1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis
Menurut Pangestu (2016 dalam Ika, 2016), sektor jasa di Indonesia mampu menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui berbagai industri jasa. Sektor industri jasa berkontribusi meningkatkan PDB nasional dari 45 persen di tahun 2010 menjadi 55 persen di tahun 2012. Di Yogyakarta, sektor jasa masih memegang peranan penting terhadap perekonomian Provinsi DIY. Pada tahun 2013, sektor jasa di Yogyakarta menyumbang kontribusi sebesar 20,16 persen untuk struktur ekonomi Yogyakarta dan mengalami pertumbuhan sebesar 7,95 persen. Seperti yang dinyatakan oleh Schoell dan Gultinan (1992 dalam Anonim, 2012) bahwa sektor jasa sangat berkembang pesat dikarenakan beberapa faktor atau penyebab, antara lain :
1. Perkembangan teknologi yang sangat pesat termasuk teknologi
informasi
2. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa
3. Persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar.
4. Tingkat harapan hidup semakin meningkat
5. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin
2
6. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan.
7. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan
sumber daya
Saat ini terdapat tujuh unit marching band di Yogyakarta. Marching band merupakan sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit secara bersama-sama (Muftisani, 2012). Komposisi alat musik tiup
logam pada suatu marching band merupakan jumlah terbanyak yang
mendominasi alat musik yang dimiliki oleh marching band. Penggunaan alat musik tiup logam dengan intensitas yang cukup tinggi menyebabkan rentannya alat musik tiup logam mengalami kerusakan. Oleh karena itu, dibutuhkanlah perawatan dan perbaikan terhadap alat musik tiup logam jika terjadi kerusakan.
Tabel 1.1. Daftar Marching Band di Yogyakarta
No. Nama Marching Band Instansi/Universitas
1 Marching Band UGM Universitas Gadjah Mada
2 Marching Band Citra Derap Bahana UNY Universitas Negeri Yogyakarta
3 Drum Corps UMY Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
4 Marching Band Atmajaya Universitas Atmajaya
5 Marching Band Saraswati ISI Institut Seni Indonesia
6 Marching Band UPN Universitas Pembangunan
Negeri Veteran Yogyakarta
7 Marching Band UII Universitas Islam Indonesia
3 Masing-masing marching band di Yogyakarta memiliki jumlah alat musik tiup logam yang berbeda-beda. Jika jumlah masing-masing alat musik tiup logam tiap marching band dijumlahkan maka akan didapatkan sebanyak 345 unit alat musik tiup logam. Jumlah ini merupakan jumlah yang besar untuk suatu potensi pasar bisnis reparasi alat musik tiup logam.
Tabel 1.2. Jumlah Alat Musik Tiup Logam Marching Band di Yogyakarta
No. Nama Marching Band Jumlah Alat Musik
Tiup Logam yang Dimiliki
1 Marching Band UGM 85
2 Marching Band Citra Derap Bahana UNY 48
3 Drum Corps UMY 48
4 Marching Band Atmajaya 36
5 Marching BandSaraswati ISI 48
6 Marching BandUPN 24
7 Marching BandUII 56
Sumber : Hasil Penelusuran Penulis, 2015
Selain marching band, Institut Seni Indonesia Yogjakarta juga memiliki Fakultas Seni Pertunjukan dimana salah satu kelompok instrumennya adalah alat musik tiup logam. Para musisi dan mahasiswa alat musik tiup logam banyak yang berada di ISI Yogyakarta ini. Universitas Negeri Yogyakarta juga memiliki Fakultas Bahasa dan Seni dimana di dalamnya terdapat prodi Seni Musik.
4 Mahasiswa-mahasiswa di universitas tersebut harus memiliki alat musik sendiri sehingga mahasiswa alat musik tiup logam juga harus memiliki alat musiknya sendiri. Hal ini dapat menjadi peluang untuk memasarkan bisnis reparasi alat musik tiup logam kepada mereka.
Tabel 1.3. Daftar Harga Alat Musik Tiup Logam
No. Nama Alat Harga
1 Trumpet Rp 13.600.000 2 Mellophone Rp 28.600.000 3 French Horn Rp 52.500.000 4 Trombone Rp 10.800.000 5 Baritone Rp 40.900.000 6 Euphonium Rp 67.500.000 7 Tuba Rp 120.300.000
Sumber: Pencarian data dari Internet dan Hasil Penelusuran Penulis, 2015
Alat musik tiup logam merupakan alat musik dengan harga yang sangat mahal. Kerusakan sampai tidak bisa digunakan lagi dari alat musik ini tentunya sangat disayangkan jika dibandingkan dengan harga belinya. Menurut Ebert (2015), kerusakan minor seperti korosi pada alat musik tiup logam jika tidak segera diperbaiki maka akan merusak alat musik dalam jangka waktu panjang bahkan alat musik bisa patah.
Di Indonesia, belum banyak jasa reparasi alat musik tiup logam. Beberapa jasa reparasi alat musik tiup logam yang sudah ada di Indonesia adalah Yamaha
5 (Jakarta), Brassable (Jakarta), Fantastic Musik (Surabaya), dan Legato Internasional (Medan). Di Yogyakarta, dalam bisnis reparasi alat musik tiup terdapat dua pemain besar di Yogyakarta yaitu CV. Julang Marching dan Rumah Tiup Tina Saxophone. Namun, kedua pemain tersebut merupakan pesaing dalam arti luas. Inti bisnis CV. Julang Marcing bukan reparasi alat musik tiup logam melainkan produksi alat drum band. Rumah Tiup Tina Saxophone juga lebih berfokus pada alat musik tiup kayu. Hanya saja dikarenakan belum ada jasa reparasi yang berfokus pada alat musik tiup logam maka kedua pemain ini akhirnya melayani permintaan reparasi alat musik tiup logam sebagai tambahan pemasukan.
1.2 Lingkungan Internal Bisnis
Lingkungan internal bisnis melingkupi faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh bisnis.
Bisnis jasa reparasi alat musik tiup logam memiliki kemampuan pengecekan alat, perbaikan kerusakan pada slide dan pipa, perbaikan kerusakan pada tuts, bocor di tempat tertentu, penyok akibat terjatuh atau kondisi lainnya, inventarisasi alat, dan pembersihan alat. Kategori atau tingkat kesulitan kerusakan alat musik tiup logam akan menjadi patokan untuk biaya reparasi. Semua jenis alat musik tiup logam juga mampu untuk diperbaiki oleh bisnis ini. Bisnis jasa reparasi alat musik tiup logam juga akan lebih agresif dalam menanggapi permintaan konsumen seperti datang langsung ke unit marching band untuk
6 pengecekan dan perbaikan alat, membuka bengkel perbaikan di setiap konser atau pagelaran, dan lain-lain.
Kelemahan dari bisnis ini adalah alat-alat untuk reparasi harus impor sehingga harganya cukup mahal. Spare part juga harus mengambil dari mitra atau pemasok dikarenakan bisnis ini hanya berfokus pada jasa reparasi. Keahlian khusus juga dibutuhkan dalam bisnis ini. Bisnis ini membutuhan karyawan yang benar-benar memahami tentang alat musik tiup logam dan mengetahui segala kerusakan maupun perbaikan alat musik tiup logam.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan terdapat peluang untuk mendirikan bisnis jasa reparasi alat musik tiup logam. Peluang tersebut hadir dikarenakan terdapat jumlah alat musik tiup logam yang cukup banyak, baik yang dimiliki perorangan atau suatu instansi di Kota Yogyakarta.
Jumlah alat musik tiup logam yang cukup banyak di setiap marching band dan beberapa instansi menjadikan bisnis jasa reparasi alat musik tiup logam sangat dibutuhkan mengingat kerusakan yang bisa terjadi pada alat-alat tersebut. Produsen alat musik tiup logam juga didominasi oleh produsen luar negeri sehingga jika terjadi kerusakan tidak bisa meminta produsen tersebut untuk memperbaikinya. Di Yogyakarta juga belum terdapat bisnis reparasi alat musik
7 yang berfokus melayani reparasi alat musik tiup logam. Hal inilah yang mendasari alasan dibangunnya bisnis jasa reparasi alat musik tiup logam di Yogyakata.
Bisnis reparasi alat musik tiup logam merupakan bisnis baru di Kota Yogyakarta. Hal ini dikarenakan tidak terdapat pesaing bisnis sejenis yang dapat menjadi ancaman. Bisnis reparasi alat musik tiup logam merupakan bisnis yang sulit ditiru oleh pesaing. Hal ini dikarenakan dibutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus dalam mereparasi alat musik tiup logam. Selain itu, pengembangan dari bisnis ini sangatlah banyak untuk masa mendatang. Hal ini tentu saja dapat memenuhi kebutuhan para pemilik alat musik tiup logam untuk mereparasikan alat musik tiup logamnya.
1.4 Tujuan Studi
Tujuan dari studi ini adalah untuk menyusun rencana bisnis jasa reparasi alat musik tiup logam yang akan digunakan sebagai pedoman dan arahan dalam mendirikan serta menjalankan bisnis tersebut di Kota Yogyakarta. Strategi dari bisnis reparasi alat musik tiup logam akan dirumuskan berdasarkan analisis peluang dan ancaman dengan menggunakan analisis PESTEL, analisis Porter Five Forces, dan analisis peta empati. Rencana bisnis ini disusun sesuai dengan kondisi lingkungan dan pasar Yogyakarta sehingga bisa mencapai tujuan bisnis dan dapat mengurangi risiko bisnis.
8 1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan rencana bisnis reparasi alat musik tiup logam adalah:
1. Bagi penulis adalah menjadi pedoman dan acuan dalam mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan bisnis reparasi alat musik tiup logam di Yogyakarta.
2. Bagi praktisi adalah memberikan referensi pengetahuan tentang cara, proses, teknologi, dan alur kerja dalam bisnis reparasi alat musik tiup logam.
3. Bagi investor adalah memberikan rincian proyeksi keuangan dan kelayakan bisnis sehingga bersedia menginvestasikan dana kepada bisnis reparasi alat musik tiup logam.