Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohanes Krisostomus Jehaut
NIM : 102114069
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohanes Krisostomus Jehaut
NIM : 102114069
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“
do what is rigth not what is easy
”
“hati manusia memikir
-mikirkan jalannya, tetapi Tuhan yang menentukan
arah langkahnya
”
(Amsal 16:9)
“guru bukan dewa dan selalu benar dan murid bukan kerbau”
(Soe Hok Gie)
Kupersembahan untuk:
Bapakku Lukas Haut dan Ibuku Elisabet Hewol,
Romo Ardus dan Seluruh Keluargaku,
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKON0MI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
“ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN
SISTEM PEMBERIAN KREDIT” (Studi Kasus di Credit Union
Cindelaras Tumangkar Yogyakarta)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Oktober 2014 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Desember 2014
Yang membuat pernyataan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Analisis Efektifitas Pengendalian Intern Sistem Pemberian
Kredit”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma
3. Drs. YP Supardiyono, M.Si,Akt.,QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma
4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA sebagai Dosen Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi
viii
5. Dr. Titus Odong Kusumajati, MA. yang telah memberikan kontribusi berupa
masukan-masukan yang berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi.
6. Bapak, Ibu Sekretariat FE yang membantu dalam kepengurusan administrasi.
7. Bapak Sudarwanto selaku Manager di Credit Union Cindelaras Tumangkar
Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin kepada saya untuk
melakukan penelitian di tempat beliau dan telah berkenan meluangkan waktu
untuk membantu saya dalam memperoleh informasi dan data-data yang
dibutuhkan.
8. Bapak Lukas, Ibu Elisabet, Romo Ardus, Kak Eman, Kak Sintus, Kak vivi dan
keluarga besar tercinta atas doa, dorongan dan bantuannya baik moril atau
materiil.
9. Deis, Koido, Timot, Theo, Yoakim, Alex, Abet, Maro, Edo, Adit atas doa dan
dorongan disaat-saat saya mengerjakan skripsi.
10.Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi
Akhir kata saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran
yang dapat memberikan kesempurnaan pada skripsi ini.Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 31 Desember 2014
vi
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yohanes Krisostomus Jehaut
Nim : 102114069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ANALISIS EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Desember 2014
Yang menyatakan,
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN……… ………...…….... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI…..…………... v
HALAM AN PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………. vi
KATA PENGANTAR………...………... vii
DAFTAR ISI………...……….………… ix
DAFTAR TABEL……….………… xiii
DAFTAR GAMBAR……….………... xiv
ABSTRAK………...……….………... xv
ABSTRACT……… xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...…….. 1
B. Rumusan Masalah……….…... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian………... 4
2. Manfaat Penelitian ... 5
x
1. Pengertian Sistem ...………...….. 7
B. Sistem Pemberian Kredit Pada Koperasi
1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit... 7
2. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit... 7
3. Komponen Dalam Sistem Pemberian Kredit... 8
C. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian... 18
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern... 18
3. Unsur-unsur Sistem pengendalian Intern... 19
D. Credit Union
1. Pengertian Credit Union……… 24
2. Prinsip-prinsip Credit Union ... 24
3. Kebijakan Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit.. 27
E. Attribute pengujian kepatuhan ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……….…... 36
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 36
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian ... 36
2. Obyek Penelitian ... 37
xi
1. Wawancara ... 39
2. Observasi ... 39
3. Dokumentasi ... 39
F. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi Credit Union Cindelaras Tumangkar (CUCT) ... 49
B. Sejarah Credit Union CindelarasTumangkar ... 49
C. Visi, Misi dan Slogan CUCT 1. Visi ... 50
2. Misi ... 50
3. Slogan CUCT ... 50
D. Status Badan Hukum ... 51
E. Struktur Organisasi ... 51
F. Tugas... 51
G. Keanggotaan ... 59
H. Produk-Produk CUCT 1. Produk Simpanan ... 60
xii Cindelaras Tumangkar
1. Deskripsi Kegiatan Pokok……..……….. 81
2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit di CU Cindelaras Tumangkar……… 82
B. Deskripsi Dokumen-Dokumen yang digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit ... 89
C. Deskripsi Catattan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit ... 90
D. Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit di CU Cindelaras Tumangkar ... 91
E. Deskripsi Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Pemberian Kredit di Koperasi ... 99
F. Menentukan Efektivitas Pengendalian Intern ... 109
BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan………...………. 110
B. Keterbatasan Penelitian……….…..….. 110
C. Saran………... 110
DAFTARPUSTAKA………...……….. 111
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian .... 43
Tabel 3.2 Tabel Stop-or-Go Decision ... 44
Tabel 3.3 Tabel Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base
on Sample Result... 45
Tabel 5.1 Deskripsi dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem
pemberian kredit di CU Cindelaras Tumangkar ... 89
Tabel 5.2. Deskripsi catatan akauntansi yang digunakan dalam sistem
pemberian kredit di CU Cindelaras Tumangkar ... 90
Tabel 5.3. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas dengan yang ada di Koperasi CU
Cindelaras Tumangkar ... 99
Tabel 5.4. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya dengan yang ada di Koperasi ... 100
Tabel 5.5. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit organisasi dengan yang ada di Koperasi ... 101
Tabel 5.6. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
dengan yang ada di Koperasi ... 102
Tabel 5.7. Hasil pemilihan sampel pada dokumen-dokumen
pemberian kredit ... 105
Tabel 5.8. Hasil Pengujian Attribute ... 106
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian Kredit yang
dilakukan oleh Bagian Kredit ... 91
Gambar II Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian Kredit yang
dilakukan oleh Koordinator TP, Manajer dan Pengurus ... 92
Gambar III Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian kredit yang
dilakukan oleh Koordinator TP, Manajer dan Pengurus ... 93
Gambar IV Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Koordinator TP ... 94
Gambar V Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Bagian Keuangan
dan Akuntansi (kasir) ... 95
Gambar VI Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Bagian Kredit
dan Koordinator TP ... 97
Gambar VII Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Bagian Keuangan
xv
ABSTRAK
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar
Yohanes Krisostomus Jehaut NIM : 102114069 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2014
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta .
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Pengujian pendahuluan dan pengujian kepatuhan dengan menggunakan metode stop-or-go sampling
Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta sudah efektif.
xvi
A B S T R A C T
Analysis the Effectiveness of Loan Internal Control System
A Case Study at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta
Yohanes Krisostomus Jehaut Student Number : 102114069 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The purpose of this research is to analize the effectiveness of loan internal control system at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta.
The type of this research was a case study at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta. The techniques of data collection were interview, observation and documentation. Techniques of data analysis was compliance test namely stop-or-go method sampling.
The result showed that the loan internal control system at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta was effective. It was not formid any mistakes when tested by stop or go sampling.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia
usaha termasuk koperasi saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi
adalah salah satu bentuk lembaga keuangan dari ekonomi kerakyatan.
Koperasi terdiri dari berbagai macam fungsi, misalnya koperasi unit
desa, koperasi simpan pinjam, dan Credit Union. Koperasi sebagai
badan usaha senantiasa didorong dan diarahkan ikut serta berperan
secara nyata meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan
anggotanya dan mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi
masyarakat. Koperasi tidak dapat begitu saja memberikan pinjaman
kepada anggotanya karena koperasi harus mampu menanggung resiko
tinggi sebagai akibat dari terjadinya kegagalan perkreditan karena
adanya kredit macet.
Keberhasilan koperasi pemberi kredit mencapai laba atau profit
ditentukan oleh keberhasilan dalam penyaluran kredit dan
pengolahannya. Pada Credit Union Cindelaras Tumangkar, kredit
diberikan kepada anggota penuh Credit Union Cindelaras Tumangkar
yang telah memenuhi persyaratan menjadi anggota dan besarnya
pemberian kredit harus dilihat dari kemampuan anggota dalam
mengembalikan pinjaman. Ada empat jenis kredit yang ditawarkan
Pertama Kredit Usaha Produktif, dengan balas jasa pinjaman sebesar 1,9%
tetap atau 1,9% menurun per bulan dengan sistem setoran menurun atau
tetap. Kedua, Kredit Konsumtif dengan balas jasa pinjaman sebesar 1,9%
menurun per bulan. Ketiga Kredit Properti balas jasa pinjaman sebesar 1,8%
menurun per bulan untuk pinjaman diatas Rp 100.000.000 dan balas jasa
pinjaman sebesar 1,9% menurun per bulan untuk pinjaman kurang atau sama
dengan Rp 100.000.000.-. Keempat, Kredit Musiman dengan balas jasa
pinjaman sebesar 1,8% menurun perbulan.
Penyaluran kredit akan berjalan dengan baik jika sistem yang ada
dalam koperasi berjalan dengan baik pula. Menurut Mulyadi (2001: 164),
sistem pengendalian intern itu dapat dikatakan baik apabila telah
memenuhi unsur-unsur pokok pengendalian intern yaitu : (1) struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, (2)
sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup, (3) praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit organisasi dan (4) karyawan yang mutunya
sesuai dengan tanggung jawabnya.
Sistem pengendalian intern kredit pada Credit Union Cindelaras
Tumangkar dimulai dari perencanaan kredit yaitu calon peminjam
melakukan konsultasi kepada bagian kredit dan mengajukan permohonan
kredit kepada bagian kredit kemudian bagian kredit akan menjelaskan
prosedur kredit beserta aturannya kepada calon peminjam, analisa kredit
kredit, administrasi yaitu berupa kelengkapan syarat-syarat pinjaman dan
pengawasan kredit yaitu berupa pemantaun pengembalian kredit kepada
peminjam, apakah pengembaliannya lancar atau tidak. Menurut Mulyadi
(2001:163) tujuan pengendalian intern adalah :
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipenuhinya kebijakan manajemen
Dari tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama sistem
pengendalian intern adalah mengusahakan agar hasil pelaksanaan kerja
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan juga untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan rencana.
Credit Union Cindelaras Tumangkar, selain memberikan pinjaman juga
memberikan pendidikan terhadap para anggota dengan tujuan agar
pinjaman yang diberikan dapat dikelola dengan baik oleh para anggota.
Dalam Credit Union Cindelaras Tumangkar terdapat ketersediaan
dana cadangan risiko untuk menutup kredit lalai yaitu 3% dana cadangan ini
dipergunakan untuk kepentingan stabilisasi dan tidak boleh dipakai sebagai
penambahan modal kerja Credit Union, serta hanya boleh dipakai untuk
menutupi kerugian mendadak yang diterima oleh Credit Union Cindelaras
Tumangkar, misalnya akibat tidak kembalinya pinjaman, atau
halangan-halangan yang tak terduga. Disamping itu, kebijakan lain yang dipakai
Penelitian ini akan difokuskan pada efektivitas pengendalian intern sistem
pemberian kredit yang terdapat pada Credit Union Cindelaras Tumangkar.
Tujuan pengendalian intern antara lain menjaga kekayaan organisasi
dan mendorong efisiensi. Dalam hal menjaga kekayaan organisasi, Credit
Union Cindelaras Tumangkar harus menjaga semua aset yang dimiliki
koperasi antara lain berupa simpanan anggota. Sedangkan dalam halnya
mendorong efisiensi, berkaitan dengan semua unsur-unsur yang terpenuhi
dalam kaitannya dengan pemberian kredit yang dilakukan oleh Credit Union
Cindelaras Tumangkar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pokok penelitian ini adalah:
Apakah pengendalian intern pemberian kredit pada Credit Union
Cindelaras Tumangkar efektif ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah
Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern sistem pemberian
b. Manfaat Penelitian
1. Bagi koperasi Credit Union
Sebagai bahan evaluasi bagi koperasi Credit Union untuk
mengetahui efektivitas pengendalian intern dalam pemberian
kredit.
2. Bagi penulis
Saya dapat menambah pengetahuan dan mengetahui pengendalian
intern dalam pemberian kredit yang telah diterapkan koperasi
Credit Union dalam mencapai tujuannya.
3. Bagi pihak-pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan
bagi pihak-pihak yang tertarik dalam bidang ini.
D. Sistematika Penulisan
Tujuan dari sietematika penulisan adalah memberikan gambaran
umum hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya,
yang terdiri dari 5 (lima) bab, dengan susunan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, saya akan menguaraikan mengenai teori-teori yang
mendukung dalam proses-proses penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, saya akan menguraikan beberapa hal diantaranya objek
penelitian, metode dan desain penelitian, teknik pengambilan sampel,
teknik pengumpulan data, variabel penelitian, teknik analisis data,
gambaran umum objek penelitian, analisis data dan pembahasan.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini, saya akan memaparkan profil perusahaan yang diteliti.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian analisis dan pembahasan ini, saya akan mendeskipsikan hasil
analisa dan perhitungan berdasarkan metode yang digunakan.
BAB VI PENUTUP
Pada bagian penutup, saya akan memaparkan kesimpulan, keterbatasan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Menurut W. Gerald Cole dalam buku Sistem Akuntansi
yang ditulis oleh Zaki Baridwan (2009: 3) “Sistem adalah suatu
kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan
yang disusun sesuai dengan suatu skema yang
menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
fungsi utama dari perusahaan”.
B. Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi
1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit
”Sistem pemberian kredit adalah jaringan pekerjaan berupa
prosedur pemberian kredit (meliputi pengajuan kredit sampai
kredit dicairkan oleh pihak koperasi) yang saling berhubungan satu
sama lain”.
2. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit
Tujuan dari pembuatan sistem pemberian kredit adalah
untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
dalam mengelola kegiatan operasional koperasi. “Sistem
pemberian kredit hendaknya dapat juga untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui
permohonan kredit tersebut, dan untuk mengusahakan pemberian
kredit dalam waktu relatif singkat” (Tohar, 2000: 108).
3. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar (2000: 107-111) beberapa komponen yang
tercakup dalam sistem pemberian kredit antara lain:
a. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit Urutan kegiatan dalam pengajuan permohonan kredit
meliputi:
1. Permohonan Kredit
Permohonan kredit umumnya dilakukan dengan mengisi
formulir permohonan kredit. Prosedur pengisian formulir
permohonan kredit tersebut adalah sebagai berikut:
a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan
pinjaman yang telah tersedia.
b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon
peminjam dalam pengisian formulir.
c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses.
2. Evaluasi atau Analisis Kredit
Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk
menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon
peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk
melunasi pinjaman tersebut. Rangkaian kegiatan yang dilakukan
a. Melakukan Interview pada Calon Peminjam
Tujuan dari interview atau tanya jawab ini meliputi:
1. Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit
menguasai kegiatan usahanya.
2. Meneliti kembali kebenaran data/informasi yang diterima.
3. Mengenal lebih dekat pribadi sifat serta watak dari calon
peminjam.
4. Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar
belakang kehidupan, pendidikan, dan pengalaman usaha.
b. Melaksanakan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dari
berbagai pihak tentang:
1. Reputasi dan kondisi calon peminjam.
2. Hubungan dengan pemberi kredit, bank, atau koperasi lain,
dan kondisinya sampai saat ini.
3. Penilaian dari teman atau rekan usaha, atau tetangganya
c. Melakukan Peninjauan ke Tempat Usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam
benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sampai
sejauh mana perkembangannya. Dalam peninjauan secara
langsung ini, perlu diperhatikan kondisi lokasi usaha misalnya:
1. Pertanian: kesuburan tanah, sumber air, dan tersedianya
2. Perdagangan: tersedianya pemasaran produksi, letaknya
tempat usaha, perizinan, sumber bahan baku, dan sarana
pengangkutan dan pemasaran.
3. Fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut (angkutan,
sumber air, dan tenaga kerja).
4. Penilaian terhadap barang-barang jaminan yang tercantum
dalam surat pernyataan jaminan dari calon peminjam.
3. Keputusan Pinjaman
Keputusan pinjaman ini berisi hal-hal sebagai berikut:
a. Setiap permohonan harus memperoleh wewenang dari
Pengurus.
b. Manajer Simpan Pinjam di dalam mengambil keputusan,
mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi
dari pengurus kelompok.
2. Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam.
c Ketentuan-ketentuan peminjam yang telah tertulis
pada lembaran evaluasi yang memuat: jumlah
pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman,
besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman,
serta jaminan pinjaman.
Manajer Koperasi Simpan Pinjam yang bersangkutan.
4. Perjanjian Pinjaman
Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini:
a. Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus
dilaksanakan sebelum kredit dicairkan.
b. Penandatanganan perjanjian pinjaman baru dapat
dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil
evaluasi.
c. Perjanjian pinjaman yang dilaksanakan tersebut meliputi
Surat Perjanjian Pinjaman dan Surat Kuasa Menjual
Memindah Hak.
d. Surat Perjanjian yang asli harus disimpan pada koperasi.
e. Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.
f. Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam,
aslinya ada pada kantor koperasi.
5. Pencairan Pinjaman
Pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah
ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus
menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda
terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir, copy-nya
untuk si peminjam. Pinjaman ini diberikan secara tunai
dan tidak dibenarkan diberikan dalam bentuk lain. Bilamana
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.
b. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit
Menurut Anwari (1981: 31-34), adapun pembagian tugas dalam bagan organisasi bidang perkreditan meliputi:
1. Bagian Pembahas Kredit
Tugas utama dari tim ini adalah menyusun laporan pembahasan
kredit. Tugas lainnya yang juga menunjang tercapainya
tugak pokok yang dilakukan oleh bidang ini antara lain meliputi:
a. Menilai atau membahas permintaan kredit peminat kredit.
b. Membuat laporan penilaian atau laporan pembahasan kredit.
c. Mengadakan wawancara/pertemuan dengan peminat kredit.
d. Melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
melengkapi laporan penilaian/pembahasan.
e. Apabila permintaan kredit itu dapat disetujui, maka
disusunlah perjanjian kredit antara Koperasi dengan calon
debitur dengan dicantumkan segala persyaratan yang
masih harus dipenuhi oleh calon debitur. Pelaksanaan
pembuatan perjanjian kredit dilakukan di depan Notaris.
2. Bagian Pelaksana kredit
Sebagai kelanjutan pengelolaan dari permintaan kredit yang
telah disetujui, maka pelaksanaan selanjutnya dilakukan
dibebankan pada bagian ini antara lain meliputi:
a. Meneliti dan mengikuti dengan saksama pemenuhan
persyaratan yang telah ditentukan di dalam perjanjian
kredit yang telah disetujui oleh calon debitur.
b. Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi
kredit) atas penarikan kredit yang dilakukan calon debitur.
c. Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar
selalu dilaksanakan sesuai dengan mata anggaran, serta
pos-pos yang bersangkutan.
d. Meneliti secara terus-menerus perkembangan
pembangunan fisik, dan pemakaian uang yang sebenarnya.
e. Mengikuti perkembangan dan penyelesaian atas
kredit-kredit yang dinyatakan macet.
3. Bagian Administrasi Kredit
Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit
mengajukan permintaan kredit sampai pada pencairan
kredit, dilakukan oleh Bagian Administrasi Kredit. Tugas-tugas
itu dapat diperinci antara lain sebagai berikut ini:
a. Melakukan pencatatan atas permintaan kredit yang masuk
yang meliputi nama peminat kredit, umur, alamat, jabatan
peminat kredit, besarnya jumlah pinjaman yang
diminta, tujuan penggunaan pinjaman, dan
debitur.
b. Mengelola dokumen-dokumen perkreditan yang
dipergunakan sebagai jaminan atas kredit yang diterima
dan mengikuti pelaksanaan asuransi.
c. Menyusun bermacam-macam laporan berkala yang
menyangkut calon debitur yang ada. Menurut Anwari (1981:
53-59) selain ketiga unit organisasi di atas yang berkaitan
dengan kegiatan perkreditan, adapula unit organisasi lain
yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara
lain:
1. Bagian Keuangan
Bagian ini bertugas untuk melaksanakan berbagai
kegiatan tentang pencairan kredit yang meliputi:
a. Menerima data-data berupa Surat Pemberitahuan
berlakunya Pengikatan Perjanjian Kredit dari Bagian
Administrasi Kredit.
b. Diteliti kebenarannya, apabila tidak terdapat
kelainan maka disiapkan uang tunai untuk dibayarkan
kepada debitur.
c. Menerima bukti pengeluaran uang berikut lampirannya
setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai
bukti bahwa uang tunai telah diterima dengan baik dan
d. Meneruskan bukti pengeluaran uang berikut
lampirannya kepada Bagian Pembukuan.
2. Bagian Pembukuan
Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi
yang nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya
meliputi:
a. Menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari
Bagian Keuangan.
b. Melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang
terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas.
c. Membukukan transaksi keuangan yang dimaksud pada
point 2) di atas ke dalam Buku Harian.
c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar (2000: 161-186), adapun dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:
1. Surat permohonan kredit adalah surat yang berisi
permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas
kredit.
2. Surat penyertaan jaminan adalah dokumen yang dibuat
untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan
kredit
3. Evaluasi permohonan pinjaman (penilaian kredit) merupakan
wawancara ataupun dengan survey untuk selanjutnya
diajukan ke Bagian Pelaksana Kredit untuk mendapatkan
keputusan kredit.
4. Keputusan pinjaman adalah surat yang berisi keputusan
tentang jumlah kredit yang disetujui, besarnya bunga yang
diberikan, dan jangka waktu pembayaran kredit.
5. Surat perjanjian pinjaman merupakan surat yang
memuat perjanjian peminjaman uang antara Koperasi
dengan anggotanya serta berisi syarat-syarat dan ketentuan
kredit yang berlaku.
6. Memorandum kredit (surat perintah pencairan kredit)
adalah dokumen yang digunakan oleh Bagian
Analisa/Pelaksana Kredit kepada Bagian Administrasi Kredit
untuk membuka fasilitas kredit yang diberikan kepada calon
debitur yang bersangkutan.
7. Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang
ditujukan kepada calon peminjam berisi informasi
permohonan kredit yang disetujui untuk dicairkan beserta
syarat perjanjian kredit lainnya.
8. Surat penolakan adalah surat yang ditujukan kepada anggota
yang berisi tentang alasan penolakan kredit yang diajukan
oleh anggota.
setiap penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya
penerimaan simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan
lain sebagainya.
10. Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat
setiap pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan
oleh anggota, pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain
sebagainya.
d. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar (2000: 162-163), adapun catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:
1. Buku harian kas/bank yang berfungsi juga sebagai buku
jurnal. Buku harian kas/bank terdiri dari 16 kolom antara
lain sebagai berikut: kas, bank, simpanan anggota, pinjaman
anggota, rekening kelompok, bunga, dan lain-lain.
2. Jurnal umum digunakan untuk mencatat semua transaksi
yang terjadi. Berkurangnya kas akan dicatat dalam Jurnal
Kas Keluar dan bertambahnya kas akan dicatat dalam Jurnal
Kas Masuk.
3. Buku besar dapat terdiri dari lembaran kartu-kartu. Kartu-kartu
ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman
meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan
khusus, dan pinjaman anggota. Namun yang berhubungan
anggota. Kartu pinjaman anggota adalah suatu catatan yang
memuat rincian pinjaman yang diberikan kepada anggota
dalam rangka penambahan modal usaha, konsumtif, dan
lain-lain. Kartu pinjaman selain digunakan untuk pencatatan
pokok pinjaman, juga berfungsi untuk perhitungan bunga
pinjaman.
C. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian
Menurut Mulyadi (2001:163) “Sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen”.
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian yang efektif dan efesien sangat dibutuhkan
oleh organisasi atau perusahaan. Sistem pengendalian diharapkan
mampu merealisasikan rencana yang telah ditetapkan. Menurut
Mulyadi (2001:163) “tujuan pengendalian intern" adalah :
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Mencek ketelitian dan keandalan data akuntansi
c. Mendorong efisiensi
Sesuai dengan tujuannya maka pengendalian intern tersebut dapat
dibagi 2 yaitu : pengendalian intern administrasi (Internal
Administrative Control) dan pengendalian intern akuntansi
(Internal Accounting Control). Pengendalian intern administrasi
terdiri dari prosedur dan catatan yang membantu manajemen untuk
mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian intern akuntansi terdiri
dari prosedur dan laporan dan untuk menjaga aktivitas perusahaan.
Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan
kekayaan para investor dan kredit yang ditanamkan dalam
perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya.
3. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Carl S. Warren (2014: 4 0 1 ) unsur pokok
pengendalian intern meliputi:
a. Lingkungan pengendalian
b. Penilaian resiko
c. Prosedur pengendalian
d. Pengawasan
e. Informasi dan komunikasi
Menurut Mulyadi (2001: 164-172), unsur pokok sistem
pengendalian intern antara lain:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan yang didasarkan pada
prinsip-prinsip:
1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan
penyimpanan dari fungsi pencatatan (akuntansi).
2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab
penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu
transaksi.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,
utang, pendapatan, dan biaya meliputi:
1. Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut dengan membubuhkan tanda
tangan pada dokumen sumber atau dokumen
pendukung.
2. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan
akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu sehingga
akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan
biaya suatu organisasi.
setiap unit organisasi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang telah
ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat
dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara dalam menciptakan
praktik yang sehat melalui:
1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang
pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang
berwenang.
2. Pemeriksaan mendadak (surprised a udit) yang
dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur.
3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal
sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi,
tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi
lain
4. Adanya perputaran jabatan yang diadakan secara rutin
agar dapat menjaga independensi pejabat dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di
antara mereka dapat dihindari.
6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan
dengan catatannya.
7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk
mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian
intern yang lain.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern
yang paling penting karena unsur pengendalian intern
lainnya sangat tergantung pada karyawan atau orang yang
menjalankannya. Cara yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan karyawan-karyawan yang sesuai dengan yang
diharapkan ini dengan cara:
1. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang
dituntut oleh pekerjaannya.
2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi
karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan
perkembangan pekerjaannya.
4. Komponen Pengendalian Intern
Komponen Pengendalian Intern menurut Committee of Sponsoring
Organization of Treadway (2011 : 321), terdiri dari:
1. Lingkungan Pengendalian
Esensi dari suatu pengendalian yang efektif terletak pada sikap
sangat penting, maka orang-orang lainnya dalam organisasinya
akan ikut merasakan dan merespons dengan mengamati dengan
hati-hati pengendalian yang ditegakkan.
2. Penilaian Resiko
Manajemen menilai resiko sebagai suatu bagian dalam
perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk
meminimalkan kesalahan dan kecurangan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian membantu untuk meyakinkan bahwa
tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi
resiko-resiko dalam mencapai tujuan organisasi.
4. Informasi dan Komunikasi
Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi suatu
entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses dan
melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu entitas
dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset yang terkait.
5. Pengawasan
Aktivitas pengawasan berkaitan dengan penilaian yang berjalan
atau penilaian yang berkala atas kualitas pengendalian internal
oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian
D. Credit Union (koperasi kredit)
1. Pengertian
Credit Union adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara
demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan berbagai
produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para
anggotanya. Credit Union juga memiliki beberapa kekhasan yang
dapat membedakannya dari bentuk-bentuk koperasi lainnya.
Kekhasan yang paling utama yaitu terdapat pelatihan-pelatihan
yang diberikan kepada para anggotanya sebelum menjadi anggota
di dalam koperasi tersebut. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan
oleh pihak pengurus tersebut perlu dilakukan supaya dapat
mendidik para anggotanya untuk dapat mengelola pinjaman yang
diberikan secara baik. Hal tersebut perlu dilakukan supaya dapat
meminimalkan adanya kelalaian pinjaman atau pinjaman tak
tertagih, yang dapat merugikan Credit Union itu sendiri.
2. Prinsip-Prinsip Credit Union
Menurut World Council of Credit Unions (WOCCU) terdapat
beberapa prinsip-prinsip Credit Union, yaitu :
1. Struktur Demokratis
a. Keanggotaan terbuka dan sukarela
Keanggotaan didalam Credit Union bersifat sukarela dan terbuka
mendayagunakan pelayanan kepada anggota dan anggota juga
harus mau menerima kewajiban yang harus dipenuhinya.
b. Pengawasan secara demokratis
Setiap anggota di dalam Credit Union memiliki hak yang sama
untuk memberikan pendapat dan ikut serta di dalam
pengambilan keputusan koperasi tanpa dipengaruhi jumlah
simpanan, pinjaman atau apapun itu. Hal ini harus sejalan
dengan prinsip koperasi.
c. Tidak diskriminatif
Dalam kegiatan operasionalnya, pelayanan Credit Union tidak
boleh membeda-bedakan anggotanya baik itu dari segi suku,
jenis kelamin, agama, maupun politik.
2. Pelayanan Anggota
a. Pelayanan kepada para anggota
Pelayanan terhadap para anggotanya harus didahulukan di dalam
setiap kegiatan organisasi.Hal ini bertujuan supaya anggota
dapat merasa nyaman berada dalam organisasi tersebut.
b. Distribusi kepada para anggota
Pengurus harus mendorong sikap hemat kepada para anggotanya
dengan cara menabung dan menyediaan pinjaman serta
pelayanan lainnya. Setelah (RAT) rapat anggota tahunan pihak
pengurus harus membagikan SHU (sisa hasil usaha) terhadap
c. Membangun stabilitas keuangan
Perhatian utama Credit Union adalah untuk membangun
kekuatan finansial daerah secara umum dan secara khusus
untuk para anggotanya.
3. Tujuan Sosial
a. Pendidikan yang terus menurus
Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak pengurus terhadap
para anggotanya harus diberikan secara berkelanjutan dan
bertahap. Hal ini dilakukan supaya para anggota dapat
mengelola uangnya dengan lebih baik dan pihak pengurus juga
dapat memantau perkembangan anggotanya.
b. Kerjasama antar Credit Union
Kerjasama antar koperasi juga dapat dilakukan dalam lingkup
satu daerah, propinsi, negara, maupun internasional.Hal ini
merupakan suatu wadah yang dapat digunakan untuk melihat
perkembangan Credit Union dan dapat memacu Credit Union
lainnya untuk dapat lebih cepat berkembang.
c. Tanggungjawab sosial
Credit Union mempunyai tanggung jawab sosial terhadap
lingkungan internal dan eksternal koperasi. Lingkungan
internal koperasi dalam hal pelayanan terhadap para anggotanya
3. Kebijakan Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Dalam
Credit Union
Tujuan kebijakan diperlukan menetapkan pendekatan dan
standar operasional prosedur credit union sehingga menjadi
panduan bagi manajemen.Panitia kredit, dan pengurus dalam
mencapai tujuan strategis organisasi, memastikan keamanan
tabungan anggota dan membantu dalam mendanai kebutuhan
kredit para anggota. Beberapa kebijakan dalam pemberian kredit
kepada para anggotanya, yaitu :
a. Persyaratan
1. Credit Union tidak memberikan hak otomatis kepada anggota
untuk mendapatkan pinjaman.
2. Credit Union akan berusaha keras membantu setiap anggota
supaya pinjaman yang diberikan dapat memberikan manfaat.
3. Setiap pinjaman yang diberikan sesuai dengan persyaratan
Undang-Undang koperasi, peraturan credit union dan
persyaratan kebijakan lainnya.
4. Credit Union tidak akan membeda-bedakan pemohon
pinjaman berdasarkan status perkawinan, ras, warna kuliat,
warga negara, pandangan politik, agama, dan jenis kelamin.
b. Penilaian (Assesment)
Formulir Permohonan Kredit (FPK) hanya diterima apabila
terlebih dahulu sudah diisi lengkap oleh anggota.
2. Wawancara
Semua anggota yang mengajukan pinjaman harus
diwawancara sebelum pinjaman diputuskan. Data yang
didapat dari wawancara disimpan dan dipergunakan sebagai
pertimbangan untuk pembuatan keputusan.
3. Investigasi kredit
Investigasi kredit didasarkan pada FPKP yang sudah diisi
lengkap.Selain itu investigasi kredit juga didapatkan dari para
penjamin.
4. Pendapatan
Pinjaman tidak akan diberikan kepada anggota yang berusia
kurang dari 18 tahun, kecuali sudah berkeluarga dan kepada
anggota yang tidak ada bukti memiliki pendapatan yang cukup
untuk mengembalikan pinjaman.
5. Jangka waktu pengembalian pinjaman
Jangka waktu pengembalian pinjaman tergantung dari
kesepakatan peminjaman antara Credit Union dan anggota
peminjam.
6. Pinjaman yang ditolak/ditangguhkan
Pinjaman tidak akan diberikan kepada anggota yang pernah
menunjukkan pebaikan catatan pengembalian pinjamannya
dan mampu menghadirkan seorang penjamin yang dapat
dipercaya dan jaminan yang sesuai.
7. Pendelegasian wewenang membuat keputusan
Semua pinjaman yang diputuskan atas pelimpahan wewenang
dari pengurus harus dibuat sesuai peraturan Credit Union.
a. Pinjaman tanpa jaminan (Unsecured Loans)
Pinjaman yang diberikan tidak boleh lebih dari saldo simpanan
anggota.Dan panitia kredit harus lebih hati-hati dalam
memberikan penilain terhadap calon peminjam, supaya dapat
mengurangi resiko tidak dikembalikannya pinjaman.
b. Pinjaman dengan jaminan (Secured Loan)
Batas maksimum pinjaman dengan jaminan adalah Rp
1.000.000.000 (satu milyar rupiah).Semua barang jaminan
yang dapat diasuransikan harus diasuransikan terlebih
dahulu.Jumlah maksimum pinjaman yang disetujui tidak boleh
melebihi jumlah simpanan anggota dan jumlah jaminan
anggota.
c. Barang Jaminan (Securities)
Barang jaminan yang digunakan harus dinilai dulu oleh
panitia kredit apakah barang jaminan tersebut mempunyai
harga yang sepadan.Selain itu, surat-menyurat barang jaminan
d. Suku bunga pinjaman
Suku bunga pinjaman ditentukan oleh rapat
pengurus.Besarnya bunga 2% menurun.
e. Pendanaan (Funding)
1. Penyelesaian dokumen.
Pinjaman dapat dicairkan setelah persetujuan dicapai,
kelengkapan administrasi sudah dipenuhi dan barang jaminan
sudah disepakati dan pengadministrasiannya sudah lengkap.
2. Pencairan pinjaman
Pencairan pinjaman dilakukan melalui kasir.
3. Tanda tangan
Kwitansi/slip pencairan pinjaman harus ditandatangani oleh
kedua belah pihak.
4. Pinjaman yang kedua kalinya (Double loan)
Apabila seorang anggota, yang masih memiliki sisa pinjaman
diberikan pinjaman kedua (bukan pinjaman tambahan),
pinjaman tersebut harus diperlakukan sebagai dua pinjaman
yang terpisah dan harus memerlukan perjanjian pinjaman
pribadi dengan persyaratan tambahan yang dilampirkan pada
perjanjian pinjaman yang kedua. Terdapat beberapa produk
pinjaman yang dapat dipilih oleh para anggotanya dalam
melakukan peminjaman (kredit), antara lain :
Pinjaman yang dipergunakan untuk menambah modal usaha
(Pinjaman yang menghasilkan kembali).
b. Konsumtif
Pinjaman yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga
keluarga.
c. Darurat
Pinjaman yang bersifat mendesak.Contoh : untuk biaya
berobat.
d. Kapital
Pinjaman untuk menambah jumlah simpanan (tabungan). Alat
analisa yang dipergunakan panitia kredit untuk menilai
kelayakan anggota dalam melakukan pinjaman yaitu :
1. Analisa TUKKEPPAR (Induk Koperasi Kredit
Indonesia)
Tujuan kredit.
Kerajinan menabung.
Kemampuan mengembalikan kredit.
Prestasi masa lalu.
Partisipasi anggota terhadap Credit Union.
2. Analisa 5 C (acuan dari Association of Asian
Confederation of Credit Unions).
Analisa dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
a. Character (Watak)
1. Apakah calon peminjam memiliki catatan baik dalam
membayar kredit di CU atau lembaga keuangan lain ?
2. Bagaimana kehendak baik/reputasi/sifat calon peminjam
di masyarakat?
3. Apakah sudah berdomisili tetap?
4. Bagaimana hubungan antar pribadinya?
b. Capacity to Pay (Kemampuan Membayar)
1. Apakah memiliki pekerjaan yang jelas?
2. Bagaimana menerima penghasilan : harian, mingguan,
bulanan?
3. Apakah pendapatan pokok memenuhi target pembayaran
pinjaman?
4. Apakah jangka waktu pengembalian pinjaman
mengantisipasi sumber pendapatan anggota peminjam?
5. Apakah ada pinjaman lain disamping pinjaman ini?
c. Capital Status (Status Modal).
1. Apakah anggota peminjam membangun simpanan secara
teratur?
2. Apakah hak milik perorangan, tabungan, asset bisnis cukup
3. Apakah asset tumbuh ?Atau menabung untuk tujuan dapat
kredit?
d. Collateral/Co-Makers (Jaminan/Penjamin).
1. Apakah jaminan mudah diuangkan kapan saja?
2. Apakah nilai jaminan lebih besar daripada kredit yang
diminta?
3. Apakah penjamin mau menjaminkan simpanannya?
4. Apakah pasangan menyetujui kredit yang diminta?
e. Credit Condisions (Kondisi Kredit).
1. Apakah untuk tujuan yang illegal?
2. Bagaimana dampak terhadap lingkungan?
3. Apakah resiko sangat besar?
4. Apakah tersedia dana yang cukup?
E.Attribute pengujian sampling kepatuhan
Berdasarkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern,
auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan
dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Menurut Jusup (2001 :
401), atribut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji.
Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan
guna mengurangi resiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus
cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar
untuk penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian
Pengujian kepatuhan dengan attribute sampling digunakan
terutama untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern.
Menurut Mulyadi (2002) Attribute Sampling ada 3 model, yaitu :
1. Fixed-Sampling-Size Atribute Sampling
Ditujukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu
tertentu dalam populasi. Model ini dilakukan jika auditor
melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur struktur
pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan
menjumpai beberapa penyimpangan/kesalahan. Prosedur
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a. Penentuan atribute yang akan diperiksa untuk menguji
efektivitas pengendalian intern.
b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya
c. Penentuan besarnya sample
d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi
e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
pengendalian intern
f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel.
Menurut Mulyadi (2001:105), model pengambilan sampel ini
adalah model yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan
akuntan. Pengambilan sample dengan model ini ditujukan untuk
memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu
memperkirakan berapa persen bukti kas keluar (voucher) yang
terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung
yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika akuntan
melakukan pengujian kepatuhan terhadap suatu elemen
pengawasan intern, dan akuntan tersebut memperkirakan akan
menjumpai beberapa penyimpangan (atau kesalahan)
2. Stop-Or-Go Sampling
Metode ini digunakan untuk meyakinkan sesuatu. Model ini dapat
mencegah peneliti mengambil sampel terlalu banyak, yaitu dengan
cara menghentikan pengujian secara dini. Model ini digunakan jika
auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi
sangat kecil.
Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah
menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat
keandalan.
b. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk
pengujian pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang
harus diambil.
c. Membuat tabel Stop or Go Decision
d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Jika AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desire
efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan empat kali
dan hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian intern
dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini peneliti
dapat menggunakan model Fixed-Sampel-Size Atribute
Sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan.
3. Discovery Sampling
Digunakan untuk mencari kecurangan-kecurangan (fraud). Model
pengambilan sampel Discovery Sampling sangat cocok digunakan
jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat
kecil (mendekati nol) dan atribut yang diuji cukup penting.
Prosedur pengambilan sampel dalam model ini :
a. Tentukan attribute yang akan diperiksa
b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil
sampelnya
c. Tentukan tingkat keandalan
d. Tentukan Desire Upper Precision Limit
e. Tentukan besarnya sampel
f. Periksa atribut sampel
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
studi kasus pada Credit Union Cindelaras Tumangkar. Studi kasus
adalah suatu penelitian terhadap obyek tertentu untuk mengamati,
menganalis dan mengevaluasi, serta memecahkan masalah yang
timbul sehingga kesimpulan yang diambil berdasar penelitian ini
hanya berlaku terbatas bagi obyek yang diteliti dan berlaku pada
waktu tertentu.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Credit unionCindelaras Tumangkar Jl.
Rajawali Raya 116 Manukan , RT 05/05, Condong Catur, Depok,
Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian antara bulan Maret sampai
bulan Juni 2014.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penulisan ini :
a. Manajer Credit Union.
b. Bagian perkreditan.
2. Obyek Penelitian
Data yang dicari :
a. Sejarah perkembangan Credit Union Condong Catur.
b. Struktur organisasi Credit Union Condong Catur.
c. Laporan keuangan lima tahun terakhir.
d. Dokumen-dokumen, antara lain :
1) Formulir permohonan kredit.
2) Formulir perjanjian kredit
3) Formulir keputusan kredit.
4) Formulir Penilaian Barang Jaminan
5) Formulir APBK (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Keluarga)
e. Pedoman prosedur pemberian kredit.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi : Dokumen-dokumen yang dipakai dalam pemberian kredit
dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013
Sampel : Sebagian lembar dokumen-dokumen yang dipakai dalam
pemberian kredit dari bulan Januari 2013 sampai bulan
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara digunakan untuk mencari data tentang
gambaran umum Credit Union Cindelaras Tumangkar serta
informasi yang lebih rinci mengenai sistem pemberian kredit
beserta pengendalian internnya. Wawancara dilakukan kepada
bagian persiapan kredit, bagian analisis kredit, bagian keputusan
kredit, bagian pelaksana dan administrasi kredit, serta bagian
supervisi dan pembinaan debitur.
2. Observasi
Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh tambahan data yang
mendukung analisis data dan sistem pemberian kredit serta
gambaran umum credit union.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan meneliti
dokumen dan arsip Credit Union. Teknik dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan dan memeriksa formulir pemberian kredit,
analisis penilaian kelayakan peminjaman kredit, syarat-syarat
perjanjian pinjaman dan buku pedoman dan pelatihan anggota dan
laporan keuangan koperasi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah pemahaman
pendahuluan dengan mengacu pada Kurnianto (TA: 2009) dan
pengujian kapatuhan untuk menjawab masalah kedua.
Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan yaitu:
1. Pemahaman Pendahuluan
Pemahaman pendahuluan dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengendalian intern sistem pemberian kredit yang
dilakukan di Koperasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan sistem sistem pemberian kredit di Koperasi.
b. Mendeskripsikan dokumen-dokumen yang digunakan dalam
sistem pemberian kredit di Koperasi.
c. Mendeskripsikan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
pemberian kredit di Koperasi.
d. Membuat bagan alir (flowchart).
e. Mendeskripsikan unsur pengendalian intern dalam sistem
2. Menentukan efektivitas pengendalian intern sistem pemberian kredit
dengan melakukan pengujian kepatuhan Stop-or-Go Sampling
(Mulyadi : 2002) , antara lain dengan :
a. Menentukan Tujuan penelitian :
1. Adanya penggunaan nomor urut tercetak untuk masing-masing
dokumen-dokumen pemberian kredit.
2. otorisasi pejabat yang berwenang.
3. kesesuaian antara catatan yang tercantum dalam
dokumen-dokumen pemberian kredit dengan yang tercantum dalam
catatan akuntansi.
4. Dibuat saat transaksi terjadi atau segera sesudahnya (ketepatan
waktu).
b. Menentukan Attribute, berupa prosedur permohonan kredit.
Adanya kelengkapan dokumen-dokumen yang dilampirkan pada
posedur permohonan kredit yang terdiri dari :
a. Surat Permohonan Pinjaman
b. Keputusan bagian kredit
c. Surat Perjanjian kredit
d. Surat Pernyataan Penyerahan dan Kuasa Menjual Jaminan (SPP
& KMJ)
f. Nilai Kelayakan Pinjaman Individu (NKPI)
g. Tujuan Pinjaman, Kerajianan Menabung, Kemampuan
mengembalikan pinjaman, Prestasi dan Partisipasi
(TUKKEPPAR)
h. Data Konsultasi Kredit (DKK)
i. Slip Uang Masuk ( SUM)
j. Slip Uang Keluar (SUK)
c. Setelah menentukan attribute, maka langkah berikutnya adalah
menentukan populasi. Populasi yang akan diambil sampelnya
adalah dokumen-dokumen pemberian kredit. Populasi yang akan
diambil adalah dari 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.
d. Besarnya sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL.
Pada prosedur ini auditor menentukan tingkat keandalan yang
akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih
diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling
menyarankan auditor untuk memilih tingkat kepercayaan 90%,
95%, dan 97,5%.
2. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan
Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian
Acceptable Uper Precision Limit
Sample Size Based on Confidence Levels
90% 95% 97.5%
10% 24 30 37
9% 27 34 42
8% 30 38 47
7% 35 43 53
6% 40 50 62
5% 48 60 74
4% 60 75 93
3% 80 100 124
2% 12 150 185
1% 240 300 370
Sumber : Mulyadi (2002: 265)
3. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara
acak.
Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi sampel anggota, maka pemilihan sampel
dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara acak.
Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil dengan
4. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
pengendalian intern.
Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang sudah ditentukan di atas
diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang diambil.
5. Membuat tabel stop-or-go decision.
Tabel stop-or-go decision berisi informasi tentang jumlah sampel
awal dan tindakkan yang harus diambil jika terdapat kesalahan.
Adapun langkah-langkah untuk menyusun stop-or-go decision
Langkah 1
Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan
kesalahan atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel
dihentikan. AUPL dihitung dengan menggunakan rumus:
AUPL=
Tabel 3.3, confidence level factor pada R = 95% dan tingkat
kesalahan = 0 adalah 3, maka AUPL = 3/60 adalah 5%. Jika
kesalahan yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka
pengambilan sampel dihentikan.
Tabel 3.3 Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go
Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on Sample Result
Number of Occurance
Confidance Levels
90% 95% 97.5%
0 2.4 3.0 3.7
1 3.9 4.8 5.6
2 5.4 6.3 7.3
3 6.7 7.8 8.8
4 8.0 9.2 10.3
6 10.6 11.9 13.1
7 11.8 13.2 14.5
- - - -
- - - -
51 61.5 64.5 67.0
Sumber: Mulyadi (2002: 268-269)
Langkah 2
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel =
1 maka confidence level factor pada R = 95% adalah 4,8 dan AUPL
= 4,8/60 adalah 8%. Karena AUPL > DUPL, maka perlu
mengambil sampel tambahan dengan rumus:
SampleSize =
Besar sampel dihitung sebagai berikut : 4,8/5% = 96. Angka
besarnya sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya
sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 2.
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96
anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Karena