• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN

JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK

Irwan Yuhesdi, Bahrul Anif, Gusnedi

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang

E-mail: irwanyuhesdi@yahoo.com, bahrulanif@yahoo.com, gusnedi@yahoo.com

Abstrak

Kota Solok merupakan salah satu kota yang berada di provinsi sumatera barat. kota ini disebut juga sebagai kota perlintasan. Karena kendaraan yang datang dari arah jalan lintas sumatera mesti memasuki kawasan solok terlebih dahulu sebelum memasuki kota dan kabupaten lainnya. Agar kondisi jalan perkotaan tidak terganggu serta memelihara kondisi perkerasan jalan di kawasan perkotaan. dibutuhkan perencanaan jalan alternatif yang baik, aman, ekonomis, serta mampu memberikan pelayanan lalu lintas yang optimal. Pada perhitungan geometrik berupa perencanaan terhadap alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal menggunakan peraturan yang terdapat dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) tahun 1997. Perencanaan tebal perkerasan lentur menggunakan Metoda Analisa Komponen (MAK) yang di keluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga kementerian Pekerjaan Umum. Setelah dilakukan perhitungan geometrik, maka pada jalan ini didapat 2 tikungan dengan jenis Full circle, 1 lengkung vertikal cekung , dan 1 lengkung vertikal cembung. Pada perhitungan tebal perkerasan didapat lapis permukaan Laston MS 744 tebal 7,5 cm, lapisan pondasi atas Kelas Atebal 15 cm, dan Kelas B tebal 20 cm. Dimensi saluran drainase menggunakan bentuk trapesium dengan luas penampang 0,182 m2. Berdasarkan perhitungan titik koordinat pada potongan memanjang dan melintang didapatkan volume galian sebesar 1062 m3dan timbunan sebesar 807,2 m3.

Kata kunci : jalan, geometrik, alinyemen, perkerasan, drainase

Pembimbing I

Dr.Ir Bahrul Anif, MT

Pembimbing II

(2)

GEOMETRIC AND PAVEMENT THICKNESS PLANNING

OF LINGKAR UTARA SOLOK CITY

Irwan Yuhesdi, Bahrul Anif, Gusnedi

Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta, Padang

E-mail: irwanyuhesdi@yahoo.com, bahrulanif@yahoo.com, gusnedi@yahoo.com

Abstract

Solok is a city located in the province of West Sumatra. This city is also known as the city of crossings. because this city roads leading into the city and other districts. In order for urban road conditions are not disturbed and also to maintain the condition of pavement in urban areas. needed alternative path planning to produce a good road design, safe, and able to provide optimal traffic services. the geometric calculation of planning to horizontal and vertical alignment, using the rules contained in Planning Procedures Geometric Way Inter-City (TPGJAK) 1997. Planning flexible pavement thickness using Component Analysis Method (MAK) is issued by Directorate General of Highways, ministry of Public Works. After calculation of geometric, then in this way gained 2 bends with type Full circle, 1 vertical curved concave and one convex curved vertical. In the calculation of pavement thickness obtained surface layer Laston MS 744 7.5 cm, the base layer Class A 15 cm, and Class B 20 cm. Dimensions drainage using a trapezoidal shape with a cross-sectional area 0.182 m2. Based on the calculation of the coordinates in the longitudinal and transverse pieces obtained excavation volume of 1062 m3 and a heap of 807.2 m3.

Keywords: road, geometric, alignment, pavement,drainage

Supervisor I

Dr.Ir Bahrul Anif, MT

Supervisor II

(3)

PENDAHULUAN

Jalan raya merupakan sarana

transportasi darat yang memegang

peranan penting dalam sektor

perhubungan terutama untuk

kesinambungan distribusi orang, barang

dan jasa. Serta merupakan salah satu

kebutuhan hidup manusia dalam

memenuhi hasrat dan keinginannya serta

berkomunikasi dengan sesama.

Dengan perkembangan zaman dan

kemajuan teknologi yang begitu pesat,

pembangunan jalan yang sudah ada perlu

ditingkatkan, agar memenuhi kebutuhan

pengguna jalan. Peningkatan volume lalu

lintas dan keterbatasan sumber dana

untuk membangun jalan raya serta

kurang optimalnya pengoperasian

prasarana lalu lintas yang ada,

merupakan persoalan yang utama di

Indonesia khususnya dan di

Negara-negara berkembang pada umumnya.

Prasarana jalan mempunyai peranan

yang sangat penting bagi kehidupan

manuasia. Pada tahap awal prasarana

jalan adalah membuka daerah terpencil,

pebukitan dan pegunungan yang

terisolisasi serta membuka aksesibilitas

bagi daerah tersebut dalam berhubungan

dengan dunia luar atau wilayah lain agar

tercapainya kesejahteraan baik dibidang

ekonomi sosial maupun budaya.

Dalam pembangunan ruas jalan yang

baru maupun peningkatan jalan tentu

memerlukan metode yang efektif dalam

perencanaan agar diperoleh hasil yang

baik dan ekonomis dalam pembangunan

jalan dan memenuhi unsur keselamatan

bagi pengguna jalan tersebut dan

sekaligus tidak mengganggu ekosistem

(4)

pembangunan jalan sehingga jalan dapat

digunakan dengan faktor keamanan,

kenyaman, dan keselamatan yang baik

bagi pengguna jalan tersebut. Dengan

tersedianya jalan raya yang baik, maka

aktifitas manusia akan berjalan dengan

lancar.

Perencanaan jalan raya jalan lingkar

utara solok ini merupakan sebuah

masukan kepada pemerintah kota solok

dalam membangun jalan sesuai dengan

standar, jalan lingkar utara ini merupakan

suatu akses bagi kendaraan angkutan

berat yang datang dari arah jalan lintas

sumatera. ini merupakan suatu jalan

alternatif menuju ke kota padang panjang

hingga kota padang. dimana biasanya

angkutan berat ini melewati jalan pusat

kota, akibatnya yaitu rusaknya

infrastruktur jalan perkotaan. untuk itu

dibutuhkan sebuah strategi lalu lintas

yang efisien dan ekonomis demi

kelancaran ekonomi kedepanya.

BATAS MASALAH

Untuk memperjelas arah dan tujuan

dari penulisan Tugas Akhir ini, maka

perlu ditetapkan batasan masalah yang

akan menjadi pembahasan yaitu :

a. Perencanaan alinyemen horizontal.

b. Perencanaan alinyemen vertikal.

c. Perencanaan tebal perkerasan jalan lentur (flexible pavement) dengan Metoda Analisa Komponen dari dinas bina marga.

d. Perencanaan dimensi drainase saluran samping jalan.

e. Perhitungan galian dan timbunan.

f. Gambar konstruksi berupa potongan memanjang, potongan melintang dan trase jalan.

(5)

METODOLOGI

Agar tujuan penulisan dapat

tercapai, langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Observasi (Pengamatan Langsung)

Cara ini dilakukan dengan

pengamatan langsung kelapangan

untuk menngetahui situasi dan

kondisi pada daerah pembahasan.

2. Konsultasi ( Tanya Jawab )

Konsultasi dilakukan untuk

memperoleh data, saran dan masukan

untuk memperlancar penulisan Tugas

Akhir diantaranya konsultasi dengan

pihak dinas pekerjaan umum selaku

owner.

3. Literatur ( Tinjauan Pustaka )

Studi literature dengan cara

menganalisa dan menyelesaikan

permasalahan dengan menggunakan

buku-buku refrensi sebagai acuan dan

menggunakan software yang telah

dipelajari.

DATA

Data – data yang didapat untuk

penyelesaian Tugas Akhir adalah sebagai

berikut :

1. Data Topogrrafi Daerah Perencanaan

2. Data Nilai Rata-rata CBR dari test

DCP lapangan adalah 5,2 %

3. Data lalu lintas harian rencana (LHR)

berdasarkan kendaraan / perhari /

2jalur yaitu : - Kend 2 Sumbu ( 2 T ) = 1500 - Kend 2 Sumbu ( 8 T ) = 500 - Kend 2 Sumbu ( 13 T ) = 50 - Kend 3 Sumbu ( 20 T ) = 25 - Kend 4 Sumbu ( 30 T ) = 10 + Total = 2085

(6)

PERHITUNGAN

Perencanaan geometrik jalan adalah

perencanaan rute dari suatu ruas jalan

secara lengkap, meliputi beberapa elemen

yang disesuaikan dengan kelengkapan

dan data dasar yang ada atau tersedia dari

hasil survei lapangan dan telah dianalisis,

serta mengacu pada ketentuan yang

berlaku (Shirley, 2000).

Menentukan Trase Jalan

Gambar 4.1. Trase jalan rencana

Perhitungan Alinyement Horizontal

Pada perencanaan Alinyemen

Horisontal akan kita temukan dua jenis

bagian jalan, yaitu: bagian lurus, dan

bagian lengkung. Adapun tikungan ini

memiliki 3 (tiga) jenis tikungan adalah

sebagai berikut :

1. Lingkaran ( Full Circle = FC )

2. Spiral - Lingkaran - Spiral (

Spiral-Circle-Spiral = S-C-S )

3. Spiral – Spiral ( S-S )

Dari jenis tikungan diatas, maka

tikungan yang sesuai dengan kondisi

topografi daerah yaitu tikungan tipe full

circle.

Menentukan kelas jalan

Dari LHR yang didapat, diketahui

bahwa kelas jalan pada awal umur

rencana adalah Jalan Sekunder Kelas II

B dengan Kelas jumlah kendaraan

1500-8000 kendaraan.

Analisa

Titik koordinat (skala 1 : 4000)

A = (0.0 , 0.0)

(7)

PI2 = (14,2 , -9,8)

B = (21 , -14.3)

Perhitungan jarak

Perhitungan sudut tikungan : Δ1 = α A1 – α 12= -67o 33’ 26.09 ” – (-39o 48’ 20,06” ) = 27o 45’ 6,03” Δ2 = α 12 – α 2B= - 39o 48’ 20,06” - (-56o 30’ 17,34”) = 16o 41’ 57,28”

Menghitung kelandaian rata-rata Menentukan kelandaian

rata-rata bertujuan untuk melihat seberapa besar kelandaian jalan per masing-masing titik. Dari data diketahui bahwa jalan termasuk medan datar karena kelandaian yang didapat 0,85 %, termasuk dalam rentang 0–9,9%.

Perhitungan Metode full circle tikungan 1

Dengan data rencana :

VR = 60 km/jam 1 = 27o d1 = 396 m d2 = 312 m Rc = 500 m  Tc1 = Rc . Tg (1/2) = 500  tg (½ . 27o) = 120 m

(8)

Kontrol Syarat Tc < d1 dan Tc < d2 120 m < 396 m dan 120 < 312 m...OK!  Ec = Tc tan ¼  = 120 m tan( ¼ 27o ) = 14,2 m  Lc = 0 360 2Rc  = 27.2π.500 360 = 236 m

Perhitungan Metode full circle tikungan 1

Dengan data rencana :

VR = 60 km/jam 1 = 16o d2 = 312 m d3 = 328 m Rc = 500 m  Tc2 = Rc . tg 1/2 . 2 = 500  tg ½ . 16o = 70,3 m Syarat Tc < d2 dan Tc < d3 70,3 m < 312 m dan 70,3 m < 328 … OK!  Ec = Tc tan ¼  = 70,3 tan( ¼ 16o ) = 4,92 m  Lc = 0 360 2Rc  = 16.2.π.500 360 = 140 m

(9)

Perhitungan Stationing a. Seksion A – PI1 Tikungan I d1 = 396 m Tc1 = 120 m Lc1 = 236 m Sta A = 0+000 (awal proyek) Sta Tc1 = Sta A + (d1 – TS1 ) = 0+000 + (396 – 120 m ) = 0+276 m Sta pI2 = Sta Tc2 + (Lc2 /2) = 0+276 m+ 118m = 0+394 m Sta Ct1 = Sta Tc1 + Lc1 = 0+276 m + 236 m = 0+512 m b. Seksion PI-2B tikungan II d2 = 312 m d3 = 328 m Tc = 70,3 m Lc = 140 mSta Tc2 = Sta Ct1 + (d2 - tc1- tc2) = 0+512 m + 241,7 m = 0+633,7 m Sta pI2 = Sta Tc2 + (Lc2 /2) = 0+633,7 m+ 70m = 0+703,7 m Sta Ct2 = Sta PI2 +(Lc2 /2) = 0+703,7 m + 70 m = 0+773,7 m Sta B = StaCt2 + (D3-Tc2) = 0+ 773 ,7 m + (328 m – 70,3 m) = 1+031,4 m

Perhitungan widening (pelebaran) Berdasarkan perhitungan,Jadi untuk tikungan I dan tikungan II butuh pelebaran tikungan sebesar :

(10)

Bagian lengkung penuh LC

e max sisi luar tikungan

e = 0 %

sisi luar tikungan

en en e =0 % en en e max en en e= 0% en en e max Bagian lurus Bagian lurus CT TC 3/4 LS 1/4 LS

Superelevasi untuk tikungan ( F - C )

gambar 4.9 diagram superelevasi full circle Tikungan I : R rencana = 500 Vr = 60 km/jam LS = 50 m e max = 4 % tikungan II : R rencana = 500 Vr = 60 km/jam LS = 50 m e max = 6 %

B. Perencanaan Alinemen Vertikal Perencanaan alinemen vertikal ditentukan berdasarkan gambar potongan memenjang jalan hingga didapat elevasi dari titik-titik disepanjang lengkung jalan. :

Perhitungan tebal perkerasan

Untuk penentuan tebal perkerasan jalan,

(11)

perkerasan lentur yang digunakan oleh Bina Marga yaitu ”Metoda Analisa Komponen” SKBI : 2.3.26.1987 / SNI – 03 – 1732 – 1989.

Data-data perencanaan :

Peranan jalan = Jalan sekunder II B

( kolektor ).

Tipe jalan = 2 lajur 2 arah

Usia rencana = 10 tahun.

Rencana perkerasan = lentur.

Pertumbuhan lalu-lintas selama usia

rencana

= 5 % per tahun.

Kondisi iklim  curah hujan rata-rata = 146,41 mm / tahun.

(12)

Dari grafik di dapat CBR yang mewakili adalah 5,2 %, maka :

DDT = 4,3  log (CBR) + 1,7 = 4,3  log 5,2 +1,7

= 4,8

Tebal Lapisan Perkerasan 1. Faktor Regional

(13)

Jalan sekunder II B dengan curah hujan rata-rata per tahun = 222,76mm Kelandaian rata-rata = 0,85 % %Kendaraan berat = 2085 10 25 50   100% = 4,07%

Dari tabel di dapat FR = 1,5

2. Indeks Permukaan

Indeks Permukaan Awal (IPo)

Direncanakan lapisan perkerasan permukaan LASTON Roughness  1000 mm/km maka di dapat IPo 3,9 – 3,5 (tabel)

Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Jalan sekunder II B

LER = 173,8

Maka diketahui IPt = 2,0 (dari tabel), diambil 2,0.

3. Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Dimana :

- IPo 3,9 – 3,5 - IPt = 2,0 Keduanya digunakan Nomogram 4

Dengan : LER = 173,8 ; DDT = 4,8 ; FR = 1,5 ; maka didapat :ITP = 7,6

(14)

4. Susunan Lapisan Perkerasan

Dari tabel didapat data ;

 Surface = Laston MS 744 (a1) = 0,40

 Base = Kelas A CBR 100 (a2) = 0,14

 Sub Base = Kelas B CBR 50 (a3 ) = 0,12 ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3 ITP = 0,40 x D1+ 0,14  15 + 0,12 20 7,6 = 4,5 + 0,4 . D1 D1 = 4 , 0 6 , 3 D1= 9 cm > D1min = 7,5 cm ITP = 0,40 x 7,5 + 0,14  D2 + 0,12 10 7,6 = 4,2 + 0,14 . D2 3,4 = 0,40 D = 14 , 0 4 , 3 D2 = 24,28 cm > D2min = 20 cm ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3 ITP = 0,40 x 7,5 + 0,14 15 + 0,12  D3 7,6 = 5,1 + 0,12 . D3 D3 = 12 , 0 8 , 1 D3 = 20 cm > D3min = 10 cm

(15)

Perencanaan Saluran Drainase

Berdasarkan potongan vertikal dan elevasi jalan dimana titik tertinggi terletak pada stationing akhir (1+040) . sehingga di asumsikan aliran air berawal di sta 1+040 menuju ke stationing awal ( 0+000) . saluran berada pada sisi kiri dan kanan di setiap jalan dikarenakan jalan ini termasuk kategori datar dengan kelandaian rata-rata 0,85 % . jika terdapatnya variasi penempatan saluran, maka aliran air akan membutuhkan gorong-gorong, yang berfungsi mengalihkan aliran air ke sisi lainya sehingga menambah biaya yang banyak dan waktu pekerjaan yang lama. Jadi panjang aliran di dalam saluran(Ltdfsaluran)

sebesar 1031,4m untuk satu sisi. adapun Panjang aliran di aspal (Ltofaspal ) sebesar

6 dan Panjang aliran di bahu (Ltofbahu )

sebesar 1,5 m . Bentuk saluran yang akan direncanakan adalah berbentuk trapesium dengan Kecepatan aliran rencana (V) = 1,2 m/det. Untuk Panjang aliran di tanah (Ltoftanah ) dan aliran lainya terdapat

variasi panjang aliran pada tiap stationing Tabel 4.9.Perhitungan Lalin Ekivalen

(16)
(17)

Perhitungan galian dan timbunan

 Galian adalah jumlah volume tanah yang dibuang pada

perencanaan sebuah jalan raya

yang bertujuan untuk membentuk

badan jalan raya yang baik dan

rata.

 Dan sebaliknya timbunan yaitu jumlah volume tanah yang

ditimbun untuk membentuk

badan jalan yang rata dan baik.

 Dalam menghitung volume galian dan timbunan, dihitung

berdasarkan potongan melintang

jalan yang dipotong per 100 m.

(18)

Ucapan Terima Kasih

1. Kepada Kedua Pembimbing yang

paling saya banggakan dan sayangi

yaitu Bapak Dr.Ir. Bahrul Anif, MT

dan Bapak Drs. Gusnedi , MSi yang

telah memberikan dukungan dan

motivasi selama penyelesaian Tugas

Akhir ini.

2. Kepada kedua Orang tua saya yang

paling ku cintai dan ku sayangi, yang

selalu memberikan dukungan,

semangat, motivasi dan doa selama

penyelesaian Tugas Akhir.

3. Seluruh rekan kerja seperjuangan

baik dari perusahaan saya kerja,

Owner, dan Konsultan, yang telah

memberikan dukungan penuh dan

semangat dalam penyelesaian Tugas

Akhir.

4. Seluruh teman-teman seperjuangan

selama kuliah di UBH.

Kesimpulan

1. Perencanaan geometrik jalan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam suatu konstruksi jalan raya. Berdasarkan data lalu lintas diperoleh Lalu lintas Harian Rata-rata (4550,1 smp/hari/2arah) dan kelandaian yang didapat (0,85 %). Maka berdasarkan data tersebut jalan yang direncanakan tergolong pada jalan sekunder Kelas II B dengan kategori bermedan datar dan kecepatan rencana 60 Km/jam. Dengan data tikungan sebagai berikut:

a. Tikungan I :

Full circle

b. Tikungan II :

Full circle

2. Untuk lapisan perkerasan digunakan jenis perkerasan lentur dan tebal yang digunakan adalah:

a. Lapis permukaan menggunakan Laston MS 744 dengan tebal 7,5 cm.

b. Lapis pondasi atas menggunakan Batu Pecah kelas A dengan tebal 15 cm.

(19)

c. Lapis pondasi bawah menggunakan Sirtu Kelas B dengan tebal 20 cm.

3. Perencanaan drainase digunakan

saluran samping dengan bentuk

penampang trapesium dengan luas

penampang A = 0,186 m2.

4. Volume galian dan timbunan adalah hasil kali antara luas galian atau timbunan dengan jarak potongan yang telah diketahui, yaitu persituasi dan panjang jalan 1040 m. Berdasarkan perhitungan titik koordinat pada potongan memanjang dan melintang didapatkan volume galian sebesar 1062 m3dan timbunan sebesar 807,2 m3.

Daftar Pustaka

Ashworth, Robert. 1972. Highway Engineering.London:

Heinemann Educational Books. Dewan Standarisasi Nasional-DSN.

1987. SNI 1732–1989–F. Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum

Direktorat Jendral Bina Marga. 2011.

Spesifikasi Umum. Bab VII.

Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Irawan, Soehartono. 2004. Campuran Aspal “ Baru “ dan Superpave. Bandung : Direktorat Jendral Bina Marga.

Ismanto, Bambang, M.Sc. 2001. SI-473 Perancangan Perkerasan dan Bahan. Bandung : ITB.

L. Hendarsin, Shirley. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung : JTS Politeknik Negeri.

Sukirman, Silvia. 1999. Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung : Nova.

Suprapto . 2004. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta : KMTS FT UGM. http://binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/ tata_cara563.pdf, ( 30 Desember 2014 ) : internet http://komunitas-sipilmenulis.blogspot .com/2010/06/superelevasi.html, (25 Desember 2014 ) : internet

Gambar

gambar 4.8. komponen full circle
gambar 4.9  diagram superelevasi full  circle  Tikungan I :    R rencana = 500  Vr       = 60 km/jam  LS       = 50 m  e max       = 4 %  tikungan II :  R rencana = 500  Vr       = 60 km/jam  LS       = 50 m  e max       = 6 %

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat kesultan dalam menentukan kedudukan lembaga medas sebaga plhan penyelesaan sengketa antara Bank dengan Nasabah jka dtnjau dar ss

Dari nilai statistik yang didapatkan, selanjutnya diberikan interpretasi untuk mengetahui makna pada setiap nilai yang diperoleh, setelah nilai-nilai statistik diberikan

Tabel 3 juga menunjukkan bahwa perlakuan umur semai 6 hari menghasilkan jumlah anakan produktif lebih banyak dan berbeda dengan pola tanam konvensional.. Laju

Grafik Run Chart Kejadian Tidak Adanya Label Obat High Alert di Unit Pelayanan Farmasi RSUD Bangil Bulan Januari s/d September Tahun 2016.

Tanah dasar adalah berupa tanah asli atau tanah galian ataupun berupa tanah timbunan, yang merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan jalan

Tabel 4.203 Tabel Basis Data Transaksi Review Course Outline Entity Atribut Tipe data

Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa metode ini menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran di

Tutup kepala berelektroda diuji untuk mengetahui apakah elektroda yang diletakkan pada tutup kepala mampu mengambil sinyal dari kepala subyek. Pengujian dilakukan dengan