• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program DIII Kebidanan UIN Alauddin Makassar SITTI KHADIJAH 70400008025

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program DIII Kebidanan UIN Alauddin Makassar SITTI KHADIJAH 70400008025"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN ANGKA KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program DIII Kebidanan UIN Alauddin Makassar

SITTI KHADIJAH 70400008025

PRODI KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KTI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka karya rulis ilmiah ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Juni 2011 Penyusun

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : SITTI KHADIJAH

Nim : 70400008025

Judul : Gambaran Angka Kejadian Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar Periode Januari 2009- Desember 2010.

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diajukan pada seminar Karya Tulis Ilmiah Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Pembimbing

dr . Rini Fitriani. S.Ked.

(4)

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Angka Kejadian Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar” yang disusun oleh Sitti Khadijah, NIM: 70400008025, mahasiswa Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan, telah diuji dan dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan pada hari , jumat 17 juni 2011 M, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (dengan beberapa perbaikan).

Makassar, juni 2011 M 1432 H DEWAN PENGUJI

Pembimbing :dr.Rini Fitriani,S.Ked (...)

Penguji I :dr. H.M. Furqaan Naiem, M. Sc., Ph. D (...)

(5)

KATA PENGANTAR

ﻢﯿِﺣﱠﺮﻟا ِﻦَٰﻤْﺣﱠﺮﻟا ِﮫﱠﻠﻟا ِﻢْﺴِﺑ

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, pencipta langit dan bumi, semoga rahmat, hidayah, tercurahkan bagi kita semua sehingga segala aktifitas bernilai ibadah disisi Allah SWT. Pada baginda Rasulullah SAW kita haturkan salam dan do’a tercurahkan yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Angka Kejadian Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar”.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Penulis sangat menyadari akan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun merupakan masukan dalam penyempurnaan selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

(6)

Begitupula kepada pihak keluarga yang senantiasa memberikan nasehat, doa serta bantuan dalam bentuk apapun semoga keikhlasannya dibalas Allah SWT.

Ucapan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga nilainya juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. DR. Qadir Gassing,HT.,M.S. selaku rektor UIN Alauddin Makassar beserta stafnya.

2. Ibu Sitti Saleha S.SiT,SKM.M.Keb. Selaku ketua Prodi yang senantiasa memberikan masukan serta bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

3. dr. Rini Fitriani,S.Ked, selaku pembimbing KTI yang senantiasa memberikan masukan serta bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Dr.H.Leo Prawirohardjo,Sp.OG(K),M.kes,M.M,phD selaku Kepala RSIA Siti Fatimah Makassar beserta stafnya yang memberikan izin dalam penelitian hingga akhir.

5. dr. H. M. Furqaan Naiem, M.Sc. Ph.D selaku penguji yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Drs.syamsul Bahri,M.Si selaku penguji agama yang senantiasa memberikan

masukan dan dukungan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan bimbingan dalam mendidik penulis selama pendidikan. 8. Kepada seluruh teman-teman Prodi Kebidanan Angkatan 08 (d’midy) yang

(7)

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, materi maupun non materi, penulis ucapkan banyak terima kasih. Semoga mendapat limpahan rahmat dan selalu diberi perlindungan serta kesehatan oleh Allah SWT. Amin… Ya Rabbal ‘Alamiin…

Samata-Gowa , Juni 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...……… i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN KTI……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN KTI……… iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ...………. viii

DAFTAR TABEL ...………. xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 3

C. Tujuan penelitian………4

D. Manfaat penulisan………..4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang perdarahan post partum……… 6

1. Pengertian ………6

2. Prinsip Dasar perdarahan post partum………6

3. Pembagian perdarahan post partum………7

(9)

5. Penilaian Klinik untuk Menentukan Penyebab

Perdarahan Post Partum………8

6. Penanganan umum perdarahan post partum………9

7. Pencegahan perdarahan post partum………..10

B. Tinjauan umum tentang masa Nifas……….10

1. Defenisi masa nifas……… 10

2. Tujuan masa Nifas……….. 11

3. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas……… 12

4. Tahap Masa Nifas……….. 12

5. Perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas…13 C. Tinjauan khusus tentang Atonia Uteri……….. 21

1. Pengertian Atonia Uteri………. 21

2. Etiologi Atonia Uteri………. 21

3. Tanda dan Gejala Atonia Uteri……… 22

4. Diagnosa Atonia Uteri……… 23

5. Pencegahan Atonia Uteri……… 23

6. Penatalaksanaan Atonia Uteri……… 24

7. Penanganan Atonia Uteri……… 25

D. Tinjauan umum tentang variabel Independen yang diteliti……….28

1. Usia Ibu……… 28

2. Paritas ………...28

3. Jarak persalinan………...………..29

4. Anemia dalamm kehamilan……….. 29

(10)

E. Tinjauan Islam Tentang Atonia Uteri…………...………..30

F. Kerangka Konsep………33

1. Dasar pemikiran variabel………...33

2. Kerangka konsep penelitian………...37

3. Identifikasi Variabel penelitian………..38

4. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif………..38

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………40

B. Lokasi dan Waktu penelitian………...40

1. Lokasi penelitian………40

2. Waktu penelitian………41

C. Populasi dan Sampel………41

1. Populasi ……….41

2. Sampel ………41

D. Tekhnik pengambilan Sampel……….41

E. Metode Pengumpulan Data……….42

F. Metode Pengelolahan dan analisis data………..42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian………43

(11)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….52

B. Saran ………52

DAFTAR PUSTAKA ...………..54

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penilaian klinik penyebab perdarahan

Postpartum……….. 8

Tabel 2.2 Perubahan uterus masa nifas……….……… 14

Tabel 2.3 Diagnosa Atonia Uteri……… 23

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi kejadian atonia uteri berdasarkan usia Ibu di RSIA Siti Fatimah Makassar periode

Januari 2009s/d Desember 2010………... 43

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kejadian atonia uteri berdasarkan paritas Ibu di RSIA Siti Fatimah Makassar periode

Januari 2009s/d Desember 2010………. 44

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi kejadian atonia uteri berdasarkan jarak persalinan Ibu di RSIA Siti Fatimah Makassar periode

Januari 2009s/d Desember 2010……… 44

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi kejadian atonia uteri berdasarkan anemia dalam kehamilan Ibu di RSIA Siti Fatimah Makassar

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Penatalaksanaan Atonia Uteri..………. 24

Gambar 2. Kompresi Bimanual Interna (KBI)……….. 26

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Master Tabel

Lampiran 2. Lembar Kegiatan Konsul

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data awal

Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. (Nugroho,2010)

WHO (Word Health Organitation), pada tahun 2007 berkisar 58.500 ibu meninggal akibat masalah kehamilan dan persalinan, bahkan dari separuh jumlah seluruh kematian terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan, yang disebabkan karena perdarahan (40-50%), infeksi (20-30%) dan preklampsia (20-(20-30%). (Ali,2009)

(16)

Data untuk provinsi Sulawesi selatan, angka kematian ibu(AKI) dengan perdarahan sebanyak 60 orang ( 54,11%) pada tahun 2004 sebesar 110 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil dinas kesehatan sul-sel)

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007 jumlah kematian ibu tercatat 143 orang, untuk tahun 2008 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 121 orang dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%), kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas (35 %). (Depkes Sulsel, 2009)

Banyak faktor yang dapat menyebabkan atonía uteri, diantaranya umur ibu, paritas, jarak kehamilan, overdistensi uteri dan anemia dalam kehamilan. Umur yang beresiko terjadinya atonía uteri yaitu < 20 tahun dan > 35 tahun. Selain itu umumnya kejadian atonía uteri meningkat dengan meningkatnya paritas ibu. Untuk jarak kehamilan apabila terlalu pendek atau kurang dari 24 bulan akan sangat berbahaya, karena uterus terutama endometrium belum kembali ke kondisi sebelumnya sehingga pada saat pesalinan dapat terjadi atonía uteri. (Wiknjosastro,2007)

(17)

tidak dapat ditangani maka pasien dirujuk kerumah sakit yang lebih memadai.

Data yang diperoleh di RSIA SITI FATIMAH, jumlah ibu yang bersalin pada tahun 2007 sebanyak 2.827 orang dan yang mengalami perdarahan post partum karena atonia Uteri adalah sebayak 42 orang.

Perdarahan post partum utamanya karena atonia uteri merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Angka Kejadian Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan mengacu pada tujuan yang akan dicapai pada penelitian, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Gambaran angka kejadian atonia uteri menurut umur ibu 2. Bagaimana Gambaran angka kejadian atonia uteri menurut paritas ibu 3. Bagaiman Gambaran angka kejadian atonia uteri menurut jarak

persalinan ibu

(18)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran angka kejadian Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar periode Januari 2009- Desember 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran angka kejadian atonia uteri menurut umur ibu

b. Untuk memperoleh gambaran angka kejadian atonia uteri menurut paritas ibu

c. Untuk memperoleh gambaran angka kejadian atonia uteri menurut jarak persalinan ibu

d. Untuk memperoleh gambaran angka kejadian atonia uteri menurut anemia dalam kehamilan ibu.

D. Manfaat penulisan

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah :

1. Manfaat Teoritis

(19)

2. Manfaat Praktisi

Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang diploma III kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Manfaat ilmiah

Sebagai bahan acuan/pedoman bagi institusi jurusan kebidanan untuk penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya.

4. Manfaat komunitas

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang Perdarahan Post Partum 1. Pengertian

Perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. (Anggraini,2010)

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi setelah anak lahir melebihi 500 ml. (Sarwono,2007)

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. (Ambarwati,2009)

2. Prinsip Dasar perdarahan post partum

(21)

lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik < 90 mmhg, nadi > 100 x/I , kadar HB < 8 gr %). (Saifuddin,2006) 3. Pembagian perdarahan post partum

Perdarahan pasca persalinan dibagi menjadi perdarahan pasca persalinan primer dan sekunder :

a. Perdarahan pasca persalinan primer (Early Post Partum haemorrhage, atau perdarahan pasca persalinan segera) adalah, perdarahan pasca persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. b. Perdarahan pasca persalinan sekunder (Late Postpartum

Haemorhagea, atau perdarahan pasca persalinan lambat) adalah perdarahan pasca persalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. (Anggraini,2010)

4. Penyebab perdarahan postpartum a. Perdarahan postpartum primer (dini)

1) Atonia uteri 2) Retensio plasenta 3) Plasenta rest

(22)

b. Perdarahan postpartum sekunder ( lambat ) 1) Plasenta rest dan tertinggalnya selaput ketuban

2) Trauma persalinan, bekas SC-pembuluh darah terbuka. 3) Infeksi. (Manuaba,2001)

5. Penilaian Klinik untuk Menentukan Penyebab Perdarahan Post Partum

Tabel 2.1

Penilaian klinik penyebab perdarahan post partum

(23)

 Plasenta atau 6. Penanganan umum perdarahan post partum

a. Mintalah bantuan segerah, mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan darurat.

b. Lakukan pemeriksaan secara cepat pada keadaan umum ibu termasuk tanda vital (tekanan, nadi, suhu, dan pernapasan )

(24)

d. Pastikan bahwa kontraksi uterus baik: 1) Lakukan pijatan uterus.

2) Mengeluarkan bekuan darah, bekuan darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus yang efektif. 3) Berikan suntikan 10 unit oksitosin i.m

e. Pasang infus cairan

f. Lakukan kateterisasi dan pantau cairan keluar masuk g. Periksa kelengkapan plasenta

h. Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina dan perineum. i. Jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji beku darah

j. Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), periksa kadar Hemoglobin. (Saifuddin,2002)

7. Pencegahan perdarahan post partum

Cara yang terbaik untuk perdarahan post partum adalah memimpin kala II dan kala III persalinan secara lege artis. Apabila persalinan diawasi oleh seorang dokter spesialis obstetric-ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan suntikan ergometrik secara intravena setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah perdarahan yang terjadi. (Manuaba,2003)

(25)

Masa nifas (puerperim) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung lama kira-kira 6 minggu. (Saifuddin,2002)

Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia akan pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Winkjosastro,2007)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut (puerpura) . puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan pada keadaan yang normal. (Ambarwati,2009)

2. Tujuan masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa Nifas adalah sebagai berikut :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.

(26)

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.

d. Memberikan pelayanan KB. (Saleha,2009)

3. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi. d. Memulai dan mendorong pemberian ASI . (Ambarwati,2009) 4. Tahap Masa Nifas

Nifas dibagi menjadi 3 tahap : a. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochia, tekanan darah, dan suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam -1 minggu)

(27)

tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan , serta ibu dapat menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum(1 minggu- 5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. (Saleha,2009)

5. Perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas a. Lochia

Lochia adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas

1) Lochia rubra/mera (cruenta)

Lochia ini muncul pada hari 1 sampai hari ke-4 masa postpartum.cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.

2) Lochia sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.

3) Lochia serosa

Lochia ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-7 sampai hari ke-14.

4) Lochia alba/putih

(28)

berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum. (Ambarwati,2009)

b. Involusio

Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

(29)

c. Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya thrombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah 3 hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.

d. Serviks

Setelah berakhirnya kala IV, serviks menjadi sangat lembek, kendur, dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan dini retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum.

e. Vagina

(30)

kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi karunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.

f. Laktasi

Selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang di hasilkan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak lagi ada untuk menghambatnya kelenjar yang ada diotak mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik ) sampai hari ketiga setelah melahirkan terbukti dengan adanya efek prolaktin pada payudara pembuluh dalam payudara menjadi bengkak dan terisi darah, menyebabkan hangat,dan rasa sakit. Sel-sel yang menghasilkan ASI mulai mencapai putting melalui saluran susu, menggantikan colostrum yang telah mendahuluinya kemudian laktasi dimulai.

g. Sistem pencernaan

(31)

Ibu nifas terutama yang partus lama dan terlantar mudah ileus paralitikus, yaitu adanya obstruksi usus akibat tidak adanya peristaltik usus. Penyebabnya adalah penekanan buah dada dalam kehamilan dan partus lama, sehingga membatasi gerak peristaltik usus, serta bisa terjadi karena pengaruh psikis takut BAB karena ada luka jahitan perineum. (Saleha,2009)

h. Sistem perkemihan

Kandung kemih dalam puerperium sangat kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urin residual (normal ±150cc). sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. urine biasanya berlebihan(poliurea) antara hari kedua dan keliam, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan.

i. Sistem muskulosketetal

(32)

uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendor untuk sementara waktu.

j. Perubahan tanda-tanda vital 1) Suhu Badan

Suhu badan postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C-38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila normal suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI bila tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus urogenitalis atau sistem lain. Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 38°C pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama postpartum, kecuali hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4 kali sehari.

2) Nadi

(33)

3) Tekanan Darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya pre-eklampsi postpartum.

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan. (Ambarwati,2009)

k. Sistem hematologi dan kardiovaskuler

(34)

pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2% atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka klien dianggap kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2% tersebut kurang lebih sama dengan kehilangan 500 ml. Biasanya terdapat suatu penurunan besar kurang lebih 1500 ml dalam jumlah darah keseluruhan selama kelahiran dan masa nifas. Rincian jumlah darah yang terbuang pada klien ini kira-kira 200 sampai 500 ml hilang selama masa persalinan, 500 sampai 800 ml hilang selama minggu pertama postpartum dan terkhir 500 ml selama sisa masa nifas. (Saleha,2009)

l. Adaptasi psikologis postpartum

Menurut Reva Rubin terjadi pada tiga tahap berikut ini.

a. Taking in period

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

b. Taking hold period

(35)

sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c. Letting go period

Dialami setelah tiba ibu dan bayi di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya. (Saleha,2009)

C. Tinjauan Khusus Tentang Atonia Uteri 1. Pengertian Atonia Uteri

Atonia uteri adalah kegagalan serabu-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. (Taufan,2010)

Atonia uteri adalah gagalnya uterus berkontraksi dengan baik setelah persalinan. (Anggraini,2010)

Atonia uteri adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi sehingga tidak mampu menutup pembuluh darah yang terdapat pada tempat implantasi plasenta. (Manuaba,2003)

2. Etiologi Atonia Uteri

a. Overdistention uterus seperti: 1) Gemelli.

(36)

b. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua c. Multipara dengan jarak keahiran pendek d. Partus lama / partus terlantar

e. Faktor-faktor social ekonomi dan Malnutrisi

f. Dapat juga karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta, sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus.(Hidayat,2009)

3. Tanda dan Gejala Atonia uteri a. Perdarahan segera setelah anak lahir

Perdarahan yang terjadi pada kasus atonia uteri sangat banyak dan darah tidak merembes. Yang sering terjadi adalah keluar disertai gumpalan, hal ini terjadi karena trombiplastin sudah tidak mampu lagi sebagai pembeku darah.

b. Uterus tidak berkontraksi dan lembek

Gejala ini merupakan gejala terpenting atau khas pada atonia uteri dan yang membedakan atonia uteri dengan penyebab perdarahan lainnya.

c. Terdapat tanda-tanda Syok

(37)

4. Diagnosa Atonia Uteri perdarahan post partum yang timbul dari atonia uteri dan resensio plasenta. Kondisi-kondisi ini sering terdapat dicegah dengan melakukan penatalaksanaan aktif kala III.Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama.

a. Pemberian suntikan oksitosin

b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali

(38)

6. Penatalaksanaan Atonia Uteri

(39)

7. Penanganan Atonia uteri

Jika selama 15 menit uterus tidak berkontraksi setelah dilakukannya masase fundus uteri, maka lakukan kompresi bimanual terbagi atas tiga jenis, dimana dilakukan secara bertahap yaitu:

a. Kompresi bimanual interna ( KBI )

1) Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril,dengan lembut, dan masukkan tangan secara obstetrik kedalam lumen vagina.

2) Periksa vagina dan serviks .jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.

3) Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus, sedangkan telapak tangan lain letak pada abdomen, menekan kuat pada dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.

4) Tekan uterus dengan kedua tangan dengan kuat. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah didalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.

5) Evaluasi Kebersihan

(40)

perlahan-lahan keluarkan tangan didalam vagina. Pantau kondisi ibu secara melekat selama kala empat.

(Gambar 2.2 Kompresi bimanual interna (KBI) ) (Sumber : Anonim,2010)

b. Kompresi bimanual eksterna

1) Letakkan satu tangan pada abdomen didepan uterus,tepat pada atas simfisis pubis.

2) Letakkan tangan yang lain di dinding abdomen (belakang korpus uteri) usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.

(41)

(Gambar 2.3 Kompresi bimanual eksterna (KBE)) (Sumber : Anonim,2010)

c. Kompresi Aorta Abdominalis

Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, kepalkan tangan kemudian tekan pada umbilicus tegak lurus dengan sumber badan, sehingga mencapai tekanan vertebralis. arteri femoralis. Jika perdarahan masih berlanjut:

1) Lakukan lgasi arteri uterine dan utero-ovarik

2) Jika perdarahan masih terus banyak, lakukan histeroktomi supravagina. (Saifuddin,2006)

D. Tinjauan umum tentang variabel Independen yang diteliti 1. Usia ibu

(42)

pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pascapersalinan terutama perdarahan akan lebih besar. Perdarahan pascapersalinan yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada perdarahan pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 30-35tahun.

2. Paritas

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan pascapersalinan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu), ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama merupakan faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan parietas yang tinggi akan menyebabkan otot-otot Uterus sudah tidak mampu untuk berkontraksi karena uterus yang sudah meregang.

(43)

3. Jarak persalinan

Jarak ideal persalinan sekurang-kurangnya 2 tahun. Proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilannya ternyata jarak kurang dari dua tahun menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak persalinan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali kekondisi sebelumnya. Pada ibu yang bersalin dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi perdarahan pasca persalinan seperti Atonia Uteri. (Hamidah,2009) 4. Anemia dalam kehamilan.

Kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 12gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2. Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu dengan anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Ibu yang anemia selama hamil, 45,5% mengalami perdarahan post partum karena atonia uteri. (Wuryanti,2010)

(44)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir. Pada proses ini memungkinkan terjadinya komplikasi-komplikasi yang akan membahayakan nyawa seseorang wanita yang bisa menimbulkan kematian. Allah berfirman dalam Q.S Al Faathir (35) : 11 :

air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah”.

(45)

personal hygiene agar tidak terjadi infeksi, menyusui bayinya dengan baik. Untuk itu ibu harus tahu larangan-larangan dalam masa nifas.

Larangan – larangan dalam masa nifas adalah :

1. Mengerjakan sholat baik fardhu maupun sunnah 2. Membaca, menyentuh, atau membawa al-Quran 3. Berdiam dalam mesjid

4. Puasa, baik yang fardhu maupun yang sunnah 5. Bercampur dengan suami

Larangan bercampur antara suami dan istri selama istri sedang dalam masa nifas . Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Q.S AL-Baqarah (2): 222.

(46)

Larangan sanggama atau berhubungan intim selama masa nifas karena akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula, dan akan menyebabkan infeksi atau malah perdarahan. Darah nifas adalah suatu kotoran atau darah kotor yang banyak mengandung bibit penyakit dan apabila suami istri melakukan hubungan seks darah kotor yang tadinya akan keluar akan terhambat dan akan menyebabkan penyakit.

Sakit yang menimpa seorang hamba sesuai dengan ketentuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya Dia-lah yang mampu mengangkat penyakit itu. Semua dari Allah segala cobaan, maka hanya dari Allah jualah segala kesembuhan.

Sebagaimana firman-Nya ,yang tercantum dalam Qs. As-Syua’ra (26) : 80

(47)

F. Kerangka Konsep

1. Dasar Pemikiran Variabel

Atonia uteri adalah kegagalan serabu-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarah post partum yang paling penting dan biasa terjadi setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. (Taufan,2010)

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya attonia uteri antara lain dari factor individu, sesuai dengan tujuan penelitian yang membatasi factor-faktornya senagai berikut : Usia Ibu, Paritas, Jarak persalinan dan Anemia dalam kehamilan.

1. Usia

(48)

pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 30-35tahun.

Berdasarkan hasil penelitian dari literatur yang ada bahwa yang mengalami atonia uteri terdapat (31.4%) yang berusia < 20 tahun dan > 35 tahun, dan (68.6%) yang berusia 20-35 tahun. (Andriani,2009)

2. Paritas

Paritas adalah banyak kelahiran yang dialami oleh seorang wanita atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan pascapersalinan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu), ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama merupakan faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan parietas yang tinggi akan menyebabkan otot-otot Uterus sudah tidak mampu untuk berkontraksi karena uterus yang sudah meregang. (Faisal,2010)

Berdasarkan hasil penelitian dari literatur yang ada bahwa yang mengalami atonia uteri terdapat (51.4%) yang paritasnya ≤ 3 dan (48.6%) yang berparitas >3. (Andriani,2009)

(49)

Jarak persalinan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan persalinan yang pertama dengan persalinan berikutnya. Jarak ideal persalinan sekurang-kurangnya 2 tahun. Proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilannya ternyata jarak kurang dari dua tahun menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak. jarak persalinan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bias kembali kekondisi sebelumnya. Pada ibu yang bersalin dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi perdarahan pasca persalinan seperti Atonia Uteri. (Hamidah,2009)

Berdasarkan hasil penelitian dari literatur yang ada bahwa dari 36 ibu yang mengalami atonia uteri terdapat 66,7% yang jarak persalinannya < 2 tahun dan 33,3% yang jarak kelahirannya > 2 tahun. (Suryani,2008)

4. Anemia dalam kehamilan

(50)

adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak.

Berdasarkan hasil penelitian dari literatur yang ada resiko untuk mengalami perdarahan pacsa persalinan pada ibu yang memiliki Hb < 11gr% adalah 1,789 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki Hb > 11 gr%.

2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : : Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel Indepen

: Variabel dependen Jarak persalinan

Anemia dalam kehamilan

Paritas

Sosial ekonomi

Status gizi

(51)

3. Identifikasi Variabel Penelitian

Kerangka konsep penelitian diatas dapat di identifikasi variabel yang adalah:

a. Variabel dependen : Atonia Uteri

b. Variabel independen : Usia ibu , parietas Ibu, jarak persalinan, anemia dalam kehamilan.

4. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif

a. Atonia uteri adalah kegagalan serabu-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek, berdasarkan diagnosa dokter yang tercatat pada status pasien yang terdapat di rekam medik.

b. Usia Ibu adalah lamanya waktu ibu hidup, dihitung saat ibu dilahirkan sampai ibu meninggal.

Kriteria Objektif

Beresiko : Bila ibu melahirkan dibawah 20 dan diatas 35tahun.

Tidak Beresiko : Bila ibu melahirkan berumur 20 – 35 tahun. (Faisal,2010)

c. Paritas adalah banyak kelahiran yang dialami oleh seorang wanita atau banyaknya anak yang dilahirkan.

Kriteria Objektif

Beresiko : Bila Paritas > 3

(52)

d. Jarak persalinan adalah suatu pertimbangan untuk menetukan persalinan yang pertama dengan persalinan berikutnya.

Kriteria Objektif

Beresiko : Bila jarak persalinan ibu < 2 tahun

Tidak Beresiko : Bila jarak persalinan ibu ≥ 2 tahun. (Hamidah,2009)

e. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%.

Kriteri Objektif

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan pendekatan Deskriptif yang bermaksud mendapatkan gambaran tentang angka kejadian Atonia Uteri di RSIA Siti Fatimah Makassar.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah RSIA Siti Fatimah Makassar jalan Gunung merapi No.75 kelurahan pisang selatan kecamatan Ujung Pandang kota Makassar Provinsi Sulawesi selatan. Dengan pertimbangan bahwa Rumah sakit tersebut rumah sakit pendidikan dengan fasilitas yang lengkap dan petugas profesional. Selain itu Rumah sakit tersebut adalah rumah sakit rujukan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

(54)

d) Sebelah Barat berbatasabn dengan Jalan Gunung Merapi 2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSIA Siti Fatimah Makassar pada tanggal 4 April – 15 April 2011.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami atonia uteri di RSIA Siti Fatimah Makassar periode Januari 2009 - Desember 2010.

2. Sampel adalah semua ibu yang mengalami Atonia Uteri di RSIA Siti Fatimah Makassar periode Januari 2009 - Desember 2010.

a. Inklusi

1) Ibu yang mengalami Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar yang mempunyai catatan medik lengkap.

b. Eksklusi

1) Ibu yang mengalami Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar yang tidak memiliki catatan medik lengkap.

2) Ibu yang mengalami perdarahan postpartum selain atonia uteri. D. Tekhnik pengambilan Sampel

(55)

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medic RSIA Siti Fatimah Makassar periode Januari 2009 - Desember 2010. Dengan menggunakan Purposive Sampling berdasarkan sejumlah variable yang diteliti.

F. Metode Pengelolahan dan analisis data

Data yang diperoleh dikumpul dan diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator serta disajikan dalam bentuk tabel distibusi frekuensi disertai penjelasan – penjelasan berdasarkan tujuan penelitian. Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis secara deskriptif, dengan rumus:

x100% n

f

P

Keterangan :

P : Persentase yang dicari

f : Frekuensi

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan Di RSIA Siti Fatimah Makassar, mengenai Gambaran Angka Kejadian Atonia Uteri diperoleh dari data sekunder dan selanjutnya hasil penelitian ini akan secara lengkap disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi kejadian Atonia Uteri Berdasarkan Usia Ibu Di RSIA Siti Fatimah Makassar

Januari 2009-Desember 2010

Usia Ibu Frekuensi Persentase (%) Risiko Tinggi (< 20 Tahun dan >

35Tahun)

(57)

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi kejadian Atonia Uteri Berdasarkan Paritas Ibu Di RSIA Siti Fatimah Makassar

Januari 2009-Desember 2010

Paritas Ibu Frekuensi Persentase (%) Risiko Tinggi (> 3 anak)

Risiko Rendah (≤ 3 anak) kali (30,4%) dan 32 ibu Yang melahirkan tidak lebih atau sama dengan 3 kali (69,6%).

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi kejadian Atonia Uteri Berdasarkan Jarak persalinan Di RSIA Siti Fatimah Makassar

Januari 2009-Desember 2010

Jarak persalinan Ibu Frekuensi Persentase (%) Risiko Tinggi (< 2 Tahun)

Risiko Rendah (≥ 2 Tahun)

(58)

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi kejadian Atonia Uteri Berdasarkan Anemia Dalam Kehamilan Ibu Di RSIA Siti Fatimah Makassar

Januari 2009-Desember 2010

Anemia dalam kehamilan Ibu Frekuensi Persentase (%) Risiko Tinggi ( HB < 12 gr %) diperoleh hasil untuk usia ibu dengan risiko tinggi < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 13 ibu (28,3%) sedangkan yang berisiko rendah yaitu yang berusia 20-35 tahun sebanyak 33 ibu (71,7%).

Usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi sehat karena alat-alat reproduksi bekerja secara maksimal sehingga mengurangi risiko terjadinta perdarahan pasca persalinan. Namun pada usia tersebut masih dapat terjadi atonia uteri yang disebabkan oleh faktor lain.

(59)

melahirkan sehingga dapat menyebabkan komplikasi termasuk atonia uteri. Komplikasi maternal meningkat kembali setelah umur diatas 35 tahun dan cenderung terjadi atonia uteri. Hal ini disebabkan karena alat-alat reproduksi yang berperan dalam proses kehamilan dan persalinan tidak efektif lagi. Dalam hal ini, miometrium tidak mampu berkontraksi dengan baik sehingga terjadi atonia uteri.

Kelompok umur yang mempunyai risiko tinggi terjadinya Atonia Uteri, yaitu mereka yang melahirkan pada usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Perdarahan pascapersalinan yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada perdarahan pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-35 tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 35tahun keatas. (Faisal,2010)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mely Andriani,2009 yang berjudul ”Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Atonia Uteri di RSUD M. Yunus Bengkulu Tahun 2008” bahwa dari 70 ibu yang mengalami atonia uteri terdapat (31.4%) yang berusia < 20 tahun dan > 35 tahun, dan (68.6%) yang berusia 20-35 tahun.

(60)

satu faktor kejadian atonia uteri disebabkan karena paritas yang tinggi atau paritas > 3.

Teori dan kenyataan dalam penelitian ini terdapat suatu kesenjangan dimana hasil yang telah diperoleh yaitu untuk umur ibu dengan risiko tinggi sebanyak 13 ibu (28,3%) sedangkan yang berisiko rendah yaitu 33 ibu (71,7%), kesenjangan ini kemungkinan sebabkan karena keterbatasan sampel atau kurangnya sampel yang didiperoleh oleh peneliti dan tidak sebanding dengan sampel yang diperoleh oleh peneliti-peneliti sebelumnya, sehingga hasil penelitian yang didapatkan berbanding terbalik dengan teori yang ada.

2. Paritas Ibu

Penelitian yang telah dilakukan di RSIA Siti Fatimah Makassar diperoleh hasil untuk paritas ibu dengan risiko tinggi > 3 sebayak 14 ibu (30,4%) sedangkan yang berisiko rendah yaitu paritas ≤ 3 sebanyak 32 ibu (69,6%).

(61)

Kelompok paritas ibu yang mempunyai risiko tinggi terjadinya Atonia Uteri yaitu paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Pada paritas yang tinggi akan menyebabkan otot-otot Uterus sudah tidak mampu untuk berkontraksi karena uterus yang sudah meregang.(Faisal,2010)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mely Andriani,2008 yang berjudul ”Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Atonia Uteri di RSUD M. Yunus Bengkulu Tahun 2008” bahwa dari 70 ibu yang mengalami atonia uteri terdapat (51.4%) yang paritas ≤ 3 dan (48.6%) yang berparitas >3.

Teori dan kenyataan dalam penelitian ini terdapat suatu kesenjangan dimana hasil yang telah diperoleh untuk paritas ibu dengan risiko tinggi sebanyak 14 ibu (30,4%) sedangkan yang berisiko rendah yaitu 32 ibu (69,9%), kesenjangan ini kemungkinan sebabkan karena keterbatasan sampel atau kurangnya sampel yang didiperoleh oleh peneliti dan tidak sebanding dengan sampel yang diperoleh oleh peneliti-peneliti sebelumnya, sehingga hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti berbanding terbalik dengan teori yang ada.

3. Jarak Persalinan

(62)

Setelah organ-organ reproduksi istirahat selama 24 bulan atau selama 2 tahun, maka diharapkan semua organ –organ reproduksi ibu akan kembali seperti sebelum hamil, sebaliknya bila jarak kehamilan terlalu pendek atau kurang dari 2 tahun akan sangat berbahaya, karena uterus terutama endometrium belum kembali kekondisi sebelumnya sehingga pada saat persalinan dapat terjadi atonia uteri.

Jarak ideal persalinan sekurang-kurangnya 2 tahun, jarak persalinan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali kekondisi sebelumnya. perhitungan 2 tahun ini atas dasar pertimbangankembalinya organ – organ reproduksi baru kembali kekeadaan seperti semula, namun kondisi tersebut masih dapat terjadinya atonia uteri yang disebabkan oleh faktor lain. (Hamidah,2009)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryani,2008 yang berjudul “Hubungan karakteristik ibu bersalin dan antenatal care dengan perdarahan pasca persalinan di RSU Dr.pirngadi Tahun 2007” bahwa dari 36 ibu yang mengalami atonia uteri terdapat 66,7% yang jarak persalinannya < 2 tahun dan 33,3% yang jarak kelahirannya > 2 tahun.

(63)

berisiko rendah yaitu 31 ibu (67,4%), kesenjangan ini kemungkinan sebabkan karena keterbatasan sampel atau kurangnya sampel yang didiperoleh oleh peneliti dan tidak sebanding dengan sampel yang diperoleh oleh peneliti-peneliti sebelumnya, sehingga hasil penelitian yang didapatkan berbanding terbalik dengan teori yang ada.

4. Anemia dalam kehamilan

Penelitian yang telah dilakukan di RSIA Siti Fatimah Makassar diperoleh hasil untuk anemia dalam kehamilan dengan risiko tinggi HB < 12 gr% sebanyak 33 ibu (71,7%) sedangkan yang berisiko rendah ≥ 12 gr% sebanyak 13 ibu (28,3%).

Setiap ibu hamil dengan anemia memiliki risiko untuk terjadi perdarahan postpartum. Salah satu penyebab perdarahan postpartum adalah karena atonia uteri, anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas, anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya atonia uteri, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim keuterus pun kurang. Hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri.

(64)

disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak. (Wuryanti,2010)

(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai gambaran angka kejadian atonia uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar periode Januari 2009- Desember 2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Usia Ibu, atonia uteri terbanyak pada usia 20-35 tahun sebanyak 71,7%.

2. Berdasarkan Paritas ibu, atonia uteri terbanyak pada paritas ≤ 3 sebanyak 69,9%.

3. Berdasarkan Jarak persalinan ibu, atonia uteri terbanyak pada jarak persalinan ≥ 2 tahun sebanyak 67,4%.

4. Berdasarkan Anemia dalam kehamilan, atonia uteri terbanyak pada HB < 12 gr% sebanyak 71,7%.

B. Saran

1. Perlunya pemberian informasi melalui penyuluhan kepada ibu tentang komplikasi kehamilan dan persalinan secara dini.

(66)
(67)

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Fitriani. “Manajemen asuhan Kebidanan perdarahan postpartum karena

Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah” : fakultas ilmu kesehatan UIN

Anonim. 2010. atonia uteri. http://materikuliahkebidanan .files.wordpress.com/ 2010/02/ atonia-uteri.pdf, diakses tanggal 23 desember 2010.

Azmanurazizah.2010. larangan-larangan masa nifas.

http://asmanurazizah.blogspot. com /2010/11/aspek-sosial-budaya-pada-masa-nifas.html,diakses tanggal 24 januari 2011.

Departemen Agama RI. 2005. Al-Quran & Terjemahannya. Bandung: CV Penerbit J- ART.

Faisal, 2010.perdarahan pasca persalinan. http://www.scribd. com, diakses tanggal 14 januari 2011.

Hamidah, Jarak persalinan .http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-hamidahmei-5109-3-bab2.pdf, diakses tanggal 14 februari 2011.

Hidayat, A., Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian & Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat , Afiyah. 2009.askep atonia uteri. http://hidayat2.wordpress.com/ 2009/06 / 10/askep-atonia-uteri/ , diakses tanggal 14 januari 2011.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun kepanitraan klinik Obstetri dan

(68)

____________________. 2001 . Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi Dan KB. Cet I. Jakarta : EGC.

Nugroho, Taufan . 2010. Kasus emergency Kebidanan. Cet I . Yogyakarta : Nuha Medika.

Profil dinkes-sulsel , www.dinkessulsel.go.id, Diakses tanggal 5 februari 2011.

Saifuddin, Abdul Bari . 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

MaternalDan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

__________________ . 2004. Buku Panduan Praktis Maternal Dan Neonatal. Edisi I. Cetakan III. Jakarta : YBP-SP.

Saleha , Sitti . 2009 . Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas . Jakarta : Salemba Medika.

Wiknjosastro, Hanifa . 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi I. Cet VII . Jakarta : YBP-SP.

__________________ . 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Cet VIIII. Jakarta : YBP-SP.

Wuryanti, Ayu,” Hubungan Anemia dalam kehamilan dengan Atonia uteri di

(69)

MASTER TABEL GAMBARAN ANGKA KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

(70)

31 56178 Ny”M” 23 I 1 Anemia 8,0

32 55609 Ny”E” 34 V 2 Tidak anemia 14,9

33 55445 Ny”R” 19 I - Tidak anemia 13,0

34 55283 Ny”K” 27 IV 3 Tidak anemia 12,0

35 55012 Ny”M” 27 II 1 thn 6 bulan Anemia 6,6

36 56792 Ny”R” 25 II 1 Tidak anemia 13,0

37 54709 Ny”N” 24 II 2 Anemia 10,6

38 54011 Ny”S” 27 II 1 Anemia 111,8

39 57069 Ny”M” 24 II 1 Tidak anemia 12,8

40 55411 Ny”D” 19 I - Anemia 9,5

41 48366 Ny”S” 38 VII 5 Tidak anemia 13,7

42 48986 Ny”F” 30 V 5 Anemia 11,6

43 49518 Ny”H” 21 III 1 thn 6 bulan Anemia 10,0

44 50542 Ny”H” 30 II 2 Anemia 11,9

45 52353 Ny”L” 25 II 2 Anemia 8,1

(71)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH ( KTI )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2011

Nama : Sitti Khadijah

Nim : 70400008025

Pembimbing : dr.Rini Fitriani,S.Ked

Judul KTI : Gambaran Angka Kejadian Atonia Uteri Di RSIA Siti Fatimah Makassar 2011

No Hari/Tanggal Materi konsul Perbaikan TTD 1 Kamis,

23-12-2010

Acc Judul -

2 Selasa, 15-02-2011

Bab I,II,III Bab I,II,III

(72)

10-05-2011

10 Kamis,

09-06-2011

Bab IV & V Bab V

11 Senin , 13-06-2011

Acc KTI -

12 Jumat, 17-06-2011

Ujian Hasil Bab IV

13 Selasa , 28-06-2011

Perbaikan KTI -

Mengetahui,

Pembimbing

dr . Rini Fitriani. S.Ked.

(73)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : Sitti khadijah

Nim : 70400008025

Tempat/Tanggal Lahir : ujung pandang/ 05 september 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Btn. Mangga tiga Blok G4/28

Nomor HP : 085255987987

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamat SD. Inpres Mangga Tiga daya Tahun 2002 2. Tamat SLTP Negeri 12 Makassar Tahun 2005 3. Tamat SMA Negeri 18 Makassar Tahun 2008

Gambar

Tabel 2.1 Penilaian klinik penyebab perdarahan
Gambar 1. Penatalaksanaan Atonia Uteri..………………………….
Tabel 2.1 Penilaian klinik penyebab perdarahan post partum
Tabel 2.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini menunjukkan bahwa pada masa Jawa Kuno, jenis-jenis transportasi air bagi wilayah sungai dan laut berperan penting dalam perdagangan internal dan eksternal yang

System Definition : The goal of the case study is to compare the performance of applications using remote pipes to those of similar applications using remote procedure calls.

Dalam Pasal 479 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu menentukan bahwa “Penyelidik dalam melakukan penyelidikan menemukan bukti permulaan yang cukup

Gerakan tanah ini terjadi akibat regangan geser dan perpindahan dari sepanjang bidang longsoran dimana massa berpindah dari tempat semula dan berpisah dari massa yang mantap,

Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran

Untuk mengetahui hubungan antara variable pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, perspektif social-budaya dan pengembangan nilai multicultural dilakukan penyebaran angket

Matakuliah ini merupakan matakuliah praktik yang dibagi dalam 2 matakuliah yaitu Transkripsi Musik Barat dan Transkripsi Musik Jawa yang masing-masing mempunyai

sehingga wajah permasalahan sosial semakin tahun mengalami penurunan. Bagi pemerintah, portofolio penyelesaian masalah kesejahteraan sosial adalah salah satu kunci