• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNJUK KERJA MULTI-CODE MULTICARRIER CDMA PADA KANAL MULTIPATH FADING. Intisari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNJUK KERJA MULTI-CODE MULTICARRIER CDMA PADA KANAL MULTIPATH FADING. Intisari"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UNJUK KERJA

MULTI-CODE MULTICARRIER CDMA

PADA KANAL

MULTIPATH FADING

Eva Yovita Dwi Utami

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711

Intisari

Sistem yang diteliti adalah Multi-code Multicarrier CDMA (MTC-MC-CDMA) yang merupakan teknik gabungan Multi-code CDMA (MTC-CDMA) dan

Multicarrier CDMA (MC-CDMA), menggunakan tiga jenis code sequence set yaitu

Walsh-Hadamard code, Gold code, dan Kasami code pada kanal mengalami

multipath fading yang terdistribusi Rayleigh.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan jumlah pengguna mengakibatkan nilai BER yang semakin besar. Nilai BER sebesar 0,0047 saat terdapat enam pengguna, namun nilai BER mencapai 0,0086 saat terdapat 15 pengguna.Perbandingan sistem MC-CDMA, MTC-CDMA, dan MC-CDMA dengan total bandwidth yang sama menunjukkan bahwa MTC-MC-CDMA merupakan sistem yang paling baik. Untuk jumlah pengguna yang sama, yaitu sepuluh pengguna, BER yang diperoleh MTC-MC-CDMA sebesar 0,0074, sedangkan MC-CDMA mencapai 0.0104 dan MTC-CDMA mencapai 0,0643.

Kata kunci: Multicode, Multicarrier, Code Sequence Set.

1.

Pendahuluan

Sistem komunikasi bergerak masa depan, yaitu generasi keempat (4G), akan semakin memenuhi keinginan para penggunanya dalam memperoleh layanan yang semakin bervariasi dan kecepatan data yang tinggi. Layanan tersebut merupakan

integrasi dari suara, data, image, dan video. Masing-masing layanan memiliki

kecepatan data yang berbeda-beda sehingga bandwidth yang dibutuhkan pun akan

berbeda.

Teknik Multi-code Multicarrier CDMA (MTC-MC-CDMA) merupakan

teknik gabungan Multi-code CDMA (MTC-CDMA) dan Multicarrier CDMA

(MC-CDMA) yang bertujuan untuk memaksimalkan unjuk kerja sistem komunikasi bergerak. MTC-CDMA adalah teknik untuk menangani layanan dengan kecepatan data yang tinggi dan kecepatan data yang berbeda-beda dengan menggunakan urutan

kode yang orthogonal[1]. Sedangkan MC-CDMA adalah teknik untuk meningkatkan

efisiensi frekuensi dengan cara membagi band frekuensi kanal menjadi beberapa

subkanal[2].

Unjuk kerja MTC-MC-CDMA bergantung pada kehandalan korelasi dari kode yang digunakan. Oleh karena itu, ada tiga kode yang dapat digunakan, yaitu

kode Walsh-Hadamard, kode Gold dan kode Kasami. Ketiga kode tersebut dipilih

karena memiliki korelasi silang yang rendah untuk tiap urutan kode pada tiap set kode.

(2)

2.

Sistem

Multi-code Multicarrier

CDMA (MTC-MC-CDMA)

Gambar 1 menunjukkan skema pengirim dan penerima sistem

MTC-MC-CDMA. Sistem MTC-MC-CDMA menggunakan modulasi M-ary pada code

sequence set yang menunjukkan sebuah urutan kode dengan panjang log2M bit.

Sebuah simbol M-ary memilih sebuah M urutan kode yang disebut code sequence set

untuk dikirimkan. Tiap pengguna memiliki code sequence set yang

merepresentasikan sebuah simbol data dari log2M bit. Ukuran code sequence set

tergantung dari kecepatan data yang dibutuhkan.

Gambar 1. Pengirim dan penerima sistem MTC-MC-CDMA[1].

Pada kasus CDMA umumnya, ukuran code sequence set adalah dua, yaitu

satu merepresentasikan ‘0’ dan yang lainnya merepresentasikan ‘1’. Dalam sistem

ini, tiap pengguna memiliki sebuah set dari Mcode sequence, dengan log2 M adalah

perbandingan dari kecepatan data yang dibutuhkan terhadap kecepatan standar data

(1 bit/simbol). Oleh karena itu, jika kecepatan data adalah log2M kali dari

kecepatan standar data, ukuran code sequence set adalah M dan setiap simbol M-ary

akan dipetakan pada salah satu code sequence set dengan panjang N. Panjang kode N

adalah tetap untuk seluruh nilai M yang bervariasi. Jadi, kecepatan data yang

bervariasi tidak akan mengubah panjang kode N, tapi akan mengubah ukuran Mcode

(3)

masing cabang. Kemudian tiap cabang dimodulasi dengan frekuensi carrier yang

saling orthogonal antara cabang yang satu dengan yang lainnya dan hasilnya

dijumlahkan.

Proses ini dapat diimplementasikan secara digital dengan menggunakan IFFT

untuk menggantikan perkalian dengan subcarrier dan proses penjumlahan. Pada

penerima, FFT dipakai untuk masukannya dan keluaran FFT akan dikalikan kembali

dengan m-sequence. Setelah itu dilakukan pendeteksian oleh matched filter sehingga

urutan kode yang memberikan korelasi maksimum akan dipetakan kembali menjadi

simbol M-ary.

3.

Analisis Sistem MTC-MC-CDMA

3.1. Pengirim Sistem MTC-MC-CDMA

Dalam sistem MTC-MC-CDMA tiap pengguna memiliki code sequence set

yang sama yaitu:

( )

{

v n m M

}

G= m 1≤ ≤ . (2.1)

Simbol M-ary ke-i dari pengguna k

( )

bk,i akan dipetakan pada salah satu code

sequence setG. sehingga data ke-i dari pengguna k yang ditransmisikan oleh pengirim dapat ditulis:

( )

n

v

( )

n

S

i k b i k,

=

, , (2.2)

dengan Sk,i

( )

n adalah bit ke-n dari pengguna k untuk tiap urutan kode ke-i dalam code sequence set.

Berdasarkan Gambar 2.4., sinyal dengan modulasi Binary Phase Shift Keying

(BPSK) yang dikirim dapat ditulis:

∑ ∑ ∑

∞ −∞ = = − = + + − − = i L l N n l k l l k s b i k k t S n h t nT iT C Ni n t s 0 1 0 , , , ( ) ( ) ( )cos( ) ) ( ω θ , (2.3) dengan ) ( , n

Ckl = kode penebar ke-n dari pengguna k pada

cabang ke-l dan urutan kode ke-i,

l

ω = frekuensi carrier pada cabang ke-l,

l k,

θ = fase acak dari pengguna k pada cabang ke-l

yang terdistribusi seragam sepanjang

[

0,2π

]

,

L = jumlah subcarrier, dan

N = panjang code sequence set.

) (t

h = gelombang kotak yang memiliki nilai:

(4)

    = lainnya untuk , 0 0 , 1 ) (t Tb t Tb h

3.2

. Penerima Sistem MTC-MC-CDMA

Sistem MTC-MC-CDMA mentransmisikan subcarrier pita sempit

(narrowbad subcarrier) dalam jumlah yang besar dalam setiap pengiriman, sehingga

model kanal radio akan mengalami frequency selective Rayleigh fading dengan tiap

subcarrier mengalami flat Rayleigh fading. Tiap subkanal dapat ditulis:

) ( , , , ) ( ) ( kl j t l k l k e t t g =β ψ , (2.5) dengan ) ( , t

gkl = variabel complex Gaussian yang acak dengan rerata (mean)

nol dan variansi σ2,

) (

,l t k

β = amplitudo pelaifan yang terdistribusi Rayleigh, dan

) (

,l t k

ψ = pergeseran fase.

Walaupun dalam praktek selalu ada korelasi antara subkanal-subkanal yang saling

bersebelahan, pada sistem ini diasumsikan bahwa gk,l(t) tidak saling berkorelasi dan

terdistribusi secara identik untuk tiap pengguna k dan cabang l yang berbeda.

Jika terdapat K pengguna yang aktif, maka sinyal sistem synchronous yang

diterima adalah:

∑∑∑∑

∞ −∞ = = = − = + − − = i K k L l N n l k s b i k l k t S n h t nT iT C Ni n t r 1 1 1 0 , , , ( ) ( ) ( ) ( ) ) ( β × cos(ωl(t)+φk,l(t))+n(t), (2.6)

dengan φk,l(t)=θk,l +ψk,l(t), dan n(t) adalah Additive White Gaussian Noise

(AWGN) dengan mean nol dan rapat spektral daya N0. Amplitudo pelaifan dan

pergeseran fase diasumsikan konstan pada interval waktu sepanjang [0,Tb].

Keluaran matched filter dapat diperoleh dari Gambar 2.1. dan Persamaan

(2.6),. Asumsikan bahwa pengguna pertama adalah pengguna yang diinginkan dan

simbol M-ary dari pengguna pertama yang diinginkan adalah m, sehingga dapat

ditulis simbol M-ary b1,m, maka keluaran macthed filter adalah:

=− − = s T N n b m m x t v n h t nT dt U 0 1 0 1 , 1 ( ) ( ) ( ) , (2.7)

dengan x1(t) adalah urutan kode dari pengguna pertama yang telah didemodulasi

(5)

− = ( ) ) ( 1, 1 t jh t jTb x λ ,

+ = + = b b T j jT L q q q q q b j r t C j t j dt T ) 1 ( 1 , 1 , 1 , 1 , 1 ( ) ( )cos( ( )) 1 α φ ω λ . (2.8) (2.9)

Teknik diversitas yang digunakan pada sistem ini adalah Equal Gain Combining

(EGC), yang merupakan teknik diversitas paling sederhana karena pada receiver

tidak memperkirakan fungsi pindah kanal. Oleh karena itu, α1,q =1 untuk seluruh q

pada Persamaan (2.9).

4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini akan ditampilkan hasil simulasi sistem MTC-MC-CDMA.

Unjuk kerja sistem dapat dilihat melalui nilai Bit Error Rate (BER) yang diperoleh.

Gambar 2 menunjukkan perbandingan BER terhadap SNR untuk sistem

MTC-MC-CDMA pada kanal multipath fading, bila menggunakan tiga code

sequence set yang berbeda. Pada harga SNR yang sama, kode Walsh-Hadamard

menghasilkan BER lebih kecil dibandingkan BER kode Gold dan kode Kasami.

Untuk SNR bernilai 15 dB, BER yang diperoleh kode Walsh-Hadamard adalah

0,0280 sedangkankode Gold sebesar 0,0319 dan kode Kasami sebesar 0,0362.

Gambar 2. Grafik BER terhadap SNR sistem MTC-MC-CDMA menggunakan kode

Walsh-Hadamard, kode Gold dan kode Kasami pada kanal multipath fading.

(6)

Gambar 3 memperlihatkan grafik BER terhadap SNR untuk sistem

MTC-MC-CDMA dengan nilai M yang bervariasi pada kanal multipath fading. Semakin

besar nilai M maka semakin besar nilai BER yang diperoleh. Saat SNR bernilai 5

dB, M bernilai 256 memiliki nilai BER maksimum yaitu 0,3585 dan M bernilai 2

memiliki BER minimum yaitu sebesar 0,1210. Saat SNR bernilai 30 dB, nilai BER

maksimum juga terjadi pada M bernilai 256 yaitu sebesar 0,0013 dan nilai BER

minimum terjadi pada M bernilai 2 yaitu sebesar 0,0002.

Gambar 3. Grafik BER terhadap SNR sistem MTC-MC-CDMA dengan nilai M yang

bervariasi pada kanal multipath fading.

Gambar 4 dan Gambar 5 memperlihatkan perbandingan ketiga sistem yaitu

sistem Multi-code CDMA (MTC-CDMA), Multicarrier CDMA (MC-CDMA), dan

MTC-MC-CDMA. Untuk sistem MTC-MC-CDMA, panjang code sequence set (N)

yang digunakan adalah 16, jumlah subcarrier (L) sebanyak 16, dan M bernilai 16.

Ketiga sistem ini memiliki bandwidth yang berbeda-beda, jadi diperlukan

pengaturan jumlah subcarrier dan jumlah bit yang akan ditransmisikan agar total

bandwidth untuk ketiga sistem ini menjadi sama. Sebagai contoh, pada sistem

MTC-MC-CDMA bila N dan M bernilai 16, maka sistem ini memetakan data sebanyak

empat bit (log2M ) sebagai satu simbol data pada code sequence set dengan panjang

kode 16. Jadi, sistem MTC-MC-CDMA mentransmisikan 16 bit data dalam satu

simbol. Hal ini berarti bandwidth sistem MTC-MC-CDMA empat kali lebih lebar

daripada bandwidth sistem MC-CDMA. Oleh karena itu, pada sistem

MTC-MC-CDMA digunakan L sebanyak 16 dan pada sistem MC-CDMA digunakan L

sebanyak 64. Pada sistem MTC-CDMA digunakan N berjumlah 256, sehingga pada

simulasi total bandwidth ketiga sistem tersebut menjadi sama.

(7)

MTC-dilihat, walaupun sistem MC-CDMA menggunakan subcarrier yang lebih banyak daripada sistem MTC-MC-CDMA, unjuk kerja sistem MTC-MC-CDMA lebih baik daripada sistem MC-CDMA dan sistem MTC-CDMA. Saat SNR bernilai 20 dB, MTC-CDMA memiliki nilai BER yang terendah yaitu 0,0077 sedangkan MC-CDMA berada pada urutan kedua dengan nilai BER sebesar 0,0112 dan MTC-CDMA menghasilkan nilai BER yang tinggi yaitu sebesar 0,0622.

Gambar 4. Grafik BER terhadap SNR untuk sistem MTC-CDMA, MC-CDMA, dan

MTC-MC-CDMA pada kanal multipath fading.

Gambar 5. Grafik BER terhadap jumlah pengguna untuk sistem MTC-CDMA,

(8)

Gambar 5 memperlihatkan grafik BER terhadap jumlah pengguna untuk

sistem MTC-CDMA, MC-CDMA, dan MTC-MC-CDMA pada kanal multipath

fading dengan SNR bernilai 20 dB. Sistem MTC-MC-CDMA memiliki unjuk kerja yang lebih baik daripada kedua sistem lainnya. Pada nilai BER yang sama, sistem

MTC-MC-CDMA dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak daripada

sistem MTC-CDMA dan MC-CDMA. Saat BER bernilai 9×10−3, jumlah pengguna

yang dapat dilayani oleh sistem MTC-MC-CDMA adalah 13 pengguna, sedangkan sistem MC-CDMA sebanyak sembilan pengguna. Untuk sistem MTC-CDMA, BER

bernilai 3

10

9× − tidak tercapai. Pada jumlah pengguna yang sama, yaitu sepuluh

pengguna, BER yang diperoleh MTC-CDMA sebesar 0.0074, sedangkan MC-CDMA mencapai 0.0104 dan MTC-MC-CDMA mencapai 0.0643. Melalui perolehan nilai BER tersebut, terlihat bahwa menggabungkan teknik MC-CDMA dengan sistem MTC-CDMA merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan unjuk kerja sistem telekomunikasi bergerak.

5.

Kesimpulan

Unjuk kerja sistem MTC-MC-CDMA menggunakan code sequence set yang

berbeda-beda menunjukkan bahwa kode Walsh-Hadamard adalah kode terbaik untuk

sistem MTC-MC-CDMA yang synchronous. Nilai M yang bervariasi menunjukkan

kecepatan data yang berbeda-beda, semakin cepat data yang dikirim maka BER yang diperoleh semakin besar.

Perbandingan dengan menggunakan total bandwidth yang sama menunjukkan

unjuk kerja sistem MTC-MC-CDMA lebih unggul daripada sistem MTC-CDMA dan MC-CDMA. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem MTC-MC-CDMA dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai sistem selular generasi yang akan datang.

Daftar Pustaka

[1] Kim, Taeyoon, Jaeweon Kim, Jeffrey G. Andrews, Theodore S. Rappaport,

Multi-code Multi-Carrier CDMA: Performance Analysis, IEEE Int. Conf.,

vol 2, pp. 973-977, 2004,.

[2] S. Hara, R. Prasad, Overview of multicarrier CDMA, IEEE Communications

Magazine, vol. 35, pp. 126–133, 1997

[3] X. Gui, T. S. Ng, Performance of asynchronous orthogonal multicarrier

CDMA system in a frequency selective fading channel, IEEE Transactions on

Communications, vol. 47, no. 7, pp. 1084–1091,

[4] E. A. Sourour, M. Makagawa, Performance of Orthogonal Multicarrier

CDMA in a Multipath Fading Channel, IEEE Transactions on

Communications, vol. 44, no. 3, pp. 356–367, 1996

[5] Rappaport, T. S., Wireless Communication, Principles and Practice, 2nd ed.,

2002, Prentice-Hall, Inc, New Jersey

[6] Ziemer, R.E., Peterson R.L., Introduction to Digital Communication, 2nd ed.,

(9)

Riwayat Penulis

Eva Yovita Dwi Utami

Memperoleh gelar sarjana S1 dari Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi TELKOM, Bandung pada tahun 2002. Tahun 2003 – 2004 bekerja sebagai Technical Support pada PT. Garda Semesta Cakrawala dan sebagai Dosen Tidak Tetap pada Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta. Sejak tahun 2005 sampai sekarang bekerja sebagai Dosen Kopertis Wilayah VI Semarang dpk pada Fakultas Teknik program Studi Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Gambar

Gambar  1  menunjukkan  skema  pengirim  dan  penerima  sistem  MTC-MC- MTC-MC-CDMA.  Sistem  MTC-MC-CDMA  menggunakan  modulasi  M-ary  pada  code
Gambar  2  menunjukkan  perbandingan  BER  terhadap  SNR  untuk  sistem  MTC-MC-CDMA  pada  kanal  multipath  fading,  bila  menggunakan  tiga  code
Gambar  3  memperlihatkan  grafik  BER  terhadap  SNR  untuk  sistem  MTC- MTC-MC-CDMA  dengan  nilai  M  yang  bervariasi  pada  kanal  multipath  fading
Gambar 4. Grafik BER terhadap SNR untuk sistem MTC-CDMA, MC-CDMA, dan  MTC-MC-CDMA pada kanal multipath fading

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan variabel untuk mengetahui status gizi bayi kemungkinan belum dapat menggambarkan secara keseluruhan permasalahan yang ada karena terdapatnya faktor lain

Yohannes Yahya

Salah satunya saluran telepon dengan sistem DTMF ( Dual Tone Multiple Frequency ). Oleh sebab itu, dibuat suatu alat pengendali yang dapat digunakan pemilik rumah untuk

Pada tanggal 1 Januari 2000, nama Coca Cola Bottling Indonesia mulai resmi digunakan dan nama tersebut menjadi suatu nama dagang pada sejumlah perusahaan patungan antara

Dengan dilakukannya penelitian ini maka diperoleh gambaran bahwa terdapat variabel yang mempengaruhi mutu website Dinas Pariwisata Pacitan ,yaitu variabel

[r]

Jumlah Program RKPD yang tidak diakomodir dalam RENJA SKPD dibagi jumlah program dalam RENJA SKPD yang ditetapkan pada RPJMD x 100. ... ...%

Skripsi yang berjudul, “ Pembuktian Tindak Pidana Perkosaan Dalam Sidang Pengadilan Negeri (Kajian Perbandingan Kasus-Kasus Pada Pengadilan Negeri Sungguminasa) ,”