Workshop Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Industri
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jl. S. Parman No. 23 Purwodadi 58111 Telp. ( 0292 ) 421084 Fax. (0292) 421084
Purwodadi, November 2014
Pengembangan Kawasan Industri
Dalam Perspektif
Rencana Tata Ruang Wilayah
KABUPATEN GROBOGAN
2
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
PP No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri;
Perda Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2009- 2029;
Perda Kab. Grobogan No. 7 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun 2011 –
2031;
Peraturan Menteri Perindustrian No. 35/M-IND/PER/3/2010
tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri
3
Batas Utara: Kab. Demak, Kab. Pati, Kab. Kudus, & Kab. Blora
Batas Barat: Kab. Demak, & Kab. Semarang Batas Selatan: Kab.
Semarang, Kab. Boyolali, Kab. Sragen, & Kab. Ngawi Batas Timur: Kab. Blora
Posisi : 110º15’ – 111º25’ BT
7º00’ – 7º30’ LS
4
Luas 1.975,86 km
2(Evaluasi Penggunaan Tanah
Tahun 1983)
19 kecamatan
273 desa & 7 kelurahan
Tahun 2012 :
Jumlah penduduk : 1.433.361 jiwa
(perempuan : 50,35%)
Pertumbuhan penduduk : 0,71 %
Kepadatan penduduk : 725 jiwa/km
2Kontribusi thd PDRB : pertanian : 43 %
industri pengolahan : 2,90%
PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2012 KABUPATEN SRAGEN KABUPATEN BOYOLALI KAB. NGAWI PROV JATIMTERWUJUDNYA KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI DAERAH INDUSTRI DAN PERDAGANGAN YANG BERBASIS PERTANIAN UNTUK MENCAPAI MASYARAKAT YANG SEHAT, CERDAS DAN
LEBIH SEJAHTERA
MISI
1
MISI
2
MISI
3
MISI
4
MISI
5
MISI
6
Memantapkanpembangunan ekonomi dengan mendorong semakin tumbuh dan
berkembangnya pembangunan di bidang
pertanian dlm arti luas, industri, perdagangan & pariwisata Memantapkan pembangunan di bidang kesehatan untuk mendorong derajat kesehatan masyarakat Memantapkan pembangunan di bidang pendidikanumtuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan dan daya saing tinggi
Memantapkan upaya penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik (good governonce) berdasar demokratisasi, transparansi, mental spiritual, penegakan hukum dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat Memantapkan upaya
pelestarian sumber daya alam & ruang wilayah kabupaten yang mampu memenuhi kebutuhan & pemerataan pembangunan Memantapkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan daerah Prasarana Infrastruktur
RPJMD Tahun 2011-2016
Pembangunan Berkelanjutan Iklim InvestasiTujuan Penataan Ruang Nasional :
Wujudkan Ruang Wil. Nas. Aman, Produktif & Berkelanjutan
Berlandaskan Was. Nus. & Tan. Nas.
Tujuan Penataan Ruang Jawa Tengah :
Wujudkan Ruang Prov. Jaw Tengah yg
Lestari
dgn
Memperhatikan Pemerataan Pemb. Wil.
Tujuan Penataan Ruang Kab. Grobogan :
Wujudkan Ruang Kab yg produktif, berdaya saing & berkelanjutan
sbg pusat pertumbuhan wilayah di bag timur Jawa Tengah dgn
berbasis sektor pertanian dan didukung oleh sektor perdagangan,
jasa
, industri
, pertambangan & pariwisata
Perda Kab Grobogan No. 7 / 2012
ttg RTRW Kab Grobogan Tahun
2011-2031
Perda Prov Jateng No. 6 / 2010
ttg RTRW Prov Jateng Tahun
2009-2029
PP No. 26/2008 ttg
RTRWN
pengembangan sistem pusat pelayanan dgn mengintegrasikan perkotaan dan perdesaan khususnya dalam koridor pengembangan
Kedungsepur;
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah secara terpadu guna mendukung posisi strategis Kabupaten di bagian timur Jawa Tengah;
pengembangan sentra pemasaran hasil komoditas unggulan Kabupaten yang didukung peningkatan produktifitas hasil komoditasnya;
pengelolaan fungsi kawasan sesuai daya dukung lahan, daya tampung kawasan, dan konservasi sumberdaya alam
demi pengembangan wilayah berkelanjutan pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional peningkatan fungsi kawasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara pengembangan kawasan peruntukan industri dan kawasan agropolitan
Kutosaringan yang berdaya saing dalam skala
pelayanan nasional; pembangunan berkelanjutan Iklim investasi Prasarana Infrastruktur Prasarana Infrastruktur
Visi & Misi Kabupaten
telah
SINERGIS
dengan
Tujuan & Kebijakan
7 01 mei 2012
ttd
Susunan pusat permukiman & prasarana
sarana sbg pendukung keg sosek masy yg scr
hierarkis memiliki hub fungsional
7 01 mei 2012
ttd
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
Luas LP2B : 36,4% total luas Kab
Luas hutan produksi : 35,5 % total luas Kab
Sisa 28,1 % luasan untuk budidaya lainnya
7 01 mei 2012
ttd
Kaw yg penataan ruangnya diprioritaskan karena
berpengaruh sangat penting dlm lingkup kab thd
eksosbud lingkungan serta pendayagunaan sumber
daya alam & teknologi
Psl 83 : Kawasan peruntukan industri terdiri atas : wilayah
industri/kawasan peruntukan industri, kawasan industri dan
kawasan berikat.
Kawasan Industri dalam
RTRW Provinsi Jawa Tengah
Psl 84 : Wilayah industri / kawasan peruntukan industri
terdapat di Kabupaten Grobogan
Psl
85 :
Kawasan industri terdapat di Kabupaten
Grobogan
Kawasan peruntukan industri termasuk dalam kawasan
budidaya.
Kawasan Industri dalam
RTRW Kabupaten Grobogan
Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana
penunjang
yang
dikembangkan
dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah
memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
Kawasan peruntukan industri adalah kawasan yang
diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten yang bersangkutan.
(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f terdiri atas: a. kawasan peruntukan industri besar;
b. kawasan peruntukan industri sedang/menengah; c. kawasan peruntukan industri kecil/rumah tangga; dan d. kawasan industri.
(2) Kawasan peruntukan industri besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di: a. Kecamatan Tegowanu; b. Kecamatan Gubug; c. Kecamatan Tanggungharjo; d. Kecamatan Godong; e. Kecamatan Penawangan; f. Kecamatan Karangrayung; g. Kecamatan Purwodadi; h. Kecamatan Wirosari; dan i. Kecamatan Pulokulon.
(3) Kawasan peruntukan industri sedang/menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di: a. Kecamatan Tegowanu; b. Kecamatan Gubug; c. Kecamatan Brati; d. Kecamatan Grobogan; e. Kecamatan Godong; f. Kecamatan Purwodadi; g. Kecamatan Toroh; h. Kecamatan Tawangharjo; i. Kecamatan Wirosari; dan j. Kecamatan Pulokulon.
(4) Kawasan peruntukan industri kecil/rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tersebar di seluruh kecamatan.
(5) Kawasan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdapat di Kecamatan Tanggungharjo.
Kawasan Industri dalam
Raperpres RTR Kawasan Perkotaan
Kedungsepur
Dalam konteks pengembangan KDS, menetapkan Kaw
Perkotaan Gubug sebagai penyeimbang (
counter magnet
).
Kota Gubug diposisikan sebagai pusat kegiatan industri
yang merupakan konsekuensi keberadaan kawasan industri
di Kec. Tanggungharjo.
Penataan ruang Kawasan Perkotaan Kedungsepur bertujuan
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dengan mewujudkan
kawasan perkotaan yang aman, nyaman, produktif,
berkelanjutan, sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala
internasional, berbasis perdaganga & jasa,
industri,
agroindustri dan pariwisata, dengan tetap memperhatikan lahan
pertanian pangan berkelanjutan.
TUJUAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
(Pasal 2 PP No. 24 Tahun 2009 ttg KI
•
Mengendalikan pemanfaatan ruang;
•
Meningkatkan upaya pembangunan industri yang
berwawasan lingkungan;
•
Mempercepat pertumbuhan industri di daerah;
•
Meningkatkan daya saing industri;
•
Meningkatkan daya saing investasi; dan
•
Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan
pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor
terkait
•
Memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih tinggi
•
Kemudahan penyediaan sarana infrastruktur yang diperlukan
oleh pabrik-pabrik dalam kegiatan produksinya
•
Membuka lapangan pekerjaan baru yang diserap oleh
industri/pabrik dalam KI
•
Peningkatan pendapatan daerah melalui pajak daerah
•
Kemudahan dalam pengelolaan dampak lingkungan (
integrated
waste management
)
•
Menekan arus urbanisasi sehingga mengurangi kepadatan
penduduk kota (letak KI biasanya di pinggiran/di luar kota)
1. Kesesuaian Tata Ruang, untuk menjamin
kepastian
pelaksanaan
pembangunan
kawasan industri;
2. Ketersediaan Prasarana dan Sarana, meliputi
akses
jalan,
sumber
energi
(gas,listrik),
sumber daya air sebagai air baku industri
yang
diprioritaskan
berasal
dari
air
permukaan
dikelola
oleh
perusahaan
kawasan
industri,
Jaringan
dan
sistem
telekomunikasi, dan fasilitas penunjang antara
lain: unit pemadam kebakaran, bank, sarana
perumahan, pos pengamanan dsb.
3. Ramah Lingkungan, Perusahaan kawasan
industri wajib mempunyai dokumen AMDAL;
4. Efisiensi, pengguna kavling akan diberikan
keuntungan (proses ijin, sarana parasana);
5. Keamanan dan Kenyamanan Berusaha.
Orientasi Kawasan Industri Ds. Sugihmanik Kec. Tanggungharjo
Kaw Industri Ds. Sugihmanik Kec. Tanggungharjo ±82 ha Tapak pabrik PT. Semen Grobogan Jl. Raya Smg - Purwodadi (kolektor primer) Stasiun Tanggungharjo Stasiun Kedungjati Bendung GLAPAN Stasiun TegowanuKawasan Industri Ds. Sugihmanik Kec. Tanggungharjo
Kaw Industri
Ds. Sugihmanik Kec.
Tanggungharjo
±
82 ha
Tapak pabrik PT. Semen Grobogan Stasiun Taggungharj o Kawasan hutan produksiSta KA Tanggungharjo
Reposisi SUTET
No
Uraian
Keterangan
1. Lahan (min 50 ha) Luas ± 82 ha sudah dikuasai PT. Azam Laksana Intan
Buana & bersedia menjadi pengelola kawasan industri
2. Jarak ke pusat kota Tanggungharjo : 1 km ; Tegowanu : 5 km; Gubug : 9 km
; Kota Semarang (Pelabuhan) : 30 km
3. Jaringan jalan yang melayani Kolektor primer (minimal lebar jalan 15 m)
Di samping jalan rel KA
4. Sistem jaringan yang melayani - Jaringan listrik (dekat jaringan SUTET)
- Jaringan telekomunikasi (pengembangan fiber) - Jaringan air bersih
5. Prasarana angkutan Jalur darat & optimalisasi jalur KA (dekat rel & stasiun
KA) --- aksesibiltas
6. Topografi/kemiringan tanah Maksimal 15%
7. Jarak terhadap sungai 5 – 6 km dari Sungai Tuntang (Bendung Glapan)
8. Peruntukan lahan (sesuai RTRW atau
rencana yang lebih mikro daerah terkait)
- Kawasan industri - Non pertanian
- Non pemukiman - Non konservasi
9. Dampak lingkungan Dapat dikelola