• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Leverage dan Harga Saham Terhadap Earning Management Industri Otomotif Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Pengaruh Leverage dan Harga Saham Terhadap Earning Management Industri Otomotif Di Indonesia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel leverage dan harga saham terhadap earning management secara parsial. Sampel yang digunakan adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan data dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan daftar harga saham. Metode analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa leverage dan harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management.

Kata KunciEarning Management, Leverage, Harga Saham.

Abstract—This study aimed to know the effect of variable leverage and stock price to earnings management partially. The sample that has been used was an automotive industry listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. This research used data from balance sheet, income statement, cash flow statement, and stock price list of Indonesia companies. The statistical analysis method used to test the hypothesis was binary logistic regression. The result of the test showed that leverage and stock price has no significant effect to earning management.

Keyword—Earning Management, Leverage, Stock Price.

1.PENDAHULUAN

SEKTOR otomotif mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penjualan yang terus meningkat tiap tahunnya. Selain itu, berdasarkan hasil analisis dari CLSA Asia-Pacific Markets, Indonesia memiliki potensi pasar yang terbuka lebar dalam industri otomotif yaitu dari 1.000 warga Indonesia, baru 32 orang yang memiliki mobil (Asnil Bambani, Arief Wicaksono, Melati Amaya Dori, Sofyan Nur Hidayat, 2012). Hal tersebut merupakan sebuah peluang yang bagus bagi para pelaku industri otomotif untuk melakukan ekspansi, yang mana dalam melakukan ekspansi membutuhkan dana yang cukup besar dan dana tersebut dapat diperoleh melalui pendanaan internal maupun eksternal.

Bagi creditor, informasi laba merupakan salah satu bahan pertimbangan apakah creditor akan meminjamkan dananya kepada suatu perusahaan atau tidak. Creditor memiliki kecenderungan terhadap laba yang tinggi, karena semakin tinggi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka semakin kecil risiko yang akan ditanggung oleh creditor apabila perusahaan tersebut meminjam dana pada creditor tersebut. Sedangkan bagi investor informasi laba menunjukkan kekayaan pemilik yaitu apabila suatu perusahaan menghasilkan laba maka investor berharap akan memperoleh bagian atas laba tersebut sehingga akan terjadi peningkatan kekayaan pemilik sebagai hasil penanaman modalnya. Semakin besar laba perusahaan maka semakin

besar pula bagian atas laba yang diterima oleh para pemegang saham (Natalia, 2006).

Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi diduga melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba supaya rasio leverage perusahaan tersebut menjadi rendah sehingga dapat memudahkan dalam mendapatkan pinjaman dari pihak creditor (Argali, 2006). Sebab, pada umumnya creditor lebih menyukai rasio leverage yang rendah karena dapat memperkecil risiko pembayaran hutang.

Gumanti (2001) mengemukakan dalam jurnalnya bahwa supaya saham yang ditawarkan dapat diserap pasar (investor), tentunya pemilik perusahaan dituntut untuk bisa menujukkan bahwa perusahaannya merupakan perusahaan yang prospektif. Prospek tersebut ditandai oleh baiknya aliran kas perusahaan, tingkat pertumbuhan yang dialami serta tingkat keuntungan yang diperoleh.

“Bukti–bukti empiris mendukung anggapan bahwa prestasi keuangan, khususnya tingkat keuntungan, memegang peranan yang cukup penting dalam penilaian prestasi usaha perusahaan serta sering digunakan sebagai dasar keputusan investasi lebih-lebih dalam pembelian saham” (Watts dan Zimmerman, 1990, DeAngelo, 1990, dalam Gumanti, 2001, p.168).

Dengan demikian, perusahaan yang memiliki harga saham rendah diduga melakukan earning management dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba supaya harga saham menjadi lebih tinggi. Sebab peningkatan laba perusahaan akan menarik minat investor di pasar untuk menanamkan modalnya karena investor beranggapan bahwa perusahaan tesebut memiliki prestasi atau kinerja yang baik atau optimal yang ditandai dengan tingginya harga saham.

Maksud dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menganalisa bahwa faktor leverage dan harga saham pada industri otomotif pada periode 2008 sampai dengan tahun 2011 berpengaruh signifikan terhadap earning management atau tidak.

2.TEORIPENUNJANG

Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut (dalam Nurhayati, 2006). Proxy yang digunakan untuk mengukur earning management adalah discretionary accruals (Widyaningdyah, 2001). Penggunaan discretionary accruals sebagai proxy earnings management dikarenakan

Analisa Pengaruh

Leverage

dan Harga Saham Terhadap

Earning

Management

Industri Otomotif Di Indonesia

Natalina Rumengan

Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

E-mail: linanata@ymail.com

(2)

discretionary accruals telah dipakai secara luas untuk menguji hipotesis earning management (Sutono, 2006).

Leverage yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan debt ratio yaitu perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukkan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham penutupan tahunan.

Menurut Widyaningdyah (2001), perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi diduga melakukan earnings management karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya. Sedangkan, perusahaan yang memiliki harga saham rendah diduga melakukan earning management dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba supaya harga saham menjadi lebih tinggi dari harga sebelumnya. Sebab peningkatan laba perusahaan akan menarik minat investor di pasar untuk menanamkan modalnya karena investor beranggapan bahwa perusahaan tesebut memiliki prestasi atau kinerja yang baik atau optimal yang ditandai dengan tingginya harga saham.

3.METODOLOGIPENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan data-data numerik sehingga dapat digolongkan sebagai penelitian yang bersifat kuantitatif. Selain itu, penelitian ini bersifat conclusive research yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji suatu hipotesa atau hubungan tertentu. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang telah go public dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 12 perusahaan otomotif yang telah go public dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2008 sampai 2011 dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel atas dasar pertimbangan dan tujuan tertentu. Berikut kriteria pengambilan sampel:

1.Perusahaan yang sudah go public sebelum tahun 2008. 2.Perusahaan yang diteliti bergerak di sektor manufaktur

dengan jenis industrinya otomotif.

3.Perusahaan yang memiliki data harga saham pada periode 2006sampai dengan 2010.

4. Perusahaan memiliki data laporan keuangan yang lengkap dengan tahun fiskal 1 Januari sampai 31 Desember pada periode 2007 sampai dengan 2011.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder,yaitu laporan keuangan industri otomotif periode 2006 sampai dengan 2011 dari Bursa Efek Indonesia dan harga saham penutupan tahunan industri otomotif periode 2006 sampai dengan 2010 dari website Yahoo Finance.

D. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan browsing internet. Studi pustaka dilakukan

dengan cara mengumpulkan buku literatur, jurnal, dan tesis yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini untuk memperoleh landasan teori dan teknik analisa data yang didapat dari perpustakaan. Selain itu dilakukan dengan cara mengumpulkan data total aktiva tahunan dan total hutang tahunan industri otomotif dari tahun 2006 sampai dengan 2010 serta penjualan tahunan, laba bersih tahunan, dan aliran kas dari aktivitas operasi tahunan industri otomotif dari tahun 2007 sampai dengan 2011 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Sedangkan browsing internet, dilakukan dengan cara mengunduh jurnal, tesis, dan artikel yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini untuk memperoleh latar belakang penelitian dan landasan teori. Selain itu, browsing internet dilakukan dengan cara mengumpulkan data harga saham penutupan tahunan industri otomotif dari tahun 2006 sampai dengan 2010 yang diperoleh dari website Yahoo Finance.

E. Teknik Analisa Data

1) Menghitung variabel independen yaitu leverage dengan menggunakan rumus: 1 pt 1 pt 1 pt     TotalAsset Debt Total Ratio Debt (1) Keterangan:

Debt Ratiopt-1 = debt ratio 1 periode sebelumnya Total Debtpt-1 = total debt 1 periode sebelumnya Total Assetpt-1 = total asset 1 periode sebelumnya 2) Menghitung variabel independen yaitu perubahan harga

saham dengan menggunakan rumus:

2 -pt P 2 -pt P 1 -pt P 1 -pt P    (2) Keterangan:

ΔPpt-1 = perubahan harga saham 1 periode sebelumnya

Ppt-1 = harga saham pada 1 periode sebelumnya

Ppt-2 = harga saham pada 2 periode sebelumnya

3) Menghitung total accrual dengan menggunakan rumus: CFO

NI

TACt   (3)

Keterangan:

TACt = total accruals pada periode t NIt = total laba bersih pada periode t

CFOt = aliran kas bersih aktivitas operasi pada periode t 4) Menghitung discretionary accrual dengan

menggunakan rumus:               /SALEpt-1 1 -pt TAC pt SALE / pt TAC pt DAC (4) Keterangan:

DACpt = discretionary accruals pada periode tes TACpt = total accruals pada periode tes

SALEpt = penjualan pada periode tes

TACpt-1 = total accruals pada 1 periode sebelumnya

SALEpt-1 = penjualan pada 1 periode sebelumnya

5) Variabel dependen yaitu earning management dibuat 2 kategori dan dinyatakan dalam simbol angka dengan ketentuan sebagai berikut:

Simbol 1= Discretionary accrual positif. Simbol 0= Discretionary accrual negatif.

(3)

persamaannya adalah: 1 -t saham harga . 2 b 1 . 1 b a t Y   leveraget (5)

7) Menguji data earning management yang telah diubah menjadi variabel binary, serta leverage dan harga saham yang telah dihitung dengan menggunakan model analisa regresi binary logistic menggunakan bantuan progam SPSS versi 17. Analisa atas hasil pengujian untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada output variable in the equation dengan menggunakan hipotesa sebagai berikut:

H01 = leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management.

H11 = leverage berpengaruh signifikan terhadap earning management.

H02 = harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management.

H22 = harga saham berpengaruh signifikan terhadap earning management.

Pengambilan keputusan didasarkan pada:

Jika probabilitas > 0,05 maka H01 diterima artinya leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management.

Jika probabilitas < 0,05 maka H11 diterima artinya leverage berpengaruh signifikan terhadap earning management.

Jika probabilitas > 0,05 maka H02 diterima artinya harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management.

Jika probabilitas < 0,05 maka H22 diterima artinya harga saham berpengaruh signifikan terhadap earning management.

4.ANALISADANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahan yang memiliki data harga saham dari periode 2006 sampai dengan 2010 dan yang sudah go public sejak tahun 2008 yang berada dalam sektor industri otomotif. Jumlah sampel adalah sebanyak 12 perusahaan dengan periode penelitian tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

B. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu leverage dan harga saham yang akan diuji secara parsial terhadap variabel terikat yaitu earning management dengan model analisa regresi binary logistic. Dengan kata lain, dalam penelitian ini leverage dan harga saham akan diuji secara parsial pengaruhnya terhadap earning management. Tabel 1 akan menjelaskan mengenai uji koefisien regresi. Uji koefisien regresi dilakukan bertujuan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh leverage dan harga saham terhadap earning management. Leverage dan harga saham dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap earning management apabila memiliki probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel leverage adalah sebesar 0,795 sedangkan nilai signifikansi dari variabel harga saham adalah sebesar 0,573. Maka dapat disimpulkan bahwa H01 dan H02 gagal ditolak yang artinya leverage dan harga saham secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management. Selain itu, dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,013 yang artinya leverage dan harga saham hanya dapat menjelaskan variabel earning management sebesar 1,3% saja. NagelkerkeR Square ini identik dengan R Square yang ada pada regresi berganda (Hair, Black, Babin, & Anderson, 2010).

Bentuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut: 1 -t 1 t t 0,108 0,364 0,093hargasaham Y   leverage

Dari bentuk persamaan regresi diatas dapat dijelaskan bahwa variabel leverage dan harga saham memiliki hubungan secara positif terhadap earning management yang artinya apabila variabel leverage dan harga saham meningkat maka variabel earning management juga meningkat dan apabila turun maka variabel earning management juga mengalami penurunan. Berdasarkan persamaan regresi diatas, jika harga saham dianggap konstan maka setiap kenaikan leverage akan meningkatkan discretionary accrual sebesar 0,364 yang artinya kemungkinan perusahaan untuk melakukan tindakan earning management pada setiap kenaikan leverage sebesar 36,4%. Begitu juga, apabila leverage dianggap konstan maka setiap kenaikan harga saham akan meningkatkan discretionary accrual sebesar 0,093 yang artinya kemungkinan perusahaan untuk melakukan tindakan earningmanagement pada setiap kenaikan harga saham sebesar 9,3%. Sedangkan konstanta sebesar -0,108 yang diartikan sama dengan 0, menyatakan bahwa jika tidak ada variabel leverage dan harga saham maka kemungkinan perusahaan melakukan tindakan earning management tidak terjadi.

C. Pembahasan dari Hasil Penelitian

Dalam pengujian terhadap sampel penelitian yang berjumlah 12 perusahaan otomotif yang menggunakan uji statistik binary logistic, dapat diketahui bahwa variabel leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap earning management selama periode 2008-2011. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesa pertama (H11) yang menduga leverage berpengaruh signifikan terhadap earning management tidak terbukti. Pengambilan keputusan tersebut didasarkan pada angka probabilitas leverage yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,795.

Kemudian hasil penelitian dari variabel harga saham dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel harga saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap earning management selama periode 2008-2011. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesa kedua (H22) yang menduga harga saham berpengaruh signifikan terhadap earning management tidak terbukti. Pengambilan keputusan tersebut didasarkan pada angka probabilitas harga saham yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,573. Selain itu, industri otomotif memang sudah memiliki prospek yang bagus, hal itu ditandai dengan penjualan industri otomotif yang terus meningkat tiap tahunnya (dari tahun 2007-2011) Tabel.1 Uji Koefisien Regresi

(4)

dan industri otomotif juga memiliki potensi pasar yang terbuka lebar untuk melakukan ekspansi (1.000 warga Indonesia, baru 32 orang yang memiliki mobil) menurut Bambani, Wicaksono, Dori, Hidayat, 2012. Keadaan tersebut membuat industri otomotif mudah dalam mendapatkan dana dari investor maupun creditor tanpa perlu melakukan tindakan earning management. Karena dengan adanya keadaan tersebut, mampu membuat investor maupun creditor tidak ragu dalam melakukan investasi maupun dalam hal meminjamkan dana kepada industri otomotif. Selain itu, berdasarkan data industri otomotif periode penelitian tahun 2008 sampai dengan 2011 dapat diketahui bahwa dari 48 data, earning management terjadi sebanyak 26 kali. Lalu dari 26 data tersebut, terdapat 9 data leverage yang hanya mengalami penurunan rata-rata sebesar 6,95% dari leverage tahun sebelumnya setelah dilakukan tindakan earning management dan untuk harga saham terdapat 18 data yang hanya mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,5 kali dari harga saham sebelumnya.

Berdasarkan 9 data leverage yang telah disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa penurunan yang terjadi tidak mengubah status leverage tinggi menjadi rendah. Lalu secara keseluruhan, dari 48 data terdapat 27 data (8 perusahaan) yang memiliki rasio leverage yang rendah dan dari 48 data terdapat 45 data (sebanyak 12 perusahaan) yang memiliki net income yang positif dan net income tersebut cenderung mengalami kenaikan.

Jadi, dapat dijelaskan bahwa tidak berpengaruhnya leverage dan harga saham secara parsial terhadap earning management dalam industri otomotif tahun 2008 sampai dengan 2011 disebabkan karena sebelumnya sebagian perusahaan (sebanyak 8 perusahaan) sudah memiliki rasio leverage yang rendah dan setelah dilakukan earning management pada rasio leverage, tidak mengubah status leverage tinggi menjadi rendah serta semua perusahaan memiliki net income yang positif cenderung naik (kecuali PRAS pada tahun 2008 & 2009 dan GJTL pada tahun 2008) sehingga memampukan perusahaan untuk melunasi hutang dengan labanya sendiri. Hal tersebut menimbulkan persepsi yang baik bagi investor maupun creditor, dan tercermin dalam harga saham perusahaan dimana harga saham yang telah dimiliki oleh perusahaan pada waktu itu (tahun 2008 sampai 2011) sudah dapat menarik minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan otomotif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pinjaman dana dari creditor dan menarik investor untuk berinvestasi, perusahaan tidak perlu melakukan tindakan earning management. Jadi, dalam penelitian menghasilkan temuan bahwa leverage dan harga saham secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap earningmanagement.

5.KESIMPULANDANSARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage dan harga saham terhadap earning management. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi binary logistic maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap earning

management. Jadi, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap

earning management ditolak. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,795.

2) Harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management. Jadi, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa harga saham berpengaruh signifikan terhadap earning management ditolak. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,573.

3) Jadi, sebaiknya, creditor, investor, dan pihak manajemen manajemen dapat mempertimbangkan faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap earning management dalam hal yang berkaitan dengan tindakan earning management.

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi creditor, investor, dan pihak manajemen sebaiknya

tidak hanya memperhatikan leverage dan harga saham dalam hal yang berkaitan dengan tindakan earning management. Hal itu disebabkan karena dalam penelitian ini membuktikan bahwa leverage dan harga saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning management. Sebaiknya, creditor, investor, dan pihak manajemen manajemen dapat mempertimbangkan faktor fundamental lain seperti pajak dan ukuran perusahaan (Roudotunnisa, 2009) karena faktor-faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap earning management. Selain itu, juga bisa memperhatikan faktor non fundamental seperti kondisi ekonomi saat itu dan reputasi auditor karena mungkin saja faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap earning management.

2) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel dengan jenis industri berbeda dan periode yang lebih panjang karena hasil yang didapatkan belum tentu sama, bisa saja dapat memiliki hasil yang berbeda jika menggunakan jenis industri berbeda dan periode yang lebih panjang.

3) Variabel harga saham yang digunakan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data harga saham harian atau triwulanan supaya pergerakan harga sahamnya bisa lebih jelas terlihat.

DAFTARPUSTAKA

Bambani, A., Wicaksono, A., Dori, M. A., & Hidayat, S. N. (2012, April 11). Industri Otomotif Rebutan Bangun Pabrik Baru. Kontan Online. Retrieved February 4, 2013, from http://fokus.kontan.co.id/news/industri-otomotif-berkejaran-bangun-pabrik-baru

Gumanti, T. A. (2001). Earning Management Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2), 165-183.

Hair, J. F., Black, W.C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed). New Jersey: Pearson. Nurhayati. (2006). Analisis Atas Hubungan Harga Saham dan Leverage Terhadap Earning Management Pada Industri Barang-Barang Konsumsi. (Undergraduate thesis, Universitas Kristen

Petra, 2006). Retrieved from

(5)

Roudotunnisa, I. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Retrieved from

http://digilib.uin-suka.ac.id/3964/1/BAB%20I,%20V,DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Santoso, P.B., & Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sutono, F. (2006). Analisis Atas Hubungan Motivasi Pajak dan Motivasi Pergantian CEO Terhadap Earning Management Pada Industri Otomotif. (Undergraduate thesis, Universitas Kristen

Petra, 2006). Retrieved from

http://dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?knokat=10211 Widyaningdyah, A. U. (2001). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 3(2), 89-101.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian persepsi guru mengenai Setiap siswa yang berbicara tentang seks adalah anak nakal, ditemukan ada 2 orang guru (18%) menyatakan iya, karena usia SD

RANCANG BANGUN DATA LOGGER PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN SUHU DARI SUATU BATERAI DENGAN PEMBERIAN BEBAN BERBASIS ARDUINO

Meskipun secara keseluruhan pengembangan media video pembelajatan IPS ini dinyatakan valid digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD, namun ada beberapa

Dengan penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ), frekuensi pengiriman bahan baku dilakukan 6 kali dalam setahun dengan kuantitas pemesanan yang optimal

Network Monitoring berfungsi untuk mengakusisi data – data kualitas yang terdiri dari RxLevel dari serving cell.. dan RxLevel dari neighboring cell , menampilkan data –

If you’ve been playing along at home, dutifully coding up what we did in the last chapter when we created the checkout system, you’re probably completely sick of entering dummy

Penelitian ini penulis melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkret tentang penerapan metode resource based learning bagi siswa Slow Learner dalam

Penelitian yang berjudul kajian faktor-faktor penyebab perkawinan usia muda dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan