• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK DI SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Di Kota Kediri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK DI SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Di Kota Kediri)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Net t y Endrawat i

Universit as Islam Kediri

Abst r act

Nor mat ivel y chi l dr en f or bi dden t o wor k. To guar ant ee t he pr ot ect ion of wor ki ng chi l dr en has been out var ious l aws, whi ch exi st pr inci pl es pr ohi bi t chi ldr en t o wor k, and when f or ced t o wor k, t hen t he nor mat i ve such chi l dr en shoul d obt ai n l egal pr ot ect i on enough guar ant ee, and t he ef f or t was one of t hem i s done t hr ough pr ovi sions of Ar t i cl e 69 par agr aph (2) Law No. 13 of 2003 concer ni ng Manpower . The impl ement at ion of legal saf eguar ds agai nst chi l dr en wor king i n t he pr act i ce of havi ng many bar r ier s, i ncl udi ng economi c f act or s t hat woul d be a dr i ver of why ki ds shoul d be wor ki ng, cul t ur al f act or s, f act or s communi t y par t i ci pat ion, and l ack of coor di nat i on and cooper at ion, gover nment apar at ur l i mit at i ons per sonnel assi gned t o conduct sur vei l l ance, and ot her f act or s dir ect l y or indi r ect l y, so unt i l now t he phenomenon of chi l dr en wor ki ng i n t he i nf or mal sect or i s al most al ways can be f ound al l over Indonesia, bot h i n bi g ci t i es and i n r ur al ar eas.

Key wor ds: wor king chi l dr en, l egal pr ot ect i on, t he i nt er est s of t he chi l d

Abst rak

Anak-anak dilarang unt uk bekerj a. Dalam rangka memberikan j aminan perlindungan t erhadap anak yang bekerj a ini t elah dikeluarkan berbagai perat uran perundangan, yang ada prinsipnya melarang anak unt uk bekerj a dan apabila t erpaksa bekerj a, maka secara normat if anak-anak t ersebut harus memperoleh j aminan perlindungan hukum yang memadai. Implement asi upaya perlindungan hukum t erhadap anak yang bekerj a t ersebut dalam prakt ek mengalami banyak hambat an, diant aranya f akt or ekonomi yang j ust ru menj adi pendorong mengapa anak harus bekerj a, f akt or budaya, f akt or peran sert a masyarakat , sert a lemahnya koordinasi dan kerj a sama, ket erbat asan aparat ur pemerint ah yang bert ugas melakukan pengawasan, sert a f akt or lain baik langsung maupun t idak langsung, sehingga sampai saat ini f enomena anak yang bekerj a di sekt or inf ormal ini hampir selalu dapat dit emukan seluruh wilayah Indonesia, baik di kot a-kot a besar maupun di pedesaan.

Kat a kunci : pekerj a anak, perlindungan hukum, kepent ingan anak.

Pendahuluan

Negara harus menj amin hak dan kewa-j iban asasi warga negara dan rakyat nya dalam konst it usi negara, sebagai konsekuensi dari ne-gara hukum kesej aht eraan yang dianut Indone-sia. Hal ini dilakukan dengan pencant uman hak dan kewaj iban asasi warga negara di dalam konst it usi, maka membawa konsekuensi bagi negara unt uk mengakui, menghormat i dan menghargai hakhak warga negara dan rakyat -nya, t ermasuk pemenuhan hak-hak asasi t er-sebut dalam kehidupan nyat a. Kewaj iban ini

Tul isan ini merupakan int i sar i dari Di sert asi Program Dokt or dengan j udul Perl indungan Hukum Terhadap Pekerj a Anak Di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) t ahun 2011 di Prodi DIH UNTAG Sur abaya.

t ert uang di dalam ket ent uan Pasal 28I UUD l945, yang menent ukan bahwa perlindungan, pemaj uan, penegakan, pemenuhan hak asasi manusia adalah t anggung j awab negara, t er-ut ama pemerint ah.

(2)

menent ukan bahwa set iap orang berhak unt uk bekerj a sert a mendapat imbalan dan pengaku-an ypengaku-ang adil dpengaku-an layak dalam hubungpengaku-an kerj a. Berdasarkan ket ent uan Pasal 27 ayat (2) dan ket ent uan Pasal 28D ayat (2) UUD l945 dapat disimpulkan bahwa, negara melalui pemerint ah harus melakukan pemenuhan t erhadap kebu-t uhan masyarakakebu-t akan haknya unkebu-t uk bekerj a dan memperoleh pekerj aan, sebab hak ini di-j amin oleh konst it usi.

Hak unt uk bekerj a dan memperoleh pe-kerj aan sebagaimana dij amin di dalam UUD l945, memang merupakan hak set iap orang, baik it u secara pribadi at aupun secara ber-sa-ma-sama, mempunyai kedudukan yang sama t anpa membedakan j enis kelamin, suku, aga-ma, ras dan golongan. Hal ini merupakan pen-cerminan prinsip non diskriminasi, yang dalam dunia int ernasional t elah diat ur dalam Konvensi 1958 No. 111 t ent ang Larangan Melakukan Dis-kriminasi Terhadap Perempuan berkait an de-ngan pekerj aan dan j abat an at au Di scr imi na-t i on Empl oymenna-t and Occupana-t ion Convenna-t i on. Persamaan kedudukan t anpa mengenal diskri-minasi memang merupakan prinsip hak asasi, namun t idak berart i semua orang memiliki ke-bebasan yang sebebas-bebasnya, t anpa pemba-t asan-pembapemba-t asan, sebab pada dasarnya dalam kebebasan seseorang t erdapat kebebasan orang lain, di dalam hak seseorang j uga t erdapat hak orang lain, sehingga sebebas apapun seseorang menunt ut pemenuhan dan penggunaan hak asa-sinya, namun t et ap harus memperhat ikan hak orang lain.

Upaya unt uk mewuj udkan pemenuhan dan perlindungan hukum t erhadap hak sese-orang unt uk memperoleh pekerj aan dan be-kerj a dilakukan pada t ahun 2003, yait u dengan dikeluarkannya UU No. 13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan. Salah sat u prinsip dasar yang t erdapat di dalam undang-undang ini, bahwa siapapun warga negara di negeri ini berhak un-t uk bekerj a dan memperoleh pekerj aan dengan mendapat upah yang layak, sert a memperoleh perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerj a.

Salah sat u aspek yang diat ur oleh UU No. 13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan

(selan-j ut nya disebut UU Ket enagaker(selan-j aan) ini adalah menyangkut perlindungan hukum t erhadap pe-ngupahan, dan kesej aht eraan pekerj a anak yang dicant umkan di dalam ket ent uan Pasal 68 sampai dengan ket ent uan Pasal 75 UU Ket ena-gakerj aan. Ket ent uan Pasal 68 menent ukan bawah pengusaha dilarang mempekerj akan anak. Filosof i larangan anak unt uk bekerj a at au mempekerj akan anak sebagaimana diat ur di dalam UU Ket enagakerj aan ini sebenarnya erat kait annya dengan upaya melindungi hak asasi anak, yang j uga dij amin perlindungannya dalam UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manu-sia. Ket ent uan yang melarang mempekerj akan anak sebagaimana t elah diat ur di dalam ket en-t uan Pasal 68 UU Keen-t enagakerj aan, sej alan de-ngan ket ent uan Pasal 52 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia, yang menent ukan bahwa set iap anak berhak at as perlindungan oleh orang t ua, keluarga, masya-rakat dan negara. Selanj ut nya dalam ayat (2) mengat ur mengenai hak anak sebagai hak asasi manusia dan unt uk kepent ingannya hak anak it u diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sej ak dalam kandungan. Oleh karena it u, seca-ra f ilosof is laseca-rangan mempekerj akan anak ini semat a-mat a dimaksudkan unt uk memberikan j aminan perlindungan hukum t erhadap anak demi pengembangan harkat dan mart abat nya dalam rangka mempersiapkan masa depannya.1 Persoalan bekerj a bagi anak t idak selalu memberikan dampak yang buruk, sepanj ang pekerj aan dilakukan t idak merugikan perkembangan anak. Pekerj aan merupakan kesempat -an bagi -anak mengemb-angk-an rasa ingin t ahu, mengembangkan kemampuan eksplorasi dan kreat ivit as sert a menumbuhkan sikap gemar be-kerj a, disiplin dan kemandirian,2 dengan kat a lain sepanj ang dilakukan dengan proporsional, secara psikologis melat ih anak bekerj a secara mandiri at au bekerj a dalam rangka membant u orang t ua memiliki ef ek mendidik yang posit if ,

1 Net t y Endraw at i , “ Fakt or Penyebab Anak Bekerj a Dan

Upaya Pencegahannya”, Jur nal Il mi ah Hukum-Ref eksi Hukum, April 2011, Sal at iga: FH UKSW, hl m. 22.

2 El f riant o, “ Hak At as Pendi dikan Dan Perl indungan

(3)

namun yang dikhawat irkan adalah di lingkungan keluarga miskin seringkali beban pekerj aan anak t erlalu berlebihan.3

Hal yang menarik, anak-anak j uga mera-sakan manf aat selama mereka bekerj a. Bebe-rapa manf aat yang diakui para pekerj a anak sebagai f akt or yang mendorong mereka beker-j a adalah mendapat uang set iap minggu, ba-nyak t eman, ada kegiat an yang bermanf aat , dapat membant u orang t ua dan ada pengala-man kerj a.4

Berkait an dengan perlindungan hukum t erhadap anak t ermasuk unt uk melakukan pe-kerj aan diat ur di dalam ket ent uan Pasal 64 UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia, menent ukan bahwa set iap anak berhak unt uk memperoleh perlindungan dari kegiat an eks-ploit asi ekonomi dan set iap pekerj aan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat meng-ganggu pendidikan, kesehat an f isik, moral, ke-hidupan sosial, dan ment al spirit ualnya. Ket en-t uan pasal en-t ersebuen-t di aen-t as menunj ukkan bah-wa, apapun alasannya anak t idak boleh bekerj a dan dipekerj akan, baik di sekt or f ormal mau-pun sekt or inf ormal.

Beberapa ket ent uan pasal yang meng-at ur pekerj a anak di dalam UU Ket enagaker-j aan dilat ar belakangi oleh f akt a, bahwa di Indonesia pada saat it u dan bahkan sampai saat ini banyak dit emukan anak yang bekerj a at au anak yang dipekerj akan oleh pihak-pihak t er-t ener-t u dengan berbagai alasan dan sebab yang berbeda-beda, baik pada sekt or f ormal, sepert i anak-anak yang bekerj a di perusahaan-perusa-haan indust ri at au pabrik-pabrik besar maupun pabrik-pabrik menengah dan kecil dengan me-ngikut i ket ent uan dan persyarat an kerj a yang dit et apkan oleh pengusaha, j uga bekerj a pada sekt or-sekt or inf ormal, yait u anak yang bekerj a di luar sekt or indust ri at au pabrikan dalam ber-bagai sekalanya, t ermasuk ada di Kot a Kediri.

3 S. Wisni Sept i art i, “ Fenomena Pekerj a Anak Usi a

Sekol ah” , Jur nal Penel i t i an Humani or a, Vol . 7 No. 1, Apr il 2002, Surakart a: UMS, hl m. 27-46.

4 Nandi, ” Pekerj a Anak Dan Permasal ahannya” , Jur nal

GEA Jur usan Pendi di kan Geogr af i, Vol . 6 No. 2, Okt ober 2006, Bandung: Univer sit as Pendi dikan Indonesi a, hl m. 3.

Menurut ILO (2006) j umlah pekerj a di bawah umur di Asia diperkirakan 122 j ut a, at au 64% dari seluruh t ot al buruh anak-anak sedunia. In-donesia, menurut survey Kesej aht eraan Nasio-nal Susenas (2003) menunj ukkan bahwa seba-nyak 1. 502. 600 anak berusia 10-14 t ahun beker-j a dan t idak bersekolah, sekit ar 1. 612. 400 anak usia 10-14 t ahun lainnya t idak bersekolah dan membant u di rumah at au melakukan hal-hal lain.

Persoalan pekerj a anak pada dasarnya bukan persoalan perlu at au t idaknya anak di-larang bekerj a, melainkan persoalan lemahnya kedudukan anak dalam pekerj aan. Pekerj a anak kurang t erlindungi, baik oleh Undang-Undang f ormal maupun kondisi dimana anak bekerj a. Just ru it ulah let ak persoalan yang dihadapi oleh pekerj a anak. Konsent rasi pada upaya memper-kenalkan langkah-langkah perlindungan akan memungkinkan anak-anak t umbuh dan berkem-bang secara normal.5

Perlindungan hukum pekerj a anak j uga diwuj udkan dalam bent uk pembat asan j enis-j e-nis at au bent uk-bent uk pekerj aan yang dilarang unt uk dikerj akan anak. Hal ini dapat dilihat di da-lam Keput usan Presiden No. 59 Tahun 2002 t ent ang Bent uk-bent uk Pekerj aan yang Dila-rang Unt uk Anak, dan j uga Surat Keput usan Ment eri t enaga Kerj a dan Transmigrasi Nomor Kep-235/ MEN/ 2003 t ent ang Jenis-j enis Peker-j aan yang Membahayakan Kesehat an, Kesela-mat an At au Moral Anak, yang pada prinsipnya melarang anak unt uk bekerj a pada j enis-j enis pekerj aan t ert ent u.

Anak, secara yuridis larangan unt uk be-kerj a, sebagaimana diat ur di dalam ket ent uan Pasal 68 UU Ket enagakerj aan maupun larangan dalam berbagai produk perat uran perundangan di at as, sebenarnya bukan merupakan ket en-t uan larangan yang muen-t lak, sebab keen-t enen-t uan UU Ket enagakerj aan masih mengizinkan anak unt uk bekerj a, namun dengan persyarat an-per-syarat an t ert ent u. Hal ini dapat dilihat dalam

5 Dwiyant i Hanandini , “ Tindak Kekerasan Di Lingkungan

(4)

ket ent uan Pasal 69 ayat (1) yang menent ukan bawha ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak berumur 13 (t iga belas) t ahun sampai 15 (lima belas) t a-hun unt uk melakukan pekerj aan ringan sepan-j ang t idak mengganggu perkembangan f isik dan kesehat an f isik, ment al, dan sosial.

Permasalahan

Berdasarkan uraian t ersebut , permasa-lahan yang hendak dibahas pada art ikel ini ada-lah mengenai kesesuaian ant ara perlindungan hukum pekerj a anak di sekt or inf ormal di Kot a Kediri dengan perlindungan hukum yang t elah diat ur dalam perat uran perundangan yang ber-laku; dan hambat an-hambat an dalam imple-ment asi perlindungan hukum t ersebut .

Met ode Penelitian

Penelit ian ini bert uj uan mengkaj i segala sesuat u t ent ang pelaksanaan Pasal 69 (2) UU Ket enagakerj aan berkait an dengan perlindung-an hukum t erhadap pekerj a perlindung-anak di sekt or in-f ormal, berkait an dengan adanya kesenj ang-an ant ara hukum normat if dengan pelaksanaan nornorma hukum di dalam kehidupan ma-syarakat , yang dalam hal ini hukum dikon-sepsikan secara sosiologi sebagai suat u gej ala empiris yang dapat diamat i dalam kehidupan. Dalam rangka mendapat kan dat a yang leng-kap, mendalam dan memberi j awaban yang t epat sert a menyeluruh t erhadap permasalah-an ypermasalah-ang diaj ukpermasalah-an digunakpermasalah-an bent uk penelit ipermasalah-an kualit at if , dat a penelit ian diperoleh dari pene-lit ian lapangan dan kepust akaan. Penepene-lit ian dilakukan di Kot a Kediri dengan sampel peker-j a anak berpeker-j umlah 50 orang, pemilihan sampel dilakukan secara random, berasal dari 3 (t iga) Kecamat an sebagai obj ek penelit ian, yakni Kec. Moj orot o t erdapat 19 anak, Kec. Kot a Kediri 19 anak, dan di Kec. Pesant ren berj umlah 12 anak. Penent uan sampel didasarkan at as per-t imbangan bahwa j enis pekerj aan maupun umur anak yang bekerj a memiliki karakt er yang hampir t idak berbeda j auh at au cenderung ho-mogen, sehingga sampel t ersebut sudah diang-gap cukup mewakili pekerj a anak yang berada di wilayah obj ek penelit ian.

Dat a penelit ian kepust akaan dikumpul-kan dengan cara meruj uk kepada bahan-bahan yang didokument asikan, dengan menggunakan alat st udi dokument asi, sedangkan dat a pene-lit ian lapangan berasal dari kuesioner dan wa-wancara dengan menggunakan alat pengum-pulan dat a yait u daf t ar pert anyaan dan pedo-man wawancara. Analisis dat a dilakukan secara bert ahap, sehingga kekurangan dat a penelit ian secepat nya dapat diket ahui dan sesegera mung-kin dilengkapi dengan melakukan penelit ian ulang guna pengambilan dat a t ambahan unt uk melengkapi kekuarangan dat a t ersebut . Hasil penelit ian, dianalisis dengan t eknik analisa deskript if analisis.

Pembahasan

Permasalahan yang dirumuskan, dalam menganalisis, diperlukan beberapa t eori yang relevan, dengan maksud supaya permasalahan-nya dapat dij elaskan secara memuaskan. Selan-j ut nya t eori-t eori yang digunakan dalam meng-analisis permasalahan ini diant aranya t erdiri at as t eori negara kesej aht eraan, yang dalam penelit ian ini merupakan t eori dasar (gr and t heor y), kemudian t eori hak asasi manusia, dimaksudkan sebagai t eori t engah mi dl e t heor y at au t eori ant ara, dan t eori ef ekt if it as berlaku-nya hukum, sert a t eori-t eori yang lain yang re-levan dimasudkan sebagai appl i ed t heor y at au t eori t erapan. Dalam rangka memahami t eori-t eori yang digunakan dalam pembahasan permasalahan dalam penelit ian ini dapat dilihat pada paparan berikut di bawah ini.

(5)

Philipus M. Hadj on mengemukakan, bahwa Un-dang-undang Dasar at au konst it usi merupakan unsur yang harus ada dalam konsep negara hu-kum.6

Hukum diposisikan sebagai sarana pen-capaian t uj uan sehingga akan mudah dicapai j ika hukum berlaku secara ef ekt if dan sebalik-nya menj adi penghambat j ika t idak ef ekt if . Hu-kum dianggap ef ekt if j ika huHu-kum mampu meng-kondisikan dan merubah kualit as dan perilaku masyarakat sesuai dengan prasyarat pembangu-nan. Sej alan dengan t uj uan hukum, penyelesai-an persoalpenyelesai-an penerappenyelesai-an hukum j uga diarahkpenyelesai-an pada upaya unt uk mewuj udkan keadilan. Ke-adilan merupakan t uj uan hukum yang berhubu-ngan deberhubu-ngan kekuat an berlakunya perat uran perundang-undangan dan karena it u harus da-pat diakomodasi dalam perat uran it u.7

Perlindungan hukum t erhadap pekerj a anak t idak dapat dilepaskan dengan hak asasi anak, sebab secara konst it usional Indonesia t elah mengakui hak unt uk bekerj a dalam Pasal UUD l945 yang dimasukkan pada klasif ikasi hak yang bersif at asasi. Pengat uran t erhadap hak asasi ini dit uangkan dalam UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia. Ket ent uan Pa-sal 1 ayat (1) mengat ur mengenai pengert ian Hak Asasi Manusia, yait u:

Seperangkat hak yang melekat pada ha-kekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan meru-pakan anugrah-Nya yang waj ib dihorma-t i, dij unj ung dihorma-t inggi oleh negara, hukum pemerint ah dan set iap orang, demi peng-hormat an sert a perlindungan harkat dan mart abat manusia.

Berdasarkan kualit as j aminan hak-hak-nya, UUD 1945 hasil amandemen mengat ur j auh lebih lengkap dibandingkan sebelum amande-men, dari 5 pasal menj adi set idaknya 17 pasal (dengan 38 subst ansi hak-hak yang beragam)

6 Phil ipus M. Hadj on, 1987, Per l i ndungan Hukum Bagi

Rakyat Di Indonesi a, Cet akan Pert ama, Surabaya: Bi-na Il mu, hl m. 11.

7 Daniel Dj oko Tarl iman “ Keadil an Sebagai Landasan

Fil osof i Perat uran perundang-undangan dan Put usan Hakim” , Jur nal Yust i ka, Medi a Hukum dan Keadi l an, Vol . 6 No. 2, 2003, Surabaya: FH Ubaya, hl m. 205.

yang t erkait dengan hak asasi manusia.8 Upaya perlindungan hukum pemerint ah t erhadap pe-kerj a anak dilakukan dalam bent uk pembat asan j enis-j enis at au bent uk-bent uk pekerj aan yang dilarang unt uk diker-j akan anak, dan mengenai hal ini dapat dilihat di dalam Keput usan Presi -den No. 59 Tahun 2002 t ent ang Bent uk-bent uk Pekerj aan Yang Dilarang unt uk Anak, dan j uga Surat Keput usan Ment eri t enaga Kerj a dan Transmigrasi Nomor Kep-235/ MEN/ 2003 t en-t ang Jenis-j enis Pekerj aan yang Membahayakan Kesehat an, Keselamat an at au Moral Anak, yang pada prinsipnya melarang anak unt uk bekerj a pada j enis-j enis pekerj aan t ert ent u t ersebut . Larangan pekerj a anak ini, secara yuridis t er-kait dengan kewaj iban pemerint ah unt uk mela-kukan pencegahan dan penanggulangan. Hal ini t elah diat ur di dalam UU Ket enagakerj aan, se-bagaimana t ert uang di dalam ket ent uan Pasal 75, yait u

(1) Pemerint ah berkewaj iban melakukan upaya penanggulangan anak yang be-kerj a di luar hubungan be-kerj a;

(2) Upaya penanggulangan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) diat ur de-ngan Perat uran Pemerint ah.

Ket ent uan Pasal 75 t ersebut diant aranya dit in-dak lanj ut i dengan perat uran khusus yang ber-kait an dengan pengembangan bakat dan minat anak, yang diat ur di dalam Keput usan Ment eri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi Kep. 115/ MEN/ VII/ 2004 t ent ang Perlindungan Bagi Anak Yang Melakukan Pekerj aan Unt uk Mengembangkan Bakat dan Minat , yang dit et apkan pada t anggal 7 Juli 2004.

Menurut Erna Susant i, dalam suat u hubu-ngan kerj a paling t idak t erdapat 3 (t iga) unsur. Per t ama, adanya pekerj aan; kedua, adanya upah; dan ket i ga, adanya perint ah,9 sehingga

8

R. Herl ambang Perdana Wirat r aman, “ Hak-Hak Kons-t iKons-t usional Warga Negara SeKons-t el ah Amandemen UUD 1945: Konsep, Pengat uran dan Dinamika Impl ement asi ” ,

Jur nal Hukum Pant a Rei, Vol . 1 No. 1, Desember 2007, Jakart a: Konsor sium Ref or masi Hukum Nasional , hl m. 1.

9 Erna Susant i, “ Kebij aksanaan Pembinaan Hubungan

(6)

apabila anak yang bekerj a t idak ada hubungan kerj a sert a t idak mempunyai ket iga unsur t sebut , art inya kerj a mandiri, maka bukan t er-masuk pekerj a anak yang dikaj i dalam pene-lit ian ini.

Perlindungan hukum t erhadap pekerj a anak dapat dilakukan secara prevent if dan rep-resif . Perlindungan hukum prevent if merupakan perlindungan hukum yang bersif at pencegahan t erhadap t erj adinya perist iwa t idak past i, ben-t uk perlindungan prevenben-t if ini dilakukan dengan membat asi j enis-j enis pekerj aan yang boleh at au t idak boleh dikerj akan oleh pekerj a anak, melalui penet apan persyarat an t ert ent u bagi pengusaha yang mempekerj akan anak. Hal ini dapat dilihat di dalam ket ent uan Pasal 69 ayat (2) UU Ket enagakerj aan, yang menent ukan

Pengusaha yang mempekerj akan anak

pada pekerj aan ringan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyarat an:

a. izin t ert ulis dari orang t ua at au wali; b. perj anj ian kerj a ant ara pengusaha

dengan orang t ua at au wali;

c. wakt u kerj a maksimum 3 (t iga) j am; d. dilakukan pada siang hari dan t idak

menggangu wakt u sekolah; e. keselamat an dan kesehat an kerj a; f . adanya hubungan kerj a yang j elas; g. menerima upah sesuai ket ent uan yang

berlaku. Hal ini masih ada pengecuali-annya dalam ayat (2) t ersebut diat as huruf a, b, f dan g dikecualikan bagi anak yang bekerj a pada usaha keluar-ganya.

Perlindungan hukum t erhadap anak, da-lam ranah int ernasional, j uga t elah dilakukan melalui Konvensi Int er nat ional Labour Or gani -zat ion (ILO) No. 138 Tahun 1973 t ent ang Usia Minimum Unt uk Anak yang Diperbolehkan Be-kerj a dapat dilihat dalam ket ent uan Pasal 3 khususnya ayat (1) dan ayat (3), usia minimum yang diperbolehkan unt uk pekerj aan-pekerj aan yaang membahayakaan kesehat aan, keselamat -an, at au moral anak harus diupayakan t idak bo-leh kurang dari 18 t ahun dan usia unt uk mela-kukan pekerj aan yang bersif at ringan yait u 16 t ahun. Konvensi ini t elah dirat if ikasi oleh Indo-nesia melalui UU No. 20 Tahun 1999. Selain it u, Perlindungan hukum t erhadap anak menurut

Konvensi Int er nat ional Labour Or gani sat ion (ILO) No. 182 Tahun 1999, t ent ang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bent uk-ben-t uk Pekerj aan Terburuk unuk-ben-t uk Anak, yang uk-ben-t elah dirat if ikasi oleh Negara Indonesia melalui UU No. 1 Tahun 2000, secara khusus mengat ur pembat asan dan pelarangan unt uk melibat kan anak dalam pekerj aan t erburuk at au memba-hayakan.

UU No. 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindngan Anak, secara subst ansial dan prinsipiil j u-ga menu-gandung konsep perlindunu-gan hukum t erhadap anak secara ut uh yang bert uj uan un-t uk mencipun-t akan aun-t au mewuj udkan kehidupan t erbaik bagi anak yang diharapkan sebagai pe-nerus cit a-cit a bangsa yang pot ensial, t angguh, memiliki nasionalisme yang dij iwai oleh ahklak mulia dan nilai Pancasila, sert a berkemauan ke-ras unt uk menj aga kesat uan dan persat uan bangsa sert a negara, namun realit asnya ke-adaan anak belum seindah ungkapan verbal yang kerapkali memposisikan anak bernilai pen-t ing, penerus masa depan bangsa dan simbolik lainnya, karena masih banyak anak yang se-harusnya bersekolah, bermain, dan menikmat i masa kanak-kanak j ust ru mereka t erpaksa dan dipaksa unt uk bekerj a.10

Khusus pekerj a anak di sekt or inf ormal sebagai obyek penelit ian ini, secara f akt ual, belum memiliki perangkat perlindungan hukum secara memadai, sebagaimana yang diamanat -kan oleh UU Ket enagakerj aan. Penanganan ma-salah pekerj a anak di sekt or inf ormal pada saat ini, dapat dikat akan masih menghadapi t ant a-ngan berat , t erut ama karena t erkait dea-ngan beberapa f akt or, baik langsung maupun t idak langsung.

Gambaran Umum Kondisi Pekerj a Anak di Kot a Kediri

Berdasarkan penelit ian yang dilakukan dapat dikat akan bahwa sekt or yang banyak me-nyerap dan memanf aat kan pekerj a anak ant ara

10 Febr ine Adri yani, 2008, Ti nj auan Tent ang Peker j a Anak

(7)

lain j enis usaha home i ndust r y, j asa dan per-dagangan, misalnya di indust ri t enun, usaha makanan ringan, pelayan t oko, f ot o copy, wa-rung, rumah makan, penj ual asongan, penj ual koran, pembant u rumah t angga, kuli bangunan dan lain-lain, sebab pada umumnya pengusa-hanya bermodal t idak besar dan pekerj a anak mudah dikendalikan. Jenis pekerj aan t ersebut sif at nya t idak menunt ut t arget t ert ent u dan da-pat dikerj akan oleh siapapun.

Unt uk memberikan gambaran yang cukup t erhadap hasil penelit ian yang dilakukan, maka dalam sub bab ini disaj ikan kondisi f akt ual pe-kerj a anak di t iga Kecamat an yang menj adi ob-yek penelit ian, yait u Kecamat an Moj orot o, Ke-camat an Kot a Kediri, KeKe-camat an Pesant ren. Pemilihan lokasi di t iga wilayah kecamat an t er-sebut didasarkan at as pert imbangan, bahwa di wilayah t ersebut t erdapat penyebaran pekerj a anak yang hampir merat a. Pemerat aan penye-baran pekerj a anak di wilayah ini disebabkan masing-masing wilayah memiliki pot ensi daya t arik yang sama bagi pekerj a anak dengan ber-bagai alasan dan pert imbangan. Berdasarkan penelit ian yang dilakukan di kecamat an Moj o-rot o yang diambil secara acak unt uk sampl e t erdapat 19 anak yang masih berusia di bawah 18 t ahun, di Kecamat an Kot a Kediri t erdapat 19 anak, dan di Kecamat an Pesant ren ber-j umlah 12 anak. Tabel di bawah ini menunber-j uk-kan wilayah dimana pekerj a anak melakuuk-kan akt ivit as.

Tabel 1 : Jumlah Responden menurut Lokasi

Lokasi Responden Jumlah Prosent ase

Kecamat an Moj orot o 19 38%

Kecamat an Kot a 19 38%

Kecamat an Pesant ren 12 24%

Jumlah 50 100%

Sumber : Dat a pr i mer di ol ah 2009

Dat a di at as menunj ukkan bahwa dari 50 res-ponden yang dij adikan sampel penelit ian, ke-giat an pekerj a anak hampir menyebar merat a pada 3 kecamat an di kot a Kediri, hal t esebut disebabkan masing-masing wilayah memiliki po-t ensi yang sama menarik anak unpo-t uk bekerj a.

Meruj uk pada sampel penelit ian, sebagi-an besar at au 36% usia pekerj a sebagi-anak sebagi-ant ara

10-12 t ahun, usia pekerj a anak umur 6 t ahun ber-j umlah 2 orang at au 4%, Usia 7 sampai 9 t ahun berj umlah 8 anak at au 16%. Usia 13 sampai 15 t ahun berj umlah 16 at au 32%, Usia 16 sampai 18 t ahun berj umlah 6 anak at au 12%. Dat a t er-sebut apabila dit abulasikan dapat diperoleh gambaran sebagai berikut .

Tabel 2 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan Kelompok Umur

Nomor Usia Jumlah

Pekerj a

Prosent ase

1 6 2 4%

2 7-9 8 16%

3 10-12 18 36%

4 13-15 16 32%

5 16-18 6 12%

N 50 100%

Sumber : Dat a pr i mer di ol ah 2009

Berdasarkan dat a penelit ian dan hasil prosen-t ase prosen-t ersebuprosen-t , dapaprosen-t diperoleh inf ormasi bahwa t erdapat pekerj a anak yang usianya dibawah 15 t ahun sebanyak 72%, dan yang di at as 15 t ahun hanya 28%, anak-anak t ersebut sebenarnya t i-dak layak unt uk bekerj a, sebab anak-anak t er-sebut seharusnya masih berada dit ingkat an se-kolah dasar. Kondisi f akt ual ini sebenarnya t i-dak sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan hukum t erhadap anak, baik yang diat ur di da-lam Undang-undang Ket enagakerj aan Nomor 13 Tahun 2003, UU No. 39 Tahun l999 Tent ang Hak Asasi Manusia, UU No. 23 Tahun 2002 Tent ang Perlindungan Anak, UU No. 4 Tahun 1979 Ten-t ang Kesej ahTen-t eraan Anak, serTen-t a prinsip-prinsip perlindungan anak menurut Int er nat ional La-bour Or gani sat i on (ILO), maupun Konvensi Hak Anak.

(8)

t idak melanj ut kan sampai sekolah lanj ut an per-t ama berj umlah 2 anak aper-t au 4%. Berdasarkan hasil dat a penelit ian t ersebut dapat dikat akan bahwa 66% pekerj a anak masih berst at us se-kolah, dari dit ingkat SD, SMP, sampai dengan SMA, sedangkan 34% para pekerj a anak t ersebut dapat dikat egorikan sudah lulus SD dan DO SD, sert a lulus SMP dan DO SMP.

Tabel 3 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan Kelompok Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

Pekerj a

Prosent ase

1 Tidak Tamat

SD/ DO

2 4%

2 SD 16 32%

3 Tamat SD/ DO SMP 12 24%

4 SMP 14 28%

5 Tamat SMP 3 6%

6 SMA 3 6%

N - 50 100%

Sumber : Dat a Pr i mer di ol ah Tahun. 2009

Berdasarkan dat a penelit ian t erhadap anak yang bekerj a sebagaimana dipaparkan di at as, maka dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang bekerj a di sekt or inf ormal di Kot a Kediri dari 3 lokasi penelit ian bahwa sebanyak 72% anak masih dalam st at us sekolah dari t ingkat SD, SMP, dan SMA, sedangkan sebanyak 28% hanya t amat SD dan SMP dan sudah t idak melan-j ut kan sekolah (dr op out ).

Hasil penelit ian t ersebut dapat diint er-pret asikan bahwa, sebanyak 46% bekerj a seba-gai penj ual koran, pedagang asongan, t ukang parkir, pemulung, pembant u rumah t angga, t ukang sapu, anak yang bekerj a kuli pasir, kuli di pasar, pembuat an bat u bat a, mencari rum-put , kernet , kerj a di garmen, yang berikut nya pekerj a anak yang bekerj a di sekt or j asa dan perdagangan sepert i pelayan t oko, pelayan f ot o copy, pelayan rumah makan dan minu-man, count er hp sebanyak 14%, sedangkan yang be-kerj a di indust ri rumah t angga sepert i membuat emping mlinj o, minuman inst an, membuat kue dan kripik pisang, membuat t ahu dan t empe, sambal pecel, krupuk, j amu sebesar 34% dan di indust ri kecil sepert i buruh pabrik rokok, pabrik makanan kecil, sepert i chi ki, kripik bl i nj o, pabrik t egel sebanyak 6 %.

Tabel 4 : Jenis Pekerj aan Pekerj a Anak

No. Jenis Pekerj aan Jumlah Prosent ase

1 Indust ri Rumah

Tangga

17 34%

2 Indust ri Kecil 3 6%

3 Perdagangan/ Jasa 7 14%

4 Lainnya (t ukang

parkir, t ukang sa-pu, kuli pasir dll)

23 46%

N 50 100%

Sumber : Dat a pr i mer di ol ah 2009

Berdasarkan penghasilannya, para pe-kerj a anak yang dilakukan survey sebanyak 50 anak diperoleh dat a penghasilan perbulannya sebagai berikut : penghasilan s. d. Rp. 250. 000, - berj umlah 23 anak at au 46%, penghasilan an-t ara Rp. 250. 000, - s. d. Rp. 500. 000, - ber j umlah 7 anak at au 14%, penghasilan ant ara Rp. 500. 000, - s. d. Rp. 750. 000, - berj umlah 16 anak at au 32%, penghasilan Rp. 750. 000, - s. d. Rp. 1. 000. 000, - berj umlah 3 anak at au 6% dan yang lebih dari Rp. 1. 000. 000, - t idak ada at au 0%. Para pekerj a anak t ersebut mendapat kan hasil dari pekerj aannya t idak t erlepas dari produkt if it as at aupun bekerj anya, art inya kalau anak-anak t ersebut t idak masuk, maka t idak akan menda-pat kan upah at au gaj i, biasa disebut no wor k no pay. Survey t ersebut dapat diart ikan bahwa sebagian besar anak yang berpenghasilan Rp. 250. 000, - sebanyak 46%, berpenghasilan Rp. 250. 000, - s. d. Rp. 500. 000, - sebanyak 34%, se-dangkan yang berpenghasilan Rp. 500. 000, - s. d. Rp. 750. 000, - sebanyak 14% dan yang berpeng-hasilan Rp. 750. 000, - s. d. 1. 000. 000, - ber j umlah 6%. Anak-anak yang bekerj a dengan penghasil-an kurpenghasil-ang dari Rp. 250. 000, - rat a-rat a mereka bekerj a kurang dari 4 j am per hari, sedangkan bagi pekerj a anak yang berpenghasilan di at as Rp 750. 000, - rat a-rat a mereka bekerj a lebih dari 8 j am per hari. Gambaran pekerj a anak yang bekerj a dalam berbagai sekt or inf ormal di kot a Kediri berdasarkan upah at au berdasarkan penghasilan yang diperoleh dalam rat a-rat a set iap bulannya dapat dilihat pada t abel 5 di bawah ini.

(9)

Kediri yang mencapai pada t ahun 2010 Upah Minimum Kot a Kediri Rp. 906. 000, - dan pada

Tabel 5 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan Peng-hasilan

No. Penghasilan Jumlah Pekerj a Anak

Prosent asi

1 <250. 000, - 23 46%

2 250.000, s/ d

500.000,-

17 34%

3 500.000, s/ d

750.000,-

7 14%

4 750.000,- s/ d

1000. 000, -

3 6%

N - 50 100%

Sumber : Dat a Pr i mer di ol ah 2010

t ahun 2011 dit et apkan sebesar Rp. 975. 000, -. Hal ini, apabila dikait kan dengan persyarat an kerj a bahwa pekerj a harus memperoleh peng-hasilan at au gaj i yang memadai, maka j elas penghasilan pekerj a anak yang bekerj a di sek-t or inf ormal j auh dari kenyasek-t aan dan prinsip-prinsip pengupahan, dengan demikian dari as-pek perlindungan hukum, maka dapat dikat a-kan pekerj a anak ini belum memperoleh j ami-nan perlindungan upah yang memadai, sebab penghasilannya masih di bawah ket ent uan per-at uran perundangan yang berlaku.

Alasan Anak Bekerj a

Inf ormasi yang diperoleh, pada umum-nya menyebut kan bahwa pekerj a anak di kot a Kediri melakukan pekerj aannya dengan alasan karena ket erpaksaan, yang disebabkan oleh himpit an eknomi keluarga. Orang t ua mereka t idak mampu memenuhi kebut uhan hidup ke-luarganya, keinginan unt uk t et ap melanj ut kan sekolah dengan t erpaksa bekerj a dengan paruh wakt u, dengan maksud t idak t erikat pada j am kerj a, dan sewakt u dapat ist irahat dapat me-ninggalkan pekerj aannya unt uk kepent ingan yang lain, misalnya sekolah.

Alasan apapun yang digunakan bagi anak-anak unt uk bekerj a at au dipekerj akan, t erma-suk bekerj a di sekt or inf ormal, nampaknya t i-dak adil apabila dilakukan pembiaran t anpa ada seperangkat norma perat uran perundangan yang dapat digunakan unt uk membingkai bagi t erlindunginya kepent ingan pekerj a anak t erse-but . Hal ini merupakan kesalahan pemerint ah

baik di t ingkat pusat maupun di t ingkat daerah, apabila membiarkan anak-anak bekerj a at au dipekerj akan di sekt or inf ormal, sebab anak-anak secara normat if dilarang dan waj ib dilin-dungi oleh undang-undang maupun konvensi-konvensi int ernasional unt uk bekerj a maupun dipekerj akan. Permasalahan yang t erkait de-ngan perlindude-ngan hukum pekerj a anak adalah masalah lint as sekt oral yang meliput i aspek ekonomi (anak bekerj a merupakan salah sat u f akt or yang mempengaruhi produkt ivit as se-buah keluarga), budaya (anak bekerj a merupa-kan ” keharusan” budaya masyarakat t ert ent u), polit ik (dengan anak bekerj a diharapkan dapat melanggengkan dominasi t r ah/ kekuasaan), hu-kum (anak yang bekerj a j uga melingkupi pe-negasan st at us dan kedudukan anak sebagai subyek yang memiliki hak dan kewaj iban yang harus dij amin oleh hukum), sosial (anak yang bekerj a dapat mengangkat harkat dan mart abat sebuah keluarga di t engah masyarakat , sebab yang nganggur adalah hina bagi masyarakat . )11

Kondisi Fakt ual Anak Yang Bekerj a

Fakt a cukup memberikan bukt i, bahwa banyaknya kasus pemerkosaan, pembunuhan, pemaksaan unt uk menj adi pengemis, penelan-t aran, perdagangan anak (t r af f i cki ng), pelacur-an pelacur-anak dpelacur-an perbuat pelacur-an-perbuat pelacur-an ypelacur-ang t idak semest inya lainnya, merupakan cont oh konkrit resiko-resiko yang harus dihadapi oleh seorang anak, yang disebabkan ket idakberdayaannya unt uk menghindar dari resiko-resiko t ersebut . Bingkai perat uran perundangan t ampaknya da-pat dianggap sebagai kebut uhan yang mendesak bagi t erpenuhinya kepent ingan t erselenggara-nya j aminan perlindungan t erhadap pekerj a anak di sekt or inf ormal dari kemungkinan t er-j adinya resiko-resiko yang t idak diinginkan. Pe-rangkat hukum ini diharapkan dapat memberi-kan secercah harapan bagi pekerj a anak yang bekerj a di sekt or inf ormal, t erut ama dalam memberikan j aminan perlindungan hukum t er-hadap kepent ingan pekerj a anak t ersebut .

11 Fif ik Wir yani, “ Perl indungan Hukum Bagi Pekerj a

(10)

mun selama ini perangkat hukum dalam imple-ment asinya t idak dapat t erlaksana sesuai de-ngan harapan semua pihak, t erut ama pemerin-t ah. Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha at au pemberi pekerj aan, dan hal ini seolah dimaklumi oleh pihak-pihak yang t erkait dengan upaya perlindungan hukum t er-hadap pekerj a anak, sepert i aparat penegak hukum, dan aparat pemerint ah pada umumnya seolah membiarkan pelanggaran-pelanggaran t erhadap norma-norma hukum ket enagakerj aan dalam rangka memberikan j aminan perlindung-an hukum t erhadap pekerj a perlindung-anak.

Pekerj a anak t idak sedikit yang dit unt ut unt uk bekerj a lebih cepat dan harus benar, apabila melakukan kesalahan, selain dipot ong upah kerj a j uga akan dimarahi oleh mandor Anak-anak yang bekerj a umumnya mereka t er-paksa t erlibat dalam sit uasi yang kurang me-nyenangkan, t anpa perlindungan yang baik ser-t a ser-t idak pula memperoleh kompensasi yang me-madai.

Fakt a-f akt a demikian apabila dilihat da-lam perspekt if yuridis j elas t idak sesuai dan melanggar prinsip-prinsip perlindungan hukum t erhadap anak, baik sisi hukum ket enagakerj a-an, undang-undang kesej aht eraan anak, un-dang-undang perlindungan anak, maupun da-lam perspekt if int ernasional. Jam kerj a yang melebihi 3 j am, dan upah yang rendah, sert a pemot ongan upah apabila pekerj a anak t idak dapat menyelesaikan t arget pekerj aannya, j e-las merupakan pelanggaran prinsip-prinsip per-lindungan hukum bagi pekerj a anak, sebab me-nurut Pasal 69 ayat (2) seorang anak dapat di-pekerj akan apabila t idak boleh melebihi 3 j am per harinya, sert a menerima upah yang waj ar.

Beberapa Bent uk Penyimpangan Persyarat an Kerj a dan Analisisnya.

Pengusaha, pada dasarnya dilarang mem-pekerj akan anak, hal ini t ercant um di dalam ket ent uan Pasal 68 UU Ket enagakerj aan. Na-mun demikian, ket ent uan Pasal 69 ayat (2) memberikan pengecualian, yait u bahwa mem-pekerj akan anak boleh dilakukan asalkan di-penuhi syarat -syarat sebagaimana diat ur di da-lam ket ent uan Pasal t ersebut .

Berdasarkan hasil penelit ian t erhadap responden yang menj adi obyek penelit ian, da-lam prakt ek hubungan kerj a ant ara pengusaha dan pekerj a anak dit emukan beberapa bent uk penyimpangan persyarat an kerj a sebagaimana dit ent ukan pada Pasal 69 ayat (2) UU Ket anaga-kerj aan. Bent uk-bent uk pelanggaran t erhadap pesyarat an kerj a bagi penggunaan pekerj a anak memang t idak semat a-mat a disebabkan oleh kesalahan pengusaha at au yang mempekerj akan anak t ersebut t et api memang dari pihak pe-kerj a anak at au orang t uanya at au walinya sen-diri yang memang menghendaki t idak dipenuhi-nya persyarat an sebagaimana diat ur dalam ke-t enke-t uan Pasal 69 ayake-t (2) UU Keke-t enagakerj aan sebagaimana t erurai di bawah ini.

(11)

pengu-saha memaksa anak unt uk melengkapi persya-rat an t ersebut , sebab apabila t erj adi resiko yang t idak diinginkan, misalnya t erj adi kecela-kaan kerj a at au hal-hal lain yang dapat merugi-kan anak yang bekerj a, pengusaha t idak dapat dipersa-lahkan at as dasar melanggar persya-rat an sebagaimana diat ur dalam ket ent uan Pa-sal 69 ayat (2) but ir a, sebab persyarat an t ese-but sudah merupakan keharusan yang dit egak-kan dengan sanksi, baik sanksi pidana maupun sanksi denda sebagai upaya paksa dit aat inya ket ent uan persyarat an sebagaimana dimaksud pada ket ent uan Pasal 69 ayat (2) t ersebut .

Kedua, t idak didasarkan pada perj anj ian kerj a. Berdasarkan penelit ian yang dilakukan t erhadap beberapa indust ri rumah t angga (ho-me i ndust r y) at au indsut ri kecil, pada dasar-nya medasar-nyat akan bahwa rat a-rat a t idak ada per-j anper-j ian kerper-j a secara t ert ulis yang dibuat ant ara pengusaha dengan orang t ua/ wali anak yang bekerj a, sepert i halnya yang dilakukan oleh sa-lah sat u pabrik rokok di Kot a Kediri, dalam pe-rekrut an calon pekerj a anak dilakukan oleh se-orang mandor dengan cara memberit ahukan ke-pada calon pekerj a anak mengenai: upah yang dit erima, apa yang dikerj akan dan j am berapa harus bekerj a. Pemberit ahuan t ersebut hanya dilet akkan di papan pengumuman saj a. Semen-t ara berdasarkan keSemen-t enSemen-t uan yang berlaku, se-t iap calon pekerj a ase-t au pekerj a harus menda-pat kan inf ormasi yang j elas secara t ert ulis yang dapat dimengert i t erkait dengan kondisi-kondisi pekerj aan, upah yang akan t erima, sebelum pe-kerj a mulai bepe-kerj a, dan j uga t ent ang upah yang akan mereka dapat kan set iap saat mereka menerima pembayaran. Pengecualian dalam hal adanya izin dari orang t ua, perj anj ian kerj a, hubungan kerj a yang j elas dan menerima upah sesuai dengan ket ent uan yang berlaku adalah j ika anak bekerj a pada usaha keluarganya.

Ket i ga, kondisi j am kerj a yang panj ang. Hal ini t ert uang dalam ket ent uan Pasal 69 ayat (2) huruf c UU Ket enagakerj aan, yang menga-t ur bahwa pekerj a anak maksimal bekerj a se-lama 3 j am. Ket ent uan t ersebut sering dilang-gar, meskipun sudah ada ket ent uan pembat as-an j am kerj a bagi as-anak-as-anak yas-ang bekerj a, akan t et api dalam kenyat aannya anak-anak

bekerj a di at as 3 j am. Kondisi f akt ual berda-sarkan hasil penelit ian, rat a-rat a pengusaha sekt or inf ormal t idak menet apkan j adwal j am kerj a, kecuali j am mulai bekerj a, yait u berki-sar ant ara j am 07. 00 WIB at au j am 08. 00 WIB, namun selesainya t idak menent u, bahkan ada yang t ergant ung pekerj aan, sepert i pedagang asongan minuman dan makanan kecil, kecende-rungan pekerj a anak ini apabila menj ual barang dagangannya sepert i ini menunggu sampai ba-rang dagangannya habis at au paling t idak sisa dagangannya t idak banyak, karena penghasilan-nya j uga akan sedikit dan t idak j arang dimarahi oleh pemilik dagangan.

Keempat , Kondisi t empat kerj a kurang kondusif dan t erganggunya kesehat an pekerj a anak. Pekerj a anak di bawah umur, sering diha-dapkan pada resiko-resiko pekerj aan yang dila-kukannya, t erut ama yang bekerj a di sekt or in-dust ri, sepert i resiko gangguan kesehat an aki-bat ruangan yang pengap, asap indust ri yang dapat menyesakan naf as, makan dan minum yang t idak t erj amin dan kurang gizi, j uga diha-dapkan pada gangguan psikis sepert i caci maki, kat a-kat a kasar, dan gangguan kehidupan so-sialnya sepert i hubungan dengan t eman-t eman sebaya, f rekuensi bert emu dengan t et angga maupun keluarga berkurang at au t erbat as, apa-lagi kalau t empat kerj anya campur dengan orang dewasa. Pencampuran t empat kerj a anak dengan t empat kerj a orang dewasa t idak se-harusnya dilakukan, karena hal ini bert ent ang-an dengang-an Pasal 72 UU Ket enagakerj aang-an yang-ang mengat ur bahwa dalam hal anak dipekerj akan bersama-sama pekerj a/ buruh dewasa, maka t empat kerj a anak harus dipisahkan dari t em-pat kerj a pekerj a/ buruh dewasa.

(12)

pekerj a anak yang bekerj a di sekt or inf ormal t ergambarkan di dalam dat a t ersebut di at as, menunj ukan adanya ket idak sesuaian ant ara pengupahan dengan ket ent uan yang berlaku dengan mengacu pada Upah Minimum Regional yang saat ini mencapai Rp. 975. 000, - unt uk Kot a Kediri. Pengupahan bat as at as memang sudah sesuai at au bahkan melebihi UMR, t et api j um-lah pekerj a yang menerima sangat kecil prosen-t asenya, sedangkan sebagian besar menerima upah kisaran ant ara Rp. 250. 000, - sampai de-ngan Rp. 500. 000, - dede-ngan j am kerj a j auh mele-bihi ket ent uan yang berlaku, yait u 3 j am, se-dangkan anak-anak yang bekerj a ini f akt anya banyak yang di at as 5 at au bahkan 6 j am/ hari.

Kendala-Kendala Perlindungan Hukum Pe-kerj a Anak pada Sekt or Informal

Faktor Strukt ur dan Subst ansi.

Friedman dan j uga R. Seidman mengmukakan bahwa dalam kait annya dengan t e-gaknya norma hukum t erdapat t iga f akt or yang mempengaruhinya, f akt or st rukt ural, f akt or subst ansi dan f akt or kult ural. Fakt or st rukt ur dan subst ansi dalam hal perlindungan hukum t erhadap pekerj a anak ini t erkait dengan f ung-si pengawasan oleh aparat ur pemerint ah, da-lam hal ini pej abat Dinas Tenaga Kerj a (Disna-ker) t ent ang ket aat an pengusaha t erhadap pe-rat uran perundang-undangan ket enagakerj aan. Dalam rangka pengawasan t erhadap ket aat an perat uran perundangan oleh pengusaha, salah sat unya dilakukan dengan mekanisme peman-t auan dengan mewaj ibkan pengusaha unpeman-t uk menyampaikan laporan t erhadap kondisi ket e-nagakerj aan di perusahaannya. Hal ini dimak-sudkan unt uk menget ahui kondisi ket enagaker-j aan di perusahaan t ersebut , sehingga apabila t erj adi pelanggaran akan dengan mudah dapat dilakukan t indakan-t indakan yang diperlukan.

Berdasarkan hasil penelit ian, pemant au-an oleh aparat Disnaker sering dit emukau-an ada-nya sej umlah pabrik at au kegiat an usaha yang memanf aat kan t enaga kerj a anak secara berle-bihan. Namun demikian, aparat ur pemerint ah t idak dapat berbuat banyak, sebab aparat ur pe-ngawas j umlahnya t erbat as, sehingga t idak mampu melaksanakan pemant auan dengan

ef ekt if . Selain it u, dalam pengawasan ini j uga t erkendala oleh sikap pengusaha yang seolah-olah t ert ut up dan t idak bersedia memberikan inf ormasi mengenai kondisi pekerj anya, khu-susnya pekerj a anak, seringkali Disnaker t idak dapat berbuat t erlalu banyak unt uk menangani masalah pekerj a anak. Hambat an lain t erlet ak pada kesulit an bagi aparat ur pemerint ah unt uk mengident if ikasi apakah seseorang it u t ermasuk kelompok anak-anak at au pekerj a dewasa, se-bab t idak j arang pekerj a dengan memanf aat kan kelemahan sist em administ rasi kependudukan melakukan pemalsuan usia pada Kart u Tanda Penduduk (KTP).

Faktor Kult ur at au Budaya

Hambat an kult ural at au hambat an bu-daya, dalam hal ini t erkait dengan kesadaran hukum, baik kesadaran hukum pengusaha, mau-pun kesadaran hukum dari masyarakat pekerj a dan t erkait dengan pekerj a anak adalah kesa-daran hukum dari orang t ua at au wali dari pe-kerj a anak. Sebagaimana diket ahui, bahwa da-lam mempekerj akan anak harus dilengkapi de-ngan syarat -syarat sebagaimana t elah diat ur di dalam undang-undang, namun dalam prakt ek banyak sekali hubungan kerj a yang t idak di-dasari dengan persyarat an yang t elah dit ent u-kan t ersebut , t erut ama t erkait dengan syarat perj anj ian kerj a, j am kerj a, izin orang t ua at au wali. Pelanggaran ini semat a-mat a disebabkan oleh adanya anggapan yang kurang pent ing t er-hadap persyarat an kerj a sebagaimana dimaksud dalam ket ent uan Pasal 69 ayat (2) UU Ket ena-gakerj aan, baik dari pengusaha maupun anak yang bekerj a. Kondisi ini mengakibat kan Bangsa Indonesia berada dalam ” keadaan t ak berpeng-harapan” , karena pelanggaran hukum senant ia-sa dilakukan t erus menerus at au menj adi ke-biasaan dan dianggap sebagai hal yang biasa dan pant as. Keadaan ini dapat dikat akan buda-ya at au kult ur buda-yang berada dalam kondisi buda-yang menyedihkan.12

12 Kasim Sembir ing, “ Pengar uh Kebudayaan Dal am

(13)

Faktor Peransert a Masyarakat

Permasalahan pekerj a anak, secara f ak-t ual, memang ak-t idak mudah diak-t anggulangi, ka-rena selalu dihadapkan pada perbedaan pan-dangan berkait an dengan masalah pekerj a anak. Perbedaan pandangan demikian didasari oleh perbedaan lat ar belakang pendidikan, ke-pent ingan, nilai-nilai sosial kepribadian, dan persepsi masing-masing anggot a masyarakat , t erut ama t erhadap keberadaan pekerj a anak t ersebut . Berkait an dengan peran masyarakat dalam rangka perlindungan hukum t erhadap pe-kerj a anak ini, dapat dikemukakan argument asi bahwa keberhasilan usaha perlindungan pekerj a anak sedikit banyak bergant ung dan dipengaru-hi kesediaan dan kemampuan seseorang unt uk memperj uangkan kepent ingan diri sendiri dan kepent ingan orang lain. Hal ini berkait an de-ngan sikap dan t indakan seseorang yang berhu-bungan erat dengan kerelaan seseorang unt uk mengut amakan kepent ingan orang lain, dalam hal ini pekerj a anak di at as kepent ingan priba-di. Berdasarkan keyakinan, bahwa apabila pada akhirnya pelayanan kepent ingan pekerj a anak t erpenuhi, maka kepent ingan nasional j uga akan t erpenuhi, yang pada akhirnya j uga ber-dampak pada pemenuhan kepent ingan pribadi. kayakinan t ersebut , apabila t idak dipahami oleh seluruh anggot a masyarakat , maka dikha-wat irkan banyak anggot a masyarakat t idak akan merasa berkewaj iban unt uk ikut sert a dalam mengembangkan kemampuan anak unt uk me-lindungi dirinya sendiri secara waj ar dan legal, sert a memperhat ikan kepent ingan orang lain, orang t ua dan bangsanya.

Faktor Kerj asama dan Koordinasi

Perlindungan pekerj a anak merupakan f enomena hasil int eraksi ant ara anggot a ma-syarakat di sat u pihak dengan pengusaha di pi-hak lain, sert a dengan unsur-unsur lain yang t erlibat dalam hubungan ket enagakerj aan. Un-sur-unsur t ersebut saling berhubungan at au me-lakukan int errelasi dan int erkoneksi dan beker-j a sama secara simbiosis mut ualisme, saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Kegiat an per-lindungan pekerj a anak akan t erhambat dan akibat nya ket ert iban, keamanan dan

pemba-ngunan nasional akan t erganggu t anpa adanya kerj asama dan koordinasi yang baik ant ara pi-hak yang t erkait . Perlu diket ahui, bahwa ham-bat an yang disebabkan karena t idak adanya kerj asama yang memuaskan ant ara inst ansi, badan, organisasi pemerint ah maupun swast a pada masa lampau yang berkelanj ut an, maka permasalahan t ersebut t erus berlangsung sam-pai dengan saat ini dan keburukan ini mungkin akan berlangsung t erus, apabila t idak dit angani secepat mungkin.

Penut up Simpulan

(14)

Saran

Berdasarkan analisis t ersebut , seharus-nya segera dibent uk perat uran pemerint ah yang mengat ur pekerj a anak dan perlindungan hu-kumnya, sebagai pelaksanaan dari UU Ket ena-gakerj aan, t erut ama dalam rangka memberi-kan kepast ian hukum bagi hak-hak pekerj a anak. Pemerint ah dan pihak-pihak t erkait j uga harus mendorong bagi peningkat an pengawas-an dpengawas-an penegakpengawas-an perat urpengawas-an perundpengawas-angpengawas-an t en-t ang keen-t enagakerj aan, khususnya en-t erkaien-t de-ngan pekerj a anak, sehingga resiko-resiko yang menimpa pekerj a anak dapat dicegah dan di-t anggulangi.

Daft ar Pust aka

Adriyani, Febrine. 2008. Ti nj auan Tent ang Pe-ker j a Anak Di Ter mi nal Ampl as (St udi Kasus Anak Yang Beker j a Sebagai Penya-pu Angkut an Umum di Ter mi nal Ter padu Ampl as). Medan: USU;

Elf riant o; “ Hak At as Pendidikan Dan Perlin-dungan Hukum Pekerj a Anak”. Jur nal Madani . Vol. 8 No. 2. Juni 2007. Medan: UMSU;

Endrawat i, Net t y. “ Fakt or Penyebab Anak Be-kerj a dan Upaya Pencegahannya”. Jur -nal Il mi ah Hukum-Ref eksi Hukum. April 2011. Salat iga: FH UKSW;

Hadj on, Philipus M. 1987. Per l i ndungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesi a. Cet akan Pert a-ma. Surabaya: Bina Ilmu;

Hanandini, Dwiyant i. “ Tindak Kekerasan di Lingkungan Pekerj a Anak Sekt or Inf or-mal Kot a Padang” . Jur nal Sosiol ogi SIGAI.

Vol. 6 No. 9. Februari 2005, Padang: Uni-versit as Andalas;

Nandi. ” Pekerj a Anak Dan Permasalahannya” . Jur nal GEA Jur usan Pendi di kan Geogr a-f i. Vol. 6 No. 2. Okt ober 2006, Bandung: Universit as Pendidikan Indonesia;

Sembiring, Kasim. “ Pengaruh Kebudayaan

da-lam Penegakan Hukum” . Hukum dan

Masyar akat -Jur nal Il mi ah Hukum. Vol. 33 No. 1, 2008. Jember: FH UNEJ;

Sept iart i, S Wisni. “ Fenomena Pekerj a Anak Usia Sekolah” . Jur nal Penel i t i an Huma-ni or a. Vol. 7 No. 1. April 2002. Surakar-t a: UMS;

Susant i, Erna. “ Kebij aksanaan Pembinaan Hu-bungan Indust rial dalam Melindungi Pe-kerj a unt uk Menuj u Tercipt anya Kepas-t ian Hukum MenuruKepas-t UU No. 13 Tahun 2003 Tent ang Ket enagakerj aan” . Jur nal Ri sal ah Hukum. Vol. 4 No. 2, Desember 2008. Samarinda: FH UNMUL;

Tarliman, Daniel Dj oko. “ Keadilan sebagai Lan-dasan Filosof i Perat uran Perundang-undangan dan Put usan Hakim” . Jur nal Yust i ka, Medi a Hukum dan Keadi l an. Vol. 6 No. 2, 2003. Surabaya: FH Ubaya;

Wirat raman, R. Herlambang Perdana. “ Hak-Hak Konst it usional Warga Negara Set e-lah Amandemen UUD 1945: Konsep, Pengat u-ran dan Dinamika Implement asi” . Jur nal Hukum Pant a Rei. Vol. 1 No. 1. Desember 2007. Jakart a: Konsorsium Ref ormasi Hukum Nasional;

Gambar

Tabel 4 : Jenis Pekerj aan Pekerj a Anak
Tabel 5 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan Peng-

Referensi

Dokumen terkait

Emergency dental treatment can be claimed up to £1,000 per year but cover for accidental dental injury is limited to £250 per treatment.. £6 per month gets you basic dental

Keefektifan Bioinsektisida Beauveria bassiana Terhadap Hama Wereng Batang Coklat ( Nilaparvata lugens ), Walang Sangit ( Leptocorisa oratorius ), Penghisap Polong

Model yang paling baik dalam terbentuknya mitigasi banjir adalah partisipasi masyarakat, koordinasi kelembagaan dan penggunaan lahan (PK-CUE) dengan sangat

Figure 1 show percentage of students who possess sufficient self-confidence (score of 6 and above) to success as an entrepreneur, financing aspect, managerial skill aspect,

[r]

Banyaknya kasus sepsis neonatorum yang terjadi di Sumatera Utara,. khususnya di Rumah Sakit Umum

Jika diagram batang di bawah ini memperhatikan frekuensi kumulatif hasil tes matematika siswa kelas XII, maka persentase siswa yang memperoleh nilai 8 adalah ….. Jika

[r]