• Tidak ada hasil yang ditemukan

menerima penghargaan pada Peringatan Hari Perkebunan tahun 2015 di Kementerian Pertanian, Jakarta. 2. Uji citarasa kopi spesialty untuk tingkat dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "menerima penghargaan pada Peringatan Hari Perkebunan tahun 2015 di Kementerian Pertanian, Jakarta. 2. Uji citarasa kopi spesialty untuk tingkat dunia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

117 BAB IV PENUTUP

Dalam melaksanakan Program dan kegiatan pada tahun 2015, Dinas Perkebunan Provinsi Bali telah cukup berhasil dalam melaksanakan kegiatannya, terlihat dari semua kegiatan fisik dapat diselaikan secara tuntas (100%) dan realisasi keuangan untuk APBD (85,11% ).dan untuk APBN (85,44% )

Selanjutnya sesuai dengan 5 ( lima ) indikator sasaran yang telah ditetapkan yaitu a, peningkatan luas areal, b. peningkatan produksi/produktivitas, c. peningkatan mutu dan peningkatan pemasaran, d. peningkatan kelembagaan, kelima sasaran yang ditetapkan tersebut menunjukan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dengan prosentase capaian antara 80 sampai dengan > 100 yang artinya nilai yang dicapai b baik.

Faktor utama yang menunjang berbagai keberhasilan yang telah dicapai sepanjang tahun 2015 ini adalah adanya komitmen dan dukungan dari pimpinan serta seluruh jajaran staf Dinas Perkebunan Provinsi Bali dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah , selain itu walaupun secara kuantitas masih terbatas , dukungan kemampuan personil yang memadai juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja ditahun 2015.

Disamping keberhasilan yang telah dicapai dalam pencapaian kinerja tersebut, tidak terlepas juga dari hambatan/permasalahan yang dijumpai, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sehubungan dengan hal tersebut, di tahun mendatang akan dilakukan upaya peningkatan kinerja dilingkup Dinas Perkebunan Provinsi Bali, guna mengoptimalkan setiap sumber daya dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. dalam Rencana Strategis(renstra)

Prestasi yang telah dicapai Dinas Perkebunan Provinsi Bali pada tahun 2015 antara lain :

1. Dalam Pembinaan Subak Abian (Poktan) telah berhasil menunjukkan hasil yang cukup mengembirakan dengan ditetapkannya I Ketut Tambun, ketua Subak Abian Padang Payung, Desa Dausa, Kec. Kintamani, Kab.

Bangli sebagai salah satu Kelompok Tani penerima penghargaan kategori Komoditi Perkebunan untuk budidaya Kopi sehingga berhak

(2)

118

menerima penghargaan pada Peringatan Hari Perkebunan tahun 2015 di Kementerian Pertanian, Jakarta.

2. Uji citarasa kopi spesialty untuk tingkat dunia diselenggarakan di Bali (Nusa Dua), dimana Subak Abian Ulian Murni, Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli mendapatkan peringkat III (Tahun 2013) 3. PPHP Award Tahun 2013 diperoleh oleh Koperasi Bale Dana Mesari,

Desa Landih, Kec. Bangli, Kab. Bangli.

4. Pada Tahun 2014 telah berhasil membina Subak Abian Komoditi Mete di wilayah/kawasan Kec. Kubu, Kab. Karangasem untuk mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG), dimana sertifikat ini sangat bermanfaat untuk melindungi produk-produk yang khas berdasarkan indikasi geografis dalam hal ini komoditi Jambu Mete. Sertifikat IG Mete ini telah dikeluarkan pada tanggal 21 Juli 2014 dengan Nomor : ID G 000000028.

Adapun Subak Abian yang telah mendapat perlindungan dari sertifikat IG ini adalah ada 6 (enam) Subak Abian/UPH yaitu : SA. Bhunan Kusuma, SA. Pandan Sari, SA. Giri Celagi Desa Dukuh, Kec. Kubu, Kab.

Karangasem, SA. Pulesari, Desa Tulamben, Kec. Kubu, Kab. Karangasem dan SA. Tunas Mekar, Desa Ban, Kec. Kubu, Kab. Karangasem.

Disamping telah mendapat sertifikat IG , di kawasan jambu mete, Kubu juga telah mendapat sertifikat Organik dari IMO Swiss. Adapun SA yang memiliki sertifikat Organik ada 6 (enam) SA yaitu SA. Bhuana Kusuma, SA Pandan Sari, SA. Pula Sari, SA. Tunas Mekar, SA Pule Sari dan SA.

Giri Celagi.

5. Telah terbentuk Koperasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (Koperasi MPIG) Kopi Kintamani Bali sebagai pintu pasar untuk kawasan Indikasi Geografis Kopi Arabika yang meliputi 3 ( tiga) Kabupaten yaitu Kab. Bangli, Badung dan Buleleng, adapun ijin Koperasi MPIG telah keluar pada tahun 2012.

6. Dari tahun 2011 sampai saat ini melalui kegiatan panen, pasca panen dan Pemasaran komoditas pertanian dalam rangka meningkatkan nilai tambah pada produk hasil perkebunan telah melakukan kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman ( LeSOS ), CIRAD , Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember, IMO Swiss (PT. Profil

(3)

119

Mitra Abadi), Yayasan Kalimajari, Perusahaan Mitra PT. Indocom Citra Persada, Balitro, Bogor , Perusahaan Mitra (PT. Bening) dan sukses atau berhasil menetapkan dan menerbitkan beberapa sertifikat antara lain : SA.

Sukamaju, Desa Langkan, Kec. Bangli, Kab. Bangli dari LeSOS, Komoditi Kopi Arabika, SA. Eka Manik Merta, Desa Sepang, Kec.

Busungbiu, Kab. Buleleng, dari Le SOS, Komoditi Kopi Robusta, SA.

Batur Pendem, Desa Pujungan, Kec. Pupuan, Kab. Tabanan dari Le SOS, komoditi Kopi Robusta, SA. Batur Munca Sari, Desa Sanda, Kec. Pupuan, Kab. Tabanan, SA. Mertasari, Desa Belok Sidan, Kec. Petang, Kab.

Badung, dari Le SOS, Komoditi Kopi Arabika, SA. Sari Boga, Desa Kiadan , Kec. Petang, Kab. Badung, dari Le SOS. Komoditi Kopi Arabika, SA/Klp Tani Giri Tani, Desa Wanagiri, Kec. Sukasada, Kab.

Buleleng,dari Control Union, Komoditi Kopi Arabika, Ada 6 (lima) Subak Abian Komoditi Jambu Mete di Kec. Kubu, Kab. Karangasem mendapat sertifikat organik dari IMO Swiss dan juga mendapat sertifikat IG , Untuk kawasan Kopi Arabika di 3 (tiga) Kabupaten (Badung, Buleleng dan Bangli) telah mendapat sertikat IG dengan Nomor : ID G 00000001 Serta ada 18 Subak Abian komoditi kakao di Kab. Jembrana telah mendapat sertifikat Utz. Atau sering disebut dengan Kakao Lestari serta ada 3 SA di Desa Angkah, Kec. Selemadeg Barat, Kab. Tabanan komoditi kakao mendapat sertifikat organic yang difasilitasi oleh Perusahaan mitra (PT.

Bening/Big Tree Farm).

7. Dari segi pendapatan ( PAD) hasil yang dicapai melebihi target yaitu dari target Rp. 266.700.000,- dapat dicapai/realisasi sebesar Rp. 490.849.400,- ( 184,05% )

(4)

120 Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan antara lain :

- Masih terbatasnya sumber benih bersertifikat yang ada di Bali,

- Masih adanya benih/ bibit yang belum disertifikasi/berlabel dilapangan.

- Tingkat produksi/ produktivitas kebun masih dibawah standar teknis.

- Serangan hama Penggerek Buah Kakao ( PBK ) dan busuk buah pada tanaman Kakao serta JAP pada jambu mete masih tinggi dan belum sepenuhnya dapat dikendalikan.

- Terbatasnya kemampuan kelompok tani / subak abian untuk dapat memanfaatkan skim kredit yang tersedia.

- Kurang seimbangnya jumlah petugas lapangan ( UML ) yang tersedia dengan jumlah petani subak abian yang dibina

- Anomali iklim.

b. Solusi :

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas ada beberapa alternatif yang dapat ditempuh antara lain sebagai berikut :

- Pembinaan dibidang perbenihan lebih ditingkatkan untuk merangsang penumbuhan penangkar ditingkat subak abian sehingga penggunaan benih berkualitas/ bersertifikat semakin memasyarakat.

- Mengusulkan proses sertifikasi benih unggul lokal.

- Kegiatan pengendalian PBK dimasa mendatang perlu lebih ditingkatkan.

- Fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan hasil perkebunan kepada subak abian perlu ditingkatkan, terutama untuk komoditi jambu mete.

(5)

121

- Jumlah petugas lapangan atau tenaga pendamping perlu ditingkatkan.

- Pembinaan kelembagaan petani agar lebih intensif.

Denpasar, Februari 2016

(6)

122

KATA PENGANTAR

Angayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara NugrahaNya karena Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2015 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2015 ini merupakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), dimana laporan ini sebagai salah satu media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan berdasarkan Renstra yang telah ditetapkan Dinas Perkebunan.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2015 ini melaporkan tentang prosentase pencapaian Kinerja dalam mewujudkan Sasaran dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh Dinas Perkebunan Provinsi Bali, sekaligus sebagai bahan informasi bagi pemangku kepentingan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu memberi masukan dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terimakasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Denpasar, Februari 2016 Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali

Ir. I Dewa Made Buana Duwuran, MP Pembina Utama Muda

NIP. 19590418 198603 1 014

i

(7)

123 DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

BAB I PENDAHULUAN………. .. 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Landasan Hukum ... 3

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ... 4

1.4 Struktur Organisasi ... 5

1.5 Kelompok Jabatan Fungsional ... 12

1.6 Lingkungan Strategis Yang Berpengaruh ... 13

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA…… .... 15

2.1 Visi dan Misi ... 17

2.2 Moto dan Janji layanan ... 18

2.3 Maklumat Pelayanan……….. 18

2.4 Tujuan dan Sasaran ... 18

2.5 Rencana Strategis ... 19

2.6 Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran……… 23

2.7 Rencana Kinerja Tahunan ... 25

2.8 Penetapan Kinerja (PK) ... ... 29

2.9 Perbandingan RKT dan PK... 30

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... .. 28

3.1 Akuntabilitas Keuangan ... 28

3.2 Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) ... 97

3.3 Analisis Pencapaian Kinerja... 99

BAB IV PENUTUP ... 108

LAMPIRAN 1 : RENCANA STRATEGIS

LAMPIRAN 2 : RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI

LAMPIRAN 4 : LAPORAN PROGRES FISIK DAN KEUANGAN SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013

ii

(8)

124

RINGKASAN EKSEKUTIF

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap penyelenggara pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa bernegara. Sejalan dengan itu dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/1999 tanggal 20 September 1999, yang kemudian diperbaharui dengan keputusan Nomor 239/IX/6/2003 tanggal 25 Maret 2003. LAKIP ini merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan peningkatan kinerja, serta merupakan bagian dari sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.

Inpres Nomor 7 tahun 1999 mewajibkan setiap instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara mulai dari pejabat Eselon II keatas untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang ditempuh berdasarkan perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing pemerintah. Berdasarkan hasil evaluasi internal melalui pengukuran kinerja kegiatan dan sampai pengukuran pencapaian sasaran yang telah disusun dalam LAKIP Tahun Anggaran 2015, bahwa kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Bali termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata pencapaian out put kinerja sebesar > 100., capaian kinerja ini adalah menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.

Disamping keberhasilan yang telah dicapai dalam pencapaian kinerja tersebut, baik yang bersifat internal maupun eksternal, juga hambatan / kendala yang dijumpai perlu dicarikan solusi pemecahannya. Sehubungan dengan hal tersebut, kedepan akan terus dilakukan upaya peningkatan kinerja, guna mengoptimalkan setiap sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (Renstra).

iii

(9)

125

(10)

126

Angayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara NugrahaNya karena Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2015 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2015 ini merupakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), dimana laporan ini sebagai salah satu media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan berdasarkan Renstra yang telah ditetapkan Dinas Perkebunan.

ngayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara NugrahaNya karena Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perkebunan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2015 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2015 ini merupakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 108 Tahun 2000 tentang Tatacara

(11)

127

Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), dimana laporan ini sebagai salah satu media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan berdasarkan Renstra yang telah ditetapkan Dinas Perkebunan.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2015 ini melaporkan tentang prosentase pencapaian Kinerja dalam mewujudkan Sasaran dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh Dinas Perkebunan Provinsi Bali, sekaligus sebagai bahan informasi bagi pemangku kepentingan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu memberi masukan dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terimakasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Denpasar, Februari 2016 Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali

Ir. I Dewa Made Buana Duwuran, MP Pembina Utama Muda

NIP. 19590418 198603 1 014

i

(12)

128 DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

BAB I PENDAHULUAN………. .. 1

1.7 Latar Belakang ... 1

1.8 Landasan Hukum ... 3

1.9 Tugas Pokok dan Fungsi ... 4

1.10 Struktur Organisasi ... 5

1.11 Kelompok Jabatan Fungsional ... 12

1.12 Lingkungan Strategis Yang Berpengaruh ... 13

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA…… .... 15

2.1 Visi dan Misi ... 17

2.2 Moto dan Janji layanan ... 18

2.3 Maklumat Pelayanan……….. 18

2.4 Tujuan dan Sasaran ... 18

2.5 Rencana Strategis ... 19

2.6 Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran……… 25

2.7 Rencana Kinerja Tahunan ... 26

2.8 Penetapan Kinerja (PK) ... ... 29

2.9 Perbandingan RKT dan PK... 30

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... .. 32

3.1 Akuntabilitas Keuangan ... 32

3.2 Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) ... 96

3.3 Analisis Pencapaian Kinerja... 98

BAB IV PENUTUP ... 107

LAMPIRAN 1 : RENCANA STRATEGIS

LAMPIRAN 2 : RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI

LAMPIRAN 4 : LAPORAN PROGRES FISIK DAN KEUANGAN SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013

ii

(13)

129

RINGKASAN EKSEKUTIF

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap penyelenggara pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa bernegara. Sejalan dengan itu dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/1999 tanggal 20 September 1999, yang kemudian diperbaharui dengan keputusan Nomor 239/IX/6/2003 tanggal 25 Maret 2003. LAKIP ini merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan peningkatan kinerja, serta merupakan bagian dari sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.

Inpres Nomor 7 tahun 1999 mewajibkan setiap instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara mulai dari pejabat Eselon II keatas untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang ditempuh berdasarkan perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing pemerintah. Berdasarkan hasil evaluasi internal melalui pengukuran kinerja kegiatan dan sampai pengukuran pencapaian sasaran yang telah disusun dalam LAKIP Tahun Anggaran 2015, bahwa kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Bali termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata pencapaian out put kinerja sebesar > 100., capaian kinerja ini adalah menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.

Disamping keberhasilan yang telah dicapai dalam pencapaian kinerja tersebut, baik yang bersifat internal maupun eksternal, juga hambatan / kendala yang dijumpai perlu dicarikan solusi pemecahannya. Sehubungan dengan hal tersebut, kedepan akan terus dilakukan upaya peningkatan kinerja, guna mengoptimalkan setiap sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (Renstra).

iii

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan definisi di atas yang dimaksud dengan pembinaan dalam penelitian ini adalah pembinaan yang diberikan oleh guru pembina kepada siswanya dengan menggunakan

(2) Pengangkatan dalam Jabatan Struktural setingkat lebih tinggi diutamakan bagi PNS di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi

Hasil analisis menunjukkan di lokasi kajian terdapat 18 kelas penutupan lahan, yang terdiri dari; hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa pasang

Berdasarkan gambar 3, parameter Aroma menunjukkan bahwa tingkat penerimaan panelis terhadap parameter aroma pada infused water jeruk lemon-jahe merah

Peningkatan Gardu Traksi dan Listrik Aliran Atas Perkeretaapian Pada Lintas Jatinegara – Bogor dan Manggarai - Jakartakota merupakan Multi Years Contract (MYC) 2020-2022 yang

Bagian sebelumnya memperlihatkan daftar aktivitas perusahaan dan biaya yang terkait serta aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah bagi perusahaan, untuk itu,

Karenanya dalam melakukan kewajiban di sini, seorang dokter harus memperhitungkan faktor kepentingan yang berhubungan dengan masyarakat

Auditor intemal hams memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman kornputer dan informasi, selain kemampuan auditing standart yang