perbaikan
kinerja knowledge management pada
penelitian ini difokuskan pada indikator yang memiliki bobot yang tinggi dengan nilai kinerja yang rendah. Selain itu, penelitian ini juga difokuskan pada indikator-indikator
keberhasilan yang memiliki peluang
diadakannya perbaikan yang dapat
diimplementasikan. Adapun
indikator-indikator yang menjadi sasaran perbaikan adalah:
1. Jumlah karyawan yang memperoleh
reward yang berkaitan dengan proses
pembelajaran.
2. Persentase karyawan yang mengikuti
pelatihan selama setahun.
3. Persentase karyawan yang mengikuti
sharing session dalam satu tahun.
4. Persentase karyawan yang mengikuti
program CoP.
5. Persentase leader yang mengikuti
pelatihan leadership dalam satu tahun.
6. Jumlah pelatihan yang diadakan dalam
7. Jumlah program CoP yang diadakan dalam satu tahun.
8. Persentase leader yang menjadi
pembicara di dalam perusahaan dalam satu tahun.
9. Jumlah sharing session yang diadakan
dalam satu tahun.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
yang dilakukan serta kemungkinan
diadakannya perbaikan untuk
diimplementasikan pada dasarnya mengarah pada program pelatihan, sharing session,
CoP, dan pelatihan leadership yang
diadakan, serta reward yang diterima karyawan sebagai bentuk penghargaan atas partisipasinya dalam proses pembelajaran.
Rencana aksi yang pertama terkait dengan peningkatan fasilitas dan stimulus aktivitas belajar, yaitu peningkatan kegiatan pelatihan, sharing session, community of
practice, dan pelatihan leadership. Rencana
aksi yang kedua terkait dengan sistem
reward untuk aktivitas belajar, yaitu penerapan sistem akumulasi poin dan
intangible reward.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian pengukuran kinerja KM perspektif human
capital Bank X dengan menggunakan metode knowledge management balanced
scorecard, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat kinerja knowledge management
perspektif human capital Bank X secara
keseluruhan yang diukur berdasarkan
indikator-indikator keberhasilan tiap
dimensinya memiliki nilai sebesar 4,3476 dimana nilai kinerja tersebut merupakan pencapaian kinerja dengan kriteria sangat baik.
2. Dengan mengacu pada hasil pengukuran
kinerja KM perspektif human capital Bank X dengan menggunakan metode knowledge
management balanced scorecard maka rencana aksi perbaikan human capital yang direkomendasikan kepada Bank X antara lain:
a. Fasilitasi dan stimulus aktivitas
belajar seperti pelatihan, sharing session,
community of practices, dan pelatihan leadership.
b. Pembentukan sistem reward untuk
aktivitas belajar berupa sistem poin dan
intangible reward.
Saran berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Bank X.
a. Bank X diharapkan dapat
mengimplementasikan rekomendasi rencana
aksi perbaikan berdasarkan hasil
pengukuran dan evaluasi kinerja KM
perusahaan perspektif human capital.
b. Bank X diharapkan dapat melakukan
pengukuran kinerja KM perspektif human
capital dengan menggunakan metode
knowledge management balanced scorecard
secara periodik setiap tahunnya sehingga pencapaian visi, misi, dan strategi KM
perusahaan dapat dipantau secara
berkelanjutan.
c. Bank X diharapkan dapat menyediakan
fasilitas pendukung yang dibutuhkan dalam penerapan pengukuran kinerja KM perspektif
human capital dengan menggunakan metode knowledge management balanced scorecard
seperti penginventarisan dokumen-dokumen
yang dibutuhkan dalam pengukuran,
penyediaan software yang berkaitan dengan pengukuran, dan lain-lain.
2. Bagi penelitian selanjutnya.
Perlu adanya penelitian dengan metode dan lokasi penelitian yang sama untuk perspektif yang lain dalam knowledge
management balanced scorecard yaitu
perspektif customer capital, perspektif
organizational capital, dan perspektif
financial capital.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Du Plessis,M. 2007. The role ofknowledge management in innovation.
Journal of Knowledge Management. Vol. 11 Iss: 4, pp.20 - 29.
[2]
Engström, Truls E.J., PetterWestnes, and Siren Furdal Westnes. 2003. "Evaluating Intellectual Capital in the Hotel Industry". Journal of
Intellectual Capital Vol. 4 No. 3, 2003,
pp. 287-303.
[3]
Malhotra, Y. 2005. IntegratingKnowledge Management Technologies In Organizational Business Processes: Getting Real Time Enterprises To Deliver Real Business Performance. Journal Of
Knowledge Management Vol. 9 No. 1.
[4]
Pickett, Lie. 2005. "Optimizing HumanCapital: Measuring What Really Matters".Industrial and Commercial Training. Vol. 37 No. 6,2005, pp. 299-303.
[5]
Sangkala. 2007. Knowledge ManagementOrganisasi Mengelola Pengetahuan sehingga Menjadi Organisasi yang Unggul. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
[6]
Tiwana, Amrit. 2000. The KnowledgeManagement Toolkit: Practical Techniques for Building A Knowledge Management System. New Jersey : Pretince Hall PTR.