• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tunas Baru Lampung, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tunas Baru Lampung, Tbk"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kontak:

Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7884 0200

[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo-consulting.co.id

Tunas Baru Lampung, Tbk

Laporan Kedua

Equity Valuation

1 Juni 2015 Target Harga Terendah Tertinggi 1.065 1.250 Agribisnis Kinerja Saham

Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Informasi Saham Rp

Kode saham TBLA

Harga saham 28 Mei 2015 560

Harga Tertinggi 52 minggu terakhir 815

Harga Terendah 52 minggu terakhir 470

Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu

(miliar) 4.354

Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu

(miliar) 2.511

Penilaian Saham Sebelumnya Saat Ini

Terendah 990 1.250

Terendah 845 1.065

Market Value Added & Market Risk

Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Pemegang Saham (%)

PT Budi Delta Swakarya 27,80

PT Sungai Budi 26,49

Widarto 0,04

Santoso Winata 0,04

Publik (dibawah 5% kepemilikan) 45,63

Tahun yang Manis

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) mengukir sejarahnya sejak tahun 1973, saat pertama kali didirikan. TBLA aktif dalam industri agribisnis, terutama perkebunan kelapa sawit dan produk turunannya, tebu dan produksi gula rafinasi, termasuk perkebunan nanas. TBLA merupakan bagian dari grup Sungai Budi, salah satu perusahaan pelopor agribisnis. Saat ini, TBLA memiliki 78.826 hektar (“ha”) area perkebunan berlokasi di Lampung, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. TBLA mendistribusikan produknya ke luar dan dalam negeri. Salah satu produknya yang terkenal di dalam negeri adalah minyak goreng “Rose Brand”. Untuk mempertahankan pertumbuhannya di masa datang, TBLA telah menambah jumlah area tertanamnya (menjadi 6.000 ha, per September 2014) di Kalimantan Barat, membangun pabrik pengolahan gula di Terbanggi – Lampung, pabrik pengolahan kelapa sawit di Surabaya dan Lampung, membangun pabrik biodiesel baru di Lampung, dan memperluas area tebu di Lampung.

(2)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

Tunas Baru Lampung, Tbk

Penyesuaian Target Harga

Kami membuat beberapa penyesuaian untuk proyeksi kami sebelumnya, dan menyesuaikan target harga kami menjadi Rp1.065 – Rp1.250 per saham, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

 Permintaan CPO global dan domestik masih ada. Meskipun harga jual rata-rata CPO global menurun, kami melihat bahwa permintaan global untuk CPO Indonesia masih ada. Persediaan yang menipis di Tiongkok selama 1Q2015, akan menyebabkan permintaan yang signifikan dari CPO Indonesia di kuartal berikutnya. Sementara India terus menunjukkan tren peningkatan permintaan CPO Indonesia. Di dalam negeri, peraturan baru untuk meningkatkan kandungan minyak nabati pada biodiesel, secara signifikan mempengaruhi produksi. Dari 0,4 juta kilo liter ("KL") biodiesel di tahun 2011, meningkat menjadi 2,9 juta KL per September 2014, yang diterjemahkan menjadi sekitar 10 miliar KL produksi CPO, naik dari sekitar 6,5 miliar KL pada tahun 2011.  Merasakan efek dari pabrik gula baru. Setelah pabrik penyulingan gula baru

selesai dibangun pada akhir tahun 2013, pendapatan TBLA dari bisnis pengolahan gula melonjak secara signifikan. Volume penjualan gula rafinasi pada tahun 2014 adalah 115.134 ton, jauh lebih tinggi dari tahun 2013 (hanya 7.445 ton). Ke depan, kami melihat bahwa bisnis dari pengolahan gula akan memberikan kontribusi yang lebih tinggi untuk pendapatan TBLA, karena mereka baru tahun pertama memproduksi dari pabrik gula baru.

 Kinerja yang luar biasa. Kami melihat bahwa kinerja TBLA sangat mengagumkan di 2014. Pendapatan melonjak 71% yoy atau mencapai Rp3,7 triliun, didukung pertumbuhan yang kuat dari bisnis pengolahan gula. Penurunan rugi bersih transaksi mata uang asing menciptakan peningkatan laba sebelum pajak sebesar 373% yoy, atau sebesar Rp562 miliar. Di masa depan, kami melihat bahwa TBLA akan terus membukukan peningkatan pendapatan, terutama dari bisnis pengolahan gula, seiring dioperasikannya pabrik penyulingan gula baru secara bertahap hingga mencapai pemanfaatan yang optimal.

 Perubahan asumsi risk-free rate, equity premium, dan beta menjadi 8,19%, 2,22%, dan 0,60x.

Prospek Usaha

Kami melihat bahwa permintaan global untuk CPO Indonesia masih ada, karena CPO merupakan komoditas yang tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Peningkatan populasi dan masyarakat kelas menengah juga menciptakan permintaan yang stabil akan CPO Indonesia. Di dalam negeri, berlakunya peraturan peningkatan kandungan minyak nabati dalam bahan bakar biodiesel, membuat permintaan CPO stabil. Sementara di bisnis gula, kesenjangan yang lebar antara permintaan dan penawaran gula rafinasi, seperti ditunjukkan dengan seberapa cepat kuota impor gula mentah terpenuhi pada tahun 2014, membuat prospek bisnis ini masih cerah. Mengingat ini, kami melihat bahwa prospek TBLA, sebagai perusahaan yang aktif dalam bisnis ini tetap optimis. Sebagai hasilnya, kami memperkirakan bahwa pendapatan TBLA akan tumbuh minimal 11,5% CAGR selama periode tahun 2014-2019.

Tabel 1: Ringkasan Kinerja

2012 2013 2014 2015P 2016P

Pendapatan [Rp miliar] 3.806 3.705 6.338 6.691 7.439

Laba Sebelum Pajak [Rp miliar] 311 119 562 780 930

Laba Bersih [Rp miliar] 242 84 433 580 691

EPS [Rp] 45 16 81 109 129

Pertumbuhan EPS [%] (42) (65) 414 34 19

P/E [x] 10,8 29,8 9,3 5,2* 4,3*

PBV [x] 1,5 1,4 1,6 1,0* 0,8*

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: *) Berdasarkan harga saham tanggal 29 Mei 2015 – Rp560/saham

(3)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo-consulting.co.id

Tunas Baru Lampung, Tbk

Overview Ekonomi Indonesia Tahun 2015: Diekspektasikan Tumbuh Lebih Kencang

Pada tahun 2015, kami mengekspektasikan tingkat pertumbuhan ekonomi untuk berada di kisaran 5,3% -5,7%, ditopang oleh konsumsi swasta meningkat, inflasi yang terkendali dan tingkat suku bunga yang stabil. Sejauh ini, tekanan inflasi yang relatif rendah selama 1Q2015 telah membuat daya beli masyarakat stabil, digambarkan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang relatif stabil selama Februari 2015. Belanja Pemerintah yang cukup besar, dengan ekspansi APBN-nya juga akan berperan sebagai katalis yang dapat mendorong ekonomi lebih cepat tahun ini. Investasi sektor swasta diekspektasikan baru dapat mendorong ekonomi di akhir tahun setelah terlihat prospek ekonomi dan politik yang lebih jelas dan pemerintah akan mampu mengeluarkan dan memberlakukan peraturan yang lebih kondusif, serta menyelesaikan hambatan di sektor logistik dan infrastruktur untuk memacu investasi sektor swasta. Realisasi investasi di 1Q2014 adalah Rp106,6 triliun, sementara realisasi investasi diharapkan 1Q2015 adalah Rp115 triliun. Namun, kami harus mencatat bahwa keadaan defisit transaksi berjalan dan volatilitas Rupiah merupakan faktor risiko utama untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat tahun ini

Gambar 1: Realisasi Investasi

1Q2014 – 1Q2015

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal, PEFINDO Riset & Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing

Permintaan Gula Rafinasi Tetap Tinggi

Untuk melindungi petani tebu dalam negeri, Pemerintah Indonesia telah membatasi impor gula mentah, dengan memberlakukan maksimal kuota. Namun, kami memperkirakan bahwa kuota tersebut tidak akan berpengaruh, karena permintaan, terutama untuk gula industri, hanya dapat dipenuhi dengan mengimpor gula mentah untuk kemudian diperhalus di dalam negeri. Pada tahun 2014, kuota maksimum untuk gula mentah yang diimpor adalah 2,8 juta MT, tapi sampai November 2014 sudah mencapai 2,7 juta MT, menggambarkan permintaan yang besar dari pasar domestik. Oleh karenanya, volume gula mentah yang masuk ke pasar domestik cukup besar.

(4)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

Tunas Baru Lampung, Tbk

Gambar 2: Kutoa Impor Gula Mentah dan Realisasinya

Sumber: Kementrian Perdagangan, PEFINDO Riset & Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing

Permintaan Global Untuk Minyak Kelapa Sawit Indonesia Masih Akan Ada Kami memperkirakan bahwa permintaan global untuk minyak kelapa sawit mentah Indonesia tetap solid di masa depan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Tiongkok telah menurunkan permintaan di 1Q2015, yang diekspektasikan akan mengakibatkan lonjakan permintaan pada kuartal berikutnya di tahun 2015, setelah persediaan mereka habis. Selain itu, budaya India, terutama makanan tradisional yang memerlukan banyak minyak goreng, serta populasi kelas menengah yang terus tumbuh, dapat mempertahankan dan menjaga permintaan minyak sawit mentah dari Indonesia.

Gambar 3: Impor CPO Tiongkok Gambar 4: Impor CPO India

Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing

Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing

Biodiesel adalah The Next Best Thing

Seiring peraturan baru yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kandungan minyak nabati pada biodiesel, maka hal ini berakibat sangat signifikan bagi industri kelapa sawit didalam negeri. Produksi biodiesel yang melompat secara signifikan, dari 0,4 juta KL biodiesel di tahun 2009 menjadi 2,9 juta KL pada tahun 2014 (per September 2014), yang berdampak ignifikan terhadap produksi minyak sawit mentah Indonesia sejak tahun 2011.

(5)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo-consulting.co.id

Tunas Baru Lampung, Tbk

Gambar 5: Produksi CPO Indonesia

Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Kontribusi yang Kuat dari Bisnis Gula

Selama periode tahun 2014, kami melihat bahwa bisnis gula TBLA telah berubah menjadi "bisnis yang manis", dengan kontribusi 14,5% (termasuk pendapatan dari tebu). Kontribusi semacam itu jauh lebih tinggi dari tahun 2013 yaitu 3,1%. Pertumbuhan tersebut terutama disebabkan bisnis pengolahan gula, yang baru dimulai pada akhir tahun 2013 (mengimpor gula mentah dan kemudian memprosesnya lebih lanjut menjadi gula halus), setelah pembangunan pabrik penyulingan gula baru telah selesai. Volume penjualan gula rafinasi pada 2014 adalah 115.134 ton, sementara pada tahun 2013 hanya 7.445 ton. Ke depan, kami percaya bahwa TBLA akan mampu memproduksi gula mentah sendiri, karena perusahaan kini menanam lebih banyak tanaman tebu untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pada 1Q2015, kontribusi dari bisnis gula sedikit turun menjadi 9,3%. Tetapi hal itu dapat dimengerti karena tanaman tebu belum panen pada periode tersebut. Kami percaya, kontribusi pendapatan dari bisnis gula akan lebih tinggi pada tahun 2015, karena TBLA sekarang dalam proses konversi areal perkebunan kelapa sawit yang “tua” ke areal tebu.

Gambar 6: Breakdown Pendapatan TBLA per Produk

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

(6)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

Tunas Baru Lampung, Tbk

Dipicu oleh Peningkatan Produksi Tandan Buah Segar

Kami melihat bahwa peningkatan penjualan untuk produk minyak kelapa sawit dan produk hilir terkait lainnya, terutama dikarenakan peningkatan produksi internal dan eksternal tandan buah segar TBLA. Produksi tandan buah segar dari petani inti dan plasma TBLA pada tahun 2014 mencapai 871.286 ton lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 (737.527 ton), sedangkan dari pihak eksternal secara signifikan meningkat dari 296.985 ton pada tahun 2013 menjadi 606.827 ton pada tahun 2014. Hal ini memicu peningkatan jumlah volume penjualan CPO dan minyak goreng pada tahun 2014. Namun, kami juga melihat bahwa jika TBLA terus membeli sejumlah besar tandan buah segar dari pihak ketiga, maka hal itu akan menekan margin TBLA di masa depan.

Gambar 7: Produksi Tandan Buah Segar Gambar 8: Volume Penjualan Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Goreng

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk, PEFINDO Riset &

Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk, PEFINDO Riset & Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing

Menjaga Keinginan Berekspansi

Pada tahun 2013, kami melihat bahwa TBLA telah melakukan beberapa ekspansi, yaitu memulai pembangunan pabrik CPO keempat di Banyuasin - Sumatera Selatan, memperbesar kapasitas dermaga laut di Way Lunik - Lampung, dan menyelesaikan pembangunan pabrik gula baru. Pada tahun 2014, kami melihat bahwa TBLA masih mempertahankan keinginannya untuk ekspansi. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa aktivitas ekspansi, seperti:

1. Perluasan area tertanam kelapa sawit di Pontianak menjadi +/- 6,000 ha, per September 2014.

2. Dua lini produksi penyulingan minyak goreng dengan masing-masing kapasitas 1.000 ton minyak kelapa sawit/hari di Lampung dan Surabaya.

3. Membangun pabrik biodiesel dengan kapasitas produksi 1.000 ton biodiesel/hari di Way Lunik – Lampung.

4. Penambahan area tertanam untuk tebu di Lampung, dengan total area 12.000 ha.

Tahun yang Manis

Kami melihat bahwa tahun 2014 merupakan tahun yang manis bagi TBLA. Pendapatan melonjak 71% yoy, atau dari Rp3,7 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp6,3 triliun di tahun 2014, didukung oleh naiknya penjualan minyak kelapa sawit dan produk hilir terkait lainnya, serta dari produk gula rafinasi dan produk sampingannya. Meningkatnya volume penjualan dan rata-rata harga jual (naik

(7)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo-consulting.co.id

Tunas Baru Lampung, Tbk

39% yoy) merupakan faktor utama pertumbuhan tersebut. Laba sebelum pajak tumbuh dengan kuat sebesar 372% yoy, atau mencapai Rp562 miliar, didukung oleh turunnya rugi bersih akibat nilai tukar. Oleh karenanya, laba bersih TBLA naik sebesar 404% yoy, atau mencapai Rp437 miliar pada tahun 2014, lompatan yang cukup signifikan dari Rp87 miliar pada periode tahun 2013.

Untuk top line, semakin baik di 1Q2015 dimana pendapatan naik menjadi Rp1,3 triliun, naik dari Rp1,16 triliun selama 1Q2014. Namun, di bottom line TBLA terpapar oleh rugi selisih kurs, yang membuat laba bersih turun menjadi Rp91,3 miliar dari Rp131,92 miliar selama 1Q2014.

Gambar 9: Highlights Laporan Laba Rugi TBLA

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk., PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Peningkatan Ekuitas Untuk Ekspansi

Kami mencatat bahwa TBLA telah berhasil mendapatkan persetujuan untuk menambah modal tanpa HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) berdasarkan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 7 November 2014. TBLA menerbitkan 400 juta saham baru dengan nilai nominal Rp125/saham dengan exercise price Rp714/saham. Dengan aksi ini ditambah lompatan signifikan dari laba bersih, total ekuitas TBLA naik menjadi Rp2,46 triliun pada tahun 2014, lebih baik dari Rp1,80 triliun pada tahun 2013. Akibatnya rasio utang bersih terhadap ekuitas TBLA membaik menjadi 1,08x ditahun 2014, lebih baik dari 1,36x pada tahun 2013. Oleh karenanya, kami percaya bahwa kondisi keuangan TBLA adalah sehat, dan memiliki lebih banyak ruang untuk penambahan utang yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan belanja modal mereka.

Gambar 10: Ekuitas dan Rasio Utang Berbunga Terhadap Ekuitas TBLA

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk., Bloomberg, PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

(8)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

Tunas Baru Lampung, Tbk

PENILAIAN

Metodologi Penilaian

Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset

Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan metode Guideline Company Method

(GCM) sebagai metode pembanding lainnya.

Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham per tanggal 29 Mei 2015, menggunakan laporan keuangan TBLA per tanggal 31 Maret 2015 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.

Estimasi Nilai

Kami menggunakan Cost of Capital sebesar9,46% dan Cost of Equity sebesar 9,53% berdasarkan asumsi-asumsi berikut:

Tabel 2: Asumsi

Risk free rate [%]* 8,19

Risk premium [%]* 2,22

Beta [x]** 0,60

Cost of Equity [%] 9,53

Marginal Tax Rate 25,00

Debt to Equity Ratio 0,82

WACC 9,46

Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: * Per tanggal 29 Mei, 2015

**Laporan PEFINDO Beta Saham tanggal 28 Mei 2015

Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal29 Mei 2015 adalah sebagai berikut:

 Dengan menggunakan metode DCF dan asumsi tingkat diskonto 9,46% adalah sebesar Rp940 – Rp1.096 per saham.

 Dengan menggunakan metode GCM (PBV 2,50X dan P/E 14,80X) adalahRp1.363 – Rp1.603 per saham.

Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30% untuk metode GCM.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka Target Harga Saham TBLA untuk 12 bulan adalahRp1.065 Rp1.250 per saham.

Tabel 3: Ringkasan Penilaian Metode DCF

Konservatif Moderat Agresif

PV of Free Cash Flows [Rp miliar] 863 909 954

PV Terminal Value [Rp miliar] 7.070 7.442 7.814

Non-Operating Assets [Rp miliar] 391 391 391

Net Debt [Rp miliar] (3.304) (3.304) (3.304)

Total Equity Value [Rp miliar] 5.020 5.438 5.855

Number of Share [juta saham] 5.342 5.342 5.342

Fair Value per Share [Rp] 940 1.018 1.096

Sumber: Estimasi PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

(9)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo-consulting.co.id

Tunas Baru Lampung, Tbk

Tabel 4: Perbandingan GCM

TBLA SMAR AALI Rata-rata

Penilaian, 29 Mei 2015

P/E [x] 7,20 15,80 21,30 14,80

P/BV [x] 1,20 2,90 3,40 2,50

Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 5: Ringkasan Penilaian Metode GCM Multiples

(x) Est. EPS (IDR) Est. BV/Share (IDR) Value (IDR)

P/BV 2,50 - 539 1.363

P/E 14,80 109 - 1.603

Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 6: Rekonsiliasi Nilai Wajar

Nilai Wajar per Saham [Rp]

DCF GCM Rata-rata

Batas atas 1.096 1.603 1.250

Batas bawah 940 1.363 1.065

Bobot 70% 30%

(10)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

Tunas Baru Lampung, Tbk

Tabel 7: Laporan Laba Rugi Konsolidasian

(Rp miliar) 2012 2013 2014 2015P 2016P Penjualan 3.806 3.705 6.338 6.691 7.439 Harga Pokok Penjualan (2.778) (2.756) (5.045) (5.114) (5.612) Laba Kotor 1.028 950 1.293 1.577 1.827 Beban Operasi (717) (831) (730) (796) (898) Laba Sebelum Pajak 311 119 562 780 930 Pajak (67) (33) (126) (195) (232) Laba Bersih 242 84 433 580 691

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk., PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 8: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(Rp miliar) 2012 2013 2014 2015P 2016P

Aset Aset Lancar

Kas dan Setara Kas 559 658 529 941 250 Piutang Usaha 385 416 711 632 703 Persediaan 649 795 956 1,033 1,337 Aset Lancar

Lainnya 724 673 664 919 1,018 Total Aset Lancar 2,318 2,543 2,860 3,524 3,308 Tanaman 1,042 1,195 1,402 1,609 2,050 Aset Tetap 1,750 2,321 2,844 2,321 2,844 Aset Lainnya 87 153 222 158 185 Total Aset 5,198 6,212 7,328 7,613 8,386 Liabilitas Hutang Usaha 250 183 292 540 592 Pinjaman Jk. Pendek 1,111 2,010 2,183 2,227 2,384 Kewajiban Jk. Pendek Lainnya 99 77 115 134 156 Pinjaman Jk. Panjang 1,804 1,961 2,049 1,581 1,597 Pinjaman Jk. Panjang Lainnya 174 184 224 253 286 Total Liabilitas 3,438 4,414 4,864 4,735 5,016 Total Ekuitas 1,759 1,798 2,464 2,878 3,370

Source: PT Tunas Baru Lampung Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing

Gambar 11: P/E dan P/BV Historis

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk., PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Gambar 12: ROA, ROE dan TAT Historis

Sumber: PT Tunas Baru Lampung Tbk., PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 9: Rasio Penting

Rasio 2012 2013 2014 2015P 2016P Pertumbuhan (%) Pendapatan 2,0 (2,6) 71,0 5,6 11,2 Laba sebelum pajak (42,4) (61,7) 372,3 38,8 19,1 Laba bersih (42,3) (65,1) 413,6 33,8 19,1 Profitabilitas (%)

Marjin laba kotor 27,0 25,6 20,4 23,6 24,6 Marjin laba

sebelum pajak 8,2 3,2 8,9 11,7 12,5 Marjin laba bersih 6,3 2,3 6,8 8,7 9,3 ROA 4,6 1,4 5,9 7,6 8,2 ROE 13,7 4,7 17,6 20,2 20,5 Solvabilitas (%) Debt to Equity 2,0 2,5 2,0 1,6 1,5 Interest Bearing Debt to Equity 1,2 1,7 1,4 1,0 0,9 Debt to Asset 0,7 0,7 0,7 0,6 0,6

Sumber : PT Tunas Baru Lampung Tbk., Estimasi PEFINDO Riset & Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing

(11)

“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”

www.pefindo-consulting.co.id

Tunas Baru Lampung, Tbk

DISCLAIMER

Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi.

Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh PT Pefindo Riset Konsultasi (PRK) atau PEFINDO

Research and Consulting bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu

saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh PRK yang berhubungan dengan cakupan Jasa kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut.

Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan.

PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan PRK dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. PRK akan menerima imbalan dari Perseroan dan Bursa Efek Indonesia untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami

di http://www.pefindo-consulting.co.id

Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh PT PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.

Gambar

Tabel 1: Ringkasan Kinerja
Gambar 1: Realisasi Investasi
Gambar 2: Kutoa Impor Gula Mentah dan  Realisasinya
Gambar 5: Produksi CPO Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

Roche P, Debellé F, Maillet F, Lerouge P, Faucher C, Truchet G, Dénarié J, Promé J-C: Molecular basis of symbiotic host specificity in Rhizobium meliloti : nodH and nodPQ

Zhao H, Eide D: The yeast ZRT1 gene encodes the zinc transporter of a high affinity uptake system induced by zinc limitation.. Zhao H, Eide D: The ZRT2 gene encodes the low

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Sehubungan dengan Pelaksanaan Lelang Pemilihan Langsung jasa konstruksi Pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2015, untuk Pekerjaan Pembangunan Drainase

Bahan toksis yang terkandung dalam asap rokok kemudian dihirup oleh perokok dan dikeluarkan dari ujung rokok yang terbakar atau dihembuskan perokok mempunyai

Meletakkan kertas manila putih kurang dari ukuran yang sudah ditentukan.

Untuk 3 (tiga) hari ke depan, adanya pola sirkulasi tertutup di sekitar Papua bagian Barat dapat menyebabkan wilayah Kepulauan Alor menjadi wilayah perlambatan (shear)

Proses tersebut berlangsung melalui dua cara, yaitu (1) melalui mutasi balik sebenarnya yang terjadi pada tempat yang sama atau (2) melalui mutasi yang terjadi pada tempat yang