• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN BAHASA ARAB DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEBERHASILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN BAHASA ARAB DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEBERHASILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015-2016"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN BAHASA

ARAB DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP

KEBERHASILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015-2016

oleh MUSTAQIM NIM. M1.14.010

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Intensitas Penggunaan Bahasa Arab dalam Pembelajaran terhadap Keberhasilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Mengetahui intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru PAI di kota salatiga, (2) Mengetahui keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, (3) Mengetahui pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di seluruh satuan pendidikan wilayah kota Salatiga pada jenjang SMP dan SMA yang melibatkan guru dan siswa. Populasi dalam penelitian adalah seluruh Guru PAI yang berdedikasi di wilayah kota Salatiga dan siswa yang beragama Islam. Dari populasi tersebut peneliti mendapati guru PAI sejumlah 83 guru sebagai responden dengan menggunakan angket/kuesioner. Pengambilan sampel bagi siswa dilakukan

dengan teknik cluster sampling. Teknik analisis data menggunakan 2 macam

analisis, yaitu : Analisis deskriptif, dan Analisis regresi multivariat dengan bantuan software SPSS versi 16. Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1) Intensitas penggunaan bahasa Arab guru dalam pembelajaran PAI di kota Salatiga dalam kategori rendah terdapat pada kelas interval 28-38. Dengan mean sebesar 31,29 dengan standar deviasi 5,373. 2) Tingkat keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga termasuk dalam kategori rendah terdapat pada kelas

interval 23–32. mean sebesar 27,12 dengan standar deviasi 3,289. 3) Terdapat

pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kotas Salatiga sebesar 1,1%. Pengaruh ini menunjukkan arti bahwa apabila intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru pendidikan agama Islam naik, maka keberhasilannya dalam mengajar akan meningkat.

(5)

ABSTRACT

Title: Effect of Intensity of use of Arabic in the success of Teaching and Learning Teacher of Islamic Education in Salatiga Year 2015/2016.

The purpose of this study was to determine: 1) Knowing the intensity of the use of the Arabic language in the learning of Islamic religious education in the city of Salatiga, (2) Determine the success of teaching Islamic religious education teachers in Salatiga in the academic year 2015/2016, (3) Determine the influence of intensity the use of Arabic in teaching and learning to the success of Islamic religious education teachers in Salatiga in the academic year 2015/2016.

This research is quantitative. This study was conducted throughout the education unit area of Salatiga in junior high school and high school involving teachers and students. The population in the study were all Islamic religious education teachers who are dedicated in the city of Salatiga and Muslim students. The population of researchers found a number of Islamic religious education teachers 83 teachers as respondents using a questionnaire / questionnaire. Sampling for students conducted by cluster sampling. Data were analyzed using two kinds of analysis, namely: Descriptive analyzes and multivariate regression analysis with SPSS version 16. The result showed that: 1) The intensity of the use of the Arabic language teacher in Islamic religious education in Salatiga in the low category contained in class interval 28-38. With a mean of 31.29 with a standard deviation of 5.373. 2) The success rate of teaching Islamic religious education teachers in Salatiga included in the low category contained in the class interval 23-32. a mean of 27.12 with a standard deviation of 3.289. 3) There is the influence of the intensity of the use of Arabic on the success of teaching Islamic religious education teachers in Salatiga kotas of 1.1%. This influence shows meaning that if the intensity of the use of Arabic in teaching by teachers of Islamic education goes up, then his success in teaching will increase.

(6)

PRAKATA

Bissmillaahirrakhmaanirrakhim,

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat, nikmat dan hidayah yang dilimpahkanNya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini mengungkapkan tentang intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran pengaruhnya terhadap keberhasilan mengajar guru PAI di Kota Salatiga. Tesis ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab akademik dalam rangka penyelesaian program Magister Konsentrasi Pendidikan Agama Islam pada Program Pascasarjana IAIN Salatiga.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan, bimbingan dan motivasi selama peneliti menyelesaikan studi, kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. sebagai Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. H. Zakiyuddin, M. Ag. sebagai direktur Program Pascasarjana IAIN

Salatiga

3. Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak

membantu mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai tesis ini terwujud

4. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Kota Salatiga yang telah banyak

memberikan wawasan dan bimbingan selama peneliti menempuh studi ini

5. Bapak Kepala Kantor KEMENAG Kota Salatiga yang telah memberikan ijin

untuk menempuh studi ini

6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah baik tingkat SMP maupun SMA yang telah

memberikan ijin penelitian di satuan pendidikan setempat

7. Bapak/Ibu Ketua MGMP PAI Kota Salatiga baik tingkat SMP maupun SMA

yang telah memberikan ijin penelitian di satuan pendidikan setempat

8. Bapak/Ibu guru PAI baik tingkat SMP maupun SMA di kota Salatiga sebagai

(7)

9. Temat-teman mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberi dukungan moril sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis

10. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu yang telah ikut

membantu pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah S.W.T dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amien.

Salatiga, 03 Januari 2017 Peneliti,

(8)

DAFTAR ISI

C. Signifikansi Penelitian ... D. Kajian Pustaka ... 15

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS ... A. Intensitas Penggunaan ... 5

B. Bahasa Arab ... 9

C. Pembelajaran ... 9

D. Keberhasilan Mengajar ... E. Guru Pendidikan Agama Islam ... F. Hipotesis ... 17

METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat Penelitian ... C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

(9)

BAB III

BAB IV

BAB V

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 25

A.

Uji Coba Instrumen Penelitian ... 25

B.

Hasil Penelitian ... 28

C.

Analisis Data ... 31

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 36

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Hasil Uji Validitas ... 21

Hasil Uji Reliabilitas ... 22

Hasil Uji Linieritas ... 25

Hasil Uji Normalitas ... 26

Skor Penggunaan Bahasa Arab dalam pembelajaran ... 26

27

28

29

30

(11)

4.6

4.7

4.8

4.9

4.10

Skor Tingkat Keberhasilan Mengajar... 27

Analisis Hasil Penelitian ... 28

Klasifikasi Intensitas Penggunaan Bahasa Arab ... 29

Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Mengajar ... 30

Rangkuman Analisis Data ... 31

32

33

34

34

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Instrumen Uji Coba ... 44

Hasil Uji Coba ... 45

Hasil Uji Validitas Penggunaan Bahasa ... 55

Hasil Uji Reliabilitas ... 59

Hasil Uji Validitas Tingkat Keberhasilan Mengajar ... 64

Hasil Uji Reliabilitas ... Instrument Penelitian Guru ... 69 ... 7

Instrumen Penelitian Siswa ... 78

Data Hasil Penelitian ... 79

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak mampu

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai

keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam

pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus

menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional diharapkan akan lebih

kompetitif.

Era globalisasi mengubah hakekat kerja menuju kepada profesionalisasi di

segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah

profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, tugas guru juga

dituntut profesional dalam bidangnya.1

Guru yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi

kebudayaan akan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang

dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas

yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing.2

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 8

menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

1World Bank, Education in Indonesia: From Crisis to Recovery, Washington, DC: East Asia

and Pasific Regional Office, 2003.

2H.A.R Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 78.

(14)

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rokhani serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tidak terkecuali adalah guru Pendidikan

Agama Islam.3

Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang memiliki

spektrum yang sangat luas, di dalamnya memuat berbagai materi keagamaan yang

sangat kompleks dengan kajian ilmiahnya ( Fiqih, Ushul Fiqh, Aqidah, Akhlak,

Tajwid, Tarikh, ‘Ulumu al-Qur’an, Hadis dsb.). Sementara itu, bahasa Arab sendiri

bagi umat Islam memiliki peranan sangat penting dalam mengkaji ilmu yang erat

kaitannya dengan pendidikan agama Islam, karena ia merupakan bahasa yang

dipakai untuk menyampaikan pesan suci kepada manusia melalui sumber hukum

utamanya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadis.

Menurut teori instrumentalisme yang dikenalkan oleh Bruner, bahasa

adalah alat pada manusia untuk mengembangkan dan menyempurnakan pemikiran,

semakin luas kemampuan berbahasa seseorang maka semakin tinggi pula tingkat

kecerdasan dan nalar seseorang. Dengan kata lain, bahasa dapat membantu

pemikiran manusia supaya dapat berpikir secara sistematis.4 Bahasa adalah sebagai

sarana komunikasi bagi setiap bangsa di dunia. Bangsa yang berbudaya tercermin

dari intensitas penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kehidupannya.

Kaitannya dengan penelitian ini, bahwa intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkat

keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam sebagaimana yang dimaksud.

(15)

Guru yang ideal adalah guru yang memenuhi kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rokhani serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru sebagai salah

satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar memiliki posisi yang sangat

menentukan keberhasilan, karena fungsi guru adalah merancang, mengelola,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu, kedudukan guru

dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat strategis dan menentukan. Strategis,

karena guru yang akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran,

bersifat menentukan, karena guru yang memilah dan memilih materi sebagai bahan

pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru ialah kinerja di

dalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses

belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk menjadi guru pendidikan Agama Islam

yang ideal haruslah memiliki beberapa kemampuan dan juga harus memiliki

syarat-syarat tertentu.

Penelitian ini memfokuskan pada intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam dan keberhasilan mengajar guru pendidikan

agama Islam (GPAI), tuntutan akan idealnya seorang guru dalam menguasai materi

serta keterampilan mengajar demi keberhasilannya dalam mengajar menjadi sangat

penting, mengingat muatan materi yang diajarkan kepada peserta didik sarat dengan

kandungan ayat maupun hadis.

Asumsi yang melandasi keberhasilan guru pendidikan agama Islam dapat

(16)

kependidikannya bilamana guru tersebut mempunyai kompetensi Personal-Religius

dan Kompetensi Profesional-Religius.5 Oleh karena itu, meningkatkan keahlian,

baik dalam bidang yang diajarkannya maupun cara mengajarkannya merupakan

tugas yang harus dipenuhi supaya keberhasilan guru dalam mengajar dapat tercapai

dengan baik.

Menurut data yang diperoleh dari pengawas guru PAI di kota Salatiga baik

berupa naskah-naskah soal PAI, bahan ajar/ buku modul, perencanaan

pembelajaran yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

foto-foto, gambar, dokumen, notulen rapat, catatan harian, agenda dan dokumen

lainnya, didapati bahwa ada sejumlah perangkat pembelajaran dan buku teks PAI

yang dijadikan sebagai bahan ajar/ sumber belajar baik itu berupa buku modul, buku

siswa atau yang lainnya ternyata masih terdapat kesalahan dalam penulisan atau

penyusunannya baik dalam instrument soal maupun materi PAI itu sendiri.

Kesalahan tersebut terjadi pada penggalan ayat atau matan hadis, terjemah atau arti

yang kurang berkesesuaian antara teks Arab dan isinya. Oleh karena itu, jika

intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru terhadap materi

yang bermuatan bahasa Arab kurang, kemungkinan yang terjadi adalah pembiaran

terhadap materi-materi tersebut sehingga siswa tidak mampu menyerapnya secara

baik dan utuh. Di sisi lain, latar belakang kemampuan bahasa Arab bagi guru juga

berbeda.

5Muhaimin, Suti'ah, dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan

(17)

Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini

penulis mengambil judul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Bahasa Arab dalam

Pembelajaran terhadap Keberhasilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di

Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Selanjutnya permasalahan-permasalahan di atas disarikan dalam rumusan permasalahan “Bagaimanakah pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

B.Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh

guru PAI di kota Salatiga?

2. Bagaimanakah keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?

3. Apakah terdapat pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di

kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?

C.Signifikansi Penelitian

(18)

a. Mengetahui intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam di kota Salatiga.

b. Mengetahui keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

c. Mengetahui pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam

di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat penulis kemukaan sebagai berikut ;

a. Manfaat Teoritis :

1) Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru

Pendidikan Agama Islam

2) Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar

3) Menentukan kebijakan mengenai konsep ideal guru PAI sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan

yang ada dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran guru

Pendidikan Agama Islam.

b. Manfaat Praktis :

1) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para

pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga

(19)

2) Memberikan pedoman bagi kepala sekolah dalam mengambil

kebijaksanaan yang dimiliki demi mendukung setiap upaya kondusif

untuk meningkatkan kualitas pengajaran pada guru.

3) Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas

pengajaran guru Pendidikan Agama Islam.

D.Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Nilawati Astini. Pengaruh Media VCD Interaktif dan Media Gambar

Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau

Dari Segi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02

Cakranegara Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian 1) terdapat perbedaan

prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara pembelajaran bermedia VCD

Interaktif dengan pembelajaran bermedia gambar di Sekolah Dasar 02

Cakranegara (Fhitung > Ftabel atau 10,741 > 6,63 pada taraf signifikansi 5%). 2)

terdapat perbedaan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara kelompok

siswa motivasi tinggi dengan kelompok siswa yang mempunyai motivasi

rendah di Sekolah Dasar (Fhitung > Ftabel atau 25,002 > 6,63 pada taraf

signifikansi 5%), 3) Tidak terdapat interaksi pengaruh pembelajaran bermedia

(20)

Pengetahuan Sosial siswa Sekolah Dasar (Fhitung < Ftabel atau 0,493 < 6,63 pada

taraf signiifkansi 5%).6

Muhammad Masyruh, pengaruh penguasaan mufrodat terhadap prestasi

belajar Bahasa Arab siswa kelas VII MTs Arrosyidin Madusari Kecamatan

Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian ada

pengaruh penguasaan mufrodat terhadap prestasi belajar bahasa Arab siswa

kelas VII MTs Arrosyidin Madusari tahun pelajaran 2009-2010. Hal ini dapat

dilihat dari analisis regresi yaitu nilai regresi (Fhitung) diketahui berjumlah

77,19, sedangkan nilai F Tabel untuk Ft0,01 ( 1:32) = 7,50 dan Ft0,05 (1 : 32) =

4,15. Dengan demikian Fhitung > Ft0,01 dan Ft0,05 hal ini menunjukkan adanya

nilai yang signifikan. Ini berarti penguasaan mufrodat berpengaruh pada

prestasi belajar bahasa Arab baik pada taraf signifikan 1% maupun pada taraf

signifikan 5%. Keadaan ini menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan adalah

signifikan artinya hipotesa tersebut dapat diterima.7

Tajudin Nur. Sumbangan bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia dalam

perspektif pengembangan bahasa dan budaya. Hasil penelitian ada tiga aspek

penting sumbangan bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia, yaitu penguasaan

kosa kata, kurang lebih 2.336 kata kosa kata Arab gramatika bahasa Arab

digunakan dalam sistem gramatika bahasa Indonesia dalam hal pembentukan

6Nilawati Astini, Pengaruh Media VCD Interaktif dan Media Gambar Terhadap Prestasi

Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Segi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Cakranegara Nusa Tenggara Barat”, Tesis, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 14.

7Muhammad Masyruh, “Pengaruh Penguasaan Mufrodat terhadap Prestasi Belajar Bahasa

(21)

jender dan pembentukan kata yang menunjukkan arti sifat. Pada aspek budaya,

bahasa Arab juga mempunyai andil dalam pengembangan budaya Indonesia.8

Zulia Rahmawati, Pengaruh Intensitas Berkomunikasi dengan bahasa

Arab terhadap Penguasaan Kemahiran Al-Kalam Mahasiswa Jurusan Bahasa

Arab Universitas Negeri Sunan Kalijaga.9 Hasil penelitian menunjukkan

bahwa besarnya nilai rata-rata mahasiswa pada variabel Intensitas

Berkomunikasi bahasa Arab adalah 68,54%, sedangkan besarnya nilai rata-rata

pada variabel Kemahiran Al-Kalam adalah 83,16%. Hal ini berarti bahwa

Kemahiran Al-Kalam lebih besar daripada Intensitas Berkomunikasi bahasa

Arab. Dari hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien Intensitas

Berkomunikasi bahasa Arab terhadap penguasaan Kemahiran Al-Kalam

adalah 0,471 dan signifikansinya 0,003 yang kurang dari 0,5. Ini berarti ada

korelasi yang signifikan antara Intensitas Berkomunikasi Bahasa Arab

terhadap Penguasaan Kemahiran Al-Kalam.

Adapun penelitian ini memfokuskan pada pengaruh intensitas

penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar

guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

8Tajudin Nur, “Sumbangan Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam Perspektif

Pengembangan Bahasa dan Budaya”, Humaniora, Vol. 26, No. 2 (2014), 235.

9Zulia Rahmawati, “Pengaruh Intensitas Berkomunikasi dengan Bahasa Arab terhadap

(22)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

A. Intensitas Penggunaan

Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti hebat,

kuat, semangat, giat.10 Sedangkan menurut Nurkholif Hazim, “Intensitas adalah

kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha”.11 Jadi intensitas secara

sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan

penuh semangat untuk mencapai tujuan. Perkataan intensitas sangat erat kaitannya

dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat dipisahkan.

Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha

dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian

prestasi.

Intensitas memiliki beberapa indikator yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi

10

John M. Echols, & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2014, 408.

11

(23)

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik

manusia maupun hewan) yang mendorongnya untiuk melakukan sesuatu. Disini

motivasi berarti pemasok daya untuk berbuat atau bertingkah laku secara

terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari

dalam diri individu yang dapat melakukan tindakan, termasuk didalamnyan

adalah perasaan menyukai materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang mendorong untuk

melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar individu, pujian dan

hadiah atau peraturan sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan seterusnya,

merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa

untuk belajar.

b. Durasi kegiatan

Durasi kegiatan yaitu berapa lama kemampuan penggunaan untuk

melakukan kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan

terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan

kegiatan.

c. Frekuensi kegiatan

Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya,

frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam

periode waktu tertentu. Misalnya dengan seringnya siswa melakukan belajar

baik disekolah maupun diluar sekolah.

d. Presentasi

(24)

Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang

keras yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan idolanya yang

hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Ini bisa dilihat dari keinginan

yang kuat bagi siswa untuk belajar.

e. Arah sikap

Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara

tertentu terhadap hal-hal yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam bentuknya

yang negatif akan terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, bahkan tidak menyukai objek tertentu. Sedangkan dalam bentuknya

yang positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan

mengharapkan objek tertentu. Contohnya, apabila siswa menyenangi materi

tertentu maka dengan sendirinya siswa akan mempelajari dengan baik.

Sedangkan apabila tidak menyukai materi tertentu maka siswa tidak akan

mempelajari.

f. Minat

Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena sesuai

dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti

memiliki makna bagi dirinya. Minat ini erat kaitannya dengan kepribadian dan

(25)

pengertian bahwa individu tertarik dan kecenderungan pada suatu objek secara

terus menerus, hingga pengalaman psikisnya lainnya terabaikan.12

Dengan demikian, makna intensitas yang dikehendaki dalam penelitian ini

adalah tingkat keseringan guru dalam menggunakan bahasa Arab sebagai upaya

untuk meningkatkan keberhasilannya dalam mengajar Pendidikan Agama Islam

melalui telaahnya terhadap materi-materi PAI yang muatan materinya diambil dari

bahasa Arab baik dalam al-Qur’an atau Hadis.

B. Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah sebuah bahasa keluarga rumpun semit yang digunakan

oleh orang-orang yang mendiami semenanjung Arabiah, di bagian Barat Daya

benua Asia. Kedua, bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah SWT untuk

berkomunikasi dengan hamba-Nya dan telah diturunkan sebagai penutup syariat

agama-Nya kepada utusan-Nya yang mulia Nabi Muhammad Saw dan ditakdirkan

menjadi bahasa al-Qur'an. Ketiga, kata atau kalimat yang digunakan oleh bangsa

Arab untuk menyatakan maksud atau gagasannya.13

Berdasarkan penggunaannya bahasa Arab memiliki 2 (dua) tipe penggunaan

bagi penuturnya, yaitu bahasa Arab baku dan Arab ‘amiyah. Bahasa Arab baku

adalah bahasa Quraisy yang digunakan Al-Qur'an dan nabi Muhammad Saw.

Bahasa ini selanjutnya disebut sebagai bahasa Arab fusha.

Hari ini bahasa Arab fusha adalah ragam bahasa yang ditemukan di dalam

Al-Qur'an, hadis Nabi dan warisan tradisi Arab. Bahasa fusha hari ini juga

12

Nuraini, Intensitas Belajar Siswa, http://suaraguru.wordpress.com /2011/12/01/, Akses 30 Desember 2014.

13Mustafa al-Gulayaini, Jami al-Durus al-Arabiyyah, jilid. I, diterjemahkan oleh Moh. Zuhri

(26)

digunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi dan untuk kepentingan kodifikasi

karya-karya puisi, prosadan penulisan pemikiran intelektual secara umum.14

Sedangkan bahasa amiyah adalah bahasa yang "menyalahi" kaidah-kaidah orisinil

bahasa fusha. Dengan kata lain, bahasa amiyah adalah "bahasa dalam

penyimpangan" (lughat fi: al-lahn) setelah sebelumnya merupakan fenomena

penyimpangan dalam (sebuah) bahasa (lahn fi: al-Lughat).15

Terkait dengan urgensi bahasa Arab, paling tidak ada beberapa hal pokok

yang dipandang sebagai peranan penting keberadaan bahasa Arab di dalamnya,

yaitu peranan dalam agama, dalam ilmu pengetahuan dan dalam pergaulan. Peranan

bahasa Arab dalam agama Islam tidak dipertanyakan lagi. Bahasa Arab merupakan

sarana yang paling penting untuk memahami agama Islam. Hal ini karena al-Qur’an, al-Hadis, al-atsar, tafsir, dan penjelasan para ulama sebagian besar

menggunakan bahasa Arab. Untuk bisa memahaminya kita membutuhkan sarana

yaitu bahasa Arab.16

Bahasa Arab merupakan bahasa yang analitis artinya tipe bahasa yang

menyatakan berbagai segi gramatika, terutama dengan kata terpisah dan urutan

kata, atau bisa juga disebut dengan bahasa isolatif. Adalah ilmu nahwu - sharaf

(INAS) dikenal sebagai tatabahasa bahasa Arab. Dua ilmu ini, nahwu dan sharaf

memiliki hubungan yang sangat erat. Bahasa yang di dalamnya banyak didominasi

dengan kajian tentang nahwu, sehingga yang dimaksud dengan tata bahasa Arab

14Emil Badi' Ya'kub, Fiqh al-Lughat al-Arabiyah wa Khasha’isuha, Beirut: Dar al-Tsaqafah

al-Islamiyah, 1982, 144.

15Mustafa Sadiq Al-Rafi'i, Tarikh Adab al-Arab, Juz 1, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1974,

234.

16Dony Handriawan, “Pembelajaran Bahasa Arab sebagai Bahasa Kedua (Sebuah Kajian

(27)

adalah ilmu nahwu, dan sering disebut Qawa’id al-Lughah dengan maksud tidak terpisah dari ilmu sharaf, karena begitu eratnya hubungan antara morfologi dengan

sintaks.17

Adapun indikator dari intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran pada penelitian ini adalah seberapa besar tingkat keseringan guru

dalam menelaah materi PAI yang muatan materinya berbahasa Arab, pembuatan

soal, serta seberapa sering guru tersebut mengenalkan bahasa Arab pada peserta

didik meskipun hanya pada tingkat yang paling dasar.

C. Pembelajaran

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di

mana pihak yang mengajar adalah guru atau pendidik, sementara yang belajar

adalah siswa yang diorientasikan pada kegiatan pengajaran dalam rangka

pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya sebagai sasaran

pembelajaran.

Adapun pengertian Belajar menurut C.T. Morgan dalam buku Introduction

to Psychology, Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan

bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.18

17Saidun Fiddaroini, Fungsi, Guna dan Penyalahgunaan Ilmu Nahwu - Sharaf”, Madaniya,

Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. XI, No.01 (2012), 3

18

(28)

Dengan demikian, secara umum pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa

berubah ke arah yang lebih baik.

Arikunto mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap

oleh subjek yang sedang belajar.19 Sedangkan menurut Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Dari berbagai pendapat tentang pengertian pembelajaran di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang

memungkinkan guru dapat mengajar, dan siswa dapat menerima materi pelajaran

yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu

lingkungan belajar.

D. Keberhasilan Mengajar

Pengertian mengajar menurut Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a

theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami

oleh setiap siswa.20

19Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta,

1993, 12.

20

(29)

Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati mengemukakan sebagai berikut ;

“Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil,

setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun

untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang

berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar

mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut

dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan

tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.21

Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu

proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,

baik secara individu maupun kelompok

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik

individu maupun klasikal

Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari

keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran. Untuk mengetahui sampai

dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah

dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru,

kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat

dikuasai siswa

21

(30)

2. Baik sekal/optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang

diajarkan dapat dikuasai siswa

3. Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84%

dikuasai siswa

4. Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.

E. Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam pengertian umum, orang tidak mengalami kesulitan dalam

menjelaskan siapa guru dan sosok guru. Dalam pengertian ini, makna guru selalu

dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di

lembaga pendidikan, dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat

dalam kurikulum. Secara umum, baik dalam pekerjaan ataupun sebagai profesi,

guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang sangat

penting. Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam

sistem pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan tersebut merupakan

conditio sine quanon atau syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah.22

Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang

yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Rabinranath Tagore

menggunakan istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru

mengamalkan tugas mulianya dalam membangun spiritualitas anak-anak India

(spiritual intelligence).23 Dalam bahasa Arab, guru dikenal dengan al-mua’allim

22

Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai Implementasi, Jakarta: Grafindo Persada, 2002, 12.

(31)

atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim (tempat

memperoleh ilmu). Dengan demikian, al-mua’allim atau al-ustadz, dalam hal ini

juga mempunyai pengertian orang yang mempuyai tugas untuk membangun aspek

spiritualitas manusia.

Pengertian guru kemudian semakin luas, tidak hanya terbatas dalam konteks

keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan

intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik

jasmaniyah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olahraga, dan guru musik.

Semua kecerdasan itu pada hakikatnya juga menjadi bagian dari kecerdasan ganda

(multiple intelligence) sebagaimana dijelaskan oleh pakar psikologi terkenal

Howard Garner.24 Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang

tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua

aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.

Sedangkan guru (pendidik) menurut Drs. Ahmad Marimba adalah orang

yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, pada umumnya jika

mendengar istilah pendidik akan terbayang di depan kita seorang manusia dewasa,

dan sesungguhnya yang kita maksudkan adalah manusia yang karena hak dan

kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik.25

Hadarawi Nawawi mengatakan bahwa guru adalah orang yang kerjanya

mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, sedangkan lebih khusus lagi ia

mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan

24Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa…, 36.

25

(32)

pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak didik mencapai

kedewasaan.26

Selanjutnya arti pendidikan, dari segi bahasa pendidikan dapat diartikan

perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan

tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin,

dan sebagainya.27

Dalam bahasa Arab, para pakar pendidikan pada umumnya menggunakan

kata tarbiyah untuk arti pendidikan. Menurut Al-Husain bin Muhammad dalam

kitab Mufrodat Alfadhi al-Qur’an mengatakan bahwa tarbiyah pada asalnya

merupakan derevan dari kata al-Robb, yaitu menumbuhkan sesuatu secara bertahap

demi tahap hingga menuju pada batasan sempurna.28

Dengan demikian, istilah tarbiyah yang mengacu pada makna pendidikan

secara konseptual sejalan dengan subtansi yang berlaku dalam istilah pendidikan

itu sendiri, bahwa ia merupakan upaya penyempurnaan terhadap suatu hal yang

dilakukan secara bertahap.

Adapun pengertian pendidikan dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada

berbagai sumber yang diberikan para ahli pendidikan. Dalam undang-undang

tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.2 Th. 1989) dinyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

26

Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Jakarta: Raja Grafindo, 2001, 62.

27W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1991,

250.

28

(33)

bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang.29

Selanjutnya, Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, mengatakan

bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti

(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak yang antara satu dan

lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni

kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.30

Dari beberapa uraian penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

pendidikan adalah usaha atau proses yang bertujuan untuk membimbing atau

membina kualitas sumber daya manusia agar ia dapat melakukan perannya dalam

kehidupan seutuhnya secara optimal. Pendidikan pada intinya menolong manusia

agar dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional di tengah-tengah

kehidupan.

Dengan demikian, guru pendidikan agama Islam adalah seseorang yang

memiliki kemampuan menyajikan ide (pengetahuan) tentang ajaran agama Islam

untuk disampaikan kepada anak didik dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung

jawab supaya dapat terbimbing ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk

kepribadian muslim sejati yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai

keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

29

Undang-undang Tentang Sistem Pendidkan Nasional dan Peraturan Pelaksanaanya, Jakarta: Sinar Grafika, 1993, 3.

30

(34)

F.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.31 Berdasarkan landasan teori di atas, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh intensitas

penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru PAI terhadap

keberhahsilannya dalam mengajar pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun

pelajaran 2015/2016.

31Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 ini adalah penelitian yang berjenis kuantitatif.

B. Tempat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 ini dilakukan di Kota Salatiga.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran pendidikan agama

Islam (GPAI) yang bertugas di wilayah kota Salatiga, baik di sekolah negeri

maupun swasta, pada jenjang SMP dan SMA/SMK yang jumlah keseluruhannya

adalah 83 (delapan puluh tiga), yakni terdiri dari 36 (tiga puluh tujuh) guru PAI

SMP dan 47 (empat puluh tujuh) guru SMA/SMK. Dan peserta didik yang

beragama Islam pada jenjang SMP dan SMA/SMK.

2. Sampel Penelitian

(36)

Penentuan sampel dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan jumlah yang

akan diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik klaster (cluster sampling)

berdasarkan status, yaitu populasi peserta didik dibagi menurut status sekolah

(negeri dan swasta) yang ada di Salatiga. Sekolah yang dijadikan lokasi penelitian

adalah semua sekolah di kota Salatiga baik negeri maupun swasta. Masing-masing

klaster ditentukan 1 kelas sebagai responden yang terdiri dari responden peserta

didik SMP dan SMA/SMK. Dengan demikian setiap klaster sekolah akan diambil

1 peserta didik SMP dan SMA/SMK sebagai sampel yang akan mewakili populasi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA/SMK) baik

negeri maupun swasta.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki.32 Metode ini digunakan untuk mendapatkan

data tentang pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh

guru PAI terhadap keberhasilannya dalam mengajar pendidikan agama Islam di

kota Salatiga.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode penelitian ditujukan pada penguraian dan penjelasan

apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen, dokumentasi merupakan

salah satu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau

(37)

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya.33

Metode ini dimaksudkan untuk mencari data berupa dokumentasi naskah-naskah

soal PAI, bahan ajar/ buku modul, perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), foto-foto, gambar, dokumen, notulen

rapat, catatan harian, agenda dan sebagainya yang dapat dijadikan referensi dalam

penelitian terutama data digali dari pengawas guru PAI di kota Salatiga.

3. Metode angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden

untuk dijawabnya.34 Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan

data mengenai intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru

PAI, pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar pendidikan agama

Islam di kota Salatiga. Adapun prosedur pemberian skor untuk jawaban angket

yang diberikan oleh responden yaitu untuk butir soal atau pernyataan positif,

responden yang memberikan pernyataan selalu diberikan skor 4, sering diberikan

skor 3, kadang-kadang diberikan skor 2 dan yang tidak pernah diberikan skor 1.

Jumlah butir yang diujicobakan masing-masing sebanyak 20.

4. Analisis Data

Pemilihan jenis analisis data yang tepat merupakan faktor penting di dalam

menjawab permasalahan penelitian. Untuk itu setelah mempertimbangan

33Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bandung: Alfabeta, 2010,

231.

(38)

permasalahan tujuan dan hepotesis yang diajukan serta data yang tersedia, maka

dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) macam analisis, yaitu: Analisis deskriptif,

dan Analisis regresi multivariat dengan bantuan software SPSS versi 16.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Uji Coba Instrumen Penelitian

Kegiatan uji coba instrumen penelitian ini diberikan kepada 40 orang responden uji

coba yang terdiri dari 20 peserta uji coba untuk variabel intensitas penggunaan

(39)

masing-masing variabel, peneliti memberi 20 pernyataan yang harus dijawab oleh peserta

uji coba. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui pernyataan

yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan mana yang harus dibuang.

Berikut hasil uji coba yang peneliti lakukan:

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

keshahihan suatu instrument. Validitas ini diuji menggunakan korelasi product

moment dengan bantuan komputer program SPSS release 16,0. Item pernyataan dianggap valid jika nilai r hitung > r tabel.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Jumlah

Dari uji coba validitas terdapat 15 butir pernyataan yang dapat dijadikan instrumen

penelitian pada variabel intensitas penggunaan bahasa dan 13 instrumen penelitian

pada variabel tingkat keberhasilan mengajar.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajekan instrumen penelitian.

Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika instrumen tersebut selalu ajek

(konsisten), tidak berubah-ubah.

(40)

Variabel Jumlah Pernyataan

Koefisien Hasil Analisis

Keterangan

Penguasaan Bahasa 15 0,751

Reliabel Tingkat Keberhasilan

Mengajar

13 0,889

Nilai alpha untuk variabel Intensitas penggunaan bahasa dan Tingkat Keberhasilan

Mengajar adalah 0,444. Setelah dibandingkan dengan koefisien hasil analisis, dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian bersifat reliabel.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas di atas, dapat disimpulkan

bahwa seluruh item instrumen penelitian sudah teruji validitas maupun

reliabilitasnya, sehingga dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian untuk

mengumpulkan data penelitian.

3. Uji Linieritas

Uji linieritas dgunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel mempunyai

hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya

terdapat hubungan yang linier antara variabel predictor (X) dengan variabel

kriterium (Y). Berikut uji linieritas yang diuji menggunakan program komputer

SPSS:

(41)

Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai signifikansi 0,188 lebih besar dari 0,05

yang berarti terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel tingkat

intensitas penggunaan bahasa (X) dengan variabel tingkat keberhasilan mengajar

(Y).

4. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05 dan

(42)

Tabel 4.4 Uji Normalitas

Berdasarkan hasil kolmogorov-Smirnov diatas, diperoleh variabel tingkat intensitas

penggunaan bahasa (0,941> 0,05), dan tingkat keberhasilan mengajar (1,050> 0,05)

maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.

B. Hasil Penelitian

Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor hasil penelitian

dalam sebuah tabel untuk mengetahui bagaimanakah intensitas penggunaan bahasa

Arab dalam pembelajaran dan bagaimanakah keberhasilan mengajar guru

pendidikan agama Islam di kota Salatiga. Berikut data dari variabel penelitian:

Tabel 4.5

Skor Penggunaan Bahasa Arab dalam Pembelajaran

No Skor No Skor No Skor

1 39 29 24 57 24

2 39 30 24 58 38

(43)
(44)
(45)

22 32 50 24 78 26

23 32 51 24 79 27

24 32 52 24 80 26

25 24 53 30 81 23

26 24 54 25 82 30

27 26 55 29 83 24

28 27 56 23

Setelah data terkumpul, peneliti menghitung nilai rata-rata dan mengklasifikasikan

skor tersebut ke dalam beberapa kategori. Berikut nilai rata-rata berdasarkan

jawaban kuesioner:

Tabel 4.7

Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa variabel intensitas penggunaan

bahasa diperoleh mean sebesar 31,29 dengan standar deviasi 5,373. Dan variabel

Tingkat Keberhasilan Mengajar diperoleh mean sebesar 27,12 dengan standar

deviasi 3,289. Secara rinci dapat diklasifikasikan dalam kategori:

Tabel 4.8

(46)

No Skor Keterangan

1 50 – 60 Tinggi

2 39 – 49 Sedang

3 28 – 38 Rendah

Intensitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran guru PAI di SMP dan

SMA/SMK di kota Salatiga termasuk dalam kategori rendah karena terdapat pada

kelas interval 28-38.

Tabel 4.9

Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Mengajar

No Skor Keterangan

1 43 – 52 Tinggi

2 33 – 42 Sedang

3 23 – 32 Rendah

Tingkat keberhasilan mengajar guru PAI di SMP dan SMA/SMK di kota Salatiga

termasuk dalam kategori rendah karena terdapat pada kelas interval 23-32.

C. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran

terhadap tingkat keberhasilan mengajar guru PAI di SMP, SMA/SMK di kota

Salatiga dan seberapa besar pengaruhnya, akan dianalisis menggunakan rumus

regresi. Adapun hasilnya sebagaimana pada tabel berikut:

(47)

Berdasarkan output di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,065 dan konstanta

sebesar 25,083. Maka bentuk pengaruh intensitas penggunaan bahasa dalam

pembelajaran dengan tingkat keberhasilan mengajar guru PAI di kota Salatiga

dalam persamaan regresi Y = 25,083 + 0,065 X. Ini berarti jika penguasaan

bahasaguru PAI meningkat 1 poin maka tingkat keberhasilan mengajar akan

meningkat sebesar 0,065 poin pada konstanta 25,083. Hubungan variabel ini tidak

linier, dijelaskan dengan hasil uji F melalui output komputer sig 0,339> 0,05.

Adapun besarnya pengaruh intensitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran

(48)

Berdasarkan output di atas, nilai R square sebesar 0,011 berarti variabel intensitas

penggunaan bahasa berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan mengajar guru PAI

sebesar 1,1% dan sisanya sebesar 98,9% dipengaruhi oleh faktor lain.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di atas, diperoleh mean untuk variabel intensitas

penggunaan bahasa Arab sebesar 31,29 dengan standar deviasi 5,373. Dan variabel

Tingkat keberhasilan mengajar diperoleh mean sebesar 27,12 dengan standar

deviasi 3,289. Intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam di kota Salatiga baik di tingkat SMP maupun SMA/SMK termasuk

dalam kategori rendah terdapat pada kelas interval 28-38. Dan tingkat keberhasilan

mengajar guru pendididkan agama Islam di kota Salatiga baik di SMP dan

SMA/SMK juga termasuk dalam kategori rendah terdapat pada kelas interval 23–

32.

Bentuk pengaruh intensitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran dengan tingkat

keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga dalam

persamaan regresi Y = 25,083+0,065X. Ini berarti jika intensitas penggunaan

bahasa Arab dalam pembelajaran pendidikan agama Islam meningkat 1 poin, maka

tingkat keberhasilan mengajar akan meningkat sebesar 0,065 poin pada konstanta

25,083.

Intensitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran memberikan pengaruh terhadap

tingkat keberhasilan mengajar guru PAI sebesar 1,1%. Ini menunjukkan bahwa

(49)

agama Islam kurang, belum tentu tidak mampu menjelaskan materi dengan

gamblang, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

(50)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh mean untuk variabel intensitas penggunaan

bahasa Arab dalam pembelajaran sebesar 31,29 dengan standar deviasi 5,373, dan

variabel tingkat keberhasilan mengajar diperoleh mean sebesar 27,12 dengan

standar deviasi 3,289. Intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran yang

dimiliki guru PAI pada SMP dan SMA/SMK di kota Salatiga termasuk dalam

kategori rendah terdapat pada kelas interval 28-38. Sementara itu, tingkat

keberhasilan mengajar guru PAI di SMP dan SMA/SMK di kota Salatiga juga

termasuk dalam kategori rendah terdapat pada kelas interval 23–32. Bentuk

pengaruh penggunaan bahasa Arab dengan tingkat keberhasilan mengajar guru PAI

di kota Salatiga dalam persamaan regresi Y = 25,083+0,065X. Ini berarti jika

penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran pendidikan agama Islam meningkat

1 poin maka tingkat keberhasilan mengajar akan meningkat sebesar 0,065 poin pada

konstanta 25,083.

Dengan demikian, terdapat pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam

sebesar 1,1%. Pengaruh ini menunjukkan arti bahwa apabila intensitas penggunaan

bahasa Arab dalam pembelajaran naik, maka keberhasilannya dalam mengajar juga

akan meningkat.

(51)

B. Saran

Peranan bahasa Arab sangat penting dalam ilmu pengetahuan, terutama

pengetahuan dalam pendidikan agama Islam. Tanpa bermaksud bernostalgia

dengan kejayaan Islam masa lampau, perjalanan sejarah masa lalu telah

membuktikan betapa besar peranan bahasa Arab dalam menyelamatkan ilmu

pengetahuan dan filsafat Yunani yang pada abad pertengahan dianggap sebagai

musuh yang harus dibrangus oleh kalangan Gereja di Eropa. Kemudian dalam

konteks regional, Baroroh Baried mengatakan bahwa bahasa Arab patut

diperhatikan di Indonesia. Tentu tidak disangkal bahwa banyak kosakata bahasa

Indonesia yang berasal dari bahasa Arab.35

Sahabat Umar bin Khattab diriwayatkan pernah menulis surat kepada Abu Musa al-Asy’ari ra yang menyatakan “hendaklah kamu tamak mempelajari bahasa Arab karena sesungguhnya bahasa Arab itu bagian dari agamamu”.36 Ungkapan Umar

tersebut kiranya sudah cukup jelas menggambarkan vital-nya bahasa Arab dalam

Islam. Oleh karena itu, untuk mengadakan studi tentang pendidikan agama Islam,

diperlukan adanya pengetahuan dan pengertian akan bahasa Arab. Ia merupakan

bahasa yang dengannya semua ilmu yang berkaitan dengan pendidikan agama

Islam dapat dikemukakan, baik dalam bahasa asli maupun terjemahan.

Dengan demikian, guru pendidikan agama Islam supaya lebih meningkatkan

intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran serta penguasaannya

35Dony Handriawan, “Pembelaja

ran Bahasa Arab sebagai Bahasa Kedua…, 144.

36

(52)

terhadap bahasa Arab itu sendiri untuk menunjang keberhasilannya dalam mengajar

pendidikan agama Islam.

Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal-hal berkaitan dengan upaya

meningkatkan keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam; penelitian

tentang penguasaan materi, telaah materi, pendekatan mengajar, model

pembelajaran/ pengajaran, strategi pembelajaran/ pengajaran, metode

pembelajaran/ pengajaran dan sebagainya.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, maka dari itu peneliti

mengharapkan perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Asfahani, Al-Husain bin Muhammad. Mufrodat Alfadhi al-Qur’an. Damaskus:

Dar al-Qalam, IV, 2009.

Al-Gulayaini, Mustafa. Jami al-Durus al-Arabiyyah, jilid. I, diterjemahkan oleh

Moh. Zuhri dkk. Pelajaran bahasa Arab lengkap. Semarang: CV. al-Syifa, 1992.

Ali Nur, Muhaimin & Suti’ah. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Al-Rafi'i, Mustafa Sadiq. Tarikh Adab al-Arab, Juz 1, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi.

1974.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka

Cipta, 1993.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:

Alfabeta, 2010.

Astini, Nilawati. “Pengaruh Media VCD Interaktif dan Media Gambar Terhadap

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Segi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Cakranegara Nusa

Tenggara Barat”. Tesis, Universitas Sebelas MaretSurakarta, 2010.

Bank, World. Education in Indonesia: From Crisis to Recovery. Washington, DC:

East Asia and Pasific Regional Office, 2003.

Bruner, J. S. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Harvad University Press,

1966.

Chaer, Abdul. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2009.

Fiddaroini, Saidun, “Fungsi, Guna dan Penyalahgunaan Ilmu Nahwu - Sharaf”, Madaniya, Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. XI, No.01 (2012): 3.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. 2002.

Handriawan, Dony, “Pembelajaran Bahasa Arab sebagai Bahasa Kedua (Sebuah

Kajian Teoritis-Analitis), al-Ittijah, Vol. 04, No. 02 (2012): 144.

Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif,

(54)

Masyruh, Muhammad, “Pengaruh Penguasaan Mufrodat terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Arrosyidin Madusari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010”, Skripsi, IAIN Walisongo Semarang, 2011.

Morgan, C. T. Introduction to Psychology. 3rd Edition. United Stated of America:

Mc Graw Hill Companies. 1989.

Nata, Abudin. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid. Jakarta: Raja

Grafindo, 2001.

Nur, Tajudin, “Sumbangan Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam

Perspektif Pengembangan Bahasa dan Budaya”, Humaniora, Vol. 26, No. 2 (2014):

235.

Purwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka,

1999.

Rahmawati, Zulia, “Pengaruh Intensitas Berkomunikasi dengan Bahasa Arab terhadap Penguasaan Kemahiran Al-Kalam Mahasiswa Angkatan Tahun 2011 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2010.

Tilaar, H.A.R. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Ya'kub, Emil Badi'. Fiqh al-Lughat al-Arabiyah wa Khasha’isuha, Beirut: Dar

(55)
(56)

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN BAHASA

ARAB DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP

KEBERHASILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI KOTA SALATIGA

PENGANTAR

Kuesioner ini ditujukan kepada bapak/ ibu guru pengampu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islamdi kota Salatiga. Kuesioner ini dimaksudkan untuk

mengungkapkan tingkat penguasaan guru yang ditinjau dari kompetensi

bapak/ibudalam menguasai bahasa Arab pengaruhnya terhadap keberhasilan guru

PAI dalam mengajar Pendidikan Agama Islam.Kuesioner ini tidak bermaksud

untuk menilai prestasi kerja bapak/ibu, melainkan hanya menggali data untuk

keperluan penelitian ilmiah semata, sehingga tidak akan mempengaruhi reputasi

anda sebagai guru dalam bekerja di lingkungan sekolah. Mohon bapak/ibu guru

supaya memilih item jawaban yang telah tersedia dalam menjawab beberapa

pernyataan dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai dengan kadar

penguasaan yang bapak/ ibu guru miliki. Jawaban anda yang berdasarkan pada

pernyataan sendiri akan menentukan obyektifitas hasil penelitian ini.

Akhirnya saya mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak/ibu guru

atas kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini, semoga amal bapak/ibu

(57)

IDENTITAS UJI COBA

1. No.Uji Coba : ………...(diisi oleh peneliti)

2. Jabatan : ………

3. Pendidikan terakhir/ jurusan : ………...….

4. Masa kerja : ………. Tahun

A. INSTRUMEN GURU

1. Mohon bapak/ ibu guru berkenan menjawab seluruh pernyataan yang

disediakan dengan sebenar-benarnya.

2. Berilah check list ( √) pada kolom jawaban yang tersedia dan pilih

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3. Dalam menjawab pertanyaan ini tidak ada jawaban yang salah, oleh

sebab itu usahakan tidak ada jawaban yang kosong.

No Pernyataan Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

1

Saya menggunakan bahasa Arab

setiap pembelajaran PAI dimulai (

Pengantar dsb. ).

2

Saya menterjemahkan materi

pembelajaran berbahasa Arab

(al-Qur’an / Hadis) dengan

memperhatikan kaidah gramatika

(58)

3

Saya menjelaskan kepada siswa

tentang kejelasan isi kandungan

dari ayat al-Qur’an / Hadis yang ada

pada materi pelajaran sesuai dengan

tata kaidah bahasa Arab yang benar.

4

Saya mampu menterjemahkan

materi pelajaran PAI yang

mengandung bahasa Arab dari

al-Qur’an / Hadis kata demi kata.

5

Saya menterjemahkan pelajaran

yang mengandung bahasa Arab

perkalimat dengan memperhatikan

tata kaidah bahasa, nahwu & sharaf.

6

Saya meminta siswa untuk

menghafal kosa kata bahasa Arab

(mufradat) yang terdapat pada

pelajaran sebelum pembahasan

dimulai.

7

Saya memberi tugas pada siswa

untuk menterjemahkan bahasa

Arab (al-Qur’an / Hadis) ke dalam

(59)

8

Saya memberi rangsangan pada

siswa agar mau mempelajari bahasa

Arab.

9

Saya meminta siswa untuk

mengartikan materi pembelajaran

PAI berbahasa Arab (al-Qur’an

Hadis) sesuai gramatika Arab.

10

Saya berusaha mencari cara untuk

menambah pengetahuan gramatika

nahwu sharaf yang saya miliki.

11

Saya menganalisa setiap materi

pembelajaran PAI yang berbahasa

Arab (al-Qur’an / Hadis) dengan

detail.

12

Saya membaca materi

pembelajaran PAI berbahasa Arab

(al-Qur’an/ Hadis) kemudian

menjelaskannya kepada siswa

dengan memperhatikan kompetensi

tarjamah dan gramatika Arab-nya.

13

Saya menilai bahwa bahasa Arab

(60)

14

Saya berusaha menguasai mufrodat

agar tidak terjadi kesalahan dalam

menterjemahkan ayat al-Qur’an.

15

Saat pembelajaran PAI

berlangsung, saya berusaha

berbicara dengan siswa

menggunakan bahasa Arab agar

mereka tidak menganggap bahasa

Arab bahasa yang sulit.

16

Saya memotivasi siswa untuk

mempelajari bahasa Arab dalam

rangka memahami PAI.

17

Saya menyiapkan pembelajaran

PAI dengan mencermati kosa kata

dalam al-Qur’an / Hadis) terlebih

dahulu dan membenarkan yang

salah.

18

Saya menyampaikan materi PAI

dengan tambahan dalil yang sesuai

dengan topik bahasannya.

19

Saya membacakan materi

pembelajaran PAI berbahasa Arab

dengan meneliti kebenarannya

(61)

20

Saya mengajar materi pembelajaran

PAI yang bermuatan bahasa Arab

dengan menggunakan gramatika

nahwu sharaf.

B. INSTRUMEN SISWA Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda Ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan

keadaankompetensiandasebagaisiswa dengan sebenar-benarnya.

No Pernyataan Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak

Pernah

1

Saya mampu memahami materi PAI

lebih baik, ketika penyampaian

materinya dilandasi dengan teks

berbahasa Arab baik dari al-Qur’an

atau Hadis.

2

Saya senang dengan pembelajaran

PAI yang dijelaskan oleh guru

mengacu pada teks bahasa Arab dari

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Linieritas
Tabel 4.4 Uji Normalitas
Skor Tingkat Keberhasilan MengajarTabel 4.6
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode Naive Bayes dan Logika Fuzzy dapat dihasilkan parameter pembentuk ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh lebih dari satu

Manfaat secara umum dari penelitian ini adalah dapat mengetahui Faktor determinan (usia, jenis kelamin, lemak, natrium, kalium, kebiasaan merokok, stress, IMT)

Kareana probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima didalam penelitian ini adalah Ha ( hipotesa alternative ), yaitu

Dengan nama Allah (aku

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan usulan estimasi waktu, sumber daya, dan biaya dari proyek Sistem Penggajian pada PT EINS TREND, yang diharapkan dapat

Melalui uji moderated regression analysis (MRA) dihasilkan customer satisfaction mampu memoderasi trust, commitment, communication dan conflict handling terhadap

• Bapak Haryono Soeparno, selaku dosen pembimbing yang tidak hanya memberikan waktu, pengertian, pengajaran, kritik, ide, kesabaran, bimbingan dan saran, tetapi juga dukungan

Untuk memperoleh hasil data motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket motivasi belajar menurut Sardiman, sedangkan untuk memperoleh hasil data prestasi belajar