• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP 2015 BIRO KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAKIP 2015 BIRO KEUANGAN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP 2015

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BIRO KEUANGAN - SEKRETARIAT JENDERAL

BEKE

RJ

A KE

RAS, BE

R

GERAK

C

EPA

T

, BERTIND

AK

TEPA

T

BIRO KEUANGAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, Biro Keuangan dapat menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja tahun 2015. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dilakukan untuk memenuhi Inpres RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman kepada Permen PAN dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) dan Laporan Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta Permen PU No 17 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah dalam rangka lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan program kerja dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan secara bertanggungjawab dan bersih sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijaksanaan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Penyusunan LAKIP ini juga merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Biro Keuangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai tolok ukur dalam menilai tingkat capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2015.

Dalam rangka pencapaian kinerja pada tahun 2015, seluruh jajaran Biro Keuangan menyadari bahwa masih dijumpai adanya kekurangan dalam beberapa aspek. Sehubungan dengan hal tersebut kami sampaikan permohonan maaf kepada semua pihak. Atas dukungan dan peran serta semua pihak dalam pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015, kami juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga ke depannya dengan tersusunnya LAKIP ini dapat bermanfaat dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Jakarta, Januari 2016 KEPALA BIRO KEUANGAN,

Puja Samedhi, SE.,CES. NIP.195605151984121001

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

BAB 1 PENDAHULUAN ... 3

1.1 Latar Belakang/Permasalahan ... 3

1.2 Tugas dan Fungsi ... 3

1.3 Struktur Organisasi ... 6

1.4 Isu Strategis Strategis ... 7

BAB 2 PERENCANAAN/PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA ... 8

2.1 Uraian Singkat Renstra ... 8

2.2 Penetapan/Perjanjian Kinerja ... 16

2.3 Metode Pengukuran ... 20

2.4 Target tahun ini menurut renstra ... 20

BAB 3 KAPASITAS ORGANISASI ... 21

3.1 Sumber Daya Manusia... 21

3.2 Sarana dan Prasarana ... 22

3.3 DIPA ... 23

BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA ... 26

4.1 Capaian Kinerja Biro Keuangan ... 26

4.2 Perbandingan Kinerja Biro Keuangan ... 27

4.3 Analisis Kinerja Biro Keuangan ... 38

4.4 Efisiensi dan Efektivitas ... 45

BAB 5 PENUTUP ... 47

3.1 Permasalahan ... 47

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1- 1 : Struktur Organisasi Biro Keuangan ... 6

Tabel 2- 1 : Daftar Kegiatan Biro Keuangan Tahun 2015 ... 12

Tabel 2- 2 : Tabel RKT Biro Keuangan TA 2015... 16

Tabel 2- 3 : Tabel Penetapan Kinerja Biro Keuangan TA 2015 ... 17

Tabel 3 -1 : Tabel Jumlah Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan ... 21

Tabel 3 -2 : Tabel Jumlah Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Golongan ... 22

Tabel 4- 1 : Tabel Capaian Rencana Aksi Triwulan Biro Keuangan TA 2015 ... 29

Tabel 4- 2 : Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Biro Keuangan TA 2015 ... 322

Tabel 4- 3 : Tabel Alokasi Anggaran Awal Biro Keuangan Tahun 2015 per Jenis Belanja ... 38

Tabel 4- 4 : Tabel Realisasi Anggaran Biro Keuangan per Jenis Belanja... 38

(6)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

BIRO KEUANGAN

(7)

Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Keuangan dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Berikut adalah ringkasan LAKIP Biro Keuangan Tahun 2015.

 Sasaran Biro Keuangan Tahun 2015 merupakan penjabaran dari salah satu sasaran Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR yang terkait dengan “Meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)” yang kinerjanya diukur dengan indikator kinerja outcome ‘Terwujudnya pelayanan administrasi pemerintah yang baik di lingkungan Kementerian PUPR’. Sesuai dengan sasaran Sekretariat Jenderal tersebut, Biro Keuangan berperan dalam pelayanan dan pembinaan administrasi penatausahaan keuangan. Sasaran Biro Keuangan berdasarkan Renstra Biro Keuangan 2015-2019 adalah meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian PUPR; meningkatnya koordinasi, administrasi, dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan BMN; tersedianya petujuk pelaksanaan administrasi keuangan di lingkungan Kementerian PUPR, tersedianya SDM profesional dan handal di bidang keuangan.

 Tujuan dan sasaran kerja Biro Keuangan ini dijabarkan dalam program dan kegiatan, meliputi:

o Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2014.

o Pembinaan SDM bidang keuangan melalui kegiatan bimbingan teknis dan fungsional maupun sosialisasi terkait peraturan bidang keuangan.

o Pendampingan dan fasilitasi dalam penyusunan laporan keuangan dan penyelesaian tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan auditor (BPK-RI/BPKP) bagi satker-satker PUPR dengan bersama-sama dengan APIP dan Unit Eselon I yang membawahi satker-satker tersebut.

o Penyusunan norma dan pedoman terkait pelaksanaan penatausahaan keuangan di lingkungan Kementerian PUPR, untuk membantu efisiensi dan efektivitas kerja dari SDM bidang keuangan.

(8)

Ringkasan Eksekutif

o Peningkatan kualitas Laporan Keuangan tingkat satker, satminkal dan kementerian, dengan dicapainya Opini WTP berdasarkan audit BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat TA 2014;

 Secara umum Biro Keuangan telah dapat melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai sasaran dimaksud dengan nilai pencapaian kinerja rata-rata sangat baik, dengan persentase capaian penyelesaian kegiatan mencapai 100%. Dengan terlaksananya seluruh rencana kegiatan tersebut, capaian kinerja berdasarkan sasaran utama Biro Keuangan sebenarnya baru dapat dinilai secara penuh apabila telah diterbitkan opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR TA 2015. Namun mengingat kegiatan penyusunan laporan keuangan TA 2015 baru dilakukan tahun ini, maka bisa dikatakan kegiatan Biro Keuangan sudah cukup memuaskan. Hal ini bisa dilihat dengan adanya opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Laporan Keuangan Kementerian PU TA 2014.  Pada aspek keuangan, pencapaian penyerapan anggaran Biro Keuangan sampai dengan

Triwulan IV tahun 2015 mencapai Rp 26.052.291.406,- atau sekitar 85,42 % dari alokasi total pagu anggaran Satuan Kerja Biro Keuangan sebesar Rp. 30.500.000.

 Kendala yang dihadapai dalam proses pencapain tujuan dan sasaran tersebut secara umum meliputi masalah koordinasi antar pihak dan ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan dari unit sektoral sehingga waktu penyusunan Laporan Keuangan Kementerian agak tersita saat menunggu tibanya laporan-laporan tersebut. Belum lagi terkadang kualitas LK yang diterima tersebut belum cukup lengkap dan tajam sehingga membutuhkan verifikasi lebih lanjut. Jumlah SDM Biro Keuangan yang terbatas baik secara jumlah maupun kompetensi yang ada juga cukup menghambat pelaksanaan kegiatan dimana tak jarang karena kurangnya SDM yang kompeten, pelaksanaan kegiatan harus tertunda dari yang dijadwalkan. Kendala lain yang cukup mempengaruhi kinerja penyerapan keuangan adalah dampak dari penerapan SPAN di Kementerian Keuangan, yang menyebabkan waktu pemrosesan dokumen pencairan anggaran menjadi lebih lama dibandingkan tahun sebelumnya.

Semoga pelaksanaan program dan kegiatan Biro Keuangan Tahun 2015 dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan di lingkungan Kementerian PUPR, terutama dalam upaya kualitas pengelolaan keuangan Kementerian PUPR yang lebih baik.

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 9 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Unit Organisasi Eselon II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diwajibkan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan pelaporan terhadap perwujudan atas kinerja pencapaian visi dan misi, dan program Biro Keuangan tahun 2015 dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis (RENSTRA).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan ini dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Keuangan dalam rangka mewujudkan good government, transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemicu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal, Kementerian PUPR.

1.2

Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Biro Keuangan adalah salah satu unit eselon II yang berada di lingkungan Sekretariat Jenderal. Tugas dan fungsi Biro Keuangan dilaksanakan oleh 4 (empat) bagian, yaitu Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum, Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan, Bagian Perbendaharaan, dan Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan. Setiap bagian mempunyai 3 (tiga) Subbagian yang melaksanakan sebagian tugas dari masing-masing bagian.

Tugas pokok Biro Keuangan berdasarkan Permen tersebut adalah untuk melaksanakan pembinaan dan penyusunan tata laksana keuangan, perbendaharaan, akuntansi, penatausahaan Pendapatan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan Umum, Laporan Keuangan Kementerian serta penetapan pejabat perbendaharaan satuan kerja.

(10)

Adapun untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Keuangan menyelenggarakan beberapa fungsi :

i. pembinaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan; ii. pembinaan dan pelaksanaan sistem akuntansi ;

iii. pembinaan penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan Umum; iv. penyusunan tata laksana keuangan dan sistem akuntansi;

v. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan;

vi. pembinaan dan penatausahaan penetapan pejabat perbendaharaan satuan kerja; vii. penatausahaan hasil pemeriksaan;

viii. penyusunan laporan keuangan Sekretariat Jenderal;

ix.

penyusunan laporan keuangan Kementerian;

x.

pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Tugas dan fungsi tersebut dilakukan oleh Biro Keuangan dengan berkoordinasi dan bekerja sama dengan seluruh jajaran Bagian Keuangan yang ada di masing-masing unit Eselon I lain di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dimana target pencapaian kinerja dari pekerjaan bersama ini kemudian dicantumkan sebagai hasil kinerja Kementerian PUPR yang bersumber dari kinerja Biro Keuangan dan Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR.

Seluruh tugas dan fungsi ini kemudian didelegasikan ke semua sub organisasi atau bagian yang ada di Biro Keuangan, yang kemudian didelegasikan juga ke masing-masing subbagian yang ada dibawahnya untuk pelaksanaan rincinya. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh setiap bagian untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang didelegasikan ke masing-masing akan dipaparkan lebih lanjut dalam bagian selanjutnya dari laporan ini. Berikut adalah gambaran singkat pembagian tugas dan fungsi ini ke masing-masing bagian yang ada di Biro Keuangan.

1.2.1 Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum

Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penelaahan peraturan bidang keuangan, penyusunan tata laksana keuangan dan sistem akuntansi serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum terdiri atas :

 Subbagian Peraturan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, penyusunan dan evaluasi pedoman pelaksanaan peraturan keuangan;  Subbagian Tata Laksana Keuangan mempunyai tugas melakukan penyusunan tata

(11)

 Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, BMN dan fasilitasi penyusunan rencana, program, dan pelaporan serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro;

1.2.2 Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan

Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis perbendaharaan, penganggaran penerimaan dan belanja, penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan Umum dan penerapan sistem akuntansi serta layanan data dan informasi bidang keuangan .

Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan terdiri dari:

 Subbagian Bimbingan Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan bimbingan teknis dan pendampingan perbendaharaan serta PNBP dan BLU.

 Subbagian Bimbingan Penganggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan bimbingan teknis dan pendmpingan penganggaran penerimaan dan belanja serta penerapan sistem akuntansi

 Subbagian Data dan Informasi Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan data dan informasi bidang keuangan

1.2.3 Bagian Perbendaharaan

Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan penerimaan negara bukan pajak, badan layanan umum, pengelola keuangan, laporan hasil pemeriksaan, dan kerugian negara.

Bagian Perbendaharaan terdiri dari:

 Subbagian Penatausahaan PNBP dan BLU mempunyai tugas melakukan penatausahaan PNBP dan BLU serta penyiapan bahan penyusunan target penerimaan dan pagu penggunaan PNBP dan BLU.

 Subbagian Penatausahaan Pengelola Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan administrasi dan penilaian kinerja pengelola keuangan satuan kerja.  Subbagian Penatausahaan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kerugian Negara

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan administrasi tuntutan ganti rugi, penyelesaian kerugian negara, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

1.2.4 Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan

Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan, penyusunan Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal dan Kementerian serta fasilitasi pemeriksaan Laporan Keuangan.

(12)

 Subbagian Pemantauan Evaluasi Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan dan penyiapan bahan rekomendasi pengelolaan keuangan

 Subbagian Pelaporan Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan laporan keuangan, BMN, Akuntabilitas Kinerja serta penelaahan Laporan Keuangan satuan kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal.

 Subbagian Pelaporan Kementerian mempunyai tugas melakukan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian, pelaksanaan rekomendasi hasil reviu laporan keuangan, pendampingan penyusunan dan penelaahan laporan keuangan unit Eselon I, penyusunan asersi final laporan keuangan, serta fasilitasi pemeriksaan laporan keuangan.

1.3

Struktur Organisasi

Dengan berlakunya Peraturan Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015, maka Peraturan Menteri PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi, dan nomenklatur yang semula Kementerian Pekerjaan Umum berubah menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Adapun bagan organisasi Biro Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR dapat dilihat pada Gambar 1.1.

BAGIAN TATA LAKSANA KEUANGAN DAN UMUM

BAGIAN PEMBINAAN DAN INFORMASI PENGELOLAAN

KEUANGAN

BAGIAN PERBENDAHARAAN BAGIAN EVALUASI DAN

PELAPORAN KEUANGAN SUBBAG PERATURAN KEUANGAN SUBBAG BIMBINGAN PERBENDAHARAAN SUBBAG PENATAUSAHAAN PNBP DAN BLU SUBBAG PEMANTAUAN EVALUASI PENGELOLAAN KEUANGAN

SUBBAG TATA LAKSANA KEUANGAN SUBBAG BIMBINGAN PENGANGGARAN DAN AKUNTANSI SUBBAG PENATAUSAHAAN PENGELOLA KEUANGAN SUBBAG PELAPORAN SEKRETARIAT JENDERAL

SUBBAG TATA USAHA BIRO SUBBAG DATA DAN

INFORMASI KEUANGAN

SUBBAG PENATAUSAHAAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

DAN KERUGIAN NEGARA

SUBBAG PELAPORAN KEMENTERIAN BIRO KEUANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIRO KEUANGAN JABATAN FUNGSIONAL

(13)

1.4

Isu Strategis

Kondisi dan tantangan pembangunan terkait dengan tugas dan fungsi Biro Keuangan selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Adanya perubahan aturan dan kebijakan bidang keuangan dari Kementerian Keuangan yang memerlukan disusunnya petunjuk teknis dan pelaksanaan baru dalam penerapannya di lingkungan Kementerian PUPR.

2. Adanya perubahan struktur organisasi pada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hal ini disebabkan karena salah satu tugas dan fungsi bagian pada Biro Keuangan beralih ke Ditjen Bina Konstruksi. 3. Tingginya tingkat kebutuhan atas SDM pengelola keuangan dan pelaporan akuntansi yang

berkualitas di satker di lingkungan Kementerian PUPR, sehingga Biro Keuangan perlu melakukan pembinaan SDM bidang keuangan.

4. Tantangan bagi Biro Keuangan dalam kapasitasnya sebagai penyusun Laporan Keuangan Kementerian untuk mengimplementasikan akrual secara penuh, dimana basis akuntansi dan aplikasi yang baru diterapkan pada tahun 2015 dan akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahun berikutnya, serta adanya tantangan untuk menuntaskan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan BPK-RI sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan opini WTP di tahun 2015.

5. Adanya tantangan untuk meningkatkan besaran persentasi persetujuan penggunaan PNBP bagi unit pengguna PNBP di lingkungan Kementerian PUPR, sehubungan dengan ditetapkannya PP Nomor 38 Tahun 2012 dan Nota Kesepakatan antara Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kementerian Keuangan No. PRJ-44/MK.02/2012 dan NO. 06/PKS/M/2012 tentang Optimalisasi Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Kementerian Pekerjaan Umum.

6. Adanya tantangan untuk mendorong unit Eselon I/satker untuk menyampaikan target PNBP umum melalui aplikasi TRPNBP (Target dan Realisasi PNBP) dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan dan penatausahaan PNBP di lingkungan Kementerian PUPR.

7. Adanya tantangan organisasi untuk persiapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

8. Adanya tantangan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan antara lain di bidang ketatalaksanaan keuangan, pengelolaan PNBP, pembinaan akuntansi dan perbendaharaan untuk mendukung penyusunan laporan keuangan yang tepat waktu, akurat dan akuntabel.

(14)

BAB 2

RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

2.1

Uraian Singkat Renstra

Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategisnya. Melalui pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis Biro Keuangan lebih dapat menyelaraskan visi, misi, potensi, peluang dan kendala yang dihadapi serta bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR.

2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis  Visi Kementerian PUPR

Visi Kementerian PUPR adalah Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal dalam Mendukung Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

 Misi Kementerian PUPR

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;

2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’;

4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk

(15)

keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;

5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

 Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian PUPR

Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum, maka ditetapkan 5 (lima) tujuan sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan;

2. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;

3. Menyelenggaraan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;

4. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip “infrastruktur untuk semua”;

5. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel.

Sasaran Kementerian PUPR adalah merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur, untuk mendukung sasaran strategis Kementerian PUPR. Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai berikut:

(16)

Tujuan 1: Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan. Tujuan 1 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran. c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional.

Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi. Tujuan 2 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu: a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi; dan

b. Meningkatnya ketahanan air.

Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Tujuan 3 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing; dan b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional

Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip “infrastruktur untuk semua”, akan dicapai melalui sasaran strategis:

a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan.

b. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman c. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan

Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk

(17)

mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel. Tujuan 5 ini akan dicapai melalui sasaran srategis, yaitu:

a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan.

b. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas

d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat

e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana dan prasarana

 Tujuan dan Sasaran Biro Keuangan

Tujuan dan sasaran Biro Keuangan Tahun 2015 merupakan penjabaran tujuan dan sasaran Kementerian PUPR yang dimandatkan kepada Biro Keuangan yaitu terkait dengan “Meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)” yang kinerjanya diukur dengan indikator kinerja outcome Terwujudnya pelayanan administrasi pemerintah yang baik di lingkungan Kementerian PUPR. Sesuai dengan tujuan dan sasaran Kementerian PUPR tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsi yang ada, Biro Keuangan ikut berperan dalam pelayanan administrasi bidang penatausahaan keuangan. Adapun tujuan dan sasaran Biro Keuangan secara khusus adalah meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian PUPR, melalui pembinaan keuangan meliputi bidang perbendaharaan; perencanaan dan pelaksanaan anggaran baik umum maupun PNBP; serta akuntansi dan pelaporan keuangan, sehingga layak untuk mendapatkan opini terbaik dari BPK RI berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Pejabaran dari tujuan dan sasaran kerja Biro Keuangan ini dijabarkan dalam program dan kegiatan yang dapat diukur dengan indikator-indikator yang ada, meliputi:

o Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun Anggaran 2014.

o Pembinaan SDM bidang keuangan melalui kegiatan bimbingan teknis dan fungsional maupun sosialisasi terkait peraturan bidang keuangan.

o Pendampingan dan fasilitasi dalam penyusunan laporan keuangan dan penyelesaian tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan auditor (BPK-RI/BPKP) bagi satker-satker PU dengan bersama-sama dengan APIP dan Unit Eselon I yang membawahi satker-satker tersebut.

(18)

o Penyusunan norma dan pedoman terkait pelaksanaan penatausahaan keuangan di lingkungan Kementerian PUPR, untuk membantu efisiensi dan efektivitas kerja dari SDM bidang keuangan.

o Pembinaan, pendampingan dan fasilitasi terkait dengan penyusunan dokumen target dan realisasi penerimaan PNBP di lingkungan Kementerian PUPR.

2.1.2 Kebijakan, Program dan Kegiatan

Sesuai dengan arah kebijakan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan agenda kebijakan pemerintah, maka kebijakan yang telah ditetapkan adalah Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan permukiman.

Pelaksanaan program Biro Keuangan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Biro Keuangan tahun 2015-2019 adalah Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kemeterian Pekerjaan Umum. Pelaksanaan program sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Biro Keuangan tersebut kemudian diuraikan ke dalam beberapa kegiatan yang merupakan satu kesatuan dari tugas dan fungsi Biro Keuangan. Rincian kegiatan Biro Keuangan TA 2015 dapat dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2- 1 : Daftar Kegiatan Biro Keuangan Tahun 2015

NO Sub Komponen Untuk Mendukung Kegiatan PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KEMENTERIAN

1. Layanan Perkantoran

1.Pembayaran Gaji, Tunjangan, Honor Pegawai

2.Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 2. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

1.Penyusunan Renja-KL Biro Keuangan 2.Penyusunan LAKIP Biro Keuangan

3.Penyusunan RKA-KL DIPA dan POK Satker Biro Keuangan 2015 3. Tatalaksana Keuangan

1.Persiapan Reformasi Birokrasi Biro Keuangan Kementerian PUPR 4. Pembinaan Perbendaharaan

1. Pelatihan Administrasi Keuangan Bagi Calon Bendahara 2. Bimbingan Teknis Aplikasi Perbendaharaan

(19)

3. Pembinaan dan Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Tindak Lanjut BPKP dan ITJEN 4. Pembinaan Administrasi Dan Pengelolaan Keuangan

5. Penatausahaan Dan Penyusunan LPJ Bendahara

6. Penatausahaan Administrasi Piutang Tuntutan Ganti Rugi 7. Penyusunan Data Base SDM Bidang Keuangan

8. Penyusunan Aplikasi Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu

9. Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementerian PUPR 10.Identifikasi dan Penelaahan Peraturan Bidang Keuangan

11.Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

12.Pembuatan SK Pejabat Inti Satker di Lingkungan Kementerian PUPR 13.Sosialisasi Kebijakan Bidang Keuangan

14.Peningkatan Kompetensi Penatausahaan Keuangan Bendahara 5. Fasilitasi Penyusunan Dan Pelaksanaan Anggaran, Pengembangan PNBP

1. Workshop Penyusunan Proposal dan Sosialisasi Aplikasi Target Penerimaan dan Pagu PNBP 2. Sosialisasi Peraturan PNBP

3. Pembinaan SDM Unit PNBP

4. Identifikasi Potensi PNBP di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 5. Fasilitasi Pembentukan Unit PNBP Baru di Lingkungan Kemen. PU

6. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Unit PNBP 7. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 8. Peningkatan Kompetensi SDM Biro Keuangan 6. Pembinaan Akuntansi Dan Penyusunan Laporan Keuangan

1. Penatausahaan Tindak Lanjut LHP BPK-RI Atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR 2. Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan SAI di Lingkungan Kementerian PUPR

3. Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Akuntansi Pemerintah

4. Pendampingan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Satker di Lingkungan Kementerian PUPR 5. Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian PUPR

6. Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I Setjen Kementerian PUPR 7. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Kementerian PUPR

8. Rakertas Akuntansi Pemerintah

9. Implementasi Database Monitoring Tindak Lanjut LHP BPK

10.Penyempurnaan Sistem Penyampaian LRA & Neraca Satker di Lingkungan Kementerian PUPR 7. Sistem Pelaporan Secara Elektronik (e-Monitoring) Satker Kem. PU IV.

1. Persiapan dan Pemutakhiran Data Dasar. 2. Pencatatan dan Pemutakhiran Data Pelaksanaan.

(20)

3. Penyusunan dan Pencetakan Laporan. 8. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

1. Pengadaan Peralatan dan Mesin

2.1.3

Rencana Kinerja Tahunan

Biro Keuangan telah berupaya secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip perencanaan sebagaimana diatur dalam ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dengan turut ikut menyusun Rencana Strategis, yang kemudian dijabarkan lagi ke dalam Rencana Kinerja atau Rencana Kerja dan Anggaran untuk periode satu tahunan.

Rencana Kinerja Tahunan adalah penetapan rencana dan target capaian kinerja (hasil kerja/kegiatan), berdasarkan sasaran strategis/sasaran program dan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis lima tahunan organisasi dan disesuaikan dengan kebijakan yang diambil Pemerintah setiap tahunnya, yang harus bisa diukur dengan indikator kinerja tertentu di akhir periode perencanaan. Seluruh rencana capaian kinerja dan indikator yang digunakan untuk mengukurnya dituangkan dalam sebuah Dokumen Penetapan Kinerja (PK), sebagai satu dokumen kontrak kinerja, yang ditandatangani oleh pihak pelaksana kerja dan atasan langsung pelaksana kerja sebagai pendelegasi kerja. Dalam hal ini Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR sebagai pemberi kerja dan Kepala Biro Keuangan sebagai pelaksana kerja. Dokumen PK ini bisa disusun setelah disetujuinya alokasi pagu anggaran yang diminta melalui penetapan DIPA. Dokumen inilah nantinya yang akan digunakan sebagai bahan acuan pengukuran kinerja unit organisasi saat menyusun LAKIP di akhir periode pelaksanaan kerja. Karena itu pilihan penetapan indikator kinerja harus meliputi unsur layak, terukur dan durabel.

Berdasarkan Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019, maka Biro Keuangan mendapat mandat untuk mendukung pelaksanaan program Sekretariat Jenderal yakni Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Manfaat dari program ini akan diukur berdasarkan evaluasi pencapaian target pencapaian kinerja outcome Sekretariat Jenderal yakni “terwujudnya pelayanan administrasi pemerintah yang baik di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat” dengan mencapai sasararan strategis “Meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)”. Target

(21)

kinerja ini diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah dokumen pelaporan akuntabilitas kinerja, keuangan dan BMN dan laporan triwulan. Adapun dukungan Biro Keuangan adalah terkait peningkatan kualitas pengelolaan bidang keuangan melalui kegiatan “PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KEMENTERIAN”. Hasil pencapaian dari kegiatan ini akan diukur dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) jumlah dokumen laporan keuangan yang ditargetkan bisa mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI.

Dalam Renstra Biro Keuangan, target kinerja kegiatan ini dijabarkan lagi menjadi beberapa target kinerja output untuk mempermudah pencapaiannya dan juga untuk mengelompokkan paket kegiatan dengan target manfaat yang sama. Kinerja outcome Biro Keuangan tadi diturunkan menjadi 7 (tujuh) kinerja output yaitu:

1.

Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran dengan indikator kerja output Jumlah Dokumen Anggaran.

2.

Tatalaksana Keuangan dengan indikator kerja output Jumlah Dokumen Ketatalaksanaan Keuangan.

3.

Pembinaan Perbendaharaan dengan indikator kerja output Jumlah SDM Pembinaan Perbendaharaan.

4.

Fasilitasi Penyusunan Dan Pelaksanaan Anggaran, Pengembangan PNBP dengan indikator kerja output Jumlah Laporan Fasilitasi Penyusunan Dan Pelaksanaan Anggaran.

5.

Pembinaan Akuntansi Dan Penyusunan Laporan Keuangan dengan indikator kerja output Jumlah SDM Pembinaan Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan.

6.

Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) Satker dengan indikator kerja output Jumlah Laporan e-Monitoring.

7.

Layanan Perkantoran dengan indikator kerja output Bulan Layanan.

Seluruh kegiatan dan indikator output diatas saling terkait, yang kemudian disusun dalam Rencana Kinerja Tahunan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015 yang menggambarkan target dan sasaran strategis yang ingin dicapai. Rencana Kinerja Kahunan Biro Keuangan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 2.2.

(22)

Tabel 2- 2 : Tabel RKT Biro Keuangan TA 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan BMN

INDIKATOR KINERJA OUTCOME

Penyusunan dokumen pelaporan akuntabilitas kinerja, keuangan dan BMN dan laporan triwulan

1 Laporan Keuangan Kementerian INDIKATOR OUTPUT:

Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran 3 Dokumen Anggaran Tatalaksana Keuangan 6 Dokumen Ketatalaksanaan Keuangan Pembinaan Perbendaharaan 14 Laporan Pembinaan Perbendaharaan Fasilitasi Penyusunan Dan Pelaksanaan Anggaran,

Pengembangan PNBP

6 Laporan Fasilitasi Penyusunan Dan

Pelaksanaan Anggaran Pembinaan Akuntansi Dan Penyusunan Laporan

Keuangan 19 Laporan Pembinaan Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring)

Satker

28 Laporan e-Monitoring

Layanan Perkantoran 12 Bulan layanan

2.2

Perjanjian Kinerja

Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen berupa pernyataan komitmen serta janji dalam mencapai target kinerja tertentu. Dokumen ini merupakan suatu kesepakatan kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah, sekaligus sebagai pimpinan kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja juga menggambarkan capaian kinerja yang ditargetkan untuk bisa diwujudkan dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Dokumen penetapan kinerja disusun setelah ada kejelasan mengenai alokasi anggaran. Hal ini dimaksudkan agar dokumen penetapan kinerja dapat disusun secara lebih realistis dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber dana yang nyata sudah akan diperoleh.

Seperti halnya Rencana Kinerja Tahunan, dokumen Penetapan Kinerja juga merunut pada program serta sasaran strategis yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Biro Keuangan yang diturunkan dari Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Berdasarkan program dan sasaran strategis Sekretariat Jendral yang diturunkan dalam Renstra Biro keuangan, maka didapat sasaran strategis dan indikator kinerja output yang digunakan dalam

(23)

penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja Biro Keuangan, yakni: “meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas pengelolaan dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian PUPR”, dengan kegiatan Pembinaan Dan Pengelolaan Keuangan Kementerian yang indikator kinerja adalah Tersusunnya 1 buah Laporan Keuangan yang diharapkan bisa mendapatkan nilai terbaik berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI. Pada tahun 2014, Kepala Biro Keuangan telah menandatangani Perjanjian Kinerja terkait pelaksanaan sasaran dimaksud dengan target sebagaimana tampak pada Tabel 2.3.

Tabel 2- 3 : Tabel Penetapan Kinerja Biro Keuangan TA 2015

TARGET (3)

1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PUPR

a. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

1 Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP

Kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian

1 Pembinaan bidang keuangan 1 Jumlah SDM yang mengikuti kegiatan pembinaan 1250 orang

2 Penatausahaan perbendaharaan 1 Jumlah laporan penatausahaan perbendaharaan 6 laporan

3 Laporan Keuangan 1 Jumlah laporan penyusunan laporan keuangan 17 laporan

4 NSPK bidang keuangan 1 Jumlah dokumen peraturan bidang keuangan 8 dokumen

5 Pengelolaan administrasi perkantoran 1 Jumlah laporan pengelolaan administrasi perkantoran

3 laporan

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

(2) (1)

Dokumen Penetapan Kinerja Biro Keuangan merupakan agregat dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dari para Pejabat Eselon 3 yang mendukung pencapaian kinerja Kepala Biro Keuangan. Berikut adalah penjabaran dari SKP masing-masing Pejabat Eselon 3 di Biro Keuangan pada tabel 2-4.

(24)

2.2.1

Penetapan/Perjanjian Kinerja (Tabel 2.4)

1 Indikator

Kinerja Fungsi

Peyiapan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Perbendaharaan, Penganggaran Penerimaan dan Belanja, Penerimaan Negara Bukan Pajak

Penyiapan Penerapan Sistem Akuntansi Pelaksanaan Layanan Data dan Informasi Bidang Keuangan

Paket Peningkatan Kompetensi SDM Biro Keuangan Peningkatan Kapasitas SDM SDM Bidang Akuntansi Berbasis Akrual

Bimbingan Teknis Aplikasi Perbendaharaan Bimbingan Teknis Pelaksanaan SAI di Lingkungan Kementerian PUPR Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan

Bendahara

Bimbingan Teknis Administrasi Keuangan Bagi calon Bendahara

Bimbingan Teknis Kebijakan Bidang Keuangan

Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan

Penatausahaan PNBP di lingkungan Kementerian PUPR

2 Indikator

Kinerja

Fungsi Penatausahaan PNBP dan BLU Penatausahaan pengelola Keuangan Penatausahaan Laporan hasil Pemeriksaan dan Kerugian Negara

Paket Bimbingan Teknis Pengembangan dan Penatausahaan PNBP Fungsional dan BLU

Pembuatan SK Pejabat Perbendaharaan di

Lingkungan Kem PUPR PenatausahaanTindak Lanjut LHP Auditor Fungsional Penatausahaan dan Penyusunan LPJ

Bendahara

Penatausahaan Administrasi Piutang Tuntutan Ganti Rugi

Penilaian Kinerja Pejabat Perbendaharaan

Penatausahaan Penyelesaian Kerugian Negara

Penatausahaan Perhitungan

Pertanggungjawaban Kerugian Negara SDM yang Mengikuti Kegiatan Pembinaan Bidang Keuangan

Laporan Penatausahaan Perbendaharaan Kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian Pembinaan Bidang Keuangan Penatausahaan Perbendaharaan

(25)

3 Indikator Kinerja

Laporan pelaksanaan pemantauan dan

evaluasi pengelolaan keuangan LK Setjen LK PU

Fungsi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan

penyiapan penyusunan laporan Keuangan Sekretariat Jenderal

penyiapan penyusunan laporan Keuangan Kementerian

Paket pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan

Penyusunan LK Setjen Kem PUPR Penyusunan LK Kem PUPR

Rakertas Akuntansi Pemerintah Penguatan Unit Akuntansi Kementerian PUPR

Sistem Pelaporan Secara Elektronik Penyusunan LK Likuidasi

Penysunan LK Neraca Awal

Fungsi penyiapan pelaksanaan fasilitasi

pemeriksaan keuangan

Paket Fasilitasi Pemeriksaan BPK RI atas LK Kem

PUPR

4 Indikator

Kinerja

Fungsi Penyiapan pernelaahaan peraturan bidang keuangan

Penyiapan Penyusunan tata laksana keuangan dan sistem akuntansi

Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro

Paket

Revisi Peraturam Bidang Keuangan di lingkungan Kementerian PUPR

Penyusunan Pedoman Penatausahaan dan Penyusunan LPJ Bendahara dilingkungan Kementerian PUPERA

Penyusunan RKA/KL Biro Keuangan

Penelaahan Peraturan Bidang Keuangan Penyusunan Sistem Akuntansi Penyusunan & Reviu Peraturan PNBP/BLU di

lingkungan Kementerian PUPR

Penyusunan Modul Layanan Bidang Keuangan

5 Indikator

Kinerja

Laporan Pengelolaan Administrasi Perkantoran

Fungsi Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga biro

Paket Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Pengelolaan administrasi Perkantoran Laporan Keuangan

Dokumen Peraturan Bidang Keuangan NSPK Bidang

(26)

2.3 Metode Pengukuran Bobot Kinerja (%) Bobot Kinerja (%) Bobot Kinerja (%) Bobot Kinerja (%) Realisasi Fisik (%) 1 Meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan BMN

Indikator Outcome :

Penyusunan dokumen pelaporan akuntabilitas kinerja, keuangan dan BMN dan laporan triwulan

Laporan

Keuangan 1 301,66% 215,45% 109,90% 85,42% 100,00%

Indikator Output :

1. Dokumen perencanaan dan pengelolaan

anggaran Dokumen 3 0,00% 639,09% 150,11% 69,13% 100,00%

2. Tatalaksana keuangan Dokumen 6 0,00% 11,21% 54,76% 63,15% 100,00%

3. Pembinaan perbendaharaan Laporan 14 0,00% 43,41% 71,29% 72,24% 100,00%

4. Fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan anggaran,

pengembangan PNBP Laporan 6 58,82% 310,15% 133,70% 87,83% 100,00%

5. Pembinaan akuntansi dan penyusunan laporan

keuangan Laporan 19 210,86% 133,63% 75,85% 95,65% 100,00%

6. Sistem Pelaporan secara Elektronik

(e-Monitoring) Satker Kem. PU IV (Jml Paket 41-60) Laporan 28 0,00% 66,50% 28,50% 73,14% 100,00%

7. Layanan Perkantoran Bulan

Layanan 12 2621,43% 768,55% 180,88% 92,70% 100,00%

Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

Indikator Target

Triwulan I

Progres Fisik: 60% (data e-monitoring) Hasil: 40% (Opini WTP Hasil Audit BPK)

Capaian Kinerja Biro Keuangan = (60% x 85.42) + (40% x 100) =

91,252%

2.4 Target Tahun ini Menurut Renstra

Menyajikan Laporan Keuangan Tingkat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Opini WTP

(27)

BAB 3

KAPASITAS ORGANISASI

3.1 Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Biro Keuangan pada tahun 2015 adalah 64 (enam puluh empat) orang PNS, yang terdiri dari 1 (satu) orang pejabat Eselon II (Kepala Biro), 4 (empat) orang pejabat Eselon III (Kepala Bagian), 12 (dua belas) orang pejabat Eselon IV dan 47 (empat puluh tujuh) orang staf. Selain itu pada Biro Keuangan terdapat 8 (delapan) orang tenaga honorer, sehingga jumlah pegawai Biro Keuangan sebanyak 72 (tujuh puluh dua) orang.

Jumlah SDM yang ada saat ini dirasa masih sangat terbatas untuk membantu pelaksanaan kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang ada saat ini. Hal ini cukup mempengaruhi kinerja Biro Keuangan, dimana ada beberapa orang pegawai yang beban kerjanya menjadi sangat besar karena kurangnya tenaga. Kondisi ini juga turut dipengaruhi oleh tidak meratanya penyebaran kompetensi SDM, yang selain dipengaruhi oleh faktor usia, juga cukup dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Komposisi tingkat pendidikan SDM di Biro Keuangan di akhir tahun 2015 ditunjukkan pada Tabel 3.1 dan Grafik 3.1.

No. Pendidikan Jumlah

1 S2 15 2 S1/D4 29 3 D3 5 4 SMU 14 5 SMP 1 64 TOTAL

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Biro Keuangan berdasarkan kualifikasi pendidikan

23%

45% 8%

22% 2%

Tingkat Pendidikan Pegawai

S2 S1 D3

(28)

No. Golongan Jumlah

1 Golongan IV 9

2 Golongan III 48

3 Golongan II 7

64 TOTAL

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Biro Keuangan berdasarkan golongan

14% 75% 11%

Golongan Pegawai

Gol. IV Gol. III Gol. II

Grafik 1.2 Prosentase Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Golongan

53.13%

Prosentase Perbandingan Pegawai Berdasarkan Gender

3.2 Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana dan prasarana baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak cukup banyak, walaupun dari segi kualitas sudah banyak yang tidak terkini. Misalnya peralatan dan mesin yang jumlahnya cukup banyak, namun yang benar-benar digunakan adalah tidak sebesar itu. Biro Keuangan berada di Lantai 6, Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sehingga dukungan ruangan dalam tempat bekerja memadai.

46.87% 53.13%

(29)

Adapun sarana dan prasarana pendukung kegiatan Biro Keuangan antara lain: 1. Peralatan dan Mesin

a. Alat kantor senilai Rp. 436.532.282

b. Alat Rumah Tangga senilai Rp. 283.850.817 2. Alat Studio dan Komunikasi

a. Alat Studio senilai Rp. 176.987.000 b. Alat Komunikasi Rp. 48.750.000 3. Komputer

a. Komputer unit senilai Rp. 1.855.973.727 b. Peralatan komputer senilai Rp. 486.992.635 4. Aset Lainnya

a. Software senilai Rp. 4.361.077.600

b. Hasil Kajian Penelitian senilai Rp. 4.314.777.500

3.3 DIPA

Untuk tahun anggaran 2015, satker Biro Keuangan mendapat anggaran sebesar Rp. 30.500.000.000 yang terdiri dari:

a. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran sebesar Rp. 310.000.000 b. Tatalaksana Keuangan sebesar Rp. 1.905.000.000

c. Pembinaan Perbendaharaan sebesar Rp. 7.702.750.000

d. Fasilitasi Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Pengembangan PNBP sebesar Rp. 4.384.915.000

e. Pembinaan Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan sebesar Rp. 7.263.000.000 f. Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) sebesar Rp. 50.000.000

g. Layanan Perkantoran sebesar Rp. 8.884.335.000 Dengan rincian sebagai berikut:

No Output/ Kegiatan Pagu (000)

1 Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran 310.000.000

(30)

i. Penyusunan Dokumen Rencana Aksi dan Evaluasi Akuntabilitas

160.000.000 ii. Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran (RKA-KL)

150.000.000

2 Tatalaksana Keuangan

1.905.000.000 i. Revisi NSPK Bidang Keuangan di Lingkungan Kementerian

PUPR

1.101.326.000 ii. Peningkatan Kompetensi SDM Biro Keuangan

803.674.000

3 Pembinaan Perbendaharaan

7.702.750.000 i. Penelaahan Peraturan Bidang Keuangan

240.056.000 ii. Penyusunan Pedoman Penatausahaan dan Penyusunan LPJ

363.280.000 iii. Pembuatan SK Pejabat Perbendaharaan di lingkungan

Kementerian PUPR

207.629.000 iv. Bimbingan Teknis Aplikasi Perbendaharaan

686.000.000 v. Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan Bendahara

715.000.000 vi. Bimbingan Teknis Administrasi Keuangan Bagi Calon

Bendahara

495.000.000 vii. Bimbingan Teknis Kebijakan Bidang Keuangan

728.000.000 viii. Penatausahaan Perhitungan Pertanggungjawaban Keuangan

Negara

586.215.000 ix Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan

942.532.000 x. Penatausahaan dan Penyusunan LPJ Bendahara

214.088.000 xi. Penatausahaan Administrasi Piutang TGR

311.808.000 xii. Penatausahaan Penyelesaian Kerugian Negara

988.912.000 xiii. Penilaian Kinerja Pejabat Perbendaharaan

703.674.000 xiv. Penyusunan Modul Layanan Bidang Keuangan

520.556.000 4 Fasilitasi Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran, Pengembangan

PNBP

4.384.915.000 i. Penyusunan dan Reviu Peraturan PNBP-BLU

852.000.000 ii. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan

(31)

iii. Penatausahaan PNBP umum di Lingkungan Kementerian PUPR

1.280.000.000 iv. Bimbingan Teknis Pengembangan dan Penatausahaan PNBP

1.400.000.000 5 Pembinaan Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan

7.263.000.000 i. Penatausahaan Tindak Lanjut LHP Auditor Fungsional

409.000.000

ii. Penyusunan Sistem Akuntansi

290.000.000 iii. Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Akuntansi Berbasis Akrual

1.333.000.000 iv. Pendampingan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Satker

349.000.000 v. Bimbingan Teknis Pelaksanaan SAI

313.000.000 vi. Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian PUPR

698.000.000 vii. Penyusunan Laporan Keuangan Setjen Kementerian PUPR

670.000.000 viii. Penguatan Unit Akuntansi di Lingkungan Kementerian PUPR

960.000.000

ix Rakertas Akuntansi Pemerintah

440.000.000 x. Fasilitasi Pemeriksaan BPK RI atas LK Kementerian PUPR

206.000.000 xi. Penyusunan Laporan Keuangan Likuidasi Kementerian PU

975.000.000 xii. Penyusunan LK Neraca Awal Kementerian PUPR

620.000.000 6 Sistem Pelaporan Secara Elektronik (E-Monitoring) Satker Kem.

PU IV (Jml Paket 41 - 60)

50.000.000 i. Persiapan dan Pemutakhiran Data Dasar

19.800.000 ii. Pencatatan dan Pemuktahiran Data Pelaksanaan

10.200.000 iii. Penyusunan dan Pencetakan Laporan

20.000.000

7 Layanan Perkantoran

8.884.335.000

i. Pembayaran Gaji dan Tunjangan

6.800.000.000 ii. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

2.084.335.000

TOTAL

(32)

BAB 4

AKUNTABILITAS KINERJA

4.1

Capaian Kinerja Biro Keuangan

Salah satu Indikator Kinerja Outcome (IKO) Sekretariat Jenderal (Setjen) adalah Penyusunan Dokumen Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, Keuangan dan BMN dan Laporan Triwulan. Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan (LK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat didelegasikan kepada Biro Keuangan, dan target capaian kinerja pada tahun 2015 adalah tersusunnya 1 (satu) LK Kementerian Tahun Anggaran 2014. Adapun indikator keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut adalah jumlah LK yang dihasilkan dan bagaimana kualitas LK yang dihasilkan yang dinilai berdasarkan opini yang ditetapkan oleh BPK-RI atas audit terhadap LK yang telah disusun.

Dalam pelaksanannya, penyusunan LK Kementerian memerlukan data-data pengelolaan keuangan dari seluruh satker di lingkungan Kementerian PUPR yang tertuang dalam LK dari masing-masing Satuan Kerja (satker). LK satker yang akuntabel, berkualitas dan memenuhi persyaratan sesuai dengan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) akan sangat mempengaruhi kualitas LK pada organisasi diatasnya, termasuk Laporan Keuangan Kementerian yang disusun oleh Biro Keuangan (Sekretariat Jenderal). Untuk menghasilkan LK yang berkualitas, tentunya dibutuhkan SDM pengelola dan penatausaha keuangan yang berkualitas. Biro Keuangan ikut berperan dalam mendukung dihasilkannya LK yang berkualitas dengan memberikan pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi dalam peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola, penatausaha, dan pelaporan keuangan di satker-satker di lingkungan Kementerian PUPR. Pembinaan dimaksud tersebut termasuk juga pendampingan dalam menyelesaikan atau menindaklanjuti temuan pemeriksa fungsional (BPK, BPKP dan Inspektorat Jenderal). Adapun SDM yang dibina adalah pelaksana langsung tugas penatausahaan dan pelaporan keuangan (bendahara pengeluaran dan penerimaan, petugas SAI dan SIMAK BMN) dan pejabat perbendaharaan pengelola anggaran (Kasatker, PPK, dan PSPM).

Pada tahun 2015, Kementerian PU berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas LK TA 2014. Ini merupakan suatu prestasi yang cukup luar biasa. Hal ini menunjukkan ada perbaikan dalam pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan kinerja keuangan di Kementerian PUPR dibandingkan periode-periode sebelumnya. Yang artinya kegiatan Biro Keuangan dengan memberikan pembinaan, pendampingan dan fasilitasi penatausahaan dan pelaporan keuangan cukup berhasil. Sebagai perbandingan, opini hasil audit dari BPK-RI terhadap LK Kementerian PUPR pada tahun tahun 2009 - 2011 telah naik dari Disclaimer menjadi ”Wajar Dengan

(33)

Pengecualian (WDP)”. Dan Opini BPK-RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 naik kembali menjadi “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) – Dengan Paragraf Penjelasan”. Kemudian untuk Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2013 dan 2014 meningkat kembali menjadi “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”

4.2

Perbandingan Kinerja Biro Keuangan

Kinerja suatu organisasi diukur dengan membandingkan tingkat pencapaian terhadap target yang telah disusun dalam rencana kerja. Sebuah rencana kerja/program mungkin saja diubah agar sesuai dengan dinamika perubahan yang terjadi dalam organisasi baik karena faktor internal maupun eksternal, tapi umumnya pasti mengacu pada target rencana induk. Karenanya sangat disarankan untuk membuat rencana aksi secara berkala dengan periode pendek sebagai pendukung rencana kerja induk. Dengan adanya rencana aksi periodik tersebut, monitoring dan evaluasi berkala terhadap progres yang dicapai akan lebih mudah dilakukan. Kendala yang dihadapi lebih mudah diidentifikasi dan altenatif tindakan yang harus dilakukan lebih cepat diputuskan.

Biro Keuangan telah mencoba menyusun Rencana Aksi Triwulanan untuk melengkapi Renja dan RKAKL, dengan membuat target persentase capaian hasil kerja diakhir periode, dimana diakhir triwulan IV diharapkan bisa tercapai 100%. Bagaimana progres capaian di tiap akhir periode triwulanan untuk mengukur/mereviu kinerja dan mengidentifikasi kendala yang dihadapi. Hasil pengukuran tadi digunakan sebagai feedback dalam sebagai bahan menyusun rencana tindak yang paling tepat.

Sayangnya mekanisme reviu triwulanan belum bisa dijalankan dengan baik oleh Biro Keuangan karena kekurangsiapan organisasi. Selain itu, reviu kinerja triwulan masih didasarkan pada progres penyerapan anggaran sebagai indikator. Padahal indikator tersebut, karena beberapa faktor, sering kali tak bisa menggambarkan progres pelaksanaan fisik di lapangan. Akibatnya hasil reviu didapat

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 OPINI Ket: 1: Disclaimer 2: WDP 3: WTP

(34)

terkadang tak tepat sasaran ataupun sesuai dengan harapan. Tapi paling tidak, hasil reviu kinerja triwulanan seperti tampak pada Tabel 4.1 bisa digunakan untuk melihat tren progres kinerja Biro Keuangan selama tahun 2015, khususnya progres penyerapan anggaran.

(35)

Tabel 4- 1 : Tabel Capaian Rencana Aksi Triwulan Biro Keuangan TA 2015 Target (%) Realisasi (%) Bobot Kinerja (%) Target (%) Realisasi (%) Bobot Kinerja (%) Target (%) Realisasi (%) Bobot Kinerja (%) Target (%) Realisasi (%) Bobot Kinerja (%) Realisasi Fisik (%) 1 Meningkatnya koordinasi, administrasi dan kualitas perencanaan, pengaturan, pengelolaan keuangan dan BMN

Indikator Outcome :

Penyusunan dokumen pelaporan akuntabilitas kinerja, keuangan dan BMN dan laporan triwulan

Laporan

Keuangan 1 1,81 5,46 301,66% 10,42 22,45 215,45% 39,19 43,07 109,90% 100,00 85,42 85,42% 100,00%

Indikator Output :

1. Dokumen perencanaan dan pengelolaan

anggaran Dokumen 3 0,280 0,000 0,00% 1,970 12,590 639,09% 13,550 20,340 150,11% 100,000 69,130 69,13% 100,00% 2. Tatalaksana keuangan Dokumen 6 0,570 0,000 0,00% 11,780 1,320 11,21% 53,180 29,120 54,76% 100,000 63,150 63,15% 100,00%

3. Pembinaan perbendaharaan Laporan 14 3,770 0,000 0,00% 13,890 6,030 43,41% 37,620 26,820 71,29% 100,000 72,240 72,24% 100,00%

4. Fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan anggaran,

pengembangan PNBP Laporan 6 0,850 0,500 58,82% 6,700 20,780 310,15% 33,590 44,910 133,70% 100,000 87,830 87,83% 100,00% 5. Pembinaan akuntansi dan penyusunan laporan

keuangan Laporan 19 2,210 4,660 210,86% 14,480 19,350 133,63% 43,030 32,640 75,85% 100,000 95,650 95,65% 100,00% 6. Sistem Pelaporan secara Elektronik

(e-Monitoring) Satker Kem. PU IV (Jml Paket 41-60) Laporan 28 4,100 0,000 0,00% 24,000 15,960 66,50% 56,000 15,960 28,50% 100,000 73,140 73,14% 100,00%

7. Layanan Perkantoran Bulan

Layanan 12 0,560 14,680 2621,43% 5,850 44,960 768,55% 37,980 68,700 180,88% 100,000 92,700 92,70% 100,00%

Triwulan II Triwulan III Triwulan IV No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

Indikator Target

Triwulan I

75%-85% 85%-100% Keterangan :

(36)

Secara periodik triwulanan, berdasarkan data pada Tabel 4.1, progres pencapaian target kinerja masih terakumulasi di Triwulan ke IV. Peningkatan signifikan di Triwulan IV seakan-akan menggambarkan adanya upaya ‘mengejar’ progres penyerapan di periode tersebut. Tren demikian bisa dibaca sebagai suatu hal yang negatif dan positif. Dari sudut pandang negatif, Biro Keuangan bisa dinilai tak mampu mengikuti rencana yang telah disusunnya. Dari sudut pandang positif, Biro Keuangan tetap berupaya mencapai target yang disusunnya, hingga periode berakhir.

Namun perlu diingat, reviu kinerja yang dilakukan baru didasarkan pada progres penyerapan anggaran, yang belum tentu sama dengan progres pelaksanaan fisik di lapangan. Karena meskipun tampak seakan-akan kinerja Biro Keuangan masih tidak sesuai dengan harapan, pelaksanaan kegiatan pembinaan, pendampingan dan fasilitasi penatausahaan dan pelaporan keuangan bisa dilakukan hampir sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang disusun, meskipun ada beberapa yang harus ditunda atau dimajukan dari jadwal karena adanya perubahan prioritas pelaksanaan kegiatan akibat beberapa faktor eksternal dari luar Biro Keuangan.

Jika dilihat bobot nilai kinerja per indikator output yang ada, sebagai indikator kinerja setiap Unit Eselon III, umumnya tampak ada tren peningkatan kinerja dari Triwulan I hingga Triwulan IV. Adapun bobot nilai kinerja pada indikator output Pembinaan Perbendaharaan memang sedikit berbeda dimana justru tampak tren penurunan bobot nilai kinerja di Triwulan II dan III, sebelum naik secara signifikan di Triwulan IV.

Hasil reviu kinerja yang dilakukan menunjukkan bahwa rendahnya atau menurunnya bobot nilai kinerja terjadi karena beberapa sebab. Sebab pertama adalah pengajuan dokumen pertanggungjawaban penggantian penggunaan anggaran tidak langsung begitu kegiatan selesai dilaksanakan. Ini terjadi karena padatnya jadwal pelaksanaan kegiatan dan kurangnya jumlah SDM yang kompeten untuk mengerjakannya.

Sebab yang kedua adalah pengaruh penerapan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) oleh Kementerian Keuangan. Sistem baru ini menyebabkan adanya perubahan mekanisme teknis pelaksanaan pengajuan dan pencairan SPM/SP2D di KPPN, dan diperlukan penyesuaian di internal Biro Keuangan untuk pengaplikasiannya. Akibatnya pencairan SPM/SP2D membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sebab ketiga adalah adanya perubahan prioritas pelaksanaan kegiatan yang mengakibatkan perubahan jadwal pelaksanaan. Hal ini harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan pembaruan kebijakan oleh Kementerian Keuangan, khususnya dengan penerapan SPAN, SILABI (Sistem Laporan Bendahara Instansi), pengenalan SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual), dll. Selain itu Biro

(37)

Keuangan melalui Bagian Verifikasi dan Akuntansi, harus mendampingi masuknya tim pemeriksa eksternal yang melakukan pemeriksaan/audit di Kementerian PUPR.

Sebab keempat adalah adanya arahan untuk mengurangi pelaksanaan perjalan dinas dari Menteri PAN dan RB mendekati akhir tahun anggaran. Hal ini juga cukup berpengaruh pada pencapaian kinerja, khususnya pada kegiatan dengan indikator output Fasilitasi Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran, Pengembangan PNBP dan indikator output Tata Laksana Keuangan.

Untuk bisa menilai kinerja Biro Keuangan dengan lebih baik, khususnya yang terkait dengan kegiatan pembinaan dengan tujuan pembaruan informasi dan kompetensi teknis penatausahaan keuangan, sebenarnya baru bisa tampak pada tahun 2015, setelah ada opini BPK-RI berdasarkan audit atas LK Kementerian PUPR TA 2014. Adapun opini WTP dari audit BPK-RI atas LK TA 2014 diharapkan sudah cukup bisa digunakan sebagai gambaran kinerja tahun 2015 ini. Adapun pelaksanaan reviu kinerja triwulanan dengan indikator yang lebih tepat bisa tetap dilanjutkan pada masa yang akan datang.

Berikut adalah ringkasan beberapa hal yang telah dicapai Biro Keuangan selama tahun anggaran 2015 dalam mendukung pencapaian IKU dan outcome Sekretariat Jenderal.

1. Adanya peningkatan kualitas laporan keuangan tingkat satker, satminkal dan kementerian, yang tampak dari dicapainya Opini WTP berdasarkan audit BPK atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR TA 2014;

2. Tersedianya usulan draft norma dan pedoman dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan di lingkungan Kementerian PUPR;

3. Terlaksananya fasilitasi penyusunan dan pengelolaan pelaksanaan anggaran, khususnya terkait unit pengguna PNBP di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan dihasilkannya dokumen Target dan Realisasi PNBP tingkat Kementerian;

4. Berkurangnya jumlah indikasi temuan/temuan berulang auditor atas laporan keuangan satker/satminkal/kementerian dan bertambahnya jumlah temuan LHP yang bisa ditindaklanjuti;

Hasil pencapaian tersebut didasarkan pada realisasi pencapaian target output dari setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan Biro Keuangan selama tahun 2015. Ringkasan pengukuran capaian kinerja Biro Keuangan selama tahun 2015 dapat dilihat dalam Tabel 4.2. Uraian ringkas pengukuran kinerja untuk beberapa indikator kinerja output (IKO) utama yang ada di Biro Keuangan akan dijabarkan dalam bagian berikutnya dari laporan ini

.

(38)

Tabel 4- 2 : Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Biro Keuangan TA 2015

TARGET (3)

1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PUPR

a. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

1 Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP

Kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Kementerian

1 Pembinaan bidang keuangan 1 Jumlah SDM yang mengikuti kegiatan pembinaan 1250 orang

2 Penatausahaan perbendaharaan 1 Jumlah laporan penatausahaan perbendaharaan 6 laporan

3 Laporan Keuangan 1 Jumlah laporan penyusunan laporan keuangan 17 laporan

4 NSPK bidang keuangan 1 Jumlah dokumen peraturan bidang keuangan 8 dokumen

5 Pengelolaan administrasi perkantoran 1 Jumlah laporan pengelolaan administrasi perkantoran

3 laporan

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

(2) (1)

4.2.1 IKO 1 : Jumlah SDM yang Mengikuti Kegiatan Pembinaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait output pembinaan bidang keuangan lebih ditekankan pada kegiatan Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan Bendahara, Bimbingan Teknis Kebijakan Bidang Keuangan, Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan dan Bimbingan Teknis Administrasi Keuangan Bagi Calon Bendahara untuk bendahara dan calon bendahara serta Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Akuntansi berbasis Akrual untuk petugas penyusun Laporan Keuangan di tingkat satker.

Gambar

Tabel 2- 1 : Daftar  Kegiatan Biro Keuangan Tahun 2015
Tabel 2- 2 : Tabel  RKT  Biro Keuangan TA  2015
Tabel 2- 3 :  Tabel Penetapan Kinerja Biro Keuangan TA 2015
Grafik 3.1 Prosentase Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 3, parameter Aroma menunjukkan bahwa tingkat penerimaan panelis terhadap parameter aroma pada infused water jeruk lemon-jahe merah

Pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak yang mengandung agensia antifertilitas jatrophone dengan dosis subkronis 0,2 g/ekor/hari belum berpotensi mempengaruhi

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2015 ini merupakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor

Tujuan utama dari pelayanan konseling pastoral adalah membawa orang-orang kepada Kristus dan persekutuan Kristen, membantu mereka untuk menyadari dan bertobat dari

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga Eceran

Selain hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal Perkebunan (2007) mengatakan bahwa dari segi daya saing, minyak kelapa sawit memiliki kelebihan dibandingkan minyak nabati

The Hok Jambi dengan tujuan membeli Miniature Circuit Breaker (MCB) dan disana saksi diberikan MCB merek Mentari/Pakus, tapi waktu itu HS tidak diberikan

Pertemuan (rapat) dengan dalih partisipasi (minta masukan dari warga masyarakat) yang dilaksanakan tidak lebih sebagai ajang formalitas untuk menjalankan sebuah kebijakan yang