• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - BAB I ANGGRI RAHMADI AKUNTANSI S1 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - BAB I ANGGRI RAHMADI AKUNTANSI S1 10"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi bagi orang yang membutuhkan informasi dengan cara yang mudah dan pada saat yang dibutuhkan. Informasi berperan meningkatkan kemampuan manajemen untuk memahami keadaan lingkungan sekitar dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan (Nazaruddin, 1998). Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting bagi seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan, agar data yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan. Untuk dapat menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai juga, diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan pengolahan data akuntasi dalam perusahaan. Perencanaan sistem informasi manajemen yang merupakan bagian dari sistem pangendalian organisasi yang perlu mendapat perhatian karena sistem informasi berguna bagi organisasi-organsasi untuk mengendalikan dan memonitoring proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

(2)

Informasi yang diterima oleh pihak manajemen sangat beranekaragam dalam bentuk maupun fungsinya. Dengan beragamnya informasi yang diterima oleh manajemen, maka perlu dipilih dan dikelompokan karaktersitik informasi yang dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian kinerja manajemen. Sughiarto (2001) mengatakan jika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

Semua sistem informasi memiliki karkteristik atau sifat-sifat tertentu Chenhall dan Morris dalam Laksmana dan Muslichah (2002). Mengedintifikasikan empat karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) yang bermanfaat untuk mengambil keputusan yaitu : broadscop (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi) dan integration (integrasi). Karakteristik informasi tersebut menjadi aktif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna organisasi.

Bukti bahwa karakteristik informasi berhubungan dengan kinerja manajemen juga diungkapkan oleh AICPA dan Lawrence S. Maisel dalam dewi (2006), mengenai pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77% responden menyetujui bahwa karakteristik informasi yang bekualitas penting dalam meningkatkan kinerja manajerial.

(3)

Dalam suasana ketidakpastian lingkungan, seorang manajer akan mengalami kesulitan dalam pembuatan perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap perusahaan (Prasetyo, 2002). Perencanaan dan pengendalian akan menjadi masalah dalam situasi ketidakpastian karena peristiwa-peristiwa yang akan datang tidak dapat diprediksi. Dengan demikian perencanaan dan pengendalian organisasi merupakan tonggak dari keberhasilan manajemen dalam dalam mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi masalah ketidakpastian lingkungan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Seseorang mengalami ketidakpastian karena dia merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan. (Kren dan Kerr, 1993 dalam Himawan Bayuaji, 2009). Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, informasi, merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi dimana semua ini merupakan tugas dari manajer yang terkait dengan decision making ( pembuat keputusan).

Sistem pengukuran kinerja selain berperan dalam pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, juga memberikan kemudahan para manajer untuk mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang membutuhkan bantuan. Pengukuran kinerja juga berperan sebagai alat komunikasi dan sebagai dasar sistem penghargaan (Narsa dan Yuniawati, 2003).

(4)

sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial.

Di sisi lain perkembangan penelitian sistem pengukuran kinerja dewasa ini relatif berkembang dengan cakupan aplikasi yang luas baik organisasi profit maupun non profit. Para akademisi dan praktisi meyakini bahwa dewasa ini hanya memperhatikan aspek finansial tidak cukup representatif menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan Kaplan dan Norton (1996); Ghalayini (1997); Nelly (2000) semuanya dalam Vanani dan Tanukhidah (2004). Adanya perubahan lingkungan bisnis yang dinamis dengan kondisi persaingan yang semakin ketat diperlukan tidak hanya aspek

finansial tetapi juga aspek non finansial. Oleh karena itu kebutuhan akan sistem pengukuran kinerja yang terintegasi (aspek financial dan non financial) menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan.

Hubungan antara manfaat suatu informasi dengan kinerja manajemen merupakan bidang penelitian yang banyak mengalami perdebatan yang menarik minat para peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Alasan menariknya topik tersebut yaitu korelasi yang mencerminkan hubungan antara kinerja dan informasi tidak secara langsung menujukan hubungan kausalitas. Tidak mengherankan jika muncul berbagai ketidaksetujuan diantara para peneliti sendiri mengenai hubungan antara kinerja dan manfaat sebuah informasi (Mahmood dan Mann dalam Dewi, 2006).

(5)

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh DeLone (1988) dan Choe (1996) sebagaimana yang diuraikan dalam Windy (2008), menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Keterlibatan Pengguna dengan Penggunaan Sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dan Chia (1995); Nazaruddin (1998); dan Dewi (2006) yang membuktikan bahwa informasi yang memiliki karakteristik broadscope, tepat waktu memilih agregasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Evelyne (2003) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik informasi berupa broadscope dan agregasi dengan kinerja manajerial.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh oleh Dewi (2006), yang menguji pengaruh karakteristik informasi dan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan manufaktur di Banjarnegara. Hasil temuannya bahwa karakteristik informasi dan sistem akuntansi terdapat hubungan dengan kinerja manajerial yang diukur dengan kemampuan manajer membuat perencanaan dan hubungan tersebut signifikan secara statistik.

(6)

pemerintah, pelayanan pada rumah sakit swasta telah berkembang menjadi organisasi jasa yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi, yaitu bersifat kompetitif yang menjadi basis pengembangan untuk pelayanan rumah sakit swasta serta juga dituntut untuk memberikan perhatian terhadap prinsip efisiensi, efektifitas, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan hasil penelitian para peneliti sebelumnya masih saling bertentangan. Masih belum dapat disimpulkan apakah pengaruh sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan dan sistem pengukuran kinerja akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil yang berlawanan ini mendorong peneliti untuk meneliti kembali pengaruh sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan, sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas. maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai Apakah:

1. Apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial ? 2. Apakah karakteristik informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial ? 3. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial ? 4. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial ? 5. Apakah sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan

(7)

1.3Pembatasan Masalah

Untuk membatasi cakupan penelitian ini, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel yang diteliti yang mempengaruhi kinerja manajerial adalah hanya variabel sistem informasi akuntansi karakteristik informasi akuntansi, ketidakpastian lingkungan dan sistem pengukuran kinerja.

2. Kinerja manajerial yang diteliti adalah kinerja manajer dan kinerja kepala bagian serta kepala seksi yang bekerja pada rumah sakit di Purwokerto tahun 2010.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan

1. Untuk menguji pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit di Purwokerto.

2. Untuk menguji pengaruh karakteristik informasi terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit di Purwokerto.

3. Untuk menguji pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit di Purwokerto.

4. Untuk menguji pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit di Purwokerto.

(8)

b. Kegunaan

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi wawasan pentingnya sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi,

ketidakpastian lingkungan dan sistem pengukuran kinerja manajerial dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial khususnya bagi rumah sakit.

2. Dapat dijadikan bahan referensi dan perbandingan hasil penelitian terdahulu.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Model

Sistem informasi akuntansi dapat mempengaruhi kinerja manajerial, karena sistem informasi akuntansi memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan, kontrol dan perencanaan perusaahaan (Dewi, 2006). Dengan adanya sistem informasi akuntansi manajemen dapat memahami keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan (Wilkinson, 1995).

(9)

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, tetapi untuk variabel kapabilitas yang tidak memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna.

Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan untuk membantu para pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson dalam Prasetyo, 2002) yang mengelompokan informasi yang beranekaragam dalam bentuk maupun fugsinya maka perlu dipilih karakteristik informasi. Karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajer untuk membuat keputusan adalah informasi yang lingkupnya luas, tepat waktu, agregat dan terintegrasi (Dwirandra, 2007).

Chia (1998) menerapkan bahwa karakteristik informasi yang berupa aggregation, broadscope, integration dan timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dingan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Dewi (2006), yang menyatakan bahwa karakteristik informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

(10)

(Chenhall dan Morris, 1986 dalam Dwirandra, 2007) menekankan hahwa dalam kondisi ketidakpastian lingkungan dibutuhkan informasi yang agregatnya luas, tepat waktu, dan agregat. Hal ini sangat logis karena manajer terdesentralisasi, yang dibentuk untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian lingkungan membutuhkan informasi yang bermanfaat untuk mengarahkan dan memecahkan masalah, seperti penetapan harga, pemasaran, kontrol persediaan, dan negosiasi dengan serikat pekerja. Pada penelitian Nurmayanti (2006) dalam hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan kinerja manajerial, membuktikan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Adanya perubahan lingkungan bisnis yang dinamis dengan kondisi persaingan yang semakin ketat diperlukan tidak hanya aspek financial tetapi juga aspek non financial. Oleh karena itu kebutuhan akan sistem pengukuran kinerja yang terintegasi (aspek financial dan non financial) menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan (Vanany dan Tanukhidah, 2004). Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bias membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan kinerja lebih lanjut. (Honggren dan foster dalam Narsa dan Yuniawati, 2003) berpendapat, sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berpera dalam pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan

(11)

H H1

H2

H3

H4 H5

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial

Kinerja manajer merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan keefektifan organisasi (Wibowo, 2004). Seperti yang telah dibahas, manfaat suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi sebagai pengukur kinerja memiliki kaitan yang cukup erat. Topik tersebut merupakan pokok bahasan yang selalu menarik dalam penelitian akuntansi manajemen untuk mengetahui lebih jauh hubungan antara sistem informasi akuntansi dan kinerja manajemen. Alasan menariknya topik tersebut yaitu (1) mengukur manfaat suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen terhadap kinerja organisasi, merupakan hal yang sulit. (2) terdapatnya ketidak setujuan diantara para peneliti mengenai hubungan antara kinerja dan manfaat sebuah informasi (Mahmod dan Man dalam dewi, 2006).

Gambar 1.1

Model pengaruh sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial

Sistem Informasi Akuntansi (x1)

Karakteristik Informasi (x2)

Ketidakpastian Lingkungan (x3)

Sistem pengukuran Kinerja (x4)

(12)

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Sistem informasi akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

H2 : Karakteristik informasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

H3 : Keidakpastian lingkungan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

H4 : Sistem pengukuran kinerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

H5 : Sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan dan

Gambar

Gambar 1.1 Model pengaruh sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan dan

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang berasal dari fosil yaitu minyak bumi dan batubara. Jawaban

SMK NEGERI 3 BULUKUMBA DAFTAR NILAI SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014.. UJIAN NAMA SISWA SENI BUDAYA PJO KKPI