DAFTAR PUSTAKA
Alemanno, L., Berthouly, M., & Ferriere, N. M. (1997). A comparison between Theobroma cacao L. zygotic embryogenesis and somatic embryogenesis from floral.In Vitro Cellular Development Biology Plant, 33, 163-172.
Asrul, L., Agus, N., Tigin, D., & Mollah, A. (2012). Karakterisasi morfologi buah dan jaringan tanaman kakao harapan tahan penggerek buah kakao. Agroplantae, 1(2), 107-120.
Avivi, S., Prawoto, A., & Oetami, R. F. (2010). Regenerasi embryogenesis somatik pada beberapa klon kakao indonesia dari eksplan bunga. Agronomika Indonesia, 38(2), 138-143.
Backer, C. A., & Bakhuizen van den Brink, R. C. (1963) Flora of Java. Groningen Netherland: N.V. P. Noordhoff. p. 408
Baon, B. J., & Wardani, S. (2010). Sejarah dan Perkembangan Kakao. In Lukito A. M., Mulyono, Tetty Y., Iswanto H. & Riawan N. (Eds.), Buku Pintar Budidaya Kakao. Jakarta: Agro Media Pustaka. p. 1-10
Dachlan, A., Zakaria, B., Pairunan, A. K., & Syam'um, E. (2012). Inokulasi Azotobacter sp. dan kompos limbah pertanian terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah. Agrivigor, 11(2), 117-128.
Driver, J. A., & Kuniyuki, A. H. (1984.). In vitro propagation of paradox walnut rootstock. Horticultura Science 19(4), 507-509.
Elizabeth, D. A. (2006). Membuat nata de kakao untuk diet. Sinar Tani, 12 Juli 2006 (1-2).
Erniati, F. R., Zakaria, & Priyosoeryanto, B. P. (2012). Efek konsumen minuman bubuk kakao (Theobroma cacao L.) bebas lemak terhadap sifat antioksidatif limfosit subyek perempuan. Teknologi dan Industri Pangan, 28(1), 81-85.
Fahruddin, F. (2011). Pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian BAP (Benzyl Amino Purine) terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi, Surakarta, Sebelas Maret.
Figueira, A., Whipkey, A., & Janick, J. (1991). Increased CO2 and light promote
in vitro shoot growth and development of Theobroma cacao L. American Society for Horticultura Science, 116(3), 585-589.
Gamborg, O. L., Miller, R. A., & Ojima, K. (1968). Nutrient requirements of Suspension Cultures of Soybean Roots Cells. Experimental Cell Research, 50, 151-158.
George, E. F., & Klerk, G. J. (2008). Macro and Micro Nutrients. Plant Propagation Tissue Culture 3rd Edition. In George E. F., Hill M. A. & Klerk G. J. D. (Eds.), The Component of Plant Tissue Culture Media I (Vol. 1). Netherlands: Springer. p. 85-95
George, E. F., & Sherrington, P. D. (1984). Plant Cell and Tissue Culture. Eversley: Exegetics Ltd. p. 55
Harsini, T., & Susilowati. (2010). Pemanfaatan kulit buah kakao dari limbah perkebuanan kakao sebagai bahan baku pulp dengan proses organosolv. Ilmiah Lingkungan, 2(2), 80-89.
Hendaryono, D. P. S., & Wijayani, A. (1994). Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Hilyatunnisa, I. (2013). Pengaruh adenin (6-Amino purine) terhadap keberhasilan embriogenesis somatik bunga kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi, Purwokerto, Muhammadiyah Purwokerto.
Indrianto, A. (2002). Kultur Jaringan Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Karmawati, E., Mahmud, Z., Syakir, M., Munarso, J., Ardana, I. K., & Rubiyo. (2010). Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Konam, J., Namaliu, Y., Daniel, R., & Guest, D. (2009). Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. In Abdoellah S. (Ed.), Panduan pelatihan untuk petani dan penyuluh. Canbera: Pusat Penelitian Internasional Australia (ACIAR). p. 1-36
Kurniasih, S., Rubiyo, Setiawan, A., Purwantara, A., & Sudarsono. (2011). Analisis keragaman genetik plasma nutfah kakao (Theobroma cacao L.) berdasarkan marka SSR. Pertanian, 17(4), 156-162.
Li, Z., Traore, A., Maximova, S., & Guiltinan, M. J. (1998). Somatic embryogenesis and plant regeneration from floral explant of cacao (Theobroma cacao L.) using thidiazuron. In Vitro Celluler Development Biology Plant, 34, 293-299.
Limbongan, J. (2011). Kesiapan penerapan teknologi sambung samping untuk mendukung program rehabilitasi tanaman kakao. Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 30(4), 156-163.
Limbongan, J. (2012). Karakteristik morfologis dan anatomis klon harapan tahan penggerek buah kakao sebagai sumber bahan tanam. Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31(1), 14-20.
Lopez, B. O., Bollon, A., & Petiard, V. (1993). Embryogenèse somatique de cacaoyer Theobroma cacao L. à partir de pièces florales. Comptes Rendus Acad Science Paris, 316(3), 549-585
Maximova, S. N., Alemanno, L., Young, A., Ferriere, N., Traore, A., & Guiltinan, M. J. (2002). Efficiency, genotypic variability, and cellular origin of primary and secondary somatic embryogenesis of Theobroma cacao L. In Vitro Celluler Development Biology Plant, 38, 252-259.
Mertade, N., & Basri, Z. (2011). Pengaruh diameter pangkal tangkai daun pada entres terhadap pertumbuhan tunas kakao. Media Penelitian dan Pengembangan Sulawesi Tengah, 4(1), 1-7.
Minyaka, E., Niemenak, N., Fosto, Sangare, A., & Omokolo, D. N. (2008). Effect of MgSO4 and K2SO4 on somatic embryo differentiation in Theobroma
cacao L. Plant Cell Tissues Organ Culture, 94, 149-160.
Mondal, T. K., Bhattacharya, A., & Ahuja, P. S. (2001). Induction of synchronous secondary somatic embryogenesis in Camellia sinensis (L.) O. Kuntze. Plant Physiology, 158, 945-951.
Murashige, T., & Skoog, F. (1962). A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco tissue cultures. Plant Physiology, 15, 472-497.
Nursetiadi, E. (2008). Kajian macam media dan konsentrasi BAP terhadap multiplikasi tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) secara in vitro. Skripsi, Sebelas Maret, Surakarta.
Patabang, D. (2011). Studi karakteristik termal briket arang kulit buah kakao Mekanikal, 2(1), 23-31.
Pratama, A. F., Susanto, H., & Sembodo, D. R. J. (2013). Respon delapan jenis gulma indikator terhadap pemberian cairan fermentasi pulp kakao. Agroteknologi Tropica, 1(1), 80-85.
Prawoto, A. A. (2008). Botani dan fisiologi. In Wahyudi T., Panggabean T. R. & Pujiyanto (Eds.), Panduan Lengakap: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Agro Media Pustaka. p. 38-62
Prawoto, A. A., & Winarsih, S. (2010). Mengenal Tanaman Kakao. In Lukito A. M, Mulyono, Tetty Y., Iswanto H. & Riawan N. (Eds.), Buku Pintar Budidaya Kakao. Jakarta: Agro Media Pustaka. p. 11-41
Purnamaningsih, R. (2002). Regenerasi tanaman melalui embriogenesis somatik dan beberapa gen yang mengendalikannya. Buletin Agronomi Biologi, 5(2), 51-58.
Purwasih, L. D. (2013). Pengaruh 2,4-D (2,4- Diklorofenoksiasetat) dan BAP (6-Benzilamino purine) terhadap keberhasilan embriogenesis somatik bunga kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi, Purwokerto, Muhammadiyah Purwokerto.
Rahardjo, P. (2011). Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rahayu, F. (2013). Pengaruh kinetin (6-Furfurylamino purine) terhadap keberhasilan embriogenesis somatik bunga kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi, Purwokerto, Muhammadiyah Purwokerto.
Rashid, U., Ali, S., Ali, G. M., Ayub, N., & Masood, M. S. (2009). Establishment of an efficient callus induction and plant regeneration system in Pakistani wheat (Triticum aestivum) cultivars. Electronic Journal of Biotechnology, 12(3), 1-12.
Respati, Sabarella, Susanti, A. A., Noviati, Nantoro, P., Ekanantari, & Megawaty. (2010). Outlook Komoditas Pertanian Perkebunan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.
Riyadi, I., & Tirtoboma. (2004). Pengaruh 2,4-D terhadap induksi embrio somatik kopi arabika. Buletin Plasma Nutfah, 10(2), 82-89.
Rubiyo. (2012). Inovasi Teknologi Perakitan Bahan Tanam Kakao Unggul di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. p. 7-13
Saito, K. (2004). Sulfur assimilatory metabolism. Plant Physiology, 136, 2443– 2450
Salisbury, F. B., & Ross, C. W. (1995). In Diah R. L. & Sumaryono (Eds.), Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung: ITB.
Sari, I. A., Susilo, A. W., & Yusianto. (2013). Metode Penentuan Warna Biji dalam Seleksi Klon Unggul Kakao Mulia. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. p. 6-10
Sharma, P., Pandey, S., Bhattachdryd, A., Nagar, P. K., & Ahuja, P. S. (2004 ). ABA associated biochemical changes during somatic embryo development in Camellia sinensis (L.) O. Kuntze. Plant Physiology, 161, 1269-1276.
Siregar, T. H. S., Riyadi, S., & Nuraeni, L. (2010). Budidaya Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sugiharti, E. (2006). Budidaya Kakao. Bandung: Nuansa Cendekia.
Sukmadjaja, D. (2005). Embriogenesis somatik langsung pada tanaman cendana. Bioteknologi Pertanian, 10(1), 1-6.
Susanto, F. X. (1994). Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Yogyakarta: Kanisius.
Tan, C. L., & Furtek, D. B. (2004). Development of an vitro regeneration system for Theobroma cacao from mature tissues. Plant Science, 164, 407-412.
Taufik, Y., Nuryati, L., & Respati, E. (2010). Outlook Komoditas Pertanian Perkebunan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementrian Pertanian.
Thengane, S. R., Deodhar, S. R., Bhosle, S. V., & Rawal, S. K. (2006). Direct somatic embryogenesis and plant regeneration in Garcinia indica Choiss. Current Science, 91(8), 174-178.
Tjitrosoepomo, G. (1992). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Wahyudi, T., & Rahardjo, P. (2008). Sejarah dan Prospek. In Wahyudi T., Panggabean T. R. & Pujiyanto (Eds.), Panduan Lengkap Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya. p. 11-37
Wattimena, G. A. (1987). Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Winarsih, S., Santoso, D., & Wardiyati, T. (2003). Embriogenesis somatik dan regenerasi tanaman pada kultur in vitro organ bunga kakao. Pelita Perkebunan, 19(1), 1-16.
Young, A., Miller, C., Mayolo, G. A. D., Swanson, J. D., Pishak, S., Maximova, S., & Guiltinan, M. J. (2003). Cacao Tissue Culture Protokol Book. USA: American Cocoa Research Institute.
Yusnita. (2003). Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Zairisman, S. Z. (2006). Potensi imunomodular bubuk kakao bebas lemak sebagai produk substandar secara in vitro pada sel limfosit manusia. Skripsi, Bogor, Institut Pertanian Bogor.