• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas)

dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster

Sinthia Puspitadewi

1

, Sunarno

1

1 Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA Undip

ABSTRAK---Rodensia memiliki laju reproduksi yang sangat tinggi dan berpotensi sebagai hewan

hama. Laju reproduksi yang tinggi perlu diseimbangkan dengan cara menekan laju reproduksi tersebut melalui pengendalian fertilitas (fertility control). Tanaman Jatropha curcas merupakan tanaman yang mengandung jatrophone yang berpotensi sebagai agensia antifertilitas dan dapat menghambat laju reproduksi rodensia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi agensia antifertilitas yang terkandung dalam biji jarak terhadap profil uterus pada hewan uji mencit. Penelitian dengan menggunakan hewan uji mencit dewasa seksual yang dibagi menjadi 2 kelompok yang masing-masing dengan 9 ulangan. Kelompok I diberi perlakuan akuades (kontrol) dan kelompok II diberi perlakuan larutan serbuk biji jarak secara peroral dengan dosis 0,2 g/ekor/hari dengan lama perlakuan 14 hari. Pembuatan preparat uterus dengan metode paraffin dan pewarnaan HE (Hematoxilin Eosin). Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan Paired Sample T Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agensia antifertilitas pada biji jarak belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan profil uterus, baik berat uterus maupun tebal endometrium. Keywords: Agensia antifertilitas,tanaman jarak (Jatropa curcas), mencit, uterus

PENDAHULUAN

Rodensia memiliki laju reproduksi yang sangat tinggi dengan jumlah anak yang relatif banyak perkelahiran selama musim kawin sepanjang tahun. Populasi rodensia yang tidal terkendali akan mengganggu kehidupan manusia karena rodensia mempunyai potensi sebagai hama pertanian dan vektor berbagai macam penyakit yang berbahaya. Rodensia disebut sebagai hama pertanian apabila popu-lasi rodensia melebihi sumber daya hayati faktor pendukung kelangsungan hidupnya.

Laju reproduksi rodensia yang tinggi perlu diseimbangkan dengan cara menekan laju reproduksi melalui pengendalian fertilitas (fertility control). Salah satu cara pengendalian fertilitas adalah dengan menggunakan agensia antifertilitas pada biji tanaman jarak.

Tanaman jarak (Jatropha curcas) me-rupakan tanaman yang termasuk famili Eu-phorbiaceae. Tanaman ini memiliki nilai eko-nomis tinggi karena biji yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk bahan baku obat dan penghasil minyak. Beberapa negara seperti, Kamboja, Vietnam dan India telah meng-gunakan biji jarak sebagai agensia aborsi, sedangkan di Sudan telah menggunakan biji jarak sebagai agensia kontrasepsi. Agensia yang terdapat pada biji jarak yang berpotensi sebagai agensia antifertilitas dikenal dengan nama jatrophone (Cambie and Brewis, 1999).

Mekanisme kerja agensia antifertilitas yang terdapat pada biji jarak belum dapat diketahui secara pasti. Ada dua kemungkinan mekanisme kerja agensia antifertilitas tersebut, yaitu melalui sistem hormonal atau langsung bereaksi pada organ reproduksi. Target agensia antifertilitas adalah organ reproduksi yang terdiri ovarium, saluran reproduksi betina (ovi-duk, uterus, serviks, saluran vagina) dan bagian luar alat kelamin (Partodihardjo, 1980).

Uterus merupakan salah satu organ reproduksi dari sistem reproduksi betina. Struktur uterus menurut Dellmann dan Brown (1992), terdiri dari 3 macam lapisan, yaitu endometrium (tunika mukosa-submukosa), miometrium (tunika muskularis) dan peri-metrium (tunika serosa). Lapisan endoperi-metrium terdiri dari dua macam lapisan, yaitu lapisan superfisial (pars fungsionalis) yang mengalami degenerasi dan regenerasi dan lapisan basalis yang tetap bertahan selama siklus reproduksi. Lapisan endometrium merupakan lapisan yang paling responsip terhadap perubahan hormo-nal. Lapisan miometrium sebagian besar ter-susun jaringan otot, sedangkan perimetrium tersusun jaringan ikat longgar.

Pemberian larutan serbuk biji jarak diduga dapat mempengaruhi organ reproduksi, khususnya perubahan profil uterus, mengingat uterus merupakan organ reproduksi yang responsif terhadap perubahan hormon.

(2)

Ber-dasarkan hal tersebut dilakukan penelitian untuk mengkaji respon organ uterus mencit setelah pemberian larutan serbuk biji jarak.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Bahan penelitian meliputi biji tanaman jarak, akuades, mencit betina, pellet, bahan-bahan untuk pembuatan sediaan histologis uterus dengan menggunakan metode paraffin dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin.

Gambar 1. Tanaman jarak (Jatropha curcas) Alat penelitian meliputi kandang pemeliharaan dengan perlengkapannya, pipet, perlengkapan alat bedah (dissecting set), timbangan digital, mikroskop, perangkat alat pembuatan sediaan histologis.

Cara Kerja

Percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan rancangan lingkungan

Rancangan Acak Lengkap dengan prosedur kerja sesuai prosedur operasional standar yang telah ditentukan.

Semua hewan uji dipelihara dalam kandang secara individu dengan pencahayaan alami. Alas kandang diberi sekam yang diganti sekali dalam seminggu. Selama pemeliharaan semua hewan uji diberi makan dan minum secara ad libitum. Pemberian air minum dengan menggunakan botol berselang, sedang-kan pasedang-kan diberisedang-kan dalam bentuk pellet. Aklimasi dilakukan dengan menempatkan hewan uji dalam kandang selama dua minggu.

Penentuan dosis larutan biji jarak sesuai prosedur yang telah dilakukan oleh Cambie dan Brewis (1999), yaitu 3,3% dalam diet untuk hewan uji mencit. Konsumsi pakan harian mencit dewasa adalah 6 g/ekor/hari, sehingga dosis perlakuan larutan biji jarak adalah 3,3% x 6 g = 0,198 g/ekor/hari atau 0,2 g/ekor/hari. Berdasarkan hal tersebut kelom-pok perlakuan terdiri dari: kontrol (akuades sebanyak 1 ml) dan pemberian larutan biji jarak dosis 0,2 g/ekor/hari yang dicampur dengan akuades 1 ml. Kontrol dan perlakuan diberikan secara oral setiap hari selama 14 hari dengan 9 ulangan. Setelah 14 hari, mencit dikorbankan dengan cara dislokasi leher. Mencit dibedah, berat uterus ditimbang dengan timbangan digital, uterus diisolasi dan selanjutnya dibuat sediaan histologis dengan metode paraffin dan pewarnaan Hematoksilin-Eosin dengan tebal sayatan 6 mikron. Prosedur pembuatan sediaan histologis uterus dengan metode paraffin dengan pewarnaan HE adalah sebagai berikut:

Isolasi uterus

Pencucian (Washing) dengann garam fisiologis Fiksasi dengan Bouin selama 24 jam Pencucian (Washing) dengan alkohol 70%

Pengeluaran air (Dehidrasi) dengan alkohol bertingkat (80-100%) masing-masing selama 3 jam

(3)

Penjernihan (Clearing) dengan xilol selama 3 jam Penyusupan (Infiltrasi) paraffin berseri (paraffin I, II dan III)

masing-masing selama 45, 60 dan 75 menit Pembenaman (Embedding) dalam paraffin

Pengirisan (Section) dengan tebal sayatan 6 m Perekatan (Affixing) pada kaca obyek dalam gliserin albumin

Menghilangkan paraffin (Defarafinasi) Pewarnaan (Staining)

Penutupan (Mounting) Pengambilan data profil uterus dengan

mengukur tebal endometrium uterus. Pengu-kuran tebal endometrium uterus dengan cara mengukur tebal endometrium pada 5 sampel sediaan histologis uterus dari setiap ekor mencit dengan pengulangan pengukuran ma-sing-masing 2 kali. Selanjutnya dilakukan rata-rata terhadap tebal endometrium uterus hasil pengulangan pengukuran dan selanjutnya rata-rata hasil pengukuran pada 5 sampel sediaan histologis.

Gambar 2. Skema cara pengukuran tebal endometrium uterus

Data yang diperoleh dari 2 perlakuan dan 9 ulangan diuji normalitas dan homogenitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Semua data terdistribusi normal dan homogen sehingga diuji dengan menggunakan Paired Sample T Test dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 11.0 sesuai dengan Ghozali (2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai efek pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak (Jatropha curcas) terhadap profil uterus mencit dapat dilihat pada tabel berikut:

(4)

Tabel 1 menunjukkan bahwa profil uterus mencit (berat uterus dan tebal endo-metrium uterus) antara kontrol dan perlakuan berbeda tidak nyata. Berdasarkan hal tersebut membuktikan bahwa pemberian larutan serbuk

biji tanaman jarak dengan dosis subkronis 0,2 g/ekor/hari yang diberikan secara peroral belum mampu memberikan efek yang signi-fikan terhadap profil uterus mencit.

Tabel 1. Profil uterus mencit setelah pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak (J curcas) dosis 0,2 g/ekor/hari.

Variabel Kelompok Fase Estrus

Proestrus (PE) Estrus E) Metestrus (ME) Berat uterus (mg) Kontrol 0,0345

a0,0030 0,0363a0,0210 0,0392a0,0027 Perlakuan 0,0438a0,0037 0,0494a0,0066 0,0334a0,0008 Tebal endometrium uterus (m) Kontrol 38,61a6,07 38,28a3,58 60,99a2,41 Perlakuan 62,21a6,14 51,81a10,89 57,42a2,96

Keterangan: Angka yang diikuti dengan superskrip yang sama dalam kolom yang sama dengan fase estrus dan variable yang sama menunjukkan bahwa data berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Gambar 4. Diagram batang profil uterus mencit setelah pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak (J curcas) dosis 0,2 g/ekor/hari.

(5)

Gambar 4 menunjukkan bahwa perubahan berat uterus dan tebal endometrium uterus pada kontrol dan perlakuan menun-jukkan pola yang sejalan. Berat uterus dan tebal endometrium pada fase proestrus (PE) dan estrus (E) dari perlakuan lebih besar dari pada kontrol, sebaliknya fase metestrus (ME) pada kontrol memiliki berat uterus dan tebal endometrium uterus dengan nilai yang lebih besar daripada perlakuan, walaupun berbeda tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa agensia antifertilitas pada larutan serbuk biji tanaman jarak dosis 0,2 g/ekor/hari mampu memberikan efek estrogenik, sehingga terjadi perubahan titer hormon estrogen yang pada akhirnya mempengaruhi fase proestrus (PE) dan estrus (E) pada mencit. Chateau dan Boehm (1995) menyatakan bahwa sekresi hormon estrogen tertinggi terjadi pada fase proestrus (PE), kemudian menurun pada fase estrus (E) dan terendah pada fase metestrus (ME). Lebih lanjut dinyatakan terdapat hubungan antara kadar hormon estrogen dengan perubahan berat uterus dan tebal endometrium uterus selama fase siklus estrus. Cooke et al (1998) menyatakan bahwa akti-vitas estrogenik hormon estrogen akan mem-pengaruhi aktivitas proliferasi pada sel stroma dan sel epitelium. Mekanisme estrogen dalam mempengaruhi aktivitas proliferasi sel adalah hormon estrogen akan berikatan dengan resep-tor hormon pada sel target sehingga mampu mengubah konformasi reseptor hormon. Peru-bahan konformasi ini menyebabkan komplek estrogen-reseptor menjadi aktif sehingga mampu berikatan dengan tempat pengikatan (site binding) pada rantai DNA, khususnya pada sisi akseptor. Interaksi antara komplek estrogen-reseptor dengan sisi akseptor DNA menyebabkan ekspresi gen menjadi meningkat. Ekspresi gen ini dikatalisis oleh enzim RNA polymerase yang menyebabkan peningkatan mRNA. Pada sisi lain sintesis tRNA juga akan meningkat sehingga pada akhirnya sintesis materi sel menjadi meningkat yang mendu-kung aktivitas proliferasi sel (Johnson and Everitt, 1995).

Perubahan berat uterus dan tebal endometrium uterus merupakan hasil prolix-ferasi sel sel stroma dan sel epitelium dibawah pengaruh hormon gonadotropin dan estrogen. Proses proliferasi sel memerlukan substrat

untuk pembentukan struktur sel. Duke dan Ayensu (1985) menyatakan bahwa, dalam setiap 100 g biji tanaman jarak mengandung 6,6 g H2O; 18,2 g protein; 38 g lemak; 33,5 g karbohidrat total; 15,5 g serat dan 4,5 g abu. Protein, lemak dan karbohidrat merupakan substrat utama dalam pembentukan struktur sel. Hasil penambahan substrat pembentuk struktur sel pada perlakuan belum mampu menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap berat uterus dan tebal endometrium uterus.

Hasil analisis berat uterus dan tebal endometrium uterus antara kontrol dan perlakuan belum menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini diduga karena agensia antifer-tilitas jatophone mempunyai daya aksi yang lebih lemah dibandingkan dengan estrogen alami, walaupun memiliki daya kompetisi yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa perubahan hormon estrogen pada kelompok perlakuan yang berbeda tidak nyata dengan kontrol akan berdampak pada perubahan struktur organ reproduksi (berat uterus dan tebal endo-metrium uterus) yang juga berbeda tidak nyata. Berat uterus sangat dipengaruhi oleh tebal endometrium uterus dan secret yang dihasilkan oleh kelenjar uterus. Tebal endometrium uterus merupakan faktor utama yang mempengaruhi berat uterus karena endometrium uterus meru-pakan lapisan yang paling rsponsif terhadap perubahan hormon reproduksi, terutama hor-mon estrogen.

Keterangan: a. Lumen uterus b. Endometrium c. Miometrium d. Perimetrium

Gambar 5. Sayatan melintang uterus mencit dengan metode parafin dan pe-warnaan HE

(6)

Johnson dan Everitt (1988) menya-takan bahwa hormon estrogen yang dilepaskan ke dalam pembuluh darah dan sampai ke jaringan target dan selanjutnya masuk ke dalam sel terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu berdasarkan konsentrasi reseptor atau konsen-trasi hormon estrogen pada sel/jaringan target. Hasil analisis keteraturan siklus estrus menun-jukkan perbedaan nyata antara kontrol dan perlakuan. Siklus estrus pada mencit kontrol lebih teratur daripada mencit perlakuan.

Pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak dengan dosis subkronis 0,2 g/ekor/hari diduga mempengaruhi perubahan konsentrasi hormon estrogen walaupun pengaruhnya belum signifikan. Perubahan konsentrasi hor-mon estrogen yang tidak signifikan pada penelitian ini ditunjukkan dengan terjadinya perubahan profil uterus yang berbeda tidak nyata antara kontrol dan perlakuan.

KESIMPULAN

Pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak yang mengandung agensia antifertilitas jatrophone dengan dosis subkronis 0,2 g/ekor/hari belum berpotensi mempengaruhi perubahan profil uterus mencit Swiss Webster.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cambie, R. C and A. A. Brewis. 1999. Anti Fertility Plants of the Pacific. CSIRO; Australia.

2. Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan; Mutiara, Jakarta

3. Dellmann, H. D and E. M. Brown. 1992. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II. Edisi III dalam terjemahan. UI Press, Jakarta.

4. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

5. Chateau, D and N Boehm. 1995. Regulation of Differentiation and Keratin 10 Expression by All Trans Retinoid Acid during the Estrous Cycle in the Rat Vaginal Epithelium. Institut d’Histologic, Faculte de Medicine, 4 Rue Kirschleger, France.

6. Cooke, P. S., D. L. Buchanan, D. B. Lubahn and G. R. Cruncha. 1998. Mechanism of Oestrogen Action: Lesson from the Oestrogen Receptor- Knockout Mouse. Biol. Reprod; 59: 470-475

7. Johnson, M. H and B. J. Everitt. 1995. Essential Reproduction. Third Edition. Blackwell Sci., Publishing, London. 8. Duke, J. A and E. S. Ayensu. 1985.

Medicinal Plants of China. http://www.fao.org/docrep/x2230e/x2230 e08.htm

Gambar

Gambar 1. Tanaman jarak (Jatropha curcas)  Alat penelitian meliputi kandang pemeliharaan  dengan  perlengkapannya,  pipet,  perlengkapan  alat  bedah  (dissecting  set),  timbangan  digital,  mikroskop,  perangkat  alat  pembuatan  sediaan  histologis
Gambar 2. Skema cara pengukuran tebal  endometrium uterus
Tabel 1. Profil uterus mencit setelah pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak  (J curcas) dosis 0,2  g/ekor/hari
Gambar  4  menunjukkan  bahwa  perubahan berat uterus dan tebal endometrium  uterus  pada  kontrol  dan  perlakuan   menun-jukkan  pola  yang  sejalan

Referensi

Dokumen terkait

Duvall, Presiden dan CEO Dewan Nasional Pendidikan Ekonomi 1&(( GDODP 1HWL %XGLZDWL PHQ\DWDNDQ ³0HOHN HNRQRPL DGDODK keterampilan penting, sama pentingnya GHQJDQ

Tanaman nilam diperlakukan dengan bakteri endofit dengan cara menyi- ramkan populasi bakteri OD600=1 pada pot yang berisi tanaman nilam yang berumur 1 bulan.. Satu

Hasil dari penelitian adalah adanya sistem aplikasi berbasis desktop yang memiliki pencetakan laporan data-data pada system informasi rencana pembangunan yang

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah jenis akad perjanjian dalam pelaksanaan arisan qurban idul adha di Blok 3 Desa Jungjang Kecamatan Arjawinangun Cirebon Jawa

[r]

pemberian otonomi bagi daerah adalah untuk menambah kelancaran pembangunan didaerah dan terciptanya suatu kesinambungan pertumbuhan pembangunan yang dicapai serta

2009 .Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Turnover Intention Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi di Bank Internasional Indonesia.. Magister

Alat transportasi yang banyak dipakai oleh orang saat ini berupa pesawat karena harganya yang sudah tidak terlalu mahal juga waktu yang ditempuh lebih cepat, dan sekarang