• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKEKAT PERLINDUNGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HAKEKAT PERLINDUNGAN ANAK"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

��������

��������������������������

����������������������������������������

�������������������������������������������������������

�������������������������������������������������

���������������������������������������

��������������������

(2)
(3)

HAKEKAT PERLINDUNGAN ANAK

Apakah perlindungan anak itu?

Istilah “perlindungan anak” (child protection)(child protection)(child protection) digunakan dengan secara berbeda oleh organisasi digunakan dengan secara berbeda oleh organisasi yang berbeda di dalam situasi yang berbeda pula. Dalam buku panduan ini, istilah tersebut mengandung arti perlindungan dari kekerasan, abuse, dan eksploitasi.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, perlindungan anak mengupayakan agar setiap hak sang anak tidak dirugikan. Perlindungan anak bersifat melengkapi hak-hak lainnya yang secara inter aliamenjamin bahwa anak-anak akan menerima apa yang mereka butuhkan agar supaya mereka bertahan hidup, berkembang dan tumbuh.

Perlindungan anak mencakup masalah penting dan mendesak, beragam dan bervariasi tingkat tradisi dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Banyak masalah, misalnya pelacuran, yang berkait erat dengan faktor-faktor ekonomi. Sementara masalah lain, seperti kekerasan di rumah atau di sekolah, mungkin berkaitan erat dengan kemiskinan, nilai-nilai sosial, norma, dan tradisi. Sering kriminalitas terlibat di dalamnya, misalnya perdagangan anak. Bahkan kemajuan teknologi memiliki aspek-aspek perlindungan di dalamnya, sebagaimana nampak dalam tumbuh– berkembangnya pornografi anak.

Bagian pertama dari buku panduan ini akan melihat secara lebih mendalam tentang apa yang dimaksudkan dengan perlindungan dan tanggapan umum apakah yang diperlukan untuk menghormati perlindungan hak-hak anak. Bagian dua akan membahas secara khusus peran-peran yang dimainkan oleh anggota dewan perwakilan rakyat dalam upaya menjamin bahwa semua anak dilindungi. Bab tiga akan membahas dan mencermati sejumlah masalah yang berkaitan dengan mereka yang bekerja untuk melakukan perlindungan terhadap anak.

Apa yang dipertaruhkan?

Pelanggaran terhadap perlindungan hak-hak anak, selain pelanggaran terhadap hak-hak azasi manusia juga merupakan penghalang sangat besar, kurang dikenali, dan terlalu sedikit dilaporkan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Anak yang dapat menjadi korban kekerasan, eksploitasi, abuse dan pengabaian, juga beresiko:

• hidup lebih pendek

• memiliki kesehatan mental dan fi sik yang buruk

• mengalami masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikannya (termasuk putus sekolah)

• memiliki ketrampilan yang buruk sebagai orang tua;

• menjadi tunawisma, terusir dari tempat tinggalnya, dan tidak memiliki rumah.

Di sisi lain, tindakan-tindakan perlidungan yang sukses akan meningkatkan peluang anak tumbuh

Bab

(4)

Perlindungan anak merupakan sebuah isu bagi setiap anak di setiap negara di dunia:

• Pada saat ini, lebih dari 300.000 tentara anak-anak, sebagian berusia sekitar delapan tahun, dieksploitasi dalam konflik bersenjata di lebih dari 30 negara. Lebih dari 2 juta anak-anak diperkirakan telah meninggal sebagai akibat langsung dari konflik bersenjata semenjak tahun 1990.1

• Lebih dari 1 juta anak di seluruh dunia hidup di lembaga pemasyarakatan sebagai akibat berkonfl ik dengan hukum. Di Eropa Tengah dan Eropa Timur saja, hampir 1.5 juta anak-anak hidup di pusat-pusat perawatan umum/negara. Akibat AIDS saja, lebih dari 13 juta anak-anak diperkirakan menjadi yatim (piatu). 2

• Sekitar 250 juta terlibat dalam kegiatan pekerja anak, dengan lebih dari 180 juta anak bekerja di dalam kondisi atau keadaan yang berbahaya. 3

• Sekitar 1.2 juta anak-anak diperdagangkan setiap tahunnya. 4

• Perkiraan tentang jumlah anak yang terlibat dalam perdagangan seks komersial tahun 1995 menunjukkan bahwa satu juta anak-anak (terutama anak perempuan, namun jumlah anak-laki-laki juga cukup signifi kan) memasuki industri yang bernilai milyaran dollar setiap tahunnya. 5

Angka itu sekarang kemungkinan bisa lebih tinggi.

• Empat puluh juta anak-anak berusia di bawah 15 tahun menderita karena diperlakukan secara tidak sepatutnya dan diabaikan, dan memerlukan perawatan sosial dan perawatan kesehatan. 6

• Diperkirakan 100-130 juta wanita dan anak-anak perempuan yang tinggal di Benua Afrika saat ini telah mengalami berbagai bentuk mutilasi genital. 7

Perlindungan anak mendapat perhatian khusus dalam suatu krisis kemanusiaan dan keadaan darurat. Beberapa keadaan darurat tertentu – terusir dari daerah tempat tinggalnya, kurangnya akses kemanusiaan, rusaknya struktur sosial dan keluarga, erosi sistem-sistem nilai tradisional, budaya kekerasan, pemerintahan yang lemah, tiadanya akuntabilitas dan buruknya akses terhadap pelayanan sosial dasar – telah menciptakan masalah-masalah perlindungan anak yang cukup serius. Keadaan darurat bisa mengakibatkan sejumlah besar anak-anak menjadi yatim (piatu), terusir dari tempat tinggal atau terpisah dari keluarganya. Anak-anak mungkin menjadi pengungsi atau terusir di negaranya sendiri, atau terpisah dari keluarganya; diculik atau dipaksa bekerja untuk kelompok-kelompok bersenjata; menjadi cacat akibat bertempur, ranjau darat, atau senjata-senjata yang tidak meledak; dieksploitasi secara seksual selama dan setelah konfl ik; atau diperdagangkan untuk tujuan-tujuan militer. Mereka mungkin menjadi tentara, atau menjadi saksi dalam kejahatan perang atau dihadapkan pada mekanisme peradilan. Konfl ik bersenjata dan masa-masa represi meningkatkan resiko bahwa anak akan disiksa. Demi uang dan perlindungan, anak-anak mungkin akan berpaling ke “seks untuk bertahan hidup’, yang biasanya tidak terlindungi dan beresiko tinggi untuk terjangkit penyakit, termasuk HIV/AIDS.

Kegagalan melindungi anak-anak mengancam pembangunan nasional dan memiliki pengaruh negatif dan akibat harus dibayar, yang akan terus terbawa sampai anak-anak tersebut menjadi individu yang dewasa nanti. Sementara anak-anak terus mengalami kekerasan, abuse dan eksploitasi, dunia akan gagal memenuhi kewajibannya terhadap anak-anak; dan akibatnya juga akan gagal memenuhi aspirasi pembangunannya sebagaimana digariskan dalam dokumen-dokumen seperti Agenda Milenium (Millenium Agenda(Millenium Agenda( ))) dengan denganMillenium Development Goals-nya.

(5)

STANDAR INTERNASIONAL TENTANG

PERLINDUNGAN ANAK

Anak-anak memiliki hak-hak untuk diakui dalam hukum internasional semenjak tahun 1924, ketika Deklarasi tentang Hak-hak Anak internasional yang pertama diadopsi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Instrumen-instrumen hak-hak azasi manusia berikutnya – dari Perserikatan Bangsa-bangsa, seperti Deklarasi Universal Hak–hak Azasi Manusia 1948, dan instrumen-instrumen regional seperti Deklarasi Amerika tentang Hak-hak dan Kewajiban Manusia yang dibuat pada tahun yang sama – mengakui secara lebih umum hak manusia untuk bebas dari kekerasan, abuse, dan ekploitasi. Hak-hak ini berlaku bagi setiap orang, termasuk anak-anak, dan dikembangkan lebih jauh dalam instrumen-instrumen seperti Kovenan Internasional tentang hak Politik dan Hak-hak Sipil 1966.

Konsensus internasional yang dikembangkan mengenai perlunya suatu instrumen baru yang akan secara eksplisit meletakkan dasar-dasar mengenai hak-hak anak khusus dan istimewa. Pada tahun 1989, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak diadopsi oleh Sidang Majelis Umum. Konvensi ini dengan cepat menjadi perjanjian hak-hak azasi manusia yang paling luas diratifi kasi dalam sejarah, diratifi kasi hampir secara universal.

Konvensi Hak-hak Anak, dalam beberapa hal meningkatkan standar internasional mengenai hak-hak anak. Konvensi ini menjelaskan dan secara hukum mengikat beberapa hak-hak-hak-hak anak yang dicantumkan pada instrumen-instrumen sebelumnya. Konvensi ini memuat ketentuan-ketentuan baru yang berkaitan dengan anak, misalnya, yang berkenaan dengan hak untuk berpartisipasi, dan prinsip bahwa dalam semua keputusan yang menyangkut anak, kepentingan terbaik bagi bagi anak harus diutamakan. Konvensi juga untuk pertama kalinya membentuk suatu badan internasional yang bertanggung jawab untuk mengawasi penghormatan atas hak-hak anak, yakni Komite Hak-hak Anak ( Committee on the Rights of the Child).

Pengakuan hak-anak atas perlindungan tidak hanya terbatas pada Konvensi Hak-hak Anak. Ada sejumlah instrumen, baik instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun instrumen dari badan internasional lainnya, yang juga memasukkan hak-hak ini. Instrumen-instrumen itu meliputi: • Piagam Afrika tentang Hak-hak dan Kesejahteraan Anak, Organisasi Persatuan Afrika yang

sekarang disebut Uni Afrika (The African Charter on the Rights and Welfare of the Child of the Organisation for African Unity)

the Organisation for African Unity)

the Organisation for African Unity tahun 1993.

• Konvensi-konvensi Jenewa mengenai Hukum Humaniter Internasional (1949) dan Protokol Tambahannya (1977)

• Konvensi Buruh Internasional No. 138 (1973), yang menyatakan bahwa, secara umum, seseorang yang berusia di bawah 18 tahun, tidak boleh dipekerjakan dalam bidang-bidang pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan mereka, dan Konvensi Organisasi Buruh Internasional No. 182 (1999) mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera untuk Menghapus Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak.

Bab

(6)

Siapakah yang dimaksud dengan seorang anak?

Pasal 1 Konvensi Hak-hak Anak menyatakan bahwa “seorang anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun kecuali di bawah undang-undang yang berlaku bagi anak, usia dewasa dicapai lebih awal”. Defi nisi ini digunakan dalam buku panduan ini.

Lepas dari pasal 1 di atas yang membolehkan usia dewasa yang lebih rendah, ada beberapa hak dalam Konvensi yang terus berlaku bagi anak yang berusia 18 tahun, tanpa memandang usia dewasa itu. Ini meliputi pelarangan diberlakukannya hukuman mati bagi orang yang berusia di bawah 18 tahun dan, dalam Protokol Pilihan Konvensi tersebut, pelarangan pengerahan mereka yang berusia di bawah 18 tahun dalam angkatan bersenjata.

Instrumen internasional lainnya juga menggunakan 18 tahun sebagai batasan untuk menentukan kapan seorang kehilangan haknya atas perlindungan khusus yang menjadi hak seorang anak. Lebih jauh UNICEF dan organisasi internasional utama yang bekerja dengan anak, menggunakan usia 18 tahun sebagai batas pasti untuk bekerja.

Konvensi ini mengakui bahwa cara anak-anak melaksanakan hak-haknya dan batasan-batasan yang berlaku pada pelaksanaan hak-hak mereka dapat dan sejogjanya beragam, tergantung pada usia anak. Pasal 5 menyatakan bahwa:

Negara-negara anggota harus menghormati tanggungjawab, hak dan kewajiban orang tua atau, dimana berlaku, anggota dari keluarga luas atau masyarakat sebagaimana diatur oleh adat setempat, wali-hukum, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab atas anak tersebut, untuk memberikan, dengan cara yang konsisten dengan perkembangan kapasitas anak tersebut, arahan dan bimbingan yang sesuai dalam pelaksanaan hak-hak oleh anak, yang diakui dalam Konvensi ini.

Prinsip ini dilengkapi oleh prinsip lainnya yang termaktub dalam pasal 12 Konvensi tersebut, yang menyatakan bahwa:

Negara-negara anggota harus menjamin anak yang mampu membentuk pandangan-pandangannya sendiri untuk menyatakan pandangan-pandangan-pandangannya itu secara bebas dalam segala hal yang menyangkut anak tersebut, dimana pandangan-pandangan anak itu diberi bobot yang semestinya sesuai dengan usia dan kematangan anak tersebut.

Meskipun demikian, hak-hak anak atas perlindungan terhadap kekerasan, abuseabuseabuse dan eksploitasi dan eksploitasi tidak boleh dibatasi karena usianya. Kapasitas terbatas anak untuk melindungi diri sendiri selalu membawa makna bahwa pertimbangan-pertimbangan usia dan kapasitasnya hanya dapat memperkuat hak-hak atas perlindungan, bukan memperlemah. Misalnya, UN Rules for the Protection of Juvenile Deprived of their Liberty mengakui dalam pasal 67, kebutuhan untuk menafsirkan hak-hak atas perlindungan dengan cara yang sesuai bagi anak ketika peraturan tersebut menentukan bahwa pemenjaraan anak secara soliter merupakan kekejaman, perlakuan atau hukuman yang tidak manusiawi dan menistakan, sementara prinsip itu tidak dengan sendirinya akan berlaku untuk orang dewasa.

(7)

Mekanisme Internasional Perlindungan Anak

Salah satu mekanisme internasional yang penting bagi perlindungan anak adalah Komite Hak-hak Anak (Committee on the Rights of the Child), yang terdiri dari 18 anggota yang dipilih oleh negara-negara anggota Konvensi dan yang bertugas dalam kapasitasnya sebagai perorangan.

Fungsi utama dari Komite itu, yang bertemu tiga kali dalam setahun, adalah menelaah laporan-laporan dari negara–negara anggota yang diminta untuk diserahkan secara berkala. Laporan itu diharapkan berisi informasi mengenai undang-undang dan berbagai upaya lain yang telah diadopsi oleh negara anggota, yang memberikan pengaruh pada hak-hak yang diakui dalam Konvensi tersebut dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam pelaksanaan hak-hak itu.

Ketika suatu laporan telah diterima, Komite mengundang pemerintah untuk mengirimkan delegasinya guna mempresentasikan laporan dan menjawab segala pertanyaan yang mungkin diajukan oleh Komite. Anggota komite mungkin juga memberikan komentar mengenai informasi yang termuat dalam laporan, serta informasi relevan lainnya yang diterima dari badan-badan PBB lainnya serta lembaga swadaya masyarakat (NGO). Komite kemudian membuat “observasi simpulan” dan rekomendasi yang sering berkaitan dengan legislasi, termasuk rujukan mengenai celah-celah yang ada dalam legislasi yang sedang berlaku atau ketentuan-ketentuan hukum yang dianggap oleh Komite tidak cocok dengan Konvensi tersebut.

Ada sejumlah mekanisme lain yang berkaitan dengan perlindungan hak-hak anak. Secara fundamental, anak menikmati hak-hak azasi manusia dan oleh karena itu, semua mekanisme hak-hak azasi manusia di tingkat internasional dan regional harus memberikan perlindungan bagi mereka. Ini berlaku bagi “Rapporteurs”Perserikatan Bangsa-Bangsa atau lembaga-lembaga hak azasi manusia regional seperti African Commission on Human and people’s Right. Harus diingat bahwa hal yang sama berlaku di tingkat nasional, dimana mekanisme perlindungan hak-hak azasi manusia seperti mahkamah konstitusi (constitutional courts (constitutional courts ( ))) juga harus menjamin bahwa mereka juga harus menjamin bahwa mereka menjunjung tinggi hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan.

Keterkaitan antara Perlindungan dengan isu-isu lain

Perlindungan anak bertalian erat dengan semua aspek kesejahteraan anak. Sering, seorang anak, yang sama rentan terhadap kurang gizi dan penyakit, tidak secara layak mendapatkan stimulasi awal, keluar dari sekolah dan lebih besar kemungkinannya diperlakukan salah dan dieksploitasi. Seorang anak terimunisasi yang secara konstan dipukuli bukanlah anak yang sehat; seorang anak yang dihina dan diperlakukan secara tidak patut karena etnisnya tidak menikmati lingkungan belajar yang menyenangkan; dan seorang remaja yang dijual untuk dilacurkan tidak akan mampu berpartisipasi dan memberikan andil kepada masyarakat. Perlindungan anak merupakan suatu bagian integral dari masalah pembangunan.

Masalah-masalah perlindungan muncul selama masalah yang dihadapi oleh anak-anak pada saat ini diperbincangkan. Dalam pendidikan, pelecehan seksual dan kekerasan dapat menjadi faktor tersembunyi dibelakang tingkat retensi di kelas yang rendah. Dalam kesehatan, kekerasan dapat berada dibalik cedera-cedera yang tidak terjelaskan yang ditangani oleh pelayanan

(8)

Perawatan dan perlindungan yang memadai hanya dapat diberikan dalam suatu lingkungan yang mengedepankan dan melindungi semua hak, khususnya hak untuk tidak dipisahkan dari orang tua, hak atas privasi, hak untuk dilindungi dari segala bentuk kekerasan, hak atas perlindungan khusus dan bantuan dari negara, hak-hak anak penyandang ketidakmampuan (cacat), hak atas kesehatan, hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial, hak atas pendidikan dan bersenang-senang, hak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi, dari penggunaan narkoba, dan dari eksploitasi seksual, hak untuk dilindungi dari penculikan, penjualan/trafiking serta penyiksaan dan dari perlakuan/hukuman yang menistakan, tidak berperi-kemanusiaan atau kejam, dan hak atas pemulihan fisik dan psikis dan reintegrasi sosial.

Tidak ada satu masalahpun yang berkaitan dengan anak yang tidak berkaitan dengan perlindungan anak. Sering, masalah perlindungan anak berada tersembunyi di bawah permukaan masalah-masalah yang sepertinya tidak berkaitan. Misalnya, perhatian perlindungan berkenaan dengan sanitasi sekolah mungkin tidak secara langsung jelas bagi mereka yang bekerja dalam masalah-masalah itu. Namun, keterkaitan antara pemakaian fasilitas sanitasi bersama dan pelecehan seksual anak-anak perempuan mempersyaratkan bahwa perlindungan harus dipertimbangkan.

Dan seorang anak yang bekerja tidak dapat sekolah, sehingga ketika pekerja anak tumbuh dewasa, ia tidak terdidik dan juga lemah dan loyo karena telah bekerja keras semenjak anak-anak. Ini berarti bahwa ia, seperti halnya orangtuanya yang hanya memiliki pekerjaan yang kecil gajinya, atau malahan menganggur. Oleh karena itu, ia akan kembali bergantung pada uang yang dihasilkan oleh anak-anaknya untuk membiayai keluarganya ... begitulah yang berlangsung secara terus menerus!

Rose 17 tahun, dari Australia.

Arti Penting Etika

Hak-hak anak atas perlindungan dari kekerasan, abuseabuseabuse dan eksploitasi secara jelas digariskan dalam dan eksploitasi secara jelas digariskan dalam hukum internasional, standar hukum badan-badan regional dan hukum domestik dari sebagian besar negara di dunia. Ini juga mencerminkan suatu konsensus dasar kemanusiaan bahwa sebuah dunia yang sesuai bagi anak adalah dunia dimana semua anak dilindungi.

Dalam Sidang Istimewa Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Anak pada tahun 2000, Negara-negara anggota mengikatkan diri dalam deklarasi tentang “Sebuah Dunia yang Sesuai untuk Anak” (A World Fit-for Children(A World Fit-for Children( ), sebagai dokumen hasil dari pertemuan itu, untuk membangun “suatu dunia dimana anak-anak perempuan dan laki-laki dapat menikmati masa kanak-kanaknya … dimana mereka dicintai, dihormati dan dihargai … dimana keamanan dan kesejahteraannya menjadi hal yang paling penting dan dimana mereka dapat berkembang dan tumbuh secara sehat, damai dan bermartabat”. Sentimen-sentimen ini melewati batas-batas standar hukum. Setiap budaya di dunia menghargai anak-anaknya; meskipun demikian kita terus saja gagal melindungi mereka.

(9)

MENJAMIN PERLINDUNGAN ANAK

Tujuan mendasar dari perlindungan anak adalah untuk menjamin bahwa semua pihak yang berkewajiban mengawal perlindungan anak mengenali tugas-tugasnya dan dapat memenuhi tugas itu.

Karena secara etika dan hukum harus ada, perlindungan anak merupakan urusan setiap orang di setiap tingkatan masyarakat, dan di setiap bidang tugas. Perlindungan anak menciptakan kewajiban/tugas bagi presiden, perdana menteri, hakim, guru, dokter, tentara, orang tua dan bahkan anak-anak sendiri.

Tugas-tugas ini mungkin tercermin dalam standar hukum yang diberlakukan di suatu negara dan pilihan-pilihan yang diambil pemerintah, termasuk dalam alokasi sumber daya yang dimilikinya.

Anak, Keluarga dan Negara

Para pelaku yang paling penting dalam kehidupan seorang anak adalah, dan sebaiknya memang demikian, orang tuanya. Oleh karena itu, keluarga dapat menjadi faktor tunggal yang terpenting dalam menentukan apakah seorang anak dilindungi atau tidak. Meskipun demikian, karena begitu sentralnya keluarga dalam kehidupan anak, keluarga sering kali juga menjadi sumber kekerasan, perlakuan yang tidak patut, diskriminasi dan eksploitasi.

Konvensi sangat menekankan peranan keluarga dalam mengasuh dan membesarkan anak dan, seperti halnya instrumen yang lebih dulu ada, mengakui hak keluarga atas perlindungan dan dukungan. Pasal 5 menjelaskan tanggungjawab Negara dalam melindungi dan menghormati peran keluarga, dengan menyatakan bahwa:

Negara-negara anggota harus menghormati tanggung jawab, hak-hak dan kewajiban orang-tua, atau dimana memungkinkan, anggota keluarga luas atau masyarakat sebagaimana ditentukan dalam adat setempat, wali sah atau orang lain yang secara sah bertanggung jawab atas anak tersebut, untuk memberikan, dengan cara yang konsisten dengan perkembangan kemampuan anak, arahan dan bimbingan yang sesuai pelaksanaan hak-hak anak sebagaimana diakui dalam Konvensi ini.

Menurut Konvensi, tanggung jawab utama membesarkan anak berada di pundak orang tua. Ketika orang tua tidak mampu memikul tanggung jawab itu, Negara memiliki tanggungjawab untuk membantu mereka. Meskipun demikian, pada saat yang sama, pasal 19 merujuk tanggung jawab Negara untuk “melindungi anak dari segala bentuk kekerasan fi sik dan mental, cedera atau perlakuan salah, pengabaian atau perlakuan menelantarkan, perlakuan yang tidak sepatutnya atau eksploitasi, termasuk penyalahgunaan seksual, ketika dalam perawatan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang merawat anak tersebut.“

Bab

(10)

Negara anggota harus menjamin bahwa seorang anak tidak akan dipisahkan dari orangtua di luar kemauannya, kecuali ketika pihak yang berwenang, sesuai dengan telaah judisial (judicial review)

menetapkan, sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku, bahwa pemisahan sebagaimana dimaksud itu perlu dilakukan demi kepentingan terbaik anak. Penetapan semacam itu mungkin dipandang perlu dalam kasus yang melibatkan penelantaran atau kekerasan (abuse) yang dilakukan oleh orang tua ….

Diskrimasi

Diskriminasi merupakan kenyataan sehari-hari bagi jutaan anak di dunia. Diskriminasi bisa mengakibatkan atau memperparah kekerasan, abuse dan eksplotasi. Misalnya, banyak anak yang terlibat dalam pekerjaan yang terburuk bagi anak berasal dari kelompok minoritas atau terkucil. Ada sejumlah bentuk diskriminasi, namun beberapa bentuk yang paling umum ditemukan adalah diskriminasi yang didasarkan pada:

Gender

Pembunuhan bayi, aborsi, kekurangan gizi dan pengabaian berdasarkan jender dipercaya berada dibalik “ hilangnya “ 60-100 juta perempuan dari penduduk dunia.8 Sembilan puluh

persen dari pekerja rumah tangga, kelompok terbesar dari pekerja anak di dunia, adalah anak-anak perempuan yang berusia antara 12 dan tujuh belas tahun. 9

Ketidakmampuan (Cacat)

Anak-anak dengan ketidakmampuan merupakan 20% dari seluruh anak-anak yang menghuni institusi (panti) di Eropa Tengah dan Eropa Timur dan Negara-negara Perkesemakmuran. 10

Etnis dan Ras

Di sebuah negara Eropa Timur, sebuah kajian menemukan bahwa hanya setengah dari Anak dari kelompok etnis Roma yang berusia 7-10 tahun mengenyam pendidikan secara teratur.11 Sepertiganya tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali atau telah

putus sekolah. Anak-anak etnis Roma secara khusus ditempatkan di sekolah-sekolah khusus bagi anak-anak penyandang cacat mental, tanpa melihat kemampuan mereka yang sebenarnya.

Kasta dan Kelas

Di sebuah negara di Afrika Selatan, mayoritas dari 15 juta pekerja anak yang diijonkan berasal dari kasta-kasta terendah. 12

Konferensi menghimbau semua negara peserta: (a) melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu, termasuk alokasi anggaran yang memadai untuk memastikan dinikmatinya semua hak azasi manusia dan kebebasan yang fundamental secara penuh dan setara oleh anak-anak dengan ketidakmampuan (cacat); (b) Mengembangkan dan memberlakukan peraturan perundang-undangan dengan tujuan

untuk menjamin martabat, kemakmuran, dan kemandirian bagi anak-anak penyandang cacat dengan memfasilitasi peran serta aktif mereka dalam masyarakat, termasuk akses yang efektif dan memadai atas pendidikan khusus yang bermutu tinggi.

(11)

ÿ

Standar Internasional

Konvensi Hak-hak Anak (The Convention on the Rights of the Child) Pasal 2 menyatakan bahwa:

1. Negara-negara anggota harus menghormati dan menjamin hak-hak yang termaktub dalam Konvensi ini bagi masing-masing anak di dalam wilayah jurisdiksinya tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa melihat ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik atau pendapat lainnya, kebangsaan, asal-usul etnis atau sosial, kekayaan, ketidakmampuan, kelahiran atau status lain dari orang-tua, atau wali hukumnya.

2. Negara–negara anggota harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa anak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi atau hukuman berdasarkan status, kegiatan, pernyataan pendapat, atau kepercayaan dari orang tua anak, wali sah, atau anggota keluarganya.

Diskriminasi terus berlanjut, lepas dari adanya pengakuan kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagai salah satu dari tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa lebih dari setengah abad yang lalu dan proliferasi instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Regional yang melarangnya. Komite Hak-hak Anak dan badan-badan Hak-hak-azasi manusia internasional terus menemukan contoh-contoh undang-undang yang mendiskriminasikan perempuan atau kelompok sosial atau etnis tertentu, atau yang diskriminatif dengan cara lain.

Diskrimininasi melampaui undang-undang, merasuk ke dalam tradisi, adat, sikap dan perilaku masyarakat, komunitas, keluarga dan individu. Misalnya, masyarakat dengan tingkat perkosaan, perkawinan anak-anak, dan penelentaran anak hasil perkawinan yang tinggi cenderung merendahkan nilai perempuan. Perempuan yang menolak peran-peran tradisional sering merasakan kekuatan mekanisme tradisional untuk menegakkan undang-undang yang tidak tertulis ini, mulai dari bentuk dipermalukan sampai pengucilan dari keluarga dan kekerasan fi sik. Menyadari jender sebagai bentuk diskriminasi jauh dari sekedar hanya berfokus pada anak-anak perempuan. Sementara banyak pelanggaran hak-hak anak lebih sering menimpa anak perempuan, anak-laki merupakan korban utama dari beberapa bentuk kekerasan. Lebih banyak anak laki-laki di banding perempuan yang menjadi korban pembunuhan, terutama pada saat akhir remaja. Di dunia, jauh lebih banyak anak-laki-laki yang menjadi pelaku pelanggaran hukum anak-anak bila dibanding anak perempuan. Sementara sebagian besar korban pemerkosaan adalah anak perempuan, mayoritas anak yang menjadi korban kekerasan fi sik adalah anak-laki-laki. Kesadaran jender memerlukan pemahaman tingkat perbedaan dampak dari berbagai jenis kekerasan, abuse,

dan eksploitasi pada anak-laki-laki dan anak perempuan. Kesadaran jender juga mempersyaratkan dilakukannya upaya-upaya untuk memahami mekanisme yang mendasari dan menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan kebijakan ekonomi, sosial dan hukum.

(12)

bahwa respon terhadap perlindungan anak haruslah bersifat holistik, diketahui oleh semua pihak di semua tataran agar menghormati hak-hak perlindungan anak dan menerapkannya ke semua anak di segala keadaan tanpa adanya diskriminasi. Meraih suatu dunia dimana perlindungan hak-hak anak secara rutin dihormati membutuhkan suatu jaminan bahwa anak tumbuh di suatu lingkungan yang protektif, dimana setiap elemen lingkungan memberikan andil dalam perlindungan mereka dan dimana semua pelaku memainkan perannya masing-masing.

Tidak ada defi nisi hukum atau sesuatu kesepakatan tentang apa yang membentuk suatu lingkungan yang protektif. Meskipun demikian, defi nisi itu paling tidak harus menjawab elemen-elemen berikut:

ÿ

Komitmen pemerintah untuk memenuhi hak-hak perlindungan

Kepentingan pemerintah dalam mengakui dan berkomitmen terhadap perlindungan anak merupakan suatu elemen esensial bagi lingkungan yang bersifat melindungi itu. Ini mencakup jaminan bahwa sumber-sumber daya yang mencukupi harus tersedia bagi perlindungan anak, misalnya, program untuk memerangi buruh anak. Ini mencakup pimpinan politik yang bersikap pro-aktif dalam meningkatkan perlindungan pada agenda mereka dan bertindak sebagai advokat dalam perlindungan.

ÿ

Sikap, tradisi, adat, perilaku dan sikap

Dalam masyarakat dimana sikap atau tradisi memberikan kemudahan terhadap terjadinya

abuse – misalnya yang berkenaan dengan hubungan seks dengan anak di bawah umur,

abuse – misalnya yang berkenaan dengan hubungan seks dengan anak di bawah umur,

abuse

kepatutan hukuman fi sik yang berat, penerapan praktek-praktek tradisional yang merugikan, atau perbedaan-perbedaan dalam memandang status anak laki-laki dan anak perempuan – lingkungan tidak akan bersifat melindungi. Dalam masyarakat dimana segala bentuk kekerasan terhadap anak merupakan hal yang tabu, dan dimana hak-hak anak secara luas dijunjung tinggi oleh adat dan tradisi, anak-anak semakin besar kemungkinannya untuk dilindungi.

ÿ

Diskusi terbuka dan keterlibatan dengan masalah–masalah

perlindungan anak

Di tingkatan yang paling dasar, anak perlu bebas berbicara lantang mengenai perlindungan anak terkait yang mempengaruhi mereka atau anak-anak lainnya. Di tingkat nasional baik perhatian media dan keterlibatan masyarakat sipil dengan masalah—masalah perlindungan anak memberikan andil terhadap perlindungan anak. Kemitraan di kalangan para pelaku di semua tataran sangat penting untuk menghasilkan tanggapan yang terkordinasi dan efektif.

ÿ

Peraturan Perundang-undangan dan Penegakan Hukum

Kerangka legislatif yang memadai, penerapannya yang konsisten, akuntabilitas dan tiadanya impunitas merupakan elemen yang penting dari suatu lingkungan yang protektif.

(13)

ÿ

Keterampilan hidup, pengetahuan, dan partisipasi anak

Bila anak tidak menyadari atas hak-haknya untuk tidak disalahgunakan, atau tidak diberitahu akan adanya bahaya, misalnya, perdagangan manusia, mereka rentan terhadap abuse. Anak-anak memerlukan informasi dan pengetahuan yang dijadikan bekal bagi mereka untuk melindungi diri. Anak-anak juga perlu diberi saluran yang protektif dan aman untuk melakukan partisipasi dan pernyataan/ekspresi diri. Dimana anak tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi, mereka lebih mungkin menjadi terlibat dalam tindak kejahatan atau kegiatan– kegiatan lain yang merugikan dan berbahaya.

ÿ

Pemantauan dan Pelaporan

Suatu lingkungan yang protektif bagi anak memerlukan sistem pemantauan yang efektif yang mencatat kejadian dan sifat perlindungan anak dan memungkinkan dilakukannya respon yang strategis dan berdasar informasi yang diperoleh. Sistem semacam itu dapat menjadi lebih efektif dimana sistem tersebut berdasar pada peran serta dan lokal sifatnya. Adalah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memastikan bahwa setiap negara mengetahui keadaan anak-anak di negara tersebut yang berkenaan dengan masalah kekerasan, abuse

dan eksploitasi.

ÿ

Pelayanan pemulihan dan reintegrasi

Korban anak dari setiap bentuk pengabaian, eksploitasi atau abuse, berhak atas perawatan dan akses yang tidak diskriminatif terhadap pelayanan sosial dasar. Pelayanan-pelayanan ini harus diberikan dalam suatu lingkungan yang mendorong meningkatnya kesehatan, martabat dan harga diri, anak.

Beberapa elemen lingkungan yang protektif akan saling tumpang tindih. Misalnya, komitmen pemerintah mungkin mengatur apakah pelayanan bagi korban tindakan penyalahgunaan disediakan, atau apakah investasi dibuat dalam mekanisme pemantauan. Demikian juga, perhatian media dapat menjadi faktor penting dalam mempengaruhi sikap.

Ada sejumlah cara untuk membangun atau mengembangkan suatu lingkungan yang protektif bagi anak-anak. Hal ini mencakup:

• Berbagai upaya untuk menjawab secara cermat dan mengikis dampak kemiskinan ekonomi dan kemiskinan sosial.

• Advokasi nasional dan prakarsa dialog di semua tingkatan dari pemerintah ke bawah, ke komunitas, keluarga dan anak-anak itu sendiri.

• Advokasi internasional, termasuk penggunaan mekanisme hak-hak azasi manusia internasional. Ini juga bisa mencakup upaya mendorong agenda mengenai perlindungan di tingkat pertemuan regional.

• Mencari perubahan perilaku masyarakat, menentang sikap dan tradisi yang dapat memperparah

abuse terhadap perlindungan anak, dan memberikan dukungan bagi mereka yang protektif. Ini mungkin melibatkan juga kampanye nasional atau bekerja secara erat dengan media.

(14)

• Pemberlakukan mekanisme dan pemberian sumber-sumber daya sehingga mereka yang menaruh perhatian dan hidup serta bekerja dengan anak-anak memiliki ketrampilan dan pengetahuan untuk melakukan hal itu dengan cara yang menjamin perlindungan terhadap mereka melalui pendidikan dan pelatihan.

• Mengakui bahwa standar hukum penting khususnya bagi perlindungan anak dan standar-standar itu perlu diketahui, dipahami, diterima dan ditegakkan. Ini bisa melibatkan tinjauan/ telaah kembali peraturan perundang-undangan yang ada, revisi undang-undang atau bahkan pembuatan undang-undang yang baru. Pengakuan ini juga melibatkan pengawasan terhadap praktek-praktek aktual dari hal-hal yang diatur oleh undang-undang untuk menjamin bahwa standar hukum itu dihormati.

• Mengembangkan dan menelaah sistem pemantauan nasional untuk memastikan bahwa sistem itu mencakup masalah-masalah tersebut secara memadai. Khususnya, ini mungkin melibatkan disagregasi statistik nasional untuk memastikan bahwa pola—pola diskriminasi menjadi jelas.

• Menjamin akses terhadap pelayanan bagi pemulihan dan reintegrasi bagi anak-anak yang telah mengalami abuse.

• Mendorong partisipasi dan memperkuat ketahanan anak-anak itu sendiri.

Pada saat yang sama, upaya mencermiati perlindungan sebagai masalah terpisah dan berdiri sendiri adalah tindakan yang tidak efektif. Lantaran adanya hubungan antara perlindungan anak dan bidang lainnya, adalah sangat berharga untuk mempertimbangkan aspek-aspek perlindungan dari setiap isu yang dipertimbangkan. Misalnya:

• Ketika mempertimbangkan kebijakan pendidikan, adalah penting untuk mempertimbangkan keamanan dan keselamatan di sekolah dan mencegah penggunaan hukuman fi sik yang berat. Hal ini mungkin menyangkut prakarsa-prakarsa untuk mengatasi masalah kekerasan di antara anak-anak di sekolah, seperti menggertak dan menakut-nakuti (bullying).

• Ketika mempertimbangkan praktek-praktek perawatan keluarga dan masa-kanak-kanak dini, orang tua sebaiknya dicegah untuk menggunakan bentuk-bentuk kekerasan dalam menegakkan disiplin dan didorong untuk memastikan bahwa kelahiran anak tercatat. • Setiap pertimbangan untuk HIV/AIDS tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan stigma yang

sering ditimpakan pada anak-anak yang terjangkit HIV/AIDS serta resiko-resiko perlindungan yang meningkat yang dihadapi oleh anak-anak rentan yang telah menjadi yatim karena AIDS? Jadi, suatu respon yang tepat terhadap perlindungan anak melibatkan perlindungan anak itu sendiri baik sebagai masalah atau sebagai pertimbangan yang berkenaan dengan masalah-masalah lainnya. Setiap respon juga mempersyaratkan bahwa setiap pelaku memainkan perannya dalam menjamin lingkungan protektif bagi anak-anak.

(15)

��������

�������������������������������

����������������������

���������������������������������������������������������������

�������������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������

������������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������

��������������������

(16)
(17)

Bab

4

BERBAGAI PERAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA

Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga perwakilan dari sebuah Negara. Mereka bertanggungjawab untuk mewakili kepentingan-kepentingan semua lapisan masyarakat, mengartikulasikan kepentingan-kepentingan itu ke dalam berbagai kebijakan dan menjamin bahwa kepentingan-kepentingan tersebut diterapkan secara efektif.

Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota-anggotanya harus menjadi salah satu dari pejuang-pejuang utama dalam perlindungan anak. Mereka memiliki kapasitas tidak hanya mempengaruhi keputusan dan tindakan pemerintah saja, namun juga menghubungkan komunitas dan konstituennya untuk mempengaruhi berbagai pendapat dan tindakan.

Tanpa melihat sifat dan strukturnya, dewan perwakilan rakyat melaksanakan tiga fungsi utama:

Membuat undang-undang

Mereka memberikan persetujuan, dan dapat memprakarsai, undang-undang yang mengatur masyarakat secara terstruktur.

Mengawasi kegiatan pemerintah

Mereka memantau kinerja pemerintah untuk menjamin bahwa pemerintah bertindak secara bertanggungjawab dan akuntabel demi kebaikan masyarakat secara keseluruhan.

Mengalokasikan sumber-sumber daya keuangan

Melalui proses penganggaran, dewan perwakilan bertanggung-jawab untuk memberikan persetujuan terhadap anggaran nasional. Jadi, dewan itu ikut menetapkan alokasi sumber-sumber bagi pemerintah dan memantau belanja pemerintah.

Sebagai penentu arah berbagai pendapat dan sebagai perwakilan dari rakyat, dewan perwakilan rakyat juga memainkan peran advokasi yang penting, meningkatkan kesadaran mengenai masalah tertentu dalam masyarakat, yang menjadi perhatian di tingkat konstituen, di tingkat nasional, dan internasional.

Perundang-undangan bagi Perlindungan Anak

Salah satu dari peran terpenting dan sering lebih teknis bagi dewan perwakilan rakyat dan anggota-anggotanya adalah menjamin bahwa standar perundang-undangan nasional menawarkan perlindungan seluas-luasnya dari kekerasan, abuseabuseabuse dan eksploitasi bagi anak. Jelasnya, undang- dan eksploitasi bagi anak. Jelasnya,

(18)

undang-Instrumen-instrumen hukum Internasional dan Regional

Menjadi bagian dari instrumen hukum regional dan internasional yang berurusan dengan perlindungan anak memberikan pesan yang sangat jelas kepada masyarakat internasional dan pemangku kepentingan (stakeholder) di tingkat domestik bahwa suatu negara berkomitmen untuk menjamin perlindungan anak, serta menjamin penerapan undang-undang, kebijakan, dan program-program untuk mencapai sasaran-sasaran itu.

Sebagaimana telah dipaparkan dalam bagian 1, ada sejumlah instrumen internasional yang mencermati dan menjawab masalah perlindungan anak. Instrumen-intrumen ini meliputi: • Konvensi Hak-hak Anak

• Kovenan Internasional tentang Hak-hak Politik dan Hak-hak Sipil • Kovenan Internasional Tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya • Konvensi ILO tentang Usia Minimum (no. 138).

• Konvensi ILO tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (no. 182);

• Konvensi Den Haag mengenai Perlindungan Anak dan Kerjasama tentang Adopsi Antar Negara

• Protokol untuk Mencegah, Menekan, dan Menghukum Perdagangan Anak, Khususnya Wanita dan Anak-anak.

Informasi tentang status ratifi kasi terhadap instrumen-instrumen internasional ini dapat ditemukan dalam website Organisasi Buruh Dunia (ILO) yaitu www.ilo.orgwww.ilo.orgwww.ilo.orgwww.ilo.org atau dalam web-site Komisi Tinggi atau dalam web-site Komisi Tinggi Hak-hak Azasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, yakni www.unhchr.ch.

Checklist untuk Melakukan Aksi

Apa yang dapat dilakukan oleh dewan perwakilan rakyat dan

anggota-anggotanya

Ratifi kasi

instrumen-instrumen

hukum

internasional

tentang

perlindungan anak

Bila negara Anda belum menjadi pihak dari berbagai instrumen-instrumen hukum internasional yang tercantum di atas, atau bila Negara anda telah menandatangani namun belum meratifi kasi beberapa di antaranya, anda dapat:

• Mencari tahu apakah ratifi kasi/aksesinya sedang dalam proses pertimbangan

• Menyampaikan pertanyaan tertulis atau lisan kepada Pemerintah anda untuk menentukan alasan pemerintah belum melakukan ratifi kasi atau aksesi;

• Mempertimbangkan penggunaan hak anda untuk memperkenalkan draft undang-undang dari inisiatif anggota tentang hal tersebut;

• Mendorong diadakannya debat parlemen mengenai hal tersebut; • Melakukan mobilisasi pendapat publik

Informasi praktis mengenai bagaimana meratifi kasi atau melakukan aksesi konvensi internasional dapat ditemukan dalam buku mengenai perjanjian (Treaty Book)yang dibuat oleh UN Treaty Section of the Offi ce of Legal Affairs, yang dapat diperoleh melaui perwakilan tetap negara anda di New

(19)

Reservasi atau pernyataan kesepahaman

Bila Pemerintah negara anda berniat untuk meratifi kasi atau telah meratifi kasi dengan reservasi atau deklarasi kesepahaman yang membatasi cakupan instrumen hukum, anda dapat:

• Menentukan atau menelaah ulang validitas reservasi yang disarankan; • Mendorong suatu debat parlemen tentang reservasi tersebut

• Melakukan mobilisasi pendapat publik untuk mendorong Pemerintah guna meratifi kasi atau melakukan aksesi tanpa reservasi atau deklarasi kesepahaman apapun ;

Standar dan Perundang-undangan Nasional

Ada sejumlah cara untuk memasukkan standar-standar perlindungan ke dalam hukum nasional. Konstitusi di berbagai negara menetapkan bahwa perjanjian-perjanjian yang diratifi kasi secara semestinya – atau perjanjian-perjanjian dalam kategori tertentu atau perjanjian-perjanjian khusus – secara otomatis menjadi bagian dari hukum nasional. Dalam konstitusi lainnya, diperlukan perundang-undangan baru atau revisi perundang-undangan yang ada.

Menjamin kelestarian prinsip-prinsip perlindungan anak

dalam Konstitusi

Prinsip-prinsip perlindungan anak dapat diakomodasikan dalam standar hukum nasional dengan memasukkannya (enshrine) dalam konstitusi sebuah negara. Konstitusi atau undang-undang dasar suatu negara merupakan pewujudan dari prinsip-prinsip dan hukum yang mengatur masyarakat dan mengandung bab-bab yang fundamental yang menentukan bentuk pemerintahan dan menggariskan prinsip-prinsip umum kontrak sosial sebuah negara. Konstitusi berfungsi sebagai kerangka kerja bagi perundang-undangan lainnya. Oleh karena itu, memasukkan (enshrine) prinsip-prinsip perlindungan anak dalam konstitusi nasional atau Undang-undang dasar sebuah negara memberikan dasar bagi adanya perlindungan anak dan kewajiban pemerintah di negara tersebut.

Prinsip-prinsip perlindungan anak dalam konstitusi:

Kasus Afrika Selatan

Pasal 28 Undang-undang Dasar Republik Afrika Selatan yang disahkan pada tahun 1996, berbunyi:

Setiap anak memiliki hak:

a. Atas sebuah nama dan kebangsaan sejak lahir;

b. Atas perawatan orang tua atau keluarga, atau perawatan alternatif lain yang sesuai ketika anak dipindahkan dari lingkungan keluarganya;

c. Dilindungi dari perlakuan salah, penelantaran, abuse, atau perendahan martabat d. Dilindungi dari praktek-praktek perburuhan yang eksploitatif;

(20)

(i) ditempatkan secara terpisah dari tahanan dewasa yang berusia di atas 18 tahun; dan (ii) diperlakukan sedemikian rupa dan ditempatkan dalam kondisi yang mempertimbangkan

usia anak;

(g) mendapatkan penasehat hukum yang disediakan oleh negara, dan atas biaya negara, dalam proses pengadilan perdata yang berkenaan dengan anak tersebut, yang bila tidak diberikan, mengakibatkan terjadinya ketidakadilan; dan

(h) tidak dimanfaatkan secara langsung dalam konfl ik bersenjata, dan dilindungi pada saat terjadinya konfl ik.

Kepentingan Terbaik Anak

Pasal 3 Konvensi Hak-hak Anak mempersyaratkan bahwa:

Dalam semua tindakan yang berkenaan dengan anak, apakah dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial negara atau swasta, pengadilan, penguasa administratif atau badan-badan legislatif, kepentingan terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.

Ketentuan ini berlaku terhadap perlindungan anak yang berkenaan dengan hak-hak anak, dan menciptakan dua kewajiban bagi dewan perwakilan rakyat. Pertama, setiap mereka mengadopsi standar hukum yang diajukan oleh otoritas administratif atau pengadilan, mengenai hal-hal yang relevan dengan perlindungan anak, mereka harus menjamin bahwa standar semacam itu yang menunjukkan bahwa kepentingan terbaik anak harus menjadi pertimbangan pertama pembuat keputusan. Kedua, dewan perwakilan rakyat sendiri harus menjadikan kepentingan terbaik anak sebagai prioritas dalam membuat draft undang-undang seluruhnya.

Legislasi Nasional untuk Perlindungan Anak

Ketika prinsip–prinsip perlindungan anak dimasukkan (enshrined(enshrined(enshrined)enshrined))) dalam konstitusi, langkah dalam konstitusi, langkah berikutnya adalah mengembangkan dan mengadopsi perundang-undangan nasional untuk memberlakukan perlindungan anak.

Satu cara yang efektif untuk melakukan hal ini adalah dengan melakukan telaah/tinjauan ulang terhadap standar dan hukum nasional untuk melihat apakah standar dan hukum nasional itu sesuai dengan ketentuan-ketentuan protektif standar internasional dimana negara tersebut menjadi anggotanya.

• Proses review dan amandemen perundang-undangan sering memakan waktu bertahun-tahaun, dan mungkin tidak selesai selama periode kekuasaan pemerintahan ketika proses tersebut dimulai. Oleh karena itu, melakukan pendekatan hukum secara non-partisan dipandang perlu, dengan partisipasi aktif dari anggota dewan yang mewakili spektrum partai politik yang seluas-luasnya, untuk menjamin bahwa proses akan tetap berjalan meskipun terjadi perubahan dalam pemerintahan.

• Reformasi hukum untuk perlindungan anak tidak hanya menjadi urusan para ahli hukum saja. Pendekatan antar-disiplin, yang melibatkan para ahli dan praktisi dari bidang-bidang sosial, medis, dan hukum yang terkait, bisa menghasilkan perundang-undangan yang lebih baik

(21)

• Reformasi hukum yang dipercayakan pada panitia kecil mengandung resiko ditunda karena munculnya berbagai prioritas lain, atau resiko sebaliknya – disetujui secara terburu-buru tanpa pertimbangan yang matang atas isu-isu dan sudut pandang yang relevan. Sebaliknya, keterlibatan berbagai kalangan asosiasi profesi yang lebih luas, kelompok-kelompok anak, dan kelompok-kelompok kepentingan lain terkait (seperti kelompok-kelompok perempuan, kelompok-kelompok kepemudaan, kelompok-kelompok yang mencurahkan perhatian pada hak-hak etnis dan agama minoritas, orangtua anak penyandang cacat dan kelompok-kelompok agama yang terlibat dalam rehabilitasi anak-anak pelaku pelanggaran hukum) memiliki sejumlah kelebihan.

- Pertama, mereka yang paling dekat terlibat dalam bidang tertentu, termasuk para orang tua, praktisi dan anak-anak sendiri, sering memiliki pandangan–pandangan yang berbobot dalam reformasi hukum.

- Kedua, keterlibatan banyak pihak membantu menjamin bahwa proses itu tidak akan kehilangan momentum karena kurangnya interest.

- Ketiga, partisipasi aktif dari mereka yang berkerja dengan anak-anak memudahkan dicapainya implementasi perundang-undangan baru yang efektif.

- Keempat, partisipasi yang luas dalam proses telaah/tinjau ulang dan reformasi hukum dapat memiliki nilai sendiri sebagai pelaksanaan upaya untuk menciptakan kesadaran mengenai hal tersebut.

• Kajian-kajian mengenai dampak perundang-undangan yang ada – yang mencakup berbagai isu seperti seberapa jauh perundang-undangan itu sebenarnya diterapkan dalam praktek, seberapa jauh tujuan-tujuan undang-undang itu dicapai dan alasan-jelas untuk setiap kekurangan yang didentifi kasi oleh kajian itu – dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi pembaruan hukum. Kajian-kajian ini dapat juga mengidentifi kasi celah-celah dalam perundang-undangan yang ada dalam melindungi anak dan mengidentifi kasi, menakar besaran, dan menganalisa pelanggaran hak-hak anak yang perlu dicermati. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang penting tidak hanya dalam menciptakan dan membangkitkan kesadaran akan perlunya suatu perundang-undangan yang baru, namun juga dalam membantu agar perundang-undangan disesuaikan secara tepat dengan dinamika ekonomi, sosial dan budaya yang memicu terjadinya pelanggaran yang ada. • Dalam upaya mengefektifkan perundang-undangan yang baru, biaya untuk

mengimplementasikan perundang-undangan tersebut harus diperhitungkan dan badan-badan eksekutif, legislatif dan judikatif yang terkait harus membangun komitmen untuk menegakkan, memperkuat dan memperluas cakupan lembaga-lembaga dan program-program yang diperlukan dalam implementasi perundang-undangan tersebut. Perundang-undangan yang sepenuhnya cocok dengan standar internasional mengenai hak-hak anak, namun tidak mungkin diimplementasikan karena insfrastruktur yang diperlukan tidak ada, tidak akan banyak bermanfaat dan bahkan dalam beberapa hal bisa merugikan (counter (counter ( productive).

• Di beberapa kawasan dunia, pertukaran pengalaman dan berbagai bentuk lain kerjasama yang berkenaan dengan reformasi hukum dapat dipetik manfaatnya, khususnya bagi

(22)

• Beberapa negara memiliki hukum atau peraturan khusus untuk anak yang mengkonsilidasikan semua peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan anak menjadi satu. Dalam beberapa hal, ini bisa efektif, memberikan satu titik rujukan untuk semua hak-hak anak, termasuk yang menyangkut perlindungan anak. Di pihak lain, hal ini terbukti kurang efektif, dengan berbagai tumpang-tindih, serta ketidak-konsistenan bahkan ketidakcocokan antara undang-undang anak dengan bagian peraturan dan perundang-undangan lainnya.

Checklist untuk Melakukan Aksi

Apa yang bisa dilakukan dewan perwakilan rakyat dan

anggota-anggotanya

Peraturan perundang-undangan nasional menetapkan prinsip-prinsip, tujuan dan prioritas bagi aksi nasional untuk menjamin perlindungan anak dan menciptakan perangkat guna melaksanakan aksi tersebut.

Adalah mendesak bagi Anggota-anggota dewan perwakilan rakyat uuntuk mengambil langkah– langkah berikut:

• Menjamin bahwa dewan perwakilan rakyat mengadopsi peraturan perundang-undangan nasional yang berkesesuaian dengan instrumen-instrumen hukum internasional, dimana negara anda menjadi salah satu pihaknya.

• Menjamin bahwa peraturan perundang-undangan yang ada ditelaah – oleh badan-badan pemerintah yang berkompeten, suatu komisi khusus dewan perwakilan rakyat, atau badan resmi lainnya – untuk menentukan apakah ketentuan-ketentuannya konsisten dengan Konvensi Hak-hak Anak.

• Dimana diperlukan, gunakan prosedur parlementer untuk menjamin bahwa Pemerintah mengirimkan draf peraturan perundang-undangan atau amandemen terhadap peraturan perundang-undangan yang ada, ke Dewan Perwakilan Rakyat.

• Jangan ragu untuk berhubungan, berkonsultasi, dan bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat sipil yang bekerja di bidang perlindungan anak ketika mengembangkan peraturan perundang-undangan nasional, agar dewan memiliki akses terhadap pengalaman dan data yang menyeluruh. Anak-anak dan pemuda juga harus dilibatkan dalam proses ini.

• Pastikan bahwa perundang-undangan nasional disertai dengan peraturan dan upaya-upaya administratif terkait untuk menjamin pelaksanaan yang memadai.

• Pastikan bahwa biaya implementasi perundang-undangan baru dimasukkan dalam anggaran nasional.

• Lakukan pertukaran pengalaman pelaksanaan yang baik dengan negara-negara tetangga atau negara lain.

Mengawasi Kegiatan Pemerintah

Mengawasi kegiatan pemerintah merupakan salah satu peran utama dewan perwakilan rakyat. Dewan perwakilan rakyat dan anggotanya berhak atas informasi yang memungkinkan mereka mengakses dan meneliti kegiatan–kegiatan seluruh cabang pemerintahan. Anggota dewan perwakilan rakyat dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang sedang

(23)

Perlindungan anak secara potensial menjadi perhatian dalam setiap pokok bahasan yang masuk ke dewan perwakilan rakyat. Karena hal yang demikian, bagian pertama dari setiap peran parlementer adalah untuk mempertimbangkan atau mencari informasi mengenai implikasi perlindungan anak yang potensial dari pokok pembahasan yang masuk ke anggota dewan. Perspektif perlindungan anak yang berkaitan dengan beberapa masalah mungkin tidak selalu nampak jelas. Anggota dewan dapat mendapatkan pandangan tambahan terhadap aspek-aspek perlindungan anak dari serangkaian permasalahan melalui kontak dengan LSM dan organisasi lain seperti UNICEF.

Bidang yang memiliki perhatian potensi berkenaan dengan

Perlindungan Anak

• Kebijakan Ekonomi dan pembangunan; • Upaya-upaya keamanan

• Kebijakan pendidikan • Kebijakan kesehatan • Hukum Pidana

• Ketentuan-ketentuan mengenai Perdagangan • Undang-undang Ketenagakerjaan

• Peraturan tentang Media

• Legislasi mengenai Keadaan Darurat (misalnya, dalam situasi konfl ik) • Kebijakan kesejahteraan sosial

• Kebijakan Perawatan Anak • Imigrasi

• Perpajakan

Anggota dewan dapat mendorong pertimbangan perlindungan anak dalam semua aspek agenda dewan dengan mengajukan pertanyaan. Seorang anggota dewan mungkin mengajukan pertanyaan selama debat mengenai rancangan undang-undang yang berkaitan dengan perekrutan militer, tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk menjamin bahwa mereka yang berusia di bawah 18 tahun tidak akan direkrut.

Dewan Perwakilan Rakyat dan para anggotanya hendaknya menjamin bahwa pemerintah akuntabel, sebanding dalam komitmen nasional dan internasionalnya. Mereka harus mencermati kegiatan pemerintah dan harus juga mengajukan pertanyaan yang mengarah pada ambiguitas dalam tanggungjawab antara departemen–departemen pemerintahan mengenai perlindungan anak: di beberapa negara, tanggungjawab atas perlindungan anak berada di berbagai kementerian yang berbeda, dan dimana hal ini terjadi, akuntabilitas/tanggungjawab dapat hilang. Sungguh, sangatlah penting mengetahui secara jelas prioritas yang diberikan oleh berbagai kementerian atau departemen terhadap perlindungan anak. Para anggota dewan dapat juga secara produktif mencari jawaban tentang siapakah yang bertanggungjawab atau kementerian penting manakah yang bekerja untuk menjamin pelaksanaan perlindungan anak, seperti Departemen Pendidikan, Ketenagakerjaan, Pertahanan, atau Kesehatan. Misalnya, seorang anggota dewan mungkin

(24)

Para anggota parlemen dapat mempromosikan agenda perlindungan anak dengan menanyakan data spesifi k. Misalnya, seorang anggota dewan mungkin menanyakan proporsi korban pembunuhan yang berusia di bawah 18 tahun selama periode tertentu. Pertanyaan mengenai hal ini berfungsi memaksa mereka yang memantau pembunuhan untuk mempertimbangkan aspek masalah perlindungan anak dalam pekerjaan mereka, mengangkat berbagai isu mengenai kekerasan terhadap anak dan mungkin juga untuk mendapatkan suatu jawaban yang tidak diduga – dan dalam beberapa kasus, mengejutkan–yang menciptakan momentum untuk mendapatkan tanggapan.

Kadang-kadang, anggota dewan dapat mengangkat isu perlindungan anak tertentu dengan merujuk pada atau mencermati suatu kasus individual. Ketika hal ini dilakukan, adalah penting bahwa perlindungan terkait yang dirujukan ke hal di atas – seperti menjamin kerahasiaan dan privasi bagi anak-anak yang kasusnya didiskusikan secara terbuka – diperhitungkan. Meskipun demikian, kasus individual dan cerita-cerita anak yang menjadi perhatian mereka dapat memberikan landasan yang kuat untuk melakukan perubahan.

Dewan Perwakilan Rakyat juga memantau kinerja dan tindakan pemerintah. Oleh karena itu, mereka memiliki kapasitas untuk menanyakan pertanyaan tentang beberapa hal belum dilakukan oleh pemerintah. Ini mungkin termasuk kegagalan pemerintah untuk meratifi kasi standar internasional perlindungan anak yang penting (lihat di atas) atau kegagalan pemerintah mengalokasikan sumber daya atau menerapkan perundang-undangan untuk perlindungan anak. Pemantauan itu juga mencakup kegagalan pemerintah untuk mengambil manfaat atau berpartisipasi dalam kerjasama internasional yang bertujuan mempromosikan perlindungan anak, atau kegagalan menjalin kerjasama dengan mekanisme pengawasan internasional bagi hak-hak perlindungan anak, seperti dengan kegagalan pemerintah untuk melapor ke Komite Hak-hak Anak atau mengijinkan kunjungan–kunjungan ke penjara oleh UN rappoteurs atau Komite Palang Merah Internasional.

Checklist untuk Melakukan Aksi

Apa yang bisa dilakukan dewan perwakilan rakyat dan

anggota-anggotanya

Para anggota dewan sebaiknya tidak usah ragu menggunakan prosedur dan mekanisme dewan untuk mengawasi tindakan pemerintah dan menjamin mereka memenuhi komitmen mereka terhadap perlindungan anak.

Secara lebih khusus, anggota dewan harus memanfaatkan mekanisme dewan untuk menjamin bahwa masalah-masalah perlindungan anak diarusutamakan dalam semua kegiatan dewan dan kegiatan pemerintah, dan bahwa tanggungjawab dan mandat departemen-departemen pemerintah secara jelas ditetapkan dalam upaya untuk menjamin kordinasi yang semestinya, dan menghindarkan celah-celah dalam tingkat implementasi oleh pemerintah.

Pengembangan Kebijakan

Sebagai fi gur politik yang penting dan sebagai wakil rakyat, anggota dewan memiliki kepentingan dalam pengembangan kebijakan yang penting seperti peluncuran program program-program yang menjamin perlindungan anak.

(25)

• Program-program menetapkan jangka waktu dan bahwa mereka memberikan tanggal sasaran pasti untuk mencapai hasil-hasil tertentu;

• Dana yang memadai dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan yang direncanakan melalui proses anggaran nasional;

• Rakyat harus diberi informasi yang berkenaan dengan rencana dan pelaksanaan kegiatan; • Dewan memiliki kesempatan untuk mereview secara berkala kemajuan yang dicapai dalam

pelaksanaan program nasional dan, itu berarti pula bahwa anggota dewan juga memantau kemajuan yang dicapai di lapangan; Anda mungkin akan mengusulkan dilaksanakannya dengar pendapat untuk mencermati keadaan-keadaan tertentu dan melakukan assesmen perkembangannya.

Kewajiban-kewajiban Melapor

Negara-negara anggota Konvensi Hak-hak Anak memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan mengenai status pelaksanaan Konvensi Hak-hak Anak tersebut. Sebagai pihak yang mengawasi kinerja pemerintah, dewan perwakilan rakyat memainkan peran penting dalam menjamin bahwa Negara secara penuh mematuhi kewajiban melapor sebagai negara anggota ke Konvensi. Adalah penting untuk membuat laporan yang diserahkan tepat waktu dan berisi informasi yang lengkap. Saat negara anda menjadi anggota konvensi, anda dapat memastikan bahwa:

• Laporan pendahuluan dan laporan berkala berikutnya diserahkan sesuai dengan periodisasi yang ditentukan dalam Konvensi; Anda harus menanyakan jadwal pelaporan negara anda dan menjamin bahwa Negara menghormati jadwal tersebut.

• Bila laporan ditunda, anda bisa meminta penjelasan dan, bila diperlukan, menggunakan prosedur/mekanisme dewan, baik untuk mendesak Pemerintah anda mematuhi kewajiban membuat laporan sesegera mungkin ataupun melakukan mobilisasi pendapat publik. • Dewan Perwakilan Rakyat, melalui komisi yang relevan, dilibatkan dalam pembuatan laporan,

memberikan masukan yang berkenaan dengan informasi atau diberi informasi mengenai isi laporan tersebut.

• Bebagai aksi yang dilakukan dewan dimasukkan dan secara memadai dan tercermin dalam laporan.

Para anggota dewan harus juga menjamin bahwa tindak lanjut yang terhadap laporan dan rekomendasi komite dewan dilaksanakan. Untuk itu, anda mungkin berkeinginan untuk:

• Menjamin bahwa observasi simpulan dari Komite disampaikan kepada dewan dan dewan melaksanakan debat berkenaan dengan hasil observasi tersebut.

• Melakukan pendekatan dengan kementerian yang relevan mengenai tindakan yang diambil untuk melaksanakan rekomendasi Komite dan, bila dipandang sesuai, mengajukan pertanyaan secara lisan maupun tulisan kepada mereka

• Menyelenggarakan atau berpartisipasi dalam debat publik mengenai implementasi dari simpulan observasi dalam upaya membangkitkan kesadaran tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempercepat penerapan konvensi secara penuh.

(26)

Pengalokasian Sumber-sumber

Di banyak negara, anggaran nasional disusun oleh kekuasan eksekutif dan diajukan ke dewan perwakilan rakyat untuk disetujui. Jadi, para anggota dewan berbagi tanggung jawab untuk menjamin bahwa sejumlah dana yang cukup dialokasikan untuk perlindungan hak-hak anak. Ini meliputi sumber-sumber daya keuangan serta waktu dan enerji dari berbagai lembaga yang berbeda dan cabang-cabang pemerintahan.

Para anggota dewan harus memulai dengan gagasan yang jelas tentang apa yang dibutuhkan untuk menjawab masalah-maslaah perlindungan anak yang dihadapi oleh negara mereka. Maka, mereka harus melihat sumber apa saja yang harus tersedia, dan mengukur sumber-sumber tersebut berdasarkan pada pengetahuan mereka mengenai keadaan anggaran nasional secara keseluruhan. Dalam melakukan penilaian ini, penggunaan hasil kerja pihak lain, apakah mereka itu LSM nasional maupun internasional, atau organisasi internasional seperti ILO, UNDP, UNESCO, UNICEF, WHO, dan IPU dipandang cukup bermanfaat.

Adalah penting untuk tidak hanya melihat pengalokasian uang saja, namun juga pada apa yang dicapai dengan pengeluaran tersebut. Akanlah tidak biasa untuk mempertimbangkan sektor pendidikan semata-mata dari sisi jumlah uang yang dialokasikan untuk bidang itu misalnya, tanpa memperhitungkan tingkat jumlah siswa yang tertampung dan pencapaian pendidikannya. Hal yang sama berlaku terhadap pengeluaran untuk perlindungan anak. Misalnya, adalah tidak cukup hanya semata-mata mengetahui berapa banyak dana yang telah dikeluarkan untuk demobilisasi, rehabilitasi dan melakukan reintegrasi bekas-bekas anak yang bergabung dalam kekuatan tempur di sebuah negara yang baru saja mengalami perang. Juga dipandang penting untuk mengetahui berapa banyak anak-anak yang telah dibantu, tindak-lanjut macam apakah yang telah diberikan, dan bagaimana situasi anak-anak tersebut pada saat ini, misalnya dengan menanyakan proporsi anak yang sekolah.

Contoh-contoh anggaran yang berpihak pada anak

Di Chili, Parlemen sedang mempertimbangkan modifi kasi undang-undang anggaran yang akan menjamin peningkatan anggaran 25% alokasi dana untuk mendukung lembaga-lembaga perlindungan anak, serta amandemen konstitusi yang akan memperluas wajib belajar menjadi 12 tahun.

Di Thailand, sesuai dengan Rencana Pembangunan Sosial dan Ekonomi Tahap Sembilan, sasaran anggaran 2003 adalah anak-anak dan remaja, kaum miskin dan tak beruntung, orang cacat dan penganggur. Diharapkan bahwa sekitar 15 juta anak akan mendapatkan manfaat dari program-program di dalam rencana anggaran yang baru.

Para anggota parlemen juga mendesak untuk melakukan perdebatan mengenai anggaran nasional dan mengawasi pelaksanaannya. Debat semacam itu, dengan tujuan untuk menelaah upaya– upaya perlindungan secara seksama dari kekerasan,abuse,dan eksploitasi—dapat memberikan dasar yang kuat bagi kerja yang berkelanjutan.

(27)

Checklist untuk Melakukan Aksi

Apa yang bisa dilakukan dewan perwakilan rakyat dan

anggota-anggotanya.

Dewan Perwakilan Rakyat membaca, mendiskusikan dan mengesahkan anggaran nasional dan mengawasi pelaksanaannya. Dalam mendiskusikan anggaran nasional tersebut, para anggota dewan sebaiknya menjamin bahwa:

• Mereka bekerja dengan berbagai mitra, termasuk masyarakat sipil dan organisasi-organisasi internasional, agar memiliki gambaran yang lengkap mengenai berbagai isu tentang perlindungan anak.

• Data mengenai situasi dan kebutuhan anak di negara tersebut dikumpulkan dan disebarluaskan.

• Komitmen pemerintah berkenaan dengan masalah-masalah perlindungan anak cocok dengan kebutuhan-kebutuhan perlindungan anak sebagaimana diidentifi kasi dalam data dam analisis, dan tercermin serta secara memadai didanai dalam anggaran nasional.

Advokasi

Sebagai wakil rakyat, anggota dewan merupakan pembentuk opini publik. Dengan demikian, mereka merupakan orang yang tepat untuk mempromosikan isu-isu perlindungan anak dalam dewan sendiri dan di masyarakat. Peran unik sebagai wakil yang terpilih dan penghubung antara rakyat dan pemerintah, memberikan kepada dewan, berbagai kesempatan, kewenangan, legitimasi dan tanggungjawab untuk melakukan advokasi melawan kekerasan, abuseabuseabuse dan eksploitasi. Selain dan eksploitasi. Selain itu, melalui kerangka kerja yang dicerminkan dalam program partainya, anggota dewan dapat menggalang dukungan mengenai isu-isu ini.

Anggota dewan dapat menggunakan suaranya untuk mengangkat isu-isu perlindungan anak. Banyak isu yang berkaitan dengan perlindungan anak bisa saja sangat sensitif, tersembunyi di belakang stigma, kerahasiaan, rasa malu atau korupsi. Isu-isu mengenai anak merupakan hal yang tabu, khususnya yang berkaitan dengan seks atau agama. Kediaman ini merupakan penghalang bagi kemajuan perlindungan anak. Adalah tidak mungkin memobilisasikan aksi mengenai sesuatu yang tidak dianggap ada oleh masyarakat. Dengan mengangkat isu-isu perlindungan anak di publik dan menunjukkan kepemimpinan dalam menghadapi isu-isu yang rumit, anggota dewan dapat mengatasi salah satu kendala utama untuk menjawab dan mencermati isu-isu perlindungan anak di beberapa negara.

Kami berjanji bahwa sebagai orang dewasa, kami akan mempertahankan hak-hak anak dengan kegairahan yang sama dengan yang kami miliki sekarang sebagai anak-anak. Pesan yang dipersiapkan , diperdebatkan, dan disepakati oleh 400 anak dan remaja dari Delegasi Forum Anak, sebagai bagian dari Sidang Khusus Majelis mengenai Anak, 8-10 Mei 2002.

(28)

Melalui kepemimpinan mereka, anggota dewan perwakilan rakyat juga dapat menjadi perekat dan menjadi sumber penggerak bagi pihak lain untuk ikut berkiprah dalam perlindungan anak, menyatukan pihak-pihak dari berbagai kalangan dalam kemitraan. Kemitraan semacam itu dapat melibatkan berbagai asosiasi perdagangan, kelompok-kelompok orang tua, organisasi keagamaan, anak-anak dan remaja sendiri.

Pekerjaan advokasi dapat dimulai dengan mengidentifkasi konstituennya yang berpengaruh dan penting dalam perlindungan anak. Konstituen ini bisa meliputi para hakim, pekerja sosial, guru, dokter dan polisi. Kegiatan spesifi k dapat direncanakan dengan berbagai pesan yang “dititipkan” secara hati-hati kepada konstituensi semacam itu.

Para anggota dewan juga dapat mengambil kesempatan dengan mengunjungi berbagai pelayanan perlindungan anak di negara masing-masing, khususnya di wilayah konstituennya. Mereka kemudian dapat melaporkan ke dewan mengenai kunjungan-kunjungan semacam itu. Kunjungan semacam itu akan sangat menarik, bila dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan bersifat spontan. Ketika mempersiapkan kunjungan, berbagai kontak dengan berbagai organisasi perlindungan anak dapat memberikan bekal yang sangat berharga, yang akan memaksimalkan efektifi tas kunjungan tersebut.

Di beberapa negara, kelompok-kelompok dan perorangan telah mencoba untuk membangkitkan komitmen sosial dan komitmen politik yang nyata untuk menciptakan lingkungan yang protektif bagi anak. Mereka itu mungkin perorangan, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi perdagangan atau kelompok-kelompok keagamaan. Dengan memberikan dukungan kepada upaya-upaya semacam itu, para anggota dewan sungguh dapat meningkatkan kinerja mereka.

Masyarakat madani merupakan kekuatan utama untuk mempertahankan kesinambungan, perkembangan dan perlindungan dan partisipasi anak dan menjamin kualitas dan kesinambungan berbagai pelayanan sosial. Kita akan memajukan perkembangan masyarakat madani dan mendorong berbagai aksi/tindakan bagi anak yang dilakukan oleh masyarakat madani, khususnya melalui peraturan dan perundang-undangan yang berlaku yang cocok dengan norma-norma dan standar internasional yang berlaku. Kita mengakui lembaga swadaya masyarakat sebagai kontributor yang sangat penting bagi pembangunan masyarakat, dan akan mendorong kerjasama dan kemitraan antara masyarakat LSM dan jajaran pemerintahan. Ashgabat Declaration of Inter-Parliamentary Workshop ‘Implementation of the Convention on the Rights of the Child in Central Asia and Kazakhstan” yang diselenggarakan oleh UNICEF dan Turkmenistan dibawah sponsor Inter-Parliamentary Union, 20-22 Februari 1997.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu media pembelajaran yang bisa dimanfaat adalah aplikasi Videoscribe dan aplikasi pemodelan 3 dimensi.Videoscribe adalah aplikasi untuk membuat media

Dengan meneruskan pendidikan di sana, saya berharap dapat memiliki ilmu yang kemudian dapat saya bagikan ketika kembali ke tanah air. Sehingga saya dapat mencapai kesuksesan

Dimulai dengan studi literatur mengenai permasalahan dan metode yang digunakan, selanjutnya pengumpulan data di perusahaan yang dituju, kemudian identifikasi

This research is expected to give the useful input in teaching learning process for improving students reading comprehension by using Collaborative Strategic Reading in

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat tujuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah disebutkan pada rumusan masalah,

Dalam jadual di atas, taburan tertinggi responden sebanyak 4l.2% sekadar "setuju" semua pusat rawatan altematif berteraskan Islam di zon selatan Semenanjung Malaysia

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data penelitian dari data primer yaitu adalah dengan menyebarkan kuesioner yang digunakan untuk menganalisis pengaruh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan cakupan rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang layak merupakan prediktor terkuat (β = - 0,876)