PENGARUH LAMA PERENDAMAN NATRIUM METABISULFIT SKRIPSI OLEH:

(1)

PENGARUH LAMA PERENDAMAN NATRIUM METABISULFIT

(Na2~05)

DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU

TEPUNG SUKUN

(Artocarpus communis)

SKRIPSI

OLEH:

RAHMA HILDAYATI

DEPARTEMENTEKNOLOGIPERTANIAN

FAKULTASPERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2005

(2)

PENGARUH LAMA PERENDAMAN NATRIUM METABISULFIT

(NazSzOs) DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU

TEPUNG SUKUN

(Artocarpus communis)

SKRIPSI

OLEH:

RAHMA HILDAYATI

010305037/Teknologi Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTASPERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2005

(3)

PENGARUH LAMA PERENDAMAN NATRIUM METABISULFIT

(Na2~05)

DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU

TEPUNG SUKUN tArtocarpus communis)

SKRIPSI

OLEH:

RAHMA HILDAYATI

010305037fTeknologi Pertanian

Skripsi Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Memperoleh Gelar

SarjanaTeknologi Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMENTEKNOLOGIPERTANIAN

FAKULTASPERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2005

(4)

RINGKASAN

Rahma

Hildayati

"Pengarub Lama Perendaman Natrium Metabisulfit

(NazSzOs)

dan

Lama

Pengeringan

Terhadap

Mutu

Tepung

Sukun

(Artocarpus communis)" dibimbing oleh Ir. Sentosa Ointing, MP., sebagai ketua

komisi pembimbing dan

If.

Rona J. Nainggolan, Sl.L, sebagai anggota komisi

pembimbing.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lama

perendaman

natrium

metabisulfit (NazSzOs) dan lama pengeringan terhadap mutu

tepung sukun.

Perlakuan penelitian terdiri dari 2 faktor , yaitu faktor I Lama Perendaman

natrium metabisulfit (L) terdiri dari

4 taraf, yaitu : LI (0 menit),

Lz

(15 menit), L3

(30 menit) dan L4 (45 menit). Faktor II Lama Pengeringan (P) terdiri dari 4 taraf,

yaitu: PI

(4

jam),

Pz

(5 jam), P3 (6 jam) dan P4 (7 jam).

Hasil penelitian yang dianalisis secara statistik menghasilkan kesimpulan

sebagai berikut :

Rendemen

(%)

Lama perendaman natrium metabisuifit (NazSzOs) memberi pengaruh yang

berbeda sangat nyata (P<O,Ol) terhadap rendemen tepung sukun yang dihasilkan.

Rendemen tertinggi diperoleh pada perlakuan

Lo

yaitu 20,174

%

dan terendah

diperoleh pada perlakuan L3 yaitu 17,936

%.

Lama pengeringan memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<O,Ol)

terhadap rendemen tepung sukun yang dihasilkan. Rendemen tertinggi diperoleh

11

(5)

111

pada perlakuan PI yaitu 20,289

% dan terendah diperoleh pada perlakuan P4

yaitu

17,840

%.

Kombinasi lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20s) dan lama

pengeringan

memberi

pengaruh

tidak

nyata

(P>O,05) terhadap rendemen,

sehingga

uji

Least Significant Range

(LSR)

tidak

dilanjutkan.

KadarAir

(%)

Lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) memberi pengaruh sangat

nyata (P<O,OI) terhadap

kadar

air tepung sukun. Kadar air tertinggi

diperoleh

pada perlakuan La yaitu 8,319

%

dan terendah diperoleh pada perlakuan L, yaitu

7,250

%.

Lama pengeringan memberi pengaruh sangat nyata (P<O,OI) terhadap kadar

air tepung sukun. Kadar

air

tertinggi diperoleh pada perlakuan PI yaitu 8,713

%

dan terendah diperoleh pada perlakuan P4 yaitu 6,781

%.

Kombinasi lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) dan lama

pengeringan memberi pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air. Kadar air

tertinggi diperoleh pada perlakuan LIPI yaitu 9,050 % dan terendah diperoleh

pada perlakuan L4P4 yaitu 6,250

%.

Daya Mengembang

(gig)

Lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20s) memberi pengaruh yang

berbeda sangat nyata (P<O,OI) terhadap daya mengembang. Daya mengembang

tertinggi diperoleh pada perlakuan L3 yaitu 9,361gig

dan terendah diperoleh pada

perlakuan

1-0

yaitu

8,733

gig.

(6)

IV

Lama pengeringan memberi pengaruh sangat nyata (P<O,OI) terhadap daya

mengembang. Daya mengembang tertinggi diperoleh pada perlakuan

P4

yaitu

9,340

gig

dan terendah diperoleh pada perlakuan

PI

yaitu 8,526

gig.

Kornbinasi

lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) dan lama

pengeringan memberi pengaruh tidak nyata

(P>0,05) terhadap daya mengembang,

sehingga uji Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Kadar Abu

(%)

Lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) memberi pengaruh yang

berbeda tidak nyata

(P>0,05) terhadap kadar abu, sehingga uji Least Significant

Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Lama pengeringan memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata

(P>0,05)

terhadap kadar abu, sehingga uji Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Kombinasi lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) dan lama

pengeringan memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata

(P>0,05) terhadap kadar

abu, sehingga uji Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Uji Pembedaan Warna (Skor)

Lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) memberi pengaruh

yang berbeda sangat nyata (P<O,OI) terhadap wama. Uji pembedaan warna (skor)

tertinggi diperoleh pada perlakuan L3 yaitu dengan skor 3,150 dan terendah

diperoleh pada perlakuan

Lo

yaitu dengan skor 2,006.

Lama pengeringan memberi pengaruh sangat nyata (P<O,Ol) terhadap

warna. Uji pembedaan warna (skor) tertinggi diperoleh pada perlakuan

PI

yaitu

(7)

v

dengan skor

3,081;

dan terendah diperoleh pada perlakuan P

4

yaitu dengan skor

2,081.

Kombinasi lama perendaman natrium metabisulfit (Na2S20S) dan lama

pengeringan memberi pengaruh sangat nyata (P<O,Ol) terhadap warna. Uji

pembedaan wama (skor) tertinggi diperoleh pada perlakuan

L3PI

yaitu dengan

skor 3,750 dan dan terendah diperoleh pada perlakuan L

O

P4

yaitu 1,675.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 14 September 1983 dan ayah

Buyennan (AIm) dan Ibu Ora. Nunnadjuzita, MSi. Penulis merupakan putri ke-d

dan 5 bersaudara.

Pada tahun 1989 penulis memasuki SO Kemala Bayangkari I Medan dan

lulus pada tahun 1995. Kemudian pada tahun 1995 memasuki SLTP Swasta

AI-Ulum Medan dan lulus pada tahun 1998 dan pada tahun 2001 penulis memasuki

SMU Negeri 5 Medan. Kemudian pada tahun 2001 penulis lulus dan SMU

Negeri 5 Medan dan pada tahun 2001 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera

Utara melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis

memilih program studi Teknologi Hasil Pertanianjjsrusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian.

Pada bulan Juli tahun 2004 penulis melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di Kawasan Industri Medan II di PT. Central Windu Sejati II,

Belawan.

VI

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah

SWT atas berkat rahmat

dan

hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang

dipilih dalam penelitian ini adalah tepung sukun dengan judul "Pengaruh Lama

Perendaman Natrium Metabisulfit (NazSzOs) dan Lama Pengeringan terhadap

Mutu Tepung Sukun

(Artocarpus communis)".

Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada

Ir.

Sentosa Ginting, MP., sebagai ketua

komisi pembimbing yang selama ini telah

banyak

memberikan masukan dan

perhatian kepada penulis dan juga kepada

Jr.

Rona J. Nainggolan, SU., sebagai

anggota yang telah bersedia memberikan bimbingan kepada penulis sehingga

skripsi

ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak

Ir.

Taufik, MSc.,

sebagai

Ketua

Departemen Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian USU, Medan.

2. Ibu Ir. Rona J. Nainggolan, SU., sebagai Sekretaris Departemen Teknologi

Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan.

3. Seluruh Staf Pengajar

dan

Pegawai di Departemen Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian USU, Medan.

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya

kepada

Ayahanda

Buyerman

(Alm.)

dan

Ibunda

Dra. Nurmadjuzita, MSi, Abangda Jul

Indra,

Abangda Ade Kurniawan, Abangda

VII

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)