• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN DIVIDEN

materi 5

Dodi Arif, SE., MM.

KAPITA SELEKTA KEUANGAN

Universitas Gunadarma

(2)

Pengertian Deviden

Pengertian deviden

• Deviden

– Adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada

para pemegang saham (pemilik modal sendiri)

• Laba bersih (

Net Earning

) :

– Disebut sebagai laba bersih yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa (

earning available to common

stock holders

disingkat EAC)

– EAC dibagi menjadi :

• Perusaahaan yang memiliki hutang (levered)

(3)

• Laba ditahan (Retained earning)

– Adalah laba bersih perusahaan yang tidak

dibagikan atau ditahan untuk membiayai operasi

perusahaan selanjutnya

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

3

Laba bersih (

Net

Earning

)

Deviden

Laba ditahan

(

Retained

earning

)

(4)

Dividend Payout Ratio (DPR)

– Adalah rasio deviden dan laba bersih

 Biasanya pemegang saham akan merasa senang apabila laba besih yang dibagikan sebagai deviden semakin besar

 Bila deviden besar berarti laba ditahan kecil

 Padahal penggunaan dana dari laba ditahan adalah memiliki cost of capital terkecil

 Untuk itu diperlukan kebjiakan deviden (dividend policy)

 Dari segi memaksimumkan rentabilitas modal sendiri, maka kebijakn deviden perlu memperhatikan

• Rentabilitas aktiva • Tingkat bunga

(5)

• Rentabilitas modal akan naik dengan menggunakan :

– Modal pinjaman apabila rentabilitas aktiva lebih besar dari tingkat bunga

– Modal sendiri apabila rentabilitas aktiva lebih kecil dari tingkat bunga

 Pengunaan laba ditahan hanya akan menambah modal sendiri maka penambahan laba ditahan akan favourable pada waktu rentabilitas aktiva lebih kecil dari tingkat bunga

 Penambahan laba ditahan pada saat rentabilitas aktiva lebih besar tingkat bunga akan menurunkan rentabilitas modal sendiri

 Penggunaan laba ditahan lebih disukai oleh manajer karena biaya laba ditahan (cost of retanied earning) lebih murah dibandingkan dengan biaya saham baru (cost of new common stock)

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

5 Dodi Arif, SE., MM.

(6)

Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

– Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller – Teori The Bird in the Hand

– Teori Perbedaan Pajak

– Teori Signaling Hypothesis – Teori Clientele Effect

Teori Kebijakan Laba Ditahan : – Stock Dividend

– Stock Split

(7)

TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN

Dua alternatif perlakuan terhadap EAT :

a. Dalam bentuk dividen

b. Dalam bentuk laba ditahan (retained earning)

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

7 Dodi Arif, SE., MM.

(8)

Beberapa Teori Kebijakan Dividen

• Aliran teori deviden dalam memakmurkan pemilik :

– Aliran MM, mengatakan tidak ada DPR yang optimal untuk

memaksimalkan perusahaan

– Aliran Gordon dan Lintner, mengatakan ada kebijakan

yang optimal yang mempengaruhi nilai perusahaan, sebab

bagi investor lebih tinggi harapan deviden Rp 100

dibandingkan harapan capital gain Rp 100 yang berasal

dari penginvestasian kembali laba ditahan

(9)

Ketidakrelevanan Deviden Menurut MM

– Kebijakan deviden tidak mempengaruhi harga saham sebab dalam pasar sempurna (perfect capital market) para pemegang saham tidak membedakan (indifferent) antara cash dividend dan retained earnings.

– Tidak ada Dividend Payout Ratio (DPR) yang optimal untuk memaksimumkan nilai perusahaan

• Asumsinya :

– Pasar modal sempurna, dimana investor mempunyai kesamaan informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pajak

– Para investor bersifat rasional – Semua pasar bersifat price taker

– Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang dan para investor mempunyai informasi yang sama

– Manajer dalam pengambilan keputusan pengenai produksi dan investasi disesuaikan dengan informasi tersebut

– Untuk memmisahkan deviden dan leverage maka semua perusahaan dianggap memiliki rasio D/S yang sama

– Perusahaan mestinya memiliki kelas resiko yang sama

– Perusahaan pada tingkat produksi sekarang memiliki yield yang sama Struktur Modal &

Kebijakan Deviden

9 Dodi Arif, SE., MM.

(10)

• Dalam Persamaan Akuntansi

Dana tersedia :

• Pendapatan perusahaan • Hasil penjualan saham baru • Tambahan hutang

Penggunaan dana :

• Pembayaran biaya bunga • Membiayai proyek investasi • Pembayaran deviden

(11)

1. Model Tanpa Hutang

– Yaitu model yang mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan tidak terdapat hutang (unlevered).

– Masalahnya dari manakah manajer mendapatkan sumber pendanaan untuk membiayai investasi baru, apakah melalui :

a. Laba ditahan

b. Emisi saham baru

c. Kombinasi laba ditahan dan emisi saham baru

a. Investasi yang dibiayai dengan laba ditahan, akibatnya adalah : • Deviden akan berkurang dan turunnya harga saham

• Hasil investasi berupa pendapatan dan menaikan laba kembali,dapat menaikan harga saham kembali.

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

11 Dodi Arif, SE., MM.

(12)

• Nilai pasar yang beredar pada awal periode 0 (PV) tidak ada

hubungannya dengan deviden yang diumumkan diakhir periode. PV tergantung pada : discount rate, keputusan produksi/investasi sebelum pengumuman deviden, nilai pasar saham periode

berikutnya

• Jadi keputusan deviden tidak mempengaruhi nilai perusahaan di mana investasi dibiayai dengan laba ditahan

b. investasi yang dibiayai dengan emisi saham baru, akibatnya adalah : • Dengan asumsi tidak ada biaya emisi maka nilai perusahaan yang

dibiayai dengan laba ditahan akan sama dengan nilai perusahan yang dibiyaai dengan emisi saham baru

(13)

2. Model Pembelanjaan Campuran

– Yakni keputusan deviden dan leverage dikombinasikan dalam satu model – Asumsi :

» Yield dari investasi baru sama dengan yield dari investasi lama

– Melalui keputusan investasi dan produksi akan diketahui suatu harapan dan pendapatan masa datang (cashflow yang diharapkan)

– Jika kemakmuran tergantung dari pendapatan total perusahaan maka pengaruh

langsung keputusan investasi terhadap nilai pasar saham dan obligasi dapat dipisahkan – Menurut MM, Keputusan deviden dan keputusan pendanaan tidak mempengaruhi

kemakmuran pemegang surat-surat berharga (saham dan obligasi)

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

13 Dodi Arif, SE., MM.

(14)

a. Investasi yang dibiayai dengan laba ditahan

» Menurut MM, penggunaan deviden akan langsung mengurangi harga saham » Penginvestasian kembali laba ditahan yang semakin bertambah akan menaikan

kembali harga saham hingga mencapai harga sebelumnya b. Invesatasi yang seluruhnya dibiayai dengan penerbitan saham baru

• Metode penggunaan laba ditahan atau emisi saham baru tidak berpengaruh

terhadap kemakmuran pemegang saham lama dan pemegang obligasi lama karena walaupun ada kenaikan kenaikan yang berasal dari penambahan saham baru tapim dalam waktu nilai yang sama nilai saham yang dimiliki pemegang saham lama akan turun dalam jumlah yang sama pula.

c. Invesatasi yang seluruhnya dibiayai dengan penerbitan saham baru dan Obligasi baru

• Menurut MM, Keputusan pendanaan tidak akan mempengaruhi kemakmuran para pemilik surat berharga dan obligasi .

(15)

Ketidaksempurnaan Pasar dan Model MM

– Model MM banyak diyangkal, karena menurut pengamatan, pemegang saham menyukai current dividend dalam ligkup pasar modal yang tidak sempurna.

Akibat adanya ketidak sempurnaan pasar : 1. Heterogenitas Harapan para Investor.

– Lintner mengatakan jika harapan investor tidak homogen maka hipotesis ketidakrelevanan deviden MM tidak berlaku, sebab penerbitan saham baru dijual dengan harga yang sama.

• Pemilik saham lama menganggap nilai saham mereka paling sedikit sebesar saham yang berlaku

• Pembeli baru akan membeli dengan harga yang rendah

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

15 Dodi Arif, SE., MM.

(16)

Pengaruh Pajak

– Pajak akan nampak punya pengaruh terhadap deviden dan capital gain

– Pajak atas deviden terasa berat karena harus dibayar langsung – Pajak atas capital terasa ringan karena dibayar setelah terjadi

transaksi

Biaya transaksi dan ketidakpastian capital gain

– dalam Pasar modal tidak sempurna, jika ada biaya kebangkrutan, biaya emisi, biaya transaksi maka perusahaan unlevered lebih baik.

– Ketidakpastian harga saham membuat investor memilih DPR yang tinggi

Biaya emisi

(17)

• Hipotesis kenaikan Discount Rate

– Menurut Myron Gordon :

• Investor adalah penghindar resiko, maka menambah

ketidakpastian penerimaan uang dimasa datang

semakin bertambah

• Investor mengharapkan kenaikan discount rate tiap

tahun yang akan digunakan untuk menggandakan

deviden dimas datang

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

17 Dodi Arif, SE., MM.

(18)

Hipotesis Current Income

– Investor bersedia mebeli saham tinggi jika deviden naik kaena adanya preferensi yang kuat akan current-consumption

Hipotesis isi informasi Deviden

– Harga saham berubah karena pengumuman deviden • Teori Deviden Tradisional

– Proyeksi investasi dapat dibiayai dengan menggunakan laba ditahan dan penerbitan saham baru

– Asumsi perusahan tidak punya hutang

(19)

• Faktor Penentu Kebijakan Deviden

– Divident Payouat Ratio (DPR) industri di mana perusahaan itu berada. Penting untuk memperhatikan deviden pesaing

– Perutumbuhan pendapatan perusahaan – Stabilitas pendapatan perusahaan

– Kesempatan investasi yang tersedia

– Pemegang saham bersedia menerima deviden rendah, jika keuntungan proyek baru tinggi karena ada harapan captal gain naik

– Ketersediaan dan alternatif sumber dana

– Preferensi pemegang saham dan keleluasaan manjer untuk menyimpang dari maksimisasi kemakmuran

– Harapan mengenai kondisi bisnis umumnya

– Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

19 Dodi Arif, SE., MM.

(20)

Bentuk-bentuk Kebijakan deviden :

Stable dividend-per-share policy (Kebijakan devidend yang stabil – Jumlah pembayaran deviden tetap sama dari tahun ke tahunnya • Constant devidend payout ratio policy (kebijakan DPR yan tetap)

– Jumlah deviden akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba bersih, tetapi ratio antara deviden dan laba ditahan adalah tetap

Compromise policy (kebjakan kompromi)

– Adalah kebijakan diantara dua kebjakan diatas dengan persenrtase tertentu pada tahun-tahun tertentu yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi • Residual-devidend policy (Kebijakan devidend residual)

– manajemen hanya menghendaki pembayaran deviden terjadi pada saat laba bersih besar

(21)

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

21

Penginvestasian Kembali Laba Ditahan

Keputusan mengenai deviden adalah termasuk keputusan

mengenai laba ditahan.

Bila deviden tinggi berarti modal sendiri tidak berkembang

Menahan seluruh EAT akanmenciptakan pembelanjaan intern

yang tidak menciptakan resiko keuangan (

finacial risk

)

Bila laba ditahan ditanamkan kembali untuk membiayai

investasi akan menghasilkan keuntungan kembali.

Kebijakan deviden menjadi tidak relevan jika mebagi EPS

(

earnings per share

) dalam benatuk deviden berarti menahan

EPS untuk diinvestasikan kembali.

(22)

Stock Dividend

– Pembayaran deviden kepada para pemegang saham yang dialkukan tidak berupa uang (cash dividend) tetapi bisa juga dalam bentuk

saham. • Stock Split

– Adalah pemecahan jumlah lembar saham diman jumlah modal sendiri tidak berubah

Repuchasing of stock

– Pembelian kembali saham yang beredar karena perusahaan memiliki uang kas yang cukup banyak sementara investasi baru tidak

(23)

S E L E S A I

Struktur Modal & Kebijakan Deviden

23 Dodi Arif, SE., MM.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 005/PUU-1/2003 tanggal 28 Juli 2004

ILMU DIPLOMATIK MELAYU DALAM KESUSASTERAAN MELAYU TRADISIONAL 4.1 Pengenalan 4.2 Strategi Diplomatik Melayu dalam Naskhah Sastera Melayu Tradisional 4.3 Pemilihan Dan

Berdasarkan garis kontinum untuk Gambar 4, mengenai kualitas jasa/pelayanan dimensi Responsiveness, memperlihatkan bahwa total rata-rata skor kinerja sebesar 3,96

Pada Gambar 3 terlihat bahwa panjang tanaman kacang komak yang dinokulasi dengan isolat Gigaspora mencapai nilai tertinggi, sedangkan panjang tanaman komak akibat inokulasi dengan

Dari jumlah kunjungan pasien tersebut terdapat pasien yang paling banyak menderita hipertensi adalah pada umur 44 – 60 tahun sedangkan pada umur diatas 65 tahun lebih

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan talenta-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

Data di analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan tabel Distribusi Frekuwensi Hasil penelitian menunjukkan Tingkat adopsi inovasi teknologi

Misalkan titik P adalah seorang penumpang yang mencatat bahwa kereta barang berpapasan selama 12 detik.. Perhatikan gambar berikut. Garis BD dan CE berpotongan di