• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Rumah sakit berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat

kesehatan setinggi-tingginya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (permenkes 269/MENKES/

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI UNIT PELAYANAN

PENYAKIT DALAM DI BANGSAL CEMPAKA 1 DAN CEMPAKA 2

BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON

DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012

Nanang Sukma Kurniawan1, Tri Lestari2, Riyoko3

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1,Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2,3 Nanangsk@yahoo.com1, Fitri.Apikesmitra@yahoo.co.id2, Riyoko_mithus@yahoo.com3

ABSTRAK

Penghitungan empat parameter Grafik Barber Johnson sangat diperlukan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit dimana jumlah Tempat Tidur yang tersedia sebanyak 62, dengan jumlah pasien masuk 3145, dan pasien keluar 3142 periode triwulan I-IV tahun 2012. Angka BOR naik turun dibangsal cempaka 1 dan cempaka 2 Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur tahun 2012 berdasarkan Grafik Barber Johnsondi bangsal cempaka 1 dan cempaka 2di RSUD kabupaten Sukoharjo.

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi dengan menghitung secara langsung Sensus Harian Rawat Inap. Populasi adalah Rekapitulasi Laporan RL – 1 Tahun 2012 di RSUD kabupaten Sukoharjo dengan teknik pengambilan sampel teknik sampling jenuh dan analisisdeskriptif.

BOR dalam periode Triwulan Tahun 2012 dibangsal Cempaka 1 berkisar 65,46 % - 77,02 %. Nilai AvLOS berkisar antara 4,05 – 4,74 hari. Nilai TOI berkisar antara 1,23 – 2,37 hari. Nilai BTO bangsal paling tinggi yaitu Triwulan I 16,86 kali, dan di bangsal Cempaka 2 Nilai BOR berkisar 45,90 % - 62,44 %. Nilai AvLOS berkisar antara 3,75 – 4,70 hari. Nilai TOI berkisar antara 2,83 – 4,98 hari. Nilai BTO periode Triwulan Tahun 2012 di bangsal cempaka 2 paling tinggi yaitu Triwulan I 12,37 kali. Analisis efisiensi bahwa dibangsal Cempaka 1 Triwulan I dan IV berada didalam daerah efisiensi, untuk Triwulan II, III berada diluar daerah efisiensi, dan untuk bangsal cempaka 2 dari Triwulan I – IV berada diluar daerah efisiensi.

Disarankan sebaiknya Untuk memperbaiki itu perlu kebijakan dari pihak Rumah Sakit untuk menambah atau merelokasi tempat tidur pada Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2.

!"!#$%&'(####### )#*"!"(+"($# ,+,-!"!&.#/0!1$#2!03,0#45-&+5& Kepustakaan : 11 (1991–2010)

(2)

PER/III/2008) data rekam medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan untuk penghitungan statistik rumah sakit.

Untuk melakukan penghitungan statistik rumah sakit pelayanan rawat inap dapat dinilai melalui indikator pelayanan seperti Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur suatu rumah sakit standar efisiensi 75% - 85%.Length Of Stay (LOS) adalah jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap dirumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap hingga keluar dari rumah sakit standar efisiensi 3-12 hari. Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak terisi, yaitu waktu antara sebuah tempat tidur ditinggalkan pasien sampai dengan saat ditempati lagi oleh pasien berikutnya standar efisiensi 1-3 hari. Bed Turn Over (BTO) angka yang menujukkan tingkat penggunaan sebuah tempat tidur selama satu tahun dengan rata-rata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam tahun yang bersangkutan standar efisiensi minimal 30 kali.

Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo diperoleh bahwa pada tahun 2012 jumlah tempat tidur yang tersedia dibangsal cempaka 1 sebanyak 22 dimana bangsal cempaka 1 untuk kelas 1, 2, dan 3 dan cempaka 2 sebanyak 40 untuk kelas 3, dengan jumlah pasien masuk 3145, dan pasien keluar 3142 pada Triwulan I – Triwulan IV Tahun 2012. Angka BOR Dibangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 naik turun mulai bulan Triwulan II yaitu 65,83% dan 45,90%. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul ”Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Di Unit Pelayanan penyakit Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Berdasarkan Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. (Sugiyono, 2010)Pendekatan penelitian yang digunakan adalah retrospektif.Pendekatan retrospektif adalah penelitian yang dilakukan terhadap objek yang diukur atau dikumpulkan pada masa lampau. Populasi dari penelitian ini adalah Rekapitulasi Laporan RL 1 Triwulan I-IV Periode Tahun 2012.Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample.

1. Teknik Pengolahan Data a. Collecting b. Editing c. Klasifikasi d. Tabulasi e. Penyajian Data 2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif, penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.Peneliti melakukan penelitian dengan menganalisis dan memaparkan hasil penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya pada saat penelitian berlangsung dan selanjutnya hasil penelitian dibandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan Grafik Barber Johnson yang kemudian diambil kesimpulan dari data tersebut.

(3)

HASIL

1. Empat Parameter Grafik Barber Johnson Pada Unit Pelayanan Penyakit Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012.

a. Data Kunjungan Rawat Inap Di Bangsal Cempaka 1 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012 :

Tabel 4.1Data Kunjungan Rawat Inap di Unit Pelayanan Penyakit Dalam Di

Bangsal Cempaka 1 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo 2012

TW !" #$ "% !& '' H M TW I 1542 1828 353 13 91 22 TW II 1318 1650 316 9 91 22 TW III 1325 1469 286 14 92 22 '())*+)))))))))))))))1524 1787 314 7 92 22 Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat

Inap

Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa untuk triwulan I di Bangsal Cempaka 1 tahun 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo merupakan jumlah hari perawatan yang tertinggi sebanyak 1.542 hari, untuk jumlah lama dirawat tertinggi triwulan I sebanyak 1828 hari, jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi untuk triwulan I sebanyak 366 pasien dan jumlah tempat tidur tersedia di unit pelayanan penyakit dalam 22.

b. Data Kunjungan Rawat Inap Di Bangsal Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012:

Tabel 2 Data Kunjungan Rawat Inap di Unit Pelayanan Penyakit DalamDi

Bangsal Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo 2012

TW !" #$ "% !& '' H M TWI 2210 2714 481 14 91 40 TW II 1671 2077 423 22 91 40 TW III 1701 2075 367 30 92 40 '()*+ 2298 2764 455 33 92 40 Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat

Inap

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk triwulan IV di Bangsal Cempaka 2 tahun 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo merupakan jumlah hari perawatan yang tertinggi sebanyak 2.298 hari, untuk jumlah lama dirawat tertinggi triwulan IV sebanyak 2764 hari, jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi untuk triwulan I sebanyak 495 pasien dan jumlah tempat tidur tersedia di unit pelayanan penyakit dalam 40. 2. Hasil penghitungan empat parameter Grafik Barber

Johnson

Berdasarkan tabel 1 penghitungan empat parameter grafik barber johnson di Bangsal Cempaka 1 sebagai berikut: Triwulan I kali 86 , 6 1 22 371 BTO hari 1,23 = 371 1542 -91 22 = TOI hari 4,15 = 371 1542 = AvLOS 77,02% = 100% 2002 1542 = 100% 91 22 1542 = BOR ! ! ! ! Triwulan II 65,83% = 100% 2002 1318 = 100% 91 22 1318 = BOR ! ! !

(4)

kali ,77 4 1 22 325 BTO hari 2,10 = 325 1318 -91 22 = TOI hari 4,05 = 325 1318 = AvLOS ! Triwulan III kali ,63 3 1 22 300 BTO hari 2,37 = 300 1325 -92 22 = TOI hari 4,41 = 300 1325 = AvLOS 65,46% = 100% 2024 1318 = 100% 92 22 1325 = BOR ! ! ! ! Triwulan IV kali 59 , 14 22 321 BTO hari 1,55 = 321 1524 -92 22 = TOI hari 4,74 = 321 1524 = AvLOS 75,29% = 100% 2024 1524 = 100% 92 22 1524 = BOR ! ! ! !

3. Hasil penghitungan empat parameter grafik barber johnson, Berdasarkan tabel 2 penghitungan empat parameter grafik barber johnson di Bangsal Cempaka 2 sebagai berikut:

Triwulan I 495 hari 2,88 = 495 2210 -91 0 4 = TOI hari 4,46 = 495 2210 = AvLOS 60,71% = 100% 3640 2210 = 100% 91 0 4 2210 = BOR ! ! ! ! kali 37 , 12 40 495 BTO Triwulan II kali 12 , 11 40 445 BTO hari 3,75 = 445 1671 -91 0 4 = TOI hari 3,75 = 445 1671 = AvLOS 45,90% = 100% 3640 1671 = 100% 91 0 4 1671 = BOR ! ! ! ! Triwulan III kali 92 , 9 40 397 BTO hari 4,98 = 397 1701 -92 0 4 = TOI hari 4,28 = 397 1701 = AvLOS 46,22% = 100% 3680 1701 = 100% 92 0 4 1701 = BOR ! ! ! ! Triwulan IV kali 2 , 12 40 488 BTO hari 2,83 = 488 2298 -92 0 4 = TOI hari 4,70 = 488 2298 = LOS 62,44% = 100% 3680 2298 = 100% 92 0 4 2298 = BOR ! ! ! !

Rumus yang digunakan dalam proses penghitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO adalah rumus dari Depkes RI. Dari hasil penghitungan tersebut di atas, diperoleh hasil penghitungan empat parameter sebagai berikut:

(5)

Tabel 3 Hasil penghitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO Unit PelayananPenyakit Dalam Di Bangsal

Cempaka 1 dan Cempaka 2di RSUD SukoharjoTahun 2012 Bangsal Cempaka I dan II Bangsal Cempaka 1 dan 2 BOR (%) #,-(hari) TOI (hari) BTO (kali) TW I 77,02 4,15 1,23 16,86 TW II 65,83 4,05 2,10 14,77 TW III 65,46 4,41 2,37 13,63 '()*+ 75,29 4,74 1,55 14,59 TW I 60,71 4,46 2,88 12,37 TW II 45,90 3,75 4,42 11,12 TW III 46,22 4,28 4,98 9,92 '()*+ 62,44 4,70 2,83 12,2 Sumber: Hasil penghitungan Table 4 Koordinat Titik Bantu Empat Parameter Grafik Barber Johnson di unit pelayanan penyakit dalam Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo tahun 2012

Titik Koordinat

BOR #,-) TOI BTO

(7,70;2,3) 0;4,15 (1,23;0) (0;5,39);(5,39;0) (6,58;3,42) 0;4,05 (2,10;0) (0;6,16);(6,16;0) (6,54;3,46) 0;4,41 (2,37;0) (0;6,74);(6,74;0) (7,52;2,48) 0;4,74 (1,55;0) (0;6,30);(6,30;0) (6,07;3,93) 0;4,46 (2,88;0) (0;7,35);(7,35;0) (4,59;5,41) 0;3,75 (4,42;0) (0;8,18);(8,18;0) (4,62;5,38) 0;4,28 (4,98;0) (0;9,27);(9,27;0) (6,24;3,76) 0;4,70 (2,83;0) (0;7,54);(7,54;0) Sumber: Hasil penghitungan Berdasarkan penghitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO maka dapat diperoleh hasil koordinat titik bantu empat parameter grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal

Cempaka 1 dan Cempaka di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo yang terdapat pada tabel 4 pada Bangsal Cempaka 1 BOR tertinggi Triwulan I 77,02 untuk koordinat titik bantu berada antara (7,70;2,3), AvLOS 4,15 koordinat titik bantu (0;4,15), TOI 1,23 koordinat titik bantu (1,23;0), dan BTO 16,86 untuk koordinat titik bantu (0;5,39);(5,39;0) dan untuk Bangsal Cempaka 2 BOR tertinggi Triwulan IV BOR 62,44 untuk koordinat titik bantu berada antara (6,24;3,76), AvLOS 4,70 koordinat titik bantu (0;4,70), TOI 2,83 koordinat titik bantu (2,83;0), dan BTO 12,2 untuk koordinat titik bantu (0;7,54);(7,54;0). 4. Analisis Grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan

Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012

Tabel 5 Titik Pertemuan Empat Parameter /0!1$#2!03,0#45-&+5&#6(#7&("#8,9!:!&!&#8,&:!$("#

Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012

Periode Bangsal Analisis

Triwulan I Cempaka I $.)/0102)/03&04)356.376. Cempaka II $.)#80&)/03&04)356.376. Triwulan II Cempaka I $.)#80&)/03&04)356.376. Cempaka II $.)#80&)/03&04)356.376. Triwulan III Cempaka I $.)#80&)/03&04)356.376. Cempaka II $.)#80&)/03&04)356.376. '&.98107)*+ Cempaka I $.)/0102)/03&04)356.376.

Cempaka II $.)#80&)/03&04)356.376. !"#$%&'&()"#)%&(%)*+&,)%#$%&-./01.0 Berdasarkan tabel 5 efisiensi pelayanan rawat inap berdsarkan Grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012 tersebut, dari keempat Triwulan di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2

(6)

yang memiliki titik pertemuan berada di dalam daerah efisiensi adalah di Bangsal Cempaka 1 pada Triwulan I, Triwulan IV dan yang berada diluar daerah efisiensi di Bangsal Cempaka 1 adalah Triwulan II, III untuk ke empat Triwulan di Bangsal Cempaka 2 berada di luar daerah efisiensi

PEMBAHASAN

1. Sumber data sensus harian rawat inap di Rumah sakit Umum Daerah Sukoharjo berasal dari sensus harian dari bangsal cempaka 1 dan cempaka 2 kemudian di olah di unit rekam medis, Angka kunjungan pasien di unit pelayanan penyakit dalam di bangsal cempaka 1 dan Cempaka 2 tahun 2012 dengan biaya Umum Sebesar 1180 pasien, Askes PNS sebesar 223 pasien, kartu sehat 1341 pasien dan jamkesda 386 dan untuk unit pelayanan penyakit dalam di bangsal cempaka 1 dan cempaka 2 memiliki 62 tempat tidur yang terdapat dibangsal Cempaka 1 ada 22, Cempaka 2 ada 40 untuk kelas perawatan Bangsal Cempaka 1 untuk kelas 1, 2, dan 3 dan untuk bangsal cempaka 2 khusus untuk perawatan kelas 3.

2. Pada gambar 1 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan I diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 77,02 %, Angka AvLOS 4,15 hari, untuk nilai TOI 1,23 hari dan nilai BTO 16,86 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 1 titik koordinat (1,23;4,15) menunjukkan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak didalam daerah efisiensi karena nilai BOR memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75 - 85 %, nilai BOR yang memenuhi standar ideal berpengaruh pada TOI, karena semakin besar nilai BOR maka nilai TOI akan rendah, tetapi nilai BOR yang memenuhi standar ideal, nilai TOI pun memenuhi standar ideal 1 - 3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3 - 12 hari,

garis BTO sudah memasuki daerah efisiensi, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 60,71 %, Angka AvLOS 4,46 hari, untuk nilai TOI 2,88 hari dan nilai BTO 12,37 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 1 titik koordinat (2,88;4,46) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75 - 85 %. Karena semakin rendah nilai BOR semakin tinggi nilai TOI, standar ideal nilai TOI 1 - 3 hari, dan untuk nilai AvLOS telah telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3 - 12 hari, untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun.

Pada gambar 2 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan II diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 65,83 %, Angka AvLOS 4,05 hari, untuk nilai TOI 2,10 hari dan nilai BTO 14,77 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 4.2 titik koordinat (2,10;4,05) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75 - 85 %, untuk nilai TOI telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson 1 - 3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3 - 12 hari, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 45,90 %, Angka AvLOS 3,75 hari, untuk nilai TOI 4,42 hari dan nilai BTO 11,12 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 2 titik koordinat (4,42;3,75) menunjukan bahwa titik pertemuan

(7)

empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, untuk nilai TOI melebihi standar ideal, standar ideal menurut Barber Johnson nilai TOI 1 - 3 hari, dan untuk nilai AvLOS telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun.

Pada gambar 3 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan III diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 65,46 %, Angka AvLOS 4,41 hari, untuk nilai TOI 2,37 hari dan nilai BTO 13,63 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 3 titik koordinat (2,37;4,41) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75 - 85 %, untuk nilai TOI telah memenuhi standar ideal, menurut Barber Johnson standar ideal yakni 1 - 3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3 - 12 hari, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 46,22 %, Angka AvLOS 4,28 hari, untuk nilai TOI 4,98 hari dan nilai BTO 9,92 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 3 titik koordinat (4,98;4,28) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, nilai AvLOS telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, untuk nilai TOI melebihi standar ideal, standar ideal nilai TOI menurut Barber Johnson yakni 1-3 hari dan untuk nilai BTO standar ideal menurut

Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun

Pada gambar 4 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan IV diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 75,29 %, Angka AvLOS 4,74 hari, untuk nilai TOI 1,55 hari dan nilai BTO 14,59 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 4.4 titik koordinat (1,55;4,74) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak didalam daerah efisiensi karena nilai BOR memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75 - 85 %, nilai BOR yang memenuhi standar ideal berpengaruh pada TOI, karena semakin besar nilai BOR maka nilai TOI akan rendah, tetapi nilai BOR yang memenuhi standar ideal, nilai TOI pun memenuhi standar ideal 1 - 3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3 - 12 hari, garis BTO sudah memasuki daerah efisiensi, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 62,44 %, Angka AvLOS 4,70 hari, untuk nilai TOI 2,83 hari dan nilai BTO 12,2 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 4 titik koordinat (2,83;4,70) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75 - 85 %. TOI telah memenuhi standar ideal, standar ideal nilai TOI 1 - 3 hari, dan untuk nilai AvLOS telah telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3 - 12 hari, untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun. 3. Analisis Efisiensi pada gambar Triwulan I - IV

dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Untuk nilai

(8)

BOR secara statistik semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi pula penggunaan Tempat tidur yang ada untuk perawatan pasien. Namun semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai BOR maka semakin sedikit tempat tidur yang digunakan pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah tersedia. Dengan kata lain, penggunaan tempat tidur yang rendah menyebabkan kesulitan pada aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. (Sudra, 2010)

Nilai AvLOS secara Aspek medis, semakin panjang nilai AvLOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Aspek ekonomis, semakin panjang nilai AvLOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya yang harus dibayar oleh pasien, jadi perlu adanya keseimbangan antara sudut pandang medis dan ekonomis untuk menentukan nilai AvLOS yang ideal. (Sudra, 2010)

Untuk nilai TOI, semakin besar nilai TOI berarti semakin lama hari dimana tempat tidur kosong yakni tidak digunakan oleh pasien. Hal ini membuat tempat tidur semakin tidak produktif, kondisi ini tentu tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit. Dan semakin kecil angka TOI, berarti semakin singkat saat tempat tidur akan digunakan pasien berikutnya. Hal ini menyebabkan tempat tidur sangat produktif, sehingga bisa menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit, tapi bisa merugikan dikarenakan tempat tidur belum

disiapkan secara baik. Akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat dan beban kerja tim medis meningkat, sehingga kepuasan dan keselamatan pasien terancam. (Sudra, 2010)

Untuk nilai BTO, semakin tinggi angka BTO berarti periode penggunaan tempat tidur yang tersedia digunakan oleh banyak pasien secara bergantian. Hal ini merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak rumah sakit, karena Tempat Tidur yang tesedia aktif menghasilkan pemasukan. Namun, semakin rendah angka BTO berarti periode penggunaan Tempat Tidur yang tersedia digunakan oleh sedikit pasien secara bergantian. Hal ini merupakan kondisi yang merugikan bagi pihak rumah sakit, karena Tempat Tidur yang tesedia kurang aktif menghasilkan pemasukan. (Sudra, 2010)

4. Analisis tingkat efisiensi pelayanan rawat inap melalui grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo pada bangsal Cempaka 1 Triwulan I dan Triwulan IV berada di dalam daerah efisiensi dan Triwulan II, III di Bangsal Cempaka 1 berada luar daerah efisiensi sebab BOR terlalu rendah, dan untuk bangsal Cempaka 1 ini merupakan bangsal penyakit dalam kelas 1, 2, 3 dengan kapasitas 22 tempat tidur, bangsal ini untuk pasien penyakit dalam dengan jenis pelayanan pasien Askes, Umum, jamkesmas, jamkesda dan untuk bangsal Cempaka 2 Triwulan I - IV berada di luar daerah efisiensi disebabkan nilai BOR yang terlalu rendah yaitu berkisar antara 45,90% - 62,44%, dikarenakan pada bangsal cempaka 2 ini merupakan bangsal penyakit dalam kelas 3 dengan kapasitas 40 tempat tidur, bangsal ini untuk pasien penyakit dalam dengan jenis pelayanan pasien umum, jamkesmas, jamkesda, jampersal. Untuk memperbaiki itu perlu kebijakan dari pihak Rumah Sakit untuk menambah atau merelokasi tempat tidur pada Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2.

(9)

SIMPULAN

1. Data kunjungan rawat inap di unit pelayanan penyakit dalam di bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo tahun 2012 sebagai berikut: a. Bangsal Cempaka I Triwulan !" #$ "06.37)%3180& '' Hidup Mati Triwulan I 1542 1828 353 13 22 Triwulan II 1318 1650 316 9 22 Triwulan III 1325 1469 286 14 22 '&.98107))*+))))))))))))))) 1524 1787 314 7 22 a. Bangsal Cempaka II Triwulan !" #$ "06.37)%3180& '' Hidup Mati Triwulan I 2210 2714 481 14 40 Triwulan II 1671 2077 423 22 40 Triwulan III 1701 2075 367 30 40 '&.98107))*+))))))))))))))) 2298 2764 455 33 40

2. Empat Parameter Grafik Barber Johnson BOR, AvLOS, TOI, dan BTO di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo tahun 2012 sebagai berikut: Bangsal BOR :;#,-(hari) TOI (hari) BTO (kali) Cempaka I 77,02 4,15 1,23 16,86 65,83 4,05 2,10 14,77 65,46 4,41 2,37 13,63 75,29 4,74 1,55 14,59 Cempaka II 60,71 4,46 2,88 12,37 45,90 3,75 4,42 11,12 46,22 4,28 4,98 9,92 62,44 4,70 2,83 12,2

3. Koordinat titik bantu empat parameter Grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Uumum Daerah Sukoharjo tahun 2012:

Bangsal

Titik Koordinat

BOR :;#,- TOI BTO

Cempaka I (7,70;2,3) (0;4,15) (1,23;0) (5,39;5,39) (6,58;3,42) (0;4,05) (2,10;0) (6,16;6,16) (6,54;3,46) (0;4,41) (2,37;0) (6,74;6,74) (7,52;2,48) (0;4,74) (1,55;0) (6,30;6,30) Cempaka II (6,07;3,93) (0;4,46) (2,88;0) (7,35;7,35) (4,59;5,41) (0;3,75) (4,42;0) (8,18;8,18) (4,62;5,38) (0;4,28) (4,98;0) (9,27;9,27) (6,24;3,76) (0;4,70) (2,83;0) (7,54;7,54) DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. 1995.Pengantar Administrasi Kesehatan, cetakan I, Palembang.

Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pencatatan Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Hal. 3–4

_________2004.Undang – UndangNo.29 Tahun 2004. Tentang Rumah Sakit. Jakarta. DepKes RI. _________2006.Pedoman Penyelenggaraan Dan

Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, Revisi II. Jakarta: Depkes RI. Hal 13 – 68

¬_________2008.PerMenKes.No. 269/MenKes/Per/ III/2008.Tentang Rekam Medis, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI. hal. 2

Ery R. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal 56–58

(10)

Huffman EK. 1992. Health Information Management. Phisichian Record Company Berwin Illionis, USA

Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal 27

Sudra, 2010. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus Pasien Dan Grafik Barber Johnson Hingga Statistik Kematian dan Otopsi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2 – 57

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal 124-125

Taufiqurohman, MA. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu

Gambar

Tabel 4.1Data Kunjungan Rawat Inap  di Unit Pelayanan Penyakit Dalam Di
Tabel 3 Hasil penghitungan  BOR, AvLOS, TOI dan BTO Unit  PelayananPenyakit Dalam Di Bangsal

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui informasi dan data serta bahan lainnya yang dibutuhkan peneliti ini dilakukan dengan dua cara yakni : Data Primer yaitu data yang diperoleh dari

Membuka lahan pekerjaan yang baru sehingga masyarakat tidak hanya bertumpu pada sektor pertambangan, sehingga apabila aktivitas pertambangan mengalami kemerosotan, ekonomi

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan dan untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah sumber primer yakni al- Qur’an, kemudian sumber

Dalam hal konstruksi mesin perbedaan mesin bensin dan mesin diesel ini mesin diesel lebih cenderung simple tidak terlalu rumit seperti mesin bensin akan tetapi dari segi bobot

4ydrocharitaceae sendiri merupakan salah satu suku anggota tumbuhan berbunga yang dimana kebayakan anggotanya adalah tanaman air. amun yang berasal

2. Keuntungan operasional yang diperoleh Bank BNI Syariah dari pembiayaan murabahah kepemilikan rumah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yaitu dari.. tahun 2013

Kalender Tanam Terpadu tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di

Model dari pembangkit listrik turbin angin kecepatan tetap untuk analisis aliran daya akan diuji pada sistem tenaga listrik 5-bus seperti yang diperlihatkan pada