• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

BAB 6

KEUANGAN DAN RENCANA

PENINGKATAN PENDAPATAN

6.1 PETUNJUK UMUM

Analisis kapasitas keuangan daerah ini adalah studi mengenai aspek

keuangan dalam rangka penyusunan RPIJM. Analisis digunakan dalam

membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan

pembelanjaan prasarana Kabupaten . Yang meliputi:

1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang

telah terbangun.

2. pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah

ada.

3. pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.

Dalam pembahasan ini juga diperhatikan hasil total atau produktifitas dan

keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi masyarakat

dan keuntungan masyarakat secara menyeluruh tanpa melihat penyedia

dana dan masyarakat penerima hasil. Pembahasan aspek keuangan

memperhatikan hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat

dari semua yang dipakai dalam proyek-proyek untuk masyarakat yang

menerima hasil proyek tersebut.

6.1.1

Komponen Keuangan

6.1.1.1 Komponen Penerimaan Daerah

Penerimaan pendapatan adalah penerimaan yang merupakan hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih.

(2)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

a. Pendapatan Asli Daerah

b. Dana Perimbangan

c. Lain-lain Pendapatan.

6.1.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang

diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah bertujuan

memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai

pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai

perwujudan Desentralisasi.

(1) PAD bersumber dari:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain PAD yang sah.

(2) Lain-lain PAD yang sah meliputi:

a. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan

b. Jasa giro

c. Pendapatan bunga

d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.

Dalam struktur APBD, jenis pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas

UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dirinci

menjadi :

a. Pajak Propinsi terdiri atas:

(3)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Kendaraan di Atas

Air

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Permukaan.

b. Jenis pajak Kabupaten terdiri atas:

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

7) Pajak Parkir.

c. Retribusi dirinci menjadi:

1) Retribusi Jasa Umum

2) Retribusi Jasa Usaha

3) Retribusi Perijinan Tertentu

6.1.1.1.2 Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan mengurangi

kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar

Pemerintah Daerah.

Dana Perimbangan terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil

b.Dana Alokasi Umum

(4)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

Prinsip Kebijakan Perimbangan Keuangan

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah

suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis,

transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyeleng-garaan

Desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan

daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekon-sentrasi dan

Tugas Pembantuan.

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah

merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian

tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemberian sumber

keuangan negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada

Pemerintah Daerah dengan memper-hatikan stabilitas dan keseimbangan

fiskal. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan

Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan

penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam

mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan

sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk

mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Ketiga

komponen Dana Perimbangan imerupakan sistem transfer dana dari

Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai

(5)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

1. Bagi Hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas:

a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang

Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

2. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari:

a. kehutanan

b. pertambangan umum

c. perikanan

d. pertambangan minyak bumi

e. pertambangan gas bumi

f. pertambangan panas bumi.

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan

kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Jumlah keseluruhan DAU

ditetapkan sekurang-kurangnya 26 (dua puluh enam persen) dari Pendapatan

Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN. DAU untuk suatu Daerah

dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar.

Celah Fiskal

Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal Daerah.

Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan Daerah untuk

melaksanakan fungsi layanan dasar umum. Layanan dasar publik antara lain

adalah penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan

infrastruktur, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Jumlah

(6)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

penyediaan layanan publik di setiap Daerah. Setiap kebutuhan pendanaan

diukur secara berturut-turut dengan:  jumlah penduduk

 luas wilayah

 Indeks Kemahalan Konstruksi

 Produk Domestik Regional Bruto per kapita

 Indeks Pembangunan Manusia.

Luas wilayah merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas

penyediaan sarana dan prasarana per satuan wilayah. Indeks Kemahalan

Konstruksi merupakan cerminan tingkat kesulitan geografis yang dinilai

berdasarkan tingkat kemahalan harga prasarana fisik secara relatif

antar-Daerah. Produk Domestik Regional Bruto merupakan cerminan potensi dan

aktivitas perekonomian suatu Daerah yang dihitung berdasarkan total

seluruh output produksi kotor dalam suatu wilayah. Indeks Pembangunan

Manusia merupakan variabel yang mencerminkan tingkat pencapaian

kesejahteraan penduduk atas layanan dasar di bidang pendidikan dan

kesehatan

Kapasitas fiskal Daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal

dari PAD dan Dana Bagi Hasil. Proporsi DAU antara daerah provinsi dan

Kabupaten ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara provinsi

dan Kabupaten . Celah fiskal dihitung berdasarkan selisih antara kebutuhan

fiskal Daerah dan kapasitas fiskal Daerah.

DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah provinsi dihitung

berdasarkan perkalian bobot daerah provinsi yang bersangkutan dengan

jumlah DAU seluruh daerah provinsi. Bobot daerah provinsi merupakan

perbandingan antara celah fiskal daerah provinsi yang bersangkutan dan total

celah fiskal seluruh daerah provinsi. DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu

daerah Kabupaten dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah Kabupaten

(7)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

Bobot daerah Kabupaten merupakan perbandingan antara celah fiskal

daerah Kabupaten yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah

Kabupaten .

Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan nol menerima DAU

sebesar alokasi dasar. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai

negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar menerima DAU sebesar alokasi

dasar setelah dikurangi nilai celah Fiskal. Daerah yang memiliki nilai celah

fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi

dasar tidak menerima DAU. Data untuk menghitung kebutuhan fiskal dan

kapasitas fiskal diperoleh dari lembaga statistik pemerintah dan/atau

lembaga pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Alokasi Dasar

Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah gaji pokok ditambah

tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan sesuai dengan peraturan

penggajian Pegawai Negeri Sipil. Pemerintah merumuskan formula dan

penghitungan DAU dengan memperhatikan pertimbangan dewan yang

bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan otonomi

daerah. Hasil penghitungan DAU per provinsi, kabupaten, dan kota

ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Penyaluran DAU dilaksanakan setiap

bulan masing-masing sebesar 1/12 (satu perdua belas) dari DAU Daerah yang

bersangkutan. Penyaluran DAU dilaksanakan sebelum bulan bersangkutan.

Alokasi DAU secara proporsional menggunakan rumus sebagai berikut:

(8)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan

tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Besaran DAK ditetapkan setiap

tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada Daerah tertentu yang

memenuhi kriteria untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

Daerah. Kegiatan khusus sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam

APBN. Fungsi dalam rincian Belanja Negara antara lain terdiri atas layanan

umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup,

perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama,

pendidikan dan perlindungan sosial.

Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria

khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum ditetapkan dengan

mempertimbangkan kemampuan Keuangan Daerah dalam APBD. Kriteria

umum dihitung untuk melihat kemampuan APBD untuk membiayai

kebutuhan-kebutuhan dalam rangka pembangunan Daerah yang dicerminkan

dari penerimaan umum APBD dikurangi dengan belanja pegawai.

Kemampuan daerah (APBD) dihitung sebagai berikut.

Kemampuan

DBHR = Dana bagi Hasil yang dibagikan merata untuk daerah

Belanja Pegawai = Belanja Pegawai Pegawai Negeri Sipil Daerah

Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan

(9)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

Daerah. Karakteristik Daerah antara lain adalah daerah pesisir dan kepulauan,

daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah

yang termasuk rawan banjir dan longsor, serta daerah yang termasuk daerah

ketahanan pangan.

Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian Negara/departemen teknis.

peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Kriteria teknis

antara lain meliputi standar kualitas/kuantitas konstruksi, serta perkiraan

manfaat lokal dan nasional yang menjadi indikator dalam perhitungan teknis.

Dana Pendamping

Daerah penerima DAK wajib menyediakan Dana Pendamping

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh persen) dari alokasi DAK. Dana Pendamping

dianggarkan dalam APBD. Namun Daerah dengan kemampuan fiskal

tertentu tidak diwajibkan menyediakan Dana Pendamping

6.1.1.1.3 Lain-lain Pendapatan

Lain-lain Pendapatan bertujuan memberi peluang kepada Daerah untuk

memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, Dana perimbangan

dan Pinjaman daerah.Lain-lain Pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan

pendapatan Dana Darurat. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari

pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga

internasional, Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan,

baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk

tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Hibah kepada

Daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui Pemerintah. Hibah

dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara Pemerintah Daerah dan

pemberi hibah. Hibah digunakan sesuai dengan naskah perjanjian. Tata cara

(10)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

maupun luar negeri diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pemerintah

mengalokasikan Dana Darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan

mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau peristiwa luar

biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh Daerah dengan menggunakan

sumber APBD.

Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada

Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau

krisis solvabilitas. Keadaan yang dapat digolongkan sebagai bencana nasional

dan/atau peristiwa luar biasa ditetapkan oleh Presiden Pemerintah dapat

mengalokasikan Dana Darurat pada Daerah yang dinyatakan mengalami

krisis solvabilitas. Krisis solvabilitas adalah krisis keuangan berkepan-jangan

yang dialami Daerah selama 2 (dua) tahun anggaran dan tidak dapat diatasi

melalui APBD.

Daerah dinyatakan mengalami krisis solvabilitas berdasarkan evaluasi

Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Krisis solvabilitas

ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan

Rakyat.

Pinjaman Daerah

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah

menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari

pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar

kembali. Pinjaman Daerah bertujuan memperoleh sumber pembiayaan dalam

rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah.

Batasan Pinjaman

Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah dan

Pemerintah Daerah dengan memperhatikan keadaan dan prakiraan

(11)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

tidak melebihi 60 (enam puluh persen) dari Produk Domestik Bruto tahun

bersangkutan. Menteri Keuangan menetapkan batas maksimal kumulatif

pinjaman Pemerintah Daerah secara keseluruhan selambat-lambatnya bulan

Agustus untuk tahun anggaran Berikutnya. Pengendalian batas maksimal

kumulatif Pinjaman Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri.

Pelanggaran terhadap ketentuan, dikenakan sanksi administratif berupa

penundaan dan/atau pemotongan atas penyaluran Dana Perimbangan oleh

Menteri Keuangan.

Sumber Pinjaman

Pinjaman Daerah bersumber dari:

a. Pemerintah

b. Pemerintah Daerah lain

c. lembaga keuangan bank

d. lembaga keuangan bukan bank

e. masyarakat.

Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah diberikan melalui Menteri

Keuangan. Pinjaman Daerah yang bersumber dari masyarakat berupa

Obligasi Daerah diterbitkan melalui pasar modal.

Jenis dan Jangka Waktu Pinjaman

Jenis Pinjaman terdiri atas,

a. Pinjaman Jangka Pendek

b. Pinjaman Jangka Menengah

c. Pinjaman Jangka Panjang.

Pinjaman Jangka Pendek merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu

kurang atau sama dengan satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran

(12)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

seluruhnya harus dilunasi dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

Pinjaman jangka pendek tidak termasuk kredit jangka pendek yang lazim

terjadi dalam jasa tidak dilakukan pada saat barang dan atau jasa dimaksud

diterima.

Pinjaman Jangka Menengah merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka

waktu lebih dari satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali

pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi

dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan Kepala Daerah

yang bersangkutan. Pinjaman Jangka Panjang merupakan Pinjaman Daerah

dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dan kewajiban

pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan

biaya lain harus dilunasi pada tahun-tahun anggaran berikutnya sesuai

dengan persyaratan perjanjian pinjaman yang bersangkutan.

Penggunaan Pinjaman

Pinjaman Jangka Pendek dipergunakan hanya untuk menutup kekurangan

arus kas. Pinjaman Jangka Menengah dipergunakan untuk membiayai

penyediaan layanan umum yang tidak menghasilkan penerimaan. Pinjaman

Jangka Panjang dipergunakan untuk membiayai proyek investasi yang

menghasilkan penerimaan. Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang

wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

Persyaratan Pinjaman

Dalam melakukan pinjaman, Daerah wajib memenuhi persyaratan:

a.jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik

tidak melebihi 75 (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum

APBD tahun sebelumnya.

b.rasio kemampuan keuangan Daerah untuk mengembalikan pinjaman

(13)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

c.daerah tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang

berasal dari Pemerintah. Daerah tidak dapat memberikan jaminan atas

pinjaman pihak lain. Pendapatan Daerah dan/atau barang milik Daerah

tidak boleh dijadikan jaminan Pinjaman Daerah. Proyek yang dibiayai dari

Obligasi Daerah beserta barang milik Daerah yang melekat dalam proyek

tersebut dapat dijadikan jaminan Obligasi Daerah.

6.1.2

Komponen Pengeluaran Belanja

Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:

1. Belanja Operasi

2. Belanja Modal

3. Tranfer ke Desa/kelurahan

4. Belanja tak Terduga.

Sub-komponen Pengeluaran Belanja Daerah meliputi:

1. Belanja Operasi

- Belanja Pegawai

- Belanja Barang

- Belanja Bunga

- Belanja Subsidi

- Belanja Hibah

- Belanja Bantuan Sosial

2. Belanja Modal

- Belanja Tanah

- Belanja Peralatan dan mesin

- Belanja Gedung dan bangunan

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

- Belanja Aset Tetatp Lainnya

- Belanja Aset Lainnya

3. Transfer ke Desa/Kelurahan

- Bagi hasil Pajak

(14)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

- Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

4. Belanja tak Terduga

Perencanaan belanja daerah mengikuti pedoman sebagai berikut.

1. Belanja daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kewajiban daerah dalam

meningkatkan kualitas kehidupam masyarakat yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan:

a. pelayanan dasar berupa pendidikan dan kesehatan

b. fasilitas sosial

c. fasilitas umum

2. Belanja daerah disusun berdasarkan  standar pelayanan minimal

 standar analisis belanja

 standar harga

 tolok ukur kinerja

3. Belanja DPRD meliputi:

a. penghasilan pimpinan dan anggota DPRD

b. tunjangan kesehatan

c. uang jasa pengabdian

d. belanja pebubjang kegiatan DPRD

Anggaran tersebut harus mencerminkan efisiensi, efektifitas dengan

memperhatikan aspek keadailan dan kepatutan.

4. Belanja Kepala daerah dan wakil Kepala daerah

Anggaran Belanja Kepala daerah dan wakil Kepala daerah harus

mencerminkan efisiensi, efektifitas dengan memperhatikan aspek keadailan

dan kepatutan.

6.1.3 Komponen Pembiayaan

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,

baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan

(15)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus

anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari

pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara

lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian

pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum

Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan

obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah,

penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga,

penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.

Komponen Pembiayaan daerah adalah sebagai berikut.

1. Penerimaan Pembiayaan

a. Penggunaan SILPA

b. Pencairan dana Cadangan

c. Pinjaman dalam Negeri-Pemerintah Pusat

d. Pinjaman dalam Negeri – Pemda lain e. Pinjaman dalam Negeri – bank f. Pinjaman dalam Negeri – Non bank g. Pinjaman dalam Negeri – Obligasi h. Pinjaman dalam Negeri – Lainnya

i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara

J. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah

k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda Lainnya

2. Pengeluaran pembiayaan

a. Pembentukan dana cadangan

b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Pem Pusat

c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda Lainnya

d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank

(16)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Obligasi

g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya

h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara

i. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Daerah

j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya

6.2 PROFIL KEUANGAN KABUPATEN

6.2.1 Keuangan Daerah

Profil keuangan daerah dalam penyusunan RPIJMD bertujuan untuk

membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan

investasi program Keciptakaryaan di Kabupaten . Gambaran umum

kondisi keuangan daerah dipergunakan untuk mengetahui:

1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah yang mencakup

a. Struktur Penerimaan Daerah

b. Struktur belanja daerah

2. Trend perkembangan penerimaan

3. Trend besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah atasan

4. Profil perkembangan APBD

5. Keuangan Perusahaan Daerah

Sumber data untuk analisis kapasitas daerah adalah data yang ada pada

Laporan Realisasi Anggaran. Untuk menyusun Rencana Program Investasi

Jangka Menengah tahun 2013-2017 maka diperlukan data realisasi anggaran

2007– 2012 dan data tahun 2007 yang belum final.

Data yang diharapkan diperoleh dari masing-masing daerah adalah data dari

Laporan Realisasi Anggaran tahun 2007 – 2012. Namun karena adanya perbedaan format laporan dari tahun awal otonomi daerah, maka data yang

diambil adalah data tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Data tahun 2004,

(17)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

untuk tahun 2007, karena belum selesai pelaksanaannya diambil dari APBD

setelah perubahan.

Posisi pendapatan, belanja dan surplus defisit empat tahun terakhir dari

Kabupaten Bengkulu Utara tampak dari tabel berikut.

Keterangan 2004 2005 2006 2007

Pendapatan daerah 369.649,9 391.886.9 519.022.2 571.751,7 Belanja Daerah 370.340,6 399.244,6 541.275,4 626.227,2 Surplus (Defisit) (690,7) (7.357,7) (22.253,2) (54.475,5)

Rincian pendapatan Kabupaten Bengkulu Utara

Keterangan 2004 2005 2006 2007

% %

Pendapatan Asli daerah 8.341.047.242,65 6.361.905.580,60 89,79 Dana Perimbangan 195.420.500.286,7

1

195.715.354.740 104,08

Pendapatan lain-lain 12.831.495.500 8.688.000.000 99,16

JUMLAH

Dana Perimbangan yang diterima.

Keterangan 2004 2005 2006 2007

Dana Bagi Hasil 27.028.210.257,71 15.628.197.135 Dana Alokasi Umum 158.010.000.000 166.265.000.000 Dana Alokasi

Khusus

9.830.000.000 12.840.000.000

6.2.2

Keuangan Perusahaan Daerah

Laporan keuangan perusahaan daerah digunakan untuk mendukung

sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery dan telah

memiliki BUMD (seperti sektor air minum, persampahan dan limbah)

aspek keuangannya meliputi kondisi existing, permasalahan, analisa dan

(18)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

6.3 PERMASALAHAN DAN ANALISIS KEUANGAN

6.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintahan Kabupaten

Dalam analisis kemampuan keuangan daerah, masing-masing daerah

perkembangan penerimaan dan pengeluarannya sehingga memungkinkan

dilakukan proyeksi kemampuan dalam lima tahun mendatang. Dalam

analisis ini dihitung perkembangan realisasi pendapatan dan belanja dan

dinilai rata-rata perkembangannya. Kemampuan daerah tercermin dari

indikator pertumbuhan pendapatan asli daerah yang kontinyu yaitu

pendapatan pajak dan retribusi. Sedangkan penyediaan dana untuk

program tercermin dari besarnya public saving. Public saving dihitung dari

pendapatan dikurangi belanja wajib. Jumlah ini adalah dana yang siap

digunakan untuk melaksanakan program-program pemerintah daerah.

Berikut adalah kapasitas masing-masing daerah di daerah Istimewa

Bengkulu Utara .

Tabel 6.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkulu

Utara (Rp. Juta)

NO SUMBER

PENERIMAAN

REALISASI

APBD 2007

PERTUMB UHAN

RATA-RATA

2004 2005 2006

1 Pajak Daerah 1.609.769.228 1.734.595.073,89

2 Retribusi

2.379.625.414,50 2.328.498.315

(19)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

Tabel 6.2 Perkembangan Public Saving Kabupaten Bengkulu Utara (Rp. Juta)

NO KOMPONEN PUBLIC SAVING

REALISASI

APBD 2007

PERTUMBU HAN RATA-RATA(%)

2004 2005 2006

1 Pendapatan Asli daerah 8.341.047.242,65 6.361.905.580,60

2 Dana bagi hasil 27.028.210.257,71 15.628.197.135

3 Dana Alokasi Umum 158.010.000.000 166.265.000.000

4 Dana Aloksi Khusus 9.830.000.000 12.840.000.000

5 Belanja Wajib

PUBLIK SAVING

Tabel 6.3 Perkembangan Realisasi Pembayaran Pinjaman Kabupaten Bengkulu

Utara (Rp. Juta)

NO SUB KOMPONEN BELANJA REALISASI PERTUMBUHAN

RATA-RATA

2004 2005 2006

1 Pembayaran Pokok Pinjaman – Obligasi

(20)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI - 20

RPIJM

6.3.2

Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten

6.3.2.1

Proyeksi Penerimaan dan Belanja

(21)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI - 21

(22)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI - 22

(23)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA VI

-RPIJM

6.4 ANALISIS TINGKAT KETERSEDIAAN DANA

6.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Analisis ini dilakukan di pemerintahan kabupaten, dan Kota untuk

memprediksi ketersediaan dana yang dapat digunakan dalam

pembangunan yang diproyeksikan dalam RPIJMD.

Tabel 6.7 Proyeksi Pendanaan Program-program Kegiatan Bidang Keciptakaryaan (Rp. Juta)

Pemerintah 2013 2014 2015 2016 2017

Kabupaten Bengkulu Utara

Untuk menentukan besarnya dana yang digunakan untuk program-program

kegiatan daerah baik yang didanai sendiri atau didanai oleh pemerintahan ,

atau pemerintah provinsi harus disesuaikan dengan kesepatakan daerah

sendiri dan kesesuaian dengan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten .

6.6

PETUNJUK UMUM RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN

Manajemen belanja dearah harus mengacu kepada prinsip transparan dan

akuntabilitas, disiplin anggaran, keadilan anggaran serta efisiensi dan

efektifitas anggaran seperti dalam manajemen pendapatan daerah.

Peningkatan pendapatan daerah dapat diperoleh melalui:  Peningkatan pajak daerah

 Peningkatan restribusi daerah

 Penerimaan pinjaman

 Penjualan obligasi pemerintah daerah

 Hasil privatisasi perusahaan daerah

 Penerimaan kembali pinjaman yang diberikan pihak ketiga

 Penjualan invetasi permaen

Gambar

Tabel 6.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkulu
Tabel 6.3 Perkembangan Realisasi Pembayaran Pinjaman Kabupaten Bengkulu
Tabel  Error! No text of specified style in document.-1
Tabel 6.7 Proyeksi Pendanaan Program-program Kegiatan Bidang Keciptakaryaan (Rp. Juta)

Referensi

Dokumen terkait

antara volume pembelian dan volume penjualan transaksi short selling yang terjadi di Bursa Efek Indonesia terhadap fenomena naik turunnya return weekend effect IHSG dan Indeks

Mengingat bahwa cara yang dilakukan oleh auditor untuk mengevaluasi control terhadap sistem aplikasi adalah dengan menelusuri jenis – jenis transaksi pada sistem, maka untuk

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, diperlukan solusi dalam bentuk surveilans dengan pemodelan matematis Susceptible, Infected, Recovered (SIR). Model ini dibangun berdasarkan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, saran yang didapatkan bahwa model klasifikasi hasil Pap Smear Test kanker serviks berdasarkan faktor resiko (Studi Kasus di

Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan diPoli Klinik Kebidanan dan kandungan RSUP Fatmawati, mengenai Hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan

Risiko pasar dalam investasi ORI dapat dihindari apabila pembeli ORI di Pasar Perdana tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo dan hanya menjual ORI jika harga jual (pasar)

Konsep atau pendekatan yang digunakan adalah transformasi bentuk, dimana rumah adat masyarakat suku Dawan lopo dan umekabubu ditransformasikan kefasilitas-fasilitas kesenian

Susu impor yang didatangkan dari luar negeri merupakan susu olahan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu sapi segar sangat tergantung dari produksi susu nasional di