• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

73 A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dojang Kabupaten Ngawi 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2016 dengan pembagian jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Penelitian Waktu April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Judul dan penyusunan proposal 2. Seminar proposal 3. Revisi dan penyempurnaan proposal 4. Pelaksanaan penelitian 5. Penyusunan laporan B.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi korelasional. Sugiyanto (1994:57) dalam Satrio, SR (2013:113) menyatakan bahwa “melalui studi korelasional dapat diketahui apakah satu variabel

(2)

berasosiasi dengan variabel lain”. Hubungan antara variabel ditentukan dengan menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan teknik analisis statistik. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan mengenai hubungan dan besarnya kontribusi kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, power otot tungkai dan volume oksigen maksimal terhadap keterampilan poomsae.

C.Populasi dan Sampel 1. Populasi

“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian” (Arikunto, 2010:173). Penjelasan mengenai definisi populasi dijelaskan oleh Lutan, dkk (2007:82) bahwa “populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti yaitu kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya”. Selain itu Sugiyono (2013:90) juga menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pembahasan mengenai populasi tersebut, maka peneliti menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin di Dojang Kabupaten Ngawi berjumlah 130 orang.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2013:91). Sampel yang akan diambil harus diperhatikan. Penjelasan mengenai sampel dipaparkan juga oleh Lutan, dkk (2007:80) bahwa “sampel adalah kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data/informasi itu diperoleh”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak sederhana tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013:92).

(3)

Karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu : a. Taekwondoin putra

b. Menyandang sabuk hijau, biru dan merah c. Kelompok umur 13-15 tahun (Pra-Junior)

Dari karakteristik tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 orang.

D.Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas

Variabel bebas atau sering disebut variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2013:61). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

a. Kecepatan (X1) b. Fleksibilitas (X2) c. Keseimbangan (X3) d. Koordinasi (X4)

e. Power otot tungkai (X5)

f. Volume oksigen maksimal (X6) 2. Variabel terikat

Variabel terikat atau disebut variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan poomsae (Y).

(4)

E.Definisi Operasional Variabel

Tujuan definisi operasional adalah untuk memberikan penafsiran yang sama tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sehingga perlu dijelaskan definisi variabel-variabel penelitian sebagai berikut :

1. Kecepatan

a. Pengertian : kemampuan berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

b. Tes kecepatan : Lari 50 meter c. Satuan ukur : detik

2. Fleksibilitas

a. Pengertian : kemampuan otot punggung bawah dan persendian pada lumbal untuk bergerak seluas mungkin dan mempertahankannya dalam beberapa detik.

b. Tes fleksibilitas : sit and reach c. Satuan ukur : cm

3. Keseimbangan

a. Pengertian : kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi atas dasar dukungan, biasanya ketika dalam posisi tegak.

b. Tes keseimbangan : Stork Stand c. Satuan ukur : detik

4. Koordinasi

a. Pengertian : kemampuan untuk mengintegrasikan sistem motorik dan sensorik ke dalam satu pola gerak yang efisien.

b. Tes koordinasi : Soccer Wall Volley Test c. Satuan ukur : kali

5. Power Otot Tungkai

a. Pengertian : daya/tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot tungkai pada Taekwondoin.

b. Tes power otot tungkai : Standing Broad Jump c. Satuan ukur : meter

(5)

6. Volume oksigen maksimal

a. Pengertian : kapasitas maksimum tubuh untuk mengeluarkan oksigen saat beraktivitas yang mencerminkan kondisi fisik seorang Taekwondoin dalam melakukan gerakan-gerakan poomsae dalam jangka yang lama atau durasi panjang tanpa merasa lelah yang berlebih.

b. Tes volume oksigen maksimal : Multistage Fitness Test

c. Satuan ukur : per kilogram berat baddan per menit (ml/kg/menit) 7. Keterampilan poomsae

Keterampilan poomsae atau biasa disebut taeguk yaitu teknik keindahan Taekwondo atau jurus berupa serangkaian gerakan kuda-kuda, pukulan, tangkisan dan tendangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2013:62). Melalui pengumpulan data, peneliti dapat melihat gejala atau perkembangan yang terjadi pada sampel yang diteliti. Untuk memperoleh data yang akurat dibutuhkan suatu alat ukur yang sesuai dengan apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran.

1. Instrumen Kecepatan (Lari cepat 50 meter)

a. Tujuan : Untuk mengukur kecepatan lari 50 meter.

b. Alat dan Fasilitas : Lantai yang rata, bersih, stadiometer, formulir, dan alat tulis.

c. Petugas : Pengamat hasil ukuran merangkap catat hasil. d. Pelaksanaan :

1) Testi dipanggil sesuai dengan nama dalam daftar.

2) Testi dipersilahkan menempatkan diri di belakang garis yang telah ditentukan, menunggu aba dari seorang starter, setelah ada aba-aba “yak” maka Testi berlari secepat-cepatnya dan pencatat waktu sudah siap di garis finish.

(6)

e. Penilaian : nilai/angka yang tertera pada alat stopwatch saat pengukuran

Tabel 3. Penilaian Lari 50 meter

Kategori Nilai Lari 50 meter (detik)

Baik Sekali (BS) 5 < 6,7

Baik (B) 4 6,8 – 7,6

Sedang (S) 3 7,7 – 8,7

Kurang (K) 2 8,8 – 10,3

Kurang Sekali (KS) 1 < 10,4

Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, 2014

2. Instrumen Fleksibilitas (Sit and Reach)

a. Tujuan : mengukur komponen fleksibilitas tubuh b. Perlengkapan :

1) Tembok/papan tegak lurus dengan lantai dasar 2) Alat tulis

3) Pita pengukur minimal 2 meter 4) Serbuk kapur

c. Prosedur :

1) Pita pengukur diletakkan lurus di lantai dengan angka 0 (nol) pada tepi tembok.

2) Testi melepaskan sepatu dan kaos kaki, duduk meluruskan kaki menduduki pita pengukur, pantat, punggung dan kepala merapat tembok. Kedua kaki lurus ke depan dengan kedua lutut lurus. Panjang kaki dicatat. Pengukuran dimulai dari tembok, kedua kaki membuka lebar, lutut tidak boleh bengkok.

3) Testi meletakkan kedua lengan ke depan sejauh mungkin dengan menyentuh lantai dan menempatkan kedua jari-jari tangan pada pita sejauh mungkin. Tahap tersebut minimal 3 detik kemudian dicatat. Testi melakukan tahap tersebut 2 kali berurutan dan jarak tangan terjauh yang dihitung.

(7)

4) Perhitungan jarak raihan tangan adalah ujung jari-jari tangan terpanjang dari masing-masing tangan dan jarak yang terdekat dicatat diantara kedua tangan.

5) Fleksibilitas tubuh diukur selisih antara jarak raihan tangan dengan panjang kaki dalam cm.

Tabel 4. Penilaian Sit and Reach

Kategori Nilai Sit and Reach (cm)

Baik Sekali (BS) 5 > 19,5

Baik (B) 4 17,0 – 19,0

Sedang (S) 3 14,5 – 16,5

Kurang (K) 2 12,5 – 14,0

Kurang Sekali (KS) 1 < 12,0

Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, 2014

3. Instrumen Keseimbangan (Stork Stand)

a. Tujuan : Untuk mengukur keseimbangan statis b. Perlengkapan

1) Lantai yang datar dan tidak dekat dengan tembok 2) Stopwatch

c. Pelaksanaan

1) Testi berdiri satu kaki (dengan kaki yang dominan)

2) Kaki lainnya ditempatkan di sebelah dalam (atas) lutut pada kaki yang bertumpu dan tangan di pinggang

3) Sikap dan posisi ini dilakukan selama mungkin d. Skoring

1) Kesempatan dilakukan tiga kali, waktu terlama dari tiga kesempatan. 2) Dicatat dalam menit (modifikasi perhitungan satuan waktu)

(8)

e. Catatan : Tes ini dapat pula dilakukan dalam sikap jinjit. Tabel 5. Penilaian Stork Stand

Kategori Nilai Stork Stand (detik)

Baik Sekali (BS) 5 > 50

Baik (B) 4 41 – 50

Sedang (S) 3 31 – 40

Kurang (K) 2 20 – 30

Kurang Sekali (KS) 1 < 20

Sumber : Mobility and Balance (101 Evaluation Test, 2005)

4. Instrumen Koordinasi (Soccer Wall Volley Test) a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat koordinasi dari gerakan kaki dan mata.

b. Alat dan persiapan 1) Bola

2) Dinding yang keras dan lembut 3) Marking tape

4) Stopwatch

5) Formulir dan alat tulis c. Pelaksana Tes

1) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang 2) Pengukur 2 orang

3) Pembantu 1 orang d. Teknik pelaksanaan tes

Prosedur: Siswa berdiri di belakang garis tendang, yang merupakan perpanjangan dari satu kaki pada kedua sisi dari garis 4 kaki pada area lantai dari dinding. Responden menempatkan bola di tempat-tempat yang dipilih di belakang garis. Sesudah aba-aba responden memulai menendang bola ke arah dinding dan menendang bola kembali yang memantul.

Jika bola keluar dari garis, maka responden harus menempatkan dan membawanya kembali ke dalam posisi untuk tendangan lagi. Ketika

(9)

responden mencoba untuk mengambil bola, yang berada dalam jarak 4 x 2 lantai yang luas antara jalur penahanan dan dinding, responden tidak boleh menggunakan tangannya. Namun jika bola berada di luar daerah tersebut, responden boleh menggunakan tangannya.

Waktu pelaksanaan dilakukan selama 30 detik dan diulang selama empat kali percobaan dan diambil nilai terbanyak.

Tabel 6. Nilai Koordinasi Soccer Wall Voley Test

Kategori Soccer wall voley test Nilai tangkapan dalam 30 detik

Baik Sekali (BS) >35 Baik (B) 30-35 Sedang (S) 20-29 Kurang (K) 15-19 Kurang Sekali (KS) <15 Sumber : Topandsport (2014)

e. Hasil yang dicatat adalah jumlah tangkap selama 30 detik.

5. Instrumen Power Otot Tungkai (Standing Broad Jump)

a. Tujuan : mengukur kekuatan eksplosif otot tungkai. Tes power otot tungkai dengan standing broad jump test.

b. Perlengkapan : 1) Pita pengukur

2) Tempat datar dan rata kalau bisa tidak keras c. Prosedur :

1) Testi berdiri di belakang garis batas yang telah dibuat dengan kaki sedikit merenggang.

2) Lakukan gerakan melompat dengan dua kaki, dan mendarat dengan kedua kaki.

(10)

d. Penilaian : nilai diukur jarak dari garis batas melompat sampai titik mendarat terdekat.

Gambar 5. Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test Sumber: PPLP/SKO/PPLM (2013)

Tabel 7. Penilaian Standing Broad Jump

Kategori Nilai Standing Broad Jump (m)

Baik Sekali (BS) 5 > 2,25

Baik (B) 4 2,25 – 2,14

Sedang (S) 3 2,14 – 2,03

Kurang (K) 2 2,03 – 1,07

Kurang Sekali (KS) 1 < 1,07

Sumber : Mobility and Balance (101 Evaluation Test, 2005)

6. Instrumen Volume Oksigen Maksimal (Multistage Fitness Test) a. Tujuan

Untuk mengukur volume oksigen maksimal dengan perkiraan yang akurat dengan menggunakan Multistage Fitness Test.

b. Perlengkapan :

1) Halaman atau permukaan datar dan tidak licin, panjang sekurang-kurangnya 22 meter

2) Lebar lintasan kurang lebih 1 – 1,5 meter untuk setiap testi 3) Mesin pemutar kaset (tape recorder)

4) Kaset atau CD Multistage Fitness Test 5) Kerucut sebagai tanda batas jarak 6) Stopwatch

(11)

8) Asisten c. Pelaksanaan

1) Testi berlari dengan jarak 20 meter dengan bunyi “tut” dari kaset atau CD.

2) Testi harus meletakkan satu kaki tepat pada atau di belakang tanda meter ke-20 pada tiap akhir lari.

3) Testi lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi mengikuti kecepatan dalam kaset atau CD.

d. Penilaian

1) Untuk mengetahui volume oksigen maksimal testi yaitu dengan menggunakan tabel.

2) Setelah diketahui volume oksigen maksimal testi, digunakan norma kebugaran menurut Kenneth H. Copper untuk mengetahui kategori kesegaran jasmaninya.

Tabel 8. Norma Kebugaran

Konsumsi Oksigen VO2Max Kategori Kebugaran

28.0' atau Kurang Kurang Sekali

28.1 s/d 34 Kurang

34.1 s/d 42 Sedang

42.1 s/d 52 Baik

52.1 atau lebih Baik Sekali

Sumber : Kenneth H. Copper

7. Instrumen Tes Keterampilan Poomsae Taeguk 4 jang

Tes keterampilan poomsae ini merupakan rangkaian gerak dasar yang terdiri dari beberapa rangkaian dan instrumen dan telah dibakukan WTF (2006) dalam Poomsae Competition Rules and Interpretation (Taeguk 4). Adapun prosedur pelaksanaan poomsae adalah sebagai berikut :

a. Peserta adalah Taekwondoin putra sabuk hijau, biru, merah kelompok umur 13 – 15 tahun yang terdaftar pada Dojang Kabupaten Ngawi. b. Poomsae dilaksanakan dalam arena yang ditetapkan luasnya 12 x 12 m2

dengan titik yang telah ditentukan sebagai awal dan akhir gerakan taeguk yang berada di pusat arena.

(12)

c. Kriteria Penilaian 1) Ketepatan (Accuracy)

a) Accuracy gerakan dasar b) Detail dari setiap poomsae 2) Presentasi

a) Skill : lintasan gerakan, kestabilan, kecepatan dan tenaga

b) Expression : kekuatan dan ritme, serta penjiwaan dan sikap penampilan

d. Metode Penilaian

1) Total nilai adalah 10,0 2) Accuracy

a) Nilai awal adalah 5,0

b) Taekwondoin akan dinilai presentasinya secara menyeluruh untuk kelima aspek Skill dan Expression (artikel 15 poin 2), kemudian masukkan nilai masing-masing aspek untuk mendapatkan nilai total Presentation. Penilaian dilakukan oleh wasit yang berkompeten. e. Pengurangan poin

1) Taekwondoin yang melakukan poomsae melebihi batas waktu 2 menit akan dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya.

2) Taekwondoin yang melewati garis batas akan dikurangi 0,5 poin dari nilai akhirnya.

f. Perhitungan nilai

1) Kedua nilai Accuracy dan Presentation dilihat.

2) Nilai tertinggi dan terendah dari wasit (untuk setiap kategori) diabaikan, lalu nilai yang tersisa dirata-ratakan dan dijumlahkan (Accuracy + Presentation) untuk mendapat nilai akhir.

3) Bila terdapat pinalti dan pengurangan poin, maka akan dikurangi dari nilai akhir tersebut.

(13)

Berikut adalah sketsa arena pertandingan poomsae Taekwondo :

Gambar 6. Arena pertandingan Poomsae Taekwondo

(14)

Tabel 9. Penilaian dalam Pertandingan Poomsae

G.Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasional regresi berganda. Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Menurut Somantri dan Muhidin (2006:243) analisis regresi ganda digunakan untuk menelaah hubungan dua variabel atau lebih terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui secara sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen (X1), (X2), (X3) .... (Xn) mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.

(15)

Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan beberapa uji prasyarat statitistik yaitu :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari sampel yang normal. Sudjana (1992:291) dalam Satrio, SR (2013:123) berpendapat bahwa “asumsi normalitas perlu dilihat keberlakuannya agar langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan”. Dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 1992:466 dalam Satrio SR, 2013:123). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut :

1) Pengamatan x1, x2, ...., xn dijadikan bilangan baku z1,z2,...., zn dengan menggunakan rumus : Zi = S X Xi  Keterangan :

Xi : Nilai yang dimiliki tiap sampel : rata-rata

S : Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1,z2,...., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (zi)

Maka S (Zi) = n Z yang Z Z banyaknyaZ1 2,.... ni

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

(16)

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011;105), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10

c. Uji Heteroskodesitas

Menurut Ghozali (2011;139), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi homoskodesitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskodesitas dari tingkat signifikansi dapat digunakan Uji Glejser. Jika tingkat signifikansi berada di atas 5 % berarti tidak terjadi heteroskodesitas tetapi jika berada di bawah 5 % berarti terjadi gejala heteroskodesitas. Grafik Scatterplot juga dapat digunakan untuk menentukan heteroskodesitas. Jika titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskodesitas pada model yang digunakan.

d. Uji Linieritas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Untuk uji linieritas regresi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis varians dari Sudjana (1992:322) dalam Satrio SR (2013:124) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(17)

F = e S TC S 2 2 Keterangan : F = Nilai linieritas S = Standar deviasi TC = Tuna cocok e = Kesalahan 2. Pengujian Hipotesis a. Uji statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk :

a) Jika Ho :βι= β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara simultan.

b) Jika Ho :βι≠β2≠...≠0, berarti ada pengaruh signifikan antara variable dependen dan independen secara simultan.

2) Derajat keyakinan ( level significance / α= 5%)

a) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka hipotesis alternatif diterima.

b) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel maka hipotesis alternatif ditolak.

b. Uji statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011;101). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk :

a) Jika Ho: βi> 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara parsial.

(18)

b) Jika Ho: βi= 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel dependen dan independen secara parsial.

2) Menghitung Nilai sig t dengan rumus : t hitung = βi / se (βi)

Dimana

βi = Koefisien Regeresi se (βi) = Standar Error dari βi

3) Derajat keyakinan (level significance / α= 5%)

a) Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha yang digunakan, maka hipotesis yang diajukan ditolak.

b) Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpha yang digunakan, maka hipotesis yang diajukan diterima.

c. Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali, 2011;97).

3. Analisisa data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pada model analisis regresi linier berganda ini analisa data menggunakan uji korelasioal pearson untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk uji regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian ini menggunakan pendekatan

(19)

Ordinary Least Squares (OLS). Penjelasan akan dibagi menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:

1) Persiapan Data (Tabulasi Data)

2) Estimasi Model Regresi Linier (Berganda) 3) Pengujian Asumsi Klasik

4) Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Model) 5) Intepretasi Model Regresi Linier (Berganda)

b. Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam regresi linier meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam persamaan linier). Pada bagian ini, uji t di fokuskan pada parameter slope (koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang dimaksud adalah uji koefisien regresi.

c. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut sebagaiuji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way Anova.

(20)

d. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R Square atau Adjusted R-Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung nilai koefisien determinasi penulis lebih senang menggunakan R-Square daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari satu.

Gambar

Tabel 2. Jadwal Penelitian
Tabel 3. Penilaian Lari 50 meter
Tabel 4. Penilaian Sit and Reach
Gambar 5. Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test  Sumber: PPLP/SKO/PPLM (2013)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antar variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda.. Model regresi yang

Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yaitu untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen yang meliputi pendapatan konsumen,

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (kepemilikan institusional, komisaris independen,

Metode analisis regresi linear berganda merupakan analisis regresi yang digunakan dalam menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen,

Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas

Analisis regresi linier berganda adalah analisis mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas), yang bertujuan

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.Adapun variabel dependen dalam penelitian

Bentuk matematis analisis regresi linier berganda adalah: Keterangan: Y : Variabel terikat dependen X : Variabel Bebas independen a : nilai konstanta b : nilai koefisien regresi