• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aldo Naza Putra 1 Universitas Islam 45 Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aldo Naza Putra 1 Universitas Islam 45 Bekasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA ATLET SEPAKBOLA KLUB PSTS TABING PADANG

Aldo Naza Putra1 Universitas Islam “45” Bekasi

aldoaquino87@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya hubungan rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola. Penelitian ini dilaksanakan terhadap atlet sepakbola Klub PSTS Tabing Padang dengan menggunakan metode korelasional, yang dalam pengambilan sampelnya berjumlah 20 orang menggunakan metode sampling jenuh (sensus). Pengumpulan data dilakukan dengan tes keterampilan menggiring bola, kuesioner rasa percaya diri, flexiometer untuk tes kelentukan togok dan tes koordinasi mata-kaki. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara percaya diri dengan keterampilan menggiring bola dengan rx1y= 0.736 dengan kontribusi sebesar 54.17%, (2) terdapat hubungan yang signiifikan antara kelentukan togok dengan keterampilan menggiring bola dengan rx2y= 0.88 dengan kontribusi sebesar 77.44%, (3) terdapat hubungan yang sangat signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola dengan rx3y= 0.767 dengan kontribusi sebesar 58.83%, dan (4) terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola dengan rx123y= 0.89 dengan kontribusi sebesar 79.21%.

Kata Kunci: Percaya diri, kelentukan togok, koordinasi mata-kaki, dan menggiring bola

Sepakbola merupakan salah satu olahraga di dunia yang telah populer dan disukai banyak masyarakat. Permainan ini sudah berkembang menjadi olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan, mulai lingkungan pedesaan sampai perkotaan. Dengan berbagai latar belakang serta tujuan yang berbeda serta makin menjamurnya Klub-klub sepakbola maupun sekolah sepakbola (SSB), ini membuktikan bahwa sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer di masyarakat kita, sehingga tidak jarang kita dengar bahwa sepakbola merupakan olahraga rakyat.

Oleh sebab itu banyak muncul Klub-klub mulai dari tingkat anak-anak yang dikenal dengan Sekolah Sepakbola (SSB), sampai ke tingkat orang dewasa yang nantinya akan melahirkan bibit-bibit pemain bola yang handal dan berpotensi serta

1

(2)

2

berkualitas seperti yang diharapkan oleh pencinta sepakbola. Perkembangan sepakbola juga didukung sepenuhnya oleh masyarakat dan pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya turnamen-turnamen yang diadakan oleh berbagai daerah atau kompetisi resmi yang diadakan oleh Pengprov PSSI Sumatera Barat atau Pengkab PSSI.

Kota Padang memiliki Klub yang banyak salah satu diantaranya adalah Klub sepakbola PSTS Tabing Padang, yang merupakan salah satu kiblat persepakbolaan Kota Padang dan bahkan Sumatera Barat, karena Klub PSTS Tabing Padang selama ini sering mewakili Padang pada pertandingan-pertandingan tingkat daerah Kabupaten/Kota, seperti Harun Zain Cup, Porprov dan banyak kegiatan sepakbola lainnya yang diwakili oleh PSTS Tabing Padang. Disamping itu PSTS Tabing Padang juga sudah banyak memproduksi pemain-pemain handal untuk Kota Padang dan Sumbar.Hal ini tidak lepas dari pembinaan pemain sejak dini yang dilakukan oleh Klub Persatuan Sepakbola Tabing dan Sekitarnya (PSTS).

Persatuan sepakbola Tabing dan Sekitarnya (PSTS) merupakan salah satu Klub yang sudah melakukan proses latihan dengan baik, dimana mereka mempunyai jadwal latihan yang rutin yaitu melakukan latihan tiga kali dalam seminggu, yaitu; Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 15.30 WIB dan dibina oleh staf pelatih yang berstatus A Lisence, B Lisence, C Lisence dan D Lisence serta memiliki lapangan yang cukup bagus dipinggir jalan raya Padang Bukit tinggi dan disamping SMP Negeri 13 Padang. Dalam upaya membina prestasi sepakbola, belum cukup dengan pelatih yang berlisence A ataupun B dengan lapangan yang bagus, akan tetapi juga harus didukung oleh kondisi Fisik, teknik, taktik dan mental yang baik bagi para pemain tersebut

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pelatih Klub sepakbola PSTS Tabing Padang, CoachJapri Sastra pada tanggal 15 September 2012, dikatakan bahwa pemain sepakbola KlubPSTS Tabing Padang masih banyak kelemahan-kelemahannya terutama dari segi teknik menyerang sering mengalami kegagalan, hal ini terbukti ketika bertanding uji coba dengan Pratama Semen Padang, penyusunan serangan dari lini kelini sudah bagus, operan-operan sudah baik, tapisering di temukan saat pemain berusaha untuk melewati pemain lawan dengan menggiring bola sering mengalami kegagalan, bola jauh dari penguasaan sehingga dengan mudahnya direbut oleh pemain lawan, padahal menggiring bola satu hal yang penting dalam mengatur tempo permainan dan untuk mencari peluang dalam upaya menciptakan goal. Hal ini apabila

(3)

3

dibiarkan maka prestasi pemain sepakbola Klub PSTS Tabing Padang sulit untuk tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk memudahkan dalam menggiring bola yang baik dan efisien banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya teknik, mental dan kondisi fisik. Teknik sangat berperan dalam menggiring bola, teknik yang benar didukung kondisi fisik yang baik akan mendapatkan hasil yang optimal dalam menggiring bola. Komponen-komponen kondisi fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan seseorang itu seperti: kekuatan, kelentukan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan koordinasi mata-kaki.

Kelentukan dapat membantu atlet untuk mengembangkan gerakan-gerakan yang diinginkannya dan mencegah terjadinya cedera. Menurut Arsil (2008: 155) kelentukan adalah kemampuan menggerakkan persendian dan otot pada keseluruhan ruang geraknya. Sedangkan Jonath/Krempel dalam Syafruddin (2011: 159) mengatakan “Kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas”. Untuk meningkatkan kelentukan tubuh dapat dilakukan dalam bentuk latihan yang sudah terprogram dan berkesinambungan seperti latihan peregangan dinamis dengan latihan membungkukkan badan sambil memutar bahu dan latihan peregangan statis dengan cara penguluran otot dalam sendi sejauh mungkin seperti duduk dengan meraih ujung jari kaki. Untuk itu pelatih harus menyusun program yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diingin dicapai. Apabila program yang dibuat benar, maka kelentukan seorang atlet akan bagus. Dan ini akan berimbas pada peningkatan prestasinya. Untuk menggiring bola, kelentukan yang perlu dilatih adalah kelentukan persendian tubuh, kelentukan togok, otot tungkai dan pergelangan kaki.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa kelentukan adalah kemampuan individu dalam melakukan gerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh dengan pergerakan tulang sendi yang luas dan merupakan batas rentang gerak maksimal yang mungkin dilakukan pada sebuah sendi atau rangkaian sendi. Artinya, dalam permainan sepakbola, seseorang tidak akan bisa menggiring bola dengan baik tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan, terutama kelentukan otot togok, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan pergerakan saat pelaksanaan menggiring bola. Seseorang yang memiliki kelentukan yang baik maka ia akan dapat menggiring bola dengan baik dan

(4)

4

efisien tanpa kehilangan keseimbangan. Dan sebaliknya, seseorang yang kurang memiliki kelentukan biasanya gerakannya kaku, kasar dan lambang.

Selanjutnya, kondisi fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan menggiring bola adalah koordinasi. Bob Davis, et al (1997: 118) menyatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk menampilkan gerak yang halus dan tepat, seringkali melibatkan penggunaan perasaan dan dihubungkan dengan serangkaian kontraksi otot yang mempengaruhi gabungan anggota tubuh dan posisi tubuh. Sedangkan Harrow(1972: 66) menyatakan bahwa koordinasi termasuk aktifitas yang terdiri dari dua atau lebih kemampuan dan pola gerak.

Berdasarkan keterangan di atas, jelas bahwa Koordinasi mata-kaki adalah kemampuan seseorang dalam melakukan ketepatan dan kesempurnaan gerakan otot dari satu pola gerak ke pola gerak berikutnya dengan efisien.Koordinasi merupakan salah satu elemen kondisi fisik. Kondisi yang dimaksud disini adalah koordinasi yang berkaitan dengan gerak. Dengan kata lain bahwa seseorang yang memiliki tingkat koordinasi yang baik maka orang tersebut akan dapat dengan mudah untuk bergerak dan mampu merangkaikan atau memadukan gerakannya dengan irama yang baik. Tingkat koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus tepat dan efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Atlet dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lainnya sehingga gerakannya menjadi efisien.

Kemudian, dengan komponen koordinasi mata-kaki, seorang pemain sepakbola akan dapat melakukan menggiring bola dengan baik dan cepat, karena pemain tersebut akan dapat menggabungkan beberapa elemen gerak menggiring bola menjadi satu pola gerak menggiring bola yang halus, efisien dan harmonis. Koordinasi mata-kaki akan memungkinkan pemain sepakbola untuk membuat kecepatan reaksi, tendangan bebas, melakukan gerakan tipu dan menggiring bola dan koordinasi mata-kaki juga akan mendukung seseorang melakukan gerakan yang cepat dan akan sigap lagi dalam melakukan gerakan-gerakan yang sukar dibaca oleh pemain lawan, terutama ketika menggiring bola.

(5)

5

Untuk mengembangkan koordinasi mata-kaki itu sendiri dalam permainan sepakbola dilakukan pula dengan menggunakan bola, sehingga latihan yang dilakukan dengan menggunakan bola tersebut tidak hanya memperoleh manfaat peningkatan keterampilan teknik namun ikut serta juga meningkatkan koordinasi mata-kaki seorang pemain sepakbola. Dalam pelaksanaan menggiring bola, koordinasi seluruh tubuh harus terlaksana dengan baik, terutama koordinasi antara mata dan kaki. Dimana mata akan melihat arah, sedangkan kaki akan menyentuh bola atau menentukan langkah, sehingga kemampuan menggiring bola bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Sumbangan koordinasi terhadap penguasaan keterampilan sangat tergantung pada integeritas ketepatan pada penglihatan dan pergerakan yang dapat mengkoordinasikan seluruh rangkaian gerakan menggiring bola melalui gerakan yang cepat dan efisien akan meningkatkan kualitas menggiring bola pada permainan sepakbola.

Selain teknik dan kondisi fisik aspek psikologis yang juga sering mempengaruhi pemain sepakbola adalah faktor percaya diri. Tanpa memiliki penuh percaya diri, atlet tidak akan dapat mencapai prestasi, karena ada saling hubungan antara motif berprestasi dan percaya diri. Dalam upaya pencapaian prestasi tinggi, keadaan fisik maupun mental atlet harus dalam kondisi puncak. Sesuai dengan pendapat Sudibyo Setyobroto (2002: 43) yang menegaskan bahwa prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan mobilitas total seluruh energi dalam hal ini peranan kesiapan mental akan ikut menentukan. Kesiapan bertanding juga menuntut terpenuhi kesiapan akan perasaan dan kemauannya, yaitu; (1) akal dan pikirannya siap dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan, teknik-teknik, taktik dan strategi dalam menghadapi pertandingan; keadaan akal dan pikirannya cukup baik sehingga reaksinya cepat, teliti, cermat, serta dapat memusatkan perhatian dengan baik dan koordinasi geraknya juga baik, (2) perasaan siap berarti siap menghadapi rangsangan-rangsangan emosional atau beban mental dalam pertandingan; dalam menghadapi hal-hal yang mengganggu perasaannya, seperti cemoohan, ancaman, atlet tetap dapat menguasai dengan baik dan (3) kemauan atau tekadnya siap, berarti kemauannya sudah bulat atau tekadnya menghadapi pertandingan sudah kuat, hal ini akan tampak pada kegiatan berlatih, semangat bertanding, kesanggupan mempertahankan tempo permainan.

Percaya diri atau self-confidence merupakan modal utama seorang atlet untuk dapat maju, karena pencapaian prestasi yang tinggi dan pemecahan rekor atlet itu

(6)

6

sendiri harus dimulai dengan percaya bahwa atlet dapat dan sanggup melampaui prestasi yang pernah dicapainya.Tanpa memiliki penuh rasa percaya diri, atlet tidak akan dapat mencapai prestasi, karena ada saling hubungan antara motif berprestasi dan percaya diri.Percaya diri biasanya erat dengan hubungan emotional security. Makin mantap kepercayaan pada diri sendiri, makin mantap pula emotional security-nya. Percaya diri akan menimbulkan rasa aman dan hal ini sampai pada sikap dan tingkah laku atlet, yang tampak tenang, tidak bimbang atau ragu-ragu, tidak mudah gugup dan tegas. Apabila percaya diri seorang atlet bagus maka atlet tersebut dalam menggiring bola akan lebih baik dan efisien. Sebaliknya, apabila seorang atlet kurang memiliki rasa percaya diri, maka atlet dalam pelaksanaan menggiring bola tidak akanmaksimal, bola akan susah di kontrol, bola tidak dalam penguasaan, bahkan mudah direbut oleh lawan. Percaya diri yang tinggi akan meningkatkan kualitas permainan, terutama saat menggiring bola.

Menggiring bola merupakan salah satu teknik yang terpenting dalam permainan sepakbola mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain. Sucipto, dkk (2000: 28) menyatakan bahwa menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Terdapat tiga unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam menggiring bola, yaitu; kecepatan, kelentukan dan kelincahan. Kecepatan hubungannya dengan cepat atau tidaknya seorang pemain membawa bola kearah depan, sedangkan kelentukan hubungannya dengan bagaimana keluwesan seorang pemain dalam mengolah bola untuk melalui rintangan, serta kelincahan hubungannya dengan kecepatan mengubah arah untuk menghindari rintangan. Artinya, untuk menunjang keberhasilan dalam menggiring bola yang baik, terdiri dari beberapa komponen, komponen-komponen tersebut mencakup perubahan kecepatan dan arah yang mendadak, gerakan tipuan, tubuh, kaki serta kontrol bola yang rapat. Jadi keterampilan menggiring bola adalah keterampilan dalam memindah-mindahkan bola dari satu tempat ketempat yang lain dengan cara menyentuh bola dengan sisi kaki bagian dalam, luar serta depan secara berulang-ulang di atas.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya hubungan rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola.

(7)

7 METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasional yaitu menghubungkan satu variabel dengan variabel lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel tersebut. Variabel yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel-variabel bebas yaitu: percaya diri (X1) kelentukan togok (X2) dan koordinasi mata-kaki sebagai variabel (X3) dengan keterampilan menggiring bola pada atlet sepakbola klub PSTS Tabing Padang sebagai (Y).

Populasi penelitian adalah atlet sepakbola klub PSTS Tabing Padang yang berjumlah 20 orang. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh (sensus), yang berjumlah 20 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: data angket untuk tes percaya diri, data tes kelentukan togok, data tes koordinasi mata-kaki, dan data tes menggiring bola.

Adapun instrumen tes kelentukan togok menggunakan tes flexiometer (Widiastuti, 2011: 153), tes koordinasi mata-kaki menggunakan tes koordinasi Mata-Kaki (Winarno, 2006: 87), tes menggiring bola menggunakan tes teknik dan waktu Menggiring Bola (Widiastuti, 2011: 153), dan tes percaya diri menggunakan angket dengan kisi-kisi angket sebagai berikut.

Tabel 1.

Kisi-kisi angket percaya diri

No Indikator Sub Indikator Nomor Butir Jumlah

Butir 1 Memiliki

Konsep Diri

1. Keyakinan cita-cita 2. Bakat yang dimiliki

1,2,3 4,5

3 2

2 Penghargaan diri/ harga diri

1. Usaha memperoleh pengakuan 2. Reputasi 6,7 11,16 2 2 3 Melakukan kontrol diri 1. Kepekaan menguasai emosi 2. Kemampuan introspeksi diri 8,9 10,12,13,14 2 4

(8)

8 diri kegagalan 2. Rasa bersalah 3. Konflik batin 20 19,26 1 2 5 Membangun gambaran diri/ citra diri 1. Kemampuan mengimajinasikan diri di masa yang akan datang 2. Kemampuan membangun

harapan orang lain

17,18 22,27,28,32, 34 2 5 6 Prestasi tinggi

1. Potensi yang dimiliki 2. Persiapan yang

dilakukan 3. Dukungan sosial

4. Informasi tentang lawan 5. Goal setting 6. Penghargaan 30,35 21,36 23,33,37 38, 24, 25 39 29,31, 40 2 2 3 3 1 3

Analisis ini meliputi pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS 13 for Windows. Uji homogenitas dengan uji Barlet dengan menggunakan uji Anova pada program SPSS 13 for Windows. Uji hipotesis dengan teknik regresi dan korelasi. Data yang diperoleh diolah dengan teknik korelasi product moment.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji normalitas dimaksud agar distribusi sampling dari galat taksiran sampel mendekati normalitas populasi. Berikut ini ditampilkan tabel output SPSS uji normalitas dari masing-masing variabel.

Tabel 2.

Uji Normalitas dengan kolmogorov-smirnov test Variabel

Kolmogorov-Smirnov Asymp.sig. Keterangan

(9)

9 Kelentukan Togok (X2) 0.38

0.05

Normal

Koordinasi Mata-Kaki (X3) 0.06 Normal

Menggiring Bola (X4) 0.81 Normal

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel Percaya Diri (X1) diperoleh hasil sebesar 0.89, Kelentukan Togok (X2) sebesar 0.38, Koordinasi Mata-Kaki (X3) sebesar 0.06, dan Menggiring Bola (X4) sebesar 0.81, dengan Asymp.sig. 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel berdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan pengujian Homogenitas dengan uji Barlet karena varians yang di ujikan lebih dari dua.

Tabel 3.

Uji homogenitas dengan uji Barlet.

Uji barlet X2 hitung X2 tabel Keterangan

X1, X2, X3, Y 355.566 95.076 Homogen

Adapun kriteria pengujian antara lain: Ho diterima jika X2hitung < X2 tabel, Ho ditolak jika X2hitung ≥ X2 tabel. Berdasarkan tabel di atas, nilai X2hitung ≥ X2 tabel, maka Ho di tolak sehingga varians data nilai Keterampilan Menggiring Bola (Y) antara ketiga Variabel X tersebut adalah homogen.

Hubungan antara Rasa Percaya Diri (X1) dengan Keterampilan Menggiring bola (Y)

Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari thitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X1 dengan Y tersaji pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 4.

Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X1 dengan Y

Korelasi antara Koefisien Korelasi (r) thitung ttabel α 0,05 Kriteria korelasi

X1 dan Y 0.736 4.615 1,734 Sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas terlihat rhitung = 0.736 menyatakan tingkat hubungan antara rasa percaya diri dengan keterampilan menggiring bola adalah sangat tinggi, dimana nilai thitung= 4.615 > ttabel= 1.734. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara rasa percaya diri (X1) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya

(10)

10

kontribusi (sumbangan) rasa percaya diri terhadap keterampilan menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r2 x 100% = 0,7362 x 100% = 54.17%. Artinya, dengan memiliki rasa percaya diri yang baik maka keterampilan menggring bola akan meningkat.

Hubungan antara Kelentukan togok (X2) dengan Keterampilan Menggiring Bola (Y)

Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari thitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X2 dengan Y tersaji pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 5.

Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X2 dengan Y Korelasi antara

Koefisien Korelasi (r) thitung ttabel α 0,05

Kriteria korelasi

X2 dan Y 0.880 7.877 1,734 Sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas terlihat rhitung = 0.880 menyatakan tingkat hubungan antara kelentukan togok dengan keterampilan menggiring bola adalah sangat tinggi, dimana nilai thitung= 7.877 > ttabel= 1,734. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara kelentukan togok (X2) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya kontribusi (sumbangan) kelentukan togok terhadap keterampilan menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r2 x 100% = 0.8802 x 100% = 77.44%. Artinya, dengan memiliki kemampuan kelentukan togok yang baik maka keterampilan menggiring bola akan meningkat. Hal ini disebabkan karena sepakbola merupakan olahraga open skill yang menuntut setiap atlet untuk dapat bergerak dengan cepat dan lincah serta dapat melakukan eksekusi gerakan pada timing yang tepat. Sehingga dengan melakukan latihan-latihan kelentukan maka keterampilan menggring bola akan semakin baik.

Hubungan antara Koordinasi Mata-Kaki (X3) dengan Keterampilan Menggiring Bola

(Y)

Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari thitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X3 dengan Y tersaji pada tabel 5 berikut ini.

(11)

11 Tabel 6.

Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X3 dengan Y Korelasi antara

Koefisien Korelasi (r) thitung ttabel α 0,05 Kriteria korelasi

X3 dan Y 0.767 5.078 1,734 Sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas terlihat rhitung = 0.767 menyatakan tingkat hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola adalah sangat tinggi, dimana nilai thitung= 5.078 > ttabel= 1,734. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara koordinasi mata-kaki (X3) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya kontribusi (sumbangan) koordinasi mata-kaki terhadap keterampilan menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r2 x 100% = 0,7672 x 100% = 58.83%. Artinya, dengan memiliki kemampuan koordinasi mata-kaki yang baik maka keterampilan menggiring bola akan meningkat.

Hubungan antara Rasa Percaya Diri (X1), Kelentukan Togok (X2) dan Koordinasi

Mata-Kaki (X3) dengan Keterampilan Menggiring Bola (Y)

Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari Fhitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X1, X2, X3, dengan Y tersaji pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 7.

Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X1, X2, X3 dengan Y Korelasi antara

Koefisien Korelasi (r) Fhitung Ftabel α 0,05 Kriteria korelasi X1, X2, X3 dengan Y 0.890 20.439 5,12 Sangat tinggi Berdasarkan tabel 6 terlihat rhitung =0.890 menyatakan tingkat hubungan antara rasa percaya diri (X1), kelentukan togok (X2) dan koordinasi mata-kaki (X3) dengan keterampilan menggiring bola (Y) adalah sangat tinggi, dimana nilai Fhitung=20.439 >Ftabel= 5,12 pada taraf positifsi α 0,05. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara rasa percaya diri (X1), kelentukan togok (X2) dan koordinasi mata-kaki (X3) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya kontribusi (sumbangan) rasa percaya diri, kelentukan togok, dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan

(12)

12

menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r2 x 100% = 0.8902 x 100% = 79.21. Artinya, dengan memiliki kemampuan rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki yang baik maka seorang atlet akan mampu melakukan keterampilan menggiring bola dengan sempurna.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan keterampilan menggiring bola, (2) terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan togok dengan keterampilan menggiring bola, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola, dan (4) terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara rasa percaya diri, kelentukan togok, dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola.

DAFTAR PUSTAKA

Arsil. 2008. Pembinaan kondisi fisik, Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

Bob Davis, et al. 1997. Phisycal Education and the Study of Sport, London: Mosby International.

Harrow. 1972, Anita J. A Taxonomy of the Psychomotor Domain, New York: Longman Inc.

Sudibyo Setyobroto. 2002. Psikologi Olahraga, Jakarta: PT. Anem Kosong Anem. Sucipto, dkk. 2000, Sucipto, Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Syafruddin. 2011. Ilmu Kepelatihan Olahraga Teori dan Aplikasinya dalam Pembinaan

Olahraga, Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

Widiastuti. 2011. Tes dan pengukuran olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. Winarno. 2006. Perspektif pendidikan jasmani dan olahraga. Malang: UM.

Referensi

Dokumen terkait

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak..., h.. keterampilan yang sudah dikenal. Anak juga menguji pengalamannya dengan gagasan-gagasan baru. Anak menjalani tahapan perkembangan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosional dan hasil belajar seni musik antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi

Sehinggu muncul pertanyaan, berapa angka minimal passowrd dan f irewall yang dibutuhkan setiap dua orang agen saat melakukan jalur transfer informasi, disamping itu juga tidak

Alam Mayang, Masjid Raya dan Makam Marhum Pekanbaru serta tempat pariwisata lainnya yang masih aktif. Namun tempat pariwisata ini belum cukup untuk mewadahi

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan penilaian terhadap usaha perubahan yang dilakukan PT SEMEN INDONESIA DISTRIBUTOR dalam

Dengan nilai R sebesar 0,628 ini berarti bahwa terdapat pengaruh kontrol diri sebesar 68,2% terhadap pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XII,

Sebagai alat analisis untuk keandalan sistem dapat digunakan beberapa jenis metoda yang u m u m dipakai yaitu analisis pohon kegagalan (fault tree- analysis), HAZOP (Hazard

KARTU RENCANA STUDI  OUTPUT DARI PERWALIAN ONLINE Bisa diakses melalui Sistem Informasi Akademik (LAN).. Periksa Mata Kuliah yang Anda ambil