• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus - DANI MEI SAPUTRI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus - DANI MEI SAPUTRI BAB II"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

1. Pengertian Motorik Halus

Menurut katri Hari Sukarsih (2002: 37) motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerak-gerak tubuh. Dalam Perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah syaraf, otot, dan otak. Ketiga unsur-unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna. Selain mengandalkan kekuatan otot, kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-menggerakkan tubuhnya. Anak yang terganggu perkembangan motoriknya dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Misalnya tangan yang selalu gemetar, membuat ia tidak pandai menulis dengan bagus.

(2)

Proses perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan anak, sesederhana apapun sebenarnya merupakan hasil pola interaksi kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah sebagai bagian dari susunan saraf pusat yang mengtur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental. Dengan kata lain, aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak, secara simultan (berkesinambungan) otak terus mengolah informasi yang diterimanya.

Menurut Syah (2011: 13) menyebutkan motorik dengan istilah “motor” diartikan sebagai istilah yang menunjukan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan juga gerakannya, demikian pula kelenjar kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement) maka setiap penggunaan kata motorik selalu dikaitkan dengan gerak dan di dalam penggunaan kata motorik selalu dikaitkan dengan gerak dan di dalam penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak. yang harus diperhatikan adalah bahwa gerak yang dimaksudkan di sini bukan hanya semata-mata berhubungan dengan gerak seperti yang kita lihat sehari-hari, yakni gerakan anggota tubuh (tangan, lengan, kaki, dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka) Dalam Samsudin (2008: 11)

(3)

melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya.

Selanjutnya, Hurlock (1978: 150) mengatakan. Motorik berarti, perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya.

Menurut Santrock, (2007: 216). Motorik yaitu melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apa pun yang memerlukan keterampilan motorik halus.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus anak adalah hubunganya dengan gerak tubuh yaitu otot, syaraf, dan otak masing-masing mempunyai peran yang penting. Dilain itu dalam otot melatih kelenturan otot-otot pada pergelangan tangan, dan melenturkan saraf otak melatih perkembangan saraf otak / mengasah kemampuan dalam berpikir agar lebih mudah mengikuti kegiatan dan, lebih cepat dalam menyelesaikannya.

2. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini

(4)

Menurut Suyanto, (2005:51). Motorik halus yaitu perkembangan yang meliputi otot halus dan fungsinya.Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik.Seperti menulis, melipat, merangakai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting.

Menurut Dewi, (2005: 3). Motorik halus yaitu gerakan yang dilakukan menggunakan otot-otot halus. Misalnya perkembangan motorik halus usia 4 sampai 5 tahun diantaranya: mencontohkan bentuk silang, lingkaran, bujur sangkar dan segitiga. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan fisik motorik anak adalah hubungannya dengan gerakan tubuh yaitu otot, saraf, dan otak masing- masing mempunyai peran yang penting.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik

Empat tahap perkembangan kognitif yang berkaitan dengan perkembangan motorik pada anak yaitu:

Menurut Samsudin (Dalam Piaget 2008: 12)

a. Tahap sensorimotor dan perkembangan motorik anak

(5)

b. Tahap Preoperasional dan Perkembangan Motorik Anak

Memberikan penekanan berupa batasan yang mana anak masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir logis dan melakukan tindakan yang sederhana Piaget membagi menjadi dua bagian:

1) Prekonseptual yaitu anak yang berusia antara 2th s/d 4th. 2) Intuitif adalah pada anak yang berusia antara 4th s/d 7th

Pada tahapan ini anak prasekolah sudah mulai dengan melakukan berbagai bentuk gerak dasar yang dibutuhkanya seperti berjalan, berlari, melempar, menendang dan sebagainya.

c. Tahapan Konkret Operasional dan Perkembangan Motorik Anak

Banyak ahli yang meyakini bahwa seorang anak mencapai tahap konkrit operasional karena anak terserbut telah bertambah kemampuanya, karakteristik umum dari tahapan konkrit operasional adalah bertambahnya kemampuan dalam pemecahan masalahan. kemampuan ini dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak. Pada masa ini anak sudah tidak tertolong prasekolah lagi dan anak sudah memasuki masa kanak-kanak dan memasuki dunia sekolah. Dari segi perkembangan motorik anak berada pada periode ini sudah mengarah pada peningkatan keterampilan gerak yang lebih kompleks.

d. Formaloperasinal dan Perkembangan Motorik Anak

(6)

menentukan sikap cabang olahraga apa yang akan ditekuni untuk hobi / masa depanya.

Menurut Lara Fridani (2011: 2. 6) Tahap-tahap Perkembangan fisik/motorikyang meliputi perkembangan gerakan dan perkembangan koordinasi mata –tangan pada Anak Usia Dini, dimulai dari masa bayi(0-1 tahun), masa batita (1-3 tahun), dan masa balita/ pra sekolah ((1-3-5 tahun) serta masa sekolah awal (6-8 tahun)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak

a. Faktor lingkungan ( Environmental Elements )

Faktor lingkungan yang mempengaruhi terhadap tipe belajar anak antara lain adalah suara, cahaya, suhu, dan desain kelas.

b. Faktor sosial ( Sosiological Elemen )

Merupakan kondisi yang memungkinkan anak dapat melakukan kerjasama dengan anak lainnya.Kerjasama tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan kerja kelompok yang terdiri dua anak atau lebih.Kondisi inidapat mendorong anak untuk dapat menghargai orang lain.

c. Faktor emosi ( Emotional Element )

(7)

d. Faktor fisik ( Physical Elements )

Faktor fisik adalah kesiapan fisik anak untuk melakukan sesuatu temasuk belajar.Kesiapan fisik ini berkaitan dengan kecukupan tidur malam, makan dan minum, istirahat siag hari, dan aktivitas yang dilakukanya. Sebagai contoh, beberapa anak yang cukup tidurnya pada malam hari biasanya masih dapat bertahan untuk belajar pada siang harinya. Sebaliknya, anak yang bangun terlalu pagi biasany akan merasa jenuh pada saat belajar di siang hari dalam halini pembelajaran perlu memperhitungkan waktu istirahat termasuk di dalamnya menyediakan makan dan minim untuk anak-anak.

Menurut Hartati ( 2005-30 ) Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Anak a. Berangkat yang dimiliki anak

Jika suatu pengalaman belajar tidak memberi kesempatan kepada anak untukl menciptakan pengetahuan baru, maka pembelajaran itu akan membosankan. Dengan demikian, pengalaman belajar hendaknya mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal oleh anak dan sebagian lainnya merupakan pengalaman yang baru.

b. Belajar harus menantang pemahaman anak

(8)

c. Belajar dilakukan sambil bermain

Belajar pada anak usia dini adalah bermain melalui bermain dapat memerikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.

d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran

Alam merupakan sarana yang yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Dalam pembelajaran ini anak diajarkan untyuk dapat membangun ikatan emosional diantara teman-temannya. Halini dilakukkan dalam pembelajaran ini adalah menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang telah dipelajari. Bobby the potter ( 2000 : 45 )

e. Belajar dilakukan melalui sensorinya

Anak memperoleh pengetahuan melalui sensori atau inderawinya yaitu peraba, pencium, pendengar, penlihat, dan perasa.

f. Belajar membekali keterampilan hidup

Pembelajaran pada hakekatnya membekali anak untuk memiliki keterampilan hidup.

g. Belajar sambil melakukan

(9)

Aspek – Aspek Pengembangan Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Menurut Widarmi D Wijana, dkk (2007-1. 17):

a. Pengembangan aspek/ ranah fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

b. Pengembangan fisik motoric, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan.

c. Pengembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.

d. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh komulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.

e. Pekembangan anak berlangsung kearah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi

f. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan di pengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk.

g. Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamanya tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik sosial dan pngetahuan yang di perolehnya.

h. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkunga sosial.

i. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, kognitif anak, dan menggambarkan perkembangan anak.

(10)

k. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik atau gabungan dari itu untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda dengan cara berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yag di ketahuinya

l. Kondisi tebaaik anak untuk berkembang dan belajar. Karakteristik Anak Usia Dini, menurut Hartati ( 2005:8 ) a. Anak Bersifat Egosentris

Pada umumnya anak masih bersifat egosentris. Anak cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan dan kepentinganya sendiri. Hal ini dapat di lihat dari perilakunya seperti masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendaki sesuatu yang tidak di penuhi oleh orang tuanya, atau memaksakan sesuatu terhadap orang lain.

b. Anak Memiliki Rasa Ingin Tau Yang Besar

Menurut persepsi anak, dunia dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan rasa keingin tahuan sangatlah bervariasi, tergantung dengan apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh anak lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat dari pada benda yang terjadi dengan sendirinya.

c. Anak Adalah Makhluk Sosial

(11)

d. Anak Bersifat Unik

Anak merupakan individu yang unik di mana masing-masing memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan yang berbeda satu sama lain. Di samping memiliki kesamaan, menurut Bredekamp (1987) anak juga memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembagan anak yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dalam belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lain. e. Anak Umunya Kaya Dengan Fantasi

Anak senang hal- hal yang bersifat imajunatif pada umumnya ia kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita melebihi pengalaman-pengalaman aktualnya atau kadang bertanya tentang hal- hal gaib sekalipun. Hal ini diseabkan imajinasi anak berkembag melebihi apa yang dilihatnya sebagai contoh anak melihat gambar seuah robot, maka imanjinasinya berkembang robot itu berjalan dan bertempur dan seterusya.

b. Anak Meliliki Daya Kosentarsi Yang Pendek

Pada umunya anak sulit utuk berkosentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang sama. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan. Menurut Breg (1988) disebutkan bahwa sepuluh menit adalah waktu yang wajar bagi anak usis sekutar lima tahun untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman.

c. Anak Merupakan Masa Belajar Yang Paling Potensial

(12)

B. Metode Demonstrasi Membuat Anyaman Dengan Menggunakan Berbagai

Media

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut moeslichatoen (2004: 108) menjelaskan metode demontrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengar yang diikuti dengan meniru pekerjan yang di demontrasikan, ia juga menambahkanbahwa metode demontrasi dapat juga dikatakan sebagai metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu cara kerja atau urusan proses subuah kejadian dan biasannya metode demonstrasi dipakai utuk membuktikan suatu gerakan.

Menurut Gunarti, dkk (2008: 9. 3) metode demonstrasi adalah strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalama belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang di ikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan

Menurut Gunarti dkk Dalam Muhibbin Syah, 2008-9.3. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan.

Gunarti, dkk (2010: 9. 3) metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan.

(13)

sering desertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memeperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung

Untuk mengajarkan suatu materi pelajaran seringkali tidak cukup kalau guru Taman Kanak – Kanak hanya menjelaskan secara lisan saja, terutama dalam mengajarkan keterampilan anak usia dini lebih, mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Pengajaran dikatakan efektif bila guru dapat membimbing anak – anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman- pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak. Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara suka rela, oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun dengan pengalaman yang akan datang pada anak.

Dengan kegiatan demonstrasi guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik- baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu, dengan demikian selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan oleh guru.

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

(14)

a. Memperagakan (Showing)

Disini guru mendemonstrasikan kemampuan yang ditujukan untuk dicapai anak. Guru perlu memperagakan setiap langkah/beberapa hari, agar anak jelas saat mengamati dan dapat menirukannya.

b. Melakukan (Doing)

Metode ini diikuti dengan mengulang tindakan oleh anak sepertiyang dicontohkan guru dalam mengikuti prosedur yang didemonstrasikan. Oleh karena itu, guru perlu memperagakan tindakan sedemikian rupa agar anak dapat mengulangi langkah-langkah tindakan/gerakan yang dilakukan guru.

c.

Sambil memperagakan gerakan, guru perlu menjelaskan gerakan apa yang tengah ia lakukan secara rinci dan operasional. Hal ini akan mempermudah anak Menyampaikan/Menjelaskan (Telling)menangkap maksud gerakan yang diperagakan guru.

Menurut Moeslichatoen (2004:130) langkah pelaksanaan metode demonstrasi. Pertama, kegiatan pra-pengembanagan merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan demonstrasi. Kedua, kegiatan pengembangan untuk pemanasan guru mengajak anak untuk memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan kepada anak yang mengikuti demonstrasi. Ketiga kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup dapat dipergunakan guru untuk memotivasi anak yang berhasil untuk menunjukan kinerja yang baik maupun kepada anak yang kurang berhasil

(15)

dilakukan guru untuk mengajarkan keterampilan dengan cara menunjukkan, melakukan, menjelaskan secara terpadu. Kedua, demonstrasi dalam bentuk dramatisasi merupakan peragaan adegan drama yang berasal dari cerita atau cerita rakyat yang dapat memberikan pengalaman perasaan yang dapat dihayati oleh anak. Ketiga menetapkan rancanagan bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi. Bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi oleh guru. Keempat, menetapkan rancangan langkah kegiatan demonstrasi.

3. Tujuan Dan Manfaat Metode Demonstrasi

a. Manfaat Metode Demonstrasi.

Menurut Winda Gunarti dkk ( 2008: 9.5). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasisecara umum adalah:

1) Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.

2) Proses belajar anak lebih terarah pada materi yangsedang dipelajari.

3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melebat dalam diri anak. Menurut Moeslichatoen ( 2004 : 113 ). Demonstrasi dapat dipergunakan untuk mememenuhi dua fungsi

Pertama, dapat dipergunakan untuk memberikan ilistrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung, lebih menarik, dan merangsang perhatian, serta lebih menantang daripada hanya mendengar penjelasan guru.

(16)

Moeslichatoen (1999: 113) manfaat metode demostrasi. Pertama dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.Kedua dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif.

b. Tujuan Metode Demonstrasi.

Menurut Gunarti dkk ( 2008: 9.6 ) metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan agar anak dapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan guru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) sesuatu yang ditunjukkan dan dilakukan guru harus dapat diamati secara jelas oleh anak, (2) penjelasan guru harus harus dapat didengar dengan jelas. Intoasi suara guru hendaknya tepat dan menarik sehingga anak tidak bosan, (3) Demonstrasi harus diikuti dengan kegiatan anak untuk menirukkan apa yang telah ditunjukkan dan dilakukan guru.

Menurut Moeslichatoen ( 2004 :115 ) manfaat metode demonstrasi bagi anak TK yang telah dikemukakan di atas, demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat mengauasai materi pelajaran dengan lebih baik. Ada beberapa yang hal penting yang harus diperhatikan oleh guru :

(17)

Moeslichatoen (1999: 115) tujuan metode demonstrasi yaitu peniruan terhadap model yang dapat dilakukan. Agar anak adapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan guru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh guru.

4. Pengertian media untuk anak usia dini

Menurut sadiman dkk (2009: 6) Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pngantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Menurut Gagne (1970: 2009: 6) Dalam bukunya Sadiman dkk: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Menurut Gerlach dan Early (1971: 2007: 3) Dalam bukunya Arsyad mengatakan media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

5. Fungsi media

Menurut Fleming ( 1987: 234 ) dalam Arsyad ( 2007: 3). Mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar – siswa dan isi pelajaran.

(18)

a. Fungsi Ejukatip media komunikasi. Fungsi utama dari setiap kegiatan media komunikasi ialah mendidik, oleh sebab memberikan pengaruh-pengaruh pendidikan.

b. Fungsi sosial media komunikasi. Media komunikasi bukan saja memberikan informasi yang autentik dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan, akan tetapi juga memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.

c. Fungi ekonomis media komunikasi

Pada masyarakat yang telah maju, penggunaan media komunikasi dikerjakan secara intensip, terutama dalam bidang perdagangan dan industri.

d. Politis

Politis dalam hal ini adalah politik pembangunan, pembangunan ini meliputi baik pembangunan fisik materiil maupun pembangunan mental-spirituil. Pembangunan itu dilaksanakan baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat ragional dan daerah sampai ke pedesaan.

e. Seni budaya

Diuraikan bahwa berkat kemajuan tehnologi dan ilmu, maka mendorong dan menimbulkan ciptaan-ciptaan baru, termasuk pula usaha pencitaan tehnologi kemediaan yang modern

(19)

Fungsi yang selanjutnya adalah fungsi afektif media visual, dapat dilihat dari tingkat kenimatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi atau sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

Selanjutnya fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengigat informasi atau pesan yang menggandung gambar.

Fungsi yang lainya, fungsi kompesatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk menggorganisasikan informasi dalam teks dan mengigat kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengkomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pembelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan verbal. (Arsyad, 2007:17) g. Selanjutnya, fungsi pembelajaran lainya yakni, penggunaaan media, bukan

merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujutkan proses pendidikan yang efektif, media merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pendidikan sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

(20)

mengandung arti bahwa dengan media pendidikan, anak diharapkan dapat menagkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

Fungsi yang selanjutnya, yakni media berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan. Pada umunya hasil belajar anak dengan menggunakan media pendidikan akan lebih tahan lama mengendap dalam pikiranya, sehingga kualitas pendidikan lebih bermakna dan memiliki nilai yang tinggi, fungsi yang selanjutnya media meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. (Eliyawati, 2005:112)

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Evaluasi

(21)

a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi satu bintang. ( )

b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapakan RKH mendapatkan tanda dua bintang ( )

c. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH dapat tanda tiga bintang ( )

d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharaakan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( )

Menurut Dimyati (2013:95) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

( O ) : untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apayang diharapkan. ( √ ) : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan. ( ) : anak yang perilakunya melebihi yang diharapkan dan sudah menyelesaikan

tugas melebihi yang direncanakan guru.

Depdiknas (2006: 6-7) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

a. Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong ( O )

(22)

c. Jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian ditulis nama semua nak dengan tanda chek list (√)

D. Indikator Hasil Belajar

Menurut Suyanto, (2005:51) motorik halus yaitu perkembangan yang meliputi otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik. Seperti menulis, melipat, merangakai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting.

Menurut katri Hari Sukarsih (2002:37) Perkembangan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerak-gerak tubuh. Dalam Perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah syaraf, otot, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna. Selain mengandalkan kekuatan otot, kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-menggerakkan tubuhnya. Anak yang terganggu perkembangan motoriknya dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Misalnya tangan yang selalu gemetar, membuat ia tidak pandai menulis dengan bagus.

(23)

desain dan bentuk-bentuk huruf dalam lukisannya. e) bereksperimen dengan jari, tangan dan lengan. f) memungut benda dengan tangan yang bukan dominan dan memindahkannya ke tangan yang dominan. g) dapat menyayikan lagu yang sederhaana. h) lari berjingkat dengan satu kaki. i) berdiri diatas satu kaki selama 4-8 detik. j) dapat mengikat tali sepatu.

E. Hubungan Variabel Masalah Dan T indakan

Dalam membuat anyaman anak di TK Pertiwi 09 Karangkembang masih kurang bisa atau masih ada yang belum sempurna. Dengan demikian dalam membuat Anyaman Dengan Menggunakan Berbagai Media Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak.

Dengan kegiatan menganyam melatih anak dalam cara menganyam di lain melatih juga dapat melatih kosentrasi anak dan otot-otot pergelangan tangan dan mata. 1. Menganyam dengan berbagai media misal : kain perca, daun, sedotan, tas dll 2. Membuat berbagai bentuk dari kertas, daun-daunan dll

3. Membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. 4. Merekat dan menempel

F. Kerangka Berfikir

(24)

Salah satu jenis kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah membuat anyaman dengan menggunakan berbagai media. Kegiatan membuat membuat anyaman dengan menggunakan berbagai media. salah satu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak sekaligus untuk melatih koordinasi antara mata, kosentrasi dan tangan, serta untuk mengenalkan berbagai bentuk anyaman

Dalam metode ini guru menggunakan metode demonstrasi karena dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sehingga kebanyakan anak senang dengan adanya metode demonstrasi.

Kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas melalai kegiatan tindakan kelas yang digambarkan dibawah ini:

(25)

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan menurut Igak Wardhani (2011: 2. 10) dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Gambar

gambar. Fungsi yang lainya, fungsi kompesatoris, media pembelajaran terlihat dari

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah

Zulkifli (dalam Samsudin, 2008: 11) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan motorik adalah “segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan- gerakan tubuh. Dalam perkembangan

Pendapat lain yaitu menurut Samsudin (2008: 8) berpendapat bahwa tujuan pengembangan motorik kasar untuk anak usia dini yaitu untuk penguasaan keterampilan yang

Adapun penjelasan dalam tahapan siklus ini yang digambarkan dalam bentuk tabel yaitu mengadakan kesimpulan dan rencana kegiatan yang akan di lakukan ketika pembelajaran

kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau menkaji segala sesuatu secara langsung. Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak

Untuk pengembangan kemampuan dasar anak didik, dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru PAUD akan membantumeningkatkan keterampilan fisik/motorik anak

a) Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di satuan kegiatan harian (SKH). b) Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum

Kelima, menulis nama, nama mungkin yang pertama, terakhir atau gabungan dan tulisan dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol