PERBEDAAN
JUMLAH MIKROBA
PADA
ALAT MAKAN
SEBELI]M DAN
SESUDAH
DICUCI
DENGAN DAUN
JERUK
PURUT
(Citrus
histrk. DC)
Sulistiyanil,
Ulfa
Nurullita2, DinaDwi
Nuryani3ABSTRACT
Background: Food tools can be a medium of diseases transmission if they are not washed cleanly. To prevent diseases transmission through food dishes are usually done by washing them some detergents or sanitizers.
This way can produce waste waler and cause environment pollution. (Jsing natural substances (Citrus histrix
leal) can reduce the polluted environment ancl microbe density on food dishes. This kind of leaf consists
of
polifenol, saponin, and atsiri oil to be functioned as disinfectants. Objective; This research is to count and analyze the difference of total miuobe on the food dishes before and after being washed by Citrus histrix leaf.
Method: This explanatory research applies the quasi experimental design, one group pretest posttest. Result; Total,microbes on food dishes before being washed by Citrus histrix leaf are t 3.2 x I
d
cotony per cmz ancl 9.7x l0'after
being washed. Statistical analysis by paired samplest
tlst shows the signifiiant clifferenceof
microbe number (p = 0.000). Conclusion ; Citrus histrix leaf can reduce microbe density on tne yoict a*nes.
'
Kqruords : Total of microbe, food dishes, Citrus histrix teaf
ABSTRAK
Latar belokang: Peralatan makan dapat menjadi media penularan penyakit bila ticlak dibersihkan tlengan baik. Upaya pencegahan penularan penyakit melalui alat makan biasanya menggunakan cleterjen irau sanitiser. Cara
ini
dapat menghasilkan limbahair
yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.Penggunaan bahan alami (daun jeruk purut) dapat mengurangi kepadatan kuman dan pencemaran
lingkungan. Daun ieruk purut mengandung polifenol, saponin, dan minyak atsiri yang ttopit tligunakan
sebagai desinfektan. Tujuan: menghitung dan menganalisa perbedaan jumlah kumai
paia
alai makan sebelum dan sesudah dicuci dengan daun jeruk purut. Metode: penelitian el<splanatori ini menerapkan tlisain eltsperimen semu, one group pretest posttesl. Hasil; jumlah mikroba pada alat makan sebelum tliiuci clengan daun jeruk purut adalah t3.2x
td
koloni per cmz dan setelah dicuci actalah 9.7x
td.
Analisq statitikmenuniukkan perbedaan jumlah kuman yang bermakna 1p=9.960). Simputan: daun jeruk purut clapat mengurangi kepadatan mikroba pada alat makan.
Kata kunci: jumlah mikroba, alat makan, daun jeruk purut.
I
Sulistiyani, Ulfa Nurullita, Dina Dwi Nuryani J Kesehat Masy Indones
PENDAHULUAN
Pentingnya kebersihan alat makan dalam kesehatan tercantum dalam Undang-undang Nomor 7
Tahun
1996 tentang Pangan,yang
menyebutkan bahwa sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembang biaknya jasadrenik
pembusuk dan pathogen dalammakanan,
minuman, peralatan
dan
bangunanyang
dapat merusak pangan serta
membahayakan manusia. Menurut PeraturanMenteri
KesehatanRepublik
IndonesiaNomor 7l2lMe*es/PerA//1986
tentan
persyaratan kesehatanjasa
boga
dicantumkan
bahwa
peralatan
yang
digunakan
dalam pengolahandan penyajian
makanan harustidak
menimbulkan pengaruhburuk
terhadap kesehatansecara langsung atau
tidak
langsung. Peraturanini
menegaskan lagi bahwa kebersihan peralatan diukur dari keberadaan mikroba pada alat makanyaitu
sebanyak-banyaknya 100koloni
per cm2 dan untuk Ecoli harus nol.2)
Gangguan kesehatan yang dapat
ditimbulkan
dari peralatan makan yangtidak baik
dan bersihidentik
denganfood borne
diseases seperti diare, thypus, gastroenteritis dan keracunanan makanan. Kasus diare selama 5 tahun terakhirdi
Indonesia meningkat dari 280per
1000 penduduk (tahun 1995) meningkat menjadi 300 pada tahun 2000.Upaya pencegahan agar
tidak
terjadi
penularan penyakitmelalui
peralatan makanini
adalah dengan cara pencucian. Caraini
biasanya dengan menggunakan deterjen dengantujuan
supaya alat makan bersih secara bakteriologis. Dampak yangditimbulkan
terhadap lingkungan adalah terjadinya pencemaran air. Bertolak dari kenyataanitu,
perluditeliti
penggunakan bahan pengganti deteren yangtidak menimbulkan pencemaran air.
Daun
jeruk
purut
mengandung beberapa bahankimla,
sepertipolifenol,
saponin, dan minyak atsiri. Bahan-bahan tersebut berfungsi sebagai desinfektan.o)u)Urtuk
itu
perluditeliti
penggunaan daunjeruk purut
untuk mencuci alat
makan,dan
dianalisa perbedaanjumlah
mikrobanya
sebelum dansesudah dicuci.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan menerapkan rancangan
eksperimen
semu,
one group
pretest posttest design.
Data hasil
penelitian
selanjutnya dianalisanormalitasnya dengan
uji
statistik Kolmogorrov Smimov.
Bila
berdistribusi normal,
data dianalisa denganuji t
sampel berpasangan, danbila
tidak normal denganuji
statistik nonparametrik dua sampelberkorelasi, dengan
taraf signifikansi 5%.
Subjek penelitian adalah seluruhalat
makan (sendok danpiring)
yang adadi
warung makanJajuk
Semarang. Jumlahnya60
buah. Sampel adalah sendok danpiring masing-masing
l5
buah, seluruhnya 30 buah.Pengambilan sample
jumlah
mikroba pada alat makan dilakukan dengan metode usap (swap), dengan langkah sebagaiberikut: (1) piring
dan sendok yangtelah
digunakan dibersihkandari
sisamakanan dengan menggunakan air, dan digosok dengan spons; (2)
piring
dan sendok direndam dalamair
selama5
menit
untuk
memberi
kesempatan peresapanair
dalam
sisa
makananyang
masih mehempel padaalat
makan;(3)
setelahitu, piring
dan
sendok diusap denganlidi
kapassteril;
(4) usapanlidi
kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutanbuffer;
(5)piring
dan sendok digosok dengan perasan daunjeruk
purut yang telah dipersiapkan, lalu didiamkan selama 3 menit agarair perasan daun
jeruk
meresap;(6)
angkatpiring
dan sendok, dan usappiring
dan sendok denganlidi
kapas steril; (7) masukkan
lidi
kapas ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan buffer.Usapan (swap)
lidi
kapassteril
yang dimasukkan larutanbuffer
diinkubasi pada medi a PlateCount
Agar
(PClt'). Jumlah mikroba dihitung darikoloni
yang tumbuh dan terbentuk pada media. Cara pour plate/surfaceini
merupakan cukup peka karena hanya menghitung mikroba yang hidup.HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Hasil perhitungan
jumlah
mikroba pada alat makan sebelum dan sesudah dicuci dengan perasan daunjeruk
purut
adalah sebagaiberikut:
(t)
rata-ratajumlah mikroba
sebelumdicuci
perasan daunjeruk
purut adalah 13.2x
103koloni
per cm2 denganjumlah
terendah 10.3x
103 dantertinggi
15.9 x103;
(2)
rata-ratajumlah
mikroba
setelahdicuci
dengan perasan daunjeruk
purut
adalahi.t *
t0'
koloni per
cm2
denganjumlah
terendah7.1
x l0'
da;
tertinggi
15.0
x
tO2..Uasil
perhitungan selengkapnya tertuangdalam
Tabel
l.
Hasil
analisabivariat untuk
menganalisa perbedaan jumlahdengan
uji t
sampel berkorelasi menunjukkan perbedaan bermakna(p:0.000),
sehingga H6 ditolak danHa
diterima.Artinya
ada perbedaanjumlah
mikroba
yang meyakinkan sebelum dan sesudah dicucidengan perasan daun
jeruk
purut. Setelah dicuci terjadi penurunan jumlah mikroba yang nyata.Beberapa
hal
yang mendukung adanya perbedaan yang bermakna adalah kaena pembanding dalam pencucian dilakukan tanpa dicampur dengan bahan pembersih atau desinfektan, sedangkan pada proses pencucian yangbaik
seharusnya menggunakan pembersihuntuk
menghilangkan kotoran sisamakanan pada
alat
makan.Hal
ini
dapat mengurangijumlah
mikroba.T) Selainitu,
hasil
pencuciandengan menggunakan perasan daun
jeruk purut
mengandung bahankimia polifenol
yang
bersifatdesinfeksif.
Polifenol
bekerja dengan cara merusak membran sitoplasma secara
total
dan mengendapkanprotein sel
sehingga menyebabkan kebocoranmetabolit penting dan
menyebabkanenzim-enzim pada mikroba menjadi
inaktif.
Akibatnya mikroba mati.s)-
Rata-ratajumlah mikroba yang telah dicuci dengan perasan daunjeruk
purut masih tinggi (9.7x
102 atau
970
koloni per
cm2), .jauhdi
atasnilai
ambang batasyang
ditentukan Peraturan MenteriKesehatan Republik Indonesia
yaitu
100 koloni/cm2.Hal
ini
terjadi karena beberapa kemungkinan (1)kualitas
bakteriologis
air
yang digunakanuntuk
merendambelum diketahui
sebe'lumnya;(2)
waktuSulistiyani, Ulfa Nurullita, Dina Dwi Nuryani J Kesehat Masy Indones
Tabel 1. Jumlah
Mikroba
(koloni/cm2)padaalat makan sebelum dan sesudah dicuci dengan perasandaun jeruk purut.
No.Sampel Sebelum Sesudah
15.8 x
l0'
8.1x
10'2 10.5
x
l0
8.7x
l0'
3 15.3
x
l0'
8.8 x 10'4 11.6
x
10' 7.3x
10"5 i 1.4
x
l0'
8.5 x 10'6 10.4
x
l0'
8.6x
10'.7 14.5
x
l0'
1.1x
10'8 12.4
x
l0'
9.2x
l0'
9 10.5
x
l0'
7.1x
10'0 12.6
x
l0'
9.0x
l0'
I 15.3
x
10' 8.4x
10'2 12.4
x
10' 12.0x
l0'
J 13.1
x
10' 8.4x
10'4 12.9
x
10' 8.3x
l0'
5 13,4
x
l0'
.yx
6 15.9
x
10' 8.9x
10'7 I3.3
x
10' 15.0x
10'8 15.7
x l0'
9.9x
10'9 12.4
x
l0'
8.7x
l0'
20 11.5
x
10' 10.9x l0'
21 10.5
x
l0'
8.7x
l0'
22 15.4
x
10' 14.3x
10'23 13.2
x l0
9.5x
l0'
24 10.5
x
l0'
8.4x
l0'
25 12.8
x
10' 10.5x I0'
26 15.5
x
10' 9.7x
10"27 13.5
x
l0'
14.5x
l0'
28 14.1x 10' 8.8
x
10'29 15.7
x
10' 13.2x 10"30 13.4
x l0'
8.6x l0'
Rata-rata 13.2
x
l0'
9.7x
l0'
SIMPULAN
SARAN
Berdasarkan
hasil
penelitian disarankan:(1)
perasan daunjeruk
purut
dapat digunakan oleh pada pedagang makanan (warung makan)untuk
mengurangijumlah
mikroba
padaalat
makan; (2)perlu
diteliti
lebih lanjut
tingkat konsentrasi perasan daunjeruk purut
yangefektif
untuk menurunkanjumlah
mikroba sesuai standar Permenkes 1986;(3)
perluditeliti
kadarpolifenol
dalam perasan daunjeruk purut.
UCAPAI\ TERIMA KASIH
Peneliti
menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada warung makan Jajuk diBongsari Semarang atas kerjasamanya ydng baik sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.
KEPUSTAKAAN
1.
Dwijoseputro. 1989. Dasar-dasar Milcrobiologi. Penerbit Djambatan. Malang.2.
DepkesRI.
1994. Permenkeskl
No. 7I2/Menkes/Per/X/1986. Persyaratan Kesehatan Jasa Boga dan SKDirjen P2M-PLP
No.286.1/PD.03.04.LP tentang CaraPerijinan
dan Pengawasan Kesehatan Makanan Jasa Boga. Jakarta.3.
DepkesRI.
1997. Modul Penyehatan Makanan dan Minuman untuk Petugas Puskesmas. Ditjen P2M-PLP. Jakata.4.
Hutapea,R.
1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia(II).
Badan Litbangkes Depkes RL Jakarta.5.
Pelczar, Jr. Dasar-dasar MilcrobiologiIL
Jakarta. UI-Press.6.
Quenter,E.
1987. MinyakAtsiri
Jilid L
UI-Press. Jakarta.