25 A. Pembahasan Masalah
1. Permasalahan Perpajakan Wajib Pajak Badan Sebagai Klien Konsultan Independen Akuntax
Tabel 3.1
Permasalahan Perpajakan Klien Konsultan Independen Akuntax Nama
Klien
Bidang Usaha Alamat Tahun Bergabung Permasalahan K1 K2 K3 K4 K5 Rumah Makan Jasa Perhotelan Industri Plastik Advertising Garmen Karanganyar Solo Grogol, Sukoharjo Manahan, Solo Kebonbimo, Boyolali 2012 2012 2013 2013 2015 Peraturan perpajakan dan perhitungan pajak Peraturan perpajakan Peraturan perpajakan dan PPh final bulanan Peraturan perpajakan dan pembukuan Tidak paham perpajakan untuk wajib pajak badan Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa secara garis
besar permasalahan klien sama yaitu masalah tidak mengerti peraturan
bidang usaha yang berbeda. K1 merupakan wajib pajak badan dengan
usaha dibidang rumah makan yang berdiri sejak tahun 2011, K1 telah
bergabung sebagai klien Konsultan Independen Akuntax sejak tahun 2012
dan berdasarkan rekomendasi dari pihak lain yang memberikan saran
untuk menjadi klien dari Konsultan Independen Akuntax. Permasalahan
yang dihadapi adalah belum mengerti peraturan perpajakan dan kewajiban
perpajakannya untuk pajak restoran.
K2 merupakan wajib pajak badan dengan usaha di bidang jasa
perhotelan yang berdiri sejak tahun 2012, K2 telah bergabung sebagai
klien Konsultan Independen Akuntax sejak tahun 2012 dan mendapatkan
rekomendasi dari pihak lain yang menyarankan untuk bergabung menjadi
klien Konsultan Independen Akuntax dengan permasalahan belum
mengerti peraturan perpajakan secara umum dan peraturan perpajakan
yang mengatur tentang pajak hotel.
K3 merupakan wajib pajak badan dengan usaha di bidang industri
plastik yang berdiri sejak tahun 2010, K3 telah bergabung sejak tahun
2013 dan bergabung sebagai klien dari Konsultan Independen Akuntax
berdasarkan pilihan sendiri. Permasalahan yang dihadapi adalah peraturan
perpajakan tentang PP 46 atau mengenai pajak final bulanan yang harus
dibayarkan.
K4 merupakan wajib pajak badan dengan usaha di bidang
sejak tahun 2013, dan memutuskan untuk bergabung sebagai klien
Konsultan Independen Akuntax karena mendapatkan rekomendasi dari
pihak lain. Masalah perpajakan yang dihadapi adalah kurang
dimengertinya mengenai peraturan perpajakan atas kewajiban perpajakan
yang harus dipenuhi dan masalah permbukuan.
K5 merupakan wajib pajak badan dan mempunyai usaha di bidang
garmen yang berdiri sejak tahun 2015, K5 telah bergabung sejak tahun
2015 atau dapat dikatakan baru bergabung dengan Konsultan Independen
Akuntax karena mendapatkan rekomendasi dari pihak lain untuk
mengatasi masalah perpajakannya. Dan masalah perpajakan yang dihadapi
adalah tidak pahamnya peraturan perpajakan yang mengatur mengenai hak
dan kewajiban wajib pajak badan.
2. Penyelesaian Atas Permasalahan Perpajakan Wajib Pajak Badan Sebagai Klien Konsultan Independen Akuntax
Dari berbagai permasalahan perpajakan klien berikut adalah
upaya-upaya yang dilakukan pihak Konsultan Independen Akuntax dalam
melakukan penyelesaian atas permasalahan perpajakan secara umum yang
dihadapi oleh para klien :
a. Memberikan pengarahan dan pengertian mengenai peraturan
dasar-dasar perpajakan sesuai peraturan perpajakan yang berlaku dan
Pemerintah, Keputusan Presiden, Surat Keputusan Menteri
Keuangan sampai dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak
beserta penerapannya di dalam praktik bisnis baik secara lisan
maupun secara tertulis.
b. Setelah memberikan peraturan dasar perpajakan yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan terbaru, kemudian menjelaskan
mengenai peraturan perpajakan sesuai dengan hak dan kewajiban
bidang usaha, dengan harapan wajib pajak sadar dan mengerti atas
hak dan kewajiban pajaknya.
c. Memberikan penjelasan dan diskusi langsung yang dilakukan
diruang rapat kerja dengan harapan membuat klien nyaman dan
merasa aman demi menjaga privasi klien untuk memaparkan
permasalahan yang dihadapi beserta solusi-solusi terbaik dengan
berbagai pertimbangan.
d. Untuk permasalahan yang lebih mendalam Konsultan Independen
Akuntax telah mempunyai karyawan sesuai bidangnya, seperti
perizinan, pengarsipan, perhitungan. Berkaitan dengan perhitungan,
Konsultan Independen Akuntax mempunyai karyawan sebagai analis
ahli dalam bidang perpajakan yang akan membantu klien
menghitungkan pajak agar dapat membayar pajaknya dengan tidak
Selain adanya upaya secara umum, Konsultan Independen Akuntax
juga mempunyai upaya penyelesaian masalah perpajakan klien sesuai
dengan deteksi masalah yang dihadapi oleh para klien.
Tabel 3.2
Upaya Penyelesaian Masalah Perpajakan Klien Konsultan Independen Akuntax
Nama Klien
Bidang Usaha Permasalahan Penyelesaian
K1 K2 K3 K4 K5 Rumah Makan Jasa Perhotelan Industri Plastik Advertising Garmen Peraturan perpajakan dan perhitungan pajak Peraturan perpajakan Peraturan perpajakan dan PPh final bulanan Peraturan perpajakan dan pembukuan Tidak paham perpajakan untuk wajib pajak badan
Penjelasan peraturan perpajakan dan menjadi klien atas jasa rutin bulanan. Penjelasan peraturan perpajakan Penjelasan peraturan perpajakan Penjelasan peraturan perpajakan dan melakukan pembukuan yang sistematis Penjelasan peraturan perpajakan dan
penjelasan wajib pajak badan.
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 3.2 di atas dapat diketahui bahwa dari
permasalahan utama yang dihadapi klien adalah masalah tidak mengerti
peraturan perpajakan. Dan upaya pertama yang dilakukan oleh Konsultan
perpajakan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku dan
terbaru. Kemudian, memberikan solusi atas permasalahan lain setelah
klien memamahami peraturan perpajakan.
Berikut adalah contoh permasalahan yang berkaitan dengan
perhitungan pajak K1 dan penyelesaiannya yang dilakukan oleh Konsultan
Independen Akuntax. K1 adalah klien yang telah mempunyai Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) sejak tahun 2012. Permasalahan yang
dihadapi adalah tidak mengerti peraturan perpajakan dan perhitungan
pajak. Konsultan memberikan penjelasan tentang peraturan perpajakan
mulai dari dasar yaitu Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan hingga peraturan perpajakan
yang berkaitan dengan usaha rumah makan yaitu Peraturan Daerah
Kabupaten Karanganyar Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran.
Untuk masalah perhitungan kewajiban pajaknya, klien diberikan ilustrasi
dan penjelasan cara menghitung dan juga disarankan untuk bergabung di
jasa rutin bulanan yang bertujuan untuk mengambil alih pekerjaan yang
menyangkut pelaporan pajak mulai dari perhitungan, pengisian semua
formulir perpajakan sampai review pelaporan pajak berdasarkan laporan
keuangan dan data klien setiap bulannya dan memberikan konsultasi
berupa saran atau pendapat atas kasus dan permasalahan perpajakan yang
dihadapi berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Perhitungan pajak restoran berdasarkan domisili usaha K1 adalah
TARIF X OMSET
Tarif yang berlaku di daerah Kabupaten Karanganyar adalah 10%
dikalikan jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima
restoran (DPP) berdasarkan Peraturan Daerah Karanganyar No 5 Tahun
2010 tentang Pajak Restoran. K1 merupakan pajak restoran kategori
rumah makan dan restoran.
Tabel 3.3
Ilustrasi Perhitungan Pajak Restoran K1 Rata-Rata Pembeli/ Jam Omset/ Jam (Rp) Lama Buka (jam) Omset/ Hari (Rp) Omset/ Bulan (Rp) Potensi Pajak/ Bulan (Rp) Potensi Pajak/ Tahun (Rp) 13 225.500 12 2.706.000 81.180.000 8.118.000 97.416.000
Selain itu, pihak konsultan juga akan membuat tax plan untuk
tahun-tahun berikutnya dan dapat menghemat pajak dengan cara mengatur
perhitungan penghasilan yang lebih kecil yang dimungkinkan oleh
perundang-undangan perpajakan yaitu dengan cara legal.
K2 adalah klien yang telah ber NPWP sejak tahun 2012.
Permasalahan yang dihadapi oleh K2 adalah tidak mengerti peraturan
perpajakan tertutama tentang pajak hotel yang menjadi bidang usahanya.
Konsultan memberikan upaya penjelasanan dan penggambaran tentang
peraturan dasar perpajakan yang berdasarkan Undang-Undang No 16
Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dan
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2002
tentang Pajak Hotel.
K3 adalah klien yang mempunyai NPWP sejak tahun 2010.
Permasalahan perpajakan yang dihadapi oleh klien adalah kurang paham
tentang peraturan perpajakan yang berlaku dan kewajibannya atas PPh
final yang harus dibayar dan dilaporkan setiap bulannya. Upaya
penyelesaian dari Konsultan adalah yang utama selalu memberikan
penjelasan tentang peraturan dasar perpajakan berdasarkan
Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Dan menjelaskan mengenai Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu disertai dengan penerapannya sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh klien.
K4 adalah klien yang mempunyai NPWP sejak tahun 2007. Klien
mempunyai masalah perpajakan yaitu kurangnya pemahaman klien
tentang peraturan perpajakan dan pembukuan. Upaya yang dilakukan oleh
Konsultan adalah tentu yang utama menjelaskan mengenai peraturan
berdasarkan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dalam masalahnya yang kedua yaitu
mengenai pembukuan, Konsultan memberikan penjelasan dan
Keuangan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan serta
memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan
laporan keuangan.
K5 adalah klien yang mempunyai NPWP sejak tahun 2014. Masalah
perpajakan yang dihadapi oleh K5 adalah kurangnya pemahaman klien
mengenai peraturan perpajakan terutama mengenai hak dan kewajiban
wajib pajak badan. Upaya yang dilakukan oleh Konsultan adalah
memberikan penjelasan peraturan perpajakan berdasarkan
Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan dengan penjelasan lebih detail dan lebih luas mengenai hak
dan kewajiban perpajakan wajib pajak badan.
Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui masalah yang paling
sering dihadapi klien adalah kurang pahamnya mengenai peraturan
perpajakan dan hal ini membuat Konsultan Independen Akuntax selalu
memberikan penjelasan mengenai peraturan perpajakan secara detail
supaya klien dapat dengan mudah memahami dan menjadi sadar pajak.
3. Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Badan Klien Konsultan Independen Akuntax
Berikut penulis sajikan tabel tentang jumlah wajib pajak badan
sebagai klien dari Konsultan Independen Akuntax pada tahun 2013 –
Tabel 3.4
Jumlah Wajib Pajak Badan Klien Konsultan Independen Akuntax
Tahun 2013-2015 Tahun
2013 Kenaikan 2014 Kenaikan 2015
Jumlah Wajib
Pajak 50 250% 175 14% 200
Sumber : Data Primer yang diolah
Grafik perkembangan jumlah klien Konsultan Independen Akuntax.
Gambar 3.1
Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Badan Klien Konsultan Independen Akuntax
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 3.4 dan gambar grafik 3.1 di atas dapat
disimpulkan bahwa wajib pajak badan klien dari Konsultan Independen
Akuntax dari tahun 2013-2015 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun
2013 jumlah klien sebanyak 50 klien kemudian mengalami peningkatan
yang signifikan atau dapat dikatakan peningkatan tertinggi menjadi 175
atau terjadi peningkatan 250% klien pada tahun 2014. Pada tahun 2015
terjadi penambahan klien sebanyak 25 klien sehingga total menjadi 200
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis,
wajib pajak badan sebagai klien mempunyai pendapat dan permasalahan
yang berbeda-beda. Kemudian, Konsultan Independen Akuntax
mempunyai penyelesaian permasalah yang berbeda sesuai dengan masalah
yang dialami oleh para klien secara mendetail sampai klien benar-benar
memahami dan merasakan manfaat yang besar setelah bergabung menjadi
klien dari Konsultan Independen Akuntax. Hal tersebut ditegaskan dengan
kutipan wawancara bahwa:
“Dulu saya pernah bergabung dengan konsultan pajak lain namun ternyata konsultan tersebut tidak mempunyai izin resmi dan justru masalah saya tidak terselesaikan sama sekali bahkan tunggakan pajak saya semakin tinggi. Setelah mendapat rekomendasi dari teman, saya menemukan Konsultan Independen Akuntax sebagai partner saya dalam hal kewajiban dan hak perpajakan perusahaan saya, Akuntax sangat responsif dan saya sangat puas.” K4
“Saya bergabung menjadi klien Akuntax karena pilihan saya sendiri. Jika saya bermasalah dalam masalah perpajakan, Akuntax selalu memberikan penyelesaian dengan diskusi yang memuaskan.” K5 Dari hasil wawancara, klien telah merasakan manfaatnya setelah
bergabung menjadi klien Konsultan Independen Akuntax dengan jasa
pelayanannya yang sangat responsif, mendetail, mudah dimengerti serta
sabar dalam menghadapi klien yang benar-benar tidak mengerti
perpajakan.
4. Manfaat Bergabung Menjadi Klien Konsultan Independen Akuntax
Dari hasil wawancara dengan klien, para klien merasakan manfaat
permasalahan perpajakan yang dialami , yaitu:
a. Mengetahui peraturan dan informasi perpajakan yang terbaru dengan
penjelasan detail yang sebelumnya belum diketahui oleh klien.
b. Dapat menjadi partner diskusi tentang permasalahan perpajakan
klien.
c. Konsultan Independen Akuntax memberikan pelayanan yang
responsif.
d. Memberikan solusi terbaik dan membantu menjelaskan perhitungan
kewajiban pajak yang harus disetorkan dan dilaporkan.
e. Konsultan Independen Akuntax menyediakan berbagai macam jasa
lain yang dapat mengatasi permasalahan perpajakan klien yang lain
pula.
B. Temuan
Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor Konsultan Independen
Akuntax mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan perpajakan
klien dan upaya penyelesaiannya, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan
kelemahan yang ditemukan terkait dengan hal tersebut. Berdasarkan analisis
Peran Konsultan Independen Akuntax Dalam Memberikan Pelayanan Jasa
Konsultasi Kepada Wajib Pajak Badan adalah:
1. Kelebihan
a. Terjadi penambahan jumlah wajib pajak badan sebagai klien dari
Konsultan Independen Akuntax dari tahun 2013 jumlah klien
sebanyak 50 klien kemudian mengalami peningkatan menjadi 175
klien atau terjadi peningkatan 250% pada tahun 2014. Pada tahun
2015 terjadi penambahan klien sebanyak 25 klien sehingga total
menjadi 200 klien atau terjadi peningkatan 14% dari tahun 2014.
b. Kantor Konsultan Independen Akuntax selalu berusaha memberikan
pelayanan prima yang sangat ramah dan responsif atas penyelesaian
permasalahan perpajakan yang dihadapi oleh klien.
c. Dengan membantu para klien dalam menyelesaikan permasalahan
perpajakan menumbuhkan kesadaran klien sebagai wajib pajak yang
harus melaksanakan kewajiban pajaknya, maka dapat membantu
berpartisipasi membangun negara dengan membayar pajak.
2. Kelemahan
a. Sulitnya akses data baik dari pihak wajib pajak dan dari pihak
Konsultan karena data atas permasalahan perpajakanan bersifat
b. Rendahnya tingkat pemahaman wajib pajak badan sebagai klien atas
peraturan perpajakan yang terus mengalami perbaruan dan
pentingnya membayar dan melaporkan pajaknya.
c. Masih adanya klien yang membayar pajak tidak dengan sukarela
dengan berbagai alasan, salah satunya karena uang pajak yang