• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ADHI PRASTOWO PGSD'14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II ADHI PRASTOWO PGSD'14"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Naim (2012: 60) menyatakan bahwa manusia berkarakter adalah manusia yang dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas hidupnya sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Menurut Simon dalam (Muslich, 2011: 70) karakter adalah „kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasai pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan.‟ Menurut Naim (2012: 55) dari kata karakter kemudian berkembang menjadi karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, sosial, emosional dan etika). Individu yang yang berkaraker baik seseorang yang berusaha melakukan hal terbaik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter sangat berkaitan dengan moral. Karakter dapat dikatakan sebagai perilaku yang mencirikan individu kepada hal yang berkonotasi positif. Sehingga orang yang berkarakter yaitu orang yang mempunyai ciri khas perilaku bermoral yang positif terutama dalam lingkup kehidupan.

(2)

a) Terlampauinya terlena oleh sumber daya alam yang melimpah. b) Pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada moral fisik. c) Surutnya idealisme, berkembangnya pragmatisme „overdoses.‟ d) Kurang berhasil belajar dari pengalaman bangsa sendiri.

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi (2004: 95) dalam (Kesuma, dkk., 2012: 5) „sebuah usaha untuk mendidik anak-anak untuk mengambil keputusan dengan kebijakan mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif dengan lingkunganya.‟ Adapun fungsi dan tujuan pendidikan karakter menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang beradab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta menjadikan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada konteks pendidikan karakter dijelaskan bahwa kemampuan yang harus dikembangkan oleh peserta didik melalui persekolahan harus dikembangkan oleh peserta didik melalui manusia yang berketuhanan tunduk dan patuh. Fungsi yang lain dari pendidikan karakter adalah “membentuk watak”

mengandung makna bahwa pendidikan nasional harus diarahkan pada pembentukan watak (Kesuma, dkk., 2012: 6-7).

(3)

watak-watak yang progresif serta pembelajaran yang mengarah kepada penguatan dan mengembangkan perilaku anak secara utuh. Serta penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk pada sekolah.

2. Sikap kerja keras

Menurut Mustari (2011: 51) sikap kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

“Sikap kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Sikap kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang kami maksud adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkunganya (Kesuma, dkk., 2012: 12).”

(4)

dihadapi, seberat apapun masalah itu. Pesikap kerja keras selalu bersemangat dan semua peristiwa yang dihadapi sebagai jalur menuju sukses, sehingga pesikap kerja keras merupakan seseorang yang memiliki disiplin ilmu yang sejati, maka kemauan untuk menyelesaikan tugas-tugas berat selalu nampak pada diri tersebut sekaligus membangkitkan rasa disiplin diri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap kerja keras merupakan sikap upaya melakukan sesuatu yang dilakukan secara terus menerus sampai batas yang sudah ditentukan sampai tugasnya selesai tanpa henti-hentinya dalam satu tujuan. Sikap kerja keras cenderung mendorong seseorang untuk melawan segala kesulitan serta selalu semangat dalam mengadapi tantangan. Pesikap kerja keras selalu terus berjuang mencari celah-celah dalam menyelesaikan masalah tanpa henti, dengan sikap kerja keras seseorang akan memperoleh hasil yang maksimal karena adanya sifat yang tumbuh dari kemauan sendiri terutama dalam mengahadapi tantangan dalam hal tugas/pekerjaan yang bersifat besar maupun kecil.

(5)

b) Tetap bertahan pada tugas yang diterima walaupun menghadapi kesulitan.

c) Berusaha mencari pemecahan terhadap permasalahan.

Pantang menyerah adalah salah satu tanda dari sikap kerja keras, yaitu usaha menyelesaikan kegiatan atau tugas secara optimal. Sikap kerja keras dapat ditandakan dengan dengan :

a) Menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditargetkan. b) Menggunakan segala kemampuan/daya untuk mencapai sasaran. c) Berusaha mencari berbagai alternative pemecahan ketika menemui

hambatan.

Sikap kerja keras dalam menyelesaikan tugas adalah melakukan kegiatan dengan upaya untuk mencapai sesuatu yang optimal demi tercapainya hasil yang diharapkan. Seseorang berusaha dengan kekuatan yang ada menyelesaikan tugas dengan maksimal, terutama dalam lingkup sekolah. Peserta didik diberikan pekerjaan/tugas dari guru untuk dikerjakan, dalam hal ini digambarkan bahwa bagaimana hasil pekerjaan itu dengan berlandaskan aspek sikap kerja keras. Hal ini didapatkan melalui proses yang berjalan, adapun tugas dari guru di sekolah seperti: mengerjakan pekerjaan rumah (PR), Mengerjakan soal, berdiskusi dengan kelompok dsb.

(6)

lingkungan, keluarga maupun sampai sekolah dari skala kecil maupun besar, dalam hal ini pembahasan meliputi menyelesaikan tugas dari guru. Peserta didik selalu mendapatkan suatu pekerjaan yaitu berupa tugas seperti: mengerjakan soal, mengerjakan pekerjaan rumah (PR), berdiskusi dsb. Peserta didik yang pesikap kerja keras memiliki peranan untuk menciptakan persaingan yang sehat dengan yang lain. Dengan demikian dijelaskan bahwa tidak ada sikap menerima sesuatu dengan apa adanya sesuai yang dikerjakan, tetapi mengarah kepada visi siswa untuk sampai mencapai hasil batas yang optimal.

Menurut Kemendiknas (2010: 34) dibawah ini merupakan keterkaitan nilai dan indikator untuk sekolah dasar.

Tabel 2.1. Keterkaitan Nilai Indikator Sikap kerja keras untuk SD

KARAKTER ASPEK INDIKATOR

(7)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek indikator untuk mengukur sikap kerja keras terdiri dari empat aspek yaitu :

a) Tanggung jawab b) Berinisiatif c) Keuletan kerja d) Tepat sasaran

3. Disiplin

a. Hakikat disiplin

Menurut Mustari (2011: 41) disiplin tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Menurut Naim (2012: 142) berpendapat bahwa disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan sikap tanpa pamrih. Adapun pendapat yang lain seperti (Danim dan Wiwien W Rahayu, 2009: 88) mengatakan bahwa disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain disiplin merupakan ketentuan yang dilakukan tanpa pamrih.

(8)

guna menciptakan suasana yang terstruktur. Disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena memenuhi beberapa kebutuhan.

Menurut Danim dan Wiwien W Rahayu (2009: 90) dibawah ini merupakan beberapa frasa yang berkaitan dengan disiplin yaitu : 1) Tepat waktu

2) Taat asas atas janji

3) Mengikuti prosedur standar 4) Bekerja keras atas dasar mutu 5) Bekerja sesuai dengan standar hasil 6) Tepat sasaran

7) Tidak melanggar aturan

8) Tidak melakukan sesuatu yang dilarang pada tempat-tempat tertentu

Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang yang mampu menghadapi dan mengubah lingkungan. Penerapan sistem disiplin menumbuhkan dari sebuah kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan individu untuk berbuat dengan tujuan memperoleh sesuatu, berupa batasan peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap lingkungan. Disiplin berfungsi membangun sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, peraturan dan perintah yang berlaku.

(9)

mengandung arti taat disiplin juga berarti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan. Serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Secara tidak langsung disiplin tidak terjadi secara instan, serta dibutuhkan proses panjang agar dapat terbentuk dan melekat dalam diri seseorang terutama seorang anak, oleh karena itu disiplin dilakukan sejak dini dengan tujuan untuk mengarahkan anak kepada hal-hal baik kedepanya. Jika sejak dini anak sudah ditanamkan disiplin maka akan terbentuklah sebuah kebiasaan serta bagian bagi dirinya (Naim, 2012: 142-143).

(10)

Penanaman disiplin sejak dini dilandasi dengan adanya realita bahwa disiplin mempunyai peranan yang sangat penting untuk meraih cita-cita dimasa akan datang. Seseorang tanpa disiplin tidak mempunyai acuan tentang apa yang baik dan buruk terutama dalam tingkah lakunya. Disiplin bagi anak bersifat arbritair, artinya adalah sesuatu persesuaian pada tuntutan eksternal, tetapi bila dilakukan dalam suasana emosional yang positif menjadikan proses pendidikan keikhlasan pada dirinya untuk berbuat sesuai peraturan, tanpa merasa takut dipaksa. Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan (Naim, 2012: 142-147).

(11)

kondisi belajarnya apakah kondusif apa tidak dsb. Siswa pada saat pembelajaran apakah mencatat pelajaran dengan baik, kemudian ketepatan waktu bahwa siswa menggunakan waktu yang digunakan tepat pada waktunya, sehingga seperti waktu kosong dimanfaatkan dengan baik di sekolah. Siswa yang baik selalu mengusahakan kelengkapan alat-alat tulis untuk keperluan pendukung pada saat pembelajaran serta mandiri dalam belajar maksudnya seperti tidak mengandalkan orang lain dan melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Menurut Kemendiknas (2010: 34) di bawah ini merupakan keterkaitan nilai dan indikator untuk sekolah dasar.

Tabel 2.2. Keterkaitan Nilai Indikator Disiplin untuk SD

KARAKTER ASPEK INDIKATOR

1-3 4-6

Tepat waktu Datang ke sekolah dan Mandiri Berpakaian rapi. Berpakaian

(12)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan indikator untuk mengukur disiplin belajar siswa terdiri dari empat aspek yaitu :

a) Tepat Waktu b) Kesungguhan c) Taat Peraturan d) Mandiri

4. Prestasi Belajar

a) Pengertian Belajar

Menurut Syah (2006: 64) belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang berupa mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran pada objek tertentu. Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi sebagai lingkunganya. Menurut Sardiman (2007: 20) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau perubahan penampilan yang diikuti serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

(13)

mengamati, menganalisis situasi dan kondisi secara sadar secara optimal dengan tujuan memperoleh peningkatan kemampuan diri terutama perubahan dalam bidang pengetahuan. Maka belajar mendorong seseorang bersikap kearah lebih baik .

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang ada diluar individu. Menurut (Slameto, 2010:54-71) adapun faktor-faktor yang memengaruhi belajar yaitu :

1) Faktor intern

a) Faktor jasmaniah  Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam kehidupan baik segenap badan dan anggota tubuh/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal yang sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhada belajarnya, jika seseorang berada dalam kondisi sehat, maka dalam proses belajar akan memperoleh hasil yang optimal begitu pula sebaliknya.

 Cacat tubuh

(14)

b) Faktor psikologi  Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya secara cepat.

 Perhatian

Menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi yang tertuju kepada objek yang bertujuan untuk menjamin hasil belajar yang baik.

 Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat berarti suatu ketertarikan belajar. Siswa yang kurang berminat terhadap belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat.

 Bakat

(15)

 Motif

James Driver (dalam Slameto, 2010: 58) memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut : Motive is an effective-conative factor which operates in determining the

direction of an individual’s behavior to wards an end or

goal, consiouusly apprehended or unconsiouusly.

 Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

 Kesiapan

Menurut Jamies drever “kesiapan adalah kesedian untuk

membeir response atau bereaksi”. 2) Faktor-faktor ekstern

a) Faktor keluarga

 Cara orang tua mendidik.

Mendidik merupakan cara orangtua untuk mengembangkan kepribadian pada anak dengan tujuan untuk agar mencapai perkembangan yang baik bagi anak.

 Relasi antaranggota keluarga.

(16)

baik, maka perlulah menjalin komunikasi antara orangtua dan anak.

 Suasana rumah.

Suasana rumah yang nyaman akan menciptakan suasana yang kondusif untuk memengaruhi belajar, sehingga akan terbentuk iklim yang bagus.

 Keadaan ekonomi keluarga.

Ekonomi merupakan hal yang erat sekali dengan belajar anak, karena memenuhi kebutuhan pokoknya misalnya: makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain dan juga membutuhkan fasilitas belajar yang nyaman.  Pengertian orangtua.

Anak belajar perlu adanya dorongan dan pengertian dari orangtua, karena dari perhatian orangtua anak secara tidak langsung akan termotivasi.

b) Faktor Sekolah  Metode mengajar.

(17)

 Kurikulum.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, maka kurikulum di sekolah akan sangat erat memengaruhi segala pembelajaran anak secara keseluruhan.

 Disiplin sekolah.

Pendisiplinan di sekolah menuntun siswa untuk selalu manaati segala peraturan yang ada, sehingga secara tidak langsung maka siswa akan lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar di sekolah, di rumah dan di lingkungan sekolah yang lain.

 Keadaan gedung

Kondisi fisik yang digunakan sebagai sarana belajat yang baik sangatlah erat dengan kenyaman belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap proses belajar siswa.

c) Faktor masyarakat

 Kegiatan siswa dalam masyarakat.

(18)

 Teman bergaul.

Teman bergaul sangat erat berpengaruh terhadap segalanya baik untuk diri maupun yang lain, jika teman yang baik akan memengaruhi hal-hal yang baik akan menciptkan pembinaan dan pengawasan yang baik begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya faktor-faktor ekternal dan internal belajar sangat berpengaruh terhadap konsep perkembangan belajar peserta didik, sehingga peserta didik mampu mengembangakan kemampuan belajar agar lebih optimal dalam mendukung tercapainya kesuksesan belajar.

b. Hakikat prestasi belajar

Menurut Syah, M (2006: 213) prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu yang mencerminkan hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, maupun karsa. Menurut Arifin (2011: 12)

Mengemukakan bahwa “prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu „prestatie‟ kemudian dalam bahasa indonesia disebut prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang besifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupanya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing”.

(19)

berupa penguasaan, pengetahuan serta keterampilan yang ada dalam hal akademik. Prestasi belajar juga sebagai bahan inovasi yaitu dapat djadikan sebagai pendorong peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seberapa besar hasil prestasi yang didapat. Prestasi belajar seringkali bertolak ukur pada nilai akademik, serta mampu peningkatan kualitas pengetahuan peserta didik dan menjunjung tinggi instansi yang terlibat.

Menurut Arifin (2011, 12-13) Prestasi belajar (achievement) semakin penting untuk dipelajari, di bawah ini merupakan fungsi utama prestasi belajar:

1) Prestasi belajar sebagi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta berperan sebagai feedback (umpan balik) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(20)

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Pada proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Jika dilihat fungsi penjelasan di atas, maka betapa pentingnya memahami dan mengetahui prestasi belajar peserta didik. Baik perseorangan maupun kelompok, prestasi belajar tidak hanya menjadi tolak ukur keberhasilan bidang studi, tetapi menjadi indikator kualitas instansi. Pelaku prestasi membuat umpan balik kepada pengajar maupun instansi.

5. Matematika

a. Pengertian matematika

Menurut Jhonson dan Myklebust (dalam Mulyono, 2010:252) berpendapat bahwa „matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkankan berfikir. Menurut Ruseffendi (1991) (dalam Heruman, 2007: 1) bahwa :

“Matematika adalah symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur definisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil”

(21)

adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Menurut Jihad (2008: 175)

Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisikan pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi,

Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa matematika merupakan pelajaran yang mengarah kepada hal numeric yakni belajar dengan angka-angka. Matematika memiliki peranan penting dalam mengolah kemampuan yang logis, serta mengolah kemampuan pengolahan angka, logika serta penalaran serta menanamkan konsep abstraktis mengenai perhitungan.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil pencapaian peningkatan yang telah dilakukan oleh individu mencakup beberapa hal yang berkaitan, berupa penguasaan hal dalam pengetahuan matematika seperti mengenal dan menerapkan bilangan-bilangan aritmatika, simbol simbol bilangan-bilangan serta menjadi tolak ukur bagi siswa dalam sebuah proses pembelajaran. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika menurut (Heruman, 2007: 3).

 Penanaman konsep dasar

(22)

baru matematika yang berfungsi menghubungkan kemampuan kogntif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

 Pemahaman Konsep

Yaitu pembelajaran lanjutan penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari atas dua pengertian. Pertama merupakan kelajutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan, sedangkan kedua pembelajaran konsep yang kedua dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi merupakan lanjutan konsep.

 Pembinaan keterampilan

(23)

b. Materi Matematika

Peneliti mengambil materi bilangan bulat pada kelas IV semester II. Adapun standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dijadikan bahan penelitian tertera dalam tabel 2.1.

Tabel 2.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. 4. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

4.1 Mengurutkan bilangan bulat

Sumber : Panduan KTSP

B. Kerangka berfikir

(24)

1. Pengaruh sikap kerja keras dalam menyelesaikan tugas terhadap

prestasi belajar matematika

Sikap kerja keras merupakan suatu istilah yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas sampai tugas itu benar-benar tuntas. Sikap kerja keras merupakan salah satu faktor yang menunjang adanya peningkatan kemampuan secara optimal. Terkait dengan hal tersebut sikap kerja keras menuntut siswa kearah yang lebih baik terutama dalam hal akademisi tentunya di sekolah. Adapun sikap kerja keras yang dimaksud yaitu sikap kerja keras dalam menyelesaikan tugas, bagaimana tugas-tugas tersebut dilakukan secara sungguh-sungguh jika lihat dari proses pengerjaanya, sehingga jika melakukan sesuatu sikap kerja keras khusunya terhadap penyelesaian tugas akan mampu mengoptimalisasi prestasi belajar matematika di sekolah seperti : menghafal rumus-rumus aritmatika, selalu mengerjakan latihan-latihan soal dan sebagainya. Berbeda sekali jika penanaman sikap sikap kerja keras tidak dilakukan maka akan berpengaruh terhadap hasil prestasi siswa yaitu dengan hasil yang tidak maksimal.

2. Pengaruh disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika

(25)

aturan-aturan yang dijalankan selama proses berlangsung secara terus-menerus, sehingga dengan disiplin belajar yang terus menerus dilakukan maka akan meningkatkan prestasi belajar secara bertahap khususnya pada mata pelajaran matematika.

3. Pengaruh sikap kerja keras dalam menyelesaikan tugas dan disiplin

belajar terhadap prestasi belajar matematika

Sikap kerja keras dan disiplin belajar merupakan faktor yang penting dalam menunjang prestasi belajar. Sikap kerja keras terutama dalam menyelesaikan tugas individu tentunya melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh di sekolah, dengan kata lain akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Disiplin belajar juga demikian, jika belajar dilakukan dengan prosedur yang sesuai aturan atau ketentuan yang meliputi seperti: kondisi, tempat, situasi yang baik dsb akan mempengaruhi seberapa besar prestasi belajar matematika dapat meningkat. Jika segala ketentuan yang berkaitan dengan belajar dapat diatur dan ditaati maka akan tercapai prestasi belajar matematika yang diharapkan.

Gambar 2.1. Skema Antar Variabel Sikap Kerja keras

dalam menyelesaikan tugas

Disiplin Belajar

Prestasi belajar matematika

(26)

Gambar 2.2. Skema Kerangka Berfikir

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap kerja keras dalam menyelesaikan tugas terhadap prestasi belajar matematika.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar siswa terhadap presatasi belajar matematika.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap kerja keras dalam menyelesaikan tugas dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar matematika.

Sikap Kerja keras dalam Menyelesaikan Tugas

(X1)

Aspek Indikator 1. Keuletan Kerja 2. Tanggung Jawab 3. Berinisiatif 4. Tepat Sasaran

Disiplin Belajar Siswa

(X2)

Aspek Indikator 1. Kesungguhan 2. Tepat Waktu 3. Taat Peraturan 4. Mandiri

Prestasi Belajar Matematika

(Y)

Gambar

Tabel 2.1. Keterkaitan Nilai Indikator Sikap kerja keras untuk SD
Tabel 2.2. Keterkaitan Nilai Indikator Disiplin untuk SD
Gambar 2.1. Skema Antar Variabel
Gambar 2.2. Skema Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengolahan data food quality dan model Kano, diperoleh 13 atribut kebutuhan pelanggan terhadap produk keripik kentang Cumelly yang perlu ditingkatkan, yaitu

Departemen Agama Repub lik Indonesia , selanjutnya di sebut sebagai DEPAG, Dan Yayasan Makkah Almukarramah yang didi rikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri

Bahwa Pimpinan STIESIA dalam Rapat Pleno tanggal 14 September 2012 telah menerima konsep Rencana Strategis (Renstra) Prodi S3 Ilmu Manajemen Tahun 2012-2016, dan sesuai

Berdasarkangrafik tersebut menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami dermatitis akibat kerja dan terpapar bahan kimia dalam jumlah yang beragam sebanyak 83,3%.Hasil

Pilkada Karanganyar periode 2013-2018 salah satu pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Juliyatmono dan Rohadi (YURO) diterpa isu. Penelitian dengan metode kualitatif ini

Melihat dari penelitian yang dilakukan oleh Wati (2012) di perairan Desa Pengudang dengan karakteristik wilayahnya hampir sama dengan desa Teluk Bakau,

Penelitian ini dilaksanakan untuk menghasilkan suatu alat pengeringan dengan sistem pengering semprot dengan menggunakan udara panas yang ditiupkan ke dalam ruang

Hasil analisis kemampuan penalaran matematis siswa pada materi segiempat didasarkan pada hasil tes kemampuan penalaran matematis dan hasil wawancara mendalam. Tes kemampuan penalaran