• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Penggunaan Air Panas Dalam Kehidupan Sehari-hari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Penggunaan Air Panas Dalam Kehidupan Sehari-hari"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Penggunaan Air Panas Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tanpa disadari kebutuhan air panas pada kehidupan masyarakat sehari-hari semakin berkembang. Penggunaan air panas tidak hanya sekedar untuk mandi dan minum saja. Tetapi dapat digunakan untuk aktifitas yang lain seperti: 1. Mencuci pakaian;

Air panas dapat mempermudah menghilangkan noda pakaian. Dapat dilihat pada mesin cuci yang mendukung penggunaan air panas.

2. Mencuci peralatan rumah tangga;

Air panas dapat mempermudah menghilangkan minyak yang menempel pada peralatan rumah tangga.

3. Perawatan kulit;

Air panas mempermudah membersihkan kotoran atau make-up yang menempel pada pori-pori kulit.

4. Memasak;

Air panas dapat mempercepat proses memasak.

Selain aktifitas-aktifitas yang telah disebutkan diatas, penggunaan air panas sebenarnya masih dapat diterapkan pada aktifitas lainnya sesuai dengan kebutuhan dari pemakai (user). Air panas yang dimaksud disini bukan merupakan air mendidih yang mencapai suhu 100 derajat Celcius, karena kebutuhan yang

(2)

dari user sendiri yang menentukan panas air yang diperlukan atau tergantung dari ketentuan-ketentuan yang diterapkan pada alat/sarana yang disarankan seperti pada beberapa produk mesin cuci yang menyarankan untuk menggunakan air dengan tingkat suhu yang telah disarankan supaya hasil cucian akan lebih maksimal bersihnya, dan masih banyak contoh lainnya.

3.2. Gambaran Umum Alat Pemanas Air (Water Heater)

Dengan peningkatan intensitas terhadap penggunaan air panas untuk berbagai kebutuhan, maka diperlukan suatu alat yang bisa menyediakan kapasitas air panas dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga alat pemanas air (water heater) sangat diperlukan disini untuk menghasilkan air panas yang relatif cepat dan mudah dioperasikan.

3.2.1. Jenis-jenis Alat Pemanas Air (Water Heater)

Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka alat pemanas air (water heater) juga dapat ditemukan dalam berbagai jenis yang dapat dilihat dari sumber daya yang digunakan pemanas airnya sendiri, yaitu:

• Gas

Pemanas jenis ini menggunakan gas untuk menghasilkan api untuk memanaskan air yang telah ditampung dalam suatu wadah, air yang digunakan oleh user langsung diambil dari wadah dimana air dipanaskan tersebut.

(3)

• Listrik

Pemanas jenis ini memanfaatkan tenaga listrik untuk menghasilkan tenaga pemanas yang digunakan untuk memanaskan air yang telah ditampung pada suatu wadah yang telah disediakan. Jenis ini bersifat otomatis dengan menghasilkan suhu air panas yang konstan dan mempunyai batas maksimumnya. Apabila suhu air dalam wadah mulai menurun maka alat akan otomatis memanaskan kembali suhu air hingga mencapai batas panas maksimum.

• Surya / Matahari

Pemanas jenis ini tentu akan menghemat banyak biaya dari user tetapi juga mempunyai harga yang relatif mahal. Jenis ini memanfaatkan tenaga panas surya untuk menghasilkan tenaga panas yang cukup untuk menghasilkan air panas. Tetapi alat pemanas air dengan tenaga surya ini memiliki kelemahan apabila terjadi kondisi cuaca yang tidak menguntungkan seperti mendung dalam beberapa hari, sehingga alat ini juga sebaiknya dilengkapi tenaga listrik untuk membantu mengatasi kelemahan tersebut.

3.2.2. Cara kerja Alat Pemanas Air (Water Heater)

Pemakaian sistem pemanas air (water heater system) dapat diterapkan dalam dua cara tergantung dari kondisi pemakai (user), yaitu:

1. Stand-alone, yaitu dimana kondisi alat pemanas air hanya dipakai di satu tempat.

(4)

Gambar 3.1. Aplikasi water heater stand-alone

2. Distributed, yaitu kondisi dimana alat pemanas yang diperlukan hanya 1 buah untuk mendistribusikan pemakaian air di banyak tempat. Untuk cara aplikasi ini memerlukan alat pemanas air yang mempunyai kemampuan yang cepat dalam memanaskan air dalam jumlah yang banyak.

Gambar 3.2. Aplikasi water heater distributed

3.2.3. Aplikasi Alat Pemanas Air (Water Heater)

Untuk penggunaan alat pemanas air (water heater) dapat ditemukan baik pada tempat pribadi ataupun tempat umum, seperti:

1. Rumah pribadi 2. Rumah sakit 3. Apartement 4. Perhotelan

(5)

Masing-masing tempat yang disebutkan diatas dapat mengaplikasikan alat pemanas air secara stand-alone ataupun terdistributed, tergantung dari jenis water heater yang digunakan dan kebijakan user. Tetapi water heater yang digunakan kebanyakan masih bersifat closed lup system dimana user harus mengatur kembali secara manual untuk menghasilkan suhu yang sesuai dengan keinginannya.

3.3. Strategi Pengembangan Produk Baru

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen akan penggunaan air panas dan pengguna water heater, maka perusahaan harus mencari berbagai solusi untuk mempertahankan dan meningkatkan prospek bisnisnya pada konsumen pengguna water heater untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Terdapat berbagai cara untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis, tetapi faktor yang paling penting adalah perusahaan harus memiliki suatu “konsep produk yang didefinisikan dengan tepat” terlebih dahulu sebelum memasuki selanjutnya seperti tahap pemasaran dan produksi. Untuk memiliki suatu konsep produk yang tepat harus melakukan 8 langkah utama proses pengembangan produk baru. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh suatu kesimpulan dan keputusan layak tidaknya untuk mengembangkan ide tersebut, serta mendapatkan gambaran model bisnis dalam proses pengembangan produknya.

3.4. Hasil Survei Kuisioner

(6)

31%

46% 11%

12%

User Laki-laki User Perempuan Non-user Laki-laki Non-user Perempuan

dianggap layak untuk digunakan sebagai bahan analisa. Yang dianggap layak disini merupakan responden yang mempunyai ataupun mengenal alat pemanas air (tidak perlu memiliki).

Profil data responden yaitu:

Tabel 3.1. Tabel hasil survei responden

Responden User Non-user Jumlah

Laki-laki 37 13 50

Perempuan 54 14 68

Jumlah 91 27 118

Gambar 3.3. Grafik hasil kuisioner berdasarkan jenis kelamin dan penggunaan water heater.

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa dari 118 responden terdiri dari jumlah pria sebanyak 50 orang (42%), sedangkan wanita sebanyak 68 orang (58%). Jumlah pengguna water heater sebanyak 91 orang (77%), sedangkan yang non pengguna water heater sebanyak 27 orang (23%).

3.4.1 Penyajian Data Hasil Survei

Survei dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner. Kuisioner yang diajukan kepada responden terdapat 4 tipe/jenis pertanyaan, yaitu:

(7)

• Pertanyaan dengan dua jawaban pilihan (dichotomous question) yaitu dengan jawaban ya atau tidak, ada 2 pertanyaan.

• Pertanyaan dengan banyak jawaban check list, ada 1 pertanyaan.

• Pertanyaan jawaban bebas (free response / fr), ada 2 pertanyaan.

3.4.2 Deskripsi Kuisioner

Kuisioner dibagi menjadi 3 tahapan penelitian, yaitu:

• Tingkat kebutuhan atau intensitas responden terhadap penggunaan air panas, pertanyaan yang diajukan ada 2 pertanyaan multiple choice dan 1 pertanyaan check list mengenai jenis kebutuhan responden dalam menggunakan air panas. Bagian ini ditujukan untuk mengetahui pendapat responden mengenai intensitas dan jenis kebutuhan dari pemanfaatan air panas dalam kehidupannya sehari-hari. Tahap ini termasuk tahapan penggalian ide.

• Tingkat kepuasan responden terhadap kinerja alat pemanas air (water heater), pertanyaan yang diajukan ada 5 pertanyaan multiple choice untuk menganalisa kekurangan dari kinerja alat pemanas air yang dapat dikembangkan untuk membantu memenuhi kebutuhan konsumen/user. Tahap ini termasuk tahapan pengembangan ide, sehingga pada tahap ini dapat dikembangkan suatu konsep produk baru.

• Jumlah responden yang berminat terhadap pengembangan ide yang baru, diajukan 1 pertanyaan multiple choice dan 1 pertanyaan dichotomous question, untuk menganalisa pendapat responden terhadap ide/konsep sistem

(8)

baru yang akan dikembangkan dan jumlah tingkat peminat sistem baru tersebut.

Masing-masing kuisioner memiliki pembobotan sebagai berikut:

• Kuisioner tingkat kepentingan penggunaan air panas:

¾ Tidak penting = 1; Kurang penting = 2; Penting = 3; Sangat Penting = 4. ¾ Tidak pernah = 1; Jarang = 2; Sering = 3; Sering Sekali = 4.

¾ Mandi, minum, mencuci, memasak, dan lain-lain = 1.

• Kuisioner tingkat kepuasaan penggunaan alat pemanas air (water heater): ¾ Gampang sekali = 1; Tidak juga = 2; Agak repot = 3; Merepotkan = 4. ¾ Tidak penting = 1; Kurang penting = 2; Penting = 3; Sangat penting = 4. ¾ Tidak panas = 1; Kurang panas = 2; Cukup panas = 3; Terlalu panas = 4. ¾ Tidak membantu = 1; Kurang membantu = 2; Cukup membantu = 3;

Sangat membantu = 4.

• Kuisioner tingkat peminat sistem baru:

¾ Tidak sama sekali = 1; biasa saja = 2; boleh dicoba = 3; bangat tertarik = 4.

¾ Ya = 1 ; Tidak = 0.

Untuk menghitung rata-rata penilaian pendapat responden untuk pertanyaan multiple choice dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

AVR Responden = [(n1 x 1)+(n2x2)+(n3x3)+(n4x4)] / N • AVR Responden = Nilai rata-rata penilaian responden,

• n1 = jumlah responden yang memilih jawaban pertama, • n2 = jumlah responden yang memilih jawaban kedua,

(9)

• n3 = jumlah responden yang memilih jawaban ketiga, • n4 = jumlah responden yang memilih jawaban keempat, • N = jumlah total responden.

3.5 Penggalian Ide

Faktor yang paling penting bagi perusahaan untuk merancang suatu produk adalah dari konsumen sendiri, karena produk yang diproduksi akan dikonsumi oleh konsumen itu sendiri. Konsumen yang dimaksud disini adalah konsumen yang mempunyai kebutuhan terhadap air panas. Sehingga suatu perusahaan harus memahami betul permasalahan dan kebutuhan yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen, sebelum mengembangkan suatu produk baru.

Untuk mendapatkan ide baru, tahap pertama harus dilakukan survei terhadap kebutuhan konsumen akan konsumsi air panas, sehingga dapat diketahui intensitas penggunaan air panas dan jenis kebutuhan yang diinginkan dari penggunaan air panas tersebut.

Analisa Data Hasil Survei

• Tingkat keseringan penggunaan air panas dalam kehidupan sehari-hari

Tabel 3.2. Tingkat kepentingan responden akan penggunaan air panas. [kuisioner pilihan ganda no. 1]

Tingkat kepentingan penggunaan air panas

Tidak penting Kurang penting Penting Sangat penting

(10)

0% 8%

61% 31%

Tidak penting Kurang penting Pent ing Sangat penting

Gambar 3.4. Grafik persentase kepentingan penggunaan air panas Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase responden yang merasa tidak penting = 0 % ¾ Persentase responden yang merasa kurang penting = 8 % ¾ Persentase responden yang merasa penting = 61 % ¾ Persentase responden yang merasa sangat penting = 31 %

Rata-rata tingkat kepentingan masyarakat terhadap penggunaan air panas adalah: AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 36 3 73 2 9 1 0x + x + x + x = 3,2288

• Tingkat keseringan penggunaan air panas dalam kehidupan sehari-hari

Tabel 3.3. Tingkat keseringan penggunaan air panas dalam kehidupan sehari- hari. [kuisioner pilihan ganda no.2]

Tingkat keseringan penggunaan air panas

Tidak pernah Sangat jarang Sering Sering sekali

(11)

0% 15%

47% 38%

Tidak pernah Sangat jarang Sering Sering sekali

Gambar 3.5. Grafik persentase tingkat keseringan pengunaan air panas Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase responden yang merasa tidak pernah = 0 % ¾ Persentase responden yang merasa jarang = 15 % ¾ Persentase responden yang merasa sering = 47 % ¾ Persentase responden yang merasa sering sekali = 38 %

Rata-rata tingkat keseringan / intensitas masyarakat terhadap penggunaan air panas adalah: AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 45 3 55 2 18 1 0x + x + x + x = 3,2288

• Jenis kebutuhan responden dengan penggunaan air panas (± 60O Celcius)

Tabel 3.4. Jenis kebutuhan responden dalam penggunaan air panas (dengan suhu ± 60O Celcius). [kuisioner check list no.3]

Jenis Kebutuhan Keterangan

mandi Minum Masak mencuci dan lain-lain

(12)

33%

27% 17%

17%

6%

mandi minum masak mencuc i dan lain-lain

Gambar 3.6. Grafik persentase jenis kebutuhan penggunaan air panas. Total kebutuhan responden adalah

= 102 + 84 + 52 + 54 + 17 = 308

Rata-rata jumlah kebutuhan dari setiap responden adalah = Total kebutuhan responden / Total responden = 308 / 118

= 2,61

Analisa data penggalian ide:

Tabel 3.5. Hasil analisa data penggalian ide.

Keterangan Nilai Definisi Nilai

Tingkat kepentingan penggunaan air panas 3,2288=3 Penting Tingkat keseringan penggunaan air panas 3,2288=3 Sering Rata-rata jumlah kebutuhan penggunaan air panas 2,61 ± 2-3 kebutuhan

Dari hasil tanggapan responden dan analisa diatas dapat dideskripsikan bahwa:

• Rata-rata masyarakat mempunyai pendapat bahwa pemanfaatan terhadap air panas mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan hidu sehari-hari,

(13)

• Rata-rata masyarakat mempunyai intensitas yang cukup tinggi / sering

memanfaatkan air panas untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

• Rata-rata masyarakat menggunakan air panas untuk 2-3 kebutuhan, dan kebutuhan yang paling banyak dipergunakan adalah untuk kebutuhan mandi. Urutannya adalah mandi, minum, mencuci ataupun memasak, dan kebutuhan lainnya.

Setelah mendapatkan tanggapan dari responden maka harus ditemukan solusi untuk memenuhi hasil tanggapan yang ada. Dari deskripsi diatas berarti dapat disimpulkan bahwa masyarakat merasakan peranan air panas sangat penting dan memiliki intensitas pemakaian air panas yang cukup tinggi / sering,

oleh sebab itu harus memiliki suatu alat bantu yang dapat memenuhi hal tersebut. Untuk itu konsumen diusulkan untuk menggunakan alat tersebut dibawah ini, yaitu:

• Alat Pemanas Air Otomatis (Water Heater)

Alat ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, karena alat ini dapat bekerja secara otomatis untuk menghasilkan air yang cukup panas (± 60O Celcius) dan cukup cepat, serta dapat menampung kapasitas air yang banyak. Alat ini termasuk cukup efisien dan efektif.

(14)

3%

30%

42% 25%

Gampang Tidak merepotkan Cukup merepotkan Merepotkan

3.6 Penyaringan Ide

Untuk mengetahui apakah ide / solusi yang diambil dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara merata dan tepat guna, maka harus dilakukan suatu survei kembali kepada konsumen. Survei yang dilakukan disini adalah untuk menanyakan apakah kinerja alat pemanas air (water heater) tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan konsumen atau masih terdapat kekurangan-kekurangan lain dari alat tersebut. Semua jawaban dari konsumen bisa diambil sebagai masukan untuk mengembangkan suatu konsep produk yang baru. Dan tentunya survei yang dilakukan harus ditujukan pada masyarakat yang telah / pernah menggunakan alat pemanas air. Berikut data yang didapatkan dari survei yang dilakukan.

Analisa Data Hasil Pengukuran

• Tingkat kesulitan mencampur dan menghasilkan suhu air yang diinginkan

Tabel 3.6. Tingkat kesulitan mencampurkan air biasa dan air panas [kuisioner pilihan ganda no.3]

Gambar 3.7. Grafik persentase tingkat kesulitan mencampurkan air biasa dan air panas pada penggunaan water heater.

Tingkat kesulitan dalam mencampurkan air biasa dan air panas dalam penggunaan water

heater untuk menghasilkan suhu air yang diinginkan

Gampang Tidak merepotkan Cukup merepotkan Merepotkan

(15)

Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase responden yang merasa gampang dalam mengoperasikan water heater adalah 3%

¾ Persentase responden yang tidak merepotkan dalam mengoperasikan water heater adalah 30%

¾ Persentase responden yang merasa cukup merepotkan dalam mengoperasikan water heater adalah 42%

¾ Persentase responden yang merasa merepotkan dalam mengoperasikan water heater adalah 25%

Rata-rata tingkat kesulitan pengoperasian water heater adalah: AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 30 3 50 2 35 1 3x + x + x + x = 2,9068

• Tingkat kerepotan responden dalam menunggu water heater menghasilkan air panas.

Tabel 3.7. Tingkat kerepotan responden dalam menunggu water heater memanaskan air panas. [kuisioner pilihan ganda no.5]

Tingkat kerepotan responden dalam menunggu water heater memanaskan air Tidak sama sekali Tidak begitu Repot Repot Sekali

(16)

8%

32%

40% 20%

Sangat cepat Tidak Lama Cukup lama Sangat lama

Gambar 3.8. Grafik persentase tingkat kerepotan responden dalam menunggu water heater memanaskan air.

Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase responden yang merasa tidak repot sama sekali dalam menunggu water heater memanaskan air adalah 8%

¾ Persentase responden yang merasa tidak begitu repot dalam menunggu water heater memanaskan air adalah 32%

¾ Persentase responden yang merasa repot dalam menunggu water heater memanaskan air adalah adalah 40%

¾ Persentase responden yang merasa sangat repot dalam menunggu water heater memanaskan air adalah 20%

Rata-rata tingkat penilaian responden terhadap waktu kinerja water heater adalah: AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 24 3 47 2 38 1 9x + x + x + x = 2,7288

(17)

2%

18%

74% 6%

Tidak panas Kurang panas Cukup panas Terlalu panas • Suhu yang dihasilkan oleh water heater

Tabel 3.8. Pendapat konsumen terhadap suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater. [kuisioner no.6]

Gambar 3.9. Grafik persentase pendapat responden terhadap suhu maksimal water heater.

Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase responden yang merasa suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater tidak panas adalah 2%.

¾ Persentase responden yang merasa suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater kurang panas adalah 18%.

¾ Persentase responden yang merasa suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater cukup panas adalah 74%

¾ Persentase responden yang merasa suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater terlalu panas adalah 6%.

Pendapat konsumen terhadap suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater Tidak panas Kurang panas Cukup panas Terlalu panas

(18)

14%

36% 42%

8%

Tidak penting Kurang penting Cukup penting Sangat penting

Rata-rata tingkat penilaian responden terhadap suhu maksimal yang dihasilkan oleh water heater adalah:

AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 7 3 88 2 21 1 2x + x + x + x = 2,8475

• Tingkat kepentingan tampilan ketepatan suhu air yang dihasilkan oleh water heater.

Tabel 3.9. Tingkat kepentingan tampilan ketepatan suhu air [kuisioner pilihan

ganda no.4]

Gambar 3.10. Grafik persentase tingkat kepentingan tampilan suhu air. Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase responden bahwa tampilan suhu air tidak penting adalah 14%. ¾ Persentase responden bahwa tampilan suhu air kurang penting adalah

36%.

¾ Persentase responden bahwa tampilan suhu air cukup penting adalah 42%. ¾ Persentase responden bahwa tampilan suhu air sangat penting adalah 8%.

Kepentingan ketepatan tampilan suhu air

Tidak penting Kurang penting Cukup penting Sangat penting

(19)

2% 3%

54% 41%

Tidak membantu Kurang membantu Cukup membantu Sangat membantu

Rata-rata tingkat penilaian responden terhadap kepentingan tampilan ketepatan suhu air adalah:

AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 10 3 48 2 43 1 17x + x + x + x = 2,4322

• Tanggapan ditambahkan terhadap suatu alat bantu

Tabel 3.10. Pendapat konsumen dengan ditambahkan alat bantu untuk mengoperasikan water heater [kuisioner pilihan ganda no.7]

Gambar 3.11. Grafik persentase perlunya suatu alat bantu untuk mengoperasikan water heater secara otomatis

Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa:

¾ Persentase bahwa ditambahkan alat bantu tidak membantu terhadap pencampuran air adalah 2%.

¾ Persentase bahwa ditambahkan alat bantu kurang membantu terhadap pencampuran air adalah 3%.

Tanggapan konsumen dengan perlunya ditambahkan alat bantu untuk membantu mengoperasi water heater secara otomatis

Tidak membantu Kurang membantu Cukup membantu Sangat membantu

(20)

¾ Persentase bahwa ditambahkan alat bantu cukup membantu terhadap pencampuran air adalah 54%.

¾ Persentase bahwa ditambahkan alat bantu sangat membantu terhadap pencampuran air adalah 41%.

Rata-rata tingkat penilaian responden terhadap kepentingan tampilan ketepatan suhu air adalah:

AVR Responden =

[

(

) (

) (

) (

)

]

118 4 48 3 65 2 3 1 2x + x + x + x = 3,3475

Analisa data penyaringan ide:

Tabel 3.11. Hasil analisa data penggalian ide.

Keterangan Nilai Definisi Nilai

Tingkat kesulitan mencampur dan menghasilkan suhu air yang

diinginkan 2,9068=3 Cukup Sulit

Tingkat kerepotan responden menunggu water heater

memanaskan air 2,7288=3 Repot

Suhu yang dihasilkan oleh water heater 2,8475=3 Cukup Panas Tingkat kepentingan tampilan ketepatan suhu air yang

dihasilkan oleh water heater 2,4322=2 Kurang Penting

Tanggapan ditambahkannya suatu alat bantu 3,3475=3 Cukup membantu Dari hasil tanggapan konsumen dan analisa data diatas dapat dideskripsikan bahwa:

• Rata-rata masyarakat menilai masih cukup sulit untuk mencampurkan air panas dari water heater dan air dingin untuk mendapatkan suhu air yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

• Rata-rata masyarakat merasa repot dalam menunggu water heater memanaskan air dalam arti makan waktu yang cukup lama.

• Rata-rata masyarakat menilai bahwa tampilan ketepatan suhu air kurang penting untuk diketahui.

(21)

• Rata-rata masyarakat menilai bahwa panasnya suhu air yang dihasilkan oleh water heater sudah cukup panas, dalam arti telah memenuhi keinginan user.

• Rata-rata masyarakat menilai bahwa perlu adanya suatu alat pembantu yang dapat membantu mereka untuk mencampurkan air biasa dan air panas secara otomatis sehingga dapat menghasilkan suhu air yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Dari hasil tanggapan diatas, dapat dideskripsikan bahwa pendapat konsumen terhadap kinerja water heater telah cukup puas, tetapi konsumen tetap memerlukan suatu produk baru yang dapat membantu mereka memenuhi keinginannya, yaitu:

• Perlu adanya alat yang dapat membantu mengoperasikan pencampuran air biasa dan air panas hingga menghasilkan suhu air yang tepat guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena konsumen mempunyai perbedaan pemanfaatan air terhadap masing-masing kebutuhan mereka.

• Pada produk perlu adanya indikator untuk mengetahui suhu air, sehingga konsumen dapat memperkirakan sendiri kebutuhan suhu air yang diinginkan.

• Produk hanya sebagai alat bantu atau pelengkap untuk membantu pencampuran saja, karena konsumen telah cukup puas terhadap kinerja water heater. Dan kalaupun ada permasalahan pada water heater, itu merupakan permasalah bagi perusahaan atau bagian pengembang water heater.

(22)

3.7 Pengembangan dan Pengujian Konsep Produk

Setelah memahami keinginan konsumen, perusahaan akan mulai menelaah bagaimana menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen tersebut. Dan setelah perusahaan mendapatkan suatu gambaran konsep produk baru tersebut, selanjutnya perusahaan akan mencoba untuk menrancang produk tersebut dan dilakukan pengujian.

3.7.1 Konsep Produk

Dari hasil analisa, dapat diketahui bahwa konsumen memerlukan suatu alat bantu dalam penggunaan water heater sehingga dapat membantu user untuk mendapatkan suhu air yang relatif sesuai dengan keinginan user. Suhu air yang diperlukan dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari user untuk penggunaannya.

(23)

Untuk memenuhi keinginan user, dapat dirancang suatu konsep produk baru yaitu dengan menggunakan motor untuk menggerakkan dua buah kran yang terhubung langsung dengan 2 pipa yang memiliki suhu yang berbeda. Motor mengatur buka tutupnya kedua kran air dan mencampurkannya secara otomatis sehingga dapat menghasilkan air dengan suhu yang sesuai dengan keinginan user. Disini user dapat menginput suhu yang diinginkan, tetapi tentunya memiliki batasan suhu tersendiri karena produk juga dirancang sesuai dengan kemampuan water heater.

3.7.2 Perancangan Konsep Sistem

Gambar 3.13. Blok Diagram Sistem Usulan

Dengan berkembangnya teknologi pemanas air dan kapasitas kebutuhan penggunaan air panas, serta diharapkan dapat menghasilkan air panas dengan suhu yang sesuai dengan jenis kebutuhan yang ingin dilaksanakan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu sistem yang melengkapi pemanas air untuk

(24)

Modul ADC Driver Motor 1 Driver Motor 2 Modul Tampilan Vcc LED2 LED1 470 470 100nF S4 1uF 1uF S3 S2 1uF 1uF S1 MCS 1P1.0 2P1.1 3P1.2 4P1.3 5P1.4 6P1.5 7P1.6 8P1.7 15P3.0 16P3.2/INT0 17P3.1 12P3.3 10P3.4 11P3.5 13P3.6 14P3.7 18XTAL2 19XTAL1 9RESET 20GND P2.0P2.12122 23 P2.2 24 P2.3 25 P2.4 26 P2.5 27 P2.6 28 P2.7 29 PSEN 30 ALE/PROG 31 EA/VPP 32 P0.7 33 P0.6 34 P0.5 35 P0.4 36 P0.3 37 P0.2 38 P0.1 39 P0.0 40 Vcc Vcc + 1uF up + 1uF down 11.592MHZ 33pF 33pF Vcc reset + 1uF Vcc 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 220

membantu mencampurkan air panas dari pemanas air dan air biasa (dingin) dari PAM/air ledeng untuk menghasilkan suhu air yang diinginkan oleh user.

3.7.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Sistem ini dirancang untuk dapat diterapkan pada penggunaan kran air biasa dan kran air panas. Sistem digunakan untuk mengatur buka dan tutupnya kedua kran air. Pada perancangan sistem ini, input sistem ditujukan untuk mengatur output derajat suhu air yang diinginkan sehingga mikrokontroller membandingkan hasil pendeteksian suhu air dengan input untuk mengatur buka tutupnya kedua kran air. Sehingga sistem kontrol ini merupakan sistem kontrol lup tertutup, dimana sinyal keluaran dari sistem mempengaruhi aksi pengontrolan sistem.

Spesifikasi dari Perangkat Keras antara lain:

Modul Sistem Minimum

(25)

Pada gambar rangkaian sistem minimum terlihat mikrokontroler terdapat modul ADC yang dihubungkan pada port 1, port 3.0 dan 3.2, modul input dihubungkan pada port 3.1 dan 3.3, modul pengontrol motor langkah dihubungkan pada port 0.0 sampai 0.5 sebagai penggerak dan port 3.4 sampai 3.7 sebagai pembatas gerak motor (limit switch), dan modul tampilan 7-segment dihubungkan pada port 2.

Reset pada mikrokontroler bersifat aktif high, digunakan untuk mereset seluruh isi dari register dan port dari mikrokontroler. Ketika pertama kali diberikan tegangan, kapasitor yang belum memiliki muatan akan terhubung singkat sehingga mengakibatkan pin RESET memiliki logika 1.

Kemudian kapasitor terisi muatan sehingga arus searah tidak dapat melaluinya dan mengakibatkan pin RESET memiliki logika 0. Ketika saklar ditekan maka kondensator akan membuang muatannya dan arus akan melewati saklar, akibatnya akan mereset mikrokontroller.

Pada mikrokontroller menggunakan sebuah kristal 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor berukuran 33pF dimana masing-masing sebagai pembangkit pulsa clock untuk menggerakkan mikrokontroller dan untuk menstabilkan frekuensi. Pada modul sistem minimum digunakan tegangan Vcc sebesar 5 volt.

Modul Input

(26)

100nF Vcc 100nF Trimpot Vcc 10 0pF 4RST 8Vcc 7Discharge 2Trigger ThreshGND61 5 CNTRL V 3 OUT 555 MCS 1P1.0 2P1.1 3P1.2 4P1.3 5P1.4 6P1.5 7P1.6 8P1.7 10P3.0 12P3.2/INT0 11P3.1 13P3.3 14P3.4 15P3.5 16P3.6 17P3.7 18XTAL2 19XTAL1 9RESET 20GND P2.0P2.12122 23 P2.2 24 P2.3 25 P2.4 26 P2.5 27 P2.6 28 P2.7 29 PSEN 30 ALE/PROG 31 EA/VPP 32 P0.7 33 P0.6 34 P0.5 35 P0.4 36 P0.3 37 P0.2 38 P0.1 39 P0.0 40 Vcc bc547 Vcc 10nF 100nF Vcc Vcc 100nF ADC 26IN0 27IN1 28IN2 1IN3 2IN4 3IN5 4IN6 5IN7 12Vref(+) 16Vref(-) 10Clock 9OE 11Vcc 13GND EOCALE227 6 Start 23 Add C 24 Add B 25 Add A 21 o7 20 o6 19 o2 18 04 8 03 15 o2 14 o1 17 o0 1 8 3 2 746 ca3130 LM35 10k 1k 1k 1k 1k

masing-masing tombol tersebut dimaksudkan sebagai input untuk mengatur naik (port 3.1) dan turunnya (port 3.3) derajat suhu air yang diinginkan oleh user. Batasan pengaturan suhu air pada sistem dimulai dengan suhu air terendah (normal) sebesar 25 OC dan mencapai suhu tertinggi (batas standard pemanas air) sebesar 55 OC. Dan untuk setiap kali input terjadi perubahan

sebesar 1 derajat suhu air baik naik ataupun turun. Sehingga jumlah input hanya terdiri dari 30 tahap pengaturan. Pada modul input digunakan tegangan Vcc sebesar 5 volt.

Modul Sensor Suhu Air

Gambar 3.15. Modul Sensor Suhu Air

Modul sensor suhu menggunakan sensor LM35 dimana sensor mendeteksi tingkat panas suhu yang hasilnya masih bersifat analog dan kemudian dikonversi oleh ADC0809 sehingga mendapatkan bit digital yang

(27)

DM74LS47 LT A3 A2 A1 A0 BI/RBO RBI GND gf e d c b a Vcc DM74LS47 3LT 6A3 2A2 1A1 7A0 4BI/RBO 5RBI 8GND gf1415 9 e 10 d 11 c 12 b 13 a 16 Vcc MCS 1 P1.0 2 P1.1 3 P1.2 4 P1.3 5 P1.4 6 P1.5 7 P1.6 8 P1.7 10 P3.0 12 P3.2/INT0 11 P3.1 13 P3.3 14 P3.4 15 P3.5 16 P3.6 17 P3.7 18 XTAL2 19 XTAL1 9 RESET 20 GND P2.0P2.12122 23 P2.2 24 P2.3 25 P2.4 26 P2.5 27 P2.6 28 P2.7 29 PSEN 30 ALE/PROG 31 EA/VPP 32 P0.7 33 P0.6 34 P0.5 35 P0.4 36 P0.3 37 P0.2 38 P0.1 39 P0.0 40 Vcc abcdefg. V+ abcdefg. V+ Vcc 10 k 10 k 10 k 10 k 10 k 10 k 10 k 10 k 220 220 470 470

dikirim kepada mikrokontroller yang ditampung sebagai data untuk dibandingkan dengan input suhu. Pada modul sensor suhu digunakan tegangan Vcc sebesar 5 volt.

Modul Tampilan

Mikrokontroller mengolah data yang didapat dari input dan sensor untuk dikirim ke modul tampilan. Modul tampilan merupakan IC SN74LD47N yang dihubungkan pada 7-segment. Sehingga pada 7-segment akan menampilkan input suhu setiap terjadinya penekanan input dan input hanya ditampilkan selama 2 detik, dan setelah itu akan ditampilkan hasil pengecekan sensor. Led yang dihubungi pada port 0.6 dan 0.7 berperan sebagai indikator pembanding antara suhu input dengan suhu hasil check sensor apakah masih kurang dingin atau kurang panas. Pada modul tampilan sistem digunakan tegangan Vcc sebesar 5 volt.

(28)

Modul Pengendali Motor

Pada sistem terdapat modul pengendali motor stepper yang berperan sebagai perangkat penggerak kran yang terdiri dari tiga bagian, yaitu L297 sebagai controller stepper, L298 sebagai driver stepper, dan stepper motor itu sendiri. L297 memiliki fungsi dasar yaitu sebagai translator, yang membangkitkan rangkaian fase motor. Fase motor yang digunakan yaitu fase normal. L297 dapat mengatur arah putaran (CW/CCW) dan clock. L298 memiliki fungsi untuk menjalankan motor langkah dengan mengatur tegangan output dari L297 dan menjaga arus agar tidak hilang dalam sens resistor. Pada modul pengendali motor, tegangan untuk driver motor (Vss) sebesar 5 volt dan untuk controller motor (Vs) sebesar 9 volt.

Gambar 3.17. Modul Pengendali Motor Langkah

ENABLE CLOCK CW/CCW OSC D C B A INH2 INH1 sense2 sense1 O4 O3 O2 O1 Vs Vss D12 D11 D10 D9 D8 D7 D6 D5 100nF 470 uF 100nF 3.3nF 17 18 19 20 10 15 8 5 9 7 6 4 2 16 12 11 1 3 1314 L297 5 7 10 12 6 11 14 133 2 1 15 4 8 9 L298 Rs Rs 22k

(29)

3.7.4 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

(30)
(31)

3.7.5 Prosedur Operasional Rancangan

Adapun prosedur dari pengoperasian rancangan sistem adalah sebagai berikut:

User pertama kali memberikan input derajat suhu air yang diinginkan dengan menekan push-button yang telah ditentukan sebagai input. Disini tingkat perubahan derajat suhu yang di input sebanyak 1 derajat, dan batas minimum pengaturan suhu adalah 25OC dan batas maksimum pengaturan adalah sebesar

55OC (batasan suhu bisa dirubah)

• Sistem mempunyai batas toleransi 1 derajat antara suhu input dengan suhu output hasil deteksi sensor.

• Sensor air melakukan pengecekan setiap ¼ detik terhadap suhu air hasil pencampuran dan mengirimkan data tersebut kepada mikrokontroller.

• Mikrokontroller menerima input yang dimasukkan kemudian membandingkan suhu air hasil pengecekan sensor untuk menggerakkan motor stepper setiap 5 detik.

• Motor akan bergerak sesuai dengan langkah yang telah ditentukan apabila terjadi perbedaan suhu antara input dengan output.

• 7-segment akan menampilkan besaran suhu yang diterima dari input user selama 2 detik dari waktu penekanan input dan kemudian berubah untuk menampilkan suhu sensor.

• Motor kran air panas dan motor kran air dingin bergerak bersamaan tetapi berlawanan arah, karena untuk menghasilkan debit keluaran air yang sama.

Gambar

Gambar 3.1. Aplikasi water heater stand-alone
Tabel 3.1. Tabel hasil survei responden
Tabel 3.3. Tingkat keseringan penggunaan air panas dalam kehidupan sehari-  hari. [kuisioner pilihan ganda no.2]
Tabel 3.4.   Jenis kebutuhan responden dalam penggunaan air panas (dengan  suhu ± 60 O  Celcius)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Meita Nisa Handini sebagai ahli dalam bidang psikolog anak, dan bekerja di TK Darul Hikam sebagai psikolog sekolah serta

Tugas pokok dan fungsi Sekretariat DPRD Kabupaten Tegal sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Hasil dari pengujian yang sudah di dilakukan dengan mengukur kualitas pelayanan Full Board dengan menggunakan 5 prinsif dimensi yaitu realiability, Responsif,

Dan di Bulan Oktober dimana kita menyambut hari Reformasi, maka memulai suatu kegiatan baru yaitu mengajak dan menghimbau seluruh anggota jemaat yang sudah dan belum membaca

Berdasarkan kurva sebagaimana terlihat pada Gambar 4, tampak bahwa kurva debit aliran melalui pipa berpori berada di bawah kurva hitungan kemampuan daripada :

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebesar 76,8% kinerja karyawan dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel pengembangan sumber daya manusia, sedangkan sebesar

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan strategi penerjemahan yang diterapkan penerjemah dalam menerjemahkan teks Piagam Madinah dan (2) mendekripsikan

Alirkan tumpahan ke area penampungan atau batasi pinggiran terluar area tumpahan dengan menggunakan bahan penyerap yang tidak mudah terbakar (misalnya pasir, tanah atau