• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandar udara, disingkat dengan bandara adalah tempat atau fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, barang, pos yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan berfungsi sebagai perpindahan antar moda transportasi. Saat ini Indonesia tercatat memiliki lebih dari 200 bandara yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Meliputi bandara internasional, maupun bandara domestik.

Bandara Soekarno-Hatta (kode IATA: CGK), yang berlokasi di Cengkareng, Banten (Gambar 1.1) dibangun pada tahun 1984 dan beroperasi pada tahun 1985, merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Dengan luas sebesar 18 km2, Bandara Soekarno-Hatta yang melayani penerbangan internasional dan domestik, diproyeksikan akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan pertumbuhan kebutuhan penumpang yang semakin meningkat tiap tahunnya.

Gambar 1. 1 Lokasi Bandara Soekarno Hatta.

(2)

2 Bandara Soekarno-Hatta memiliki 3 bangunan terminal utama, yaitu Terminal 1 (dibangun tahun 1984), Terminal 2 (dibangun tahun 1990), dan Terminal 3 (dibangun tahun 2009). Dengan meningkatnya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat udara saat ini, kondisi fasilitas tersebut sudah terasa kurang memadai dan perlu ditambah baik jumlah maupun luasnya. Untuk itu, manajemen PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Soekarno-Hatta sudah merencanakan untuk menambah dan meningkatkan kondisi prasarana yang ada agar Level of Services (LoS) terhadap pengguna jasa penerbangan terpenuhi.

Program pengembangan fasilitas utama telah dimulai dari tahun 2012 dan direncanakan akan selesai pada tahun 2020 nanti. Kegiatan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan Gedung Terminal 3 Ultimate b. Revitalisasi Gedung Terminal 1 & 2

c. Perluasan Fasilitas Landasan

d. Peningkatan Jaringan & Daya Listrik

e. Pembangunan Stasiun & Jalan Kereta Api Bandara f. Pembangunan Aksesibilitas, dll

Landasan yang juga disebut airfield pavement atau airport pavement, terdiri dari runway, taxiway, dan apron. Kondisi fasilitas landasan di Bandara Soekarno-Hatta saat ini perlu ditingkatkan (ditambah, diperpanjang, atau diperluas) agar daya tampungnya tercukupi mengingat terus meningkatnya penambahan jumlah penumpang dan pesawat udara. Di bawah ini merupakan progress atau kemajuan dari beberapa proyek atau kegiatan yang tergabung dalam program peningkatan fasilitas landasan.

a. Perluasan Apron Terminal 3, progres fisik 90% (tahap penyelesaian) b. Perpanjangan Taxiway Utara, progres fisik 0% (tahap persiapan) c. Perpanjangan Taxiway Selatan, progres fisik 0% (tahap persiapan)

(3)

3 Untuk kegiatan nomor 2 s/d 4, pembangunan fisik akan dimulai pada bulan April 2015 dan waktu pelaksanaan direncanakan selama 2 tahun terhitung sejak bulan Februari 2015. Pada proyek perluasan fasilitas landasan Bandara Soekarno-Hatta, hanya perluasan apron terminal 3 yang sudah memasuki tahap akhir atau tahap penyelesaian. Untuk proyek perpanjangan taxiway utara, taxiway selatan, serta perluasan apron terminal 1 & cargo masih memasuki tahap persiapan.

Struktur landasan di Bandara Soekarno-Hatta saat ini berupa jenis permukaan kaku atau rigid pavement (Gambar 1.2) terbuat slab/plat beton bertulang dengan sistem fondasi Cakar Ayam. Rigid pavement akan menjadi jenis perkerasan untuk perluasan landasan agar tidak terjadi perbedaan yang besar antara landasan lama dan baru. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat komponen-komponen pada rigid pavement pada umumnya. Yang menjadi kekhawatiran pada proyek perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta ini adalah jenis tanah subgrade yang berupa tanah asal adalah tanah yang terbilang sangat lemah.

Lokasi pekerjaan perluasan landasan yang dijadikan materi adalah extension taxiway SP1 West Bandara Soekarno-Hatta. Lokasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Dengan luas 19830,735 m2, pekerjaan tanah dan perkerasan extension taxiway SP1 west berlangsung dari bulan Mei 2015 sampai Juli 2015. Untuk pekerjaan

Gambar 1. 2 Struktur perkerasan kaku (rigid pavement) (NAVFAC DM-5.4,1979).

(4)

4 proyek perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta ini digunakan metode Controlled Modulus Columns (CMC) sebagai teknik perbaikan/perkuatan tanah (soil improvement) pada tanah dasar (subgrade) yang berperilaku sebagai fondasi dari perkerasan landasan yang akan dibangun diatasnya.

Dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang berasal dari Perancis, BUT Menard Geosystems. Prinsip dari teknik CMC tersebut adalah untuk menciptakan massa komposit yang terdiri dari tanah asli dan kolom grout (semi-rigid). Adapun pertimbangan dari dipilihnya teknik CMC untuk pekerjaan perbaikan tanah dasar untuk proyek perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta adalah:

a. Tidak menimbulkan getaran/vibrasi

b. Tidak menimbulkan debu/mengotorkan area kerja

c. Tidak memerlukan penyemprotan air atau udara bertekanan tinggi yang dapat merusak sifat tanah asli

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada penyusunan tugas akhir adalah sebagai berikut:

a. Apa yang akan dibahas pada permasalahan pada penerapan teknik CMC pada proyek perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta?

1) Evaluasi kekuatan dan kelayakan yang dilakukan dari hasil perbaikan tanah dasar dengan teknik CMC.

2) Membandingkan hasil analisis simulasi tanpa CMC dan dengan CMC. b. Seperti apakah metode analisis yang digunakan untuk teknik CMC pada tugas

akhir ini?

Analisis Finite Element Method (FEM) atau Metode Elemen Hingga yang diterapkan pada perangkat lunak Plaxis v8.6 dengan tipe axisymetrical dan plane strain.

c. Kenapa diperlukan perbaikan tanah dasar pada proyek perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta?

(5)

5 Kekuatan tanah asli yang berupa tanah lempung lemah tidak mencukupi kriteria untuk menjadi tanah dasar untuk perkerasan pada perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta.

d. Berada dimana lokasi perbaikan tanah dasar yang akan ditinjau?

Lokasi yang akan dilakukan perbaikan tanah terletak pada taxiway selatan (Extension Taxiway SP1 West) Bandara Soekarno-Hatta.

e. Apa hasil yang akan dicapai dalam penerapan teknik CMC untuk perbaikan tanah dasar pada perluasan landasan Bandara Soekarno-Hatta tersebut?

1) Mengetahui besarnya penurunan tanah (settlement) yang terjadi akibat konsolidasi dan pembebanan. Dengan variasi ada tidaknya CMC.

2) Diraihnya nilai kuat dukung tanah dasar seperti CBR, dan nilai-k yang diharapkan meningkat setelah dilakukan analisis.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diperoleh dari evaluasi perbaikan tanah dasar dengan menggunakan teknik CMC pada proyek peningkatan kapasitas pergerakan pesawat Bandara Soekarno-Hatta adalah:

a. Menganalisis pengaruh dari perbaikan tanah menggunakan teknik CMC. Dengan mengumpulkan data yang diperlukan, berupa parameter dan dimensi dari CMC, kondisi geoteknik lapangan, pembebanan yang dapat terjadi. Serta melakukan analisis numeris menggunakan software Plaxis v8.6.

b. Mengevaluasi hasil design layout CMC dengan data geoteknik yang telah diperoleh, dan dibandingkan dengan hasil analisis pengaruh CMC yang telah dilakukan oleh pihak sub-kontraktor CMC (Menard).

1.4 Batasan Masalah

a. Pekerjaan perbaikan tanah menggunakan teknik CMC diterapkan untuk proyek peningkatan kapasitas pergerakan pesawat Bandara Soekarno-Hatta. Pada penelitian berikut, penerapan teknik CMC lokasinya terletak pada taxiway selatan (SP 1 west).

(6)

6 b. Metode analisis yang digunakan adalah analisis numeris dengan software

Plaxis v8.6.

c. Hasil analisis berupa nilai penurunan konsolidasi, defleksi pada plat beton (perkerasan kaku), nilai CBR dan k tanah dasar, serta analisis perkerasan kaku dengan metode FAA.

d. Pembebanan yang dilakukan adalah pembebanan statis, tidak meninjau pembebanan dinamis maupun repetitif.

e. Penelitian ini tidak meninjau efisiensi biaya dalam pekerjaan. 1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pengaruh dari perbaikan tanah dasar menggunakan teknik CMC dengan tinjauan berupa perubahan nilai penurunan, dan nilai-nilai tolak ukur kekuatan tanah dasar.

b. Mengetahui perbedaan perilaku tanah akibat variasi pemodelan CMC. c. Mengetahui kelayakan tanah dasar dengan struktur CMC.

d. Menjadi pembanding terhadap analisis yang pernah dilakukan sebelumnya (oleh pihak sub-kontraktor), walaupun dengan metode yang berbeda.

1.6 Keaslian Penelitian

Setelah ditelusuri mengenai keaslian penelitian ini, hanya penulis sendiri yang melakukan penelitian tentang perbaikan tanah dasar di lokasi SP1 West Bandara Soekarno-Hatta sampai saat ini, jadi bisa dipastikan keaslian dari penelitian ini.

Gambar

Gambar 1. 1 Lokasi Bandara Soekarno Hatta.

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan dalam penelitian ini mencakup keseluruhan siklus maupun semua aspek yang menjadi fokus dari penelitian yang disesuaikan dengan data dan hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis di Desa Tambala terdapat 13 saluran eksisting dan semua saluran yang ada belum mapu menampung debit yang ada, sehingga perlu dilakukan

Gaya kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang

ditopang oleh nilai-nilai Islam yang menjujung tinggi nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan tanggap terhadap perubahan. 5) Sebagai pedoman menciptakan

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Tabel I.3 Data Hasil Survei Pendahuluan pada Pegawai Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pangkalpinang .... Tabel I.4 Data Spesifikasi Jabatan Pegawai Struktural di

Sebelum Tanggal Pelunasan Akhir, apabila terdapat perubahan yang material dalam peraturan di bidang perpajakan dan/atau perubahan yang material dalam interpretasi