• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

( PTK pada Siswa Kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 )

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

ARDHA WAHYU PANGESTIKA A 410 110 219

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

( PTK pada Siswa Kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 )

Ardha Wahyu Pangestika1) , Budi Murtiyasa2)

1

Mahasiswa Pendidkan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: ardha.tika21@yahoo.co.id

2

Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: bdmurtiyasa@yahoo.com

ABSTRACT

Research purposes to improve the ability of reasoning and learning outcomes of students in solving mathematical problems through learning methods Group Investigation for class X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta. his research is a class act that consisted of 3 cycles. Data collection methods used, namely, observation, field notes, and documentation. The results showed an increase in the ability of reasoning and student learning outcomes that can be seen from the indicators - indicators include: 1) Students submit ideas in the form of a mathematical sentence before the action of 0%, in the first cycle reached 9.68%, while the second cycle reaches 24.14 %, and after the third cycle the action of 40%, 2) students using the formula correctly before actions 29.03%, in the first cycle reaches 48.39%, while the second cycle reaches 65.52%, and after the third cycle the action of 80%, 3) The ability of the students perform arithmetic operations correctly before actions 29.03%, in the first cycle reaches 35.48%, while the second cycle reaches 58.62%, and after the third act cycle to 70%, 4) Value of students above the KKM ≥ 67 before action is 32.26%, in the first cycle reaches 64.52%, while the second cycle reaches 72.41%, and after the third cycle actions 83.33%. It can be concluded that the application of learning methods Group Investigation can improve reasoning skills and student learning outcomes. Key words: ability of reasoning, learning outcomes, group investigation

(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengkaji peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Group Investigation bagi siswa kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, metode observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator – indikator meliputi: 1) Siswa dalam mengajukan dugaan dan ide dalam bentuk kalimat matematika sebelum tindakan 0%, pada siklus I mencapai 9,68%, sedangkan siklus II mencapai 24,14%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 40%, 2) Siswa dalam menggunakan rumus secara tepat dalam menyelesaikan soal sebelum tindakan 29,03%, pada siklus I mencapai 48,39%, sedangkan siklus II mencapai 65,52%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 80%, 3) Kemampuan Siswa melakukan operasi hitung dengan benar sebelum tindakan 29,03%, pada siklus I mencapai 35,48%, sedangkan siklus II mencapai 58,62%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 70%, 4) Nilai siswa diatas KKM yaitu ≥ 67 sebelum tindakan 32,26%, pada siklus I mencapai 64,52%, sedangkan siklus II mencapai 72,41%, dan setelah dilakukan tindakan siklus III menjadi 83,33%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: grup investigasi, hasil belajar, kemampuan penalaran PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu mandiri, karena tanpa bantuan ilmu lain matematika dapat tumbuh dan berkembang untuk ilmunya sendiri (Anitah,dkk.2008:7.27). Hal itu, karena matematika sebagai obyek pembelajaran yang berperan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,berfikir secara kritis, logis dan ilmiah. Penalaran, suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang logis dan analitik (Suhardan, 2009:3).

Dalam penelitian Bergqvist, dkk. (2006) mengemukakan bahwa penalaran pada siswa menengah atas didominasi penalaran algoritmik, dimana siswa mencoba mengingat algoritma yang sesuai, kadang-kadang dengan cara acak, dan penalaran diuji cobakan. Hasil analisis menunjukkan keberhasilan siswa diukur dari algoritma yang dipilih siswa dalam menyelesaikan tugas dan siswa menguasai algoritma dengan baik. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

(6)

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dalyono (Sanjaya, 2010:120) faktor- faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu faktor internal dan eksternal.

Rendahnya kemampuan penalaran dan hasil belajar pada siswa diduga disebabkan banyak yang menganggap matematika sulit dipelajari dan matematika merupakan momok yang menakutkan.Pembelajaran yang digunakan guru belum memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang disajikan guru, sehingga kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa masih rendah. Berdasarkan akar penyebab masalah yang dominan tersebut dapat diajukan alternatif tindakan dengan menggunakan metode Group Investigation.

Menurut Sudrajat (2009) Group investigation (GI) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan pada suatu kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Mitchell, dkk. (2008: 388-395) group investigation memiliki potensi untuk menjadi metode pembelajaran yang baik, meskipun menimbulkan tantangan bagi guru pada struktur dan evaluasi.

Penelitian ini mengacu pada rumusan masalah, 1) Adakah peningkatan kemampuan penalaran dalam memecahkan masalah matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siswa kelas X MMB semester genap SMK Negeri 9 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015, 2) Adakah peningkatan hasil belajar dalam memecahkan masalah matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siswa kelas X MMB semester genap SMK Negeri 9 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015?

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk Untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar dalam memecahkan masalah matematika, sedangkan tujuan khususnya untuk Untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar dalam memecahkan masalah matematika setelah diterapkan metode pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas X MMB Semester Genap SMK Negeri 9 Surakarta tahun 2014/2015.

(7)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari (1) dialog awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan, (4) observasi, (5) refleksi, (6) evaluasi, dan (7) penyimpulan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Surakarta . Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada sekolah ini merupakan tempat Program Pengalaman Lapangan (PPL belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.

Penelitan ini dilakukan pada 07 Februari 2015 sampai dengan 21 Februari 2015 dan kelas X Multimedia B sebagai subjek penerima tindakan dengan jumlah siswa 31 orang. Sedangkan subjek pelaku tindakan adalah guru matematika SMK Negeri 9 Surakarta. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu 1) observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung pemahaman konsep matematika siswa, 2) catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung, 3) dokumentasi meliputi RPP, daftar nama siswa, lembar tanggapan guru setelah penelitian serta foto setiap pelaksanaan tindakan, 4) tes digunakan untuk memperoleh data tentang sejauh mana peningkatan hasil belajar yang mengacu pada indikator.

Teknik analisis data menggunakan proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data. Pada proses analisis data peneliti mengumpulkan data kemudian melakukan reduksi data meliputi memilih data berdasarkan relevansi, menyusun data, penyederhanaan data dan transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan proses dilakukan di setiap tindakan pelaksanaan. Pada tahap penyajian data, peneliti mengumpulkan informasi kemudian disusun dengan runtut. Sedangkan verifikasi data dilakukan secara bertahap untuk memperoleh kesimpulan yang akurat.

(8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar matematika melalui metode pembelajaran Group Investigation yang dilakukan peneliti dibatasi oleh beberapa indikator, diantaranya:

1. Siswa dalam mengajukan dugaan dan ide

Pada penelitian ini, siswa dalam mengajukan dugaan dan ide diukur dari siswa saat siswa mengangkat tangannya. Siswa yang mampu mengungkapkan gagasan matematis mereka menunjukkan kemampuan penalaran matematika yang baik. Ali Mahmudi (2009:9) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dengan mengeksplorasi gagasan gagasan ide siswa dapat lebih memahami konsep-konsep matematika.

2. Siswa menggunakan rumus secara tepat

Pada penelitian ini, siswa menggunakan rumus secara tepat dilihat dari lembar kerja hasil diskusi siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kemampuan penalaran tinggi yaitu siswa yang mampu menyelesaikan soal dengan baik. Menggunakan rumus secara tepat. Riani (2013) Siswa dalam mengerjakan soal akan menemui kesulitan tertentu, terutama dalam penggunaan rumus. 3. Siswa melakukan operasi hitung dengan benar

Pada penelitian ini siswa melakukan operasi hitung dengan benar, dilihat dari langkah – langkah siswa dalam menghitung soal pada lembar kerja diskusi. Aspek dalam penalaran salah satunya adalah melakukan operasi hitung dengan benar. Widyayanti (2010) mengungkapkan siswa mampu berfikir analitik yaitu, suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Siswa mampu membuktikan suatu teorema tertentu serta mampu menarik suatu kesimpulan.

4. Siswa dengan nilai ≥ 67

Pada penelitian ini, untuk mengukur indikator siswa dengan nilai ≥ 67 dilihat dari hasil post test yang dilakukan siswa di setiap akhir pembelajaran. Dwi ana, dkk (2013) menyimpulkan bahwa kondisi peserta didik sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapainya. Misalnya, keadaan fisik, minat dan kesiapan serta kondisi perasaan anak dalam belajar sangatlah

(9)

berpengaruh. Kualitas proses belajar yang dilaksanakan oleh pengajar (guru) juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Permasalahan yang diberikan oleh guru matematika adalah setelah guru memberi gambaran umum materi, siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok berdasarkan kemampuan heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa dimana siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan. Pada Gambar 1 tampak bahwa siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih, guru memberi waktu peserta didik untuk belajar kelompok dan diskusi.

Gambar 1 siswa bergabung pada kelompok belajar

Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi, kemudian siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut. siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.

(10)

Gambar 2 tampak bahwa siswa sedang berusaha menyelesaikan soal dengan anggota kelompok saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide. Pada Gambar 3 tampak lembar kerja diskusi yang dikerjakan siswa. Hasil diskusi yang dilakukan siswa, untuk mengukur kemampuan penalaran siswa dalam indikator siswa menggunakan rumus secara tepat dan siswa melakukan operasi hitung dengan benar.

Gambar 3.a Tampak hasil diskusi siswa yang menjawab dengan benar. Siswa mengerjakan dengan konsep yang benar dan melakukan operasi hitung dengan benar. Sehingga kemampuan penalaran dalam indikator terpenuhi.

Gambar 3.b Tampak bahwa siswa menggunakan rumus dengan benar tetapi kesalahan siswa terletak pada operasi hitung yang masih salah yaitu –cosec 60𝑜=−1

2 seharusnya –cosec=− 2

3 3. Dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa

kurang teliti dalam operasi hitung trigonometri. Sehingga dari Gambar 3, bisa dilihat bahwa masih ada siswa belum memenuhi indikator kemampuan penalaran.

(11)

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan seperti terlihat pada Gambar 4. Pada akhir proses pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari.

Dari Gambar 5 tampak bahwa sebagai tahap evaluasi siswa sedang melaksanakan Post test yang dikerjakan secara mandiri dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana materi tersebut dapat diterima setiap siswa. Sebagai penutup, siswa kembali diminta menyimpulkan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Gambar 5 siswa mengerjakan post test

Gambar 6 tampak soal post test yang dikerjakan siswa, Post test yang dilaksanakan siswa untuk mengukur hasil belajar siswa dalam indikator nilai siswa di atas KKM yaitu ≥ 67. Gambar 6.a Tampak hasil siswa yang mengerjakan dengan benar. Siswa juga mengerjakan dengan konsep yang benar dan melakukan operasi hitung dengan benar sehingga mendapat nilai ≥ 67.

(12)

Gambar 6.b Tampak bahwa kesalahan siswa terletak pada perhitungan 𝑐𝑜𝑠 240𝑜 dimana hasilnya kurang tanda “-“, maka mempengaruhi operasi hitung yang lain. Sehingga mendapat nilai kurang dari 67.

Data yang diperoleh peneliti mengenai kemampuan penalaran dan hasil belajar matematika pada siswa kelas X Multimedia B SMK Negeri 9 Surakarta dari sebelum adanya tindakan sampai dilakukan tindakan siklus III disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Hasil Belajar Matematika

Indikator Sebelum

tindakan Siklus I Siklus II

Siklus III mengajukan dugaan dan ide

dalam bentuk kalimat matematika 0 siswa (0%) 3 siswa (9,68%) 7 siswa (24,14%) 12 siswa (40%)

menggunakan rumus secara tepat dalam menyelesaikan soal 9 siswa (29,03% 15 siswa (48,39%) 19 siswa (65,52%) 24 siswa (80%)

melakukan operasi hitung dengan benar dan menarik kesimpulan 9 siswa (29,03%) 11 siswa (35,48%) 17 siswa (58,62%) 21 siswa (70%)

nilai siswa diatas KKM yaitu ≥ 67 14 siswa (32,26%) 20 siswa (64,52%) 21 siswa (72,41%) 25 siswa (83,33%)

Adapun grafik peningkatan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa dari sebelum tindakan sampai sesudah tindakan siklus III dapat dilihat pada Gambar 7.

(13)

Gambar 7 Grafik peningkatan pemampuan penalaran dan hasil belajar siswa kelas X Multimedia B dengan strategi Group Investigation (GI).

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Bergqvist, dkk. (2006) mengemukakan bahwa penalaran pada siswa menengah atas didominasi penalaran algoritmik, dimana siswa mencoba mengingat algoritma yang sesuai, kadang-kadang dengan cara acak, dan penalaran diuji cobakan. Mitchell, dkk. (2008: 388-395) group investigation memiliki potensi untuk menjadi metode pembelajaran yang baik, meskipun menimbulkan tantangan bagi guru pada struktur dan evaluasi. Group investigation juga menawarkan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan pemahaman yang siswa miliki.

Ilyas, dkk. (2013) mengungkapkan bahwa kelompok perlakuan yang diajarkan melalui pendekatan konstruktivis sosial unggul dalam mencapai hasil belajar yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diajarkan melalui pengajaran satu-cara tradisional.Selain itu, pendekatan konstruktivis sosialmenghasilkan hasil belajar yang lebih baik, dan juga memberikan peluang bagi siswa untuk berinteraksi dengan orang lain, berbagi ide.

Penelitian yang dilakukan Slamet dan Rokhani (2013), menyimpulkan bahwa ada peningkatan penalaran dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran problem solving. Hal itu dilihat melalui meningkatnya aspek kemampuan berpikir logis , kemampuan berpikir kritis,

0% 9,68% 24,14% 40% 29,03% 48,39% 65,52% 80% 29,03% 35,48% 58,62% 70% 32,26% 64,52% 72,41% 83,33%

sblm tindakan siklus 1 siklus 2 siklus 3

mengajukan ide

menggunakan rumus secara tepat operasi hitung dengan benar nilai diatas KKM

(14)

kemampuan menarik kesimpulan, dan nilai hasil belajar siswa. Prihaswati (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan metode Group Investigation berbasis kontekstual secara nyata dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dilihat dari pengaruh aktivitas terhadap prestasi sebesar 61,8%.

Menurut Ngatini (2012) bahwa penggunaan alat peraga model grafik fungsi dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari 84,72% angka menunjukkan arti bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dikategorikan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan sebanyak 3 siklus dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMK Negeri 9 Surakarta, maka dapat disimpulan bahwa melalui siklus tindakan pembelajaran yang menerapkan metode Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat melalui indikator – indikatornya, yaitu: 1) siswa dalam mengajukan dugaan dan ide dalam bentuk kalimat matematika sebelum dilakukan tindakan ada 0 siswa(0%), pada siklus I ada 3 siswa(9,68%), pada siklus II ada 7 siswa(24,14%), dan pada siklus III ada 11 siswa(40%), 2) siswa dalam menggunakan rumus secara tepat dalam menyelesaikan soal sebelum dilakukan tindakan ada 9 siswa(29,03%), pada siklus I ada 15 siswa(48,39%), pada siklus II ada 19 siswa(65,52%), dan pada siklus III ada 24 siswa(80%), 3) Kemapuan siswa melakukan operasi hitung dengan benar dan menarik kesimpulan sebelum dilakukan tindakan ada 19 siswa(29,03%), pada siklus I ada 11 siswa(35,48%), pada siklus II ada 17 siswa(58,62%), dan pada siklus III ada 21 siswa(70%), 4) nilai siswa diatas KKM yaitu ≥ 67 sebelum dilakukan tindakan ada 14 siswa(32,26%), pada siklus I ada 20 siswa(64,52%), pada siklus II ada 21 siswa(72,41%), dan pada siklus III ada 25 siswa(83,33%).

(15)

Anitah, dkk.2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anshari,Muhamad.2013.”Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation”. Di akses online pada http://muhammadanshari9.blogspot .com/2013/08/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html,17 November 2014. Tomas Bergqvist, Johan Lithner, Lovisa Sumpter. 2006. “Upper Secondary

Students’ Task Reasoning.” International Journal of Mathematical Education in Science and Technology 00(00):15–23.

Endah.2009.”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Jurnal Limit, 3(2) hal: 61-73. Gunawan, Ridwan Panji.2013.”Kemampuan Penalaran Matematika Di akses

online pada

http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-penalaran-matematika.html, 17 November 2014.

Ilyas, Bhutto Muhammad, Corresponding Author, Khalid Jamil Rawat,

Muhammad Tariq Bhatti, and Najeeb Malik. 2013. “Effect of Teaching of Algebra through Social Constructivist Approach on 7th Graders’ Learning Outcomes in Sindh (Pakistan).” International Journal of Instruction 6(1). Mitchell, Mg, H. Montgomery, M. Holder, and D. Stuart. 2008. “Group

Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature.” Alberta Journal of Educational Research 54(4):388–95. Nawi.2012. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Penalaran Formal

Terhadap Hasil Belajar Matematika”. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 9(1) hal: 81-96.

Ngatini. 2012. “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Tentang Fungsi Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together Bagi Siswa Smp.” jurnal manajemen pendidikan 7(2):151–59.

Prihaswati.2014. ”Keefektifan Buku Peserta Didik(BPD) dengan Metode Group Investigation Berbasis Kontekstual untuk Menunjang Pembelajaran Matematika Materi Segitiga SMP”. Jaringan Kerja Pendamping Masyarakat, 1(1) hal: 47-53.

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Gambar

Gambar  2 Siswa berdiskusi kelompok
Gambar  2  tampak  bahwa  siswa  sedang  berusaha  menyelesaikan  soal  dengan  anggota  kelompok  saling  bertukar,  berdiskusi,  mengklarifikasi  dan  mempersatukan ide
Gambar  6  tampak  soal  post  test  yang  dikerjakan  siswa,  Post  test  yang  dilaksanakan  siswa  untuk  mengukur  hasil  belajar  siswa  dalam  indikator  nilai  siswa di atas KKM yaitu ≥ 67
Gambar  6.b  Tampak  bahwa  kesalahan  siswa  terletak  pada  perhitungan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 1 Grafik pola konsumsi pakan Ayam Kampung umur 8-12 minggu Berdasarkan hasil analilis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa perlakuan tidak mempengaruhi

Kantor Cabang Pembantu (DN) Syariah : 135 Sub Branches Offices. ATM/ADM Syariah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya tingkat pengetahuan tentang kesehatan pribadi siswa kelas atas SD Negeri 2 Sokawera kecamatan Patikraja

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh suatu rumusan masalah yaitu bagaimana membuat suatu alat pembangkit pola video untuk monitor komputer komputer yang

[r]

There were four experimental plots with different water management regimes; continuously saturated soil (CSS) in the first plot, incompletely saturated soil (ISS) in the second

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. FAI(ULTAS BAI{ASA DAN SENI Alamat: IQra.g

The efforts of land and forest rehabilitation outside forest area (Land for Other ?urposes) were conducted using community forest development scheme and