• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU-GURU NON SARJANA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU-GURU NON SARJANA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |51

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU-GURU NON SARJANA

SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA

Dek Ngurah Laba Laksana

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Citra Baki

Ngada-NTT

Email: laba.laksana@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan dasar mengajar guru non sarjana di Kabupaten Ngada. Guru yang diamati sebagai sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan tingkat pendidikannya. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, untuk menggambarkan tingkat keterampilan dasar guru dalam mengajar.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat keterampilan dasar mengajar guru-guru non sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada ada pada kategori cukup terampil. Empat aspek ada pada kategori terampil yaitu aspek keterampilan membuka dan menutup, memberi penguatan, mengadakan variasi dan mengajar perseorangan dan kelompok kecil. Sedangkan empat aspek ada pada kategori cukup terampil yaitu aspek keterampilan menjelaskan, mengelola kelas, bertanya dan membimbing diskusi.

Kata kunci: keterampilan dasar mengajar, guru non-sarjana

ANALYSIS OF THE BASIC TEACHING SKILL ON NONBACHELOR ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS IN BAJAWA SUBDISTRICT

NGADA REGENCY Abstract

The qualitative descriptive was used in this study. This study aimed to describe the level of basic teaching skill on nonbachelor teachers in Ngada regency. Teachers were observed as the samples determined by purposive sampling technique based on the level of their education. The data were collected using observation and interview and analyzed using quantitative descriptive to describe the level of teachers basic skill in teaching.

The result of the study shows that the level of teachers basic skill in teaching in this case nongraduate teachers in Bajawa subdistrict, Ngada regency is on quite qualified category. There are four aspects on qualified category. They are aspects of opening and closing skill, aspects of providing reinforcement, aspects of doing variations and aspects of teaching individuals and small groups whereas the four aspects to the quite skilled category are the explaining skill aspects, the class management, the asking questions and the guiding discussions.

Keywords: teaching basic skill, nongraduate teacher

PENDAHULUAN

Kabupaten Ngada telah menempatkan pendidikan sebagai bidang strategis dan lokomotif pembangunan. Pemerintah Kabupaten Ngada berupaya untuk mengejar ketertinggalan mutu Sumber Daya Manusia di Daerah. Pendidikan Dasar sebagai peletak

(2)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |52 dasar pendidikan selanjutnya, sangat penting untuk segera memperhatikan mutu Sumber Daya Manusia pendidiknya.

Upaya untuk meningkatkan mutu guru SD dan pemenuhan akan tenaga guru SD di Kabupaten Ngada terus diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Ngada. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuka kelas guru dalam jabatan yang bekerja sama dengan STKIP Ruteng yang tempat perkuliahannya dilakukan di STKIP Citra Bakti Ngada dan kerja sama dengan Undana dalam kelas percepatan.

Ada banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan, salah satu diantaranya adalah rendahnya kemampuan profesional dan kompetensi guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Diantara sekian banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi guru adalah adanya kesenjangan antara spesifikasi pendidikan guru yang dibutuhkan dan yang ada di lapangan, yang lebih banyak terjadi pada tingkat pendidikan SD. Dari 932 guru SD/SDLB/MI yang ada, terdapat 408 orang berijazah SLTA , 420 orang berijazah PGSLA/D2 PGSD, 104 orang berijazah Sarjana/S1 keguruan (Data Dinas PKPO Kabupaten Ngada, 2013).

Sebagai seorang guru, keterampilan dasar dalam melaksanakan pembelajaran sangatlah penting untuk dikuasi. Guru non sarjana baik yang setara SPG maupun diploma sudah memperoleh mata kuliah pembelajaran mikro yang di dalamnya dilatih ketreampilan dasar mengajar. Dalam kenyataannya, hasil belajar siswa di Kabupaten Ngada belumlah menggembirakan. Hasil pelaksanaan kompetisi lima mata pelajaran yang diadakan di STKIP Citra Bakti memperlihatkan hasil rata-rata penguasaan materi IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan PKn hanya 54% untuk siswa kelas 4 dan 5 dan 61,5% untuk siswa kelas 2 dan 3 (Diolah dari Data Laporan Kegiatan HMPS PGSD, 2013). Padahal siswa yang mengikuti kegiatan ini adalah siswa pilihan dari sekolah-sekolah yang tersebar di Kabupaten Ngada.

Dari permasalahan yang muncul, dapat dianalisis bahwa ada hubungan antara kualifikasi pendidikan guru dengan prestasi belajar siswa SD di Kabupaten Ngada. Prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh kualitas guru dalam mengelola pembelajaran. Sehingga dalam penelitian ini akan dikaji mengenai keterampilan dasar guru dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian difokuskan di wilayah Kecamatan Bajawa. Hal ini dikarenakan Kecamatan Bajawa yang merupakan kota kabupaten menjadi barometer profil tenaga guru di Kabupaten Ngada.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 dan PP No. 19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi Pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaaan pembelajaran,

(3)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |53 evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional (Rusman, 2011:80). Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran diantaranya keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan (Usman, 2010:74).

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat keterampilan dasar mengajar guru non sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan dasar mengajar guru non sarjana di Kabupaten Ngada. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Bagi guru sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar, (2) Bagi lembaga pendidikans ebagai bahan evaluasi secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan uji kompetensi guru, (3) Bagi peneliti sebagai temuan awal untuk melakukan analisis terhadap keterampilan dasar mengajar guru sehingga dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan model pembelajaran calon guru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini peneliti ingin memperlihatkan indikator-indikator kemampuan pelaksanaan keterampilan dasar mengajar pada guru-guru non sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru-guru non sarjana yang bertugas di sekolah dasar yang ada di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Sampel penelitian diambil dengan cara teknik sampling. Dari jumlah sekolah yang di Kecamatan Bajawa yaitu 28 sekolah dasar, sebanyak 15 sekolah sebagai tempat pengambilan sampel dan setiap

(4)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |54 sekolah, guru yang diamati sebagai sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan tingkat pendidikannya.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara. Teknik wawancara dilakukan kepada Kepala sekolah dan guru sejawat dari subjek yang diteliti untuk membantu memberikan analisis terhadap temuan yang diperoleh. Sedangkan teknik observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan penilaian keterampilan dasar mengajar. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen observasi nonpartisipan dan terstruktur untuk mendukung menganalisis kemampuan pelaksanaan keterampilan dasar mengajar pada guru-guru non sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada.

Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati delapan keterampilan dasar mengajar. Aspek yang diamati adalah aspek keterampilan membuka dan menutup, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengajar perseorangan, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan membimbing kelompok. Kedelapan aspek ini dituangkan dalam beberapa indikator penilaian.

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, untuk menggambarkan tingkat keterampilan dasar guru dalam mengajar. Skor rata-rata setiap subjek penelitian diperoleh dari hasil pemberian skor pada masing-masing butir pengamatan keterampilan dasar mengajar.

Hasil persentase akhir tersebut ditafsirkan menggunakan kriteria aspek kualitas menurut Riduwan (2011) sebagai berikut.

Tabel 1 Kategori Keterampilan Dasar Mengajar No Persentase (%) Kategori

1 85-100 Sangat terampil

2 70-84 Terampil

3 55-69 Cukup terampil

4 40-54 Tidak terampil

5 0-39 Sangat tidak terampil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat keterampilan dasar mengajar guru-guru non-sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada untuk masing-masing aspek adalah sebagai berikut. 1) Aspek keterampilan membuka pelajaran dengan kategori terampil. 2) Aspek keterampilan menjelaskan dengan kategori cukup terampil. 3) Aspek keterampilan memberi penguatan dengan kategori terampil. 4) Aspek keterampilan mengadakan variasi dengan kategori terampil. 5) Aspek keterampilan mengelola kelas dengan kategori cukup terampil. 6)Aspek keterampilan bertanya dengan kategori cukup terampil. 7) Aspek keterampilan membimbing diskusi. 8) Aspek keterampilan mengajar perseorangan dan

(5)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |55 kelompok dengan kategori terampil. Tingkat keterampilan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Tingkat Keterampilan Dasar Mengajar Guru-guru Non-Sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada

No Aspek Keterampilan Rata-rata skor

Kategori 1. Keterampilan membuka dan

menutup pelajaran

72 Terampil

2. Keterampilan menjelaskan 68 Cukup terampil 3. Keterampilan memberi penguatan 73 Terampil 4. Keterampilan mengadakan variasi 71 Terampil 5. Keterampilan mengelola kelas 67 Cukup terampil

6. Keterampilan bertanya 65 Cukup terampil

7. Keterampilan membimbing diskusi 68 Cukup terampil 8. Keterampilan mengajar

perseorangan dan kelompok kecil

71 Terampil

Rata-rata 69 Cukup Terampil

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterampilan dasar mengajar guru-guru non-sarjana di Kecamatan Bajawa ada pada ketegori cukup terampil. Hasil ini mendeskripsikan bahwa sebagian besar guru-guru non sarjana di Kecamatan Bajawa belum menguasai dengan baik keterampilan dasar dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa tingkat penguasaan keterampilan yang dikuasai dengan baik untuk guru adalah keterampilan membuka dan menutup, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi dan keterampilan mengajar perseorangan. Keempat keterampilan ini ada pada kategori terampil.

Keterampilan dasar mengajar merukan keterampilan utama yang harus dikuasai dengan baik oleh guru. Bagaimanapun juga, semua proses pembelajaran yang terjadi di kelas, dapat berjalan dengan baik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran jika guru dapat melaksanakan semua keterampilan dasar dengan baik.

Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas yang diperhatikan guru pertama kali adalah siswa yang memiliki tujuan, bagaimana keadaan dan kemampuannya. Guru harus mengetahui keadaan dan kemampuan siswa, guru pun dapat menempatkan dirinya sesuai keadaan siswa tersebut dalam mengajar, sehingga siswa dapat menerima pembelajaran dari guru dengan baik.

Menurut Rusman dalam bukunya model-model pembelajaran, bahwa Keterampilan Dasar Guru Dalam Mengajar (Teaching Skills), Merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkam melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa bentukbentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan

(6)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |56 profesional dalam mengajar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh guru.

Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapt melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai starategi pembelajaran. Guru yang memiliki keterampilan guru dalam mengajar akan dapat mencapai tujuan dalam pencapaian belajar, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Sebaliknya dengan guru yang memiliki keterampilan yang kurang baik akan memiliki keterbatasan dalam mencapai hasil belajar. Dari uraian di atas mengenai keterampilan dasar guru dalam mengajar harus dimiliki dan dikembangkan oleh guru. Karena kemampuan tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam membelajarkan anak didik atau siswa dalam proses belajar dan mengajar.

Eratnya kaitan antara keterampilan dasar mengajar dengan hasil belajar dikuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Atikah (2013) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara keterampilan dasar guru dalam mengajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas X di MAN 3 Jakarta. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat keterampilan dasar guru dalam mengajar akan diikuti oleh hasil belajar menjadi lebih baik.

Penelitian lain menujukkan hasil yang sama, seperti yang dilakukan oleh Widoyoko (2005) yang menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi mengajar guru adalah latar belakang pendidikan (11%), pengalaman mengajar (6%) dan etos kerja (17%). Dari penelitian ini diketahui bahwa, pengalaman dan latar belakang pendidikan menjadi factor penentu dalam penguasaan kompetensi mengajar guru.

Hasil penelitian ini sesuai dengan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu bahwa penguasaan dan penyampaian materi yang dimiliki oleh guru akan menyebabkan seseorang tersebut akan lebih berhasil dalam mengajar. Hal ini karena bila guru memiliki Penguasaan dan Penyampaian yang Terampil akan menimbulkan kejelasan dalam penyampaian materi dalam belajar pada siswa, yang akan menimbulkan peningkatkan daya serap keilmuan serta kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Daya serap keilmuan dan kompetensi ini yang akan dijadikan sebagai parameter keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

Sementara itu interaksi dan skenario pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akan menyebabkan guru tersebut memiliki keterampilan dalam merencanakan serta mengelola kegiatan pembelajaran serta menjalin hubungan yang hangat dengan peserta didik. Interaksi dengan pserta didik yang terampil akan menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan karena pembelajaran akan berlangsung dua arah, dimana peserta didik akan senantian aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran karena adanya interaksi yang terampil

(7)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |57 dari pendidik. Sedangkan skenario yang terampil akan dapat menimbulkan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dari aspek penggunaan bahasa dan penampilan gerak yang dimiliki oleh guru akan menyebabkan seseorang tersebut akan lebih berhasil dalam mengajar. Hal ini dikarenakan pemilihan bahasa yang sesuai dengan pemahaman peserta didik akan menghilangkan keraguan pemahaman yang dimiliki peserta didik. Penampilan seorang guru yang terampil atau meyakinkan dan percaya diri akan mendorong keseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Pengalokasian waktu yang memadai dan terampil akan memberikan rasa nyaman bagi peserta didik untuk mengikuti dan memahami setiap kompetensi yang diajarkan. Apabila penggunaan bahasa dan penampilan gerak yang Terampil dikuasai oleh pendidik maka dimungkinkan kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan terampil pula.

Terampil melakukan penilaian, guru akan dapat mengetahui ketercapaian kegiatan yang dilakukan. Selain itu dengan keterampilan melakukan penilaian maka hasil pembelajaran akan memiliki nilai dan makna dengan sejumlah data yang dapat dipercaya. Dengan kata lain terampil melakukan penilaian maka data yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran (nilai peserta didik) akan lebih dapat dipertanggung jawabkan.

Keterampilan menutup pelajaran, guru akan dapat menyimpulkan dan membual evaluasi ketercapaian kegiatan yang dilakukan untuk digunakan sebagai bahan perbaikan di kemudian hari. Dengan penguasaan keterampilan dalam kegiatan menutup pelajaran maka peserta didik akan dapat mengetahui kesimpulan berbagai materi yang telah diajarkan dan mengetahui materi selanjutnya yang akan diajarkan sehingga dapat melakukan persiapan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan dasar mengajar guru-guru non sarjana di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada ada pada kategori cukup terampil. Empat aspek ada pada kategori terampil yaitu aspek keterampilan membuka dan menutup, memberi penguatan, mengadakan variasi dan mengajar perseorangan dan kelompok kecil. Sedangkan empat aspek ada pada kategori cukup terampil yaitu aspek keterampilan menjelaskan, mengelola kelas, bertanya dan membimbing diskusi.

Saran yang dapat penulis berikan melihat hasil penelitian dan temuan di lapangan adalah (1) guru selalu melakukan refleksi setelah selesai melaksanakan pembelajaran. Masukan dari siswa dan teman sejawat dapat dijadikan pengalaman untuk perbaikan penguasaan keterampilan mengajar, (2) keterampilan bertanya menjadi aspek yang ditemukan sebagai keterampilan yang paling tidak dikuasai oleh guru. Untuk itu ketika melaksanakan supervisi, kepala sekolah dapat menekankan pada aspek ini dalam memberikan bimbingan, (3) Lembaga pendidikan yang membuka kelas alih kredit dari D-2 ke

(8)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |58 S-1 diharapkan untuk tetap memberikan mata kuliah Praktek Pengalaman Lapangan kepada mahasiswa untuk meningkatkan penguasaan calon guru dalam melaksanakan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Atikah, Nur, Etin Solihatin, dan Agus Martono. 2013. Hubungan Antara Keterampilan Dasar Guru dalam Mengajar dengan Hasil Belajar PKn Siswa ( Studi Korelasional di MAN 3 Jakarta Pusat ). Jurnal PKn UNJ Online Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013. Jakarta: Program Studi PPKN , Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu

Riduwan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Bumi Aksara.

Widoyoko, S. Eko Putro. 2005. Kompetensi Mengajar Guru IPS SMA Kabupaten Purworejo. Laporan Penelitian. Jakarta: Dikti

Gambar

Tabel  2  Tingkat  Keterampilan  Dasar  Mengajar  Guru-guru  Non-Sarjana  di  Kecamatan  Bajawa Kabupaten Ngada

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui secara dini kanker serviks adalah melalui pemeriksaan deteksi dini IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat ) dan Pap Smear, Penelitian ini merupakan penelitian

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

Dengan demikian, kepemilikan saham dari perusahaan yang mempunyai prospek bagus dalam menghasilkan laba merupakan investasi yang menjanjikan, karena itu disamping

Investor perlu mulai mengurangi kekuatiran yang berlebihan terkait penurunan IHSG terutama yang terjadi pada Jumat lalu.. Menilik pada sejarah penurunan yang masif, pada September 2016

d.   bahwa  berdasarkan  pertimbangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  a,  huruf  b,  dan  huruf  c.  periu  ditetapkan  Peraturan  Kepala  Kepolisian 

Hasil ini juga didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh ( Chiu, 2003; Trevino 1987 dalam Chan and Leung 2006) yang menyatakan bahwa seseorang dengan locus of control internal

• Metode ini memberikan pertanyaan kepada penilai tentang seorang pekerja, dan penilai harus menunjukkan item apa yang paling tepat menggambarkan pekerja.. • Penilai memilih