• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENINGKATAN KAPASITAS

BP3K

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan Tahun 2016 dapat diselesaikan.

Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) guna mendukung percepatan pencapaian produksi pangan strategis nasional dan juga dalam rangka mewujudkan BP3K sebagai Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian dan sebagai Pusat Data dan Informasi Pembangunan Pertanian di Kecamatan yang difasilitasi melalui Dana Dekonsentrasi TA. 2016.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbang saran dalam penyusunan pedoman ini. Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat berguna untuk penyempurnaan pedoman ini.

Jakarta, Desember 2015

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian

Ir. Fathan A. Rasyid, M.Ag NIP. 19580516 198203 1 016

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Sasaran ... 3 D. Ruang Lingkup... 3 E. Dasar Hukum ... 3 F. Pengertian ... 4

BAB II. PENINGKATAN KAPASITAS BP3K ... 7

A. Administrasi dan Pengolahan Database ... 8

B. Temu Teknis Penyuluhan ... 11

C. Rembug Tani, Kursus Tani, dan Hari Lapang Petani (FFD) ... 12

D. Latihan, Kunjungan, dan Monev ... 16

E. Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani ... 19

BAB III. PENGORGANISASIAN ... 21

A. Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K .... 21

B. Mekanisme Penetapan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K ... 21

BAB IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 23

A. Monitoring ... 23

B. Evaluasi ... 23

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) Pasal 8 ayat (2) huruf d dan Pasal 15, dan Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Provinsi, Kabupaten/ Kota dan Kecamatan, mengamanatkan bahwa Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) merupakan salah satu kelembagaan penyuluhan yang memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di lapangan. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian menetapkan kebijakan bahwa BP3K dijadikan Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan untuk mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131/Permentan/OT.140/12/2014 tentang Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Lingkup Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional.

Secara empiris jumlah bangunan BP3K sampai dengan tahun 2015 sebanyak 5.350 unit, yang 4.166 unit diantaranya berada dalam kondisi baik dan sisanya dalam kondisi pinjam, sewa dan rusak. Selain itu, sebagian besar BP3K belum mendapat dukungan pembiayaan yang optimal dari

(7)

pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembinaan, Pembiayaan, dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan. Menyikapi kondisi tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Badan PPSDMP) Kementerian Pertanian, masih memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas BP3K sebagai kelembagaan penyuluhan pemerintah terdepan di kecamatan sehingga mampu berfungsi sebagai Pos Simpul Koordinasi (Posko) dan Sinkronisasi Program dan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian, serta sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di kecamatan.

Agar pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas BP3K dapat berjalan optimal pada tahun 2016 tersedia dukungan kegiatan berupa (1) Administrasi Kegiatan di BP3K; (2) Pengolahan Database melalui SMIPP; (3) Temu Teknis Penyuluhan di Kecamatan; (4) Rembug Tani Tingkat BP3K; (5) Kursus Tani; (6) Hari Lapang Petani (Farmers Field Day); (7) Latihan dan Kunjungan; (8) Monitoring dan Evaluasi; dan (9) Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompok-tani.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga terwujud persamaan persepsi dalam upaya peningkatan kapasitas BP3K, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K).

B. Tujuan

Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan di BP3K

(8)

dalam mendukung percepatan pencapaian produksi pangan strategis nasional dalam rangka mewujudkan BP3K sebagai Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan.

C. Sasaran

Sasaran Pedoman Pelaksanaan ini, yaitu: 1. Pimpinan BP3K;

2. Kepala Badan/Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten/Kota;

3. Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi; dan 4. Instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman pelaksanaan ini meliputi: (1) Peningkatan Kapasitas BP3K; (2) Pengorganisasian; (3) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

E. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660);

(9)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009, Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5018);

3. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 311);

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengeloaan Balai Penyuluhan;

5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani;

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 tentang Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Lingkup Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional (Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 1903).

F. Pengertian

Didalam Pedoman Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan: 1. Balai Penyuluhan Pertanan, Perikanan, dan Kehutanan/

Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K) adalah kelembagaan penyuluhan di kecamatan.

2. Fasilitasi adalah peran penyuluh di dalam memberikan kemudahan bagipetani atau kelompoktani dalam penyusunan RDK/RDKK dan pelaksanaan Rembug Tani

(10)

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkat-kan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

4. Percontohan/demplot adalah metode penyuluhan pertanian melalui demonstrasi penerapan teknologi spesifik lokasi yang direkomendasikan oleh lembaga penelitian pertanian untuk mendorong adopsi di tingkat petani.

5. Pelaku utama adalah petani, pekebun, peternak, petani di sekitar hutan beserta keluarga intinya.

6. Pelaku usaha adalah perorangan Warga Negara Indonesia atau koorporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.

7. Rembug tani adalah suatu kegiatan pertemuan yang dilkukan oleh petani untuk menyepakati rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi.

8. Kursus Tani adalah suatu proses belajar mengajar bagi para petani, yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu untuk

(11)

meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan inovasi teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi;

9. Hari Lapang Petani (Farmers Field Day) adalah adalah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau setiap tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan terkait dengan teknologi yang diterapkan.

10. Metode penyuluhan adalah teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani anggota poktan/gapoktan beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi.

(12)

BAB II

PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

Dalam rangka mendukung tercapainya percepatan produksi pangan strategis nasional, diperlukan peningkatan kapasitas BP3K, yang dimotori dengan peningkatan kapasitas pimpinan BP3K, jajaran penyuluh di BP3K serta dukungan prasana, sarana dan pembiayaan yang memadai. Dengan demikian BP3K mampu mewujudkan perannya sebagai Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan. Untuk mencapai kapasitas BP3K tersebut, diperlukan pengembangan kapasitas BP3K secara bertahap dalam jangka panjang, sehingga BP3K memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Menyediakan data dan informasi pertanian yang terkini sesuai dengan kebutuhan perencanan pembangunan pertanian di wilayah kerja BP3K;

2. Menetapkan sasaran areal dan produksi pangan strategis nasional yang terinci per WKPP sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh kabupaten/kota sekaligus sebagai indikator kinerja penyuluh;

3. Memfasilitasi poktan dalam penyusunan RDK/RDKK sesuai dengan sasaran yang sudah ditetapkan dalam butir 1 dan kesepakatan poktan;

4. Mempercepat penerapan teknologi spesifik lokasi;

5. Mewujudkan BP3K sebagai organisasi pembelajar melalui aktivasi sistem kerja LAKUSUSI;

(13)

6. Mengembangkan kepemimpinan, manajerial, dan kewira-usahaan BP3K dalam membangun kerjasama kemitraan agribisnis dari hulu sampai hilir; dan

7. Memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah kerja BP3K.

Untuk mewujudkan kapasitas BP3K tersebut, pada tahun 2016 tersedia dukungan kegiatan yang dikelompokkan berdasarkan aspek perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaksanaan, yang diharapkan mampu mempercepat peningkatan kapasitas BP3K dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian dengan di kecamatan dalam sebagai berikut:

A. Administrasi dan Pengolahan Database 1. Administrasi

Administrasi Kegiatan di BP3K digunakan untuk mengintegrasikan segala sumber daya penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan memfasilitasi penye-lenggaraan kegiatan-kegiatan dalam rangka meng-operasionalkan kegiatan yang telah direncanakan.

Tujuan

Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan ke kabupaten/kota.

Sasaran

Camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, POPT, Mantri Tani, Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan:

(14)

Waktu Pelaksanaan

Bulan April-Desember 2016.

Metode Pelaksanaan

a. Pengadaan bahan dan ATK pelaksana penyuluhan pertanian tingkat Kecamatan;

b. Perjalanan Dinas dalam rangka dalam Perencanaan, Koordinasi dan Konsultasi ke Kabupaten/Kota.

Output

Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan ke Kabupaten/Kota.

Penyelenggara

Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.

Laporan

a. Laporan hasil kegiatan administrasi dikecamatan; b. Laporan hasil perjalanan dinas dalam rangka

Perencanaan, Koordinasi dan Konsultasi ke Kabupaten/Kota dan Provinsi disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di Kecamatan.

2. Pengolahan Database

Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian di Kecamatan dilaksanakan melalui pemutakhiran data dan informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi tentang kelembagaan penyuluhan pertanian, ketenagaan penyuluhan pertanian, kelembagaan petani, dan kelembagaan ekonomi petani dan materi penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi SIMLUHTAN dan Cyber Extension. Pemuktakhiran data dan informasi dilakukan oleh petugas admin yang telah dilatih. Untuk

(15)

mendukung pelaksanaan kegiatan pengolahan database tersebut disiapkan perangkat komputer.

Tujuan

Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian yang akurat dan mutakhir.

Sasaran

BP3K.

Pelaksanaan:

1 (satu) Paket.

Waktu Pelaksanaan

Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan

a. Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat Kecamatan;

b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita; c. Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan;

d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian tingkat kecamatan;

e. Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap triwulan dalam 1 (satu) tahun.

Output

a. Tersedianya data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan yang akurat dan mutakhir;

b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita.

(16)

Laporan

Laporan hasil pengolahan database penyuluhan pertanian di kecamatan. Laporan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.

B. Temu Teknis Penyuluhan

Temu Teknis Penyuluhan Pertanian di kecamatan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Temu Teknis Kabupaten/Kota untuk menyamakan persepsi dan mensinergikan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mendukung program pembangunan pertanian dengan di kecamatan.

Tujuan

BP3K mampu merencanakan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan.

Sasaran

Camat, Petugas POPT, Mantri Tani, Pengurus Poktan/P3A, Pengurus Gapoktan/GP3A, Pengurus KEP, Penyuluh Pertanian Lapangan, Mantri Statistik, Babinsa, dan atau petugas terkait lainnya.

Pelaksanaan

Volume1 (satu) kali.

Waktu

Pada Maret - April 2016 atau sesuai dengan kebutuhan.

Metode

(17)

Output

Rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi.

Penanggung Jawab/Pelaksana

Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Urusan Programa atau penyuluh lain yang merangkap sebagai Penyuluh Urusan Programa.

Laporan

Laporan hasil pelaksanaan. Laporan disampaikan ke BP4K/ kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten.

C. Rembug Tani, Kursus Tani, dan Hari Lapang Petani (FFD) 1. Rembug Tani

Rembug Tani di tingkat BP3K sebagai tindak lanjut dari Temu Teknis Tingkat Kecamatan, dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian Urusan Programa (Programmer) untuk mendampingi poktan dan gapoktan dalam melaksanakan musyawarah petani.

Tujuan

a. BP3K melalui Penyuluh Pertanian masing-masing WKPP mampu memfasilitasi poktan dalam melaksanakan rembug tani untuk menyepakati rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi;

(18)

dan rencana pengembangan usahatani tingkat kecamatan.

Sasaran

Penyuluh Pertanian Urusan Programa dan Penyuluh Pertanian masing-masing WKPP.

Pelaksanaan

Volume 1 (satu) paket.

Waktu

Paling lambat April 2016.

Metode

Fasilitasi pertemuan dan musyawarah poktan dan gapoktan.

Penanggung Jawab/Pelaksana

Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Pertanian Urusan Programa (Programmer) atau atau penyuluh lain yang merangkap sebagai Penyuluh Urusan Programa.

Output

a. Rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi; b. Terinformasikannya rencana kegiatan penyuluhan

sesuai dengan programa penyuluhan dan rencana pengembangan usahatani tingkat kecamatan.

Laporan

Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani (dalam bentuk rekapitulasi) disampaikan kepada Pimpinan BP3K untuk diteruskan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota.

(19)

2. Kursus Tani

Kursus Tani di Kecamatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi.

Tujuan

Meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi.

Sasaran

Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan:

6 (enam) kali.

Waktu Pelaksanaan

Bulan April-Desember 2016 sesuai dengan jadwal dan materi yang telah disepakati oleh kelompoktani/ gapoktan.

Metode Pelaksanaan

a. Melakukan pembelajaran mencakup materi teknis; b. Pengembangan jejaring dan kemitraan dalam

agribisnis;

c. Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan di lapangan.

Output

Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi.

Penyelenggara

(20)

Laporan

Laporan hasil kegiatan kursus tani di Kecamatan dan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.

3. Hari Lapang Petani/Farmers Field Day (FFD)

Kegiatan Farmer’s Field Day (Hari Temu Lapangan Petani) sebagai salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau setiap tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan terkait dengan teknologi yang diterapkan.

Tujuan

Menyampaikan informasi tentang teknologi pertanian terapan serta umpan balik dari petani.

Sasaran

Petani, peneliti dan Penyuluh Pertanian (PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian, dan Penyuluh Pertanian Swadaya).

Pelaksanaan:

1 (satu) Kegiatan.

Waktu Pelaksanaan

Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan

Pertemuan dan Pameran, demonstrasi hasil, dan demonstrasi cara.

(21)

Output

Terinformasikannya teknologi pertanian terapan serta umpan balik dari petani.

Penyelenggara

BP3K yang difasilitasi.

Laporan

Laporan hasil pelaksanaan Farmer’s Field Day dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.

D. Latihan, Kunjungan, dan Monev 1. Latihan dan Kunjungan

Percontohan Teknologi Spesifik Lokasi dilaksanakan di kecamatan di lahan BP3K atau di lahan petani yang merupakan wilayah kerja BP3K, sebagai wahana untuk pendampingan penerapan teknologi spesifik lokasi berdasarkan RDKK terutama komoditas pangan strategis nasional, yang selanjutnya digunakan sebagai objek pembelajaran bagi poktan, gapoktan dan masyarakat sekitar.

Kegiatan Latihan bagi penyuluh pertanian di BP3K secara rutin 2 (dua) minggu sekali, sedangkan kunjungan dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian secara rutin kepada poktan dan gapoktan di wilayah binaannya (Permentan Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani yang telah ditindaklanjuti dengan Pedoman Pelaksanaan Sistem Kerja LAKUSUSI Tahun 2014).Hasil kunjungan penyuluh pertanian ke kelompoktani dan gapoktan

(22)

dibahas dan dicarikan pemecahannya dalam kegiatan latihan penyuluh di BP3K.

Tujuan

Meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian melalui pelatihan di BP3Kdan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani melalui kunjungan penyuluh pertanian ke poktan dan gapoktan.

Sasaran

Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya, Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan:

1 (satu) paket. Jumlah Latihan dan Kunjungan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Waktu Pelaksanaan

Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan

Pelatihan di BP3K dan kunjungan ke poktan dan gapoktan.

Output

a. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian;

b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani.

Penyelenggara

(23)

Laporan

Laporan hasil pelaksanaan latihan dan kunjungan dan dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.

2. Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sebelum kegiatan dilaksanakan, sedang dan setelah berakhir dari suatu kegiatan sehingga suatu kegiatan dapat dipantau pelaksanaan dan hasilnya serta mejadi rekomendasi pada kegiatan berikutnya.

Tujuan

Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan dapat mengawal serta mendampinginya lebih optimal untuk mencapai suatu tujuan.

Sasaran

Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya.

Pelaksanaan:

1 (satu) paket.

Waktu Pelaksanaan

Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan

Kunjungan, analisis materi atau sesuai kebutuhan.

Output

a. Meningkatnya kualitas kegiatan untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan;

b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani.

(24)

Penyelenggara

BP3K yang difasilitasi.

Laporan

Laporan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota, serta diteruskan ke Bakorluh.

E. Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani

Kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi antar petani dan antar poktan dalam rangka mencapai efisiensi. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan dilakukan pembinaan dan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian dengan melaksanakan penilaian klasifikasi kemampuan poktan secara berkelanjutan.

Tujuan

Meningkatkan kelas kemampuan kelompoktani.

Sasaran

Kelompoktani.

Pelaksanaan:

1 (satu) Paket kegiatan.

Waktu Pelaksanaan

(25)

Metode Pelaksanaan

Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk pelaksanaan tersendiri.

Output

Jumlah kelompoktani yang meningkat kelas kemampuannya.

Laporan

Laporan hasil peningkatan kelas dan kemampuan kelompok-tani diseluruh Balai Penyuluhan Kecamatan se-Indonesia. Laporan dan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.

(26)

BAB III

PENGORGANISASIAN

A. Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K

Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Luas wilayah binaan sawah produktif BP3K minimal 1.000 Ha;

2. Wilayah tersebut mampu meningkatkan produktivitas antara 0,25 – 0,5 ton per Ha dari tahun sebelumnya; 3. Mensinergikan dengan kegiatan dari dinas teknis lingkup

pertanian;

4. BP3K yang memiliki luas lahan binaan kurang dari 1.000 Ha, agar menetapkan BP3K berdasarkan luas wilayah tertinggi ke rendah.

B. Mekanisme Penetapan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K

1. Pengusulan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K dilakukan oleh Kepala/Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan; 2. Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi

penyuluhan di kabupaten/kota selaku penanggungjawab teknis penyuluhan tingkat kecamatan melakukan verifikasi dan validasi BP3K yang akan difasilitasi sesuai persyaratan (poin A);

3. Selanjutnya Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota segera

(27)

melakukan penetapan dan mengkoordinasikan kegiatan Fasilitasi BP3K dimaksud dengan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi.

(28)

BAB IV

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Kegiatan monitoring peningkatan kapasitas BP3K dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan. Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota.

B. Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas BP3K dilakukan untuk mengukur seberapa besar pelaksanaan kegiatan ini dapat mencapai tujuannya.

C. Pelaporan

1. Pelaksana kegiatan khususnya kegiatan yang dialokasikan di BP3K wajib menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan;

2. Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan secara berjenjang ke BP4K diteruskan ke Bakorluh dan Pusat Penyuluhan Pertanian.

(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

elajar  menuntut  peran  serta  semua  pihak.  Pengetahuan  bukan  sesuatu  yang  diserap  secara  pasif  oleh  siswa,  melainkan  sesuatu  yang  ditemukan, 

teknik/ukuran statistik yang berbeda tergantung pada jenis hubungan (apakah merupakan hubungan simetris atau asimetris) dan tingkat pengukuran yang digunakan. Tabel berikut ini

produksi. Data yang berhubungan dengan proses produksi juga perlu diatur yaitu data persediaan bahan, data pemakaian bahan dalam proses produksi, stok produk, dan proses

Kemudian kita klik data yang diinginkan yaitu dengan komponen surface yang diinginkan yaitu dengan komponen surface dan kemudian kita mengklikB. dan kemudian

konvergen dan bagaimana profil berpikir visual mahasiswa perempuan calon guru matematika dalam memahami definisi formal barisan konvergen. Tujuan penelitian ini adalah

Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui penggunaan metode Discovery Learning dalam meningkatkan kompetensi askep kognitif dalam memahami rangkaian resistif arus

Kasus FP TBTS masih berlangsung hingga tahun 2016 kemarin sebagaimana yang dikutip dalam laman detik.com tanggal 26 Januari 2017, “Direktur Jenderal Penegakan Hukum DJP,

Predictors: (Constant), Persepsi Wajib Pajak Atas Manfaat Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Pajak, Persepsi yang Baik Atas Efektivitas Sistem Perpajakan, Kesadaran